Anda di halaman 1dari 86

BAITUL MAAL WAT

TAMWIL
(BMT)
Sirajudidin/H. Idris
Parakkasi
Pendahuluan

 Saat ini telah berdiri lebih lima ribu BMT di seluruh


Indonesia.
 Baituttamwil diartikan balai usaha mandiri terpadu
yang isinya berintikan baitul mal wat tamwil.
 Kegiatan BMT adalah mengembangkan usaha-
usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan
kualitas kegiatan ekonomi.
 Kegiatan Baitul Mal berupa penerimaan titipan
dana zakat, infaq dan shadaqah yang kemudian
mengelolanya sesuai dengan aturan syari'ah dan
amanahnya.
Sejarah BMT di Indonesia

 Sejarah BMT ada di Indonesia, dimulai tahun


1984 dikembangkan mahasiswa ITB di Masjid
Salman (BMT Insan Kamil) yang mencoba
menggulirkan lembaga pembiayaan berdasarkan
syari’ah bagi usaha kecil.
 Kemudian BMT lebih di berdayakan oleh ICMI
sebagai sebuah gerakan yang secara operasional
ditindaklanjuti oleh Pusat Inkubasi Bisnis Usaha
Kecil (PINBUK).
Apa Itu BMT
Baitul Maal wat Tamwil
oPengertian

sistem intermediasi keuangan di tingkat mikro


yang didalamnya terdapat Baitul Maal dan Baitul
Tamwil yang dalam operasionalnya dijalankan
dengan menerapkan prinsip-prinsip syari’ah.
BMT merupakan usaha bisnis yang bersifat mandiri,
ditumbuhkembangkan dengan swadaya dan dikelola secara profesional,
serta berorientasi untuk kesejahteraan anggota dan masyarakat
lingkungannya
Simpanan

SURFLUS DANA
SAHIBUL MAAL Pembiayaan

LEMBAGA
INTERMEDIASI
Bagi Hasil
KEUANGAN
DEFISIT DANA
MUDHORIB

Bagi Hasil

Lembaga intermediasi keuangan di tingkat mikro yang didalamnya


terdapat BM dan BT yang dalam operasionalnya dijalankan dengan
menerapkan prinisp-prinisp syari’ah.

BMT merupakan usaha bisnis yang bersifat mandiri, ditumbuhkembangkan


dengan swadaya dan dikelola secara profesional, serta berorientasi untuk
kesejahteraan anggota dan masyarakat lingkungannya
pinbukpusat@yahoo.com
Prinsip dan Ciri BMT

Sistem
intermedia
si
Tingkat Baitul
mikro maal

Prinsip Baituttam
syariah wil
TUJUAN DAN USAHA BMT
• TUJUAN: Mewujudkan kehidupan keluarga dan
masyarakat sekitar BMT yang selamat, damai, dan sejahtera
• USAHA:
– Simpan pinjam bagi hasil/syariah
– Kelompok Usaha Muamalah
– Badan usaha sektor riil
– Jaringan kerja dan bisnis BMT dan sektor riil mitra
sehingga menjadi “barisan semut”

8
Baitul Mal dalam Sistem Islam

 Baitul mal dirintis pada zaman Khalifah


Umar
 Baitul mal adalah pos khusus untuk harta
kaum muslimin.
 Sumber baitul mal adalah fai', ghanimah,
anfal, kharaj, jizyah, dan pemasukan milik
umum, milik negara, usyur, khumus, rikaz,
tambang, serta zakat.
 Zakat diletakkan pada kas khusus untuk
RUMAH BMT

 ATAP
Prinsip syariah dan pengelola
Islami

 TIANG PENYANGGA
Sehat dan Profesional

 PONDASI
Keswadayaan dan mengakar
BMT
• Didirikan untuk pemberdayaan ekonomi ummat
• Menciptakan iklim agar potensi masyarakat
berkembang secara berkesinambungan dalam
suasana akibat:
 Keterbelakangan pendidikan dan ekonomi
 Rendahnya semangat ekonomi dan
kewirausahaan
 Feodalisme akibat penjajahan
 Pemahaman ibadah yang sempit
 Sistem dan birokrasi yang tidak memihak
secara seimbang dan proporsional.
Ciri Pokok BMT
1. Didirikan dan dimiliki masyarakat setempat
(swadaya)
2. Profesional dan berorientasi laba bersama
3. Pengelolaan berprinsip syari'ah
4. Pengelola berjiwa Islam
5. Mundukung usaha kecil - bawah
6. Sesuai budaya masyarakat setempat
SEGITIGA
SEGITIGA
AKTIVITAS
AKTIVITAS LKS

