Anda di halaman 1dari 180

“PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF TERHADAP

KESEJAHTERAAN MUSTAHIK MELALUI PERKEMBANGAN USAHA


MIKRO KECIL DAN MENENGAH”

(Studi Zmart Kota Tangerang)

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S.E)

Oleh:
Laras Nurdita Nazmi
NIM 11150860000037

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1443 H / 2022 M
PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF TERHADAP
KESEJAHTERAAN MUSTAHIK MELALUI PERKEMBANGAN USAHA
MIKRO KECIL DAN MENENGAH
(Studi Zmart Kota Tangerang)
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh:
Laras Nurdita Nazmi
NIM: 11150860000037

Di Bawah Bimbingan
Dosen Pembimbing Satu

Dr. Nofrianto, M.Ag.


197611112003121002

Dosen Pembimbing Dua

RR. Tini Anggraeni, ST, M.Si


NIDN. 2010088001

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1443 H / 2022 M

i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Selasa Tanggal 09 Bulan April Tahun Dua Ribu Sembilan Belas telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswi:

1. Nama : Laras Nurdita Nazmi


2. NIM : 11150860000037
3. Jurusan : Ekonomi Syariah
4. Judul Skripsi : Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif Terhadap
Kesejahteraan Mustahik Melalui Perkembangan Usaha
Mikro Kecil Dan Menengah Studi Zmart Kota
Tangerang

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang


bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta, 09 April 2019

1. Dr. Nurul Ichsan, MA


NIP. 1973112820050111004 (_______________)
Penguji I

2. Tibrizi Soni Wicaksono, SE, ME


NIP. 199007132019031013 (_______________)
Penguji II

ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Senin, 4 Juli 2022 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Laras Nurdita Nazmi


2. NIM : 11150860000037
3. Jurusan : Ekonomi Syariah
4. Judul Skripsi : Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif terhadap
Kesejahteraan Mustahik Melalui Perkembangan UMKM
Studi Zmart Kota Tangerang

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang


bersangkutan selama ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di
atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 4 Juli 2022


1. Dr. Erika Amelia, SE, M.Si (________________)
NIP. 197711092009122001 Ketua

2. Dr. Sofyan Rizal, M.Si. (________________)


NIP. 197604302011011002 Penguji Ahli

3. Dr Nofrianto, M. Ag (________________)
NIP. 197611112003121002 Pembimbing I

4. RR. Tini Anggraeni, M.Si (________________)


NIDN. 2010088001 Pembimbing II

iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Laras Nurdita Nazmi


NIM : 11150860000037
Jurusan : Ekonomi Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan


dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihal lain atas karya saya, dan
telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata
memang ditemukan bukti bahwa saya melanggar pernyataan ini, maka saya
siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta 25 Juni 2022


Yang Menyatakan,

(Laras Nurdita Nazmi)

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Laras Nurdita Nazmi

2. Jenis Kelamin : Perempuan

3. Tempat dan Tanggal Lahir : Bandar Lampung, 15 Juni 1997

4. Agama : Islam

5. Alamat : Jl. Kyai Maja, Kp. Warung Mangga

03/01, No.285, Panunggangan,

Pinang, Kota Tangerang

6. Email : larasnurditanazmi15@gmail.com

II. PENDIDIKAN

1. Tahun 2002 – 2003 : TK. Al-Mubarok

2. Tahun 2003 – 2009 : SDN Panunggangan 5

3. Tahun 2009 – 2012 : SMPN 14 Kota Tangerang

4. Tahun 2012 – 2015 : SMKN 1 Kota Tangerang

5. Tahun 2015 – 2022 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Jahidi

2. Tempat, Tanggal Lahir : Lebak, 15 Desember 1969

3. Pekerjaan : Wiraswasta

4. Ibu : Hartati

5. Tempat, Tanggal Lahir : Sungai Langka, 1 Januari 1967

6. Pekerjaan : Wiraswasta / Ibu Rumah Tangga

v
IV. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Anggota Departemen Sosial dan Agama Himpunan Mahasiswa

Jurusan Ekonomi Syariah Tahun 2016

2. Sekretaris Departemen Sosial dan Agama Himpunan Mahasiswa

Jurusan Ekonomi Syariah Tahun 2017

3. Anggota Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 42 UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2018

vi
ABSTRACT

Poverty is closely related to community welfare, one of the government's


efforts to overcome poverty is by empowering MSMEs. The size of Micro and
Small Enterprises in Tangerang City is 152,370 MSEs. However, around 81 percent
of MSEs still have problems running their business. Capital is the main problem
faced, capital is the main production factor that must exist in every production
process or business. However, only 8 percent of businesses obtain credit from
financial institutions. The reason MSEs do not use banks as their main source of
capital is because of high interest rates. The lack of entrepreneurial skills also makes
it difficult for the poor to escape poverty. Entrepreneurial skills can be improved by
providing training. In addition to training, mentoring also needs to be done because
it is a form of solution to the problems faced. Therefore we need a method that can
empower the poor, and make it easier for the poor to get access to capital,
accompanied by training and mentoring. This can be overcome by one of the
contemporary zakat concepts, namely productive zakat.
This research aims to analyze the effect of productive zakat utilization on
the welfare of mustahik through the development of micro, small and medium
enterprises in the Zmart program. The research method used is a quantitative
approach with path analysis techniques using IBM SPSS Version 25 software. The
results of this research indicate that in sub structure I, it is simultaneously known
that the variables of capital, training and mentoring have a significant effect on the
development of micro, small and medium enterprises (MSMEs), while partially
mentoring does not have a significant effect on the development of micro, small
and medium enterprises. Then in sub structure II, simultaneously the variables of
capital, training, mentoring and development of micro, small and medium
enterprises have a significant effect on the welfare of mustahik, while partially the
variables of capital and the development of micro, small and medium enterprises
have no significant effect on the welfare of mustahik.
Keywords: zakat, productive zakat, utilization of productive zakat, capital,
training, mentoring, development of micro, small and medium enterprises, path
analysis.

vii
ABSTRAK

Kemiskinan erat kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat, salah satu


upaya pemerintah dalam mengatasi kemiskinan yaitu dengan pemberdayaan
UMKM. Besaran Usaha Mikro Kecil di Kota Tangerang yaitu sebanyak 152.370
UMK. Namun sekitar 81 persen UMK masih memiliki kendala dalam menjalankan
usaha. Permodalan merupakan permasalahan utama yang dihadapi, permodalan
merupakan faktor produksi utama yang harus ada pada setiap proses produksi atau
usaha. Namun hanya 8 persen usaha yang memperoleh kredit ke lembaga keuangan.
Alasan UMK tidak menjadikan bank sebagai sumber pemberi modal utamanya
adalah karena alasan bunga tinggi. Minimnya skill kewirausahaan juga
mengakibatkan susahnya masyarakat miskin untuk lepas dari kemiskinan. Skill
kewirausahaan dapat ditingkatkan dengan pemberian pelatihan. Selain pelatihan,
pendampingan juga perlu dilakukan karena merupakan salah satu bentuk solusi bagi
permasalah yang dihadapi. Oleh karena itu dibutuhkan satu metode yang bisa
memberdayakan masyarakat miskin, dan memberikan kemudahan masyarakat
miskin untuk mendapatkan akses modal, disertai dengan pelatihan dan
pendampingan. Hal tersebut dapat diatasi dengan salah satu konsep zakat
kontemporer yaitu zakat produktif.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pendayagunaan zakat
produktif terhadap kesejehateraan mustahik melalui perkembangan usaha mikro
kecil dan menengah pada program Zmart. Metode penelitian yang digunakan adalah
pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis jalur atau path analisis diolah
menggunakan software IBM SPSS Versi 25. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa pada sub struktur I, secara simultan diketahui bahwa variabel modal,
pelatihan dan pendampingan berpengaruh signifikan terhadap perkembangan usaha
mikro kecil dan menengah (UMKM), sedangkan secara parsial pendampingan tidak
berpengaruh signifikan terhadap perkembangan usaha mikro kecil dan menengah.
Kemudian pada sub struktur II, secara simultan variabel modal, pelatihan,
pendampingan dan perkembangan usaha mikro kecil dan menengah berpengaruh
signifikan terhadap kesejahteraan mustahik, sedangkan secara parsial variabel
modal dan perkembangan usaha mikro kecil dan menengah tidak berpengaruh
signifikan terhadap kesejahteraan mustahik.
Kata kunci: zakat, zakat produktif, pendayagunaan zakat produktif, modal,
pelatihan, pendampingan, perkembangan usaha mikro kecil dan menengah, path
analisis.

viii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.,
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis berkesempatan
menyelesaikan srikpsi yang berjudul “Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif
terhadap Kesejahteraan Mustahik melalui Perkembangan UMKM Studi Kasus
Zmart Kota Tangerang”. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada
Baginda Besar Nabi Muhammad SAW.

Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan


dalam mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Syariah
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari
bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya dorongan
semangat, belas kasih, bimbingan, bantuan, dukungan dan rasa empati dari berbagai
pihak. Oleh karena itu izinkan penulis dalam kesempatan ini untuk mengucapkan
syukur dan terimakasih kepada:

1. Kedua Orang Tua penulis, Bapak Jahidi dan Ibu Hartati, terimakasih atas
semua kasih sayang, dukungan, nasihat dan doa yang diberikan kepada
penulis, sehingga dapat merampungkan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., M.Si., Ak., CA., BKP., QIA selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Erika Amelia, SE, M.Si selaku Ketua dan Ibu Dwi Nur’aini Ihsan,
M.M. selaku Sekretaris Prodi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. Nofrianto, M.Ag. dan Ibu RR. Tini Anggraeni, ST, M.Si selaku
pembimbing yang telah meluangkan waktunya, memberikan pengarahan,
bimbingan serta masukan kepada penulis. Terimakasih banyak atas

ix
kesempatan dan ilmu yang Bapak dan Ibu berikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, khususnya Jurusan
Ekonomi Syariah yang telah memberikan wawasan dan pengetahuan yang
sangat luas kepada penulis selama masa perkuliahan.
6. Seluruh Staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah banyak membantu penulis dalam pemenuhan kebutuhan
administrasi selama penelitian hingga tahap akhir perkuliahan.
7. Nur Ezhalia Anida selaku adik penulis, terimakasih atas kasih sayang,
bantuan dan dukungan yang diberikan selama proses penyelesaian skripsi.
8. Mbah, Om dan Tante penulis yang telah memberikan wejangan dan
masukan sehingga penulis dapat ditahap penyelesaian skripsi.
9. Kepada Badan Amil Zakat Nasional Kota Tangerang yang telah
memberikan penulis kesempatan dan memberi izin dalam melakukan
penelitian serta Saudagar Zmart selaku responden dalam penelitian ini yang
telah meluangkan waktunya dan bersedia membantu penulis dalam
penulisann skripsi ini.
10. Sahabat penulis yaitu Hana, Iqoh, Deris, Yarit dan Fitri yang selalu
menemani penulis dari awal perkuliahan hingga sekarang, terimakasih
banyak atas segala dukungan dan bantuan yang tak terbatas yang diberikan
kepada penulis, tanpa adanya kalian penulis tidak akan mampu
menyelesaikan skripsi.
11. Sahabat penulis, Annisa Muslimah yang selalu mendukung dan membantu
penulis dalam penyusunan skripsi.
12. Semua teman-teman Ekonomi syariah Angkatan 2015, Kakak dan Adik-
adik Angkatan 2013, 2014, dan 2016 yang telah memberikan warna saat
masa perkuliahan.
13. Cumut yang sudah mewarnai hari-hari penulis dan memberikan semangat
dalam menyelesaikan skripsi.
14. Kepada berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam proses menyelesaikan skripsi.

x
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi masih banyak
ditemui kekurangan dan jauh dari kata sempurna dikarenakan keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
adanya saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak agar skripsi ini dapat
bermanfaat untuk kedepannya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 25 Juni 2022

Laras Nurdita Nazmi

xi
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. v
ABSTRACT ......................................................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 11
C. Rumusan Masalah ........................................................................ 11
D. Tujuan Penelitian.......................................................................... 12
E. Manfaat Penelitian........................................................................ 13
1. Manfaat Praktis ...................................................................... 13
2. Manfaat Teoritis ..................................................................... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 14
A. Landasan Teori ............................................................................. 14
1. Zakat Produktif ....................................................................... 14
a. Definisi Zakat ........................................................................... 14

b. Hukum Zakat ............................................................................ 15

c. Orang-Orang yang Berhak Menerima Zakat ............................ 17

xii
2. Pendayagunaan Zakat Produktif............................................. 18
a. Zakat Produktif ......................................................................... 18

b. Pendayagunaan Zakat ............................................................... 19

3. Modal ..................................................................................... 23
a. Pengertian Modal ...................................................................... 23

b. Indikator Modal Usaha ............................................................. 26

4. Pelatihan ................................................................................. 27
a. Pengertian Pelatihan.................................................................. 27

b. Indikator Pelatihan .................................................................... 28

5. Pendampingan ........................................................................ 31
a. Pengertian Pendampingan......................................................... 31

b. Indikator Pendampingan ........................................................... 31

6. Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah ................ 33


7. Kesejahteraan ......................................................................... 42
a. Pengertian Kesejahteraan .......................................................... 42

b. Kesejahteraan dalam perspektif Islam ...................................... 43

c. Tujuan Kesejahteraan Sosial ..................................................... 43

d. Indikator Kesejahteraan ............................................................ 44

8. Hubungan Pendayagunaan Zakat Produktif (Modal Usaha,


Pelatihan & Pendampingan) terhadap Perkembangan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah.................................................... 49
9. Hubungan Pendayagunaan Zakat Produktif (Modal Usaha,
Pelatihan dan Pendampingan) terhadap Kesejahteraan
Mustahik ................................................................................. 51
10. Hubungan Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
terhadap Kesejahteraan Mustahik .......................................... 53
B. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 54
C. Kerangka Berpikir ........................................................................ 58

xiii
D. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 61
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 63
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................ 63
B. Metode Penentuan Sampel ........................................................... 63
1. Populasi ................................................................................... 63
2. Sampel ..................................................................................... 64
C. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 65
1. Sumber Data ............................................................................ 65
2. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 65
3. Skala Pengukuran .................................................................... 66
D. Metode Analisis Data ................................................................... 67
1. Uji Pengukuran Data ............................................................... 67
a. Validitas .................................................................................... 67

b. Reliabilitas ................................................................................ 69

2. Uji Asumsi Klasik ................................................................... 70


a. Uji Normalitas ........................................................................... 70

b. Uji Multikolinieritas .................................................................. 70

c. Uji Heteroskedastisitas .............................................................. 71

3. Analisis Jalur ........................................................................... 71


a. Konversi Diagram Jalur Ke Dalam Persamaan ........................ 72

b. Persamaan-Persamaan Structural (Struktural Eqauation)......... 72

c. Analisis korelasi ........................................................................ 76

d. Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................................ 76

e. Uji Simultan (Uji F) .................................................................. 77

f. Uji Parsial (Uji T) ..................................................................... 78

E. Variabel Penelitian ........................................................................ 78


1. Klasifikasi Variabel ................................................................ 78
2. Definisi Operasional ............................................................... 80

xiv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 83
A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian ....................................... 83
1. Profil BAZNAS Kota Tangerang ........................................... 83
2. Program ZMART ................................................................... 84
3. Profil Responden BAZNAS Kota Tangerang ........................ 86
B. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian............................................ 90
1. Statistik Deskriptif.................................................................. 90
2. Uji Validitas ........................................................................... 94
3. Uji Reliabilitas...................................................................... 104
C. Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 105
1. Uji Normalitas ...................................................................... 105
2. Uji Multikolinearitas ............................................................ 106
3. Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 107
D. Analisis Jalur (Path Analysis) .................................................... 108
1. Uji Statistik Sub Struktur I ................................................... 108
a. Uji F ......................................................................................... 108

b. Uji T ........................................................................................ 109

c. Uji Koefisien Determinasi (𝑅2) .............................................. 111

2. Uji Statistik Sub Struktur II .................................................. 113


a. Uji F ......................................................................................... 113

b. Uji T ........................................................................................ 114

c. Uji Koefisien Determinasi ....................................................... 116

3. Analisis Korelasi Variabel ................................................... 119


4. Analisis Pengaruh Secara Keseluruhan ................................ 120
a. Pengaruh Langsung ................................................................ 121

b. Pengaruh Tidak Langsung ...................................................... 122

E. Pembahasan ................................................................................ 123


1. Sub Struktur – 1 Hubungan Sub-Struktur X1, X2 dan X3
terhadap Y ............................................................................ 123

xv
a. Pengaruh Modal terhadap Perkembangan UMKM ................ 123

b. Pengaruh Pelatihan terhadap Perkembangan UMKM ............ 125

c. Pengaruh Pendampingan terhadap Perkembangan UMKM ... 126

d. Pengaruh Modal, Pelatihan, dan Pendampingan terhadap


Perkembangan UMKM ........................................................... 127

2. Sub Struktur – 2 Hubungan Sub-Struktur Modal, Pelatihan,


Pendampingan dan Perkembangan UMKM terhadap
Kesejahteraan Mustahik ....................................................... 127
a. Pengaruh Modal terhadap Kesejahteraan Mustahik ............... 127

b. Pengaruh Pelatihan terhadap Kesejahteraan Mustahik ........... 128

c. Pengaruh Pendampingan terhadap Kesejahteraan Mustahik .. 129

d. Pengaruh Perkembangan UMKM terhadap Kesejahteraan


Mustahik ................................................................................. 130

e. Pengaruh Modal, Pelatihan, Pendampingan, Perekembangan


UMKM terhadap Kesejateraan Mustahik ............................... 130

f. Pengaruh tidak langsung Modal terhadap Kesejahteraan


Mustahik melalui perkembangan UMKM .............................. 131

g. Pengaruh tidak langsung Pelatihan terhadap Kesejahteraan


Mustahik melalui perkembangan UMKM .............................. 131

h. Pengaruh tidak langsung Pendampingan terhadap Kesejahteraan


Mustahik Melalui Perkembangan UMKM ............................. 131

BAB V PENUTUP………………….……………………………………...133
A. Kesimpulan.................................................................................. 133
B. Saran ............................................................................................ 135
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 137
LAMPIRAN LAMPIRAN ................................................................................ 142

xvi
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. 1 (Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota (Ribu Jiwa)) ...... 2
Tabel 4. 1 Statistik Deskriptif Variabel Modal ..................................................... 91
Tabel 4. 2 Statistik Deskriptif Variabel Pelatihan ................................................. 91
Tabel 4. 3 Statistik Deskriptif Variabel Pendampingan ........................................ 92
Tabel 4. 4 Statistik Deskriptif Variabel Perkembangan UMKM .......................... 93
Tabel 4. 5 Statistik Deskriptif Variabel Kesejahteraan Mustahik ......................... 94
Tabel 4. 6 Hasil Uji Validitas Variabel Modal ..................................................... 95
Tabel 4. 7 Hasil Uji Validitas Variabel Modal (2) ................................................ 96
Tabel 4. 8 Hasil Uji Validitas Variabel Pelatihan ................................................. 97
Tabel 4. 9 Hasil Uji Validitas Variabel Pelatihan (2) ........................................... 98
Tabel 4. 10 Hasil Uji Validitas Variabel Pendampingan ...................................... 98
Tabel 4. 11 Hasil Uji Validitas Variabel Pendampingan (2) ................................ 99
Tabel 4. 12 Hasil Uji Validitas Variabel Perkembangan UMKM ...................... 100
Tabel 4. 13 Uji Validitas Variabel Perkembangan UMKM (2) .......................... 101
Tabel 4. 14 Hasil Uji Validitas Variabel Kesejahteraan Mustahik ..................... 102
Tabel 4. 15 Hasil Uji Validitas Variabel Kesejahteraan Mustahik (2) ............... 103
Tabel 4. 16 Hasil Uji Reliabilitas ........................................................................ 104
Tabel 4. 17 Uji Normalitas .................................................................................. 106
Tabel 4. 18 Uji Multikolinearitas ........................................................................ 107
Tabel 4. 19 Uji Heteroskedastisitas ..................................................................... 108
Tabel 4. 20 Uji F Struktur I ................................................................................. 109
Tabel 4. 21 Uji T Struktur I................................................................................. 109
Tabel 4. 22 Uji Koefisien Detreminasi Struktur I ............................................... 111
Tabel 4. 23 Uji Koefisien Jalur Struktur I ........................................................... 112
Tabel 4. 24 Uji F Struktur II ............................................................................... 113
Tabel 4. 25 Uji T Struktur II ............................................................................... 114
Tabel 4. 26 Uji Koefisien Determinasi Struktur II .............................................. 116

xvii
Tabel 4. 27 Uji Koefisien Jalur Struktur II ......................................................... 117
Tabel 4. 28 Analisis Korelasi .............................................................................. 119
Tabel 4. 29 Koefisien Korelasi ........................................................................... 120
Tabel 4. 30 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung ........................................ 121

xviii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 60
Gambar 3. 1 Model Struktur Path Analisis ........................................................... 74
Gambar 3. 2 Sub Struktur – 1 Hubungan Sub Struktur X1, X2 dan X3
terhadap Y ....................................................................................... 74
Gambar 3. 3 Sub Struktur – 2 Hubungan Sub-Struktur X1, X2, X3 dan Y
terhadap Z ........................................................................................ 75
Gambar 4. 1 Grafik Jenis Kelamin Responden ..................................................... 86
Gambar 4. 2 Grafik Usia Responden .................................................................... 87
Gambar 4. 3 Grafik Pendidikan Terakhir Responden ........................................... 88
Gambar 4. 4 Grafik Pendapatan Responden Sebelum Menerima Zakat Produktif89
Gambar 4. 5 Grafik Pendapatan Responden Sesudah Menerima Zakat Produktif 90
Gambar 4. 6 Struktur I ........................................................................................ 113
Gambar 4. 7 Struktur II ....................................................................................... 118
Gambar 4. 8 Model Struktur Analisis Jalur ........................................................ 123

xix
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ........................................................................ 143
Lampiran 2 Tabulasi Data ................................................................................... 155
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian ................................................................... 158

xx
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zakat merupakan dasar sistem perekonomian Islam dan menjadi

tumpuannya. Zakat yang dikelola dengan baik, baik penerimaan,

pengambilan ataupun pendistribusian, dapat menjadi modal dalam upaya

peningkatan perekonomian dan kesejahteraan mustahik. Zakat merupakan

amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang strategis dan sangat

berpengaruh pada pembangunan ekonomi umat (Najma, 2014), selain itu

juga zakat dapat diandalkan sebagai salah satu mekanisme dalam mengatasi

masalah kemiskinan yang terjadi di Indonesia, melalui program zakat

produktif.

Program zakat produktif telah berdampak pada pengurangan

penduduk miskin, ini dapat terlihat dalam pengukuran indeks kemiskinan

menggunakan garis kemiskinan (GK) yang dikeluarkan oleh Badan Pusat

Statistik (BPS), yakni Rp 361.160,00/kapita/bulan pada September 2016

dan Rp 387.160,00/kapita/bulan pada September 2017, menunjukkan

bahwa program zakat produktif di 26 provinsi di Indonesia telah

menurunkan jumlah penduduk miskin. (Pusat Kajian Strategis BAZNAS,

2018). Penurunan jumlah penduduk miskin yang tercermin dari laporan

Badan Pusat Statistik (BPS) dinilai tidak jadi jaminan pengentasan

kemiskinan secara berkelanjutan. Meski penduduk miskin turun, kualitas

1
hidup dan ketergantungan terhadap berbagai bantuan-bantuan dari

pemerintah dianggap masih terlalu tinggi sehingga masyarakat belum

mandiri atau lepas dari kemiskinan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, penduduk miskin

(penduduk dengan pengeluaran perkapita per bulan di bawah Garis

Kemiskinan) per Maret 2017 masih sangat tinggi yaitu mencapai 27,77 juta

orang, atau 10,64% dari total jumlah penduduk Indonesia (Divisi Pusat

Kajian BAZNAS, 2017).

Tabel 1. 1
(Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota (Ribu Jiwa))
Kabupaten / Kota Jumlah Penduduk Miskin (000) Persentase Penduduk Miskin

2014 2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017

Kab. Pandeglang 113.1 124.42 115.9 117.31 9.5 10.3 9.67 9.74

Kab. Lebak 115.8 126.42 111.21 111.08 9.17 9.97 8.71 8.64

Kab. Tangerang 173.1 191.12 182.52 191.62 5.26 5.71 5.29 5.39

Kab. Serang 71.4 74.85 67.92 69.11 4.87 5.9 4.58 4.64

Kota Tangerng 98.8 102.56 102.88 105.34 4.91 5.04 4.94 4.95

Kota Cilegon 15.5 16.96 14.9 14.89 3.81 4.1 3.57 3.52

Kota Serang 36.2 40.19 36.4 36.97 5.7 6.28 5.58 5.57

Tangerang Selatan 25.3 25.89 26.38 28.73 1.68 1.69 1.67 1.76

Provinsi Banten 649.2 690.67 658.11 657.04 5.51 5.75 5.42 5.45

Sumber: (Badan Pusat Statistik Kota Tangerang, 2019)

Tabel menunjukkan 1.1 perkembangan jumlah dan persentase

penduduk miskin Kota Tangerang dari tahun 2014 sampai dengan tahun

2017 berfluktuasi. Tercatat jumlah penduduk miskin Kota Tangerang pada

tahun 2014 yaitu 98.000, tahun 2015 sebanyak 102.560, tahun 2016

2
sebanyak 102.880 dan tahun 2017 menjadi 105.880. Naik dan turunnya

persentase dan jumlah penduduk miskin di Kota Tangerang ini

membuktikan bahwa masih banyak masyarakat belum bisa lepas dari

belenggu kemiskinan dan menjadi masalah yang harus segera dientaskan

serta menjadi sebuah peringatan bahwa pemerintah harus semakin serius

dalam pengentasan kemiskinan.

Kemiskinan erat kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat,

bahkan didirikannya atau dibentuknya sebuah negara adalah dalam rangka

mewujudkan kesejahteraan masyarakatnya. Untuk memastikan tidak

adanya kemiskinan, para pendiri bangsa menegaskan dalam pasal 34

tentang fakir miskin dan anak-anak terlantar yang dipelihara oleh negara.

Dalam (Hadiyono, 2020) dikatakan sebenarnya konsep negara

kesejahteraan sudah dimunculkan sejak masa kemerdekaan kemudian ini

diwujudkan dan dipertegas lagi dengan diterbitkannya Undang-Undang

No.6 tahun 1974 yang menjelaskan konsep kesejahteraan sosial yang

kemudian disahkan kembali pada tanggal 18 Desember 2008 sebagai

pengganti undang-undang yang lama. Dan dalam Pasal 1 ayat (1)

menyebutkan, bahwa; “Kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya

kebutuhan material, spiritual dan social warga negara agar hidup layak dan

mampu mengembangkan diri sehingga dapat melaksanakan fungsi

sosialnya. Hal ini menjelaskan bahwa jaminan sosial yang dikembangkan

pemerintah Indonesia ditujukan untuk mensejahterakan dan mengayomi

warga negaranya. Namun demikian, hingga saat ini kesejahteraan yang

3
dicita-citakan belumlah tercapai bahkan masih jauh dari harapan yang

diinginkan oleh masyarakat maupun oleh pendiri bangsa ini (Purwana,

2014).

