Anda di halaman 1dari 14

BAB II

GAMBARAN UMUM BAZNAS KOTA BLITAR

A. Sejarah BAZNAS Kota Blitar


Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Blitar pada awal
mulanya adalah rintisan dari lembaga pengelola zakat, infaq dan shadaqah di
lingkungan kementrian agama kota Blitar, yang pada waktu itu masih
bernama Kantor Departemen Agama Kota Blitar, telah berdiri sejak tanggal 1
Januari 1995 berdasarkan Surat Keputusan Walikotamadya Kepada Daerah
Tingkat II Blitar Nomor 523 tahun 1994. Pada periode awal kepengurusan ini
bernama Badan Amil Zakat Infaq dan Shadaqah (BAZIS) Unit Kerja Kantor
Departemen Agama Kotamadya Blitar, dengan diketahui oleh Drs. Machmud
Fausy dari Kasi Urais Kantor Departemen Agama Kotamadya Blitar dan
mempunyai kantor secretariat di Kantor Kementrian Agama Jl. Ir. Soekarno
No.11B Kota Blitar. Namun pada perkembangan selanjutnya kantor
secretariat BAZNAS Kota Blitar beralih di samping kantor Walikota Blitar
yang tepatnya berada di Jl. Kenanga No. 1 Kota Blitar.
Setelah terbit UU No. 38 Tahun 1999 BAZ Kota Blitar mulai
melakukan pembenahan guna meningkatkan peran dan fungsinya mengemban
amanah dalam hal pengelolaan ZIS. Terbukti dengan terbitnya surat
Keputusan Wlikota Blitar Nomor 27 Tahun 2011 tentang Badan Amil Zakat,
Infaq dan Shadaqah Kota Blitar yang menetapkan susunan pengurus Badan
Amil Zakat Infaq dan Shadaqah (BAZIS) Kota Blitar yang sesuai dengan UU.
No. 38 Tahun 1999 dengan membatasi masa bakti selama 3 tahun untuk tiap
periode kepengurusan. Susunan kepengurusannya terdiri dari Dewan
Pertimbangan (Ketua, wakil ketua, sekertaris, wakil sekertaris dan 5 orang
anggota), Komisi Pengawas (Ketua, wakil ketua, sekertaris, wakil sekertaris
dan 5 orang anggota) dan Badan Pelaksanaan (Ketua, 3 orang wakil ketua,
sekertaris, wakil sekertaris, bendahara dan wakil bendahara).
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Blitar merupakan
sebuah organisasi di lingkungan pemerintah Kota Blitar yang secara khusus
diberikan kewenangan untuk mengumpulkan, mendistribusikan,dan
mendayagunakan zakat sesuai dengan ketentuan agama Islam menuju umat
yang sejahtera lahir dan batin.
Dalam segi operasionalnya Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)
Kota Blitar membentuk unit pengumpulan zakat yang disingkat UPZ yang
bertugas untuk melayani muzakki yang membayarkan zakatnya. BAZNAS
membentuk Unit Pengumpulan Zakat (UPZ) pada Lembaga Pemerintah
Daerah, BUMN, BUMD dan perusahaan swasta, Koperasi serta lembaga-
lembaga keagamaan yang berkedudukan di Kota Blitar.

B. Visi dan Misi


1. Visi BAZNAS Kota Blitar
“Mengubah Mustahiq Menjadi Muzakki”
2. Misi BAZNAS Kota Blitar
a. Standarisasi sistem manajemen sehingga menjadikan BAZNAS Kota
Blitar yang amanah dan professional.
b. Selalu melakukan inovasi dalam mengembangkan teknik-teknik
pengumpulan ZIS dan penyaluran dengan tetap memperhatikan kaidah
Islam yang berlaku.
c. Mengoptimalkan pengumpulan ZIS melalui kerjasama dengan seluruh
elemen masyarakat seperti pemerintah, organisasi kemasyarakatan
maupun profesi serta tokoh-tokoh masyarakat.

