Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran
Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah memang sudah tidak diragukan
lagi. Salah satunya adalah Koperasi Muamalah Syariah (Komsyah) Istiqomah yang
saat ini lebih dikenal masyarakat dengan sebutan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)
Istiqomah. Meskipun Sistem Operasional BMT tidak jauh berbeda dengan Bank
Konvensional, namun BMT memberikan warna berbeda dalam dunia perbankan.
BMT merupakan bentuk perbankan yang berorientasi memberikan pelayanan
kepada nasabah dengan bebas bunga (interest). Meskipun menerapkan system bebas
riba, dalam praktiknya perbankan syariah tidak dapat terlepas dari tujuan setiap
perusahaan yaitu profit.
Apabila dikembalikan pada fungsi Bailtul Maal dan Baitut Tamwil, dimana
Baitul Maal berorientasi pada kegiatan sosial sedangkan Baitut Tamwil berorientasi
pada profit. Kegiatan Baitut Tamwil diataranya penghimpunan dana, penyaluran
dana, dan jasa yang menghasilkan keuntungan material bagi pihak BMT.
Pembahasan mengenai Baitut Tamwil sudah sering dibahas dalam sebuah penelitian.
Sedangkan fungsi Baitul Maal yang berorientasi pada kegiatan sosial kurang
terekspos secara nyata dan kurang mendapatkan perhatian. Oleh karena itu perlu
diulas lebih mendalam mengenai fungsi Baitul Maal yaitu penghimpunan dan
penyaluran dana Zakat, Infaq, Shodaqoh (ZIS) dan dana kebajikan.
BMT sebagai lembaga komersil dan lembaga intermediasi penyaluran dana
zakat, infaq, dan sodaqoh kepada masyarakat tentunya harus dapat mengoptimalkan
fungsinya baik sebagai lembaga komersil yang berorientasi pada profit maupun
sebagai lembaga intermediasi yang memfasilitasi kebutuhan masyarakat. Sebagai
lembaga intermediasi yang mengoptimalkan penggunaan dana zakat, infaq, dan
sodaqoh agar digunakan sebagai mana mestinya sesuai dengan aturan yang berlaku
dan tidak menyalahgunakan dananya untuk kepentingan beberapa pihak yang tidak
berhak.

1
Dengan tidak mengesampingkan fungsinya sebagai lembaga komersil yang
berorientasi pada keuntungan, bank juga harus mempertimbangkan keuntungan dan
kerugian ketika memberikan fasilitas-fasilitas layanan kepada masyarakat.
Ekspektasinya melalui penyaluran dana zakat, infaq, sodaqoh, dan dana kebajikan
kepada masyarakat yang membutuhkan BMT dapat menjalankan fungsinya sebagai
intermediasi keuangan yang berprinsip tolong menolong.
Dalam Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini dipilih BMT Istiqomah
Karangrejo. Sebagaimana kita mengetahui bahwa BMT Istiqomah Karangrejo
sudah menjalankan fungsinya sebagai lembaga penghimpun dana zakat, infaq,
shodaqoh dan dana kebajikan, dimana dana yang telah dihimpun dari tahunke tahun
adalah seperti dalam tebel di bawah ini:
No. Tahun Jumlah
1. 2001 Rp. 846.160,00
2. 2002 Rp. 2.445.745,00
3. 2003 Rp. 3.786.702,00
4. 2004 Rp. 10.986.443,00
5. 2005 Rp. 25.376.745,00
6. 2006 Rp. 36.045.227,00
7. 2007 Rp. 10.754.745,00
8. 2008 Rp. 4.814.682,00
9. 2009 Rp. . 3.519.021,00
10. 2010 Rp. 3.144.639,00
11 2011 Rp. 22.249.369,00

Dari dana tersebut, dipergunakan untuk pembiayaan Qordhul Hasan,


penyembelihan hewan qurban, santunan anak yatim piatu, dan sumbangan lain baik
kepada Masjid, Mushalla, fakir-miskin dan orang-orang jompo. Berdasarkan uraian
tersebut maka penulis tertarik untuk membahas lebih jauh mengenai ”Analisis
Penggunaan Dana Zakat, Infaq, Dan Sodaqoh Dan Dana Kebajikan di BMT
Istiqomah Karangrejo.”

2
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktik pengalaman lapangan (PPL) ini merupakan salah satu bentuk
legiatan yang dilaksanakan pada semester VII, dimana pelaksanaannya sebagai
berikut:
Tanggal : 7 September 2015 - 17 Oktober 2015
Waktu : Pukul 08.00-14.00 WIB (Hari Senin- Hari Kamis)
Pukul 08.00-11.00 WIB (Hari Jumat)
Pukul 08.00-12.00 WIB (Hari Sabtu)
Tempat : BMT Istiqomah Karangrejo
Alamat : Jl. Dahlia No. 8 Karangrejo Tulungagung

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


Adapun tujuan diadakan PPL adalah untuk memantapkan pemahaman
mahasiswa mengenai perbankan sehingga mahasiswa tidak hanya sebatas
mengetahui teorinya saja akan tetapi juga dapat mempraktikkan secara langsung,
selain itu dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengetahui
perbedaan antara teori dan praktik perbankan syariah sehingga nantinya mahasiswa
dituntut berperan aktif dalam pengembangan Perbankan Syariah dengan harapan
memperoleh hasil yang maksimal. Selain itu, untuk mengetahui apakah secara
konseptual penghimpunan dan penyaluran dana Zakat, Infaq, Shodaqoh (ZIS) dan
Dana Kebajikan (Qordhul Hasan) sudah sesuai dengan syariah Islam.