Upaya pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan sebetulnya

bukan hal yang baru. Salah satu cara untuk menanggulangi kemiskinan

adalah dengan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

UMKM memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia. UMKM

memiliki proporsi sebesar 99,99% dari total keseluruhan pelaku usaha di

Indonesia atau sebanyak 56,54 juta unit. Usaha Mikro Kecil dan Menengah

telah mampu membuktikan eksistensinya dalam perekonomian di

Indonesia. Ketika badai krisis moneter melanda Indonesia di tahun 1998

usaha berskala kecil dan menengah yang relatif mampu bertahan

dibandingkan perusahaan besar (Lembaga Pengembangan Perbankan

Indonesia dan Bank Indonesia, 2015). Tercatat bahwa jumlah UMKM di

Indonesia meningkat dari tahun ke tahun dan semakin menunjukkan posisi

strategisnya terhadap perekonomian Indonesia. Pada tahun 2015, jumlah

UMKM diperkiran mencapai 60,7 juta unit dan sebagian besar merupakan

usaha berskala mikro (98,73 persen). Pertumbuhan UMKM dalam periode

2011-2015 mencapai 2,4 persen, dengan pertumbuhan terbesar terdapat

pada usaha menengah yaitu sebesar 8,7 persen. Pada periode yang sama

kapasitas UMKM untuk menyerap tenaga kerja terus mengalami

peningkatan yaitu rata-rata sebesar 5,9 persen. Pada tahun 2015 jumlah

tenaga kerja UMKM mencapai lebih dari 132,3 juta orang. Kontribusi

4
UMKM dalam perekonomian juga dapat dilihat dari kontribusiya dalam

pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB). Pada periode 2009-2013,

kontribusi UMKM mencapai 57,6 persen, dengan rata-rata pertumbuhan

sebesar 6,7 persen (Utami, 2018).

Menurut Tambunan 2012 dalam (Susila) perkembangan jumlah

UMKM yang meningkat belum diimbagi dengan perkembangan kualitas

UMKM yang masih menghadapi permasalahan klasik yaitu rendahnya

produktivitas. Keadaan ini secara langsung berkaitan dengan (a) rendahnya

kualitas sumber daya manusia khususnya dalam manajemen, organisasi,

teknologi, dan pemasaran, (b) lemahnya kompetensi kewirausahaan, (c)

terbatasnya kapasitas UMKM untuk mengakses permodalan, informasi

teknologi dan pasar, serta faktor produksi lainnya.

Besaran Usaha Mikro Kecil (UMK) di Kota Tangerang yaitu

sebanyak 152.370 UMK. Namun sekitar 81 persen UMK masih memiliki

kendala dalam menjalankan usaha. Adanya pesaing dan permodalan

merupakan permasalahan utama yang dihadapi. Sekitar 53 persen UMK

menyatakan memiliki kendala tersebut.

Permodalan merupakan faktor produksi utama yang harus ada pada

setiap proses produksi atau usaha. Oleh sebab itu, akses kredit dari lembaga

keuangan merupakan hal penting agar UMK dapat meningkatkan kapasitas

usahanya. Kebijakan pemerintah dalam pemberian akses kredit untuk

UMKM sebetulnya sudah sangat terbuka. Namun hanya 8 persen usaha

yang memperoleh/ mengajukan kredit ke lembaga keuangan. Alasan UMK

5
tidak menjadikan bank dan lembaga keuangan nonbank sebagai sumber

pemberi modal/usaha utamanya adalah karena alasan bunga tinggi, tidak

tahu prosedur dan tidak memiliki agunan (Badan Pusat Statistik Provinsi

Banten, 2018).

Menurut (Pratama, 2015) sistem ekonomi saat ini yang tidak

berpihak kepada masyarakat miskin ditenggarai menjadi penyebanya

sulitnya menurunkan angka kemiskinan di Indonesia. Lembaga-lembaga

keuangan sebagai lembaga intermediasi yang menyalurkan dana dari

masyarakat yang surplus dana kepada masyarakat yang defisit dana tidak

menjalankan fungsinya dengan baik, ini terlihat dari banyaknya masyarakat

yang unbankable, karena mereka tidak memiliki aset untuk agunan sebagai

dasar pinjaman kredit, dan minimnya skill kewirausahaan yang

mengakibatkan susahnya masyarakat miskin untuk lepas dari kemiskinan.

Skill kewirausahaan dapat ditingkatkan dengan pemberian pelatihan kepada

masyarakat, menurut (Kamil, 2010) pelatihan memiliki peranan penting

karena pelatihan merupakan proses pembelajaran dan pemberdayaan, yang

berarti individu atau anggota masyarakat harus dapat memahami suatu

materi guna meningkatkan kemampuan, keterampilan dan tingkah laku

dalam pekerjaan maupun kehidupan sehari-hari untuk menopang

ekonominya. Menurut kutipan (Graha, 2015) banyak orang tak menyadari

kekuatannya, padahal setiap individu memiliki personal power. Sebuah

potensi kekuatan yang tersembunyi dalam diri. Fakta ilmiah menunjukkan,

secara umum manusia hanya menggunakan 3% personal power. Masih

6
banyak yang harus di gali. Dan personal power memang harus digali, karena

dia tidak muncul begitu saja, tapi muncul dan menguat berkat proses

pendidikan dan pelatihan yang dipadukan dengan tekad dan kemauan yang

kuat untuk mengendalikan nasib sendiri. Bila landasannya sudah kokoh,

kepribadian yang kuat akan lebih kokoh. Selain pelatihan, pendampingan

juga perlu dilakukan karena merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

upaya memberikan upaya-upaya solusi bagi permasalah yang dihadapi.

Aspek-aspek utama yang diberikan dalam pendampingan terkait perubahan

karakter agar memiliki pola pikir yang maju sehingga mandiri serta

wawasan kelimuwan untuk mencapai kesejahteraan (Bariyah, 2012). Di

samping itu dukungan pemerintah berupa pelatihan dan pendampingan

belum maksimal sehingga dirasa belum efektif. Oleh karena itu dibutuhkan

satu metode dan instrument yang bisa memberdayakan masyarakat miskin,

dan memberikan kemudahan masyarakat miskin untuk mendapatkan akses

modal untuk berusaha disertai dengan pelatihan dan pendampingan. Hal

tersebut dapat diatasi dengan salah satu konsep zakat kontemporer yaitu

zakat produktif.

Menurut Asnaini dalam (Hafidhuddin, 2002) Zakat produktif

merupakan pemberian zakat yang dapat membuat para penerimanya

menghasilkan sesuatu secara terus menerus dengan harta zakat yang telah

diterimanya. Dengan dana zakat tersebut fakir miskin akan mendapat

penghasilan tetap, meningkatkan usaha, mengembangkan usaha, serta

mereka dapat menyisihkan penghasilannya untuk menabung. Penyaluran

7
dana produktif sebagai modal usaha, disertai dengan pelatihan dan

pendampingan diharapkan mampu menunjang pertumbuhan usaha mikro

masyarakat.

Pada tahun 2012 potensi penghimpunan zakat sampai dengan 217

triliun rupiah yang dihitung dari berbagai sumber, di antaranya dari

penghasilan dan perusahaan. Survei Public interest Research and Advocacy

Center (PIRAC) menjelaskan bahwa potensi dana zakat nasional pada tahun

2007 adalah sebesar 11.5 triliun rupiah, atau naik hampir dua kali lipat dari

hasil survey potensi zakat 2004 yang hanya mencapai 6.1 triliun rupiah.

Indonesia Magnificence of Zakat (IMZ) dalam studinya memperkirakan

potensi zakat nasional tahun 2009 mencapai 12.7 triliun rupiah, dari jumlah

tersebut, potensi penghimpunan dana zakat dan LAZ adalah 991 milyar dan

884 milyar.

Meningkatnya penghimpunan dana zakat tidak lepas dari peran

organisasi pengelola zakat (OPZ). Peraturan perudang-undangan Nomor 38

Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, membagi dua jenis OPZ dimana

keduanya memiliki kedudukan yang sama, yaitu Badan amil zakat (BAZ)

dan lembaga amil zakat (LAZ). BAZ merupakan OPZ yang dibentuk oleh

pemerintah, sedangkan LAZ adalah OPZ yang sepenuhnya dibentuk oleh

masyarakat dan dikukuhkan oleh pemerintah. Berdirinya organisasi-

organisasi pengelola zakat merupakan sebuah harapan akan tertolongnya

kesulitan hidup para mustahik dan pada sisi lain akan membantu

mengurangi masalah kemiskinan. Dengan adanya organisasi ini, kaum

8
mustahik dapat terbantu dan terbina sehingga mereka bisa memenuhi

tuntunan pokok hidupnya dan keluar dari kesulitan ekonomi dengan

mendesak para muzakki untuk memenuhi kebutuhan zakat.

Dalam pengelolaan zakat secara produktif harus tepat guna, hal ini

telah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2011 tentang Pengelolaan Zakat pasal 25 dijelaskan bahwa zakat wajib

didistribusikan kepada mustahik sesuai dengan Syariah Islam. Selanjutnya

pada pasal 26 dijelaskan juga pendistribusian zakat sebagaimana dimaksud

dalam pasal 25 dilakukan berdasarkan skala prioritas dengan

memperhatikan prinsip pemerataan, keadilan dan kewajiban. Kemudian

dalam pasal 27 mengenai pendayagunaan disebutkan bahwa zakat dapat

didayagunakan untuk usaha produktif dalam rangka penanganan fakir

miskin dan peningkatan kualitas umat. Untuk menyalurkan zakat dari

muzakki untuk mustahik terdapat lembaga penyaluran zakat yang

mempunyai tugas khusus menjadi amil zakat yakni mengalokasikan,

mendayagunakan, mengatur masalah zakat, baik pengambilan maupun

pendistribusiannya (Sanihah, 2014).

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) adalah badan resmi yang

dibentuk oleh pemerintah, yang dibentuk secara nasional, dan memiliki

tanggung jawab kepada Kementrian Agama. BAZNAS memiliki tugas

meghimpun, mendistribusikan, mengelola, menyalurkan dana ZIS ke

seluruh Indonesia (UU No. 23, 2011). Untuk menjalankan fungsi dan tugas

9
BAZNAS agar pengelolaan zakat lebih optimal maka dibentuklah

BAZNAS per wilayah salah satunya BAZNAS Kota Tangerang.

BAZNAS Kota Tangerang memiliki berbagai macam program,

salah satunya yaitu program zakat produktif yang Bernama ZMART.

ZMART adalah program pemberdayaan ekonomi dalam bentuk

pengembangan warung/toko yang dimiliki mustahik dengan skala mikro

sampai kecil untuk mengatasi kemiskinan di wilayah urban. Tujuan dari

pelaksanaan program ini adalah meningkatkan kapasitas warung sehingga

dapat tumbuh dan berkembang di tengah pasar retail modern serta

mengatasi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan mustahik.

Konsep Kesejahteraan dalam Islam tidaklah sama dengan konsep

kesejahteraan konvensional karena konsep kesejahteraan dalam Islam

merupakan konsep yang holistic. Kesejahteraan holistic yaitu kesejahteraan

yang mencakup dimensi material maupun spiritual serta mencakup individu

maupun soisal. Kesejahteraan menurut Al-Ghazali adalah tercapainya

kemaslahatan. Kemaslahatan sendiri merupakan terpeliharanya tujuan

syari’ah (Maqashid Al-Syari’ah). Beliau juga menjelaskan dengan rinci

bahwa tujuan syariah adalah meningkatkan kesejahteraan manusia yang

bersumber pada terpeliharanya agama (Ad-Diin), jiwa (An-Nafs), akal (Al-

Aql), keturunan (An-Nasl) dan kekayaan (Al-Maal).

Berdasarkan latar belakang, maka penulis tertarik untuk membahas

masalah di atas dalam skripsi ini dengan judul “Pengaruh Pendayagunaan

Zakat Produktif Terhadap Kesejahteraan Mustahik Mealalui

10
Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah - Studi ZMART

BAZNAS Kota Tangerang.”

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang tersebut, maka identifikasi masalah dari

penelitian ini, akan djabarkan sebgai berikut:

1. Jumlah dan persentase penduduk miskin di Kota Tangerang berfluktuasi

bahkan meningkat setiap tahun.

2. Kesejahteraan yang dicita-citakan negara dan masyarakat belumlah

tercapai bahkan masih jauh dari harapan.

3. 81 persen Usaha Mikro Kecil (UMK) masih memiliki kendala dalam

menjalankan usaha. 53 persen UMK menyatakan memiliki kendala

dalam hal permodalan.

4. Perkembangan jumlah UMKM yang meningkat belum diimbagi dengan

perkembangan kualitas UMKM.

5. Minimnya skill kewirausahaan yang mengakibatkan susahnya

masyarakat miskin untuk lepas dari kemiskinan.

6. Dukungan pemerintah berupa pelatihan dan pendampingan terhadap

UMKM belum maksimal.

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dari

penelitian ini, akan di jabarkan sebagai berikut:

11
1. Apakah terdapat pengaruh langsung variabel modal usaha (X1),

pelatihan (X2), dan pendampingan (X3) terhadap perkembangan

usaha mikro (Y)?

2. Apakah terdapat pengaruh langsung variabel modal usaha (X1),

pelatihan (X2), dan pendampingan (X3) terhadap kesejahteraan

mustahik (Z)?

3. Apakah terdapat pengaruh langsung variabel perkembangan

usaha mikro (Y) terhadap kesejahteran mustahik (Z)?

4. Apakah terdapat pengaruh tidak langsung variabel modal usaha

(X1), pelatihan (X2), pendampingan (X3) terhadap

kesejahteraan musahik (Z) melalui perkembangan usaha (Y)?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan ini

adalah untuk:

1. Menganalisis pengaruh langsung variabel modal usaha (X1),

pelatihan (X2), dan pendampingan (X3) terhadap perkembangan

usaha mikro (Y).

2. Menganalisis pengaruh langsung variabel modal usaha (X1),

pelatihan (X2), dan pendampingan (X3) terhadap kesejahteraan

mustahik (Z).

3. Menganalisis pengaruh langsung variabel perkembangan usaha

mikro (Y) terhadap kesejahteran mustahik (Z).

12
4. Menganalisis pengaruh tidak langsung variabel modal usaha

(X1), pelatihan (X2), pendampingan (X3) terhadap

kesejahteraan musahik (Z) melalui perkembangan usaha (Y)

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

a. Bagi mustahik, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk

mengembangkan usaha yang sedang dijalankannya.

b. Bagi Badan atau Lembaga zakat, hasil penelitian ini diharapkan

dapat sebagai bahan pertimbangan dalam memberdayakan zakat

produktif yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan UMKM

dan kesejahteraan mustahik.

c. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan akan memberikan

pembelajran terbaru bagi peneliti, kususnya terkait bagaimana

mengimplementasikan ilmu/teori yang didapat selama mengikuti

perkuliahan, kedalam sebuah tulisan karya ilmiah.

2. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan

khususnya di bidang ekonomi syariah mengenai zakat produktif.

b. Hasil penelitian ini diharapkan mampu digunakan sebagai sarana

untuk menambah referensi serta bahan pertimbangan bagi peneliti

lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

13
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Zakat Produktif

a. Definisi Zakat

Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat mempunyai beberapa

arti, yaitu al-barakatu “keberkahan”, al-namaa “pertumbuhan dan

perkembangan”, ath-thaharatu “kesucian”, dan ash-shalahi

“keberesan”. Sedangkan secara istilah, meskipun para ulama

mengemukakannya dengan redaksi yang agak berbeda antara satu

dan lainnya, akan tetapi pada prinsipnya sama, yaitu bahwa zakat itu

adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu, yang Allah

SWT mewajibkan kepada pemiliknya, untuk diserahkan kepada

yang berhak menerimanya, dengan persyaratan tertentu pula

(Hafidhuddin, 2002).

Dalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2011 tentang pengelolaan zakat, yang dimaksud dengan zakat

adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan

usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai

dengan syariat Islam. Sebagai salah satu rukun Islam, zakat menjadi

salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu

hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah

14
memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat telah diatur secara rinci

berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah, zakat merupakan ibadah

sekaligus merupakan amal sosial pemasyarakatan dan kemanusiaan

yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia

(Sony Santoso, 2018).

b. Hukum Zakat

Perintah untuk mengeluarkan zakat hampir selalu bersamaan

dengan perintah untuk mendirikan shalat. Ada 82 ayat Al-Qur’an

yang memerintahkan seseorang untuk shalat, dan di dalamnya juga

tertulis perintah untuk mengeluarkan zakat. Maka dari itu,

kewajiban mengeluarkan zakat setara dengan kewajiban untuk

melaksanakan shalat (Ika Yunia Fauzia, 2014). Di dalam Al-Qur’an

terdapat banyak dalil yang membahas tentang zakat, diantaranya

ialah:

1. (QS. Al-Baqarah [2]: 43)

ْ ‫الزكَا َةَ َو‬


َّ ‫ار َكعُوَا َم ََع‬
ََ‫الرا ِك ِعين‬ َّ ‫َوأَقِي ُموا ال‬
َّ ‫ص ََل َةَ َوآتُوَا‬

Artinya:

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan ruku’lah beserta


orang-orang yang ruku.”
2. (QS. At-Taubah [9] :103)

َ ‫علَ ْي ِه َْم‬
ََّ ِ‫ۖ إ‬
‫ن‬ َ ‫ص َِل‬ ِ ‫ط ِه ُر ُه َْم َوت ُ َز ِك‬
َ ‫يه َْم ِب َهَا َو‬ َ ‫ن أ َ ْم َوا ِل ِه َْم‬
َ ُ ‫ص َدقَ َة ت‬ َْ ‫ُخ َْذ ِم‬

َ‫ع ِليم‬
َ َ‫س ِميع‬
َ ُ‫ّللا‬ َ ‫سكَنَ لَ ُه َْم‬
ََّ ‫ۖ َو‬ َ ََ‫ص ََلتَك‬
َ

15
Artinya:

“Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk
mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa
bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Hadis Nabi SAW:

Hadits riwayat Abu Hurairah Radliyallahu 'anhu, ia berkata


pada suatu hari Rasulullah SAW beserta para sahabatnya/lalu
datanglah seorang laki-laki dan bertanya, “Wahai Rasulullah,
apakah Islam itu?” Nabi menjawab Islam adalah engkau beribadah
kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya, dan engkau dirikan
shalat wajib dan engkau tunaikan zakat yang difardhukan, berpuasa
di bulan Ramadhan” (An-Naisaburi, 2022).
Hukum zakat ialah wajib bagi umat Islam yang mampu. Bagi

orang yang melaksanakannya akan mendapat pahala, sedangkan

yang meninggalkan akan mendapat dosa. Zakat merupakan pilar

ketiga dari rukun Islam, dimana zakat memiliki kedudukan yang

sama dengan rukun Islam yang lain. Zakat tidak hanya ibadah yang

berorientasi pada pahala saja, tetapi juga rasa sosial dan kemanusian.

Oleh karena itu zakat disebut sebagai ibadah yang memiliki dua

dimensi yaitu vertical dan horizontal.

16
c. Orang-Orang yang Berhak Menerima Zakat

Delapan golongan yang berhk menerima zakat sebagaimana

dimuat dalam QS At-Taubah: 60 di rincikan oleh (Fitri, 2017), yaitu

sebagai berikut:

1. Fakir, yaitu orang yang amat sengsara hidupnya, tidak memiliki

harta dan tidak mempunyai tenaga untuk menutupi kebutuhan

dirinya dan keluarganya.

2. Miskin, yaitu orang yang memiliki pekerjaan, tetapi penghasilan

tersebut tidak dapat mencukupi seluruh keperluan pokok

hidupnya.

3. Amilin, yaitu orang yang ditunjuk oleh pemerintah muslim

setempat sebagai petugas pengumpul dan penyalur zakat dari

para muzaki (pembayar zakat).

4. Muallaf, yaitu orang yang baru masuk Islam dan belum mantap

imannya.

5. Hamba Sahaya, yaitu yang ingin memerdekakan dirinya dari

majikannya dengan tebusan uang. Zakat dalam hal ini berfungsi

untuk membebaskan seorang muslim yang ditawan oleh orang

kafir.

6. Garimin, yaitu orang yang terlilit utang. Mereka yang memiliki

utang meskipun mampu dapat dibantu dengan zakat.

17
7. Fisabilillah, yaitu orang yang berjuang di jalan Allah tanpa

imbalan karena merelakan dirinya bekerja dan berjuang untuk

kepentingan Islam.

8. Ibnu sabil, yaitu musafir yang sedang dalam perjalanan yang

bukan bertujuan maksisat di negri rantauan, lalu mengalami

kesulitan dan kesengsaraan dalam perjalanannya.

2. Pendayagunaan Zakat Produktif

a. Zakat Produktif

Kata produktif secara bahasa berasal dari bahasa Inggris

“productive” yang berarti banyak menghasilkan; memberikan

banyak hasil; banyak menghasilkan barang-barang berharga; yang

mempunyai hasil baik. “productivity” berarti daya produksi.

Penggabungan kata zakat dan produktif mempunyai arti: zakat yang

dalam pendistribusiannya dilakukan dengan cara produktif lawan

dari kata konsumtif. Atau dengan kata lain penamaan zakat

produktif ini diambil dari tujuan pendistribusian zakat tersebut yaitu

“untuk diproduktifkan”. Tegasnya zakat produktif adalah suatu

metode pendistribusian dana zakat kepada yang berhak menerima

dalam arti yang luas, sesuai dengan maqashid shari’ah. Cara

pendistribusian yang benar, efektif manfaatnya dengan sistem yang

memberdayakan dan produktif sesuai dengan shariat Islam dan

manfaat serta tujuan sosial ekonomi zakat (Thoriquddin, 2015).

18
b. Pendayagunaan Zakat

Menurut khasanah (Khasanah, 2010), pendayagunaan dana

zakat adalah bentuk pemanfaatan sumber daya (dana zakat) secara

maksimum sehingga berdayaguna untuk mencapai kemaslahatan

bagi umat. Dengan adanya pendayagunaan ini akan tercipta

pemahaman dan kesadaran serta membentuk sikap dan perilaku

hidup individu dan kelompok menuju kemandirian. Dengan

demikian pemberdayaan adalah upaya memperkuat posisi sosial dan

ekonomi dengan tujuan mencapai penguatan kemampuan umat

melalui dana bantuan yang pada umumnya berupa bantuan dana

zakat untuk usaha produktif, sehingga mustahik sanggup

meningkatkan pendapatannya dan membayar kewajiban zakatnya

dari hasil usaha atas dana zakat produktif yang diberikan.

Pendayagunaan dalam zakat erat kaitannya dengan

bagaimana cara pendistribusiannya. Kondisi itu dikarenakan jika

pendistribusiannya tepat sasaran dan tepat guna, maka

pendayagunaan zakat akan lebih optimal dalam Undang-Undang

No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat, dijelaskan mengenai

pendayagunaan adalah (Wulansari, 2013):

1. Zakat dapat didayagunakan untuk usaha produktif dalam rangka

penanganan fakir miskin dan peningkatan kualitas umat.

19
2. Pendayagunaan zakat untuk usaha produktif sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila kebutuhan dasar

mustahik telah terpenuhi.

Lebih lenjut tentang pendayagunaan dana zakat, terdapat

beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh pihak penyalur zakat atau

lembaga pengelola zakat. Hal tersebut diatur dalam keputusan

Menteri Agama RI No. 373 tahun 2003 tentang pengelolaan dana

zakat. Adapun jenis-jenis kegiatan pendayagunaan dana zakat yang

dijelaskan dalam (Fitri, 2017) ialah:

1. Berbasis Sosial

Penyaluran zakat jenis ini dilakukan dalam bentuk

pemberian dana langsung berupa santunan sebagai pemenuhan

kebutuhan pokok mustahik. Ini disebut juga program karitas

(santunan) atau hibah konsumtif. Program ini merupakan bentuk

yang paling sederhana dari penyaluran dana zakat. Tujuan

utama bentuk penyaluran ini adalah antara lain:

a) Untuk menjaga keperluan pokok mustahik

b) Menjaga martabat dan kehormatan mustahik dari meminta-

minta

c) Menyediakan wahana bagi mustahik untuk meningkatkan

pendapatan

d) Mencegah terjadinya eksploitasi terhadap mustahik untuk

kepentingan yang menyimpang

20
2. Berbasis pengembangan ekonomi

Penyaluran zakat jenis ini dilakukan dalam bentuk

pemberian modal usaha kepada mustahik secara langsung

maupun tidak langsung, yang pengelolaannya bisa melibatkan

maupun tidak melibatkan mustahik. Penyaluran dana zakat ini

diarahkan pada usaha ekonomi yang produktif, yang diharapkan

hasilnya dapat mengangkat taraf kesejahteraan masyarakat.

Menurut catatan M. Ridwan Mas’ud dalam (Nafiah, 2015)

menjelaskan bahwa mengelola zakat produktif diperlukan adanya

suatu mekanisme/sistem pengelolaan yang mantap untuk digunakan

sehingga dalam pelaksanaannya kegiatan penyelewengan dana

ataupun kendala-kendala lain dapat dimonitor dan diselesaikan

dengan segera. Berikut adalah macam-macam system pengelolaan

zakat produktif:

1. Surplus Zakat Budget

Merupakan pengumpulan dana zakat yang penditribusiannya

hanya di bagikan sebagian dan sebagian lainnya digunakan

dalam pembiayaan usaha-usaha produktif dalam bentuk zakat

certificate. Dimana dalam pelaksanaannya, zakat diserahkan

oleh muzakki kepada amil yang kemudian dikelola menjadi dua

bentuk yaitu bentuk sertifikat dan uang tunai, selanjutnya

sertifikat diberikan kepada mustahik dengan persetujuan

mustahik. Uang tunai yang terkandung dalam sertifikat tersebut

21
selanjunya digunakan dalam operasional perusahaan, yang

selanjutnya perusahaan didanai diharapkan dapat berkembang

pesat dan menyerap tenaga kerja dari golongan mustahik

sendiri, selain itu perusahaan juga diharapkan dapat

memberikan bagi hasil kepada mustahik pemegang sertifikat.

Apabila jumlah bagi hasil telah mencapai nishab dan haul maka

mustahik tersebut dapat berperan menjadi muzakki yang

membayar zakat atau memberikan shadaqah.

2. In Kind

Merupakan sistem pengelolaan zakat dimana alokasi dana

zakat yang akan didistribusikan kepada mustahik tidak

dibagikan dalam bentuk uang melainkan dalam bentuk alat-alat

produksi seperti mesin ataupun hewan ternak yang dibutukan

oleh kaum ekonomi lemah yang memiliki keinginan untuk

berusaha atau berproduksi, baik untuk mereka yang baru

memulai usaha maupun yang ingin mengembangkan usaha yang

sudah dijalaninya.

3. Revolving Fund

Merupakan sistem pengelolaan zakat dimana amil

memberikan pinjaman dana zakat kepada mustahik dalam

bentuk pembiayaan qardul hasan. Tugas mustahik adalah

mengunakan dana pinjaman tersebut untuk usaha agar dapat

mengembalikan sebagian atau seluruh dana yang di pinjam

22
tersebut dalam kurun waktu tertentu. Setelah dana tersebut

dikembalikan kepada amil kemudian amil menggulirkan dana

tersebut pada mustahik lainnya.