BMT
BMT

Sosial
Bisnis riil

BMT Sebagai :
1. Lembaga Keuangan Syariah, tetapi bukan seperti bank
2. Lembaga Sosial untuk menyantuni kaum dhuafa
3. Lembaga bisnis riil, sebagai usaha demi keuntungan
bersama
3 ASPEK GARAPAN
BMT
ASPEK SOSIAL

• Dengan memanfaatkan dana ZIS


• Prioritas penunjang pemenuhan kebutuhan
pokok masyarakat (sandang, pangan, papan,
kesehatan, pendidikan)
• Bukan hanya kebutuhan material. Juga
pembinaan syakhsiyah anggota digarap
(fungsi dakwah)
3 ASPEK GARAPAN BMT

ASPEK KEUANGAN

• Sebagai lembaga simpan pinjam syariah


• Tapi bukan BPRS
• Kompetotor BMT adalah para rentenir
• Dilakukan secara proaktif (jemput bola)
• Prinsip kehati-hatian diutamakan
• Bantuan manajemen akan sangat membantu
(KLINIK USAHA KECIL)
3 ASPEK GARAPAN BMT
ASPEK BISNIS

• Sebagai kegiatan dengan orientasi pencarian


laba
• Bisa dilakukan secara langsung (usaha riil)
atau tidak langsung (syirkah, murabahah dsb)
• Bentuk bisnis yang dilakukan disesuaikan
dengan kondisi yang ada
LEGALITAS USAHA

KOPERASI
• Jasa Keuangan Syariah

PENGELOLAAN

PENGURUS
 Ditentukan oleh rapat Anggota

 Memilih dan mengawasi pengelola

PENGELOLA
 Dipilih oleh pengurus

 Bertugas menjalankan BMT


PRINSIP PROFESIONAL
DAN SEHAT

PENGELOLA
Minimal dalam suatu BMT ada 2 (dua) DIII
atau S1 yang sudah mengikuti pelatihan
dasar dan magang di BMT/LKS
secara berjenjang dan berkesinambungan
mendapatkan pelatihan ke-manajer-an dan
spesialisasi
Mendapat ujrah secara wajar
SISTEM MANAJEMEN DAN SARANA
 Sistem manajemen dan akuntansi yang standar
lembaga keuangan syari'ah baik koperasi maupun
perbankan
 Komputerisasi dan software standar
 Sarana prasarana mendukung

MODAL AWAL
 Modal awal + Rp. 50 juta berasal dari simpanan
pokok, simpanan wajib serta hibah
 Selanjutnya aset BMT harus dapat mencapai
minimal Rp 250 juta serta memenuhi model
keuangan yang sehat.
BASIS PASAR BMT
BMT harus didirikan dengan pertimbangan
kelayakan pangsa pasar ekonomi
Lokasi BMT akan sangat bagus di pasar
masyarakat atau di pusat-pusat kegiatan
ekonomi masyarakat
Jumlah penduduk dalam lingkungan BMT
lebih kurang 15.000 jiwa
KONDISI IDEAL KEUANGAN
• Aset dan Modal
 Aset diusahakan lebih besar Rp 250 juta
 Perbandingan antara modal dan dana pihak
ketiga > 20%
• Pendapatan/Profitabilitas
 Rasio pendapatan dan aset BMT 3% - 6%
 Rasio laba bersih terhadap modal > 25%
 Rasio laba terhadap aset diusahakan > 1,5%
• Efisiensi
 Rasio biaya operasional & pendapatan < 60%
PENGELOLA BMT

 Memahami prinsip syari'ah dan produk syari'ah BMT


 Audit syari'ah dari pihak yang berkompeten/dewan
syari'ah
 Memiliki kepribadian muslim dan ghirah Islam dengan
pembinaan yang terus menerus
 Memahami manajemen BMT
 Memiliki kemampuan advokasi masyarakat
BMT SESUAI LINGKUNGAN

 Anggota aktif BMT terdiri dari


pengusaha kecil produktif di
lingkungan BMT
 Kerjasama yang saling menguntungkan
 90% pembiayaan yang disalurkan untuk
pengusaha kecil produktif
 Mampu mengembangkan potensi yang
terpendam
PENGEMBANGAN SDM BMT