Kegunaan diadakan PPL ini yaitu:


1. Secara teoritis
Akan memberikan kontribusi keilmuan khususnya Perbankan Syariah terkait
penghimpunan dan penyaluran dana Zakat, Infaq, Shodaqoh (ZIS) dan Dana
Kebajikan (Qordhul Hasan) serta keuntungan non material bagi pihak lembaga.

3
2. Secara Praktis
Akan memberikan gambaran umum tentang kinerja perbankan, baik fungsi, tugas
dan tanggung jawab masing-masing system yang ada didalamnya, serta dapat
membentuk mahasiswa nantinya menjadi banker professional yang siap baik secara
fisik maupun mental dalam menghadapi persaingan global yang kompetitif serta
berbagai macam tantangan kerja. Sedangkan, untuk masyarakat secara umum,
sebagai informasi penyaluran dana zakat, infaq, shodaqoh dan dana kebajikan yang
dihimpun masyarakat di BMT sehingga dapat meningkatkan eksistensi BMT dalam
mengoptimalkan fungsinya sebagai lembaga intermediasi keuangan.

4
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIK

A. Profil Lembaga
1. Sejarah Singkat Komsyah Istiqomah
Cikal bakal Koperasi Muamalah Syari’ah (Komsyah) “Istiqomah”
adalah BMT Istiqomah, yaitu sebuah Kelompok Swadaya Masyarakat
(KSM) sebagai Lembaga Ekonomi Rakyat (LER). BMT Istiqomah
didirikan pada tanggal 3 Maret 2001 yang dibidani oleh 36 orang pendiri.
Pada tanggal 4 Juni 2001 BMT Istiqomah diresmikan operasionalnya oleh
Direktur Pinbuk Tulungagung dengan Sertifikat Binaan Pusat Inkubasi
Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) Tulungagung Nomor: 00101/52000/PINBUK
/VI/2001.
Pada awal operasionalnya BMT Istiqomah hanya bermodalkan dana
Rp. 15.000.000,00 yang dihimpun dari para anggota. Perlengkapan
kantorpun masih sangat sederhana, yang kesemuanya merupakan hibah dan
pinjaman dari para anggota juga. Demikian pula adanya tentang kantor,
menyewa kepada salah satu anggota masyarakat dengan biaya sewa secara
kekeluargaan. Selebihnya adalah semangat para pengurus dan karyawan
untuk menghidupkan dan mengembangkan BMT dengan ‘imbalan’ yang
tidak jelas entah sampai kapan.
Dalam waktu singkat ternyata sambutan masyarakat sangat luar
biasa. Sehingga dirasa perlu untuk mengembangkan pelayanan dengan
meningkatkan status badan hukum dari KSM menjadi Koperasi. Upaya ini
dilakukan dengan konsultasi dan koordinasi secara intensif dengan Kantor
Koperasi dan UKM Pemerintah Kabupaten Tulungagung. Berkat dukungan
seluruh anggota dan pihak Kantor Koperasi dan UKM maka terwujudlah
keinginan untuk berbadan hukum Koperasi dengan diterbitkannya SK
Nomor: 188.2/32/BH/424.75/2002 Tanggal 17 Mei 2002. Dengan terbitnya
SK tersebut maka telah berdiri koperai baru yang bernama Koperasi

5
Muamalah Syari’ah (Komsyah) Istiqomah Tulungagung. Dengan badan
hukum Koperasi memungkinkan Komsyah Istiqomah untuk memperluas
layanan dengan membuka unit-unit usaha baru, walaupun sampai hari ini
yang dimiliki masih Unit Simpan Pinjam yang berupa BMT.
Setelah mengantongi badan hukum Koperasi, Komsyah Istiqomah
menapaki babak baru dengan semakin meluasnya jangkauan wilayah
pelayanan. Oleh karena itu pihak pengurus mengupayakan pendirian
kantor cabang BMT. Maka pada bulan Nopember 2002 berhasil didirikan
kantor cabang yang berada di kawasan Bago Tulungagung. Kantor tersebut
diresmikan pada tanggal 4 Nopember 2002 oleh Direktur Pelaksana Pinbuk
Tulungagung.
Pembukaan Kantor Cabang BMT semakin mendongkrak volume
usaha, yang secara otomatis meningkatkan volume kegiatan kantor. Kantor
Pusat yang semula dirasa cukup kini sudah tidak lagi nyaman. Tidak nyaman
oleh berjubelnya dokumen, berjubelnya karyawan, dan tentu saja
berjubelnya anggota yang antri untuk dilayani. Maka muncullah gagasan
untuk pembangunan kantor baru.
Gagasan ini kemudian diusung Pengurus ke dalam forum RAT
tanggal 9 Mei 2003. Dalam RAT tersebut anggota menyetujui dan
menyerahkan perencanaan pembangunan Kantor BMT dengan catatan tidak
mengganggu kegiatan operisional. Catatan tersebut memang benar adanya.
Artinya, kondisi keuangan memang tidak memungkinkan untuk
pembangunan sebuah kantor yang representatif. Kebutuhan pembangunan
kantor baru tidak didasarkan pada kemampuan, melainkan karena tuntutan
keadaan.
Tahap pertama yang dilakukan Pengurus adalah pembebasan lahan
seluas 315 M2. Pembebasan lahan ini ternyata membawa dampak yang
sangat positif untuk memaksimalkan partisipasi anggota pada tahap
berikutnya. Kemudian sebuah pertemuan terbatas dicoba untuk dilakukan
untuk memastikan greget anggota. Meskipun belum maksimal, tanggapan