Cara-cara yang dapat dilakukan untuk pendayagunaan zakat

dibidang ekonomi menurut (Kementrian Agama, 2012) adalah:

1. Memberikan motivasi kepada angkatan kerja dengan

memeberikan keterampilan menjahit, pertukangan, dan lain-lain.

2. Melakukan kegiatan untuk memberi motivasi perniagaan dan

memberi pengetahuan tentang usaha dagang.

3. Memberikan permodalan sebagai bentuk tindak lanjut dari

kegiatan sebelumnya.

Penyaluran dana zakat ini diarahkan pada usaha ekonomi

yang produktif, yang diharapkan hasilnya dapat mengangkat taraf

kesejahteraan masyarakat. Dalam tataran lebih luas lagi zakat, dapat

digunakan utuk menyediakan pelatihan keterampilan, pembinaan,

penyediaan modal serta pendampingan agar kaum mustahik dapat

menjalankan usahanya sehingga pada akhirnya mereka dapat

berusaha secara mandiri.

3. Modal

a. Pengertian Modal

Menurut Bambang R 2001 dalam kutipan (Purwanti, 2012)

Modal usaha adalah mutlak diperlukan untuk melakukan kegiatan

23
usaha. Oleh karena itu diperlukan sejumlah dana sebagai dasar

ukuran finansial atas usaha yang digalakan. Sumber modal usaha

dapat diperoleh dari modal sendiri, bantuan pemerintah, lembaga

keuangan baik bank dan lembaga keuangan non bank. Modal adalah

faktor usaha yang harus tersedia sebelum melakukan kegiatan.

Besar kecilnya modal akan mempengaruhi perkembangan usaha

dan pencapaian pendapatan, arti modal yang lain, meliputi baik

modal dalan bentuk uang maupun dalam bentuk barang. .

Majelis Ulama Indonesia (MUI) (Fitri, 2017) telah

mengeluarkan fatwa yang membolehkan penggunaan zakat untuk

modal usaha. Hal itu tertuang dalam fatwa Nomor 4 Tahun 2003

tentang Penggunaan Dana Zakat untuk istithmar (investasi). Dalam

fatwa itu disebut beberapa syarat penggunaan zakat untuk modal

usaha, yaitu:

1. Zakat harus disalurkan pada usaha yang dibenarkan oleh syariah

dan peraturan yang berlaku (al-turuq al-mashru’ah)

2. Diinvestasikan pada bidang-bidang usaha yang diyakini akan

memberikan keuntungan atas dasar studi kelayakan.

3. Usaha tersebut harus dibina dan diawasi oleh pihak-pihak yang

memiliki kompetensi.

4. Usaha tersebut harus dijalankan oleh institusi/lembaga yang

professional dan dapat dipercaya (amanah).

24
5. Modal usaha tersebut harus mendapat jaminan dari pemerintah

dan pemerintah harus menggantinya apabila terjadi kerugian

atau pailit.

6. Tidak boleh ada kaum dhuafa (fakir miskin) yang kelaparan atau

membutuhkan biaya yang tidak bisa ditunda pada saat harta

zakat itu diinvestasikan.

7. Penggunaan dana zakat untuk modal usaha yang di-ta’khir-kan

karena diinvestasikan harus dibatasi waktunya.

Pendistribusian zakat secara produktif terbagi kepada dua

bentuk yaitu: Pertama, zakat diserahkan langsung kepada mustahik

untuk dikembangkan, artinya “ayn al-zakah” yang ditamilkkan

kepada mustahik sehingga zakat tersebut menjadi hak milik penuh

mustahik. Pendistribusian seperti ini disebut juga dengan

pendistribusian zakat secara produktif non investasi, menurut Arif

Mufraini dalam (Zalikha, 2016) menyebutkannya dengan istilah

produktif tradisional. Pendistribusian dalam bentuk ini terdiri dari

dua model yaitu:

1. Zakat yang diberikan berupa uang tunai atau ganti dari benda

zakat yang dijadikan sebagai modal usaha. Nominalnya

disesuaikan dengan kebutuhan mustahik agar memperoleh laba

dari usaha tersebut.

25
2. Zakat yang diberikan berupa barang-barang yang bisa

berkembang biak atau alat utama kerja, seperti kambing, sapi,

alat cukur, mesin jahit dll.

Kedua, pendistribusian zakat secara produktif yang

dikembangkan sekarang adalah pendistribusian dalam bentuk

investasi, yaitu zakat tidak langsung diserahkan kepada mustahik,

dengan kata lain, mustawalad al-zakah yang ditamilkkan kepada

mustahik. Arif mufraini mengistilakannya dengan produktif kreatif.

Pendistribusian semacam ini juga terdiri dari dua model, yaitu:

1. Memberikan modal usaha kepada mustahik dengan cara

bergiliran kepada semua mustahik.

2. Membangun proyek sosial maupun proyek ekonomis, seperti

membangun sarana tempat bekerja bagi mustahik dan lain-lain.

Pendistribusian zakat secara produktif dalam bentuk

investasi khusunya dalam bentuk pemberian modal diberikan

secara bergiliran yang digulirkan kepada semua mustahik.

b. Indikator Modal Usaha

Menurut (Purwanti, 2012) indikator modal usaha adalah

sebagai berikut:

1. Modal sebagai syarat untuk usaha

Modal usaha mutlak diperlukan unuk melakukan kegiatan

usaha. Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap usaha atau

26
peusahaan membutuhkan dana atau biaya untuk dapat

beroperasi. Artinya bahwa tanpa modal usaha, setiap usaha akan

mengalami kesulitan dalam melakukan proses usahanya, baik

memproduksi barang-barang maupun melakuakan transaksi

jual-beli barang. Oleh karena itu diperlukan sejumlah dana

sebagai dasar ukuran finansial atau usaha yang dijalankan.

2. Pemanfaatan modal tambahan

Bantuan modal yang diterima mustahik dimanfaatkan untuk

menjalankan usahanya sehingga volume atau omset penjualan

dan keuntungan yang diperoleh bisa meningkat.

3. Besar modal

Modal adalah faktor usaha yang harus tersedia sebelum

melakukan kegiatan. Besar kecilnya modal akan mempengaruhi

perkembangan usaha dalam pencapaian pendapatan. Besar

kecilnya modal yang dibutuhkan tergantung dari besar kecilnya

usaha yang akan didirikan.

4. Pelatihan

a. Pengertian Pelatihan

Pelatihan merupakan wahana untuk membangun SDM

menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan. Dalam

konteks pengembangan sumber daya manusia, pelatihan merupakan

upaya untuk mengembangkan SDM, terutama untuk

27
mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian manusia.

(Vetzhal Rivai, 2010) mengartikan pelatihan sebagai bagian

pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan

meningkatkan keterampilan diluar sistem pendidikan yang berlaku

dalam waktu singkat dengan metode yang lebih mengutamakan

pada praktik daripada teori.

Robert L. Mathis, mengatakan bahwa pelatihan atau training

adalah sebuah proses dimana seseorang mendapatkan kapabilitas

untuk membantu pencapaian tujuan-tujuan organisasional.

Sedangkan menurut Edwin B. Flippo mengatakan bahwa pelatihan

merupakan suatu usaha peningkatan knowledge dan skill seorang

karyawan untuk menerapkan aktivitas kerja tertentu (Larasati,

2018).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa

pelatihan adalah suatu proses pendidikan yang sistematis untuk

meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan tingkah laku serta

memperoleh keterampilan khusus dengan dibantu oleh instruktur

(pelatih) dlam waktu yang relatif singkat sesuai dengan kebutuhan

serta pencapaian tujuan.

b. Indikator Pelatihan

Menurut (Vetzhal Rivai, 2010), indikator pelatihan terdiri

dari 6 hal yaitu:

1. Peserta Pelatihan

28
Agar program pelatihan dapat mencapai sasaran hendaknya

para peserta dipilih yang benar-benar siap dilatih artinya mereka

yang diikutsertakan dalam pelatihan adalah mereka yang secara

mental telah dipersiapkan untuk mengikuti program tersebut,

pada langkah ini harus selalu dijaga agar pelaksanaan kegiatan

pelatihan benar-benar megikuti program yang telah ditetapkan.

2. Pelatih (Instruktur) Pelatihan

Pelatih harus didasarkan pada keahlian dan kemampuannya

untuk mentransformasikan keahlian tersebut pada peserta

pelatihan karena pelatih memegang peran yang penting terhadap

kelancaran dan keberhasian program pelatihan.

3. Materi (Bahan) Pelatihan

Penyusunan materi pelatihan dilakukan dengan melihat

kebutuhan pelatihan serta memperhatikan faktor-faktor seperti

tujuan pelatihan, peserta pelatihan, haraoan lembaga pelatihan

dan lamanya waktu pelatihan.

4. Metode Pelatihan

Sesuai dengan materi pelatihan yang diberikan, maka

ditentukanlah metode atau cara penyajian yang paling tepat.

Metode pelatihan harus disesuaikan dengan jenis pelatihan yang

akan dilaksanakan dan tingkat kemampuan peserta pelatihan.

29
5. Lama Pelatihan

Lamanya waktu pelatihan ditentukan berdasarkan

pertimbangan mengenai tingkat kesulitan materi pelatihan,

tingkat kemampuan peserta dan media yang digunakan

pelatihan.

6. Tujuan dan Sasaran Pelatihan

Secara umum pelatihan bertujuan untuk mengembangkan

keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih

cepat dan efektif dan untuk mengembangkan pengetahuan,

sehingga pekerjaan dapat dilakukan secara rasional. Kegiatan

pelatihan pada dasarnya dilaksanakan untuk menghasilkan

perubahan tingkah laku dari orang-orang yang mengikuti

pelatihan. Perubahan tingkah laku yang dimaksud adalah dapat

berupa tambahnya pengetahuan, keahlian, keterampilan dan

perubahan sikap dan perilaku.

Pelatihan sangatlah penting untuk meningkatkan kreativitas,

keterampilan, dan pengetahuan mustahik dalam menjalankan

usahanya. Dengan adanya pelatihan, mustahik dapat

mengembangkan usaha yang dikelola. Dan dengan berkembangnya

usaha yang dikelola mustahik diharapkan dapat meningkatkan

kesejahteraan mustahik

30
5. Pendampingan

a. Pengertian Pendampingan

Pendampingan adalah suatu kegiatan yang dilakukan

seseorang yang bersifat konsultatif yaitu menciptakan suatu kondisi

sehingga pendamping maupun yang didampingi bisa berkonsultasi

memecahkan masalah bersama-sama, interaktif yaitu antara

pendamping dan yang didampingi harus sama-sama aktif,

komunikatif yaitu apa yang disampaikan pendamping atau yang

didampingi dapat dipahami bersama (persamaan pemahaman),

motivatif yaitu pendamping harus dapat menumbuhkan

kepercayaan diri dan dapat memberikan semangat/motivasi, dan

negosiatif yaitu pendamping dan yang didampingi mudah

melakukan penyesuaian (Kamil, 2010).

b. Indikator Pendampingan

Pendampingan sosial merupakan suatu strategi yang sangat

menentukan keberhasilan program pemberdayaan masyarakat.

(Suharto, 2014) Menjelaskan bahwa indikator pendampingan yakni

berpusat pada empat bidang tugas atau fungsi yaitu:

1. Pemungkinan (enabling) atau fasilitasi

Merupakan fungsi yang berkaitan dengan pemberian

motivasi atau kesempatan bagi masyarakat, beberapa tugas yang

berkaitan dengan fungsi ini antara lain menjadi model,

31
melakukan mediasi dan negoisasi, membangun konsesus

bersama, serta melakukan manajemen sumber.

2. Penguatan (empowering)

Penguatan merupakan fungsi yang berkaitan dengan

pendidikan dan pelatihan guna memperkuat kapasitas

masyarakat. Pendamping berperan aktif sebagai agen yang

memberi masukan positif dan direktif berdasarkan pengetahuan

dan pengalaman masyarakat yang didampinginya,

membangkitkan kesadaran masyarakat, menyampaikan

informasi, melakukan konfrontasi, menyelenggarakan pelatihan

bagi masyarakat adalah beberapa tugas yang berkaitan dengan

fungsi penguatan.

3. Perlindungan (protecting)

Merupakan fungsi yag berkaitan dengan interaksi

pendamping dengan lembaga-lembaga eksternal atas nama dan

demi kepentingan masyarakat yang didampinginya.

Pendamping dapat bertugas mencari sumber-sumber,

melakukan pembelaan, menggunakan media, meningkatkan

hubungan masyarakat, dan membangun jaringan kerja. Fungsi

perlindungan juga menyangkut tugas pendamping sebagai

konsultan dalam proses pemecahan masalah.

4. Pendukungan (supporting)

32
Fungsi pendukungan mengacu pada aplikasi keterampilan

yang bersifat praktis yang dapat mendukung terjadinya

perubahan positif pada masyarakat. Pendamping dituntut tidak

hanya mampu menjadi manajer perubahan yang mengorganisasi

kelompok, melainkan pula mampu melaksanakan tugas-tugas

teknis sesuai dengan berbagai keterampilan dasar, seperti

melakukan analisis sosial, mengelola dinamika kelompok,

menjalin relasi, bernegosiasi, berkomunikasi, dan mencari serta

mengatur sumber dana.

Dalam menjalankan suatu usaha perlu adanya pendampingan

agar usaha yang dikelola mustahik dapat berjalan dengan baik dan

dapat berkembang dengan baik. Dengan perkembangan usaha yang

baik akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan mustahik.

6. Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Naisbitt dalam bukunya global paradox meramalkan bahwa

semakin besar dan terbuka ekonomi dunia, maka semakin banyak

perusahaan kecil dan menengah akan mendominasi. Perusahaan kecil

di masa datang akan memainkan peran utama dalam percaturan

ekonomi dunia karena mereka memiliki efesiensi yang tinggi disertai

dengan akses yang lebih luas untuk menjangkau peluang ekonomi

dunia (Eny Sulistyowati, 2016).

Menurut UUD 1945 kemudian dikuatkan melalui TAP MPR

NO.XVI/MPR-RI/1998 tentang Politik Ekonomi dalam rangka

33
Demokrasi Ekonomi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah perlu

diberdayakan sebagai bagian integral ekonomi rakyat yang mempunyai

kedudukan, peran, dan potensi strategis untuk mewujudkan struktur

perekonomian nasional yang makin seimbang, berkembang, dan

berkeadilan. Selanjutnya dibuatlah pengertian UMKM melalui UU No.

9 Tahun 1999 dan arena perkembangan yang semakin dinamis dirubah

ke Undang-Undang No. 20 Pasal 1 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah (Safitri, 2017).

a. Pengertian UMKM

Menurut UU No. 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil,

dan Menengah (UMKM) didefinisikan sebagai berikut:

1. Usaha Mikro, adalah usaha produktif milik orang perorangan

dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria

Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

2. Usaha kecil, adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha

yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik

langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau

Usaha Besar yang memenuhi kriteria Undang-Undang ini.

3. Usaha Menengah, adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha

yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

34
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik

langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil

penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

ini.

b. Kriteria UMKM

Menurut Pasal 6 UU No. 20 Tahun 2008 dalam catatan (Suci,

2017) tentang kriteria UMKM dalam bentuk permodalan adalah

sebagai berikut:

1. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:

a) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp

50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk

usaha dan bangunan tempat usaha; atau

b) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp

300.000.000,00 (tigaratus juta rupiah).

2. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:

c) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00

(lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak

Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau;

35
d) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp

300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan

paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima

ratus juta rupiah).

3. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:

e) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00

(lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp

10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

f) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp

2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah)

dampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000 (lima

puluh milyar rupiah).

c. Peran UMKM

Menurut Tambunan 2003 dalam (Erna Listyaningsih, 2020)

UMKM di Indonesia merupakan bagian penting dalam sistem

perekonomian nasional, karena mempunyai peran mempercepat

pertumbuhan ekolnomi melalui misi penyediaan lapangan usaha

dan lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat dan ikut

berperan dalam perolehan devisa negara serta memperkukuh

struktur usaha nasional yang dibuktikan dengan kemampuan

memberikan lapangan pekerjaan, mengurangi jumlah angka

pengangguran, kemiskinan atau melebarnya kesenjangan antara

36
sector atau pelaku usaha menjadi salah satu sarana pengenalan

produk buatan dalam negeri ke mancanegara.

d. Perkembangan Usaha

Perkembangan usaha adalah suatu bentuk usaha kepada

usaha itu sendiri agar dapat berkembang menjadi lebih baik lagi dan

agar mencapai pada satu titik atau puncak menuju kesuksesan.

Perkembangan usaha dilakukan oleh usaha yang sudah mulai

terproses dan terlihat ada kemungkinan untuk lebih maju lagi

(C.Kurniatun, 2021)

Perkembangan usaha kecil menengah adalah kemampuan

seorang pengusaha kecil untuk mensosialisasikan dirinya kepada

kebutuhan pangsa pasar sehingga ada perbaikan taraf hidup pada

diri seorang pengusaha. Perkembangan usaha bagi usaha mikro

kecil dan menengah sebagai kesuksesan dalam berusaha yang dapat

dilihat jumlah penjualan yang semakin meningkat dikarenakan dari

kemampuan pengusaha dalam meraih peluang usaha yang ada

(Purwanti, 2012).

e. Indikator Perkembangan Usaha

Menurut catatan (Fitriani Prastiawati, 2016) Indikator

perkembangan usaha dapat dilihat dari jumlah pendapatan, laba,

nilai penjualan, pelanggan, barang terjual dan perluasan usaha

selama jangka waktu tertentu. Tingkat perkembangan usaha mikro

dan kecil dapat dilihat dari adanya perkebangan jumlah unit usaha,

37
jumlah tenaga kerja yang terlibat serta jumlah output produksinya.

Adapun indikator yang dipakai dalam penelitian ini antara lain:

1. Pendapatan

Pengertian pendapatan dari sudut penghasilan perorangan,

penghasilan sebagai jumlah dari nilai pasar barang dan jasa yang

dikonsumsi dan perubahan nilai kekayaan yang ada pada awal

dan akhir suatu periode (Soemarso, 2007). Pertumbuhan

pendapatan merupakan salah satu tolak ukur terpenting dalam

keberhasilan suatu usaha, dengan meningkatnya pendapatan

yang diperoleh maka akan menentukan keberlangsungan suatu

usaha.

2. Laba

Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan

antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi

selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan

pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut kelebihan

penghasilan di atas biaya selama periode akuntansi (Irawan,

2016). Atau bisa dikatakan laba merupakan keuntungan bersih

yang di dapat dari suatu usaha, baik itu dari penjualan barang

ataupun jasa.

3. Tingkat Penjualan Produk

Salah satu analisis terpenting yang dilakukan pengusaha

adalah analisis volume penjualan. Hal ini dimaksudkan untuk

38
mengetahui maju mundurnya suatu usaha atas produk yang telah

dihasilkan. Dengan analisis tersebut dapat terungkap apakah

penjualan produk mengalami kenaikan atau penurunan yang

secara langsung mempengaruhi tingkat perkembangan suatu

usaha. Dengan kenaikan jumlah penjualan berarti menandakan

usaha mengalami perkembangan.

2. Pelanggan

Konsumen menurut Philip Kotler dalam bukunya Prinsiples

of Marketing adalah semua individu dan rumah tangga yang

membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi

pribadi. Definisi pelanggan adalah setiap orang yang menuntut

pemberian jasa (perusahaan) untuk memenuhi suatu standar

kualitas pelayanan tertentu, sehingga dapat memberi pengaruh

pada performansi pemberi jasa tersebut. Dengan kata lain,

pelanggan adalah orang atau pembeli yang tidak tergantung

pada suatu produk, tetapi produk yang tergantung pada orang

tersebut (Firmansyah, 2018). Dengan banyaknya konsumen

atau pelanggan yang datang untuk membeli produk telah

mengindikasikan bahwa usaha sedang mengalami

perkembangan.

3. Perluasan Usaha

Perluasan usaha adalah penambahan aktiva tetap yang sudah

ada dalam perusahaan, misalnya penambahan mesin, Gedung

39
ruangan atau peralatan (Rencana Pengembangan/Perluasan

Usaha/Perusahaan, 2022).

4. Peningkatan jumlah produksi

Peningkatan jumlah dan mutu hasil produksi sering disebut

perluasan produksi. Pada dasarnya perluasan produksi

dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Perluasan produksi harus dilakukan karena beberapa alasan,

anatar lain bertambahnya jumlah dan jenis kebutuhan

masyarakat, adanya barang-barang yang sudah rusak dan perlu

diganti, serta adanya keinginan manusia untuk meningkatkan

taraf hidupnya (Waluyo, 2008). Ketika banyaknya permintaan

suatu produk di pasar, maka secara tidak langsung akan

mendesak perusahaan untuk meningkatkan output produksinya.

Dengan banyaknya barang produksi yang terjual maka akan

menambah keuntungan untuk perusahaan, oleh karena itu

peningkatan jumlah produksi dapat dijadikan tolak ukur untuk

suatu perkembangan usaha.

5. Tenaga Kerja

Karyawan atau tenaga kerja merupakan subyek faktor

produksi yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan

bisnis dalam berbagai kegiatan industri. Bahkan berhasil atau

tidaknya suatu bisnis ditentukan oleh sumber daya manusia

yang berperan serta dalam bisnis itu sendiri.

40
f. Manfaat perkembangan kewirausahaan

Menurut (Najma, 2014) pengembangan kewirausahaan di

kalangan masyarakat memiliki manfaat yang terkait langsung

dengan pengembangan masyarakat. Manfaat tersebut diantaranya:

1. Pengembangan kewirausahaan akan memberikan kontribusi

yang besar bagi perluasan lapangan pekerjaan, sehingga dapat

mengurangi angka pengannguran.

2. Berkembangnya kewiraushaan akan meningkatkan kekuatan

ekonomi negara. Telah terbukti dalam sejarah perjalanan bangsa

kita bahwa UKM adalah basis ekonomi yang paling tahan

menghadapi goncangan ekonomi.

3. Dengan semakin banyaknya wirausahaan, akan semakin banyak

keteladanan dalam masyarakat, khususnya dalam aktivitas

perdagangan, karena para wirausahaan memiliki pribadi yang

unggul, berani, independen, hidup tidak merugikan orang lain,

bahkan sebalinya memberikan manfaat bagi anggota

masyarakat lain.

4. Dengan berkembangnya kewirausahaan, maka akan

menumbuhkan etos kerja dan kehidupan yang dinamis, serta

semakin banyaknya partisipasi masyarakat terhadap

pembangunan bangsa.

41
7. Kesejahteraan

a. Pengertian Kesejahteraan

Dalam UU No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial

dijelaskan bahwa kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya

kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat

hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat

melaksanakan fungsi sosialnya. Sedangkan penyelenggaraan

kesejahteraan sosial adalah upaya yang terarah, terpadu, dan

berkelanjutan yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah, dan

masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi

kebutuhan dasar setiap warga negara, yang meliputi rehabilitasi

sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan

sosial (Sodiq, 2015).

Menurut kamus W.J.S Poerwadarminta (1990) dalam

(Suryono, 2014), sejahtera diartikan sebagai keadaan “aman,

sentosa, dan makmur”. Sehingga arti kesejahteraan meliputi

keamanan, keselamatan, dan kemakmuran. Adapun istilah rakyat

(sosial) dalam arti sempit berkait dengan skor pembanguan sosial

atau pembangunan kesejahteraan rakyat yang bertujuan untuk

meningkatkan kualitas kehidupan manusia, terutama yang

dikategorikan sebagai kelompok yang tidak beruntung dan

kelompok rentan (kelompok yag berpotensi untuk menjadi orang

miskin).

42
b. Kesejahteraan dalam perspektif Islam

Dalam catatan (Sodiq, 2015) Islam datang sebagai agama

terkhir yang bertujuan untuk mengantarkan pemeluknya menuju

kepada kebahagiaan hidup yang hakiki, oleh karena itu Islam

sangat memperhatikan kebahagiaan manusia baik itu kebahagiaan

dunia maupun akhirat, dengan kata lain Islam (dengan segala

aturannya) sangat mengharapkan umat manusia untuk memperoleh

kesejahteraan materi dan spiritual.

Chapra menggambarkan secara jelas bagaimana eratnya

hubungan antara syaiat Islam dengan kemaslahatan. Ekonomi

Islam yang merupakan salah satu dari bagian dari Syariat Islam,

tentu mempunyai tujuan yang tidak lepas dari tujuan utama Syariat

Islam. Tujuan utama ekonomi Islam adalah merealisasikan tujuan

manusia untuk mencapai kebahagaan dunia dan akhirat (falah),

serta kehidupan yang baik dan terhormat (al-hayah al-thayyibah).

Ini merupakan definisi kesejahteraan dalam pandangan Islam, yang

tentu saja berbeda secara mendasar dengan pengertian

kesejahteraan dalam ekonomi konvensional yang sekuler dan

materialistic.

c. Tujuan Kesejahteraan Sosial

Di antara tujuan diselenggarakannya kesejahteraan sosial

adalah (Sodiq, 2015):

43
1. Meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas, dan kelangsungan

hidup.

2. Memulihkan fungsi sosial dalam rangka mencapai

kemandirian.

3. Meningkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah

dan menangani masalah kesejahteraan sosial.

4. Meningkatkan kemampuan, kepedulian dan tanggungjawab

sosial dunia usaha dalam penyelenggaraan kesejahteraan

sosial secara melembaga dan berkelanjutan.

5. Meningkatkan kemampuan dan kepedulian masyarakat dalam

penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan

berkelanjutan.

6. Meningkatkan kualitas manajemen penyelenggaraan

kesejahteraan sosial.

d. Indikator Kesejahteraan

Menurut Imam Al-Ghazali dalam bukunya ihya’ Ulumuddin

(Nafiah, 2015) dalam masyarakat Islam terdapat lima aspek yang

sangat berperan dalam tercapainya kesejahteraan sosial yaitu

tujuan utama syariat Islam atau yang disebut dengan maqashid

syariah di antaranya adalah:

1. Ad-dien: Memelihara Agama

2. Al-aql: Memelihara akal

3. Al-Nafs: Melindungi Jiwa

44
4. Al-Ird: Melindungi keluarga/garis keturunan

5. Al-Mal: Melindungi Harta

Dalam (Sanihah, 2014) dijelaskan bahwa secara bahasa,

maqashid syariah terdiri dari dua kata yakni, maqashid dan

syari’ah. Maqashid adalah bentuk jamak dari maqashid yang

berarti kesengajaan atau tujuan, syari’ah berarti jalan menuju

sumber air. Jalan menuju sumber air ini dapat pula dikatakan

sebagai jalan kearah sumber pokok kehidupan.

Menurut asy-Syatibi, maqashid syariah merupakan tujuan

syariah yang lebih memperhatikan kepentingan umum. Menurut

istilah, Maqashid Syari’ah adalah kandungan nilai yang menjadi

tujuan persyariatan hukum. Jadi Maqashid Syari’ah adalah tujuan-

tujuan yang hendak dicapai dari suatu penetapan hukum.

Imam asy-Syatibi berpandangan bahwa tujuan utama dari

maqashid asy syari’ah adalah untuk menjaga dan memperjuangkan

tiga kategori hukum yaitu antara lain:

1. Daruriyyat

Secara bahasa berarti kebutuhan yang mendesak atau

darurat. Dalam kategori ini ada lima hal yang perlu

diperhatikan, yaitu memelihara agama, memelihara jiwa,

memelihara akal pikiran, memelihara kehormatan dan

keturunan serta memelihara harta benda.