• Pelatihan Intern
• Pelatihan Ekstern
• Magang
• Bantuan Teknis Melalaui BMT
SISDUR
• Sederhana dan efisien
• Standarisasi sisdur
– Agar tidak memunculkan biaya
– Standarisasi formulir dan peralatan
– Sistem software standar
– Kebijakan keuangan dan standar rasio usaha
jelas.
Prinsip Operasional BMT
1) Penumbuhan: Tumbuh dan berkembang dari
masyarakat dan untuk masyarakat (mandiri)
2) Profesional: Pengelola dengan latar belakang
pendidikan tinggi, mengikuti pelatihan, bekerja
sesuai prosedur (SOP), komputerisasi, aktif
menjemput bola dan memiliki sifat-sifat Siddiq,
Tabligh,Amanah dan Profesional
3) Prinsip Syariah: Menerapkan cita-cita ekonomi
islam (keselamatan, adil, damai dan sejahtera),
aqad yang jelas, berpihak pada lemah dan
penguatan ruhiyah
Pengelola BMT

 Memiliki purna waktu


 Minimun berpendidikan D3, sebaiknya S1
 Berasal dari sekitar BMT
 Memiliki semangat dan komitmen yang kuat
membela kaum dhuafa, orang lemah atau
masyarakat bawah
 Amanah, jujur dan bekerja secara profesional
 Paham syariah dan manajemen
PENUMBUHAN BMT

BMT
TOKOH
MASYARAKAT

AGHNIA

-SIMPANAN POKOK
-SIMPANAN POKOK
KHUSUS
PENDIRI MODAL AWAL
MIN 20 ORG Rp 50-100 JT POKUSMA
28
PROFESIONALISME BMT
Dapat Pelatihan PINBUK,
Komit, dengan hati dan
perasaan kembangkan BMT
Jemput bola,
Amanah, Siddiq,
aktif membaur
Tabligh, Fathonah,
Sabar, Istiqamah
Profesional,
Penuh waktu,
D3/S1

29
Struktur Kerja BMT

ANGGOTA
PEMRAKARSA/Pendir
i

MODAL AWAL

SHU
Pembiayaan
ANGGOTA
PENYIMPA
SIMPANAN
BM T ANGGOTA
-PENGURUS Pembiayaan
N -PENGELOLA BAGI HASIL
BAGI HASIL

30
URUTAN KERJA BMT
• Pendamping dan Pemrakarsa menyampaikan ide atau gagasan
• Paparan tentang BMT , pemrakarsa bertambah jadi >20
Sosialisasi
orang

• Sepakat untuk mendirikan BMT


Kesepakatan • Pengumpulan modal awal sesuai kesediaan dan kemampuan

• Pemilihan Pengurus BMT: Ketua, Waka, Sekretaris,


Rapat
Bendahara
Pemrakarsa • Rekruitmen Pengurus/Manajemen BMT: 3 orang

• Pelatihan Pengelola oleh Pinbuk (2 pekan)


Pelatihan dan • Pembukaan kantor BMT, dengan modal awal memulai usaha
mulai usaha

• Pembiayaan Usaha Mikro dengan bagi hasil


• Bagi Hasil untuk gaji, biaya operasi, pembagian pada
Bagi Hasil
penyimpan
31
STRUKTUR ORGANISASI BMT

Rapat Anggota
Tahunan (RAT)

PENGURUS
Ketua, PINBUK/
INSTANSI
Sekretaris, ABSINDO/
TERKAIT
Bendahara Pendamping
Beroperasi
PENGURUS
PENGELOLA
MANAGER
Umum

Kasir

Penggalanga 32

n Dana Pembukuan Pembiayaan


Skema Operasional BMT 33

Pembiayaan/Jual Beli:
·Murabahah Marjin
·Istisna
·Salam
SUMBER DANA:
·Simp Wadiah Income
POOLING Bagi Hasil: Bagi
·Simp Mudharabah Hasil Distribution
DANA · Mudharabah
·Simp. Berjangka · Musyakarah
Mudharabah
·Modal (SPK, SP, Alhamdulillah... ujra
Sewa
SW) h
· Ijarah
· iMBT