C. Tujuan
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menunaikan Zakat, Infak,
Shodaqah, dan Wakaf (ZISWAF) sebagai bagian dari ibadah.
2. Meningkatkan fungsi dan peran pranata keagamaan yakni hasil ZISWAF
dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial.
3. Meningkatkan hasil guna dan daya guna ZISWAF.
D. Landasan Hukum
1. Al-Qur’an dan Al-Hadith
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat
3. Keputusan Menteri Agama RI No. 373 Tahun 2003 tentang Pelaksanaan
Undang – undang No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat.
4. Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan
Haji Nomor D/291 tahun 2000 tentqng pedoman teknis pengelolaan
zakat.
5. Instruksi Gubernur No. 1 Tahun 2009 tentang Optimalisasi Unit
Pengumpul Zakat (UPZ) pada Unit Kerja Provinsi Jawa Timur.

E. Struktur Organisasi BAZNAS Kota Blitar


Terdapat susunan kepengurusan dan devisi yang terlibat dalam BAZNAS
Kota Blitar beserta jabatan yang diduduki saat ini, yaitu:
1. H. Mariyoto, SE : Plt. Ketua BAZNAS Kota Blitar, merangkap sebagai
Wakil Ketua III Bidang Perencanaan, Keuangan dan Pelaporan Dan
Bidang Administrasi SDM dan Umum.
2. H. Imam Muchlis, M.Pd : Wakil Ketua I Bidang Pengumpulan.
3. H. Rusdi Riyanto, S.Ag : Wakil Ketua II Bidang Pendistribusian dan
Pendayagunaan.
4. Joko Nurbatin : Divisi Pengumpulan.
5. Nawaji : Divisi Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan.
6. H. Abdul Malik, SE : Divisi Bidang Perencanaan, Keuangan dan
Pelaporan.
7. Purnomo, M.Hi : Divisi Bidang Sekretariatan.