45
Dalam kebutuhan Daruriyyat, apabila tingkat kebutuhan ini

tidak terpenuhi, maka akan mengancam keselamatan umat

manusia di dunia maupun di akhirat. Ada lima hal yang paling

utama dan mendasar yang masuk dalam jenis ini, yaitu

kepentingan nya harus selalu di jaga atau dilindungi:

a) Melindungi Agama (al-Din) untuk perseorangan ad-Din

berhubungan dengan ibadah-ibadah yang dilakukan

seorang muslim dan muslimah, membela Islam dari pada

ajaran-ajaran yang sesat, membela Islam dari serangan

orang-orang yang beriman kepada agama lain.

b) Melindungi Nyawa (al-Nafs) dalam agama Islam nyawa

manusia adalah sesuatu yang sangat berharga dan harus di

jaga dan di lindungi. Seorang muslim di larang membunuh

orang lain atau dirinya sendiri. Terjemahan dari surat al-

Isra 17:33, berbunyi: “Dan janganlah kamu membunuh

jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan

dengan satu (alasan) yang benar…

c) Melindungi Akal (al-Aql) yang membedakan manusia

dengan hewan adalah akal, oleh karena itu kita wajib

menjaga dan melindunginya. Islam menyarankan kita

untuk menuntut ilmu sampai ke ujung dunia manapun dan

melarang kita untuk merusak akal sehat kita, seperti

meminum alkohol.

46
d) Melindungi Keluarga/garis keturunan (al-Ird) menjaga

garis keturunan dengan menikah secara agama dan

negara.

e) Melindungi Harta (al-Mal) harta adalah hal yang sangat

penting dan berharga, namun Islam, melarang kita untuk

mendapatkan harta kita secara illegal, dengan mengambil

harta orang lain dengan cara mencuri atau korupsi. Seperti

bunyi surat Al-Baqarah 2: 188: “Dan janganlah sebagian

kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu

dengan jalan yang batil…”

Kelima hal yang penting di atas di dapat dari syariah sebagai

essensi dari pada existensi manusia. Oleh karena itu semua

golongan sosial sudah selayaknya melindunginya, karena jika

tidak, kehidupan manusia di dunia akan menjadi kacau, brutal,

miskin, dan menderita, baik di dunia dan di akhirat nantinya.

2. Hajiyyat

Secara bahasa berarti kebutuhan-kebutuhan sekunder.

Apabila kebutuhan ini tidak terwujud tidak sampai

mengancam keslamatan, namun akan mengalami kesulitan.

Untuk menghilangkan kesulitan tersebut, dalam Islam terdapat

hukum ruksha (keringanan) yaitu hukum yang dibutuhkan

untuk meringankan beban, sehingga hukum dapat

dilaksanakan tanpa rasa tertekan dan terkekang.

47
3. Tahsiniyyat

Secara bahasa berarti hal-hal penyempurna. Tingkat

kebutuhan ini berupa kebutuhan pelengkap. Apabila

kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka tidak akan mengancam

dan tidak pula menimbulkan kesulitan.

Diluar maqashid syariah terdapat indikator lain yang

dianggap dapat mempengaruhi kesejahteraan yaitu lingkungan

permukiman. Lingkungan permukiman adalah tempat dimana

segala kegiatan masyarakat dilakukan berdasarkan kondisi sosial

dan budaya. Menurut Doxiadis dalam kutipan (Suleman Patiung,

2021) permukiman adalah paduan antara unsur manusia dan

masyarakatnya, alam dan unsur buatan. Lingkungan permukiman

merupakan system yang terdiri dari lima elemen, yaitu:

1. Nature (unsur alam), mencakup sumber-sumber daya alam

seperti geologi, topografi, hidrologi, tanah, iklim, dan unsur

hayati seperti vegetasi dan fauna.

2. Man (manusia), mencakup segala kebutuhan pribadinya,

seperti kebutuhan biologis, emosional, nilai-nilai moral,

perasaan dan persepsinya.

3. Society (masyarakat), manusia sebagai bagian dari

masyarakatnya.

4. Shell (lindungan), tempat dimana manusia sebagai individu

dan kelompok melakukan kegiatan dan kehidupannya.

48
5. Network (jejaring), merupakan sistem alami atau yang dibuat

manusia untuk menunjang berfungsinya lingkungan

permukimannya, seperti jalan, jaringan air bersih, listrik,

telepon, sistem persampahan dan lain sebagainya

8. Hubungan Pendayagunaan Zakat Produktif (Modal Usaha,

Pelatihan & Pendampingan) terhadap Perkembangan Usaha Mikro

Kecil dan Menengah

Implikasi zakat adalah memenuhi kebutuhan masyarakat yang

kekurangan, memperkecil jurang kesenjangan ekonomi, menekan

jumlah permasalahan sosial, dan menjaga kemampuan beli masyarakat

agar dapat memelihara sektor usaha.

Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap usaha membutuhkan biaya

untuk dapat beroperasi. Zakat produktif sebagai modal usaha memiliki

peranan yang besar dalam meningkatkan pendapatan dan keuntungan

usaha. Tanpa modal usaha yang memadai, setiap usaha akan mengaami

kesulitan dalam melakukan proses usahanya. Pengembangan zakat

bersifat produktif dengan cara dijadikannya dana zakat sebagai modal

usaha, untuk pemberdayaan ekonomi penerimanya, dan supaya fakir

miskin dapat menjalankan atau membiayai kehidupannya secara

konsisten. Dengan dana zakat tersebut fakir miskin akan mendapatkan

penghasilan tetap, meningkatkan usaha, mengembangkan usaha serta

mereka dapat menyisihkan penghasilannya untuk menabung (Najma,

2014). Dengan adanya bantuan modal dari dana zakat yang diterima

49
pihak mustahik maka akan meningkatkan produksi dan

keberlangsungan usahanya. Berdasarkan uraian tersebut, bantuan

modal di duga memiliki pengaruh positif terhadap perkembangan usaha

mustahik, yaitu semakin besar modal yang diberikan maka mustahik

dapat meningkatkan produktivitas usahanya.

Selain modal, pelatihan juga memiliki pengaruh yang sangat besar

terhadap perkembangan suatu usaha. Pelatihan yang diberikan kepada

mustahik bertujuan untuk meningkatan pengetahuan, keterampilan, dan

sikap yang dimilikinya. Melalui pelatihan ini setiap para peserta yang

terdiri dari para mustahik diberikan konsep-konsep kewirausahaan

dengan segala macam seluk-beluk permasalahan yang ada di dalamnya

(Najma, 2014). Dengan adanya pelatihan diharapkan mustahik mampu

mandiri dan dapat berinovasi sehingga berpengaruh positif untuk

perkembangan usahanya serta mustahik dapat mencermati adanya kiat-

kiat tertentu yang harus ia jalankan, sehingga dapat dihindari sekecil

mungkin adanya kegagalan dalam pengembangan kegiatan usahanya.

Berdasarkan uraian tersebut, pelatihan diduga memiliki pengaruh

positif terhadap perkembangan usaha, yaitu semakin sering seseorang

mengikuti pelatihan maka ia akan semakin menguasai berbagai materi

yang dapat menunjang keberlangsungan usahanya.

Selain modal usaha dan pelatihan, pendampingan juga diperlukan

dalam tumbuh kembang suatu usaha. Pendampingan yang diberikan

bertujuan untuk memonitoring dan mengevaluasi kegiatan terhadap apa

50
yang sudah dilakukan selama masa pendampingan seperti mengadakan

pertemuan rutin, memberikan motivasi, cara pengelolaan keuangan dan

lain sebagainya sehingga mustahik dapat mengelola usahanya dengan

lebih baik lagi (Suharto, 2014). Berdasarakan uraian tersebut, diduga

pendampingan memiliki pengaruh positif terhadap perkembangan

usaha yaitu semakin baik pendampingan yang diberikan akan semakin

baik pula pengelolaan usaha mustahik sehingga akan meningakatkan

perkembangan usaha mustahik.

Dari beberapa penjelasan di atas terkait zakat produktif, dapat ditarik

kesimpulan yang mana, pendayagunaan zakat produktif dapat atau

dialokasikan untuk hal-hal yang lebih produktif atau menghasilkan. Di

mana, dana zakat yang telah disalurkan atau program pelatihan dan

pendampingan yang mustahik ikuti diharapkan dapat bermanfaat untuk

usaha yang lebih menghasilkan.

9. Hubungan Pendayagunaan Zakat Produktif (Modal Usaha,

Pelatihan dan Pendampingan) terhadap Kesejahteraan Mustahik

Zakat merupakan salah satu komponen dalam sistem kesejahteraan

Islam. Apabila zakat benar-benar dikelola dengan baik, niscaya ia akan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengurangi pengangguran,

dan sekaligus mengurangi jumlah kaum fakir miskin. Apabila

kesejahteraan masyarakat meningkat, sudah jelas kaum miskin secara

berangsur-angsur akan bisa berkurang. Pengentasan kesmiskinan dapat

dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan program

51
pemberdayaan zakat produktif yang bertujuan agar tercapai

kesejahteraan mustahik yang seutuhnya. Beberapa program

pemberdayaan yang dilakukan adalah dengan memberikan bantuan

modal usaha, pelatihan dan pendampingan.

Pemberian modal usaha produktif dapat mendorong perkembangan

usaha mustahik sehingga dapat meningkatkan pendapatan yang pada

gilirannya akan dapat meningkatkan kesejahteraaan mustahik.

Pemberian pelatihan merupakan wahana untuk membangun SDM

menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan. Dalam konteks

pengembangan sumber daya manusia, pelatihan merupakan upaya

untuk mengembangkan SDM (Fathurrohman, 2016). Memberikan

pelatihan kepada para mustahik bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimilikinya. Dengan

pelatihan tersebut, mustahik diharapkan mampu mandiri dan

menciptakan penghasilan untuk mencapai tingkat kehidupan yang lebih

layak dan sejahtera (Hasanah, 2011) Selain itu pendampingan juga

memiliki peran yang tak kalah penting, pendampingan merupakan

suatu strategi yang sangat menentukan keberhasilan program

pemberdayaan masyarakat (Suharto, 2014), sehingga pemberian modal

dan pelatihan saja belum cukup untuk menentukan keberhasilan yang

ingin dicapai. Dengan adanya pendampingan yang diberikan kepada

mustahik diharapkan lebih mampu membantu meningkatkan

kesejahteraan mustahik itu sendiri.

52
10. Hubungan Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

terhadap Kesejahteraan Mustahik

Pemanfaatan dana zakat produktif yang berasal dari umat Islam

harus dikelola dan disalurkan secara efektif sebagai suatu sisi

pemberdayaan ekonomi umat. Salah satu bentuk pemberdayaan

ekonomi umat adalah melalui kewirausahaan. Zakat produktif bisa

menjadi sumber dana bagi pengembangan kewirausahaan umat.

Menurut (Irawati, 2018) Peningkatan produktivitas pada usaha kecil

akan berdampak luas pada perbaikan kesejahteraan rakyat karena usaha

kecil adalah tempat dimana banyak orang menggantungkan sumber

kehidupannya. Salah satu alternatif dalam meningkatkan produktivitas

dan pengembangan usaha kecil adalah dengan modernisasi sistem

usaha dan perangkat kebijakannya yang sistematik sehingga akan

memberikan dampak yang lebih luas lagi dalam meningkatkan daya

saing daerah.

53
B. Penelitian Terdahulu

N Judul Penulis Hasil Persamaan Perbedaan


o (Tahun)
1 Pengaruh Roikha Hasil dari Meneliti Menggunaka
Pendayaguna Azhari penelitian ini Pengaruh n Variabel
an Zakat (2018) membuktika Zakat Pelatihan,
Produktif Skripsi, n bahwa Produktif Pendamping
Terhadap universitas zakat terhadap an dan
Pertumbuhan islam negeri produktif pertumbuha Kesejahteraa
Usaha Mikro sunan ampel mempunyai n usaha n Mustahik
Dan fakultas pengaruh mikro
Penyerapan ekonomi dan yang positif mustahik
Tenaga Kerja bisnis islam dan
Mustahik signifikan
Pada Program terhadap
Jatim pertumbuhan
Makmur usaha mikro
Baznas Jawa mustahik.
Timur Kemudian
pertumbuhan
usaha mikro
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
penyerapan
tenaga kerja
2 Pengaruh Muhammad ZIS Meneliti Lokasi
Zakat Zaid produktif pengaruh penelitian di
Produktif mempunyai zakat BAZNAS

54
Terhadap Alaydrus pengaruh produktif Kota
Pertumbuhan (2016) signifikan terhadap Pasuruan
Usaha Mikro Tesis, terhadap pertumbuha Jawa Timur
Dan ADLN- pertumbuhan n usaha
Kesejahteraan Perpustakaa usaha mikro mikro dan
Pada Badan n mustahik, kesejahtera
Amil Zakat Universitas sedangkan an mustahik
Kota Airlangga ZIS
Pasuruan produktif
Jawa Timur tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
kesejahteraa
n mustahik
dan
pertumbuhan
usaha mikro
ustahik juga
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
kesejahteraa
n mustahik
3 Pengaruh Dewi Hasil Meneliti Lokasi
Zakat Sundari penelitian ini pengaruh penelitian
Produktif Tanjung menunjukka zakat
BAZNAS (2019) n bahwa produktif
Kota Medan AT- zakat terhadap
Terhadap TAWASSU produktif pertumbuha

55
Pertumbuhan TH: Jurnal berpengaruh n usaha dan
Usaha Dan Ekonomi signifikan kesejahtera
Kesejahteraan Islam, terhadap an mustahik
Mustahik Di Volume IV pertumbuhan
Kecamatan No. 2 Juli - usaha dan
Medan Timur Desember kesejahteraa
2019: 349 - n mustahik,
370 begitu juga
dengan
pertumbuhan
usaha yang
berpengaruh
signifikan
terhadap
kesejahteraa
n mustahik
4 Pengaruh Mila Sartika Hasil dari Variabel Menggunaka
Pendayaguna (2008) penelitian ini Zakat n variabel
an Zakat La_Riba menunjukka Produktif Pelatihan,
Produktif Jurnal n adanya sebagai Penddampin
Terhadap Ekonomi pengaruh variabel gan, dan
Pemberdayaa Islam Vol. yang independen Kesejahteraa
n Mustahiq II, No. 1, signifikan n Mustahik
Pada Laz Juli 2008 antara
Yayasan Solo jumlah dana
Peduli yang
Surakarta dikeluarkan
terhadap
pendapatan
mustahiq

56
5 Pengaruh Muhammad Hasil Meneliti Lokasi
Pengelolaan Burhannudi penelitian pengaruh Penelitian di
Zakat n (2014) diketahui zakat PMA Al –
Produktif Al-Infaq: bahwa produktif Bunyan,
Terhadap Jurnal pengelolan terhadap Bogor
Perkembanga Ekonomi zakat perkemban
n Usaha Islam, Vol. produktif gan usaha
Masyarakat 5 No. 1, sangat mustahik
Mandiri Club Maret 2014 mempengaru
Di Pma Al- pp. 88-129 hi
Bunyan perkembanga
Bogor n usaha
masyarakat
mandiri club
6 Pengaruh Rina Irawati Diketahui Meneliti Menggunaka
Pelatihan Dan (2018) dari hasil pengaruh n variabel
Pembinaan Jurnal penelitian ini pelatihan modal (zakat
Terhadap JIBEKA bahwa terhadap produktf),
Pengembanga Volume 12 pelatihan dan pengemban dan
n Usaha Kecil No 1, 2018: pembinaan gan usaha kesejahteraa
74 - 82 berpengaruh kecil n mustahik
secara
parsial
terhadap
pengembang
an usaha
kecil.
7 Pengaruh Putri Hasil Menggunak Lokasi
Bantuan Rahmanisa penelitian an variabel penelitian di
Modal, Tri Puji menunjukka modal, BAZNAS

57
Pelatihan Utami n bahwa pelatihan Kota
Keterampilan (2018) terdapat dan Yogyakarta
Dan Jurnal pengaruh pendampin
Pendampinga Pendidikan positif gan sebagai
n Terhadap dan bantuan variabel
Peningkatan Ekonomi, modal, independen
Pendapatan 2018 pelatihan
Mustahik keterampilan
Pada dan
Pemberdayaa pendampinga
n Zakat, Infak n terhadap
Dan peningkatan
Shadaqah pendapatan
BAZNAS mustahik
Kota pada
Yogyakarta pemberdayaa
n ZIS
BAZNAS
Kota
Yogyakarta

C. Kerangka Berpikir

Dalam beberapa literatur kerangka pemikiran dikenal dengan asumsi dasar

yang disusun oleh peneliti berdasarkan kerangka teori dalam kajian pustaka

dan penelitian sebelumnya. Asumsi dasar akan berkembang menjadi

hipotesis penelitian, yang dikenal sebagai kesimpulan sementara yang harus

dibuktikan kebenarannya. Kerangka pemikiran merupakan proses memilih

58
aspek-aspek dalam tinjauan teori yang berhubungan dengan masalah

penelitian. Dibuat dalam bentuk bagan merupakan satu rangkaian konsep

dasar secara sistematis menggambarkan variabel dan hubungan antar

variabel (Firdaus, 2018).

59
Gambar 2. 1
Kerangka Pemikiran

Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif Terhadap Kesejahteraan Mustahik


Melalui Perkembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah
(Studi Pada ZMART BAZNAS Kota Tangerang)

Modal (X1) Pelatihan (X2) Pendampingan


(X3)

Perkembangan Usaha Mikro Kecil


dan Menengah (Y)

Kesejahteraan Mustahik (Z)

Uji Pengukuran Data :


Uji Validitas & Uji Reliabilitas

Uji Asumsi Klasik :


Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas

Path Analysis:
Analisis Korelasi
Uji T (T-Test)
Uji F (F-Test)
Uji Koefisien Determinasi

Uji So
Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

60
D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori di atas terdapat beberapa dugaan sementara dalam

penelitian ini, yaitu:

1. Sub Struktur – 1 Hubungan Sub-Struktur X1, X2 dan X3 terhadap Y.

a. Terdapat pengaruh variabel modal (X1) terhadap perkembangan

usaha mikro (Y).

b. Terdapat pengaruh variabel pelatihan (X2) terhadap perkembangan

usaha mikro (Y).

c. Terdapat pengaruh variabel pendampingan (X3) terhadap

perkembangan usaha mikro (Y).

d. Terdapat pengaruh variabel modal (X1), variabel pelatihan (X2),

dan pendampingan (X3) terhadap perkembangan usaha mikro (Y)

secara simultan.

2. Sub Struktur – 2 Hubungan Sub-Struktur X1, X2 dan X3 terhadap Z

a. Terdapat pengaruh variabel (X1) terhadap kesejahteraan mustahik

(Z).

b. Terdapat pengaruh variabel pelatihan (X2) terhadap kesejahteraan

mustahik (Z).

c. Terdapat pengaruh variabel pendampingan (X3) terhadap

kesejahteraan mustahik (Z).

d. Terdapat pengaruh variabel perkembangan usaha mikro (Y)

terhadap kesejahteraan mustahik (Z).

61
e. Terdapat pengaruh variabel modal (X1), pelatihan (X2),

pendampingan (X3) dan perkembangan usaha mikro (Y) tehadap

kesejahteraan mustahik (Z) secara simultan.

f. Terdapat pengaruh tidak langsung variabel modal (X1) terhadap

kesejahteraan mustahik (Z) melalui perkembangan usaha mikro (Y).

g. Terdapat pengaruh tidak langsung variabel pelatihan (X2) terhadap

kesejahteraan mustahik (Z) melalui perkembagan usaha mikro (Y).

h. Terdapat pengaruh tidak langsung variabel pendampingan (X3)

terhadap kesejahteraan mustahik (Z) melalui perkembangan usaha

mikro (Y).

62
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di Zmart yang tersebar di

Kota Tangerang, Provinsi Banten, untuk mengetahui adanya pengaruh dari

program tersebut terhadap kesejahteraan mustahik melalui perkembangan

UMKM maka, penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif, dimana

penelitian ini menekankan pada pembuktian hipotesis yang disusun

berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di awal, dan kemudian

menggunakan data yang terukur serta menghasilkan kesimpulan yang dapat

digeneralisasikan.

Dalam analisis penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan

analisis jalur. Penelitian ini berusaha menjelasakan dan menggambarkan

tentang pengaruh langsung dan tidak langsung yang disebabkan oleh

pemberian dana zakat produtif terhadap kesejahteraan mustahik melalui

perkembangan UMKM.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono 2011 Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terjadi atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi bukan hanya terpaku pada manusia, tetapi juga

63
bisa berupa obyek dan benda-benda alam yang lain. populasi juga bukan

sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi

meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh obyek atau

subyek itu (Mufraini, 2013). Adapun Populasi dalam penelitian ini

merupakan seluruh individu mustahik penerima zakat produktif BAZNAS

Kota Tangerang dalam Program Zmart.

2. Sampel

Menurut sampel (Sugiyono, 2007) adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan

peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,

misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Untuk itu sampel yang

diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili)

Menurut (Sugiyono, 2018) teknik sampling adalah merupakan

teknik pengambilan sampel. untuk menentukan sampel yang akan

digunakan dalam penelitian, peneliti memilih untuk menggunakan teknik

sampel Sampling Jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel

bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering

sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang.

Sampel dalam penelitian ini merupakan mustahik penerima bantuan dan

zakat produktif melalui program Zmart BAZNAS Kota Tangerang yaitu

sebanyak 30 orang.

64
C. Metode Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Dalam penelitian ini digunakan dua metode pengambilan data, yaitu

data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh

secara langsung dengan memberikan kuesioner atau daftar pertanyaan

kepada individu mustahik penerima zakat produktif dari BAZNAS Kota

Tangerang.

Data sekunder ialah data yang dilakukan dengan cara membaca

literatur kepustakaan, jurnal, internet, media cetak, dan sumber lainnya

yang berhubungan dan dapat mendukung penelitian ini.

2. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner,

wawancara serta dokumentasi

a. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2018).

Kuesioner disebarkan kepada penerima bantuan dana zakat

produktif yang dikelola BAZNAS Kota Tangerang dalam

program Zmart.

b. Wawancara melalui tanya jawab lisan antara dua orang atau

lebih secara langsung, khusunya mustahik (penerima dana zakat

produktif) dalam program Zmart BAZNAS Kota Tangerang.

Wawancara dilakukan untuk mengetahui perkembangan usaha

65
mustahik melalui dana zakat produktif dan kesejahteraan

mustahik, serta untuk memperoleh informasi tambahan.

c. Dokumentasi menurut Sugiyono adalah suatu cara yang

digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk

buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa

laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian.

3. Skala Pengukuran

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai

acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam

alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran

akan menghasilkan data kuantitatif. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial jawaban setiap instrument yang mengguakan skala

likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai negatif (Sugiyono,

2018). Dalam penelitian ini terdapat lima kategori penilaian jawaban

yang mengandung variasi nilai bertingkat, antara lain:

Alternatif Jawaban Bobot Skor

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Kurang Setuju 3

Tidak Setuju 2

66
Sangat Tidak Setuju 1

Bahwa semakin tinggi skor yang diperoleh dari seorang responden,

merupakan indikasi bahwa responden tersebut sikapnya semakin positif

terhadap obyek yang ingin diteliti oleh penulis. Tujuan ini untuk

mengarahkan responden menjawab pertanyaan yang benar-benar

menggambarkan kondisi responden.

D. Metode Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisa kuantitatif yaitu analisa yang dilaukan melalui pengukuran yang

berupa angka-angka dengan metode statistik. Adapun pendekatan

kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis jalur.

Analisis jalur (path analysis) merupakan alat analisis yang digunakan untuk

menulusuri pengaruh (baik langsung maupun tidak langsung) variabel bebas

(independen) terhadap variable tergantung (dependen). Dalam analisis jalur

ada kecenderungan model dalam keeratan hubungannya membentuk model

pengaruh yang bersifat hubungan sebab akibat (Wicaksono, 2007).

1. Uji Pengukuran Data

a. Validitas

Validitas mengacu pada aspek ketepatan dan kecermatan

hasil pengukuran. Dalam konteks Teori Skor-murni Klasik, Azwar

(2012) dalam buku (Suryani, 2014) lebih lanjut menjelaskan bahwa

makna validitas dapat dinyatakan sebagai sejauh mana besaran skor-

67
tampak X mampu mendekati besaran skor-murni T. semakin skor-

tampak mendekati skor-murni berarti semakin tinggi validitas dan

sebalinya sebaliknya, semakin rendah validitas hasil pengukuran

berarti semakin besar perbedaan skor-tampak dan skor-murni.

Dalam menentukan layak atau tidaknya suatu item yang digunakan,

biasanya digunakan uji signifikan valid jika berkorelasi signifikan

terhadap skor total. Dengan rumus korelasi produk moment dari

pearsons yang digunakan:

𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − ∑ 𝑋 ∑ 𝑌
𝑟𝑋𝑌 =
√(𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 )(𝑁 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 )

Keterangan:

Rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y

N = jumlah responden

∑𝑋 = jumlah skor butir soal

∑𝑌 = jumlah skor total soal

∑ 𝑋2 = jumlah skor kuadrat butir soal

∑ 𝑌2 = jumlah skor total kuadrat butir soal

Nilai r hitung dicocokkan denga r table product moment pada taraf

signifikan 5%. Jika r hitung lebih besar dari r table 5%, maka butir

soal tersebut valid (Dewi, 2018).

68
b. Reliabilitas

Reliabilitas suatu tes merujuk pada derajat stabilitas,

konsistensi, daya prediksi, dan akurasi. Uji ini dilakukan untuk

melihat seberapa skor-skor yang diperoleh seseorang itu akan

menjadi sama jika orang itu diperiksa ulang dengan tes yang sama

pada kesempatan berbeda.

Menurut Sekaran (2006) dalam buku (Suryani, 2014),

reliabilitas atau keandalan suatu pengukuran menunjukkan sejauh

mana pengukuran tersebut tanpa bias (bebas dari kesalahan) dan

karena itu menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan

lintas beragam item dalam instrument. Dengan kata lain keandalan

suatu pengukuran merupakan indikasi mengenai stabilitas dan

konsistenis di mana instrument mengukur konsep dan membantu

menilai “ketepatan” sebuah pengukuran. Untuk mengetahui suatu

alat ukur itu reliabel dapat diuji dengan menggunakan rumus

Cronbach’c Alpha sebagai berikut:

𝑘 ∑ 𝜎𝑏2
𝑟11 = [ ] [1 2 ]
𝑘−1 𝑉1

Di mana :

𝑟11 = reliabilitas instrument

𝑘 = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ 𝜎𝑏2 = jumlah varian butir/item

𝑉12 = varian total

69
Angka cronbach alpha pada kisaran 0,70 adalah dapat diterima, di

atas 0,80 baik (Sekaran, 2006) dalam (Suryani, 2014).