Porsi
Anggota

Porsi
BMT
Sumber Dana BMT

1. Modal (SW, SP, SPK)

2. Dana Pihak III :


- Titipan (wadiah)  Simpanan
Simp. Berjangka
- Investasi/penyertaan (mudharabah)
 Simpanan
Simp. Berjangka

3. Dana Pihak II
- Penyertaan dari LKS lain
34
Tahapan Pendirian BMT

Pemrakarsa Sosialisasi Tokmas, P3B=Panitia


& Aghnia, Penyiapan
Pendamping Pokusma Pendirian BMT

Sertifikat Modal
Pengurus Dukungan
Kemitraan Perangsan
Terbentuk Pendiri
PINBUK g

Sarana dan Calon Modal Awal


Prasarana Pengelola (Simwa,
Operasional Simpok,
dan Badan Simpoksus)
Hukum
Koperasi
Pelatihan dan
Magang

BMT
Beroperasi
35
Continous RAT
Training

Technical AKSES :
Assistance
PENGURUS Sumberdaya Produksi,
Pemasaran Hasil,
Information Perbankan,
Technology Dll.

Networking

PENGELOLA MK, TEK. BINA


SPK, SP, SW, SS
MK, TEK. BINA
SPK, SP, SW, SS
SPK
SPK, SP, SW, SS
MK, TEK. BINA MK, SP
USMAN
SPK, SP,
SPK,
TEK. SW SW, SS Perorangan
POKUSMA SP, BINA SS MK, TEK. BINA (NON-POKUSMA)
Industri POKUSMA SW,
Perdaganga SS POKUSMA
R. Tangga
n Pertanian
POKUSMA Peternakan POKUSMA
Ragam Usaha Perikanan Komoditas Unggulan
SPK : Simpanan Pokok Khusus
SP : Simpanan Pokok
SW : Simpanan Wajib
SS : Simpanan Sukarela
MK : Modal Kerja
TEK : Teknologi
BINA : Pembinaan Teknik/Manajemen
POKUSMA : Kelompok Usaha Muamalat
USMAN : Usaha Mandiri (Perorangan)
Sekian

Terima Kasih
Jenis Akad BMT

1. Akad tabarru’ (gratuitous contract), yaitu


segala macam perjanjian yang menyangkut
transaksi nir-laba (not for profit transaction).
Contoh akad tabarru’ adalah qard, rahn,
hiwalah, kafalah, wadi’ah, hibah, waqaf,
shadaqah, hadiah.
2. Akad Tijarah/muawadah (compensational
contract) adalah segala macam perjanjian
yang menyangkut transaksi untuk laba (for
profit transaction). Contoh akad tijarah
adalah akad-akad investasi, jual-beli, sewa-
menyewa.
Produk
Simpanan Yad Al Amanah
Titipan yang tidak boleh
Wadi’ah dimanfaatkan/digunakan
Titipan

Yad Adh-Dhomanah
Titipan yang boleh dimanfaatkan/digunakan
SIMPANAN

Muthlaqoh
Sepenuhnya diserahkan kepada BMT dalam
pengelolaannya
Mudharabah
Bagi Hasil

Muqoyyadah
Ada syarat dari pemilik atas pemanfaatannya
Al-WADI’AH (Titipan)

Adalah titipan murni dari satu pihak ke pihak yang lain,


baik individu maupun badan hukum,
yang harus dijaga dan
dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki.

Memberikan kekuasaan kepada orang lain


untuk menjaga hartanya / barangnya
dengan secara terang-terangan
atau dengan isyarat yang semakna dengan itu.

Adalah akad antara pemilik barang (mudi’)


dengan penerima titipan (wadi’)
untuk menjaga harta / modal (ida’) dari kerusakan atau
kerugian dan untuk keamanan harta.
Al-WADI’AH
(Titipan)

Wadi’ah ya Amanah Wadi’ah yad Dhamanah


al-Wadi’ah Yad al-Amanah
• Adalah akad titipan
di mana penerima titipan (KJKS) adalah
penerima kepercayaan (Amanah), artinya
dia tidak diharuskan mengganti segala resiko kehilangan
atau kerusakan yang terjadi pada aset titipan
(karena akadnya adalah titipan murni),
kecuali bila hal itu terjadi karena
akibat kelalaian atau kecerobohan yang bersangkutan
atau
bila status titipan telah berubah menjadi
al-Wadi’ah Yad adh-Dhamanah. (bersambung …)

1
al-Wadi’ah Yad al-Amanah
Barang / obyek titipan tidak boleh diubah, atau
diganti dengan jenis yang sama oleh pihak yang menerima titip
(karena akadnya adalah titipan murni).
Titipan tersebut akan diambil kembali oleh penitip sebagaiman
kondisi, bentuk dan kriteria semula pada saat dititipkan.