6
anggota cukup memberikan keberanian untuk melanjutkan proses
pembangunan. Maka ritual peletakan batu pertama segera dilaksanakan,
yaitu pada tanggal 5 Juli 2003 oleh KH. Muhsin Ghozali selaku Ketua
Dewan Pengawas Komsyah Istiqomah.
Secara perlahan tapi pasti, proses pembangunan terus berjalan.
Partisipasi anggotapun terus mengalir hingga tahap finishing, bahkan sampai
pada acara puncak peresmian. Partisipasi anggota tersebut ada yang berupa
dana, material, tenaga dan juga pikiran. Hanya saja semua bentuk partisipasi
tidak lagi dalam konteks sambatan, melainkan sudah diperhitungkan oleh
Pengurus sebagai penyertaan modal. Tepat dalam jangka waktu satu tahun,
dan tanpa mengganggu keuangan BMT, sebuah kantor yang cukup
representatif berhasil diwujudkan. Peresmian diselenggarakan pada tanggal
24 Juli 2004 oleh Bupati Tulungagung, Bapak Ir. Heru Tjahjono, MM.
Keberadaan kantor merupakan jantung bagi sebuah organisasi. Dari
sanalah denyut nadi organisasi dipompakan. Namun demikian, sekalipun
sudah tersedia kantor yang cukup representatif, masih sangat diperlukan
adanya penataan dan penguatan pada sisi yang lain. Penataan sistem,
peningkatan SDM dan etos kerja adalah ‘PR’ berikutnya yang harus segera
mendapatkan perhatian.
2. Visi Dan Misi
a. V i s i
Visi adalah cara pandang atau obsesi terhadap sesuatu. Maka dalam
pengertian ini visi yang dikembangkan oleh Komsyah Istiqomah adalah:
1) Koperasi adalah sokoguru perekonomian nasional yang harus terus
menerus dikembangkan.
2) Koperasi diharapkan mampu menumbuhkan dan mengembangkan
kegiatan ekonmi anggota dan masyarakat.
3) Koperasi Syari’ah diharapkan mampu memberikan warna keagamaan
dalam kegiatan ekonomi anggota dan masyarakat.

7
b. M i s i
Misi adalah tujuan yang diemban dari aktivitas tertentu. Dari
pengertian ini misi yang diamanatkan kepada Komsyah Istiqomah adalah:
1) Menjadikan Komsyah Istiqomah sebagai lembaga yang secara aktif
mensosialisasikan arti penting Koperasi dalam kegiatan ekonomi
anggota dan masyarakat.
2) Menciptakan peluang ekonomi, baik melalui pengembangan sektor
usaha perkoperasian, penyediaan permodalan, maupun pembinaan usaha
anggota dan masyarakat.
3) Berupaya mengimplementasikan konsep-konsep syari’ah dalam kegiatan
ekonomi, baik dalam kaitannya dengan kegiatan dan usaha lembaga
maupun kegiatan ekonomi dalam masyarakat.
3. Kegiatan Dan Usaha
a. Prinsip Operasional
Sampai saat ini unit usaha yang dimiliki Komsyah Istiqomah
adalah unit simpan pinjam (USP) yang berupa BMT. Kegiatan BMT
antara lain adalah simpan pinjam, tetapi berbeda secara prinsip dalam
hal operasiolnya dengan USP konvensional. Kegiatan operasional
BMT diatur dengan norma-norma hukum agama dalam hal ini adalah
fiqh muamalah. Belum lagi pada kewajiban sosial yang diemban
terkait dengan adanya Baitul Maal yang melekat padanya. Oleh
karena itu USP konvensional tidak serupa dan tidak sama dengan
BMT. Prinsip operasional yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Tidak menggunakan sistem bunga
2) Prinsip jual beli
3) Prinsip bagi hasil
4) Prinsip non-profit
b. Baitul Maal
Secara harfiah Baitul Maal berarti rumah harta. Pada masa
Nabi dan pemerintahan Islam Baitul Maal berfungsi sebagai kas

8
negara. Dari kas negara ini seluruh keperluan dan kegiatan
kepemerintahan dibiayai. Hal ini sangat mungkin, karena pada masa
itu zakat menjadi kewajiban setiap muslim yang mampu dan
pelaksanaanya dikontrol serta dikelola oleh negara. Sehingga pada
masa dan tempat dimana zakat tidak lagi dikelola dan dikontrol oleh
negara, dan melulu sebagai kewajiban individu, maka fungsi Baitul
Maal sebatas sebagai lembaga sosial.
Keberadaan Baitul Maal pada BMT seharusnya menjadi
penunjang keberadaan Baitut Tamwilnya. Sehingga, pembiayaan-
pembiayaan yang tidak dapat dilayani oleh Baitut Tamwil dapat
tercover oleh Baitul Maal. Dan lebih ideal lagi kalau Baitul Maal
dapat secara aktif memberikan kontribusi terhadap kegiatan sosial
kemasyarakatan.
Dengan segala keterbatasannya kegiatan dan usaha yang telah
dilaksanakan oleh Baitul Maal BMT Istiqomah adalah:
1) Penghimpunan Dana Zakat, Infaq, dan Shadaqah (ZIS)
Dana-dana inilah yang menjadi sumber pendapatandari Baitul Maal.
Perkembangan dana Baitul Maal dapat dilihat sebagaimana tabel
berikut:
No. Tahun Jumlah
1. 2001 Rp. 846.160,00
2. 2002 Rp. 2.445.745,00
3. 2003 Rp. 3.786.702,00
4. 2004 Rp. 10.986.443,00
5. 2005 Rp. 25.376.745,00
6. 2006 Rp. 36.045.227,00
7. 2007 Rp. 10.754.745,00
8. 2008 Rp. 4.814.682,07
9. 2009 Rp. . 3.519.021,00

