SEKRIPSI
OLEH:
ACHMAD KAWAMIL
NIM. 20160703020006
SEKRIPSI
Diajukankepada
Institut Agama Islam Negeri Madura
untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
Program Sarjana Strata Satu (S1) Prodi PerbankanSyariah
Oleh:
ACHMAD KAWAMIL
NIM. 20160703020006
iv
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Bismillahirrohmanirrohim
Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia Nya kepada penulis.
Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurah kepada beliau yang menjadi
suri tauladan manusia, rahmat semesta alam Nabi Muhammad SAW beserta para
Zaman. Tiada kata yang layak kita haturkan selain mengucap syukur kepada Allah
Sumenep” penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan
program sarjana (S1) pada jurusan Perbankan Syari’ah IAIN Madura. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dari banyak
kekurangan baik dalam bentuk materi maupun metodologinya. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari pihak manapun sangat penulis harapkan demi perbaikan
perkuliahan serta berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang
vi
1. Teruntuk kedua orang tuaku Bapak Atnawi dan Ibu Noriya yang telah
sekarang ini.
3. Dr. H. Zainal Abidin,M.Ei., Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
6. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Institut Agama Islam Negeri
untuk kalian semua Sahabat-sahabatku, yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Achmad Kawamil
NIM. 20160703020006
DAFTAR ISI
vii
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................................. v
B. Fokus Penelitian.......................................................................... 4
viii
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ............................................... 27
F. Analisis data.............................................................................. 34
H. Tahapan Penelitian.................................................................... 36
PEMBAHASAN ........................................................................... 38
D. Pembahasan .............................................................................. 63
A. Kesimpulan ............................................................................... 71
B. Saran ......................................................................................... 72
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Komposisi Pemegang Saham ............................................................... 45
Tabel 4.2 Jaringan Kantor PT. BPRS Bhakti Sumekar ........................................ 46
Tabel 4.3 Standart Operating Prosedur (SOP) Bagian / Defisi BPRS
Bhakti Sumekar Sumenep ................................................................... 50
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
produk-produk ada di perbankan syariah juga ikut berkembang pesat. Tidak hanya
mempertahankan bentuk akad yang sudah ada sejak zaman dulu, kini para
mengembangkan berbagai macam model akad baru. Hal ini dilakukan untuk
Salah satu bentuk akad baru dari lembaga keungan syariah yang ada pada
saat ini adalah akad pembiayaan “Ijarah MUntahiya Bittamlik” atau sering
disingkat dengan akad IMBT. Akad IMBT adalah akad sewa menyewa antara
pemilik objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa
yang disewakannya dengan opsi perpindahan hak milik objek sewa pada saat
tertentu sesuai dengan akad sewa. Ketentuan syar’i akad IMBT di atur dalam
Tepat di Sumenep Jawa Timur terdapat sebuah pasar besar yang bernama
Pasar Anom. Pasar yang seringkali kebakaran ini menjadi alasan BPRS Bhakti
2016 ini tentunya sangat bermanfaat bagi UMKM yang tidak dapat membangun
kedainya kembali akibat keterbatasan modal yang mereka miliki. Dengan adanya
1
Osmad Munthaler, Akuntansi Perbankan Syariah,(Yogyakarta,Graha ilmu : 2012), hlm. 122.
1
2
kompleks pertokoan pasar anom baru ini UMKM lebih terintegrasi dan diharap
Akad ini di harapkan bisa membantu para UMKM yang tidak mempunyai
dana cash dalam membayar. Namun pada fakta yang terjadi dilapangan menurut
pengakuan Bapak Ayeng selaku karyawan BPRS Bhakti Sumekar dan Bapak
Hadi selaku kepala kantor koperasi BPRS Bhakti Sumekar mengatakan bahwa
tidak sedikit UMKM yang sudah menghuni kompleks pertokoannya sering kali
pihak (debitur) tidak melakukan apa yang diperjanjikan, misalnya ia (alpa) atau
ingkar janji. Adapun bentuk wanprestasi bisa berupa empat kategori yakni :
memberikan kebijakan yang kurang berpihak terhadap debitur atau menaruh harga
yang terlalu tinggi sehingga pihak debitur menunggak dalam membayar atau
bahkan ingin memutus kontrak dengan pihak kreditur. Hal ini menjadi
2
Observasi dilakukan pada 15 Oktober 2019 di kantor koperasi Kompleks Pertokoan Pasar Anom
3
Raden Rijanto, Aspek Hukum Dalam Ekonomi (Sukabumi, Al Fath Zumar : 2014 ) hlm.119
3
bagi kredit terkena musibah atau dengan melakukan penyitaan bagi kredit yang
untuk melunasi kredit seperti yang telah disepakati. Kemacetan suatu fasilitas
Dalam hal ini pihak analisis kredit kurang teliti baik dalam mengecek
4
Kasmir, Manajemen Perbankan(Jakarta, PT Raja Grafindo Persada : 2012) hlm.120
5
Wangsa Widjaja, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta, PT Gramedia Pusaka Utama : 2012)
hlm.462
4
akibat kolusi dari pihak analisis kredit dengan pihak debitur sehingga dalam
macet.
kemauan untuk membayar tetapi tidak mampi dikarenakan usaha yang dibiayai
B. Fokus Penelitian
6
Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada : 2012) hlm.120
5
Sumenep?
Sumenep?
C. Tujuan Penelitian
Sumekar Sumenep.
Sumenep.