• Untuk jasa titipan ini, pihak penerima titipan mendapat upah


(karena telah menjaga, memelihara, dan mengamankan
barang titipan tersebut sampai diambil kembali oleh pihak penit
• Contohnya dalam dunia perbankan:
- Safe Deposit Box
- Safe Keeping
Bank menerima fee (upah).
Skema al-Wadi’ah Yad al-Amanah

Titip Barang
KJKS
(Penyimpan /
ANGGOTA
Mustawda’
(penitip /
atau
muwadi’)
Penerima
titipan /
Biaya Penitipan
wadi’)
2
Al-Wadi’ah Yad adh-Dhamanah
• Adalah akad titipan di mana penerima titipan
(custodian) adalah trustee yang sekaligus penjamin
(guarantor) keamanan aset yang dititipkan.
• Penerima titipan bertanggung jawab penuh
atas segala kehilangan atau kerusakan yang terjadi
pada aset titipan tersebut.
• Penerima titipan (custodian) memperoleh izin
dari pemilik aset titipan / barang / harta,
untuk menggunakannya dalam perniagaan /
perdagangan,
selama aset tersebut berada di tangannya.
serta berhak atas pendapatan yang diperoleh
dari pemanfaatan aset tersebut.
1
(bersambung …)
Al-Wadi’ah Yad adh-Dhamanah
Penitip / penyimpan mempunyai kebebasan mutlak untuk
sewaktu-waktu menarik kembali sebagian atau seluruh asetn
• Semua keuntungan yang dihasilkan dari penggunaan /
pengelolaan harta tersebut (selama dalam status simpanan
menjadi hak custodian.
• Custodian boleh memberikan bonus kepada pemilik aset
atas kehendaknya sendiri, tanpa diikat oleh perjanjian.
• Dalam dunia perbankan al-Wadi’ah Yad adh-Dhamanah
memanfaatkannya dalam bentuk:
- Current Account
- Saving Account
Catatan:
• Di beberapa negara seperti Iran, produk giro berdasarkan prinsip Qard al-Hasa
Di Malaysia Saving Account tidak berdasarkan prinsip Wadi’ah, melainkan atas
dasar prinsip Mudharabah.

2
Skema al-Wadi’ah Yad adh-Dhamanah
KJKS
(Penyimpan / 1

Mustawda’ Titip Dana ANGGOTA


atau (penitip /
Penerima muwadi’)
titipan /
wadi’) 4

Beri Bonus

Bagi Hasil 3

2 Pemanfaatan Dana

Pengguna Dana
(Dunia Usaha)
Perbedaan Antara Jasa Giro dan Bonus

NO JASA GIRO BONUS ( ATHAYA )


1 Diperjanjikan Tidak diperjanjikan

2 Disebutkan dalam akad Benar – benar merupakan


budi baik BMT

3 Ditentukan dalam Ditentukan sesuai dengan


persentase yang tetap keuntungan riil BMT
Produk Pembiayaaan Ba’i Bitsaman Ajil

Murabahah

AL BA’I
Assalam

Ishtisna

PEMBIAYAAN

Mudharabah

SYIRKAH

Musyarakah

ijarah
SEWA

Ijarah Muntahia Bit Tamlik

PINJAMAN QORDHUL HASAN


PRODUK SYARIAH PEMBIAYAAN

POLA
POLA
Piutang
JASA
POLA POLA
INVESTASI Jual Beli
Gadai (Rahn) SOSIAL
Murobahah
al-Wakalah
Mudharabah Bai’ As Salam Qardhul
al-Kafalah
Bai’ Istisna’
Musyarakah al-Hawalah Hasan
Sewa (Ijarah)
Ju’alah
Sewa Beli
Sharf
(Ijarah bi tamlik)
MURABAHAH

Akad Penyediaan Barang berdasarkan


prinsip jual beli, dimana BMT
membelikan kebutuhan barang nasabah
(investasi/modal kerja) dan BMT
menjual kembali kepada nasabah
ditambah dengan keuntungan yang
disepakati
PRODUK SKEMA
Skema
2 Murabahah1
BMT Membeli
Mobil ke Show
Room/Dealer
BMT menjual mobil tsb kepada
BMT Nasabah
Syari’ah 3
Nasabah ingin mobil
1
Negosiasi dgn BMT