9
10. 2010 Rp. 3.144.639,00
11 2011 Rp. 22.249.369,00

2) Pembiayaan Qordhul Hasan


Yaitu pembiayaan yang diperuntukkan bagi keperluan-keperluan
sosial, seperti biaya berobat, pendidikan dan lain-lain. Jumlah
pembiayaan yang dapat dilayani oleh BMT Istiqomah sangat
terbatas, mengingat masih terbatasnya dana yang tersedia.
Perkembangan jumlah dana yang telah disalurkan untuk pembiayaan
Qordhul Hasan adalah sebagai berikut:
No. Tahun Jumlah
1. 2002 11.320.000
2. 2003 11.320.000
3. 2004 14.600.000
4. 2005 36.210.700
5. 2006 14.600.000
7. 2007 22.014.000
8. 2008 30.850.000
9. 2009 19.556.000
10. 2010 15.600.000
11. 2011 13.500.000

3) Penyembelihan binatang qurban


Kegiatan ini dilakukan secara rutin pada setiap Hari Raya Qurban.
Pelaksanaanya dilaksanakan bergilir ke desa-desa, terutama desa
yang dipandang minus secara ekonomi.
4) Santunan yatim piatu
Santunan diberikan kepada yayasan yang menyelenggarakan
santunan yatim-piatu, terutama yayasan yang ada di Desa Sukorejo
dan Desa Jeli.

10
5) Sumbangan kepada TPQ Istiqomah
TPQ ini merupakan TPQ binaan Komsyah Istiqomah. Sumbangan
disampaikan setiap tahun secara rutin guna menunjang kegiatan
belajar mengajar.
6) Dan sumbangan lain baik kepada Masjid, Mushalla, fakir-miskin dan
orang-orang jompo.
c. Baitut Tamwil
Secara harfiah Baitut Tamwil berarti rumah pengembangan
harta. Dari arti ini dapat dipahami bahwa Baitut Tamwil berfungsi
sebagai lembaga bisnis. Lembaga ini berfungsi sebagai mediator
antara anggota pemilik dana dan anggota yang membutuhkan dana.
Oleh karena itu kegiatan dan usaha yang menjadi jangkauan Baitut
Tamwil adalah:
1) Penghimpunan dana
Dalam rangka pemupukan modal, salah satu langkah yang
ditempuh adalah dengan memberlakukan simpanan, yaitu:
a) Bentuk Simpanan meliputi :

 Simpanan Pokok Anggota Koperasi

 Simpanan Pokok Pembiayaan

 Simpanan Wajib Anggota

 Simpanan Pembiayaan

 Simpanan Wajib Pembiayaan


b) Penyertaan modal
c) Simpanan, meliputi:

 Simpanan Masyarakat Syari’ah (SIMASYA)

 Simpanan Pendidikan Istiqomah (Simpati)

 Simpanan Berjangka
d) Dana Bergulir Syari’ah

11
Berdasarkan Kepmen Nomor: 74/KEP/M.KUKM/VIII/200
4 Komsyah Istiqomah memperoleh Program Perkuatan
KSP/USP Koperasi Pola Syariah untuk Pemberdayaan
Usaha Kecil dan Mikro sejumlah Rp. 50.000.000,00 pada
tahun 2005 dan Dana Hibah Daerah Program
Penanggulangan Pengangguran dan Peningkatan
Kesejahteraan Masyarakat (DHD P3PKM) Provinsi Jawa
Timur Tahun 2008 Rp. 175.000.000,00.

2) Penyaluran Dana
Dari keseluruhan dana yang telah berhasil dihimpun dari
masyarakat tersebut, dikembalikan lagi kepada masyarakat
yang membutuhkan. Di sinilah arti penting BMT sebagai
lembaga keuangan intermediasi, yaitu menjembatani
masyarakat yang mempunyai potensi tabungan dan
menyalurkannya kepada masyarakat yang memerlukan.
dialokasikan untuk pembiayaan dengan sistem:
a) BBA (Bai’ bi Tsaman ‘Ajil)
b) Murobahah, meliputi:

 Murabahah plus

 Murabahah Murni
c) Mudharabah.
4. Struktur Dan Susunan Organisasi
Sebagaimana lazimnya sebuah Koperasi, kekuasaan tertinggi Komsyah
Istiqomah terletak pada anggota. Anggotalah yang berhak menentukan
kebijakan-kebijakan pokok pengenai bentuk AD/ART, rencana program,
rencana anggaran dan belanja, serta menentukan Pengurus dan Pengawas
Koperasi. Pada Komsyah Istiqomah, anggota memiliki hak dan kewajiban yang
sama, tidak ditentukan oleh besar kecilnya penyertaan modal anggota.