D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi Peneliti
Bagi Bank diharapkan peneliti ini dapat berguna sebagai bahan masukan
untuk pengelolaan kinerja keuangan Bank Syariah yang lebih baik, khususnya
Wanprestasi. Selain itu, berguna juga sebagai tambahan wawasan peneliti lain
yang akan mengkaji lebih dalam mengenai Ilmu Manajemen Pembiayaan dan
Perbankan Syariah
E. Definisi Istilah
tersebut adalah:
1. Wanprestasi
berarti buruk atau jelek dan “prestatie” berarti kewajiban yang harus dipenuhi oleh
debitor dalam setiap perikatan. Wanprestasi (default atau non fulfiment atau
muntahiya Bittamlik (IMBT) atau financial lease. Akad ini diartikan sebagai akad
sewa menyewa antara pihak bank dan nasabah, dimana pada akhir periode
7
Eko Rial Nugroho, Penyusunan Kontrak,(Yogyakarta, Suluh Media : 2018), hlm.55-57
8
Rachmadi Usman, Produk Dan Akad Penyaluran Dana Syariah,(PT. Citra Aditya Bakti :2009),
hlm.240
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Definisi IMBT
Akad IMBT adalah salah satu bentuk pembiayaan yang menggabungkan
antara akad al-bai dan ijarah. menurut Undang-Undang Perbankan No.10 Tahun
1998, Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dan pihak lain
yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka
waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Di dalam perbankan syariah,
pihak bank kepada nasabah yang membutuhkan dengan memberikan imbalan atau
ketentuan syariah dan sekaligus dapat dijadikan pedoman bagi LKS dalam
hak milik atas benda yang disewa kepada penyewa setelah selesai masa sewanya.
8
9
Bittamlik adalah akad sewamenyewa barang antara pihak bank (muajjir) dan
penyewa/nasabah (musta’jir) yang diikuti janji bahwa pada saat yang telah
kontrak jual beli dan sewa (sewa beli) atau Iebih tepatnya akad sewa yang diakhiri
yang membedakannya dengan ijarah murni. Penjelasan atas Pasal 19 ayat (1)
hak guna atau manfaat dari suatu barang atau jasa berdasarkan transaksi sewa
dana dalam rangka memindahkan hak guna atau manfaat dari suatu barang atau
Muntahiya Bittamlik, yang dimaksud dengan sewa beli (al ijarah muntahiya
Bittamlik), yaitu perjanjian sewa menyewa yang disertai opsi pemindahan hak
milik atas benda yang disewa, kepada penyewa, setelah selesai masa sewa.9
3. Perpindahan Kepemilikan
Proses perpindahan kepemilikan barang dalam transaksi IMBT dapat
a. Hibah
barang dengan cara hibah dari pemilik obyek sewa kepada penyewa.
9
Wangsa Widjaja, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta, Kompas Gramedia Building : 2012),
hlm.267-270
10
Ibid, hlm.46
11
Yakni transaksi ijarah yang diikuti dengan janji menjual barang obyek
sewa dari pemilik obyek sewa kepada penyewa dengan harga tertentu11
relatif lebih besar. Karena sewa yang dibayarkan relative besar, akumulasi sewa
diakhir periode sewa sudah mencukupi untuk menutup harga beli barang dan
margin laba ynag ditetapkan oleh bank. Dengan demikian bank dapat
menghibahkan barang tersebut di akhir masa periode sewa kepada pihak penyewa.
Pada al-bai’ wal ijarah muntahiyah bittamlik dengan sumber pembiyaan dari
dilakukan secara bulanan. Hal ini disebabkan karena pihak bank harus
mempunyai cash in setiap bulan untuk memberikan bagi hasil kepada para
nasabah yang dilakukan secara bulanan juga. Akad ijarah yang sejak awal akad
pihak penyewa, sewa menyewa suatu barang dengan pembayaran sewa secara
angsur dalam kurun waktu tertentu dengan jumlah tertentu kemudian pada saat
kecil, karena sewa yang dibayar relative kecil, akumulasi nilai sewa yang sudah
dibayarkan sampai akhir periode sewa belum mencukupo harga beli barang
tersebut dan margin laba yang ditetapkan oleh bank, karena itu, untuk menutupi
11
Sunarto Zulkifli ,Panduan Praktis Perbankan Syariah,(Jakarta, Perpustakaan Nasional: Katalog
dalam Terbitan (KDT) Zulkifli : 2007),hlm 46
12
kekurangan tersebut, bila pihak penyewa ingin memiliki barang tersebut, ia harus
B. Pembiayaan Bermasalah
lagi untuk melunasi kreditnya akibat wanprestasi yang dilakukan oleh debitur.
Istilah lain dari wanprestasi adalah cidera janji atau ingkar janji. Secara umum
perikatan, baik perikatan yang timbul karena perjanjian maupun perikatan yang
12
Draft Ijarah Muntahiya Bittamlik
14
dibitor dalam setiap perjanjian. Prestasi merupakan isi dari suatu perjanjian,
apabila debitor tidak memenuhi prestasi sebagaimana yang telah ditentukan dalam
demikian, menurut hubungan yang terjadi antara pihak bank dan nasabah, harus
didasarkan pada Syariat Islam. Pola hubungan yang didasarkan pada keinginan
urtuk menegakkan system syariah tersebut diyakini sebagai pola hubungan yang
kokoh antara pihak bank dan nasabah. Jika terjadi perselisihan pendapat, baik
dalam penafsiran maupun pelaksanaan isi perjanjian kedua belah pihak akan
untuk menutup kerugian pihak bank, pihak bank dapat melakukan penyelesaian
13
Eko Rial Nugroho, Penyusunan Kontrak,(Yogyakarta, Suluh Media : 2018), hlm.55-57
15
C. Manajemen Risiko
risiko sangat penting untuk diterapkan. Manajemen risiko adalah suatu bidang
risiko.
Menurut Satria Agus Susilo dan Dina Fitrisia Septiarini Dapat disimpulkan
yang terdiri dari proses identifikasi, mengukur risiko dan memantau risiko dalam
rangka manajemen risiko agar suatu organisasi dapat bertahan sehingga tidak
14
Irham Fahmi, Manajemen Risiko, (Bandung, Alfabeta: 2016), hlm. 2-3.
15
Satria agus susilo, Dina Fitrisia Septiarini “Manajemen Risiko Likuiditas Di BMT Abc Jawa
Timur”JESTT, VoL. 2, No. 6. (Juni 2015), hlm. 485.
16
pengaruh yang mungkin timbul baik secara jangka pendek dan jangka panjang.
dirancang secara detail maka artinya perusahaan telah membangun arah dan
sebagainya.