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Screening terhadap normalitas data merupakan langkah awal yang

harus dilakukan untuk setiap analisis multivariate, khususnya jika

tujuannya adalah inferensi. Walaupun normalitas suatu variabel tidak

selalu diperlukan dalam analisis akan tetapi hasil uji statistik akan lebih

baik jika semua variabel berdistribusi normal. Pada penelitian ini uji

normalitas yang digunakan adalah dengan uji statistik Kolmogorov-

Smirov. Menurut (Ghozali, 2018), variabel residual yang berdistribusi

normal dilihat dari nilai signifikansi Monte Carlo. Uji normalitas akan

terpenuhi atau dianggap lolos jika nilai Monte Carlo Sig. (2-tailed)

diatas 0,05, dengan kriteria:

e. Data berdistribusi secara normal apabila nilai probabilitas signifikan

> 0,05.

f. Data tidak berdistribusi secara normal apabila nilai probabilitas

signifikan < 0,05.

b. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah terjadinya hubungan linier antara variabel

bebas dalam suatu model regresi linier berganda. Hubungan antara

variabel bebas dapat terjadi dalam bentuk hubungan linier yang

sempurna (perfect) dan hubungan yang kurang sempurna (imperfect).

70
Salah satu cara pengujian multikolinieritas yang umum digunakan

adalah pengujian Variance Inflation Factor (VIF). Jika VIF < 10, maka

tidak terjadi multikolinieritas (Sugiyono, 2007).

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah variansi dari error model regresi tidak

konstan atau variansi antar error yang satu dengan error yang lain

berbeda. Selanjutnya untuk mengetahui apakah pola variabel

mengandung heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan Uji Glesjer.

Jika signifinakan berarti terjadi gejala heteroskedastisitas dan

sebaliknya jika tidak signifikan berarti tidak terjadi gejala

heteroskedastisitas (Sugiyono, 2007).

3. Analisis Jalur

Kerlinger 2003, mengatakan bahwa yang dimaksud dengan analisis

jalur (path analysis) adalah suatu bentuk terapan dari analisis multigresi.

Dalam hal ini digunakan diagram jalur yang kompleks. Dengan

menggunakannya dapat dihitung besarnya pengaruh langsung dari

variabel-variabel bebas terhadap suatu variabel terikat. Pengaruh-

pengaruh itu tercermin dalam apa yang disebut koefisien jalur (path

coeficients) yang sesungguhnya merupakan koefisien regresi yang telah

dibakukan. Menurut Pedhazur 1982, analisis jalur telah dikembangkan

oleh Sewall Wright 71eknik71n suatu metode untuk mengkaji efek

langsung atau efek tidak langsung dari variabel-variabel yang

71
dihipotesiskan sebagai penyebab efek-efek variabel yang diperlukan

dalam penelitian (Sudaryono, 2011).

Analisis jalur adalah suatu teknik pengembangan dari regresi linier

ganda. Teknik ini digunakan untuk menguji besarnya sumbangan

(kontribusi) yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram

jalur dari hubungan kausal antara variabel X1, X2, dan X3, terhadap Y

sera dampaknya terhadap Z. Menurut Robert D Retherford, 1993 dalam

(Sarwono, 2011) analisis jalur ialah suatu teknik untuk menganalisis

hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel

bebasnya mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara

langsung tetapi juga secara tidak langsung.

a. Konversi Diagram Jalur Ke Dalam Persamaan

Langkah selanjutnya adalah melakukan konversi spesifikasi model

ke dalam rangkaian persamaan.

b. Persamaan-Persamaan Structural (Struktural Eqauation)

Y = Y X1 + Y X2 + Y X3 + 1

Z = ZX1 + ZX2 + ZX3 + Z Y + 2

Keterangan:

X1 = Modal Usaha

X2 = Pelatihan

X3 = Pendampingan

72
Y = Perkembangan Usaha

Z = Kesejahteraan Mustahik

 = Error

Kriteria penerimaan hipotesis sebgai berikut:

Jika Signifikansi penelitian < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Jika Signifikansi penelitian > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak

Langkah-langkah menguji analisis path:

a. Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural.

b. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien

regresi.

c. Menghitung koefisien jalur secara simultan (keseluruhan)

d. Menghitung koefisien jalur secara individu

e. Meringkas dan menyimpulkan

Sebelum peneliti menggunakan analisis jalur dalam penelitiannya,

maka peneliti harus menyusun model hubungan antara variabel yang

dalam hal ini disebut diagram jalur.

73
Gambar 3. 1
Model Struktur Path Analisis

1
2

Modal (X1) ZX1

PYX1

YX2 ZY Kesejahteraan Mustahik


Pelatihan (X2) Perkembangan UMKM
ZX2 (Y) (Z)

YX3
Pendampingan (X3)
ZX3

Sumber: (Sarwono, 2011)

Keterangan: Diagram Path lengkap tersebut mempunyai 3 variabel eksogen

(X1, X2 dan X3) dan 2 Variabel endogen (Y dan Z).

Berdasarkan model hipotesis yang diajukan, maka dibuatlah sub struktur

yang tujuannya untuk menjelaskan dan mempermudah perhitungan sebagai

berikut.

Sub Struktur – 1

Gambar 3. 2
Sub Struktur – 1 Hubungan Sub Struktur X1, X2 dan X3 terhadap Y

Modal (X1) 1
YX1

Pelatihan (X2) YX2 Perkembangan UMKM


(Y)

Pendampingan (X3) YX3

74
Keterangan: Variabel endogen (Y) dan variabel eksogen (X1, X2 dan X3),

memiliki persamaan struktur.

Sub Struktur – 2

Gambar 3. 3
Sub Struktur – 2 Hubungan Sub-Struktur X1, X2, X3 dan Y terhadap Z

Perkembangan UMKM
(Y) 2
Modal (X1) ZX1
ZY

ZX2
Pelatihan (X2) Kesejahteraan Mustahik
(Z)

Pendampingan (X3)
ZX3

Keterangan: Variabel endogen (Z) dan variabel eksogen (X1, X2, X3 dan

Y), memiliki persamaan struktural

Dari perhitungan program SPSS nanti, akan diperoleh keterangan atau hasil

dari koefsien korelasi, uji secara simultan (Uji F) dan uji secara parsial (Uji

T)

75
c. Analisis korelasi

Untuk tipe sekala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ordinal,

uji korelasi yang dipakai adalah uji korelasi rank spearman.

Menurut pardede dan marnunung (2014) korelasi rank spearman

digunakan untuk mengtahui hubungan antar variabel jika data yang

digunakan sekurangkurangnya memiliki sekala ordinal. Analisis

korelasi rank spearman merupakan jenis analisis korelasi yang

didasarkan pada rangking yang paling banyak digunakan. Dasar

pemikiran analisis korelasi ini adalah jika sebuah nilai dalam satu

variabel memiliki kesesuaian, maka kedua variabel tersebut saling

berkorelasi. Jika rangking nilai-nilai pada suatu variabel sama persis

dengan rangking nilai-nilai variabel lainnya, maka kedua variabel

tersebut memiliki korelasi sempurna. Adapun kriteria yang menjadi

acuan uji koefisien korelasi rank spearman yaitu:

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

d. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi merupakan besarnya konribusi variabel bebas

terhadap variabel tergantungnya. Semakin tinggi koefisien

76
determinasi, semakin tinggi kemampuan variabel bebas dalam

menjelaskan variasi perubahan pada variabel tergantungnya

(Pardede dan Manurung, 2014). Hasil output SPSS pada model

summary khususnya, angka yang terdapat pada kolom R square

digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel eksogen

terhadap variabel endogen dengan cara menghitung koefisien (KD)

dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Sarwono, 2011) : KD

= r2 x 100%. Cara menghitung standar error adalah  : (1-R2).

e. Uji Simultan (Uji F)

Untuk melihat pengaruh variabel secara simultan, pertama-tama kita

akan melihat hasil perhitungan dalam model summary khususnya

angka R Square pada hasil output program SPSS. Angka yang

terdapa pada kolom R Square digunakan untuk melihat besarnya

pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen dengan cara

menghitung koefisien (KD). Langkah selanjutnya pengujian untuk

mengetahui pengaruh secara keseluruhan (uji simultan) dapat

dilakukan dengan cara membandingkan angka taraf signifikan (sig)

hasil penghitungan dengan taraf signifikansi 0,05 (5%) dan derajat

kebebasan = (k-1) (n-k). kriterianya sebagai berikut (Ridwan dan

Kuncoro, 2014)

1. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau [0,05  Sig], maka Ho diterima dan Ha

ditolak, artinya tidak signifikan.

77
2. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilia

probabilitas Sig atau [0,05  Sig], maka Ho ditolak dan Ha

diterima, artinya signifikan.

f. Uji Parsial (Uji T)

Uji Parsial (uji t) digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-

masing variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali,

2016). Untuk mengetahui signifikansianalisis jalur bandingkan

dengan nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig. dengan

dasar pengambilan keputusan sebagai berikut (Ridwan dan

Kuncoro, 2014):

a. Jika nilai probabiltas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau [0,05  Sig], maka Ho diterima dan Ha

ditolak, artinya tidak signifikan.

b. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau [0,05  Sig], maka Ho ditolak dan Ha

diterima, artinya signifikan.

E. Variabel Penelitian

1. Klasifikasi Variabel

Untuk memudahkan dan menghindari kekliruan atau kesalahpahaman

dalam menafsirkan pengertian atau makna dari penelitian ini, maka

penulis menegaskan istilah istilah sebagai berikut:

a. Variabel Independent (X), variabel ini sering disebut sebagai

variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam Bahasa Indonesia

78
sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah

merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono,

Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 2018). Variabel

ini sering dilambangkan dengan variabel X. dalam penelitian ini

terdapat 3 variabel independen yaitu, modal usaha (X1), pelatihan

(X2) dan pendampingan (X3).

b. Variabel Dependen (Z), variabel ini sering disebut sebagai variabel

output, kriteria, konsekuen. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut

sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Dalam penelitian ini variabel dependen dilambangkan dengan Z.

variabel dependen dalam penilitian ini adalah kesejahteraan

mustahik (Z).

c. Variabel Intervening (Y), adalah variabel yang secara teoritis

mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan

dependen menjadi hubungan yang tidak langsung. Variabel ini

merupakan variabel penyela/antara yang terletak di antara variabel

independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak

langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel

dependen. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah

perkembangan usaha mikro (Y).

79
2. Definisi Operasional

Definisi operasional ialah suatu definisi yang didasarkan pada

karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan

atau “mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata

yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan yang

dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain”.

Operasional variabel bermanfaat untuk:

a. Mengidentifikasi kriteria yang dapat diobservasi yang sedang

didefinisikan

Variabel Definisi Indikator

Modal Usaha Modal adalah faktor usaha yang harus 1. Modal sebagai

(X1) tersedia sebelum melakukan kegiatan. syarat untuk

Besar kecilnya modal akan usaha

mempengaruhi perkembangan usaha dan 2. Pemanfaaatan

pencapaian pendapatan, arti modal yang modal

lain, meliputi baik modal dalan bentuk tambahan

uang maupun dalam bentuk barang . 3. Besar Modal

Pelatihan (X2) Pelatihan adalah suatu proses pendidikan 1. Peserta

yang sistematis untuk meningkatkan Pelatihan

kemampuan, pengetahuan dan tingkah 2. Pelatih

laku serta memperoleh keterampilan (Instruktur)

khusus dengan dibantu oleh instruktur Pelatihan

(pelatih) dlam waktu yang relatif singkat

80
sesuai dengan kebutuhan serta 3. Materi (Bahan)

pencapaian tujuan. Pelatihan

4. Metode

Pelatihan

5. Lama Pelatihan

6. Tujuan dan

Sasaran

Pelatihan

Pendampingan Pendampinag adalah suatu kegiatan yang 1. Pemungkinan

(X3) dilakukan seseorang yang bersifat (Enabling)

konsultatif yaitu menciptakan suatu 2. Penguatan

kondisi sehingga pendamping maupun (Empowering)

yang didampingi bisa berkonsultasi 3. Perlindungan

memecahkan maslah bersama-sama (Protecting)

4. Pendukungan

(Supporting)

Perkembangan Perkembangan usaha adalah suatu bentuk 1. Pendapatan

Usaha Mikro usaha kepada usaha tersebut agar dapat 2. Laba

(Y) berkembang menjadi lebih baik lagi dan 3. Tingkat

agar mencapai pada satu titik atau puncak Penjualan

kesuksesan. Sedangkan usaha mikro Produk

yang yang dimaksudkan dalam penelitian 4. Pelanggan

ini adalah segala kegiatan ekonomi yang 5. Perluasan usaha

81
dilakukan oleh mustahik penerima 6. Peningkatan

bantuan zakat produktif. jumlah produksi

7. Tenaga kerja

Kesejahteraan Kesejahteraan Sosial dijelaskan bahwa 1. Terlindunginya

Mustahik (Z) kesejahteraan sosial adalah kondisi Agama

terpenuhinya kebutuhan material, 2. Terlindunginya

spiritual, dan sosial warga negara agar Jiwa

dapat hidup layak dan mampu 3. Terlindunginya

mengembangkan diri, sehingga dapat Akal

melaksanakan fungsi sosialnya. 4. Terindunginya

keterunan

5. Terlindunginya

harta

6. Lingkungan

82
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian

1. Profil BAZNAS Kota Tangerang

Badan Amil Zakat Nasional Kota Tangerang adalah Lembaga

pemerintah nonstruktural yang dibentuk berdasarkan Undang-undang

No 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat. Pembentukan Badan

Amil Zakat Nasional pertama kali ditetapkan dengan keputusan

Presiden No. 8 Tahun 2011 tentang Badan Amil Zakat Nasional sesuai

dengan amanat Undang-Undang No. 38 Tahun 199 tentang pengelolaan

zakat yang berlaku saat ini. Setelah perubahan regulasi, Badan Amil

Zakat Nasional Kota Tangerang berstatus sebagai Lembaga yang

bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada presiden melalui

Menteri agama.

Mengingat pelaksanaan tugas Badan Amil Zakat Nasional di pusat

merupakan sistem dengan Badan Amil Zakat Nasional Provinsi maupun

Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten/Kota. Maka Badan Amil Zakat

Nasional Kota Tangerang memiliki tanggung jawab kepada Walikota

Tangerang melalui Kantor Kementrian Agama Kota Tangerang.

Keberadaan Badan Amil Nasional Kota Tangerang merupakan

transformasi dari badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang.

Pembentukan kepengurusan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

83
Kota Tangerang ditetapkan melauli SK. Walikota Tangerang No.

800/Kep.111- Bag.Kesra/2015. Menyesuaikan dengan UU No. 23

Tahun 2011, maka sejak tanggal 1 Januari 2014 berdasarkan keputusan

hasil raker pengurus BAZDA V tahun 2013 yang memutuskan Badan

Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang berganti nama menjadi

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Tangerang.

BAZNAS Kota Tangerang memiliki visi menjadi Badan Amil Zakat

yang Amanah, Transparan dan Professional. Adapun misinya sebagai

berikut:

a. Meningkatkan kesadaran umat untuk ber-zakat melalui amil zakat;

b. Meningkatkan penghimpunan dan pendayagunaan zakat daerah

sesuai dengan ketentuan syariah dan prinsip manajemen modern;

c. Menumbuh kembangkan pengelola/amil zakat yang Amanah,

transparan, professional dan terintegritas;

d. Mewujudkan pusat data zakat daerah;

e. Memasimalkan peran zakat dalam menanggulangi kemiskinan di

Kota Tangerang melauli sinergi dan koordinasi dengan Lembaga

terkait;

2. Program ZMART

Program Zmart adalah program pemberdayaan ekonomi dalam

bentuk pengembangan warung/toko yang dimiliki mustahik dengan

skala mikro sampai kecil untuk mengatasi kemiskinan di wilayah urban.

Tujuan dari pelaksanaan program ini adalah meningkatkan kapasitas

84
warung sehingga dapat tumbuh dan berkembang di tengah pasar retil

modern serta mengatasi kemiskinan khusunya di wilayah perkotaan.

Pada tahap selanjutnya, Zmart akan diarahkan menjadi sebuah market

place atau marketing board untuk semua produk yang dihasilkan oleh

musthik penerima manfaat program. Zmart juga akan menjadi pusat

branding, marketing, selling, dan developing bagi produk produk

musthaik. Dalam pelaksanaan program Zmart akan dibentuk berbagai

Zmart Point dengan strategi meningkatkan skala usaha warung mikro

kecil (kelontong) masyarakat di berbagai titik. Selanjutnya untuk

membangun jaringan Usaha Zmart, maka perlu dibangun Zmart

Wholesale yang akan menyuplai barang kepada Zmart Point dengan

harga yang lebih murah dan bersaing. Selain memberikan modal usaha

berupa barang, BAZNAS juga memberikan pelatihan usaha dan

pendampingan bagi pelaku usaha. Hal ini bertujuan aagar masyarakat

mempunyai kemandirian ekonomi dari kalangan masyarakat menengah

kebawah. Adapun kriteria khusus yang telah ditentukan oleh BAZNAS

Kota Tangerang yang harus disesuaikan oleh mustahik yaitu sebagai

berikut:

a. Pelaku usaha mikro ( warung sembako dan sejenisnya)

b. Tergolong asnaf miskin

c. Melengkapi persyaratan administrasi

d. Pendapatan usaha sebelum dibantu sebesar Rp. 1.500.00 sampai

dengan Rp. 2.000.000

85
e. Menandatangani surat akad komitmen yang disediakan oleh

BAZNAS

f. Mengikuti serangkaian program pelatihan dan pendampingan.

3. Profil Responden BAZNAS Kota Tangerang

Responden dalam penelitian ini adalah mustahik penerima dana

zakat produktif program ZMART BAZNAS Kota Tangerang yang

disebut sebagai saudagar ZMART. Dalam penelitian ini, peneliti

mengelompokkan profil responden berdasarkan jenis kelamin, usia,

jenjang Pendidikan. Berikut ini hasil pengelompokkan profil responden.

a. Jenis Kelamin Responden

Dalam penelitian ini, total responden berjumlah 30 orang

responden, dimana sebanyak 16 orang laki-laki dan 14 orang

perempuan

Gambar 4. 1
Grafik Jenis Kelamin Responden

Perempuan
Laki-laki 47%
53%

Perempuan Laki-laki

86
b. Usia Responden

Dari keseluruhan 30 orang responden, diperoleh responden

yang berusia 31-40 tahun sebanyak 5 orang, usia 41-50 tahun

sebanyak 15 orang dan usia diatas 50 tahun sebanyak 10 orang.

Untuk dapat memperjelas di peroleh hasil pengolahan data sebagai

berikut:

Gambar 4. 2
Grafik Usia Responden

31-40 tahun
17%
diatas 50 tahun
33%

41-50 tahun
50%

31-40 tahun 41-50 tahun diatas 50 tahun

c. Pendidikan

Dari Keseluruhan 30 orang responden, diketahui Pendidikan

terakhir responden yaitu, SD sebanyak 7 orang, SLTP sebanyak 7

orang, SLTA sebanyak 15 orang, dan D2 sebanyak 1 orang. Untuk

dapat memperjelas di peroleh hasil pengolahan data sebagai berikut:

87
Gambar 4. 3
Grafik Pendidikan Terakhir Responden

lainnya SD
4% 23%

SLTA
50%
SLTP
23%

SD SLTP SLTA lainnya

d. Pekerjaan, Jenis Usaha, dan Lama Usaha

Dari keseluruhan 30 orang responden, rata-rata pekerjaannya

yaitu sebagai wirausaha dan ibu rumah tangga. Jenis Usaha yang

dijalankan yaitu warung sembako atau warung kelontong, ada juga

yang berjualan sayur sebagai tambahan. Lama usaha yang

dijalankan mustahik mulai dari 5 tahun, dan yang terlama 33 tahun.

e. Pendapatan/Omzet rata-rata/bulan sebelum menerima zakat

produktif

Dari 30 orang responden, diketahui sebanyak 4 orang

memiliki pendapatan rata-rata/bulan dibawah Rp. 500.000, 2 orang

menjawab dari Rp. 500.000 – Rp.1.400.000, 18 orang dari Rp.

1.500.000 – 2.400.000, 2 orang dari Rp. 2.500.000 – Rp. 3.400.000,

dan 4 orang diatas Rp. 3.400.000. Untuk memperjelas di peroleh

pengolahan data sebagai berikut:

88
Gambar 4. 4
Grafik Pendapatan Responden Sebelum Menerima Zakat
Produktif

Diatas Rp. Dibawah Rp.


3.400.000 500.000
Rp. 2.500.000 - Rp. Rp. 500.000 - Rp.
13% 13%
3.400.000 1.400.000
7% 7%

Rp. 1.500.000 - Rp.


2.400.000
60%

Dibawah Rp. 500.000 Rp. 500.000 - Rp. 1.400.000 Rp. 1.500.000 - Rp. 2.400.000

Rp. 2.500.000 - Rp. 3.400.000 Diatas Rp. 3.400.000

f. Pendapatan/Omzet rata-rata/bulan sesudah menerima bantuan zakat

produktif

Dari 30 orang reponden didapat bahwa pendapatan rata-

rata/bulan sesudah menerima bantuan zakat produktif yaitu,

sebanyak 2 orang berpendapatan dibawah Rp. 500.000, 2 orang

berpendapatan mulai dari Rp. 500.000 – Rp. 1.400.000, 3 orang

berpendapatan dari Rp. 1.500.000 – 2.400.000, kemudian sebanyak

19 orang berpendapatan mulai dari Rp. 2.500.000 – Rp. 3.400.000,

dan 5 orang berpendapatan diatas Rp. 3.400.000. Untuk

memperjelas, diperoleh pengolahan data sebagai berikut:

89
Gambar 4. 5
Grafik Pendapatan Responden Sesudah Menerima Zakat
Produktif

Dibawah
Diatas Rp Rp. 500.000 Rp. 500.000 -
3.400.000 6% Rp 1.400.000
17% 7%

Rp. 2.500.000 -
Rp 3.400.000 Rp. 1.500.000 -
63% Rp 2.400.000
7%

Dibawah Rp. 500.000 Rp. 500.000 - Rp 1.400.000

Rp. 1.500.000 - Rp 2.400.000 Rp. 2.500.000 - Rp 3.400.000

Diatas Rp 3.400.000

g. Penerimaan Zakat Produktif

Dari 30 orang responden, dapat diketahui bahwa secara

keseluruhan atau semua mustahik menjawab penerimaan zakat

produktif berupa barang dagangan dan berupa alat-alat kelengkapan

toko Adapun besaran jumlah keseluruhan jika dirupiahkan yaitu

lebih dari Rp. 3.400.000 yang diterima mustahik.

B. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan analisis statistik yang memberikan

gambaran secara umum mengenai karakteristik dari masing-masing

variabel penelitian. Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diperoleh

90
sebanyak 30 data responden yang berasal dari kuesioner yang

disebarkan kepada penerima manfaat zakat produktif dalam program

ZMART BAZNAS Kota Tangerang yang dilihat dari nilai rata-rata

(mean), minimum, dan maximum. Hasil analisis deskriptif sebagai

berikut:

Tabel 4. 1
Statistik Deskriptif Variabel Modal

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Modal 30 25.00 39.00 32.1333 4.29702
Valid N (listwise) 30

Tabel 4.1 merupakan statistik deskriptif dari variabel modal.

Variabel modal dalam penelitian ini diukur menggunakan tiga

indikator, yaitu: modal sebagai syarat untuk usaha, pemanfaatan

modal tambahan dan besar modal. Berdasarkan tabel diatas, dapat

disimpulkan bahwa variabel modal memiliki nilai terendah sebesar

25 dan nilai tertinggi sebesar 39 dengan nilai rata-ratanya sebesar

32,1333 dan standar deviasinya (tingkat sebaran datanya) sebesar

4,29702. Diketahui nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-

rata, artinya adalah nilai rata-rata dapat digunakan sebagai

representasi dari keseluruhan data sehingga data distribusi

menunjukkan hasil yang normal dan tidak menyebabkan bias.

Tabel 4. 2
Statistik Deskriptif Variabel Pelatihan

91
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pelatihan 30 37.00 55.00 46.9667 4.06400
Valid N (listwise) 30

Tabel 4.2 merupakan statistik deskriptif dari variabel

pelatihan. Variabel pelatihan dalam penelitian ini diukur

menggunakan enam indikator, yaitu: peserta pelatihan, pelatih

(instruktur) pelatihan, materi (bahan) pelatihan, metode pelatihan,

lama pelatihan, tujuan dan sasaran pelatihan. Variabel Pelatihan

memiliki nilai terendah sebesar 37 dan nilai tertinggi sebesar 55

dengan nilai rata-ratanya sebesar 46,9667 dan standar deviasinya

(tingkat sebaran datanya) sebesar 4.06400. Diketahui nilai standar

deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata, artinya adalah nilai rata-rata

dapat digunakan sebagai representasi dari keseluruhan data sehingga

data distribusi menunjukkan hasil yang normal dan tidak

menyebabkan bias.

Tabel 4. 3
Statistik Deskriptif Variabel Pendampingan

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pendampingan 30 32.00 54.00 41.7000 4.44235
Valid N (listwise) 30

Tabel 4.3 merupakan statistik deskriptif dari variabel

pendampingan. Variabel pendampingan dalam penelitian ini diukur

92
menggunakan empat indikator, yaitu: pemungkinan (enabling),

penguatan (empowering), perlindungan (protecting), pendukungan

(supporting). Variabel Pendampingan memiliki nilai terendah

sebesar 32 dan nilai tertinggi 54 dengan nilai rata-ratanya sebesar

41,7000 dan standar deviasinya (tingkat sebaran datanya) sebesar

4,44235. Diketahui nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-

rata, artinya adalah nilai rata-rata dapat digunakan sebagai

representasi dari keseluruhan data sehingga data distribusi

menunjukkan hasil yang normal dan tidak menyebabkan bias.

Tabel 4. 4
Statistik Deskriptif Variabel Perkembangan UMKM

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PerkembanganUMKM 30 50.00 73.00 60.6333 6.29988
Valid N (listwise) 30

Tabel 4.4 merupakan statistik deskriptif dari variabel

perkembanagan UMKM. Variabel perkembangan UMKM dalam

penelitian ini diukur menggunakan tujuh indikator, yaitu:

pendapatan, laba, tingkat penjualan produk, pelanggan, perluasan

usaha, peningkatan jumlah produksi, dan tenaga kerja. Variabel

perkembangan UMKM memiliki nilai terendah sebesar 50 dan nilai

tertinggi 73 dengan nilai rata-ratanya sebesar 60,6333 dan standar

deviasinya (tingkat sebaran datanya) sebesar 6,29988. Diketahui

nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata, artinya adalah

93
nilai rata-rata dapat digunakan sebagai representasi dari keseluruhan

data sehingga data distribusi menunjukkan hasil yang normal dan

tidak menyebabkan bias.

Tabel 4. 5
Statistik Deskriptif Variabel Kesejahteraan Mustahik

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KesejahteraanMustahik 30 52.00 71.00 61.6333 5.19604
Valid N (listwise) 30

Tabel 4.5 merupakan statistik deskriptif dari variabel

kesejahteraan mustahik. Variabel kesejahteraan mustahik dalam

penelitian ini diukur menggunakan 6 indikator, yaitu: terlindunginya

agama, terlindunginya jiwa, terlindunginya akal, terlindunginya

keturunan, terlindunginya harta dan lingkungan. Variabel

kesejahteraan mustahik memiliki nilai terendah sebesar 52 dan nilai

tertinggi 71 dengan nilai rata-ratanya sebesar 61,6333 dan standar

deviasinya (tingkat sebaran datanya) sebesar 5,19601. Diketahui

nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata, artinya adalah

nilai rata-rata dapat digunakan sebagai representasi dari keseluruhan

data sehingga data distribusi menunjukkan hasil yang normal dan

tidak menyebabkan bias.