12
Kesetaraan hak dan kewajiban anggota ini diatur dalam Anggaran dasar
Komsyah Istiqomah Bab VI pasal 8, 9 dan 10.
Untuk menjalankan roda organisasi, Komsyah Istiqomah dipimpin oleh
seorang Ketua, seorang Sekretaris dan seorang Bendahara. Tugas Pengurus yang
diamanatkan dalam AD Komsyah Istiqomah Bab X pasal 27 adalah memimpin
organisasi dan usaha organisasi, melakukan segala tindakan hukum untuk dan
atas nama koperasi, mewakili koperasi di hadapan dan di luar pengadilan.
Dalam menjalankan usahanya Pengurus Komsyah Istiqomah
mengangkat Manajer, yang di BMT Istiqomah disebut Manajer Utama. Manajer
Utama inilah yang bertanggungjawab terhadap kegiatan operasional dua kantor
unit BMT. Dalam menjalankan tugasnya Manajer Utama dibantu oleh Manajer
Unit. Perjalanan Pengurus dalam melaksanakan tugasnya, baik menyangkut
pelaksanaan kebijakan maupun pengelolaan usaha dikontrol oleh Pengawas.
Kelak, Pengawas akan melaporkan hasil pengawasannya kepada anggota.
Karena Pengurus dipilih oleh anggota, maka segala hasil pekerjaannya,
di samping dikontrol oleh Pengawas juga akan dipertanggungjawabkan kepada
anggota pada setiap tutup buku dalam forum Rapat Anggota Tahunan. Maka
semua hasil kinerja Pengurus dan Pengawas dipulangkan kepada Anggota.

SUSUNAN PENGURUS

No Nama Alamat Jabatan

1. Nursalim, SS.. Jl. Dahlia 09 Karangrejo Ketua


Tulungagung

2. Adib Makarim, S.Ag. Tunggulsari Kedungwaru Sekretaris


Tulungagung

3. Suseno Wardoyo, SE. Gedangan Karangrejo Bendahara


Tulungagung

13
SUSUNAN PENGAWAS

No Nama Alamat Jabatan

1. KH. Muhsin Ghozali Ds. Bolu, Karangrejo Pengawas Syari’ah


Tulungagung

2. Winarto, S.Ag. Gendingan Kedungwaru Pengawas Adm &


Keuangan

SUSUNAN PENGELOLA

No Nama Pend Alamat Jabatan

1. Moh. Samiaji SLTA Sukorejo Manajger


Karangrejo-TAgung Utama

2. Dini Indrawati, A.Md. D–3 Dsn. Temon- Kasir


Sukorejo-T. Agung

3.. Dwi Retno H. S.E. S–1 Jl. Kapten Kasihin Kasir


Tulungagung

5.. Lisa Murnisari, S.E. S–1 Jl. I Gusti Ngurah Pembukuan


Rai VIII/06 Tagung

6. Imam Mustakim SLTA Jl. Dahlia No. 14 Manajer


Karangrejo-TAgung Unit

7. Yoyok Sunaryo, S.E. S–1 Ds. Ngranti ZIS


Boyolangu TAgung

8. Mugiono SLTA Ds. Sendang – Marketing


Sendang- T Agung

9. Heru Sunarko SLTA Jln. Anggrek II Marketing


Karangrejo-TAgung

10. Zainal Fuad SLTA Ds. Tiudan- Pembiayaan

14
Gondang-T Agung

11. Andi Rosa Wardhana, SE. S-1 Dsn. Jenglik Pembiayaan


Sendang-T Agung.

12. M. Arif Jauhari SLTA Dsn. Krajan Pembiayaan


Karangrejo-TAgung

13 Slamet Riadi SLTA Nyawangan – Pengerahan


Sendang-T Agung Dana

14 Lisa Agus Rahmawati, SE. S-1 Jeli – Karangrejo Adm.


Tulungagung Pembiayaan

15. Endang Wahyudianti SLTA Wauang Boyolangu Adm.


Tulungagung Pembiayaan

16. Sunar SLTP Karangrejo-TAgung Kebersihan

B. Pelaksanaan Praktik
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan progam Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Dengan sebuah institusi atau lembaga sebagai
sarana pembelajaran bagi mahasiswa. Disini mahasiswa tidak hanya
dituntut mempunyai kecerdasan intelektual, namun harus mempunyai
kemampuan dasar yaitu empat kemampuan dasar yang harus dimiliki adalah
knowledge (pengetahuan), skill (ketrampilan), creativity (kreatifitas), dan
attitude (sikap), keempat tersebut belum sepenuhnya diperoleh mahasiswa
ketika berada di Perguruan Tinggi.
Selama praktik rutinitas yang dijalani di BMT Istiqomah Karangrejo
adalah datang ke kantor pukul 08.00 dan mengisi absensi kehadiran.
Pelayanan dimulai pukul 08.00 Wib, kami membantu tugas dari karyawan
BMT Istiqomah Karangrejo, seperti belajar menghitung dan meneliti
Laporan Kas Harian, mengisi Formulir Permohonan Pembiayaan yang
terdiri dari Formulir Permohonan, Lembar Survey, Lembar Mark up, dan