Adapaun sasaran utama yang hendak dicapai oleh manajemen risiko terdiri
dari:
16
Irham Fahmi, Manajemen Risiko, (Bandung, Alfabeta : 2016), hlm. 3.
17
permohonan pembiayaan yang diajukan oleh calon nasabah antara lain dikenal
economy.
a. Character
kewajiban membayar kembali pembiayaan yang telah diterima hingga lunas. Cara
yang perlu dilakukan oleh bank untuk mengetahui charcter calon nasabah antara
lain:
1) BI Cheking
b. Capacity
17
Abbas Salim, Asuransi & Manajemen Risiko, (Jakarta, RajaGrafindo Persada: 2012), hlm. 201.
18
c. Capital
Modal merupakan jumlah yang dimiliki oleh calon nasabah atau jumlah
dana yang akan disertakan dalam proyek yang dibiayai. Semakin besar modal
yang dimiliki dan disertakan oleh calon nasabah dalam objek pembiayaan akan
semakin meyakinkan bagi bank akan keseriusan calon nasabah dalam mengajukan
pembiayaan dan pembayaran kembali. Cara yang ditempuh oleh bank untuk
2) Uang muka
d. Collateral
yang diajukan. Agunan merupakan sumber pembayaran kedua. Dalam hal ini
nasabah tidak dapat membayar angsuran, maka bank syariah dapat melakukan
18
Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 120.
19
pembiayaan yang melebihi dari nilai agunan, kecuali untuk pembiayaan tertentu
e. Condition of economy
ekonomi. Bank perlu melakukan analisis dampak kondisi ekonomi terhadap usaha
calon nasabah dimasa yang akan datang, untuk mengetahui pengaruh kondisi
setiap pejabat kredit bank sebagai wujud pelaksanaan prinsip kehati-hatian dalam
penyaluran kredit bank kepada semua nasabah debitur agar kelak bank dapat
19
Ibid,hlm.125
20
Ibid, hlm.125
20
penataan kembali (restructuring). Bank Umum Syariah (BUS) dan UUS dapat
penurunan kemampuan pembayaran dan masih memiliki prospek usaha yang baik
dengan cara:
tempo pembiayaan, dan BUS atau UUS dapat menetapkan kembali besarnya ujrah
a. Aktiva ijarah dimiliki oleh BUS atau UUS Jangka waktu perpanjangan paling
b. Aktiva ijarah bukan milik BUS atau UUS Jangka waktu perpanjangan paling
pembiayaan, antara lain jumlah angsuran, jangka waktu, jadwal pembayaran dan
Konversi pembiayaan terhadap aktiva ijarah yang dimiliki oleh BUS atau UUS
a. BUS atau UUS menghentikan akad pembiayaan dalam bentuk ijarah atau ijarah
b. Dalam hal terdapat perbedaan antara nilai wajar aktiva ijarah dengan nilai buku
1) Apabila nilai wajar lebih kecil daripada nilai buku ditambah tunggakan
angsuran ijarah, maka BUS atau UUS mengakui kerugian sebesar selisih
tersebut;
2) Apabila nilai wajar lebih besar daripada nilai buku ditambah lagi tunggakan
d. BUS atau UUS mencatat pembiayaan dalam bentuk atau musharakah sebesar
pembiayaan baru. 22
21
Wangsa Widjaja, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta, Kompas Gramedia Building : 2012),
hlm.462
22
untuk menarik kembali pembiayaan debitur dengan kategori macet, terutama yang
sudah jatuh tempo atau sudah memenuhi syarat pelunasan. Pembiayaan Macet
Pembiayaan macet juga dapat menimbulkan sengketa antara bank dan nasabah.
sengketa sesuai dengan isi akad dan tidak boleh bertentangan dengan prinsip
syariah. Penyelesaian sengketa dilakukan sesuai dengan isi akad adalah upaya
22
Wangsa Widjaja, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta, Kompas Gramedia Building : 2012),
hlm.463
23
Ibid, hlm.465
23
pembiayaan macet (golongan V) yang dapat ditempuh oleh bank adalah berupa
Dari hasil semua referensi dan hasil penelitian yang penulis telusuri, pada
hasil penelusuran tersebut penulis mendapat sumber referensi yang membahas dan
yang bersangkutan dari penelitian yang penulis ajukan ini, namun tetap memiliki
musyarakah di BPRS Bhakti Haji Malang, untuk mengetahui metode atau cara
Rakyat Syariah Bhakti Haji Malang. Metode penelitian yang dilakukan oleh
24
Wangsa Widjaja, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta, Kompas Gramedia Building : 2012),
hlm.466
24
dengan maksud untuk mengetahui dan menemukan fakta-fakta dan data yang
kejelasan makna, kesesuaian, serta relevansinya dengan data yang lain, upaya
ini disebut editing, editing adalah membetulkan jawaban yang kurang jelas,
meneliti jawaban, menyesuaikan jawaban yang satu dengan yang lainnya serta
responden.25
wanprestasi dalam perjanjian kredit di bank bri kcp jombang kota. tujuan
terjadinya wanprestasi dalam perjanjian kredit di bank bri kcp jombang kota.