F. Job Description
1. Ketua BAZNAS Kota Blitar
BAZNAS Kota Blitar yang dipipimpin oleh H. Mariyoto, SE
mempunyai tugas memimpin pelaksanaan tugas atau kegiatan BAZNAS
Kota Blitar. Ketua dibantu oleh wakil ketua yang terdiri dari 2 orang
yaitu H. Imam Muchlis, M.Pd dan H. Rusdi Riyanto, S.Ag yang
membidangi Bidang Perencanaan, Keuangan dan Pelaporan Dan Bidang
Administrasi SDM dan Umum, Bidang Pengumpulan, Bidang
Pendistribusian dan Pendayagunaan.
2. Bidang Pengumpulan
Bidang pengumpulan dipegang oleh Joko Nurbatin. Dalam
menjalankan tugas tersebut, bidang pengumpulan memiliki fungsi:
a. Penyusunan strategipengumpulan zakat
b. Pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan data muzzaki
c. Pelaksanaan kampanye zakat
d. Pelaksanaan dan pengendalian pengumpulan zakat
e. Pelaksanaan pelayanan muzaki
f. Pelaksanaan evaluasi pengelolaan pengumpulan zakat
g. Penyusunan pelaporan dan pertanggungjawaban pengumpulan
zakat
h. Pelaksanaan penerimaan dan tindak lanjut complain atas layanan
muzaki
i. Koordinasi pelaksanaan pengumpulan zakat tingkat provinsi.
3. Bidang Distribusi
Bidang pendistribusian dipegang oleh Nawaji. Tugas dari bidang
pendistribusian adalah melaksanakan pengelolaan pendistribusian dan
pendayagunaan zakat, infaq dan shadaqah. Adapun fungsi dari bidang
distribusi adalah:
a. Penyusunan strategi pendistribusian dan pendayagunaan zakat
b. Pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan data mustahiq
c. Pelaksanaan dan pengendalian pendistribusian pendayagunaan zakat
d. Pelaksanaan evaluasi pengelolaan pendistribusian dan
pendayagunaan zakat
e. Penyusunan pelaporan dan pertanggungjawaban pendistribusian dan
pendayagunaan zakat
f. Koordinasi pelaksanaan pendistribusian dan pendayagunaan zakat
tingkat provinsi.
4. Bidang Keuangan
Bidang keuangan dipegang oleh H. Abdul Malik, SE yang bertugas
melaksanakan pengelolaan perencanaan, keuangan dan pelaporan.
Adapun fungsi dari bidang keuangan adalah:
a. Penyiapan penyusunan rencana strategi pengelolaan zakat di
BAZNAS Kota Blitar
b. Penyusunan rencana tahunan BAZNAS Kota Blitar
c. Pelaksanaan evalusi tahunan dan lima tahunan rencana pengelolaan
zakat di BAZNAS Kota Blitar
d. Pelaksanaan pengelolaan keuangan BAZNAS Kota Blitar
e. Pelaksanaan sistem akuntansi BAZNAS Kota Blitar
f. Penyusunan Laporan Keuangan dan Laporan Akuntabilitas Kinerja
BAZNAS Kota Blitar, dan
5. Bidang Sekretariatan
Bidang sekretariatan dipegang oleh Purnomo, M.Hi yang bertugas
melaksanakan pengelolaan amil BAZNAS Kota Blitar, administrasi
perkantoran, komunikasi, umum, dan pemberian rekomendasi. Fungsi
dari bidang administrasi, sumber daya manusia dan umum yaitu:
a. Penyusunan strategi pengelolaan amil BAZNAS Kota Blitar
b. Pelaksanaan perencanaan amil BAZNAS Kota Blitar
c. Pelaksanaan rekruitmen amil BAZNAS Kota Blitar
d. Pelaksanaan pengembangan amil BAZNAS Kota Blitar
e. Pelaksanaan rencana strategi komunikasi dan hubungan masyarakat
BAZNAS Kota Blitar
f. Pengendalian, pencatatan, pemeliharaan, pengendalian dan
pelaporan aset BAZNAS Kota Blitar
G. Kegiatan dan Pemrograman BAZNAS Kota Blitar
Untuk mencapai visi dan misinya BAZNAS Kota Blitar membuat
program-program sosial untuk membantu masyarakat.Program pemberdayaan
ekonomi umat dan pelayanan kemanusiaan merupakan program BAZNAS
Kota Blitar dalam mendistribusikan Zakat, Infaq, Shodaqoh untuk
meningkatkan ekonomi masyarakat yang kurang mampu. Dalam
implementasiannya BAZNAS Kota Blitar berusaha mengatur strategi
manajemen agar pengelolaan semakin maksimal dan mencapai tujuan utama
yaitu kesejahteraan masyarakat.
1. Program penghimpunan
Program Penghimpunan merupakan program yang berfokus pada
proses pengumpulan dana ZIS sebagai basis berjalannya fungsi program
pendistribusian BAZNAS Kota Blitar. Program penghimpunan ini adalah
mencari donatur potensial atau muzaki serta menjaga relasi terhadap
donatur/muzaki yang telah bergabung.
Untuk meningkatkan kinerja pengelolaan zakat BAZNAS Kota
Blitar membuat beberapa strategi guna merealisasikan penghimpunan
dan penyaluran zakat diantaranya:
a. Pembentukan Unit Pengumpulan Zakat (UPZ)
BAZNAS Kota Blitar melakukan sosialisasi kepada lembaga
atau instansi untuk mencari donator dan menyalurkan kepada
mustahik. Selanjutnya pada setiap lembaga/instansi yang telah
bersedia menjadi donator dibentuklah Unit Pengumpulan Zakat
(UPZ). Kegiatan ini dalam rangka membantu pengentasan
kemisikinan dengan harapan para UPZ yang di instansi pemerintah
bisa mendukung optimalisasi pengelolaan zakat melalui BAZNAS
Kota Blitar.
b. Program Suling (Sholat Shubuh Keliling)
Selain membentuk UPZ di dalam lembaga atau instansi
BAZNAS Kota Blitar juga membuat sebuah koordinator dalam
organisasi masyarakat semacam majlis pengajian, ataupun
koordinator perwilayah. Yang dilakukan bersama masyarakat sekitar
area masjid. Dengan melaksanakan sholat shubuh berjamaah dan
dilakukan secara bergilir atau keliling. Kemudian juga dibarengi
dengan kegiatan pengajian yang digunakan sebagai sarana media
dakwah mengenai ZISWAF serta guna menjadi sarana penyaluran
bantuan sosial baik berupa uang maupun sembako bagi mustaqik dan
para dhuafa’guna tercapai kesejahteraan sosial.