15
Lembar Akad Pembiayaan. Pada Formulir Permohonan Pembiayaan terdapat
Identitas Pemohon beserta keterangan lain yang diperlukan pihak BMT,
pada Lembar Survey terdiri dari syarat dan ketetuan nasabah yang
memperoleh pembiayaan yaitu ketika sudah dinyatakan baik dalam 6C
(character, capacity, collateral, capital, condition of economy, constraint),
Lembar Mark up berisi perhitungan mark up pada pembiayaan, sedangkan
Lembar Akad berisi pasal-pasal yang harus dipatuhi dan dilaksanaan pihak
BMT maupun nasabah pembiayaan yang nantinya ditandatangani dengan
materai, dan akad dinyatakan sah dimata hukum.
Tidak hanya itu saja, kami juga diajari untuk melayani nasabah
pemohon pembiayaan, kami diajari proses terjadinya akad dan negosiasi
dengan nasabah. Para karyawan juga dengan senang hati mengajari kami
menginput data di master pembiayaan dan mengarsip data dan bukti
transaksi. Kemudian, kami juga memperoleh brieffing dari pihak BMT yang
berisi informasi terkait dengan BMT Istiqomah, baik dari segi produk,
sistem operasional, penentuan nilai mark up, penentuan nilai bagi hasil,
proses survey, syarat dan ketentuan survey, Qordhul Hasan, Al Qordh dan
lain-lain. Kemudian yang tidak kalah menyenangkan adalah ketika kami
diajari menghitung uang secara manual dengan cepat. Dalam hal ini pihak
BMT sangat terbuka dan telaten dalam membantu dan mengajari kami.

C. Permasalahan di Lapangan
Dalam Laporan Pelaksanaan Pengalaman Lapangan (PPL) di BMT
Istiqomah Karangrejo, saya akan membahas mengenai fungsi Batul Maal
yaitu penghimpunan dan penyaluran dana Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Dana
Kebajikan di BMT Istiqomah Karangrejo. Tidak dapat dipungkiri bahwa
sebagai Lembaga Keuangan tentu mengharapkan keuntungan dalam
menjalankan kegiatan operasionalnya. Kemudian dalam penggunaan dana
Zakat, Infaq, Shodaqoh dan dana Kebajikan yang dihimpun dari masyarakat,

16
apakah dalam pelaksanaannya sudah sesuai dengan Syariah Islam dan
digunakan sebagaimana mestinya sesuai dengan aturan yang berlaku.
D. Tanggapan Dari Pihak Lembaga
BMT Istiqomah Karangrejo telah menjalankan fungsinya sebagai
Baitul Maal yaitu lembaga yang berorientasi pada kegiatan sosial melalui
penyaluran dana Zakat, Infaq, Shodaqoh dan dana Kebajikan, seperti
Pembiayaan Qordhul Hasan, Penyembelihan binatang qurban, Santunan
yatim piatu, Sumbangan kepada TPQ Istiqomah, dan sumbangan lain baik
kepada Masjid, Mushalla, fakir-miskin dan orang-orang jompo. Dana yang
disalurkan berasal dari sumbangan sukarela, denda yang dikenakan karena
kesalahan nasabah, serta pembulatan jumlah angsuran pembiayaan yang
nilainya sudah disepakati oleh kedua belah pihak.

17
BAB III
PEMBAHASAN

A. LANDASAN TEORI
a. Pengertian Zakat, Infaq, dan Shodaqoh (ZIS)
1) Zakat
Zakat secara etimologi adalah suci, tumbuh berkembang, dan berkah.
Menurut Terminologi adalah sebagian harta tertentu yang memenuhi syarat
minimal (nishab) dalam rentang waktu satu tahun (haul) yang diberikan
kepada yang berhak menerimanya (mustahiq) dengan syarat tertentu.1
2) Infaq
Infaq berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan/
penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam. Infaq
dikeluarkan oleh setiap orang yang beriman, baik yang berpenghasilan tinggi
maupun rendah, apakah ia di saat lapang maupun sempit.
3) Shodaqoh
Shodaqoh sama dengan pengertian infak, termasuk juga hukum dan
ketentuan-ketentuannya. Hanya saja, jika infak berkaitan dengan materi,
sedekah memiliki arti lebih luas, menyangkut hal yang bersifat non materiil.
sama dengan pengertian infak, termasuk juga hukum dan ketentuan-
ketentuannya. Hanya saja, jika infak berkaitan dengan materi, sedekah
memiliki arti lebih luas, menyangkut hal yang bersifat non materiil. HR
Muslim dari Abu Dzar, Rasulullah menyatakan bahwa jika tidak mampu
bersedekah dengan harta maka membaca tasbih, membaca takbir, tahmid,
tahlil, berhubungan suami-isteri, dan melakukan kegiatan amar ma'ruf nahi
munkar adalah sedekah.