2. Uji Validitas

Menurut Arikunto (2018) validitas adalah derajat ketetapan antara

data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat

94
dilaporkan oleh penelitian. Data yang valid adalah data yang tidak

berbeda antara yang dilaporkan oleh peneliti dengan yang sesungguhnya

terjadi pada objek penelitian.

Uji Validitas pada penelitian ini menggunakan content validity yang

menggambarkan kesesuaian sebuah pengukur data dengan apa yang

dikukur, pengujian ini menggunakan program IBM SPSS Statistics versi

25. Kriteria penilaian uji validitas dilakukan dengan membandingkan

nilai r hitung (person correlations) dengan nilai r tabel product moment

yaitu sebagai berikut:

a. Jika rhitung > rtabel atau nilai Sig. < 0,05 (alpha), maka dapat

disimpulkan bahwa pernyataan pada kuesioner tersebut adalah valid.

b. Jika rhitung < rtabel atau nilai Sig. > 0,05 (alpha), maka dapat

disimpulkan bahwa pernyataan pada kuesioner tersebut adalah tidak

valid. Dengan demikian pernyataan tersebut harus dieleminasi dan

tidak digunakan.

Dalam penelitian ini Nilai r tabel pada uji validitas n = 30 maka

didapatkan df = n-2 yaitu df = 30-2 =28 dengan taraf kesalahan 0,05%

yang menunjukan sebesar 0,374. Dengan demikian, variabel yang

nilainya kurang dari 0,374 dinyatakan tidak valid. Hasil uji validitas

penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 4. 6
Hasil Uji Validitas Variabel Modal

Variabel Butir r hitung > r tabel Keterangan

95
1 0,745 > 0,374 Valid
2 0,821 > 0,374 Valid
3 0,721 > 0,374 Valid
4 0,685 > 0,374 Valid
Modal
5 0,850 > 0,374 Valid
(X1)
6 0,636 > 0,374 Valid
7 0,786 > 0,374 Valid
8 0,591 > 0,374 Valid
9 0,250 < 0,374 Tidak Valid
Sumber : Output IBM SPSS Versi 25

Berdasarkan hasil output IBM SPSS Versi 25, dari tabel Correlations

variabel Modal (X1) diketahui butir ke-satu sampai dengan butir ke-

delapan memiliki nilai Pearson Correlation (rhitung ) yang lebih besar

dari nilai rtabel yaitu 0,374 (rhitung < rtabel ), ssementara butir ke-

sembilan memiliki Pearson Correlation (R hitung) yang lebih kecil dari

nilai R table yaitu 0,250 , 0,374 (rhitung < rtabel ). Dengan demikian maka

butir ke-sembilan dinyatakan tidak valid sehingga harus dilakukan

eliminasi sebagai berikut:

Tabel 4. 7
Hasil Uji Validitas Variabel Modal (2)

Variabel Butir r hitung > r tabel Keterangan


1 0,745 > 0,374 Valid
2 0,821 > 0,374 Valid
Modal
3 0,721 > 0,374 Valid
(X1)
4 0,685 > 0,374 Valid
5 0,850 > 0,374 Valid

96
6 0,636 > 0,374 Valid
7 0,786 > 0,374 Valid
8 0,591 > 0,374 Valid
Sumber : Output IBM SPSS Versi 25

Tabel 4. 8
Hasil Uji Validitas Variabel Pelatihan

Variabel Butir r hitung > r tabel Keterangan


1 0,622 > 0,374 Valid
2 0,520 > 0,374 Valid
3 0,419 > 0,374 Valid
4 0,488 > 0,374 Valid
5 0,723 > 0,374 Valid
6 0,207 < 0,374 Tidak Valid
7 0,669 > 0,374 Valid
Pelatihan
8 0,335 < 0,374 Tidak Valid
(X2)
9 0,686 > 0,374 Valid
10 0,792 > 0,374 Valid
11 0,756 > 0,374 Valid
12 0,823 > 0,374 Valid
13 0,544 > 0,374 Valid
14 0,667 > 0,374 Valid
15 0,259 < 0,374 Tidak Valid
Sumber : Output IBM SPSS Versi 25

Berdasarkan hasil output IBM SPSS Versi 25, dari tabel Correlations

variabel pelatihan (X2) diketahui dari ke-lima belas butir pertanyaan

terdapat tiga butir yang dinyatakan tidak valid, antara lain butir ke-enam

yaitu sebesar 0,207 < 0,374 (rhitung < rtabel ), butir ke delapan yaitu

97
sebesar 0,335 < 0,374 (rhitung < rtabel ), dan butir ke lima belas yaitu

sebesar 0,259 < 0,374 (rhitung < rtabel ). Dengan demikian maka ketiga

butir yang dinyatakan tidak valid tersebut harus dilakukan eliminasi

sebagai berikut:

Tabel 4. 9
Hasil Uji Validitas Variabel Pelatihan (2)

Variabel Butir r hitung > r tabel Keterangan


1 0,622 > 0,374 Valid
2 0,520 > 0,374 Valid
3 0,419 > 0,374 Valid
4 0,488 > 0,374 Valid
5 0,723 > 0,374 Valid
Pelatihan 7 0,669 > 0,374 Valid
(X2) 9 0,686 > 0,374 Valid
10 0,792 > 0,374 Valid
11 0,756 > 0,374 Valid
12 0,823 > 0,374 Valid
13 0,544 > 0,374 Valid
14 0,667 > 0,374 Valid
Sumber: Output IBM SPSS Versi 25

Tabel 4. 10
Hasil Uji Validitas Variabel Pendampingan

Variabel Butir r hitung > r tabel Keterangan


1 0,525 > 0,374 Valid
Pendampingan 2 0,125 < 0,374 Tidak Valid
(X3) 3 0,812 > 0,374 Valid
4 0,866 > 0,374 Valid

98
5 0,517 > 0,374 Valid
6 0,813 > 0,374 Valid
7 0,766 > 0,374 Valid
8 0,785 > 0,374 Valid
9 0,587 > 0,374 Valid
10 0,724 > 0,374 Valid
11 0,700 > 0,374 Valid
12 0,778 > 0,374 Valid

Sumber : Output IBM SPSS Versi 25

Berdasarkan hasil output IBM SPSS Versi 25, dari tabel Correlations

Variabel pendampingan (X3) diketahui butir pernyataan ke-dua

memiliki nilai Pearson Correlation (rhitung < rtabel ) yaitu (0,125 <

0,374). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa butir pernyataan ke-

dua pada variabel pendampingan (X3) adalah tidakk valid, sementara

butir lainnya valid. Maka butir yang tidak valid harus di eliminasi,

sebagai berikut:

Tabel 4. 11
Hasil Uji Validitas Variabel Pendampingan (2)

Variabel Butir r hitung > r tabel Keterangan


1 0,525 > 0,374 Valid
3 0,812 > 0,374 Valid
4 0,866 > 0,374 Valid
Pendampingan
5 0,517 > 0,374 Valid
(X3)
6 0,813 > 0,374 Valid
7 0,766 > 0,374 Valid
8 0,785 > 0,374 Valid

99
9 0,587 > 0,374 Valid
10 0,724 > 0,374 Valid
11 0,700 > 0,374 Valid
12 0,778 > 0,374 Valid
Sumber : Output IBM SPSS Versi 25

Tabel 4. 12
Hasil Uji Validitas Variabel Perkembangan UMKM

r
Variabel Butir > r tabel Keterangan
hitung
1 0,353 < 0,374 Tidak Valid
2 0,657 > 0,374 Valid
3 0,597 > 0,374 Valid
4 0,292 < 0,374 Tidak Valid
5 0,603 > 0,374 Valid
6 0,724 > 0,374 Valid
7 0,611 > 0,374 Valid
8 0,568 > 0,374 Valid
9 0,478 > 0,374 Valid
10 0,349 < 0,374 Tidak Valid
Perkembangan 11 0,236 < 0,374 Tidak Valid
Usaha (Y) 12 0,267 < 0,374 Tidak Valid
13 0,326 < 0,374 Tidak Valid
14 0,508 > 0,374 Valid
15 0,498 > 0,374 Valid
16 0,528 > 0,374 Valid
17 0,466 > 0,374 Valid
18 0,392 > 0,374 Valid
19 0,669 > 0,374 Valid

100
20 0,728 > 0,374 Valid
21 0,623 > 0,374 Valid
Sumber : Output IBM SPSS Versi 25

Berdasarkan hasil Output IBM SPSS Versi 25, dari tabel


Correlations variabel perkembangan UMKM (Y) diketahui dari ke-dua
puluh satu butir pernyataan terdapat enam butir yang dinyatakan tidak
valid, antara lain:

a. Butir pertama yaitu sebesar 0,353 < 0,374


b. Butir ke-empat yaitu sebesar 0,292 < 0,374
c. Butir ke-sepuluh yaitu sebesar 0,349 < 0,374
d. Butir ke-sebelas yaitu sebesar 0,236 < 0,374
e. Butir ke-dua belas yaitu sebesar 0,267 < 0,374
f. Butir ke-tiga belas yaitu sebesar 0,326 < 0,374

Dengan demikian maka keenam butir yang dinyatakan tidak valid

tersebut harus dilakukan eliminasi sebagai berikut:

Tabel 4. 13
Uji Validitas Variabel Perkembangan UMKM (2)

r
Variabel Butir > r tabel Keterangan
hitung
2 0,657 > 0,374 Valid
3 0,597 > 0,374 Valid
5 0,603 > 0,374 Valid
6 0,724 > 0,374 Valid
7 0,611 > 0,374 Valid
8 0,568 > 0,374 Valid
Perkembangan 9 0,478 > 0,374 Valid
Usaha (Y) 14 0,508 > 0,374 Valid

101
15 0,498 > 0,374 Valid
16 0,528 > 0,374 Valid
17 0,466 > 0,374 Valid
18 0,392 > 0,374 Valid
19 0,669 > 0,374 Valid
20 0,728 > 0,374 Valid
21 0,623 > 0,374 Valid
Sumber : Output IBM SPSS Versi 25

Tabel 4. 14
Hasil Uji Validitas Variabel Kesejahteraan Mustahik

r
Variabel Butir > r tabel Keterangan
hitung
1 0,608 > 0,374 Valid
2 0,407 > 0,374 Valid
3 0,510 > 0,374 Valid
4 0,635 > 0,374 Valid
5 0,566 > 0,374 Valid
6 0,669 > 0,374 Valid
7 0,684 > 0,374 Valid
8 0,204 < 0,374 Tidak Valid
9 0,527 > 0,374 Valid
10 0,558 > 0,374 Valid
Kesejahteraan 11 0,653 > 0,374 Valid
Mustahik (Z) 12 0,636 > 0,374 Valid
13 0,060 < 0,374 Tidak Valid
14 0,431 > 0,374 Valid
15 0,393 > 0,374 Valid
16 0,381 > 0,374 Valid

102
17 0,687 > 0,374 Valid
18 0,210 < 0,374 Tidak Valid
19 0,313 < 0,374 Tidak Valid
20 0,494 > 0,374 Valid
Sumber : Output IBM SPSS Versi 25

Berdasarkan hasil output IBM SPSS Versi 25, dari tabel Correlations

variabel kesejahteraan mustahik (Z) diketahui dari ke-dua puluh butir

pernyataan terdapat empat butir yang dinyatakan tidak valid, antara lain:

a. Butir ke-delapan yaitu sebesar 0,204 < 0,374

b. Butir ke-tiga belas yaitu sebesar 0,060 < 0,374

c. Butir ke-delapan belas yaitu sebesar 0,210 < 0,374

d. Butir ke-sembilan belas yaitu sebesar 0,313 < 0,374

Dengan demikian maka ke-empat butir yang dinyatakan tidak valid

tersebut harus dilakukan eliminasi sebagai berikut:

Tabel 4. 15
Hasil Uji Validitas Variabel Kesejahteraan Mustahik (2)

r
Variabel Butir > r tabel Keterangan
hitung
1 0,608 > 0,374 Valid
2 0,407 > 0,374 Valid
3 0,510 > 0,374 Valid
4 0,635 > 0,374 Valid
5 0,566 > 0,374 Valid
Kesejahteraan 6 0,669 > 0,374 Valid
Mustahik (Z) 7 0,684 > 0,374 Valid

103
9 0,527 > 0,374 Valid
10 0,558 > 0,374 Valid
11 0,653 > 0,374 Valid
12 0,636 > 0,374 Valid
14 0,431 > 0,374 Valid
15 0,393 > 0,374 Valid
16 0,381 > 0,374 Valid
17 0,687 > 0,374 Valid
20 0,494 > 0,374 Valid
Sumber : Output IBM SPSS Versi 25

3. Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2018), uji reliabilitas bertujuan untuk

mengetahui apakah instrument yang digunakan sebagai alat ukur dalam

penelitian ini dapat diandalkan, sehingga jika digunakan berulangkali

maka akan memberikan hasil yang relatif sama (tidak berbeda jauh). Uji

reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan nilai Cronbach’s Alpha

dengan program IBM SPSS Statistics Versi 25. Adapun kriteria

pengujuannya sebagai berikut:

a. Jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa

instrument penelitian bersifat reliabel.

b. Jika nilai Cronbach’s Alpa < 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa

instrument penelitian tidak reliabel.

Tabel 4. 16
Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach's Alpha Keterangan

104
Modal (X1) 0,770 > 0,6 Reliabel

Pelatihan (X2) 0,753 > 0,6 Reliabel

Pendampingan (X3) 0,768 > 0,6 Reliabel

Perkembangan UMKM (Y) 0,715 > 0,6 Reliabel

Kesejahteraan Mustahik (Z) 0,721 > 0,6 Reliabel

Sumber : Output IBM SPSS Versi 25

Berdasarkan Tabel 4.16 didapat nilai Cronbach’s Alpha dari semua

variabel penelitian menunjukkan lebih besar dari nilai 0,6. Dengan

demikian jawaban-jawaban responden dari variabel-variabel penelitian

tersebut reliabel, sehingga kuesioner dari variabel-variabel tersebut

reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

C. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Tujuan dilakukannya uji normalitas ini yaitu untuk menguji apakah

105ariable residual dalam penelitian ini terdistribusi normal. Uji

normalitas dalam penelitian ini menggunakan pendekatan One-Sample

Kolmogorov-Smirnov Test. Menurut (Ghozali, 2018), variabel residual

yang berdistribusi normal dilihat dari nilai signifikansi Monte Carlo. Uji

normalitas akan terpenuhi atau dianggap lolos jika nilai Monte Carlo

Sig. (2-tailed) diatas 0,05.

105
Tabel 4. 17
Uji Normalitas

Sumber: Output IBM SPSS Versi 25

Berdasarkan hasil pengujian normalitas One-Sample Kolmogorov-

Smirnov Test di atas, dapat diketahui bahwa nilai Monte Carlo Sig. (2-

tailed) signifikansinya adalah 0,272 > 0,05. Maka dikatakan bahwa data

berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Dilakukannya uji multikolinearitas yaitu untuk mengetahui apakah

model regresi terdapat korelasi antar variabel independen atau tidak. Uji

multikoliniearitas dapat dilihat dari nilai VIF (Variance Infation Factor)

yang tidak lebih dari 10 dan nilai TOL (Tolerance) tidak kurang dari

0,10. Semakin tinggi nilai VIF (Variance Inflation Factor) maka nilai

TOL (Tolaerance) akan semakin rendah.

106
Tabel 4. 18
Uji Multikolinearitas

Sumber: Output IBM SPSS Versi 25

Dari hasil pengujian diatas, dapat diketahui bahwa:

a. Angka tolerance pada variabel Modal sebesar 0,496 > 0,1 dan VIF

2.016 < 10 menunjukkan tidak adanya multikolinearitas dalam

model regresi.

b. Angka tolerance pada variabel pelatihan sebesar 0,463 > 0,1 dan

VIF 2.159 < 10 menunjukkan tidak adanya multikolinearitas.

c. Angka tolerance pada variabel pendampingan sebesar 0,437 > 0,1

dan VIF 2.287 < 10 menunjukkan tidak adanya multikolinearitas.

d. Angka tolerance pada variabel perkembangan UMKM adalah 0,360

> 0,1 dan VIF 2.781 < 10 menunjukkan tidak adanya

multikolinearitas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dengan uji Glesjer dilihat dengan cara

menghasilkan nilai absolute residual (AbsUi) terhadap variabel

107
independen lainnya. Hasil dari uji Glesjer pada penelitian ini

ditunjukkan pada table di bawah ini:

Tabel 4. 19
Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan hasil uji Glesjer di atas, menunjukkan nilai signifikansi

(p-value) variabel modal sebesar 0,415 > 0,05, variabel pelatihan

sebesar 0,112 > 0,05, variabel pendampingan sebesar 0,645 > 0,05, dan

variabel perkembangan UMKM sebesar 0,149 > 0,05. Maka dapat

disimpulkan data tidak terjadi heteroskedastisitas.

D. Analisis Jalur (Path Analysis)

Teknik pengolahan data dalam menyelesaikan penelitian ini adalah

dengan menggunakan analisis jalur (path analysis), dimana analisis ini

berfungsi untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung

sekumpulan variabel.

1. Uji Statistik Sub Struktur I

a. Uji F

108
Tabel 4. 20
Uji F Struktur I

Sumber: Output IBM SPSS Versi 25

Dari perhitungan didapatkan nilai F hitung sebesar 15,433

dengan tingkat signifikansi sebsesar 5% dan df1 = 3 dan df2=26

didapat hasil ftabel 2,975 karena fhitung 15,433 > ftabel = 2,975 dan

diketahui bahwa nilai sig (0,000 < 0,05) sehingga dapat disimpulkan

bahwa aspek variabel modal, pelatihan, pendampingan secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap perkembangan UMKM.

b. Uji T

Tabel 4. 21
Uji T Struktur I

Sumber: Output IBM SPSS Versi 25

109
1. Pengaruh Variabel Modal (X1) terhadap Perkembangan UMKM

(Y)

Nilai signifikansi 0,037 < 0,05. Dari perhitungan didapatkan

nilai t hitung adalah 2,198 dan t tabel dapat dihitung pada tabel t-

test, dengan 𝛼 0,05 karena digunakan hipotesis dua arah, maka

ketika mencari t tabel nilai 𝛼 dibagi dua menjadi 0,025 dan df

adalah 30 (didapatkan dari rumus n – 2, dimana n adalah jumlah

data, 30 – 2 = 28) didapatkan t tabel adalah 2,048. Oleh Karena

t hitung > t tabel (2,198 > 2,048), maka mempunyai kesimpulan

modal berpengaruh signifikan terhadap perkembangan UMKM.

2. Pengaruh Variabel Pelatihan terhadap Perkembangan UMKM

Nilai signifikansi 0,002 < 0,05. Dari perhitungan didapatkan

nilai t hitung adalah 3,524 dan t tabel dapat dihitung pada tabel t-

test, dengan 𝛼 0,05 karena digunakan hipotesis dua arah, maka

ketika mencari t tabel nilai 𝛼 dibagi dua menjadi 0,025 dan df

adalah 30 (didapatkan dari rumus n – 2, dimana n adalah jumlah

data, 30 – 2 = 28) didapatkan t tabel adalah 2,048. Oleh Karena

t hitung > t tabel (3,524 > 2,048), maka mempunyai kesimpulan

pelatihan berpengaruh signifikan terhadap perkembangan

UMKM.

3. Pengaruh Variabel Pendampingan terhadap Perkembangan

UMKM

110
Nilai signifikansi 0,406 > 0,05. Dari perhitungan didapatkan

nilai t hitung adalah 0,845 dant tabel dapat dihitung pada tabel t-

test, dengan 𝛼 0,05 karena digunakan hipotesis dua arah, maka

Ketika mencari ttabel nilai 𝛼 dibagi dua menjadi 0,025 dan df

adalah 30 (didapatkan dari rumus n – 2, dimana n adalah jumlah

data, 30 – 2 = 28) didapatkan t tabel adalah 2,048. Oleh Karena

t hitung < t tabel (0,845 < 2,048), sehingga mempunyai

kesimpulan pendampingan tidak berpengaruh signifikan

terhadap perkembangan UMKM.

c. Uji Koefisien Determinasi (𝑹𝟐 )

Tabel 4. 22
Uji Koefisien Detreminasi Struktur I

Sumber: Output IBM SPSS Versi 25

Tabel diatas menunjukkan bahwa koefisien determinasi 𝑅 2

sebesar 0.640. angka tersebut mengartikan bahwa pengaruh modal,

pelatihan dan pendampingan secara bersama-sama terhadap

perkembangan UMKM sebesar 64% sedangkan sisanya 36%

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian

ini.

111
d. Persamaan Analisis Jalur Sub Struktur I

Dalam penentuan pengaruh variabel penelitian secara

keseluruhan didapatkan nilai koefisien jalur dari penjumlahan

seluruh variabel. Nilai koefisien jalur berdasarkan estimate variabel

Modal, Pelatihan, dan Pendampingan terhadap Perkembangan

UMKM diolah dengan menggunakan bantuan IBM SPSS Versi 25.

Berikut ini adalah hasil pengolahannya:

Tabel 4. 23
Uji Koefisien Jalur Struktur I

Coefficientsa
Standardized Coefficients
Model Beta
1 (Constant)

Modal 0,337
Pelatihan 0,501
Pendampingan 0,148
a. Dependent Variable: Perkembangan UMKM

Sumber: Output IBM SPSS Versi 25

Keterangan:

Koefisien Jalur 𝜌𝑌𝑋1 = 0,337

Koefisien Jalur 𝜌𝑌𝑋2 = 0,501

Koefisien Jalur 𝜌𝑌𝑋3 = 0,148

Jadi persamaan yang terbentuk adalah:

Y = 𝜌𝑌𝑋1 + 𝜌𝑌𝑋2 + 𝜌𝑌𝑋3 + 𝜀1

Y = 0,337 + 0,501 + 0,148 + 0,6

112
Angka koefisien residu sebesar didapatkan dari √1 − 𝑅 2 = √1 − 0,640 =
0,6
Gambar 4. 6
Struktur I

𝜀1 = (1 – Nilai R Square)


Modal Usaha
0,337 𝜀1 =  (1 – 0,640)
(X1)
𝜀1 = 0,6
0,501 Perkembangan
Pelatihan (X2)
UMKM (X1)

Pendampingan
0,148
(X3)

2. Uji Statistik Sub Struktur II

a. Uji F

Tabel 4. 24
Uji F Struktur II

Sumber: Output IBM SPSS Versi 25

113
Dari Perhitungan didapatkan nilai Fhitung sebesar 16.979 dengan

tigkat signifikansi sebesar 5% dan df1 = 4 dan df 2 = 25, didapat hasil

Ftabel 3,006 karena Fhitung 16,979 > Ftabel = 3,006, dan diketahui

bahwa nilai sig (0,000 < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa

variabel modal, pelatihan, pendampingan, dan perkembangan UMKM

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan musthik.

b. Uji T

Tabel 4. 25
Uji T Struktur II

Sumber: Output IBM SPSS Versi 25

1. Pengaruh Variabel Modal terhadap Kesejahteraan Mustahik

Dari perhitungan didapatkan nilai thitung adalah 0,996 dan

t tabel dapat dihitung pada tabel t-test, dengan 𝛼 = 0,05 karena

digunakan hipotesis dua arah, maka Ketika mencari t tabel nilai

α dibagi dua menjadi 0,025 dan df = 28 (didapatkan dari rumus

n-2, dimana n adalah jumlah data, 30-2 = 28) didapatkan t tabel

adalah 2,048. Oleh karena t hitung < t tabel (0,996 < 2,048), dan

diketahui nilai sig 0,329 > 0,05 sehingga mempunyai

114
kesimpulan modal tidak berpengaruh signifikan terhadap

kesejahteraan mustahik.

2. Pengaruh Variabel Pelatihan terhadap Kesejahteraan Mustahik

Dari perhitungan didapatkan nilai thitung adalah 3,370 dan

t tabel dapat dihitung pada tabel t-test, dengan 𝛼 = 0,05 karena

digunakan hipotesis dua arah, maka Ketika mencari t tabel nilai

α dibagi dua menjadi 0,025 dan df = 28 (didapatkan dari rumus

n-2, dimana n adalah jumlah data, 30-2 = 28) didapatkan t tabel

adalah 2,048. Oleh karena t hitung > t tabel (3,370 > 2,048), dan

diketahui nilai sig 0,002 < 0,05 sehingga mempunyai

kesimpulan pelatihan berpengaruh signifikan terhadap

kesejahteraan mustahik.

3. Pengaruh Variabel Pendampingan terhadap Kesejahteraan

Mustahik

Dari perhitungan didapatkan nilai t hitung adalah 2,885 dan

t tabel dapat dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0,05 karena

digunakan hipotesis dua arah, maka Ketika mencari t tabel nilai

α dibagi dua menjadi 0,025 dan df = 28 (didapatkan dari rumus

n-2, dimana n adalah jumlah data, 30-2 = 28) didapatkan t tabel

adalah 2,048. Oleh karena t hitung > t tabel (2,885 > 2,048), dan

diketahui nilai sig 0,008 < 0,05 sehingga mempunyai

kesimpulan pendampingan berpengaruh signifikan terhadap

kesejahteraan mustahik.

115
4. Pengaruh Variabel Perkembangan UMKM terhadap

Kesejahteraan Mustahik

Dari perhitungan didapatkan nilai t hitung adalah 0,541 dan

t tabel dapat dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0,05 karena

digunakan hipotesis dua arah, maka ketika mencari t tabel nilai

α dibagi dua menjadi 0,025 dan df = 28 (didapatkan dari rumus

n-2, dimana n adalah jumlah data, 30-2 = 28) didapatkan t tabel

adalah 2,048. Oleh karena t hitung < t tabel (0,541 < 2,048), dan

diketahui nilai sig 0,593 > 0,05 sehingga mempunyai

kesimpulan Perkembangan UMKM tidak berpengaruh

signifikan terhadap kesejahteraan mustahik.

c. Uji Koefisien Determinasi

Tabel 4. 26
Uji Koefisien Determinasi Struktur II

Sumber: Output IBM SPSS Versi 25

Tabel diatas menunjukkan bahwa koefisien determinasi (𝑅 2 )

sebesar 0,731. Angka tersebut mengartikan bahwa pengaruh modal,

pelatihan, pendampingan, dan perkembangan UMKM secara

116
Bersama-sama terhadap kesejahteraan mustahik sebesar 73,1%

sedangkan sisanya 26,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

diteliti dalam penelitian ini.

d. Persamaan Analisis Jalur Sub Struktur II

Dalam penentuan pengaruh variabel penelitian secara

keseluruhan didapatkan nilai koefisien jalur dari penjumlahan

seluruh variabel. Nilai koefisien jalur berdasarkan estimate variabel

modal, pelatihan, pendampingan, dan perkembangan UMKM

terhadap kesejahteraan mustahik diolah menggunakan bantuan

software IBM SPSS Versi 25. Berikut adalah hasil pengolahannya:

Tabel 4. 27
Uji Koefisien Jalur Struktur II
Coefficientsa
Standardized Coefficients
Model Beta
1 (Constant)
Modal -0,147
Pelatihan 0,514
Pendampingan 0,453
Perkembangan UMKM 0,094
a. Dependent Variable: Kesejahteraan Mustahik

Sumber: Output IBM SPSS Versi 25

Keterangan:

Koefisien Jalur 𝜌𝑍𝑋1 = - 0,147

Koefisien Jalur 𝜌𝑍𝑋2 = 0,514

117
Koefisien Jalur 𝜌𝑍𝑋3 = 0,453

Koefisien Jalur 𝜌𝑍𝑌 = 0,094

Z = 𝜌𝑍𝑋1 + 𝜌𝑍𝑋2 + 𝜌𝑍𝑋3 + 𝜌𝑍𝑌 + 𝜀2

Z = - 0,147 + 0,514 + 0,453 + 0,094 + 0,519

Angka koefisien residu sebesar 0,519 didapakan dari√1 − 𝑅 2 = √1 −

0,731 = 0,5186 dibulatkan menjadi 0,519.