Gambar 1 : Program Sholat Shubuh Berjamaah Keliling (Suling)


c. Kegiatan Sosialisasi
BAZNAS Kota Blitar juga melakukan sosialisasi di tempat
penididikan semacam kampus ataupun sekolah. Dalam hal ini, target
yang di ambil oleh BAZNAS Kota Blitar bukan untuk mencari
donator melainkan memperkenalkan BAZNAS Kota Blitar ataupun
pentingnya zakat atau ZISWAF kepada siswa ataupun mahasiswa.
Adapun proses penerimaan donator adalah sebagai berikut :
a. Calon Muzakki mengisi form kesediaan berzakat/berdonasi
yang telah disiapkan oleh juru penerang/Marketing BAZNAS
Kota Blitar
b. Form kesediaan donator yang telah diiisi kemudian diserahkan
kepada petugas/bidang pengumpulan untuk dibuatkan kwintansi
c. Petugas pencetak kwintansi menerbitkan kwintansi dengan
dibedakan jenis Zakat, Infaq, Shadaqah, Akad Khusus
d. Jika dana yang dimasukkan berupa zakat, maka Muzakki
dibuatkan Bukti Setor Zakat (BSZ)
e. Kwintansi yang telah dicetak diberikan kepada donator disertai
dengan bulletin/warta BAZNAS Kota Blitar
f. Uang ZIS diberikan kepada petugas bagian penerimaan
keuangan untuk disetorkan ke rekening BAZNAS Kota Blitar
g. ZIS di nyatakan sudah masuk jika telah masuk rekening
BAZNAS Kota Blitar
2. Program Pendistribusian dan Pendayagunaan
Tugas pendistribusian dan pendayagunaan terkait atas hal berikut :
a. Pendistribusian dilaksanakan dalam rangka meningkatkan taraf
hidup para fakir miskin dan kaum dhuafa. Pemberian bantuan sosial
ini merupakan bentuk penerapan misi BAZNAS Kota Blitar untuk
menciptakan kesejahteraan sosial atau keadilan sosial.
b. Pendistribusian difokuskan melalui hal-hal yang bersifat produktif
dengan upaya peningkatan SDM. Hal ini menitikberatkan sasaran
pendistribusian untuk pemberdayaan ekonomi dhuafa’. Sehingga
diharapkan usaha yang dijalankan dapat berkembang dan
meningkatkan perekonomian mereka. Dengan begitu visi BAZNAS
Kota Blitar untuk menjadikan mustahiq menjadi muzakki akan
tercapai. Misalnya BAZNAS Kota Blitar memberikan bantuan dana
usaha atau rombong usaha.
Sesuai tuntunan syariat Islam dan amanah Undang-Undang nomo
38 tahun 1999 yang diperbarui dengan undang-undang nomor 23 tahun
2011, pendistribusian dana infaq, shodaqoh dan zakat dalam pogram
BAZNAS Kota Blitar menjunjung azas berhasil guna dan berdaya guna.
Dari hasil pengumpulan dana Zakat, Infaq dan Shodaqoh (ZIS)
didistribusikan untuk 5 program utama yaitu :
1). Blitar Makmur
BAZNAS Kota Blitar mengimplementasikan zakat produktif
dalam rangkaian program pendistribusian bidang ekonomi meliputi
berbagai kegiatan, yakni:
a) Bantuan peralatan usaha, memberikan bantuan alat kepada
mustahik untuk memulai atau mengembangkan usaha.
b) Bantuan modal usaha, memberikan pinjaman untuk tambahan
modal bagi UMKM yang usahanya telah berjalan. Modal
dengan pola Qardhul Hasan bantuan modal diberikan bagi
UMKM yang sudah beroperasi.