1
Kutbuddin Aibak, kajian Fiqh Kontemporer,(Surabaya: elkaf, 2006), hal.2

18
b. Pengertian Dana Kebajikan (Qordhul Hasan)
Al Qardh menurut bahasa berarti potongan dan harta yang diberikan
kepada orang yang memninjam (muqtaridh). Al Qardh adalah pemberian harta
kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain
meminjam harta tanpa mengharapkan imbalan. Disebutkan bahwa Qardh al
Hasan merupakan produk yang unik dari perbankan Islam, dimana merupakan
pinjaman nol keuntungan atau investasi negative.
Sumber dana Qardh al Hasan berasal dari dana zakat, infaq, dan
shodaqoh dan diberikan atas dasar tolong menolong, peminjam hanya
berkewajiban mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada waktu yang
telah disepakati. Tidak ada imbalan yang diberikan oleh si peminjam terbatas
pada biaya administrasi.2 Akad qardh dimaksudkan untuk berlemah lembut dan
berbuat baik kepada sesama manusia saling tolong menolong sebagai mahluk
sosial, karena qardh bukan bertujuan untuk memperoleh keuntungan bukan pula
transaksi komersial.
Manfaat yang didapat oleh bank dari transaksi qardh adalah bahwa biaya
andministrasi utang dibayar oleh nasabah. Manfaat lainnya berupa manfaat
nonfinansial, yaitu kepercayaan dan loyalitas nasabah kepada bank tersebut.
Oleh karena itu orang yang diberikan qardh tidak dibenarkan mengembalikan
kepada pemberi qardh kecuali apa yang telah ia terima atau yang semisalnya.
Sebagaimana dengan kaidah-kaidah fiqih yang digunakan dalam aplikasi qardh
pada perbankan syariah Indonesia antara lain sebagai berikut, yang artinya:
1) Setiap utang piutang yang mendatangkan manfaat bagi yang
berpiutang adalah riba
2) Setip utang piutang yang disyaratkan padanya manfaat pada awal
akad adalah riba.
3) Tidak boleh bagi seseorang mengambil harta orang lain tanpa sebab
yang dibenarkan oleh syara’
4) Makan harta dengan cara yag bathil hukumnya adalah haram

2
Binti Nur Asiyah, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Teras, 2014), hal. 239-244

19
5) Setiap tambahan yang disyaratkan dalam utang piutang sebagai
imbalan waktu adalah riba.3
Qardh diperbolehkan dengan dua syarat.
1) Tidak mendatangkan keuntungan.
2) Tidak dibarengi denagan transaksi lain, seperti jual beli dan lainnya. 4
Akad qardh di perbankan syariah diterapkan dalam beberapa hal
sebagai berikut:5

1) Sebagai produk pelengkap kepada nasabah yang telah terbukti loyalitas


dan bonafiditasnya yang membutuhkan dana talangan segera untuk masa
yang relatif pendek, dan nasabah tersebut akan mengembalikan
secepatnya sejumlah uang yang dipinjamnya itu.
2) Sebagai fasilitas nasabah yang memerlukan dana cepat sedangkan ia
tidak bisa menarik dananya karena, misalnya, tersimpan dalam bentuk
deposito.
3) Sebagai produk untuk menyumbang usaha yang sangat kecil atau
membantu sektor sosial, guna pemenuhan kebutuhan bagi mereka yang
tergolong lemah ekonominya.

B. Analisis Penggunaan Dana Zakat, Infaq, Shodaqoh Dan Dana Kebajikan


Terhadap Keuntungan Nonmaterial Di Bmt Istiqomah Karangrejo

Dalam Praktiknya, proses Penghimpunan dan Penyaluran dana Zakat, Infaq,


dan Shodaqoh (ZIS) dan Dana Kebajikan (Qordhul Hasan) di BMT Istiqomah
sudah dilakukan sebagaimana mestinya dan tidak bertentangan dengan prinsip
syariah. Proses penghimpunan dana dilakukan oleh nasabah berasal dari sumbangan

3
Syarif Hidayatullah, Qawa’id Fiqhiyyah dan Penerapannya dalam Transaksi Keuangan Syariah
Kontemporer, (Jakarta: Gramata Publishing, 2010), hal. 181-182
4
Mariati, Tinjauan Yuridis Qardhul Hasan menurut hukum Islam dan pelaksanaannnya dalam
Perbankan Syariah di Indonesia, dalam http://ejournal.unesa.ac.id/article/1168/57/article.pdf. diakses tanggal
20 Oktober 2015 pukul 23:45
5
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik. , Cet, Pertama.( Jakarta:
Gema Insani Press, 2001), hal. 226

20
sukarela, denda yang dikenakan karena kesalahan nasabah, serta pembulatan jumlah
angsuran pembiayaan yang nilainya sudah disepakati oleh kedua belah pihak.
Kemudian dana yang terkumpul tersebut disalurkan dalam berbagai bentuk
seperti:
1) Pembiayaan Qordhul Hasan
Yaitu pembiayaan yang diperuntukkan bagi keperluan-keperluan sosial,
seperti biaya berobat, pendidikan dan lain-lain. Jumlah pembiayaan yang
dapat dilayani oleh BMT Istiqomah sangat terbatas, mengingat masih
terbatasnya dana yang tersedia. Perkembangan jumlah dana yang telah
disalurkan untuk pembiayaan Qordhul Hasan adalah sebagai berikut:

No. Tahun Jumlah


1. 2002 11.320.000
2. 2003 11.320.000
3. 2004 14.600.000
4. 2005 36.210.700
5. 2006 14.600.000
7. 2007 22.014.000
8. 2008 30.850.000
9. 2009 19.556.000
10. 2010 15.600.000
11. 2011 13.500.000

Dalam penyaluran pembiayaan Qordhul Hasan terkadang masih


mendapatkan kendala, terutama ketika nasabah mangkir dalam
pembayaran. Seperti pembiayaan pada umumnya, meskipun pembiayaan
ini tidak berorientasi pada profit namun dalam penyalurannya juga
menggunakan jaminan, sehingga pihak BMT dapat meminimalisir
adanya kemangkiran nasabah. Mengingat pembiayaan Qordhul Hasan
digunakan untuk kepentingan social maka pihak BMT tidak serta merta