Gambar 4. 7
Struktur II

Perkembangan
UMKM (Y) 2 𝜀2 = (1 – Nilai R Square)
Modal (X1)
-0,147 𝜀2 =  (1 – 0,731)
0,094
𝜀2 = 0,519
0,514 Kesejahteraan
Pelatihan (X2)
Mustahik (Z)

Pendampingan (X3) 0,453

118
3. Analisis Korelasi Variabel

Tabel 4. 28
Analisis Korelasi

Keterangan:

0.80 – 1.00 : Sangat Kuat

0.60 – 0,799 : Kuat

0.40 – 0.599 : Cukup Kuat

0.20 – 0.399 : Rendah

0.00 – 0.199 : Sangat Rendah

Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan hipotesis sebagai

berikut:

Ho: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dua variabel

Ha: Terdapat hubungan yang signifikan antara dua variabel

119
Pengujian berdasarkan uji probabilitas akan diterima apabila nilai

probabilitas lebih dari 0,05 maka Ho diterima dan jika nilai probabilitas

kurang dari 0,05 maka Ho ditolak.

Tabel 4. 29
Koefisien Korelasi

Koefisien Nilai
Hubungan Sifat Hubungan
Korelasi Sig

X1 dengan X2 0,316 0,089 Rendah, Tidak Signifikan

X1 dengan X3 0,640 0,000 Kuat, Signifikan

X2 dengan X3 0,559 0,001 Cukup Kuat, Signifikam

X1 dengan Y 0,590 0,001 Cukup Kuat, Signifikam

X2 dengan Y 0,690 0,000 Kuat, Signifikan

X3 dengan Y 0,644 0,000 Kuat, Signifikan

X1 dengan Z 0,361 0,050 Rendah, Tidak Signifikan

X2 dengan Z 0,785 0,000 Kuat, Signifikan

X3 dengan Z 0,706 0,000 Kuat, Signifikan

Y dengan Z 0,653 0,000 Kuat, Signifikan

Sumber: Data diolah

4. Analisis Pengaruh Secara Keseluruhan

Berdasarkan seluruh koefisien Jalur dari hubungan kausalitas yang

ada, dapat diketahui pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung

dari setiap variabel yang diteliti, berikut adalah hasil tersebut yang

ditampilkan dalam tabel yaitu:

120
Tabel 4. 30
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung

Pengaruh
Pengaruh Koefisien
Tidak Langsung Pengaruh
Variabel Jalur Langsung
Melalui Y Bersama
X1 terhadap Y 0,337 0,337 ֊ ֊

X2 terhadap Y 0,501 0,501 ֊ ֊

X3 terhadap Y 0,148 0,148 ֊ ֊

X1 terhadap Z -0,147 -0,147 0,031678 ֊

X2 terhadap Z 0,514 0,514 0,047094 ֊

X3 terhadap Z 0,453 0,453 0,013912 ֊

Y terhadap Z 0,094 0,094 ֊ ֊

X1, X2, X3, terhadap Y ֊ ֊ ֊ 0,64

X1, X2, X3, Y, terhadap Z ֊ ֊ ֊ 0,731

0,6 0,6 ֊ ֊
𝜀1

𝜀2 0,519 0,519 ֊ ֊

Sumber: Data diolah

a. Pengaruh Langsung

Untuk menghitung pengaruh langsung, maka digunakan

formula berikut:

1. Pengaruh Modal terhadap Perkembangan UMKM

X1 → Y = 0,3372 = 11,36%

2. Pengaruh Pelatihan terhdap Perkembangan UMKM

X2 → Y = 0,5012 = 25,10%

121
3. Pengaruh Pendampingan terhadap Perkembangan UMKM

X3 → Y = 0,1482 = 2,19%

4. Pengaruh Modal terhadap Kesejahteraan Mustahik

X1 → Z = −0,1472 = 2,16%

5. Pengaruh Pelatihan terhadap Kesejahteraan Mustahik

X2 → Z = 0,5142 = 26,42%

6. Pengaruh Pendampingan terhadap Kesejahteraan Mustahik

X3 → Z = 0,4532 = 20,52%

7. Pengaruh Perkembangan UMKM terhadap Kesejahteraan

Mustahik

Y → Z = 0,0942 = 0,88%

b. Pengaruh Tidak Langsung

1. Pengaruh Modal terhadap Kesejahteraan Mustahik Melalui

Perkembangan UMKM

X1 → Y → Z = 0,337 × 0,094 = 0,031678

2. Pengaruh Pelatihan terhadap Kesejahteraan Mustahik Melalui

Perkembangan UMKM

X2 → Y → Z = 0,501 × 0,094 = 0,047094

3. Pengaruh Pendampingan terhadap Kesejahteraan Mustahik

Melalui Perkembangan UMKM

X3 → Y → Z = 0,337 × 0,094 = 0,013912

122
Gambar 4. 8
Model Struktur Analisis Jalur

1
2
𝜀1 0,6 𝜀2 = (1 – Nilai R Square)
Modal (X1) -0,147
𝜀2 =  (1 – 0,731)
0,337
0,316 𝜀2 = 0,519

0,640 0,501 0,094


Pelatihan (X2) Perkembangan Kesejahteraan
0,514 UMKM (Y) Mustahik (Z)

0,559
0,148

Pendampingan (X3)
0,453

E. Pembahasan

1. Sub Struktur – 1 Hubungan Sub-Struktur X1, X2 dan X3 terhadap

a. Pengaruh Modal terhadap Perkembangan UMKM

Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal berpengaruh

secara signifikansi terhadap perkembangan UMKM, dengan nilai

signifikansi yaitu sebesar 0,037 < 0,05 (alpha). Variabel modal

memiliki nilai koefisien path 0,337 (bernilai positif), yang artinya

yaitu semakin banyak modal yang diberikan BAZNAS Kota

Tangerang maka akan semakin baik perkembangan usaha yang

dimiliki mustahik.

Modal merupakan faktor yang mempunyai peran penting

dalam proses produksi, karena modal diperlukan untuk mendirikan

123
atau memperluas usaha, tanpa adanya modal yang cukup maka akan

berpengaruh terhadap kelancaran usaha, sehingga akan

mempengaruhi pendapatan yang diperoleh. Dengan begitu modal

dapat mempengaruhi perkembangan usaha, karena semakin banyak

modal yang dimiliki pelaku usaha maka dapat memperbesar volume

usahanya untuk berkembang.

Modal dalam penelitian ini merupakan bantuan zakat

produktif yang diberikan oleh BAZNAS Kota Tangerang kepada

mustahik. BAZNAS Kota Tangerang memiliki program zakat

produktif tersendiri yaitu program ZMART, dimana modal yang

diberikan yaitu berupa bantuan barang dagangan seperti sembako

dan kebutuhan lainnya, dimana diharapkan mustahik dapat

memutarkan bantuan yang diberikan oleh BAZNAS Kota

Tangerang, agar terjadi perputaran modal sehingga dapat

mengembangkan usahanya. Selain bantuan barang dagang, dalam

Program Zmart ini juga BAZNAS Kota Tangerang memberikan

kelengkapan toko seperti etalase serta melakukan renovasi atau

bedah warung berupa penggantian rolling door, pengecatan,

pemberian plang/banner bertuliskan ZMART dan kelengkapan

lainnya.

Maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini variabel

modal atau zakat produktif yang diberikan oleh BAZNAS Kota

124
Tangerang melalui program ZMART memiliki pengaruh terhadap

perkembangan UMKM sebesar 0,3372 atau sebesar 11,36%.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Roikha Azhari (2018), dengan judul “Pengaruh Pendayagunaan

Zakat Produktif Terhadap Pertumbuhan Usaha Mikro Dan

Penyerapan Tenaga Kerja Mustahik Pada Program Jatim Makmur

BAZNAS Jawa Timur. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa

zakat produktif mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan

terhdap pertumbuhan usaha mikro mustahik. Zakat yang diberikan

kepada mustahik untuk modal usaha atau kebutuhan usaha

menyebabkan mustahik yang sebelumnya masih belum memiliki

peralatan atau asset yang mendukung produksi, akhirnya

mempunyai peralatan yang diperlukan. Pertambahan asset atau alat

produksi dalam usaha mustahik, sehingga mustahik lebih giat dan

juga tekun dalam menjalankan usahanya.

b. Pengaruh Pelatihan terhadap Perkembangan UMKM

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan berpengaruh

signifikan terhadap perkembangan UMKM, dengan nilai

signifikansi 0,002 < 0,05 (alpha). Variabel pelatihan memiliki nilai

koefisien path 0,501 (bernilai positif), yang artinya yaitu semakin

baik pelatihan yang diberikan BAZNAS Kota Tangerang maka akan

berdampak positif pada perkembangan usaha yang dimiliki

mustahik. Pelatihan bertujuan untuk mengembangkan keahlian,

125
sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan efektif

dan untuk mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat

dilakukan secara rasional. Maka dapat dikatakan bahwa dalam

penelitian ini, pelatihan yang diberikan oleh BAZNAS Kota

Tangerang melalui program ZMART memiliki pengaruh terhadap

perkembangan UMKM sebesar 0,5012 atau sebesar 25,10%.

c. Pengaruh Pendampingan terhadap Perkembangan UMKM

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendampingan tidak

berpengaruh signifikan terhadap perkembangan UMKM, dengan

nilai signifikansi 0,406 > 0,05 (alpha). Variabel pelatihan memiliki

nilai koefisien path 0,148 (bernilai positif), yang artinya yaitu

pendampingan yang diberikan BAZNAS Kota Tangerang kepada

mustahik belum mampu memberikan dampak yang signifikan

terhadap perkembangan usaha yang dimiliki mustahik. Meskipun

pendampingan dan perkembangan usaha menunjukkan hasil yang

baik, itu artinya mustahik masih memerlukan pendampingan dalam

mengembangkan usahanya.

Maka dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini, pendampingan

yang diberikan oleh BAZNAS Kota Tangerang melalui program

ZMART tidak terdapat pengaruh terhadap perkembangan UMKM,

yaitu hanya sebesar 2,19%.

126
d. Pengaruh Modal, Pelatihan, dan Pendampingan terhadap

Perkembangan UMKM

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa variable modal,

pelatihan, dan pendampingan, secara simultan berpengaruh terhadap

perkembangan UMKM. Dengan nilai perhitungan fhitung 15,433 >

ftabel = 2,975 dan diketahui bahwa nilai signifikasnsi (0,000 < 0,05).

Diketahui bahwa koefisien determinasi 𝑅 2 sebesar 0.640. angka

tersebut mengartikan bahwa pengaruh modal, pelatihan dan

pendampingan secara bersama-sama terhadap perkembangan

UMKM sebesar 64% sedangkan sisanya 36% dipengaruhi oleh

variablel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

2. Sub Struktur – 2 Hubungan Sub-Struktur Modal, Pelatihan,

Pendampingan dan Perkembangan UMKM terhadap Kesejahteraan

Mustahik

a. Pengaruh Modal terhadap Kesejahteraan Mustahik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel modal tidak

berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan mustahik. Dengan

kperhitungan t hitung < t tabel (0,996 < 2,048), dan nilai signifikansi

0,329 > 0,05. Variabel modal memiliki nilai koefisien path -0,148,

yang artinya yaitu penambahan modal zakat produktif tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap kesejahteraan mustahik

dalam program ZMART BAZNAS Kota Tangerang.

127
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Muhammad Zaid Alaydrus

(2016) dengan judul “Pengaruh Zakat Produktif terhadap

Pertumbuhan Usaha Mikro dan Kesejahteraan Mustahik Pada Badan

Amil Zakat Kota Pasuruan Jawa Timur” hasil dari penelitian ini

meyatakan ZIS produktif tidak mempunyai pengaruh signifikan

terhadap kesejahteraan mustahik di Kota Pasuruan Jawa Timur.

Hasil penelitian ini mungkin terjadi dikarenakan minimnya dana ZIS

produktif yang disalurkan kepada mustahik, hal lain juga yang

menyebabkan tidak signifikannya pengaruh dana ZIS produktif

terhadap kesejahteraan mustahik adalah kebutuhan hidup mustahik

yang semakin bertambah dan banyak.

b. Pengaruh Pelatihan terhadap Kesejahteraan Mustahik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pelatihan

berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan mustahik. Dengan

perhitungan t hitung > t tabel (3.370 > 2,048), dan nilai signifikansi

0,008 < 0,05. Variabel pelatihan memiliki nilai koefisien path 0,514

(bernilai positif), yang artinya yaitu dengan mengikuti program

latihan yang diberikan BAZNAS Kota Tangerang pada program

ZMART maka dapat menambah pengetahuan mustahik dan dapat

meningkatkan pendapatan mereka sehingga nantinya akan

berimplikasi positif pada kesejahteraan mereka. Maka dapat

dikatakan bahwa dalam penelitian ini, pelatihan yang diberikan oleh

BAZNAS Kota Tangerang melalui program ZMART memiliki

128
pengaruh terhadap kesejahteraan mustahik sebesar 0,5142 atau

sebesar 26,42%.

c. Pengaruh Pendampingan terhadap Kesejahteraan Mustahik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel

pendampingan berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan

mustahik. Dengan perhitungan t hitung > t tabel (2,885 > 2,048), dan

nilai signifikansi 0,008 < 0,05, serta nilai koefisien path 0,453.

BAZNAS Kota Tangerang selalu memberikan pendampingan rutin

sebulan dua kali. BAZNAS Kota Tangerang mengarahkan

bagaimana membentuk sumber daya insani yang baik, cara

bermuamalah yang baik, dan selalu membantu kesulitan yang

dihadapi mustahik dalam berlangsungnya kegiatan usaha. Peran

penting pendamping yang mampu menjalin hubungan komunikasi

yang baik dengan kelompok, memberikan penguatan, perlindungan

dan dukungan terhadap mustahik merupakan faktor yang

berpengaruh terhadap kesejahteraan mustahik. Maka dapat

dikatakan bahwa dalam penelitian ini, pendampingan yang

diberikan oleh BAZNAS Kota Tangerang melalui program ZMART

memiliki pengaruh terhadap kesejahteraan mustahik sebesar 0,4532

atau sebesar 20,52%.

129
d. Pengaruh Perkembangan UMKM terhadap Kesejahteraan

Mustahik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel

perkembangan UMKM tidak berpengaruh signifikan terhadap

kesejahteraan mustahik. Dengan perhitungan t hitung > t tabel (2,885

> 2,048), dan nilai signifikansi 0,008 < 0,05, serta nilai koefisien

path 0,094. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian M. Zaid

Alaydrus (2016), yang mengatakan pertumbuhan usaha mikro

mustahik tidak berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan

mustahik.

e. Pengaruh Modal, Pelatihan, Pendampingan, Perekembangan

UMKM terhadap Kesejateraan Mustahik

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa variabel modal, pelatihan,

pendampingan, dan perkembangan UMKM secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan musthik. Dengan

nilai perhitungan fhitung 16,979 > ftabel = 3,006 dan diketahui

bahwa nilai signifikasnsi (0,000 < 0,005). Diketahui bahwa

koefisien determinasi 𝑅 2 sebesar 0.731. angka tersebut mengartikan

bahwa pengaruh modal, pelatihan dan pendampingan secara

bersama-sama terhadap perkembangan UMKM sebesar 73,1%

sedangkan sisanya 26,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

diteliti dalam penelitian ini.

130
f. Pengaruh tidak langsung Modal terhadap Kesejahteraan

Mustahik melalui perkembangan UMKM

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh modal

terhadap perkembangan umkm dilihat dari 𝑅 2 sebesar 0,3372 , dan

𝑅 2 perkembangan umkm dengan kesejahteraan mustahik sebesar

0,0942 . Maka pengaruh tidak langsung modal terhadap

kesejahteraan mustahik melalui perkembangan UMKM sebesar

0,337 × 0,094 = 0,031678.

g. Pengaruh tidak langsung Pelatihan terhadap Kesejahteraan

Mustahik melalui perkembangan UMKM

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pelatihan

terhadap perkembangan umkm dilihat dari 𝑅 2 sebesar 0,5012 , dan

𝑅 2 perkembangan umkm dengan kesejahteraan mustahik sebesar

0,0942 . Maka pengaruh tidak langsung pelatihan terhadap

kesejahteraan mustahik melalui perkembangan UMKM sebesar

0,501 × 0,094 = 0,047094

h. Pengaruh tidak langsung Pendampingan terhadap

Kesejahteraan Mustahik Melalui Perkembangan UMKM

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh

pendampingan terhadap perkembangan umkm dilihat dari 𝑅 2

sebesar 0,1482 , dan 𝑅 2 perkembangan umkm dengan kesejahteraan

mustahik sebesar 0,0942 . Maka pengaruh tidak langsung

131
pendampingan terhadap kesejahteraan mustahik melalui

perkembangan UMKM sebesar 0,148 × 0,094 = 0,031678.

132
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian pada bab

sebelumnya menggunakan analisis jalur (path analysis), maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Hasil pengujian pada Sub Struktur I diketahui bahwa variabel modal,

pelatihan dan pendampingan memiliki pengaruh secara simultan terhadap

variabel perkembangan usaha mikro kecil dan menengah sebesar 64%,

sisanya 36% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini. Menunjukkan bahwa pendayagunaan zakat produktif yang

dilakukan oleh BAZNAS Kota Tangerang dengan memberdayakan

mustahik dalam program Zmart mampu mendorong mustahik dalam

mengembangkan usahanya sehingga terjadi kenaikan pendapatan mustahik.

Hasil pengujian secara parsial, diketahui variabel modal dan pelatihan

memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap perkembangan usaha

mikro kecil dan menengah, sedangkan variabel pendampingan memiliki

pengaruh positif tidak signifikan. Pendampingan bertujuan untuk

memberikan pemahaman akan kemampuan dan potensi diri sehingga

kondisi mereka lebih baik. Tidak signifikannya variabel pendampingan

terhadap perkembangan UMKM dikarenakan pendampingan hanya

dilakukan dua kali dalam sebulan yang artinya apabila pendampingan lebih

sering dilakukan dan diikuti oleh mustahik maka akan mendorong

133
perkembangan usaha dan peningkatan pendapatan selain itu pendampingan

yang diberikan dapat berpengaruh secara maksimal.

2. Hasil pengujian pada Sub Struktur II diketahui bahwa variabel modal,

pelatihan, pendampingan dan perkembangan usaha mikro kecil dan

menengah memiliki pengaruh secara simultan terhadap variabel

kesejahteraan mustahik sebesar 73,1%, sisanya 26,9% dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Artinya pendayagunaan

zakat produktif yang dilakukan BAZNAS Kota Tangerang melalui program

Zmart memiliki dampak yang baik terhadap kesejahteraan mustahik. Hasil

pengujian secara parsial, diketahui variabel pelatihan dan pendampingan

memiliki pengaruh positif dan signifikan. Sedangkan variabel modal

terhadap kesejahteraan mustahik memiliki pengaruh negatif dan tidak

signifikan, serta variabel perkembangan usaha mikro kecil dan menengah

memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan. Tidak signifikannya variabel

modal dan perkembangan UMKM terhadap kesejahteraan mustahik

dikarenakan dalam penelitian ini terdapat beberapa indikator yang

digunakan dalam mengukur kesejahteraan yang bertujuan tidak hanya

mengukur materi tapi juga mengukur sisi spiritual kemudian banyaknya

kebutuhan sehari-hari yang harus dipenuhi menjadi salah satu alasan tidak

signifikannya variabel tersebut.

3. Besarnya pengaruh tidak langsung dihitung dengan mengalikan koefisien

tidak langsungnya. Pengaruh tidak langsung variabel modal, pelatihan dan

pendampingan terhadap kesejahteraan mustahik, dari hasil perhitungan

134
yang telah dilakukan menunjukkan komparasi yang mengarah pada

rendahnya pengaruh tidak langsung. Jika koefisien pengaruh langsung lebih

besar dari pengaruh tidak langsung maka dapat disimpulkan bahwa

pengaruh yang sebenarnya adalah pengaruh langsung. Dimana variabel

modal memiliki pengaruh tidak langsung terhadap kesejahteraan mustahik

sebesar 3,1678%, kemudian variabel pelatihan memiliki pengaruh tidak

langsung terhadap kesejateraan mustahik sebesar 4,7094% dan

pendampingan memiliki pengaruh tidak langsung terhadap kesejahteraan

mustahik sebesar 1,3912%.

B. Saran

Dari penelitian ini, tentu saja masih terdapat kekurangan dalam penulisan

maupun dari pihak penulis. Agar kedepannya diperoleh hasil lebih baik lagi,

maka dari itu penulis meoncoba menyarankan beberapa hal yaitu:

1. Untuk BAZNAS Kota Tangerang agar lebih dapat tepat sasaran dalam

menyalurkan zakat produktif khususnya dalam program Zmart, agar apa

yang diupayakan memiliki dampak positif bagi mustahik itu sendiri maupun

masyarakat sekitar. Kemudian dalam mendampingi mustahik, seharusnya

lebih mengerti apa yang dibutuhkan mustahik dalam mengembangkan

usahanya.

2. Kepada mustahik agar lebih semangat dan giat dalam menjalankan

usahanya. Modal yang diberikan BAZNAS Kota Tangerang seyogyanya

135
dijaga dan digunakan dengan sebaik-baiknya agar terjadi perputaran modal

dan peningkatan usaha.

3. Kepada para akademisi yang ingin meneliti topik yang sama dengan

penelitian ini, sebaiknya menggunakan beberapa variabel tambahan atau

variabel yang berbeda. Selanjutnya menggunakan metode penelitian yang

berbeda dengan yang penulis gunakan, serta memperluas sampel penelitian

agar hasil penelitian lebih akurat dan lebih baik lagi.

136
DAFTAR PUSTAKA

(2022). Retrieved from https://tafsirweb.com/336-surat-al-baqarah-ayat-43.html


(2022). Retrieved from https://tafsirweb.com/category/051-surat-az-zariyat
(2022). Retrieved from https://tafsirweb.com/category/002-surat-al-baqarah
(2022). Retrieved from https://tafsirweb.com/category/009-surat-at-taubah
Alaydrus, M. Z. (2016). Pengaruh Zakat Produktif terhadap Pertumbuhan Mikro
dan Kesejahteraan Mustahik pada Badan Amil Zakat Kota Pasuruan Jawa
Timur. Tesis.
Ananda, F. (2011, Januari 24). Skripsi. Analisis Perkembangan Usaha Mikro dan
Kecil Setelah Memperoleh Pembiayaan Mudharabah Dari BMT At-Taqwa
Halmahera di Kota Semarang. Semarang: UNDIP.
An-Naisaburi, A. H.-Q. (2022). Shahih Muslim (Kitabul Iman).
Arief Setiawan, D. W. (2015). Rancangan Model Pemberdayaan Pelaku UKM
Dalam Upaya Penanggulangan Kemiskinan Dengan Berbasis Zakat
Produktif (Studi Kasus Implementasi Program Jatim Makmur Dari Badan
Amil Zakat Nasional Provinsi Jawa Timur di Kelurahan Embong Kaliasin
Surabaya). Wacana.
Azhari, R. (2018, Januari 25). Skripsi. Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif
Terhadap Pertumbuhan Usaha Mikro dan Penyerapan Tenaga Kerja
Mustahik Pada Program Jatim Makmur BAZNAS Jawa Timur. Surabaya:
UIN Surabaya.
Badan Pusat Statistik Kota Tangerang. (2019). Analisis Kemiskinan Kota
Tangerang 2018. Kota Tangerang: Badan Pusat Statitik Kota Tangerang.
Badan Pusat Statistik Provinsi Banten. (2018). Potensi Usaha Mikro Kecil
Provinsi Banten. Serang: Badan Pusat Statistik Provinsi Banten.
Bariyah, N. O. (2012). Total Quality Management Zakat: Prinsip dan Praktik
Pemberdayaan Ekonomi. Jakarta: Wahana Kardofa.
BPS Provinsi Banten. (2017). Angka Kemiskinan Provinsi Banten Maret 2017.
Banten: Berita Resmi Statistik.
Burhannudin, M. (2014). Pengaruh Pengelolan Zakat Produktif Terhadap
Perkembangan Usaha Masyarakat Mandiri Club Di PMA Al-Bunyan
Bogor. Al-Infaq: Jurnal Ekonomi Islam.

137
C.Kurniatun, P. H. (2021). Pemberdayaan Ruang Publik Terpadu Rumah Anak
sebagai Pengembangan Potensi Usaha Kecil Warga. Pasuruan: Qiara
Media.
Dewi, D. A. (2018). Modul Uji Validitas dan Reliabilitas. 1-2.
Divisi Pusat Kajian BAZNAS. (2017). Dampak Zakat Terhadap Kesejahteraan
Mustahik di Indonesia : Evaluasi Program Zakat Produktif BAZNAS.
Jakarta Pusat: Pusat Kajian Strategis BAZNAS.
Eny Sulistyowati, N. S. (2016). Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Usaha Kecil
dan Menengah (UKM) dI Kota Yogyakarta. Jurnal Maksipreneur.
Erna Listyaningsih, A. A. (2020). Kontribusi UMKM Terhadap Kesejahteraan
Masyarakat. Yogyakarta: Andi.
Fathurrohman, N. (2016). Pengaruh Pelatihan, Modal Usaha, dan Pendampingan
Terhadap Kesejahteraan Mustahik (Studi Pada Program Institut Mentas
Unggul Dompet Dhuafa Yogyakarta0. Yogyakarta.
Firdaus, F. Z. (2018). Aplikasi Metodologi Penelitian. Sleman: Deepublish.
Firmansyah, M. A. (2018). Perilaku Konsumen : Sikap dan Pemasaran. Sleman:
CV Budi Utama.
Fitri, M. (2017). Pengelolaan Zakat Produktif sebagai Instrumen Peningkatan
Kesejahteraan Umat. Economica: Jurnal Ekonomi Islam.
Fitriani Prastiawati, E. S. (2016). Peran Pembiayaan Baitul Maal Wa't Tamwil
Terhadap Perkembangan Usaha dan Peningkatan Kesejahteraan
Anggotanya dari Sektor Mikro Pedagang Pasar Tradisional. Jurnal
Akuntansi dan Investasi.
Ghozali. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro.
Graha, A. N. (2015). Pengaruh Pelatihan Terhadap Kemampuan Karyawan dan
Dampaknya terhadap Kinerja Karyawan. Modernisasi.
Hadiyono, V. (2020). Indonesia dalam Menjawab Konsep Negara Welfare State
dan Tantangannya. Jurnal Hukum Politik dan Kekuasaan.
Hafidhuddin, D. (2002). Zakat Dalam Pereonomian Modern. Jakarta: Gema
Insani.
Hasanah, U. (2011). Pengaruh Bantuan Modal, Lama Usaha Dan Pendampingan.
UIN Sunan Kalijaga.
Ika Yunia Fauzia, A. K. (2014). Prinsip Dasar Ekonomi Islam Perspektif
Maqashid Al-Syariah. Jakarta: Prenadamedia Group.