Gambar 2 : Pemberian Bantuan Modal Usaha


2). Blitar Cerdas
a) Bantuan Pendidikan Siswa SLTP dan SLTA
Bantuan biaya pendidikan untuk siswa dhuafa berprestasi
SLTP/SLTA, dengan pola penyaluran langsung ditransfer ke
sekolah untuk ketepatan sasaran dari dana yang disalurkan.
b) Bantuan Pendidikan Satu Keluarga Satu Sarjana (SKSS)
Bantuan biaya pendidikan bagi mahasiswa/i dhuafa
berprestasi yang diberikan per semester untuk menunjang
pembayaran UKT maupun untuk kegiatan perkuliahan
mahasiswa/mahasiswi.
c) Bantuan Penyusunan Skripsi
Memberikan bantuan biaya bagi mahasiswa/mahasiswi
yang sedang menempuh skripsi. Biaya ini diberikan sebagai
penunjang kebutuhan biaya penyusunan skripsi.
3). Blitar Sehat
a) Bantuan Pengobatan
Program terpadu dalam bidang distribusi bantuan
kesehatan, dimana ditandai dengan diberikannya dana jaminan
kesehatan kepada dhuafa’ yang tidak memiliki kecukupan dana
untuk memperoleh layanan kesehatan. Serta pemberian
pengobatan gratis sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran
akan pentingnya kesehatan masyarakat.
b) Bantuan Jamban
Kamar mandi sebagai fasilitas sehari-hari perlu adanya
kelayakan bagi penunjang kebersihan lingkungan. Kondisi
kamar mandi juga menentukan tingkat kesehatan masyarakat.
Maka dari itu fasilitas ini mendapat apresiasi bantuan bagi
mereka yang belum mampu untuk memiliki kamar mandi yang
layak terutama kaum dhuafa’.
4). Blitar Peduli
a) Bantuan Miskin, Dhuafa’ dan Ibnu Sabil
Bantuan dana berupa uang yang diberikan rutin setia 1
bulan sekali sebesar @1.500.000
b) Bantuan Perbaikan Rumah
Program properti berupa renovasi rumah disebar
keberbagai daerah di Kota Blitar. Untuk keseragaman, model
dan ukuran rumah disamakaan (4 m x 6 m).

Gambar 3 : Pemberian Bantuan Rehab Rumah


c) Bantuan Bencana
Penyaluran dana bagi masyarakat atau wilayah yang
terdampak bencana alam seperti sembako, dana, pengobatan
gratis dsb.