21
langsung melakukan penyitaan agunan tetapi melakukan negosiasi
terlebih dahulu. Jadi sifat jaminan dalam pembiayaan Qordhul Hasan ini
hanya untuk mendisiplinkan nasabah agar tidak melakukan wanprestasi.
2) Penyembelihan binatang qurban
Kegiatan ini dilakukan secara rutin pada setiap Hari Raya Qurban.
Pelaksanaanya dilaksanakan bergilir ke desa-desa, terutama desa yang
dipandang minus secara ekonomi.
3) Santunan yatim piatu
Santunan diberikan kepada yayasan yang menyelenggarakan santunan
yatim-piatu, terutama yayasan yang ada di Desa Sukorejo dan Desa Jeli.
4) Sumbangan kepada TPQ Istiqomah
TPQ ini merupakan TPQ binaan BMT Istiqomah. Sumbangan
disampaikan setiap tahun secara rutin guna menunjang kegiatan belajar
mengajar.
5) Dan sumbangan lain baik kepada Masjid, Mushalla, fakir-miskin dan
orang-orang jompo.
Melalui penyaluran dana zakat, infaq, sodaqoh (ZIS) dan dana kebajikan
kepada masyarakat yang membutuhkan, BMT Istiqomah Karangrejo telah
menjalankan fungsinya sebagai Baitul Maal yang berprinsip tolong menolong dan
tidak berorientasi pada profit semata. Ini artinya, BMT Istiqomah telah
bertanggungjawab dalam menyalurkan dana yang dihimpun masyarakat tersebut.
Sebagai Lembaga Keuangan Syariah memang harus mempunyai tanggungjawab
penuh atas zakat, jumlah yang dibayarkan untuk zakat, sumber dana, penggunaan
dana, saldo zakat yang tidak didistribusikan, dan alasan adanya saldo zakat.6

6
Binti Nur Asiyah, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Teras, 2014), hlm. 241.

22
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam Praktiknya, proses Penghimpunan dan Penyaluran dana
Zakat, Infaq, dan Shodaqoh (ZIS) dan Dana Kebajikan (Qordhul Hasan)
di BMT Istiqomah sudah dilakukan sebagaimana mestinya dan tidak
bertentangan dengan prinsip syariah. Dana tersebut berasal dari
sumbangan sukarela, denda yang dikenakan karena kesalahan nasabah,
serta pembulatan jumlah angsuran pembiayaan yang nilainya sudah
disepakati oleh kedua belah pihak.
Dana yang terkumpul tersebut disalurkan dalam bentuk
pembiayaan Qordhul Hasan, yaitu pembiayaan yang diperuntukkan bagi
keperluan-keperluan sosial, seperti biaya berobat, pendidikan dan lain-
lain, Penyembelihan binatang qurban, Santunan yatim piatu terutama
yayasan yang ada di Desa Sukorejo dan Desa Jeli, Sumbangan kepada
TPQ Istiqomah (TPQ binaan BMT Istiqomah), dan sumbangan lain baik
kepada Masjid, Mushalla, fakir-miskin dan orang-orang jompo. Melalui
penyaluran dana zakat, infaq, sodaqoh, dan dana kebajikan kepada masyarakat
yang membutuhkan, BMT telah menjalankan fungsinya sebagai Baitul Maal
yang berprinsip tolong menolong.

B. Saran-saran
1. Untuk Fakultas Sebagai Pengelola Praktik
Seharusnya fakultas sebagai pengelola praktik memberikan waktu
yang lebih panjang dalam pelaksanaan Praktik Pengalaman
Lapangandan memberikan perhatian lebih terhadap mahasiwa agar
mahasiswa lebih optimal dalam menyerap materi yang diperoleh di
lokasi PPL.

23
2. Untuk BMT Istiqomah Karangrejo
a. Promosi produk lebih maksimal supaya lembaga keuangan ini
semakin berkembang.
b. Memaksimalkan penyaluran dana Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Dana
Kebajikan agar lebih memberikan manfaat yang nyata bagi
masyarakat.
3. Untuk Mahasiswa sebagai peserta praktik
a. Sebaiknya peserta praktik lebih disiplin dan aktif di tempat lokasi
praktik agar proses praktik berjalan dengan baik
b. Hendaknya koordinasi antara kelompok dalam satu lokasi lebih
dipererat agar lebih mudah dalam berkomunikasi

24
DAFTAR PUSTAKA

Aibak, Kutbuddin .2006. Kajian Fiqh Kontemporer. Surabaya: elkaf.


Djakfar, Muhammad. 2012. Etika Bisnis. Depok: Penebar Plus imprint dar Penebar
Swadaya.
Hidayatullah,Syarif. Qawa’id Fiqhiyyah dan Penerapannya dalam Transaksi Keuangan
Syariah Kontemporer. Jakarta: Gramata Publishing.
Mariati, Tinjauan Yuridis Qardhul Hasan menurut hukum Islam dan pelaksanaannnya
dalam Perbankan Syariah di Indonesia, dalam http://ejournal.unesa.ac.id/article/116
8/57/article.pdf. diakses tanggal 20 Oktober 2015 pukul 23:45
Nur Asiyah, Binti. 2014. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: Teras.
Syafi’i Antonio, Muhammad. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema
Insani Press.

25

Anda mungkin juga menyukai