deskriptif. Jenis dan sumber data yang digunakan adalah bahan hukum primer
25
Soca daru indraswari, penyelesaian wanprestasi dalam perjanjian musharakah di BPRS Bhakti
haji Malang, jurnal diakses pada 5 februari 2020
25
dengan penelitian penulis. Bahan hukum sekunder yang diperoleh dari buku,
literatur, dokumen resmi, karya ilmiah, dan jurnal hukum para ahli. Teknik
pengumpulan data dengan cara atau metode turun secara langsung ke lapangan
data melalui tanya jawab langsung dengan pihak Bank BRI KCP Jombang
Kota.26
3. Penelitian oleh Ivo Shella Andaresta Sinaga tentang penerapan akad ijarah
s.parman. Adapun tujuan dari penelitian yang penulis lakukan antara lain:
Medan S.Parman. Dalam melakukan penulisan ini, metode analisa data yang
memberikan gambaran secara umum dan sistematis tentang akad Ijarah yang
metode ini adalah karena penulisan ini berupa gambaran dari salah satu praktek
pembiayaan syariah Ijarah yang saat ini belum begitu banyak dikenal oleh
publik dengan intensif. Dalam hal ini pengumpulan data dan informasi atau
bahan yang dipergunakan penulis guna untuk menyelesaikan skripsi ini penulis
26
(Fitri Ayu Ranti tentang penyelesaian wanprestasi dalam perjanjian kredit di bank bri kcp
jombang kota, jurnal diakses pada 1 januari-juni 2019)
26
27
Ivo Shella Andaresta Sinaga, Penerapan akad ijarah muntahiyah bittamlik pada produk kpr di
Pt Bank Brisyariah tbk kc Medan s.parman, Pada tahun 2019
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
dari adanya pendekatan penelitian ini tidak lain untuk mempermudah analisis, dan
bermaksud untuk memahami fenomena tetang apa yang dialami oleh subjek
holistic (menyeluruh) dan deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.30
28
Andi Prastowo, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hlm.
180-181
29
Lex J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualtitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hlm 6
30
Ibid, hlm. 4
27
28
terhadap kenyataan sosial yang menjadi focus penelitian, dan kemudian ditarik
B. Kehadiran Peneliti
sebagai instrument sekaligus pengumpulan data oleh karena itu kehadiran peneliti
lapangan peneliti sudah harus mengetahui beberapa informasi mengenai hal yang
akan diteliti.
pengamatan dengan cara melihat kondisi para karyawan dalam bekerja di BPRS
pihak-pihak yang terlibat sesuai dengan waktu yang ditentukan yaitu 1 bulan.
yang bersangkutan.
C. Lokasi Peneliti
mengarah pada objek yang akan diteliti dan tidak meluas kepada hal lain di luar
objek penelitian. Penelitian yang akan menjadi objek penelitian bagi peneliti
31
Buna’i, Penelitian Kualitatif, (Sumenep: Perpustakaan STAIN Sumenep Press, 2008), hlm. 65-
66.
29
D. Sumber Data
Sumber data adalah salah satu hal yang paling vital dalam penelitian.
data yang diperoleh tidak sesuai dengan yang dibutuhkan, oleh karena itu peneliti
tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini
jenis datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto,
dan statistic. 33penelitian ini menggunakan sumber data, yaitu sumber data primer
1. Data Primer
Data primer adalah data yang didapatkan dari subjek dengan cara
dengan para karyawan yang bekerja di BPRS Bhakti Sumekar Sumenep untuk
32
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif R&D, (Jakarta: Alfabeta, 2011), hlm. 137.
33
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014),
hlm. 157.
30
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung di peroleh dari
sumber pertama atau subjek yang telah tersusun dalam bentuk dokumen tertulis.
34
data sekunder dalam penelitian ini berupa buku-buku sebagai referensi atau
sumber lain seperti jurnal, media masa, majalah, atau literature yang berhubungan
Sumber data dalam penelitian kali ini adalah kedua-duanya karena untuk
yang mengacu pada focus penelitian dan dokumen untuk memperkuat data.
digunakan dalam penelitian kualitatif. Prosedur ini merupakan suatu cara bagi
peneliti dalam mengumpulkan data, sehingga hal ini akan mempermudah peneliti
peneliti adalah :
1. Observasi
unsure-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek
34
Ibid.
35
Afifuddin, Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV. Pustaka Setia,
2012), hlm. 134.
31
a. Observasi Partisipasi
kepada sumber data bahwa ia sedang melakukan penelitian sehingga sumber data
mengetahui aktivitas peneliti sejak awal sampai akhir. Tetapi ada saatnya peneliti
tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau data yang dicari
terus terang atau tersamar. Jadi peneliti terus terang kepada pihak BPRS Bhakti
anom. Mungkin ada kalanya juga peneliti tersamar jika membutuhkan data yang
bersifat rahasia.
36
Sugiyono, memahami penelitian kualitatif, ( Bandung: Alfabeta, 2016), hlm 67.
32
2. Wawancara
Menurut kartono sebagaimana dikutip oleh Imam Gunawan wawancara
adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu, ini
merupakan proses Tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-
wawancara semi terstruktur ini lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara
37
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif-Teori Dan Praktik, ( Jakarta: Bumi Aksara,
2014), hlm. 160,
38
Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 413.
33
terstruktur, karena pihak yang diajak untuk wawancara diminta pendapat, dan ide-
idenya.39
c. Wawancara Terstruktur
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa
dalam proses pengumpulan data saat wawancara, namun juga karena sifatnya
yang terstruktur peneliti tidak bisa terlepas dari pertanyaan-pertanyaan yang telah
3. Dokumentasi
39
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, hlm. 191.
40
Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, hlm. 412.
41
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 157-162.
34
F. Analisis data
1. Cheking
2. Organizing
Artinya data yang telah dicek di klarifikasikan sesuai dengan arah dan
focus penelitian.
1. Perpanjangan Keikutsertaan
ini tidak dapat memerlukan perpanjangan kehadiran penelitian karena data yang
42
Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Malang: UIN Maliki Press, 2010), hlm. 288.
35
2. Ketekunan Pengamatan
3. Triangulasi
Fakta tidak dapat diperiksa derajat kepercayaan dengan suatu teori atau
lebih. Hal ini dipertegas bahwa yang demikian dinamakan penjelasan banding. 44
c. Triangulasi Sumber
43
Lexy J. Moleong, metodologi penelitian kualitatif, hlm. 330.
44
M. Djunaidi Chong dan Fauzan Almansur, metodologi penelitian kualitatif, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2014), hlm. 322-323.