Gambar 4 : Pemberian Bantuan Korban Pandemi Covid 19


5). Blitar Taqwa
a) Bantuan Kegiatan Keagamaan
Program penyaluran dana ZIS di bidang dakwah, program ini
diharapkan dapat membantu meningkatkan dan
menyebarluaskan agama Islam pada daerah-daerah khususnya
daerah rawan akidah. Namun dengan syarat berkesanggupan
untuk memasang logo BAZNAS di backdrop pada acara
kegiatan.
b) Bantuan Sarana Mushola atau Masjid
Bantuan ini dikhususkan untuk program pembangunan
masjid dan mushola pada daerah yang masih belum memiliki
masjid atau mushola yang memadai.
3. Aplikasi SIMBA (Sistem Informasi Manajemen BAZNAS)
SIMBA atau Sistem Manajemen Informasi BAZNAS merupakan 
sebuah sistem yang menjadi terobosan baru dalam hal memenuhi peran
koordinator zakat nasional bagi terciptanya sistem pengelolaan zakat
yang transparan dan akuntabel di seluruh Indonesia. Dengan basis online,
peran koordinator zakat bisa menjangkau hampir di seluruh wilayah
Indonesia.
Dalam hal integrasi pengelolaan zakat, oleh UU No.23/2011
BAZNAS diberi amanah sebagai koordinator zakat nasional. Dengan
adanya amanah tersebut BAZNAS membutuhkan sebuah sistem
manajemen informasi yang dapat membantu operasional BAZNAS
(pusat, provinsi, kabupaten/kota) dalam sistem manajemen informasi
yang bisa menghasilkan laporan yang berjenjang dari kabupaten/kota ke
provinsi, dari provinsi kepusat, dan dari pusat ke Presiden/DPR.
Targetnya adalah membuat sebuah sistem yang sesuai dengan PSAK 109
dan dapat meng-integrasi data BAZNAS pusat dan BAZNAS di seluruh
Indonesia dengan cara yang efektif, singkat serta terjangkau keseluruh
daerah.
BAZNAS akhirnya mengembangkan sebuah teknologi
manajemen informasi yang berbasis jaringan internet bernama SIMBA.
Sistem Manajemen informasi BAZNAS atau SIMBA lahir dan diawali
dengan membangun master plan IT pada bulan November 2011-Januari
2012. Dalamr ancangan tersebut sistem informasi di BAZNAS dibangun
baik dari teknologinya, ruang lingkupnya, input maupun output-nya.
Setelah itu, dibuatlah Standard Operating Procedure (SOP)-nya.
Harapannya, SIMBA dapat dipergunakan oleh BAZNAS di seluruh
Indonesia sebagai standar operasional lembaga zakat dan pelaporan zakat
nasional.
Di dalam SIMBA terdapat dua sistem, yaitu Sistem Informasi
Operasional (SIO) dan Sistem Informasi Pelaporan (SIP). Masing-masing
BAZNAS dan LAZ menggunakan SIO untuk operasi sehari-hari dengan
pendekatan kas masuk dan kas keluar. Dalam kas masuk dapat di input
database muzaki, transaksi penghimpunan dana zakat, infak dan sedekah
(ZIS). Sedangkan, dalam kas keluar, bisa di-input data base mustahik
dan penyaluran ZIS. Data-data tersebut yang sifatnya keuangan dan
transaksi keuangan akan di-input dan akan menghasilkan laporan-
laporan, seperti profil muzaki, jumlah penghimpunan dana ZIS, profil
asnaf, dan  jenis program penyaluran. Ada juga laporan keuangan standar
yang mengacu kepada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
109. Bisa diterbitkan juga kartu nomor pokok wajib zakat (NPWZ) dan
bukti setor zakat. Jadi, dengan SIMBA, muzaki dilayani sebaik mungkin
mulai dari registrasi sampai kepembayaran dan pelaporan.
Dengan data based yang di-input oleh BAZNAS kabupaten/kota,
maka BAZNAS provinsi dapat membaca laporan dari seluruh
kabuten/kota yang ada dalam wilayahnya. Begitu juga BAZNAS pusat
bisa tahu tentang laporan BAZNAS provinsi dan   kabupaten/kota. Inilah
kemudian yang akan menjadi sistem informasi pelaporan (SIP) yang
sudah terintegrasi, berbeda dengan SIO yang berada di masing-masing
BAZNAS atau tidak terintegrasi. Dengan demikian akan lahir laporan
zakat nasional dengan standar yang transparan, akuntabel dan mudah di
akses melalui web masing-masing BAZNAS (pusat,
provinsi,kota/kabupaten) dan LAZ. Dari adanya laporan nasional yang
terintegrasi ini akan diperoleh berbagai manfaat, antara lain:
a. Dapat digunakan sebagai pengambil kebijakan atau keputusan, baik di
tingkat pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota.
b. Digunakan sebagai alat monitoring.
c. Dapat dijadikan sebagai alat akuntabilitas untuk masyarakat (muzaki).
Menurut ketua Umum BAZNAS dalam kaitan integrasi
pengelolaaan zakat nasional dan penerapan aplikasi Sistem Manajemen
Informasi BAZNAS (SIMBA) merupakan dua spektrum yang tidak dapat
dipisahkan. SIMBA merupakan sebuah sistem yang dibangun dan
dikembangkan untuk keperluan penyimpanan data dan informasi yang
dimiliki oleh BAZNAS secara nasional. Dengan sistem yang berbasis
internet dan terhubung secara online, Sistem Manajemen Informasi
BAZNAS dirancang untuk dapat digunakan oleh seluruh badan atau
lembaga zakat di seluruh Indonesia tanpa harus melewati proses instalasi
yang rumit. Integrasi pengelola zakat dan penerapan aplikasi SIMBA
akan semakin memperkuat sistem zakat nasional yang memberi manfaat
terhadap kesejahteraan masyarakat. Untuk itu BAZNAS daerah dan LAZ
perlu mendukung dan menyiapkan perangkat infrastruktur fisik dan
kapasitas sumber daya manusia agar sistem yang dibangun ini berjalan
dengan baik.
Keunggulan dari aplikasi SIMBA antara lain:
a. Kemudahan Pelaporan, Pelaporan data berstandard Profesional
berskala Nasional Sesuai dengan PSAK 109 atau Pernyataan
Standart Akuntansi Keuangan,
b. Migrasi, menggunakan sistem online yang bisa mengentri data 3x
lipat jika dibandingkan dengan sistem ofline atau manual.
c. Sederhana, dalam artian bahwa aplikasi SIMBA ini sendiri sangat
simpel dan bisa di buka kapan saja dan dimana saja menggunakan
jaringan internet di smartphone. Sederhana karena dalam satu akun
bisa digunakan untuk email, samba, drive, hangout, chat dan agenda.
d. Business Intelligence (BI), merupakan kecerdasan bisnis untuk
mengelola data yang bermanfaat untuk informasi dan Integrasi.
e. Aplikasi SIMBA sendiri dibagi menjadi 3 yaitu: pertama, muzaki
corner dimana setiap muzaki bisa mencetak bukti transaksi, yang
kedua, website dan ketiga 3rd Party.

Gambar 5 : Tampilan SIMBA yang dapat diakses oleh muzakki

Anda mungkin juga menyukai