138
Irawan, M. R. (2016). Pengaruh Modala Usaha dan Penjualan Terhadap Laba
Usaha Pada Perusahaan Penggilingan Padi UD. Sari Tani Tenggerejo
Kedungpring Lamongan. Lamongan: Jurnal Penelitian Ekonomi dan
Akuntansi.
Irawati, R. (2018). Pengaruh Pelatihan dan Pembinaan terhadap Pengembangan
Usaha Kecil. Jurnal Jibeka.
Jubilee Enterprise. (2014). SPSS Untuk Pemula. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Kamil, M. (2010). Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi).
Bandung: Alfabeta.
Kementrian Agama Republik Indonesia Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat
Islam Direktorat Pemberdayaan Islam. (2012). Pedoman Zakat 9 seri.
Jakarta: Ikhlas Beramal.
Khasanah, U. (2010). Manajemen Zakat Modern. Malang: UIN-MALIKI PRESS.
Larasati, S. (2018). Mnajemen Sumber Daya Manusia. Sleman: CV Budi Utama.
Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia dan Bank Indonesia. (2015). Profil
Bisnis Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM).
Mufraini, M. A. (2013). Metodologi Penelitian Bidang Studi Ekonomi Islam.
Tangerang Selatan: UIN Jakarta Press.
Nafiah, L. (2015). Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif terhadap
Kesejahteraan Mustahik Pada Program Ternak Bergulir BAZNAS
Kabupaten Gresik. el-Qist.
Najma, S. (2014). Optimalisasi Peran Zakat untuk Pembangunan Kewirausahaan
Umat Islam. Media Syariah.
Pratama, Y. C. (2015). Peran Zakat Dalam Penanggulangan Kemiskinan (Studi
kasus : Program Zakat Produktif Pada Badan Amil Zakat Nasional). The
Journal of Tauhidinomics.
Purwana, A. E. (2014). Keseahteraan Dalam Perspektif Ekonomi Islam. Justitia
Islamica.
Purwanti, E. (2012). Pengaruh Karakteristik Wirausaha, Modal Usaha, Strategi
Pemasaran Terhadap Perkembangan UMKM Di Desa Dayaan Dan
Kalilindo Salatiga. Among Makarti.
Pusat Kajian Strategis BAZNAS. (2018, November 21). BERITA RESMI.
Dampak Zakat Produktif terhadapIndeks Kemiskinan Berdasarkan Garis
Kemiskinan BPS, Tahun 2017, p. 1.

139
Rencana Pengembangan/Perluasan Usaha/Perusahaan. (2022). Retrieved from
Badan Pusat Statistik.
Safitri, Y. R. (2017). Perkembangan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah)
di Indonesia. Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos.
Sanihah, D. (2014). Pengelolaan Dana Zakat Produktif Untuk Pemberdayaan
UMKM. Fakultas Ekonomi UIN Malang, 2.
Sartika, M. (2008). Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif terhadap
Pemberdayaan Mustahiq pada LAZ Yayasan Solo Peduli Surakarta. Jurnal
Ekonomi Islam.
Sarwono, J. (2011). Mengenal Path Analysis: Sejarah, Pengertian Dan Aplikasi.
Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis.
Sodiq, A. (2015, Desember 2). Konsep Kesejahteraan Dalam Islam. STAIN
Kudus, 384.
Soemarso. (2007). Perpajakan : Pendekatan Komprehensif. Jakarta: Salemba
Empat.
Sony Santoso, R. A. (2018). Zakat Sebagai Ketahanan Nasional. Yogyakarta:
Deepublish.
Suci, Y. R. (2017). Perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) di
Indonesia. Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos.
Sudaryono. (2011). Aplikasi Analisis (Path Analysis) Berdasarkan Untuk
Penempatan Variabel dalam Penelitian. Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Administrasi dilengkapi dengan Metode
R&D. Bandung: CV. ALFABETA.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suharto, E. (2014). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat : Kajian
Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial.
Bandung: Refika Aditama.
Suleman Patiung, B. S. (2021). Community Settlement in Flood-Prone Areas
North Luwu Regency. PBUP, 95.
Suryani, H. (2014). Metode Riset Kantitatif. Jakarta: Kencana Prenadamedia
Goup.
Suryono, A. (2014). Kebijakan Publik Untuk Kesejahteraan Rakyat. Jurnal Ilmiah
Ilmu Administrasi, 99.

140
Susila, A. R. (n.d.). Potensi Ekonomi Daerah Dalam Pengembangan UMKM
Unggulan Di Kota Tangerang. Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka.
Tanjung, D. S. (2019). Pengaruh Zakat Produktif BAZNAS Kota Medan
Terhadap Pertumbuhan Usaha dan Kesejahteraan Mustahik di Kecamatan
Medan Timur. At-Tawassuth.
Thoriquddin, M. (2015). Pengelolaan Zakat Produktif. Malang: UIN-MALIKI
PRESS.
Utami, P. R. (2018). Pengaruh Bantuan Modal, Pelatihan Keterampilan, dan
Pendampingan terhadap Peningkatan Pendapatan Mustahik Pada
Pemberdayaan Zakat, Infak dan Shadaqah BAZNAS Kota Yogyakarta.
Jurnal Pendidikan dan Ekonomi.
Vetzhal Rivai, E. J. (2010). Manajemen SDM untuk Perusahaan dari Teori ke
Praktik. Jakarta: Rajawali Pers.
Waluyo, S. A. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Wicaksono, Y. (2007). Aplikasi Excel Dalam Menganalisis Data. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.
Wulansari, S. D. (2013). Skripsi Analisis Peranan Zakat Produktif Terhadap
Perkembangan Usaha Mikro Mustahik (Penerima Zakat) Studi Kasus
Rumah Zakat Kota Semarang. Semarang: UNDIP.
Zalikha, S. (2016). Pendistribusian Zakat Produktif Dalam Perspektif Islam.
Jurnal Ilmiah Islam Futura.

141
LAMPIRAN LAMPIRAN

142
LAMPIRAN 1

KUESIONER PENELITIAN

Kepada Yth
Bapak/Ibu/Saudara/i/Responden
Di tempat

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Saya yang bernama Laras Nurdita Nazmi Mahasiswi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Ekonomi

Syariah sedang mengadakan penelitian di BAZNAS Kota Tangerang dalam rangka

penyelesaian tugas akhir/skripsi. Adapun judul penelitian ini adalah Pengaruh

Pendayagunaan Zakat Produktif Terhadap Kesejahteraan Mustahik melalui

Perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di BAZNAS Kota Tangerang.

Dalam Kesibukan anda pada saat ini, perkenankanlah saya memohon waktu

anda beberapa menit untuk mengisi daftar pertanyaan (kuesioner) terlampir. Anda

dimohon untuk menjawab pertanyaan dalam kuesioner secara jujur dan apa adanya.

Terima kasih yang sebesar-besarnya atas waktu dan kerjasama yang

Bapak/Ibu/Saudara/i berikan, semoga usaha Bapak/Ibu/Saudara/I semakin sukses,

maju dan berkembang. Amin ya Rabbal’alamin.

Hormat Saya,

(Laras Nurdita Nazmi)

143
A. Identitas Responden:
Petunjuk : Berikan tanda centang (√) pada jawaban yang Bapak/Ibu Pilih.

1. Nama : …………………………………………….
2. Alamat : …………………………………………….
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan
4. Usia : < 21 Tahun 41-50 Tahun
21 – 30 Tahun > 50 Tahun
31 – 40 Tahun
5. Status perkawinan : Menikah / Belum Menikah / Lainnya
6. Pendidikan terakhir : SD SLTA
SLTP Sarjana
Yang lainnya:
7. Pekerjaan : …………………………………………..
8. Jenis Usaha : …………………………………………..
9. Lama Usaha : …………………………………………..
10. Penerimaan Zakat Produktif***
Berupa Dana (Uang)
Berupa barang dagangan
Berupa alat-alat kelengkapan toko
Yang lainnya :
11. Penerimaan Zakat Produktif
Dibawah Rp. 500.000,00
Rp. 500.000,00 – Rp. 1.400.000,00
Rp. 1.500.000,00 – Rp. 2.400.000,00
Rp. 2.500.000,00 – Rp. 3.400.000,00
Diatas Rp. 3.400.000,00

144
12. Pendapatan rata-rata/bulan sebelum menerima zakat produktif
Dibawah Rp. 500.000,00
Rp. 500.000,00 – Rp. 1.400.000,00
Rp. 1.500.000,00 – Rp. 2.400.000,00
Rp. 2.500.000,00 – Rp. 3.400.000,00
Diatas Rp. 3.400.000,00
13. Pendapatan rata-rata/bulan sesudah menerima zakat produktif
Dibawah Rp. 500.000,00
Rp. 500.000,00 – Rp. 1.400.000,00
Rp. 1.500.000,00 – Rp. 2.400.000,00
Rp. 2.500.000,00 – Rp. 3.400.000,00
Diatas Rp. 3.400.000,00
14. Pengeluaran rata-rata/bulan sebelum menerima zakat produktif
Dibawah Rp. 500.000,00
Rp. 500.000,00 – Rp. 1.400.000,00
Rp. 1.500.000,00 – Rp. 2.400.000,00
Rp. 2.500.000,00 – Rp. 3.400.000,00
Diatas Rp. 3.400.000,00
15. Pengeluaran rata-rata/bulan sesudah menerima zakat produktif
Dibawah Rp. 500.000,00
Rp. 500.000,00 – Rp. 1.400.000,00
Rp. 1.500.000,00 – Rp. 2.400.000,00
Rp. 2.500.000,00 – Rp. 3.400.000,00
Diatas Rp. 3.400.000,00

145
B. Daftar Pertanyaan
Petunjuk Pengisian
1. Berilah tanda checklist (  ) pada salah satu jawaban yang Bapak / Ibu
anggap paling sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu
Keterangan:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
KS = Kurang Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
2. Setiap pertanyaan hanya membutuhkan satu jawaban saja
3. Mohon memberi jawaban yang sebenarnya karena kerahasiaan jawaban
Bapak / Ibu hanya akan diketahui oleh peneliti dan hanya untuk
kepentingan akademik saja dalam rangka penulisan tugas akhir
(skripsi).
4. Terimakasih atas partisipasi Bapak/Ibu

1. Variabel Modal Usaha (X1)


No Pertanyaan STS TS KS S SS
1 BAZNAS Kota Tangerang memberikan
dana zakat produktif bagi yang
kekurangan modal usaha
2 Proses pengurusan permohonan modal
usaha pada BAZNAS Kota Tangerang
tidak berbelit-belit
Dalam memproses permohonan modal
3 usaha BAZNAS Kota Tangerang
melakukannya dengan tepat waktu

146
4 Modal usaha yang diberikan, digunakan
untuk membeli bahan baku guna
meningkatkan produksi
5 Modal usaha yang diberikan, digunakan
untuk membeli tambahan peralatan agar
menjadi lebih lengkap, sehingga dapat
mempermudah dan mempercepat proses
produksi
6 Terjadi peningkatan perputaran modal
usaha setelah mendapatkan bantuan
modal usaha
7 Besar bantuan modal usaha yang
diberikan oleh BAZNAS Kota Tangerang
mencukupi untuk dipergunakan
menjalankan usaha
8 Bantuan modal yang diberikan oleh
BAZNAS Kota Tangerang sesuai dengan
kebutuhan usaha saya
9 Dengan jumlah bantuan modal yang
diberikan, usaha saya menjadi lancar

Variabel Pelatihan (X2)


No Pertanyaan STS TS KS S SS
1 Saya berpartisipasi aktif dalam
pelaksanaan program pelatihan yang
diadakan BAZNAS Kota Tangerang
2 Saya menguasai berbagai materi yang
diberikan dengan cepat

147
3 Saya sering tidak dapat mengikuti
kegiatan pelatihan karena waktunya
mengganggu aktivitas lainnya
4 Instruktrur program pelatihan haruslah
orang yang benar-benar menguasai baik
secara teori maupun praktek di lapangan
5 Instruktur (pelatih) menyampaikan
materinya dengan baik sehingga mudah
dimengerti oleh peserta
6 Tanpa adanya instruktur saya dapat
mempelajari materinya sendiri
7 Materi yang diberikan dalam pelatihan
dapat membantu menunjang usaha saya
8 Materi yang diberikan dalam pelatihan
tidak sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki peserta pelatihan
9 Materi yang diberikan sudah relevan atau
sesuai dengan kebutuhan saya pada saat
ini
10 Metode pelatihan yang digunakan sangat
menentukan keberhasilan peserta
pelatihan.
11 Metode pelatihan yang digunakan pada
saat kegiatan pelatihan mudah dimengerti
12 Metode pelatihan yang diberikan sesuai
dengan kemampuan saya
13 Semakin lama masa pelatihan maka
tingkat keberhasilan pelatihan akan
tercapai

148
14 Pelatihan yang saya ikuti lebih dari satu
kali
15 Lama waktu pelaksanaan program
pelatihan terlalu singkat sehingga saya
kurang memahami materinya

Variabel Pendampingan (X3)


No Pertanyaan STS TS KS S SS
1 BAZNAS Kota Tangerang selalu
mendampingi dalam berlangsungnya
kegiatan usaha anggota
2 BAZNAS Kota Tangerang megarahkan
agar selalu berusaha keras dalam
meningkatkan taraf ekonomi
3 BAZNAS Kota Tangerang selalu
memberikan pendampingan rutin sebulan
sekali atau sesuai dengan kesepakatan
jadwal pertemuan
4 BAZNAS Kota Tangerang mengarahkan
cara bagaimana membentuk sumber daya
insani yang baik dan benar dalam
keberlangsungan usaha saya
5 BAZNAS Kota Tangerang mengarahkan
cara bagaimana bermuamalah yang baik
dan benar untuk keberlangsungan usaha
saya
6 BAZNAS Kota Tangerang mengarahkan
cara bagaimana pengelolaan usaha yang
baik dan benar untuk keberlangsungan
usaha saya

149
7 BAZNAS Kota Tangerang selalu
memberikan pengawasan baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam
kegiatan usaha
8 BAZNAS Kota Tangerang selalu
memantau perkembangan pendapatan
usah selama kegiatan usaha berlangsung
9 Pendampingan yang dilakukan mampu
membantu saya dalam mempelajari dan
memahami keterapilan baru dalam upaya
pemberdayaan masyarakat
10 BAZNAS Kota Tangerang selalu
membantu kesulitan yang dihadapi dalam
berlangsungya kegiatan usaha
11 Pendampingan yang dilakukan oleh
Rumah Zakat dapat mendorong saya
untuk menemukan serta mengenali
potensi diri
12 Pendamping mampu menjalin hubungan
komunikasi dan berinteraksi dengan
anggota kelompok.

Variabel Perkembangan UMKM (Y)

No Pertanyaan STS TS KS S ST
1 Pendapatan dari usaha saya sudah
memenuhi kebutuhan saya
2 Pendapatan dari usaha saya sudah sesuai
dengan yang saya inginkan
3 Saya belum merasa cukup dengan
pendapatan yang saya dapatkan

150
4 Setelah mendapatkan tambahan modal
dari BAZNAS Kota Tangerang, terjadi
peningkatan laba usaha
5 Bagi saya keuntungan bukanlah hal yang
utama dalam berbisnis
6 Saya melakukan berbagai cara untuk
mendapatkan laba usaha
7 Penjualan usaha saya semakin meningkat
setelah menerima bantuan dari BAZNAS
Kota Tangerang
8 Saya tidak memiliki target khusus dalam
penjualan produk
9 Saya senantiasa berupaya dalam
meningkatkan penjualan produk
10 Pelanggan saya bertambah banyak seiring
dengan perkembangan usaha yang saya
jalanan
11 Saya selalu berusaha untuk memberikn
pelayanan maksimal bagi pelanggan saya
12 Saya sangat mengenal baik para
pelanggan saya
13 Dengan adanya zakat produktif, saya
dapat memperluas usaha saya
14 Saya mendapatkan kesempatan dalam
memperluas jaringan usaha
15 Saya sudah merasa cukup dengan usaha
yang saya jalani sekarang
16 Setelah mendapatkan tambahan modal,
hasil produksi saya meningkat

151
17 Produk usaha yang saya jual bertambah
banyak dan lebih bervariasi
18 Tambahan modal digunakan untuk
membeli bahan baku dan peralatan guna
meningkatkan produksi
19 Saya dapat menambah tenaga kerja
setelah menerima bantuan modal zakat
produktif dari BAZNAS Kota Tangerang
20 Saya merasa mampu/dapat melakukan
usaha saya sendiri tanpa bantuan orang
lain
21 Saya selalu bersikap adil terhadap
karyawan saya

Variabel Kesejahteraan Mustahik (Z)


No Pertanyaan STS TS KS S SS
1 Dana yang diberikan Rumah Zakat
digunakan untuk pengembangan usaha
sehingga dapat menenangkan saya dalam
beribadah
2 Dana yang diberikan Rumah Zakat dapat
menambah ketaqwaan saya terhadap
Allah Swt
3 Hasil usaha saya yang mendapat bantuan
zakat produktif dapat saya pergunakan
untuk melakukan sedekah kepada orang
lain
4 Bantuan yang diberikan BAZNAS untuk
pengembangan usaha dapat
meningkatkan Pendidikan anak

152
5 Bantuan yang diberikan BAZNAS untuk
pengembangan usaha sehingga hasilnya
dapat mempermudah akses pendidikan
dalam keluarga
6 Bantuan yang diberikan BAZNAS untuk
pengembangan usaha sehingga hasilnya
dapat saya gunakan untuk menambah
ilmu pengetahuan anggota keluarga saya.
7 Pemberian dana zakat produktif dapat
membantu dalam jaminan kesehatan
8 Zakat produktif efektif untuk medapatkan
pelayanan kesehatan
9 Kelangsunan jaminan kesehatan dapat
terjamin dengan adanya zakat produktif
10 Zakat produktif dapat memenuhi
konsumsi yang halal dan bergizi
11 Bantuan yang diberikan BAZNAS untuk
pengembangan usaha dapat membuat
kehidupan keluarga saya lebih layak
12 Bantuan yang diberikan BAZNAS unuk
pengembngan usaha dapat membuat
kehidupan keluarga saya lebih nyaman
13 Bantuan yang diberikan BAZNAS untuk
pengembangan usaha dapat memenuhi
kebutuhan pokok setiap hari
14 Tempat usaha saya merupakan kepunyaan
sendiri
15 Saya mampu memenuhi kebutuhan sehari
hari

153
16 Saya dan keluarga saya selalu
berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat
lingkungan sekitar
17 Saya secara teratur dan sukarela
memberikan sumbangan untuk kegiatan
social
18 Saya tidak bisa mengikuti kegiatan
masyarakat karena terlalu sibuk dengam
usaha saya
19 Lingkungan tempat tinggal yang saya
tempati merupakan lingkungan yang tidak
sehat
20 Saya memiliki hubungan baik dengan
warga sekitar

154
LAMPIRAN 2

TABULASI DATA

X1 X1 X2 X2
5 4 4 5 5 5 5 4 37 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4 5 5 53
3 4 3 3 3 3 5 4 28 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 3 3 50
3 4 3 4 3 4 4 3 28 3 3 4 3 5 5 3 5 4 5 4 3 47
5 5 5 5 5 5 5 4 39 4 4 4 4 3 4 3 5 3 4 5 5 48
5 3 4 4 4 4 3 4 31 3 5 3 4 5 4 4 4 4 3 5 3 47
5 3 4 4 4 4 5 4 33 4 5 5 5 3 3 3 5 4 4 3 4 48
5 5 4 4 4 4 3 3 32 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 5 4 41
5 4 5 5 5 5 3 4 36 3 5 3 4 5 3 5 5 5 5 5 5 53
5 5 3 5 4 5 5 5 37 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 42
5 5 4 4 4 4 4 3 33 3 3 3 3 5 4 4 4 4 4 5 3 45
5 4 4 4 4 4 5 5 35 4 4 3 4 5 5 3 5 4 5 2 3 47
5 4 4 4 4 4 4 3 32 3 5 4 4 3 4 5 3 5 3 5 4 48
5 4 5 5 5 5 5 5 39 4 4 4 3 5 4 5 5 5 5 5 5 54
3 3 3 3 3 3 3 4 25 3 5 3 4 5 5 3 5 4 5 4 3 49
5 4 4 4 4 4 5 4 34 4 3 4 4 5 3 4 4 4 4 4 3 46
5 4 4 5 5 5 5 4 37 4 4 3 3 5 5 3 5 3 5 5 5 50
4 3 3 3 4 3 5 5 30 3 4 4 4 3 5 5 5 5 5 3 4 50
5 4 5 5 5 5 5 5 39 5 5 5 5 5 5 3 5 4 5 4 4 55
5 4 4 4 4 4 4 3 32 3 5 4 4 3 4 3 5 4 4 2 4 45
3 4 3 4 3 4 5 5 31 3 5 4 5 3 4 3 3 3 3 4 3 43
3 4 3 5 3 4 3 4 29 3 5 3 4 5 3 4 4 4 4 3 3 45
3 4 3 5 3 4 5 4 31 4 4 4 4 3 5 3 5 4 5 4 3 48
4 3 3 3 4 3 4 3 27 3 3 4 3 5 5 4 4 4 4 3 4 46
5 4 4 4 4 4 3 3 31 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 37
3 3 3 3 3 3 3 4 25 3 4 3 4 5 5 5 5 5 5 4 3 51
5 5 5 5 5 5 5 4 39 4 5 5 5 3 3 3 3 3 3 5 4 46
5 3 4 4 4 4 3 4 31 3 5 3 4 4 3 3 3 4 3 5 4 44
3 4 3 3 3 3 3 4 26 3 3 3 3 5 3 4 4 4 4 4 3 43
3 4 3 4 3 4 3 4 28 3 5 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 42
3 4 3 5 3 4 4 3 29 3 5 4 4 5 3 4 4 4 3 4 3 46

155
X3 X3 Y Y
3 5 4 5 4 4 5 5 4 3 4 46 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 73
2 3 3 5 4 5 3 5 5 5 4 44 5 5 2 3 3 3 3 3 5 4 4 5 5 5 5 60
4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 40 2 4 3 4 3 4 3 4 5 4 4 5 5 5 5 60
5 5 5 5 4 5 3 4 3 3 3 45 2 3 5 4 4 5 5 5 4 5 4 3 5 4 5 63
5 3 4 4 3 3 3 3 4 5 4 41 3 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 65
5 3 5 5 4 5 5 5 3 4 3 47 4 3 5 5 3 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 68
5 4 4 4 3 3 3 3 4 5 4 42 3 4 4 5 4 5 4 5 3 2 3 3 3 3 3 54
5 5 5 4 3 3 4 3 4 5 5 46 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 70
3 4 3 5 4 5 3 5 4 3 5 44 3 3 5 3 4 4 4 4 5 5 3 5 4 5 4 61
5 3 4 4 3 3 5 3 5 4 5 44 3 4 3 4 3 5 3 4 3 4 3 4 3 4 5 55
3 3 3 3 4 3 4 3 4 5 4 39 3 4 5 4 4 4 4 4 4 5 3 3 4 4 4 59
5 3 4 5 3 5 3 4 5 4 4 45 5 5 5 4 4 5 5 5 5 3 4 4 4 4 5 67
5 5 5 3 3 4 3 2 5 4 5 44 3 5 5 4 4 5 5 5 5 3 4 4 4 4 5 65
3 3 3 4 2 2 4 3 4 3 4 35 4 4 5 5 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 62
3 3 3 5 4 5 3 4 3 3 2 38 3 3 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 65
5 5 5 3 4 3 4 3 2 3 3 40 3 3 5 4 5 5 5 5 3 4 3 5 3 4 3 60
3 4 3 4 3 4 4 4 5 4 4 42 5 5 5 4 4 5 5 5 5 3 4 4 4 4 5 67
5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 54 3 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 71
2 3 4 5 4 5 3 4 4 3 3 40 3 3 4 5 3 3 4 4 5 4 4 5 5 5 3 60
3 3 3 4 3 4 4 4 3 5 4 40 3 4 3 4 3 4 3 4 5 3 4 4 4 4 4 56
3 3 3 2 4 2 4 3 4 5 4 37 3 4 5 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 54
4 4 4 5 4 5 3 4 5 3 3 44 3 3 4 5 4 5 5 4 3 3 3 3 3 3 5 56
3 4 3 4 3 5 3 3 4 3 4 39 4 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 5 50
4 3 2 4 2 4 3 3 2
2 3 32 3 3 4 5 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 51
3 3 3 4 4 2 2 3 5 4 4 37 5 5 5 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 5 58
5 5 5 5 5 5 4 5 3 3 3 48 3 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 3 68
5 3 4 4 3 5 3 3 3 3 4 40 2 3 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 61
5 3 3 3 3 4 3 3 4 3 5 39 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 51
3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 36 3 2 4 3 3 3 4 3 5 5 3 5 4 5 3 55
4 4 3 3 3 4 4 3 5 5 5 43 5 5 4 5 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 54

156
Z Z
4 4 3 4 4 3 5 4 5 4 5 5 4 5 5 3 67
4 5 5 5 5 5 3 5 3 4 5 4 5 3 4 5 70
4 4 5 5 5 4 3 5 4 4 5 3 5 3 4 5 68
5 3 5 4 5 5 4 5 3 5 5 4 5 3 4 3 68
3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 5 59
4 4 4 4 4 4 3 5 3 3 4 4 5 5 5 4 65
4 3 3 3 3 5 3 5 3 4 4 3 4 4 4 3 58
5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 3 3 3 2 3 5 67
3 3 3 4 3 5 3 5 3 4 3 3 3 3 3 4 55
5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 2 3 4 5 60
5 3 3 4 4 4 3 5 3 3 4 3 4 4 4 4 60
4 5 5 5 5 5 4 5 3 4 5 3 5 3 4 4 69
4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 3 3 4 4 66
5 3 3 4 4 4 3 3 3 3 5 4 5 3 4 4 60
5 3 5 4 5 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 62
4 3 3 3 3 5 5 5 5 5 4 3 3 3 3 4 61
4 4 5 5 5 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 5 64
3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 71
4 3 5 3 4 3 4 3 4 3 4 3 5 3 3 3 57
3 3 3 4 3 3 3 5 3 4 4 5 5 3 4 2 57
4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 5 4 5 3 4 3 58
5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 61
5 4 4 4 4 5 3 4 3 3 4 3 5 3 3 4 61
3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 2 3 3 3 52
5 5 5 5 5 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 61
4 3 3 3 3 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 3 66
2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 5 3 5 3 4 3 54
4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 57
4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 53
4 3 5 3 4 5 3 5 3 4 5 3 5 3 4 3 62

157
LAMPIRAN 3

DOKUMENTASI PENELITIAN

158
159

Anda mungkin juga menyukai