36
H. Tahapan Penelitian
tiga tahap.
akan dilakukan
sudah ditetapkan
lingkungan sosial, fisik, dan keadaan alam yang terdapat dilokasi tersebut.
sekiranya faham terhadap apa yang diharapkan oleh peneliti dan informan
peneliti.
kertas dan bolpen untuk mencatat apa yang diperoleh dari informan
37
c. Berperan serta sambil menyimpulkan data yaitu dengan cara wawancara dan
dokumentasi
Kewenangan Propinsi sebagai daerah otonom, maka kewenangan otonom saat ini
merata.
yang sangat ideal adalah lembaga keuangan mikro, dalam hal ini adalah Bank
38
39
Tbk pada tanggal 27 Desember 2001. Dalam MOU tersebut pihak PT. Bank
Gambar 4.1
Logo BPRS Bhakti Sumekar
1) Makna Umum
berkembang.
45
Https://bhaktisumekar.co.id/2015-05-07-19-03-11/latar-belakang. Html, diakses pada tanggal 28
Desember 2019.
40
warna hijau pada umunya identik dengan dunia Islam. Warna kuning
1) Berkembang
Dengan etos kerja yang kuat serta memiliki ide kreatif yang tinggi dan
2) Harmonis
3) Amanah
Konsisten dan bertindak adil, bersikap tegas dengan rasa tanggung jawab
4) Kepuasan Nasabah
SDM yang terampil, ramah, senang melayani dan didukung teknologi unggul.
41
5) Transparan
menjunjung tinggi pelayanan yang tebaik sehingga tebentuk suasana bersih dan
berwibawa.
6) Integritas
Bertaqwa, penuh dedikasi, jujur, selalu menjaga nama baik, serta saat
1) Visi
2) Misi
a) Intermiediasi antar pelaku ekonomi yang berlebih dengan yang kurang dalam
menengah.
3) Motto
46
Dokumen BPRS Bhakti Sumekar Sumenep diolah peneliti tahun 2019.
47
Https://bhaktisumekar.co.id/2015-05-07-19-03-11/visi-misi, diakses pada tanggal 28 Desember
2019.
42
a) Tabungan Barokah
c) Deposito Mudharabah
e) Tabungan Qurban
f) Tabungan Haji
a) Pembiayaan UMKM
c) Gadai Emas/Rahn
e) Pembiayaan Elektronik
g) Pembiayaan Pensiunan
48
Dokumen BPRS Bhakti Sumekar Sumenep diolah peneliti tahun 2019.
43
Telah disetujui pula oleh Bank Indonesia pada tanggal 20 Pebruari 2002
menjadi PT. BPR Bhakti Sumekar dengan Akte Nomor 24 tanggal 16 September
nama PT. BPR Bhakti Sumekar menjadi PT. BPRS Bhakti Sumekar dalam akte
nomor 64 tanggal 30 Juli 1992 dari notaris Yanita Poerbo, SH yang telah diubah
dengan akta perubahan yang terakhir nomor 4 tanggal 13 Agustus 1999 dari
notaris Ny. Rilia Devi Indrawati, SH., modal dasar Bank terdiri dari 500 lembar
saham dengan nilai nominal Rp. 500.000 per lembar saham. Modal tersebut telah
Rp. 245.000.000,-
menjadi Rp. 2.000.000.000,- oleh pemilik baru dan mendapat persetujuan dari
Akte nomor 6 tanggal 7 Juli 2003 oleh Notaris Ny. Sukarini, SH, notaris di
49
Https://bhaktisumekar.co.id/2015-05-07-19-03-11/status-hukum-dan-riwayat. html diakses pada
tanggal 28 Desember 2019.
45
dan modal setor menjadi Rp. 15.000.000.000,- (lima belas milyarrupiah) serta
Februari 2004, pada tahun 2004 mengalami perubahan dengan modal dasar
menjadi sebesar Rp. 160.000.000.000,00 (seratus enam puluh milyar rupiah) yang
terbagi atas 32.000 (tiga puluh dua ribu) lembar saham dengan nilai nominal
sebesar Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah) per lembar saham. Dari modal dasar
Tabel 4.1
Komposisi Pemegang Saham
50
Tim Penyusun Laporan Keuangan. Laporan Keuangan (Sumenep: BPRS Bhakti Sumekar,
2019).
46
Tabel 4.2
Jaringan Kantor PT. BPRS Bhakti Sumekar
Gambar 4. 2
Struktur Organisasi BPRS Bhakti Sumekar
Sumber: Data Penelitian, Dokumen BPRS Bhakti Sumekar, 2019.
Syariah (DPS) memiliki wewenang untuk memberikan nasihat dan saran syariah
bank syariah tersebut. Dalam kegiatan operasioanal bank dikepalai oleh seorang
direksi yang di dampingi oleh kedua direksi lainnya. Dewan direksi membawahi
lima kepala bagian yaitu kepala bagian yaitu kepala bagian pembiayaan komersil
dan UKM, kepala bagian pembiayaan konsumtif dan dana, kepala bagian
operasional, kepala bagian umum dan kepala bagian cabang. Yaitu Novi
Sujatmiko, Hairil Fajar dan Cahya Wiratma. Dalam menjalankan tugasnya, direksi
dapat mengangkat pejabat eksekutif untuk lingkup kerja yang berada dibawah
sebagai berikut:
2) Dewan Komisaris
4) Direksi
51
Https://bhaktisumekar.co.id/2015-05-07-19-03-11/struktur-organisasi, html diakses tanggal 28
Desember 2019.
50
Tabel 4.3
Standart Operating Prosedur (SOP) Bagian / Defisi BPRS Bhakti Sumekar
Sumenep
- Mengajukan persetujuan
permohonan pembiayaan kepada
komite pembiayaan.
- Bertanggung jawab atas
kelancaran pengembalian dana
yang telah disalurkan.
• Membantu AO dalam menjalankan
tugasnya.
• Mempromosikan produk-produk
pembiayaan dan pendanaan
• Menghimpun dana dari masyarakat,
institusi dan lembaga-lembaga sosial
kemasyarakatan.
• Mengelola pembiayaan dengan plafond
AAO <Rp. 25.000.000,- per nasabah:
- Mencari nasabah pembiayaan
potensiil.Melakukan analisa
kelayakan permohonan
pembiayaan.