4
Nasabah membayar
Secara cicilan
Harga Mobil :
Harga Beli BMT+labanya
Skema Murabahah
2. BMT Membeli
BMT
Mobil ke Dealer
Syari’ah

s i asi
Nego
1.
3 BMT Menjual Mobil dgn
Harga Beli + Keuntungan

4. Nasabah membayar dengan cara cicilan


Skema Murabahah

2. Beli rumah

BMT
1.Negosiasi&Persyaratan Syari’ah

3. BMT Jual kembali


Rumah : Harga Beli+Untung

4. Bayar Cicilan
1 BUNGA MARGIN KEUNTUNGAN

2 Uang sebagai Objek Barang sebagai Objek


dan Komoditas
3 Bunga bisa berubah Harga yang telah
secara sepihak disepakati tidak bisa
berubah
Tidak dikaitkan Sektor Moneter dan Riel
4 dengan sektor riel terkait kuat, sehingga
(Sektor mendorong percepatan
Moneter & Riel arus barang dan produksi
terpisah)
5 ‫و حرم الربا‬ ‫و أحل هللا البيع‬
6 Bila macet, bunga berbunga Margin dan harga tidak berubah
PERBEDAAN ANTARA BUNGA DAN BAGI HASIL
BUNGA BAGI HASIL
a. Penentuan bunga dibuat pada waktu akad a. Penentuan besarnya rasio / nisbah bagi
dengan asumsi harus selalu untung hasil dibuat pada waktu akad dengan
berpedoman pada kemungkinan untung
rugi.
b. Besarnya persentase berdasarkan pada b. Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan
jumlah uang (modal) yang dipinjamkan pada jumlah keuntungan (pendapatan)
yang diperoleh.
c. Pembayaran bunga tetap seperti yang c. Bagi hasil tergantung pada keuntungan
dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan. Bila usaha
proyek yang dijalankan oleh pihak merugi, kerugian akan ditanggung
nasabah untung atau rugi bersama oleh kedua belah pihak.
d. Jumlah pembayaran bunga tidak d. Jumlah pembagian laba meningkat sesuai
meningkat sekalipun jumlah keuntungan dengan peningkatan jumlah pendapatan
berlipat atau keadaan ekonomi sedang
“booming”
e. Masih banyak perbedaan pendapat e. Tidak ada yang meragukan keabsahan
tentang bunga oleh semua agama, bagi hasil.
termasuk Islam.
56
Aqad SALAM
PRODUK BMT

S A LA M
Akad Salam Adalah Akad Pembelian Suatu Hasil
Produksi (Komoditi) Untuk Pengiriman Yang
Ditangguhkan Dengan Pembayaran Segera Sesuai
Dengan Persyaratan Tertentu Atau
Penjualan Suatu Komoditi Untuk Pengiriman Yang
Ditangguhkan Dengan Pembayaran Segera.

Pesan Barang
Bayar Dimuka
Barang Dikirim Kemudian

PRODUK SKEMA
Transaksi Jual beli di mana barang belum diserahkan
Salam (belum ada), Sedangkan pembayaran dilakukan di
muka (secara tunai). Ini disebut juga jual-beli pesanan
‫بيع السلم‬ Konsep Dasar Ba’i Salam

BMT membeli secara tunai Petani


BMT

Barang diserahkan kemudian/secara tangguh


Contoh :
Kopsyah BMT membeli 5 ton padi, seharga Rp 5 juta secara tunai/cash,
Sedangkan padinya diserahkan 4 bulan yang akan datang
Rekanan ini bisa direko
Salam Paralel mendasi Petani

BMT Membeli beras secara tunai kepada petani,


Sedangkan padi diserahkan 4 bulan depan
1
2 Bulog atau
BMT menjual beras kepada Bulog
Grosir
BMT
Muamalat
3

Rekanan nasabah (bulog/grosir) serahkan dana cash


setelah ada berasnya
Kopsyah BMT membeli beras 10 ton, Rp 20 juta, lalu menjualnya
kepada Bulog atau grosir seharga Rp 21 juta.
Dalam Ba’i Salam Harus Jelas : 1. Kualitas (Jenis) 2. Kuantitas
2. Harga, 3. Waktu Penyerahan