- Mengajukan persetujuan
permohonan pembiayaan kepada
komite pembiayaan.
- Bertanggung jawab atas
kelancaran pengembalian dana
51
✓ Bertanggung jawab
menyiapkan dokumen
perjanjian pembiayaan dan
assesorisnya
✓ Mencatat semua transaksi
pembiayaan
53
✓ Membebankan biaya-biaya
terkait dengan persetujuan
pembiayaan.
✓ Bertanggung jawab atas
kelancaran pengembalian dana
yang telah disalurkan.
✓ Melakukan pengawasan dan
pembinaan terhadap nasabah-
nasabah kelolaannya
✓ Mengajukan lelang apabila
nasabah wan prestasi
• Melayani nasabah pembiayaan gadai
emas dengan melakukan transaksi emas
sesuai ketentuan yang berlaku dan
profesional.
• Memastikan keakuratan dan keaslian
barang hasil taksasi emas sesuai
PENAKSIR
ketentuan dan kewenangan yang
berlaku.
• Bertanggung jawab terhadap penetapan
kualitas agunan emas.
• Bertanggung jawab terhadap
penimbangan berat agunan emas.
• Melaksanakan tugas dan
pemeliharaan, kerapian dan keindahan
bank.
• Memelihara dan mengamankan
barang inventaris milik bank.
SECURITY
• Memelihara dan mengamankan
gedung milik bank dengan penuh
tanggung jawab dan disiplin tinggi.
• Menyambut nasabah yang datang ke
kantor.
Sumber: Data penelitian, Dokumen BPRS Bhakti Sumekar, 2019.
B. Paparan Data
alih pengelolaan pasar anom baru Sumenep, Madura, Jawa Timur dari dinas
Pasar anom baru sumenep diresmikan oleh bupati sumenep pada tanggal
31 oktober 2016. Pasar baru tersebut dibangun dengan konsep semi modern yang
54
terdiri dari dua lantai. Lantai pertama terdiri dari 218 toko dan lantai kedua
sebanyak 212 toko. Dimana ada 180 toko yang sudah ditempati atau sudah
sepakat dalam transaksi akad Ijarah Muntahiya Bittamlik. Pertokoan pasar anom
terdiri dari tiga bagian. Yaitu toko seharga Rp. 120.000.000, Stand seharga Rp.
90.000.000 dan Kios seharga Rp. 37.500.000 yang semuanya dicicil selama 15
tahun. Pembangunan ini diproyeksikan bagi pedagang pasar anom baru yang
terdampak kebakaran.
Akad yang digunakan oleh BPRS pada pertokoan pasar anom adalah akad
Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT). yaitu perjanjian sewa menyewa yang disertai
opsi pemindahan hak milik atas benda yang disewa, kepada penyewa, setelah
selesai masa sewa.52 Sebagaimana yang dijelaskan oleh Bapak Khairil Anwar
“dulu kan mas tau sendiri mengenai kondisi pasar ini yang sering sekali
kebakaran. Dari situlah kami pihak BPRS ingin membantu para pelaku
usaha yang terdampar akibat kebakaran tersebut. Pertokoan pasar anom ini
modelnya semi modern mas dengan akad sewa beli. Kami memilih akad
sewa beli atau IMBT karena kami berharap para pelaku usaha kecil bisa
segera kembali memulai usahanya disini dengan tidak terlalu membebani
mereka dengan harga toko. Dengan akad inilah para pelaku usaha ini bisa
memiliki toko dengan harga yang terjangkau. Jadi tidak nyewa terus
menerus seperti kebanyakan pertokoan lainnya”53
Bapak diki selaku marketing juga menambahkan tentang jangka waktu hak
“memang akadnya adalah IMBT tapi yang nasabah miliki hanya tokonya
saja bukan beserta tanahnya. Jadi jangka waktu akad ini selama 15 tahun
setelah itu urusan nasabah bukan sama pihak BPRS lagi. Melainkan
dengan yang punya tanah yaitu pemerintah daerah atau PEMDA” 54
52
Wangsa Widjaja, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta, Kompas Gramedia Building : 2012), hlm
270
53
Khairil Anwar, Marketing, wawancara langsung (05 juni 2020)
54
Diki, marketing, wawancara langsung (05 juni 2020)
55
Sumenep
awal yang dilakukan BPRS Bhakti Sumekar Sumenep ketika nasabah mengajukan
pembiayaan
nasabah menurun.
Dari kusioner yang peneliti bagikan lewat pihak BPRS dikarenakan SOP
terhadap debitur. Salah satu alasannya adalah karena pandemi dan yang kedua
Identitas nasabah yang di rahasiakan. Maka nama responden hanya boleh ditulis
55
Hadi, kepala divisi asset, persediaan,& pembiayaan,wawancara langsung (04
juni 2020)
56
“Penghasilan saya sehari-hari tidak nentu mas, soalnya dari segi tempat
saya agak masuk kedalam jadi orang-orang lebih memilih belanja di area
Dari pernyataan Ibu Ila selaku Nasabah pertokoan pasar anom di BPRS maka
peneliti langsung memberitahukan kepada pihak BPRS dan ditanggapi oleh Bapak
“ada sekitar enam orang yang melakukan wanprestasi disini mas. Dan 2
orang yang mengembalikan toko karena sudah tidak sanggup untuk
melanjutkan dikarenakan ketidak sanggupan untuk membayar. Dari semua
kasus yang saya amati tentu salah satu faktornya adalah sepi pembeli. Dan
juga karena toko ini sangat banyak, ada 430 toko dalam satu gedung, maka
kestrategisan tempat juga sangat berpengaruh”57
Hal ini dibenarkan oleh salah satu nasabah dengan nama Anwar.
“ kita cukup terbantu lah dengan hadirnya BPRS ini. Harga toko yang
semula Rp. 160.000.000 dapat potongan 25% sehingga menjadi Rp. 120.000.000,
kita cicil selama 15 tahun, perbulan kita bayar sekitar Rp. 900.000”59
56
Ila, Nasabah Pertokoan Pasar Anom di BBPRS (4 juni 2020)
57
ibid
58
Novi Sujatmiko, direktur utama BPRS Bhakti Sumekar (7 juni 2020)
59
Anwar, Nasabah Pertokoan Pasar Anom BPRS Bhakti Sumekar (7 juni 2020)
57
Adapun penjelasan dari Bapak Hadi selaku kepala divisi asset dan
berkembang.
“kalo orang yang jualan disini mas rata-rata kan hanya orang pedagang
tanpa strategi. Jadi teknik pemasaran dan produknya ya itu-itu aja tanpa
melihat kompetitornya.”60
dalam melakukan pembayaran. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor salah
Dari kusioner yang peneliti bagikan lewat pihak BPRS dikarenakan SOP
terhadap debitur. Salah satu alasannya adalah karena pandemi dan yang kedua
Identitas nasabah yang di rahasiakan. Maka nama responden hanya boleh ditulis
60
Hadi, kepala divisi asset, marketing dan pembiayaan (4 juni 2020)
61
Maulidi Wira Kusuma selaku divisi marketing (9 juni 2020)
58
a. Kestrategisan Tempat
Ada sebanyak 430 unit toko di dalam kompleks pertokoan pasar anom
BPRS Bhakti Sumekar Sumenep, 212 unit dilantai bawah dan 218 dilantai atas
dimana rata-rata adalah pedagang perabot rumah tangga. Dengan banyaknya unit
a. Character (Watak)
Menggambarkan watak dan keperibadian calon nasabah. Bank perlu
b. Capacity
Analisis terhadap capacity ini ditujukan untuk mengetahui kemampuan
pembiayaan.
“dalam hal melihat capacity pihak BPRS ini mas mensurvei langsung
ketempat usaha calon nasabah dan membuatkan laporan keuangan dari
usaha yang dimiliki calon nasabah dalam mengelola dan menghasilkan
laba dari usaha yang dimilikinya, dan untuk nasabah yang menjadi PNS
kami memeriksa slip gaji nya”63
c. Capital
Modal merupakan jumlah yang dimiliki oleh calon nasabah atau jumlah
dana yang akan disertakan dalam proyek yang dibiayai. Semakin besar modal
yang dimiliki dan disertakan oleh calon nasabah dalam objek pembiayaan akan
semakin meyakinkan bagi bank akan keseriusan calon nasabah dalam mengajukan
“untuk analisis capital kami pihak BPRS Bhakti Sumekar Sumenep dalam
melihat aspek ini adalah dengan melihat rumah calon debitur itu sendiri
apakah kepemilikan rumah tersebut jelas dan benar rumahnya sendiri atau
hanya rumah sewa yang ditinggalinya sementara begitupun dengan aset-
aset lain yang dimilikinya.”.64
62
Dovan, AO, wawancara langsung (11 jini 2019)
63
ibid
64
Khairi Anwar, marketing, wawancara langsung (5 juni 2020)
60
d. Collateral
Merupakan agunan yang diberikan oleh calon nasabah atas pembiayaan
nasabah tidak dapat membayar angsuran, maka bank syariah dapat melakukan
“untuk kasus pertokoan pasar anom yang penting data nasabah lengkap
dan ia benar-benar memiliki usaha, sedangkan untuk agunannya sendiri
adalah asset tokonya.”.65
e. Condition of economy
Merupakan analisis terhadap kondisi perekonomian. Bank perlu
ekonomi. Bank perlu melakukan analisis dampak kondisi ekonomi terhadap usaha
calon nasabah dimasa yang akan datang, untuk mengetahui pengaruh kondisi
“untuk aspek kondisi ekonomi ini kami tidak begitu memperhatikan mas,
kami hanya menekankan pada character (watak), capacity (kemampuan
calon nasabah), capital (modal) dan collateral (jaminan), karena menurut
kami yang paling penting diterapkan yang empat itu mas”. 66
akan terjadi, akan tetapi untuk sector usaha terhadap kondisi ekonomi BPRS tidak
begitu memperhatikan
collateral karena menurut BPRS Bhakti Sumekar Sumenep yang paling penting
65
ibid
66
ibid
61
pembiayaan, antara lain jumlah angsuran, jangka waktu, jadwal pembayaran dan
67
Khairil Anwar, marketing, waancara langsung (05 juni 2020)
62
C. Temuan Penelitian
tidak.
c. BPRS Bhakti Sumekar menarik angsuran setiap hari dalam bentuk tabungan
Dari hasil wawancara peneliti dengan beberapa nasabah dan pihak BPRS
angsuran disebabkan oleh sepi pembeli akibat tempat toko yang kurang
usahanya
c. Jika nasabah tetap melakukan wanprestasi selama jangka waktu 6-12 bulan
D. Pembahasan
pihak lain selain bank berdasarkan prinsip syariah. Penyaluran dana dalam bentuk
kepada pengguna dana. Pemilik dana percaya kepada penerima dana, bahwa dana
diterimanya sesuai dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan dalam akad
jasa. Terkait apapun itu fungsi bank, sejatinya seluruh komponen aktifitas
akan terkait satu sama lain. Terkhusus risiko pembiayaan, pihak bank berusaha
68
64
bank sendiri. Dari paparan data dan temuan penelitian, selanjutnya dilakukan
BPRS Bhakti Sumekar Sumenep dan upaya BPRS Bhakti Sumekar Sumenep
Hampir setiap bank mengalami kredit macet alias nasabah tidak mampu
lagi untuk melunasi kreditnya akibat wanprestasi yang dilakukan oleh debitur.
Istilah lain dari wanprestasi adalah cidera janji atau ingkar janji. Secara umum
perikatan, baik perikatan yang timbul karena perjanjian maupun perikatan yang
dibitor dalam setiap perjanjian. Prestasi merupakan isi dari suatu perjanjian,
apabila debitor tidak memenuhi prestasi sebagaimana yang telah ditentukan dalam
demikian, menurut hubungan yang terjadi antara pihak bank dan nasabah, harus
didasarkan pada Syariat Islam. Pola hubungan yang didasarkan pada keinginan
urtuk menegakkan system syariah tersebut diyakini sebagai pola hubungan yang
kokoh antara pihak bank dan nasabah. Jika terjadi perselisihan pendapat, baik
dalam penafsiran maupun pelaksanaan isi perjanjian kedua belah pihak akan
untuk menutup kerugian pihak bank, pihak bank dapat melakukan penyelesaian
69
Eko Rial Nugroho, Penyusunan Kontrak,(Yogyakarta, Suluh Media : 2018), hlm.55-57
66
Dalam hal ini pihak analisis kredit kurang teliti baik dalam mengecek
akibat kolusi dari pihak analisis kredit dengan pihak debitur sehingga dalam
analisisnya dilakukans secara tidak objektif. Dengan hasil temuan data yang
manajemen risiko terhadap pembiayaan pertokoan pasar anom. Akan tetapi pihak
terhadap prospek usaha terhadap kondisi perekonomian yang akan dating. Dan
juga tidak ada pengklasifikasian toko yang jelas sehingga bisa membingungkan
macet.
Dari beberapa kusioner yang peneliti ajukan sampai saat ini tidak ada
70
Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada : 2012) hlm.120
67
penataan kembali (restructuring). Bank Umum Syariah (BUS) dan UUS dapat
penurunan kemampuan pembayaran dan masih memiliki prospek usaha yang baik
dengan cara:
tempo pembiayaan, dan BUS atau UUS dapat menetapkan kembali besarnya ujrah
1) Aktiva ijarah dimiliki oleh BUS atau UUS Jangka waktu perpanjangan paling
2) Aktiva ijarah bukan milik BUS atau UUS Jangka waktu perpanjangan paling
pembiayaan, antara lain jumlah angsuran, jangka waktu, jadwal pembayaran dan
71
Wangsa Widjaja, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta, Kompas Gramedia Building : 2012),
72
Irham Fahmi, manajemen risiko, (Bandung: Alfabeta, 2016)., hlm. 2-3.
69
b. Mampu memberi arah bagi suatu perusahaan dalam melihat pengaruh pengaruh
yang mungkin timbul baik secara jangka pendek dan jangka panjang.
dirancang secara detail maka artinya perusahaan telah membangun arah dan
73
Irham Fahmi, manajemen risiko, (Bandung: Alfabeta, 2016)., hlm., 3
70
PENUTUP
A. Kesimpulan
pembiayaan.
meringankan beban angsuran selama 3 bulan. Jika nasabah tetap tidak mampu
tempati maka asset dari toko tersebut akan dilelang sesuai dengan jumlah
71
72
B. Saran
1. Bagi Lembaga
manajemen risiko dengan seksama dengan terus berpegang teguh pada regulasi
OJK dan PBI. Bank juga harus terus mengevaluasi proses manajemen risiko
pembiayaan agar pembaruan segera dilakukan jika ada proses yang kiranya belum
ekonomi terhadap usaha calon nasabah dimasa yang akan dating. Misalkan
dengan menggunakan sebuah analisis SWOT terhadap sektor usaha nabah agar
mengevaluasi apa saja yang perlu diperbaiki kedepannya. Karena dunia marketing
memasarkan produknya lewat website ecommerce yang ada seperti saat ini.
Karena menurut buku yang berjudul Perilaku Konsumen Di Era Internet tentu
berbelanja secara online karena tidak terhalang ruang dan waktu serta dinilai lebih
mudah dan praktis. Dari beberapa faktor penyebab wanprestasi terjadi adalah
kestrategisan tempat. Maka dari itu pihak BPRS perlu mengklasifikasikan toko
73
menurut sector usaha nasabah agar pengunjung tidak kebingungan dalam mencari
2. Bagi Peneliti
pertokoan pasar anom pada akad ijarah muntahiya bittamlik, maka disarankan
bagi peneliti selanjutnya untuk mengulas lebih mendalam lagi agar nantinya
DAFTAR RUJUKAN
Ibrahim, Johannes. cross deffault & cross collateral. Bandung : PT rafika aditama.
2004
pada BMT Al-Hasanah Cabang Jati Mulyo Lampung Selatan” skripsi, Lampung:
IAIN Raden Intan Lampung, 2017.
Rijanto, Raden. Aspek Hukum Dalam Ekonomi. Sukabumi : Al Fath Zumar. 2014
Sinaga, Ivo Shella Andaresta, Penerapan akad ijarah muntahiyah bittamlik pada
produk kpr di Pt Bank Brisyariah tbk kc Medan s.parman, Pada tahun
2019
Susilo, Satria Agus, Dina Fitrisia Septiarini, “manajemen risiko likuiditas di BMT
ABC Jawa Timur” 2 (2015)
Nim : 20160703020006
pemikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya
sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini
merupakan hasil plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuataan
Achmad Kawamil
NIM. 20160703020006
77
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman Wawancara Bagi Pihak Bank
Lampiran 2
Pedoman Wawancara Bagi Pihak Nasabah
Lampiran 3
Pedoman Observasi
Lampiran 4
Daftar Nama Informan di BPRS Bhakti Sumekar Sumenep
No Nama Jabatan
3. Diki Marketing
6. Ila Nasabah
7. Anwar Nasabah
81
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
RIWAYAT HIDUP
Achmad Kawamil lahir di kota Sumenep, Provinsi Jawa Timur, Madura pada
tanggal 05 Mei 1997. Penulis lahir dari pasangan Atnawi dan Noriya. Sejak kecil
penulis berdomisili di Jl. Raya Gapura Paberasan, Sumenep. Penulis lulus
Sekolah Dasar Negeri Paberasan II padas tahun 2010 lalu melanjutkan sekolah
Madrasah Tsanawiyah Negeri Sumenep dan lulus pada tahun 2013. Penulis
Menempuh pendidikan 3 tahun di Madrasah Aliyah Negeri Sumenep sampai pada
tahun 2016 dan melanjutkan pendidikan ke Institut Agama Islam Negeri Madura
(IAIN) dengan mengambil jurusan Perbankan Syariah.