Beda Salam dan Ijon

No ASPEK IJON SALAM


1 Jenis, Macam Tidak Jelas Jelas
2 Ukuran Tidak Jelas Jelas
3 Mutu Tidak Jelas Jelas
4 Jumlah Tidak Jelas Jelas
5 Harga Tidak Jelas Jelas
6 Waktu Delivery Tidak Jelas Jelas
Aqad MUDHARABAH
MUDHARABAH
Adalah akad kerjasama antara Shahibul Mal
(pemilik modal) dengan mudharib (yang
mempunyai keahlian atau keterampilan)
untuk mengelola suatu usaha yang produktif
dan halal. Hasil keuntungan dari
penggunaan dana tersebut dibagi bersama
berdasarkan nisbah yang disepakati, jika
terjadi kerugian ditanggung shahibul mal

PRODUK SKEMA
Mekanisme dan Sistem Operasi BMT

Tabungan
Deposito&Giro

BMT

Proyek Usaha,
Nasabah/ Deposan Bisnis Sektor
Riel,Jasa,dll
Bagi hasil,
Bagi Hasil Margin, fee
Keuntungan
SKEMA AL-MUDHARABAH
PERJANJIAN BAGI HASIL

KJKS
KJKS ANGGOTA
ANGGOTA
Shahibul
Shahibul Maal
Maal (Mudharib)
(Mudharib)

Proyek
Proyek // Usaha
Usaha

Modal Tenaga /
100% Keahlian
Keuntungan
Keuntungan

Bagi
Bagi Hasil
Hasil
Nisbah Nisbah
X% sesuai
sesuaiporsi
porsikontribusi
kontribusimodal
modal Y%
(nisbah)
(nisbah)

Pengambilan
Modal Pokok Modal
Modal
Pembagian Aqad Mudharabah

 Mudharabah Muqayyadah yaitu akad


mudharabah dimana shahibul mal
membatasi jenis usaha, waktu atau tempat
usaha. Dalam istilah ekonomi Islam modern,
jenis mudharabah ini disebut Restricted
Investment Account. Batasan-batasan
tersebut dimaksudkan untuk menyelamatkan
modalnya dari resiko kerugian. Syarat-
syarat itu harus dipenuhi oleh si mudharib.
Apabila mudharib melanggar batasan-
batasan ini, maka ia harus bertanggung
jawab atas kerugian yang timbul
 Mudharabah muthlaqah, yaitu bentuk kerja sama
antara shahibul mal dan mudharib yang cakupannya
sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis
usaha waktu dan daerah bisnis. Dalam pembahasan
fikih klasik seringkali dicontohkan dengan ungkapan,
”Lakukanlah sesukamu”.[1] Dalam bahasa Inggrisnya,
para ahli ekonomi Islam sering menyebut mudharabah
muthlaqah sebagai Unrestricted Investment Account
(URIA).
 Jika tidak ada syarat-syarat yang ditentukan shahibul
mal, maka apabila terjadi kerugian dalam bisnis
tersebut, mudharib tidak menanggung resiko atas
kerugian. Kerugian sepenuhnya ditanggulangi shahibul
mal.

[1] Wahbah Az-Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islamy wa
Adillatuhu, Juz IV, Beirut, Darul Fikri, 1989, hlm.3875
Model Bagi Hasil

Profit Sharing Revenue Sharing

Pembagian
Pembagian
Keuntungan
Keuntungan
dilakukan
dilakukan
Sebelum dipotong
setelah dipotong
biaya
biaya
Operasional
Operasional
Bagi hasil dihitung dari
Bagi hasil dihitung dari
Keuntungan kotor/
Keuntungan bersih
PENDAPATAN
Saldo rata-rata
X Pendapatan X Nisbah = Bagi
Hasil
Total Saldo rata
rata Nasabah

1.000.000 Rp
X 20.000.000 X 60 % X =
1.000.000.000 12.000

Rumus Perhitungan Revenue


Sharing Sebelum
Pajak
CONTOH PENGEMBALIAN MODAL DAN BAGI HASIL

BMT
Permohonan pembiayaan

Rp 100.000.000

Seorang Nasabah mengajukan pembiayaan


untuk modal kerja dagang sebesar Rp
100.000.000,- ke Kopsyah BMT.
Masa pengembalian selama 10 bulan.
Bagi hasil yang disepakati kedua belah pihak
adalah 40 % untuk BMT (shahibul mal)
dan 60 % untuk nasabah (mudharib).
Bagaimana cara perhitungannya ?
Bulan Laba BMT Nasabah 60% Cicilan Total
40 % Pokok Setoran

1 6.000.000 2.400.000 3.600.000 10 juta 12.400.000

2 7.000.000 2.800.000 4.200.000 10 juta 12.800.000

3 4.000.000 1.600.000 2.400.000 10 juta 11.600.000

4 4.500.000 1.800.000 2.700.000 10 juta 12.800.000

5 5.000.000 2.000.000 3.000.000 10 juta 12.000.000

6 5.500.000 2.200.000 3.300.000 10 juta 12.200.000

7 6.000.000 2.400.000 3.600.000 10 juta 12.400.000

8 5.400.000 2.160.000 3.240.000 10 juta 12.160.000

9 9.000.000 3.600.000 5.400.000 10 juta 13.600.000

10 5.700.000 2.280.000 3.420.000 10 juta 12.280.000

100 Juta
Aqad Musyarakah
Definisi: Musyarakah

“Akad kerjasama atau percampuran antara


dua pihak atau lebih untuk melakukan
suatu usaha tertentu yang halal dan
produktif dengan kesepakatan bahwa
keuntungan akan dibagikan sesuai nisbah
yang disepakati dan resiko akan ditanggung
sesuai porsi kerjasama”
Skema Musyarakah
Nasabah Investor
BMT
Dana Dana

Proyek Usaha
Bersama

Pokok+
Bagi Hasil Pokok+Bagi Hasil
Keuntungan
Aqad Wadi’ah
IJARAH

Ijarah adalah akad pemindahan hak atas barang


atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa
diikuti dengan pemindahan kepemilikan
(ownership/milkiyah) atas barang itu sendiri. 
Akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa
Ijarah melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti
dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu

BMT Menyewakan Rumah


BMT
Muamala
t

Nasabah Membayar Sewa


PENGERTIAN AR-RAHN

“Akad menahan salah satu harta milik si peminjaman


sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya”
LANDASAN
HUKUM
“Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak
secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang
penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang
dipegang (oleh yang berpiutang)”
(QS. Al-Baqarah : 283)
SKEMA AR-RAHN

MARHUN BIH 2. Pemberi Hutang


(HUTANG)

1. Akad Transaksi
Pegadaian/Murtahin Nasabah/Rahin

3. Penyerahan Marhun
MARHUN
(BARANG)
AL-QARDHUL HASAN
SKEMA TRANSAKSI
AL-QARDH

2. Pemberian hutang

1. Akad Qaradh
BMT NASABAH

3. Pengembalian Modal Qardh


PINBUK & Jejaring BMT

BMT BMT BMT BMT

Apex Jasa
Permodalan Manajemen

BMT BMT BMT


BMT
PINBUK

BMT BMT

BMT I.T. BMT BMT Sektor Riil


BMT

BMT BMT
(7) Regulasi Undang-Undang

• Kep-Men no. 91 tahun 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan


Kegiatan Usaha KJKS ditujukan untuk BMT
• UU no. 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
• UU no 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat
• UU no. 17 tahun 2012 tentang Perkoperasian, BMT sebagai
lembaga keuangan mikro berbadan hukum koperasi yang
beroperasi berdasarkan prinsip syariah
• Undang-undang No 1.Tahun2013 tentang lembaga Keuangan
Mikro, izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baik
dalam bentuk Koperasi atau Perseroan Terbatas (PT).
Kemitraan/jaringan BMT

• Pinbuk Indonesia
• Inkopsyah
• Puskopsyah
• Dinas Koperasi
• Perbankan syariah
• PNM
• Asbindo
• PT USSI Prima (Soft ward)
• Asuransi Syariah (Takaful, Bungkesmas dll)
• dll
Tantangan

• Pesaing antara LKM dan Lembaga Keuangan


Perbankan syariah yang masuk pada pasar mikro
• Pesaing dengan lembaga keuangan yang sejenis
(koperasi, credit union dll)
• Kualitas sumber daya manusia (paham fiqh
muamalah dan manajemen)
• Penguasaan IT
• Akses permodalan
• Kepercayaan masyarakat
• Pasar bebas ASEAN
• BMT yang bermasalah
Sekian
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai