Anda di halaman 1dari 20

TEORI BAGI HASIL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


“ Konsep dan Teknik Bagi Hasil ”

Dosen Pengampu :
Sulistyowati, SHI., MEI

Kelompok 7 :

1. Lailatul Magfiroh (931300917)


2. Nadya Dwi Arini (9313)
3. Alvy Zainuna A. (9313)

Kelas : ES-C

JURUSAN EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
KEDIRI
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb  


     
Segala puji bagi Allah SWT berkat rahmat-Nya kami di berikan kesehatan untuk
menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan dan berkat ridho-Nya pula kami diberi kekuatan
untuk membuat makalah yang berjudul “Teori Bagi Hasil”   dalam rangka memenuhi
tugas mata kuliah Konsep dan Teknik Bagi Hasil.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat membaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena kami masih dalam tahap pembelajaran, tentunya kami secara sadar
mengakui masih banyak kekurangan, untuk itu kami mohon kritik dan sarannya untuk
membangun kesempurnaan makalah ini. Dan dalam hal ini kami memohon maaf apabila
terjadi kesalahan dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Amiin.

Kediri, Maret 2020

Penyusun
 
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah koperasi syari’ah di Indonesia tentunya tidak bisa kita lepaskan dari
sejarah koperasi konvensional di Indonesia, dimana dikatakan bahwa lahirnya koperasi di
Indonesia di latar belakangi oleh permasalahan yang sama yaitu menentang
individualisme dan kapitalisme secara fundamental. Memasuki orde reformasi peran
koperasi sangat jelas terutama saat krisis ekonomi berlangsung. Wacana ekonomi
kerakyatan kembali tampil ke permukaan, namun hal ini harus berhadapan dengan
kenyataan bahwa itu semua adalah pencitraan. Sedangkan untuk koperasi syari’ah tidak
diketahui secara pasti, kapan mulai berkembang di Indonesia.
Secara historis model koperasi yang berbasis nilai islam di Indonesia telah
diprakarsai oleh Paguyuban Dagang yang di kenal dengan SDI (Sarikat Dagang Islam)
oleh Haji Samanhudi di Solo Jawa Tengah yang menghimpun para anggotanya dari
pedagang batik yang beragama Islam. Lebih tepatnya pacsa reformasi semangat ekonomi
syari’ah dan koperasi syari’ah muncul kembali di negeri ini. Menurut data Kementrian
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah saat ini ada 3020 koperasi syari’ah di Indonesia
yang bergerak di berbagai macam kelembagaanya. Kelahiran koperasi syaria’ah di
Indonesia di landasi oleh keputusan menteri (Kepmen) Koperasi dan UKM Republik
Indonesia Nomor 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tanggal 10 September 2004 Tentang
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha koperasi Jasa Keuangan Syari’ah.
Dengan demikian dalam rangka mempercepat pertumbuhan dan perkembangan
koperasi syari’ah di Indonesia, kedepannya mutlak diperlukan adanya Undang-Undang
Koperasi Syari’ah tersendiri yang mampu mengakomodir percepatan dari koperasi
syari’ah itu sendiri. Modal awal dalam membentuk koperasi memang memerlukan
keberanian dan kesamaan visi dan misi dalam intern pendiri. Selain itu, mendirikan
koperasi syariah memerlukan perencanaan yang cukup bagus agar tidak terhenti di tengah
jalan.
  B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah berdirinya koperasi syari’ah ?


2. Apa definisi koperasi syari’ah ?
3. Apa asas dan landasan koperasi syariah ?
4. Apa tujuan koperasi syari’ah ?
5. Bagaimana prinsip-prinsip dalam koperasi syari’ah ?
6. Apa perbedaan koperasi syariah dengan badan usaha yang lain ?
7. Bagaimana kelebihan dan kekurangan koperasi syari’ah?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Koperasi Syari’ah


Dunia perkoperasian di Indonesia dimulai sejak tahun 1896. R. Aria Wiria
Atmadja menolong kaum priayi yang terjerat riba dan lintah darat. Ia merintis Bank
Simpanan (HulpSpaarbank) yang dianjurkan untuk diubah menjadi koperasi dan
menghidupkan sistem Lumbung Desa untuk pinjaman pada musim paceklik yang
nantinya ditingkatkan menjadi Koperasi Kredit Padi. Walaupun demikian, usahanya ini
mendapatkan rintangan dari pihak Belanda. Sejalan dengan perkembangan koperasi,
koperasi Indonesia mengalami pasang surut, bahkan di beberapa daerah, koperasi
dijadikan alat propaganda politik partai. Waktu itu, hingga akhir 1946 terdapat sebanyak
2.500 koperasi. Koperasi-koperasi inilah yang berada di bawah kontrol pemerintah.1
Kongres Pertama Koperasi Seluruh Indonesia dilaksanakan pada tanggal 11-14
Juli 1947 bertempat di Pabrik Tenun Perintis milik Pusat Koperasi Kabupaten
Tasikmalaya, Jawa Barat menetapkan tanggal 12 Juli sebagai “Hari Koperasi”. Pada
perkembangan selanjutnya, koperasi mengalami perkembangan pesat dari segi kuantitatif
tetapi dari segi kualitatif mengalami banyak penurunan dan terdapat banyak kelemahan.
Di tahun 2010, kira-kira 85,1% dari 240.271.522 penduduk Indonesia adalah pemeluk
Islam, 9,2% Protestan, 3,5% Katolik,1,8% Hindu, dan 0,4% Buddha. Umat Islam menjadi
mayoritas dan menjalankan perekonomian dengan prinsip-prinsip syariah yang membawa
manfaat dan keringanan bagi masyarakat luas menjadi hal yang wajar. Perkembangan
ekonomi Islam atau yang lazim dikenal dengan ekonomi syariah di Indonesia
berlangsung begitu pesat.2
Koperasi berbasis Islam di Indonesia sudah ada sejak awal di dirikannya SDI
(Serikat Dagang Islam) di Solo, jawa tengah. Serikat dagang islam selanjutnya menjadi
serikat islam yang cenderung bernuansa politik. Setelah SDI mengkonsentrasikan

1
Andjar Pachta.W, dkk., Hukum Koperasi Indonesia: Pemahaman, Regulasi, Pendidikan, dan Modal
Usaha, (Jakarta:Kencana, 2008), 58
2
Khotibul Umam, Hukum Ekonomi Islam: Dinamika dan Perkembangan di Indonesia, (Yogyakarta:Insan
Lib, 2009), 1.
perjuangannya dibidang politik, koperasi syariah tidak terdengar lagi di Indonesia, baru
sekitar tahun 1990 koperasi syariah mulai muncul lagi di Indonesia.3
Tahun 1990 barulah terdengar kembali gaung dari koperasi berbasis syariah.
Bangunan ekonomi islami didasarkan atas lima nilai universal, yakni: tauhid (keimanan),
‘Adl(keadilan), nubuwwah(kenabian), khilafah (pemerintahan), ma’ad (hasil).4
Kelahiran Koperasi syariah di indonesia dilandasi oleh ketentuan keputusan
menteri(kepmen) koperasi dan UKM Republik Indonesia Nomor
91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tanggal 10 September 2004 Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah. Dengan adanya sistem ini, membantu
koperasi serba usaha di Indonesia memiliki Unit Jasa Keuangan Syariah. Berdasarkan
surat keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
indonesia No: 91/Kep/M.KUKM/IX/2004.5

B. Definisi Koperasi Syari’ah


Dilihat dari segi bahasa, secara umum koperasi berasal dari kata Latin yaitu Cum
yang berarti dengan dan Aperari yang berarti bekerja. Dari dua kata ini, dalam bahasa
Inggris dikenal istilah Codan Operation, yang dalam bahasa Belanda disebut dengan
istilah Cooperatieve Vereneging yang berarti bekerja bersama dengan orang lain untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.6 Sedangkan secara etimologi, Koperasi ialah suatu
perkumpulan atau organisasi yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum yang
bekerja sama dengan penuh kesadaran untuk meningkatkan kesejahteraan anggota atas
dasar sukarela secara kekeluargaan.7
Kata CoOperation kemudian diangkat menjadi istilah ekonomi sebagai Koperasi
yang dibakukan menjadi suatu bahasa ekonomi yang dikenal dengan istilah koperasi,
yang berarti organisasi ekonomi dengan keanggotaan yang sifatnya sukarela Oleh karena
itu, koperasi adalah suatu perkumpulan atau organisasi ekonomi yang beranggotakan
orang-orang atau badan-badan, yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai
anggota menurut peraturan yang ada dengan bekerjasama secara kekeluargaan

3
Danang Sunyoto, Studi Kelayakan Bisnis,(Yogyakarta: CAPS, 2005),473
4
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islami: Edisi Ketiga, (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2007), 34.
5
Danang Sunyoto, Studi Kelayakan Bisnis, 474
6
R.T. Sutantya Rahardja Hadhikusuma, Hukum Koperasi Indonesia, (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2005) , 1
7
R.T.Sutantya Rahardja Hadikusuma,Hukum Koperasi Indonesia cet. II, 1
menjalankan suatu usaha dengan tujuan mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para
anggotanya.8
Berdasarkan International Cooperative Alliance (ICA) atau Perserikatan Koperasi
Internasional dalam buku “TheCooperativePrinciples” karangan P.E.Weraman
memberikan definisi sebagai berikut, “Koperasi adalah kumpulan orang-orang atau badan
hukum yang bertujuan untuk perbaikan sosial ekonomi anggotanya dengan memenuhi
kebutuhan anggotanya dengan jalan saling membantu antara satu dengan yang lainnya
dengan cara membatasi keuntungan, usaha tersebut harus didasarkan atas prinsip-prinsip
koperasi”. Didalam UU No.25 Tahun1992 disebutkan bahwa, “koperasi adalah badan
usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar atas azas kekeluargaan”.9
Sedangkan koperasi syariah didefinisikan sebagai berikut :
1) Koperasi jasa keuangan syariah selanjutnya disebut KJKS, yaitu koperasi yang
kegiatan usahannya bergerak dibidang pembiayaan, investasi, dan simpanan
sesuai pola bagi hasil (syariah).
2) Unit Jasa Keuangan Syariah selanjutnya disebut UJKS, yaitu unit koperasi yang
bergerak dibidang usaha pembiayaan, Investasi dan simpanan dengan
polabagihasil (syariah) sebagai bagian dari kegiatan koperasi yang bersangkutan.10
Koperasi Syariah merupakan badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau
badan usaha yang melandaskan kegiatannya pada prinsip syariah atau bagi hasil dan
berdasarkan atas azas kekeluargaan. Koperasi syariah adalah sebuah lembaga ekonomi
kerakyatan yang berusaha membangun kegiatan usaha produktif dan infestasi dalam
rangka menumbuh kembangkan dan meningkatkan kegiatan ekonomi pengusaha kecil
berdasarkan prinsip syariah dan koperasi11
Koperasi syariah adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip syariah sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi syariah
8
Nindyo Pramono, Beberapa Aspek Koperasi pada Umumnya dan Koperasi Indonesia Di
Dalam Perkembangan, (Yogyakarta: TPK Gunung Mulia, 1986), 9.
9
Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, Koperasi Teori dan Praktik, (Jakarta: Erlangga, 2001), 16
10
Danang Sunyoto, Studi Kelayakan Bisnis, 474
11
Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), 37
dikendalikan secara bersama oleh seluruh anggotanya, di mana setiap anggota memiliki
hak suara yang sama dalam setiap keputusan yang diambil koperasi. Pembagian
keuntungan koperasi (biasa disebut Sisa Hasil Usaha atau SHU) dihitung berdasarkan
andil anggota tersebut dalam koperasi.12
Menurut Kementrian Koperasi UKM RI tahun 2009 pasal 1, menyatakan bahwa
Koperasi jasa keuangan syariah adalah koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di
bidang pembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai dengan pola bagi hasil (syariah).
Ahmad Ifham menyatakan bahwa usaha koperasi syariah meliputi kegiatan usaha
yang halal, baik dan bermanfaat (thayib) serta menguntungkan dengan sistem bagi hasil,
dan tidak riba. Untuk menjalankan fungsi perannya, koperasi syariah menjalankan usaha
sebagaimana tersebut dalam sertifikasi usaha koperasi. Usaha-usaha yang
diselenggarakan koperasi syariah harus dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.13
Koperasi syariah merupakan gerakan ekonomi kerakyatan yang berlandaskan
kegiatannya pada prinsip syariah dan prinsip koperasi yang berasas kekeluargaan. Konsep
dan filosofi syariah yaitu adanya prinsip profit sharing atau bagi hasil dan interest free
yang menerangkan penerapan bunga dalam transaksi keuangan. Selain itu didalam
ekonomi syariah juga dikenal dengan prinsip employee participation
(partisipasikaryawan), dimana semua karyawan ikut memiliki perusahaan (koperasi) dan
mendapatkan keuntungan seimbang dari laba yang dicapai perusahaan. Sistem seperti ini
membuat para karyawan merasa ikut memiliki perusahaan (Koperasi) dan memiliki
tanggungjawab yang lebih besarterhadap kelangsungan perusahaan, sehingga lebih
menjamin keberlanjutan usaha.

C. Asas Koperasi Syari’ah


Asas-asas yang menjadi landasan bagi operasional koperasi di Indonesia terdiri
dari:
12
Sri Redjeki Hartono, Peran Hukum Ekonomi dalam Penguatan Kelembagaan LKMS,( Semarang : Fakultas
Hukum Undip, 2007)hlm.24-26
13
Sholihin, A.I., Buku Pintar Ekonomi Syariah,(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,2010)hlm.15-16
a. Saling tolong-menolong
b. Tanggung jawab
c. Keadilan
d. Ekonomis
e. Demokratis
f. Kemerdekaan
g. pendidikan14
Landasan Koperasi Syari’ah
a. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik
Indonesia Nomor 35.2/PER/M.KUM/X/2007 tentang Pedoman Standar
Operasional Manajemen Koperasi Jasa Keuangan Syariah.
b. Koperasi syariah berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar tahun 1945.
c. Kopersi syariah berazaskan kekeluargaan.
d. Koperasi syariah berlandaskan syariah Islam yaitu Al-Qur’an dan as-Sunnah
dengan saling tolong menolong (ta’awun) dan saling menguatkan (takaful). 15

D. Tujuan Koperasi Syari’ah


Tujuan dari koperasi syariah adalah untuk Meningkatkan kesejahteraan anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta turut membangun tatanan
perekonomian yang berkeadilan sesuai dengan prinsip prinsip islam.
1. Membantu meningkatkan dan mengembangkan potensi umat dalam program
pengentasan kemiskinan.
2. Menciptakan sumber pembiayaan dan penyediaan modal bagi anggota
denganprinsipsyari‟ah.
3. Mengembangkan sikap hemat dan mendorong kegiatan gemar menabung.
4. Meningkatkan wawasan dan kesadaran umat tentang sistem dan pola perekonomian
Islam.
5. Membantu para pengusaha lemah untuk mendapatkan modal pinjaman.

14
Ropi Marlina dan Yola Yunisa Pratami, Koperasi Syirkah Sebagai Solusi Penerapan Akad Syirkah Yang Sah,
Amwaluna: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah Vol. 1 No.2 (Juli, 2017), hal. 268.
15
Kasmir, Bank & lembaga keuangan lainnya,(Divisi Buku Perguruan Tinggi : RajaGrafindo Persada,2001)hlm.27
6. Menjadi lembaga keuangan alternatif yang dapat menopang percepatan pertumbuhan
ekonomi nasional.16
Tujuan koperasi syariah menurut Nur S. Buchori, yaitu mensejahterakan ekonomi
anggotanya sesuai norma dan moral Islam, menciptakan persaudaraan dan keadilan
sesama anggota, pendistribusian pendapatan dan kekayaan yang merata sesama anggota
berdasarkan kontribusinya, kebebasan pribadi dalam kemaslahatan sosial yang
didasarkan pada pengertian bahwa manusia diciptakan hanya untuk tunduk pada Allah,
meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya
serta turut membangun tatanan perekonomian yang berkeadilan sesuai dengan prinsip
Islam.17
Jadi tujuan koperasi syariah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta turut membangun tatanan
perekonomian yang berkeadilan sesuai dengan prinsip-prinsip islam.18

E. Prinsip-Prinsip Koperasi Syari’ah


Prinsip-prinsip koperasi sebagai berikut:
a. Keanggotaan yang sukarela dan terbuka
Koperasi adalah organisasi yang bersifat sukarela, terbuka bagi semua orang yang
bersedia menggunakan jasa-jasanya dan bersedia menerima tanggung jawab
keanggotaannya, tanpa membedakan jenis kelamin, latarbelakang sosial, ras, politik
dan agama.
b. Pengawasan demokratis oleh anggota
Koperasi adalah organisasi yang demokratis yang diawasi oleh para anggotanya,
yang secara aktif menetapkan kebijakan dan membuat keptusan. Pria dan wanita yang
dipilih sebagai wakil anggota bertanggung jawab kepada rapat anggota.
c. Partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi
Para anggota memberikan kontribusi permodalan koperasi secara adil dan
melakukan pengawasan secara demokratis (Terhadap modal tersebut).
16
Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil,(Bandung:Pustaka Setia, 2013), 35
17
Buchori, N.S., Koperasi dalam Perspektif Ekonomi Syari’ah. MASLAHAH (Jurnal Hukum Islam dan Perbankan
Syariah), 2010. 1(1): p. 93115.
18
Triana Sofiani, Kontruksi Norma Hukum Koperasi Syariah Dalam Kerangka Sistem Hukum Koperasi Nasional,
Jurnal Hukum Islam (JHI) Volume 12, Edisi Desember, 2014, hal. 137.
d. Kerja sama antar koperasi
Koperasi melayani anggotanya secara kolektif dan memperkuat gerakan koperasi
dengan bekerja sama melalui organisasi koperasi tingkat lokal, nasional, regional dan
internasional.
e. Kepedulian terhadap masyarakat
Koperasi melakukan kegiatan untuk pengembangan masyarakat sekitarnya secara
berkelanjutan, melalui kebijakan-kebiajakan yang diputuskan oleh rapat anggota.19
Prinsip Koperasi Syariah, antara lain:
1. Kekayaan adalah amanah Allah swt yang tidak dapat dimiliki oleh
siapapun secara mutlak
2. Manusia diberi kebebasan bermu’amalah selama bersama dengan
ketentuan syariah
3. Manusia merupakan khalifah Allah dan pemakmur di muka bumi
4. Menjunjung tinggi keadian serta menolak setiap bentuk ribawi dan
pemusatan sumber dana ekonomi pada segelintir orang atau sekelompok
orang saja.

Prinsip- Prinsip dasar lainnya, antara lain:

1. Larangan melakukan perbuatan maysir, yaitu segala bentuk spekulasi


judi (gambling) yang mematikan sektor riil dan tidak produktif
2. Larangan praktik usaha yang melanggar kesusilaan dan norma sosial
3. Larangan gharar yaitu segala transaksi yang tidak transparan dan tidak
jelas sehingga berpotensi merugikan salah satu pihak
4. Larangan haram yaitu objek transaksi dan proyek usaha yang diharamkan
syariah
5. Larangan riba yaitu segala bentuk distorsi mata uang menjadi komoditas
dengan mengenakan tambahan (bunga) pada transaksi kredit atau
pinjaman dan pertukaran/barter lebih antar barang ribawi sejenis.
Pelarangan riba ini mendorong usaha yang berbasis kemitraan dan
kenormalan bisnis, disamping menghindari praktik pemerasan, eksploitasi

19
Notohamidjojo, Rahasia Hukum, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1973) hlm. 46.
dan pendzaliman oleh pihak yang memiliki posisi tawar tinggi terhadap
pihak yang berposisi tawar rendah
6. Larangan ihtikar yaitu penimbunan dan monopoli barang dan jasa untuk
tujuan permainan harga
7. Larangan melakukan segala bentuk transaksi dan usaha yang
membahayakan individu maupun masyarakat serta bertentangan dengan
maslahat dalam maqashid syari’ah.20

F. Perbedaan Koperasi Syari’ah dengan Badan Usaha Lain

Perbedaan Koperasi syariah Koperasi konvensional


Pembiayaan Menerapkan sistem bagi Menerapkan bunga yang
hasil untuk nasabah yang dibebankan kepada para
meminjam dana peminjam atau nasabah
Aspek pengawasan Pengawasan terhadap kinerja Hanya melakukan
dan juga pengawasan syariah pengawasan terhadap
kinerjanya saja
Penyaluran produk koperasi konvensional
koperasi syariah tidak
dalam penyaluran
mengkreditkan barang-
barangnya, sehingga produknya melakukan
transaksi jual beli atau yang
sistem kredit barang
sering disebut dengan
murabahah berlaku pada maupun uang dan
koperasi
membebankan bunga
syariah, uang atau barang
kepada nasabah, intinya
yang dipinjamkan kepada
yaitu koperasi berbasis
para peminjam tidak
konvensional ini tidak
dibebankan bunga,
mau menanggung barang
melainkan bagi hasil yang
atau uang yang digunakan
diterapkan pada koperasi
para nasabah dalam
syariah ini jika nasabah
usahanya jika mengalami
mengalami kerugian maka
kerugian atau keuntungan,
20
Sri Redjeki Hartono, Peran Hukum Ekonomi dalam Penguatan Kelembagaan LKMS, 96
koperasi akan mengurangkan peminjam harus tetap
pengembalian uang dan mengembalikan dana
sebaliknya. sebesar yang dipinjam
ditambah dengan beban
bunga yang sudah
ditetapkan sebelumnya.
Fungsi sebagai koperasi syariah ini usahanya koperasi konvensional
lembaga zakat sebagai penerima dan tidak menjadikan
penyalur zakat & nasabah usahanya sebagai
diwajibkan untuk penerima dan penyalur
mengeluarkan zakat zakat.21

G. Kelebihan dan Kekurangan Koperasi Syari’ah


 Kelebihan Koperasi
1. Mengutamakan kepentingan anggota
Dalam koperasi lebih mementingkan kepentingan anggota dibandingkan
dengan individu. Karena tanpa adanya anggota, koperasi tidak akan berjalan
dengan baik.
2. Anggota koperasi berperan sebagai produsen dan konsumen
Anggota dalam koperasi harus berperan secara ganda agar koperasi
berjalan dengan baik dan lancar. Anggota harus rajin melakukan peminjaman
kepada koperasi dan harus aktif dalam penyimpanan dana koperasi
3. Dasar sukarela dan terbuka
Maksudnya adalah orang yang masuk menjadi anggota koperasi atau
terhimpun dalam anggota koperasi atas dasar sukarela atau keinginannya sendiri
untuk memperbaiki taraf hidupnya bukan paksaan dari orang lain. Dan koperasi
juga terbuka bagi siapa saja yang ingin bergabung dengan koperasi.
4. Prinsip pengelolaan dalam koperasi bertujuan untuk menumpuk laba guna
kepentingan anggota

21
Dewi Agustya Ningsih dan Ani Hayatul Masruroh, Analisis Perbandingan Sistem Pemberian Kredit Pada
Koperasi Syariah Dan Koperasi Konvensional (Jurnal PETA Vol. 3 No. 1, Januari 2018) , 89.
Maksudnya yaitu sisa hasil usaha atau laba yang dihasilkan oleh koperasi
akan dibagikan kepada anggota-anggotanya. Misanya koperasi pertanian
mendirikan usaha penggilingan padi.
5. Badan usaha yang sesuai dengan sikap bangsa Indonesia
Orang indonesia memiliki sikap kekeluargaan serta gotong royong antar
anggota masyarakat. maka dari itu koperasi sangat cocok diterapkan di Indonesia.
6. Pelaksana demokrasi ekonomi pada masyarakat yang memiliki pendapatan
atau penghasilan yang rendah
Koperasi bertujuan untuk meningkatkan taraf hidupa masyarakat, dengan
itu maka koperasi sangat cocok bagi masyarakat yang memiliki penghasilan
rendah
7. Setiap anggota memiliki hak suara yang sama
Setiap anggota koperasi memiliki hak suara yang sama dan tidak adanya
diskriminasi sesuai dengan besarnya modal yang dimiliki
8. Memiliki kemudahan dalam mendapatkan modal usaha
Dalam koperasi, modal didapatkan dari anggota-anggotanya sehingga
sangat mudah untuk mendapatkan laba tersebut.
9. Besarnya simpanan wajib dan simpanan poko tidak memberatkan anggota
Besarnya simpanan wajib dan pokok tidak memberatkan anggotanya,
karena sesuai dengan kemampuan anggota-anggotanya.
10. Meningkatkan kesejahteraan anggota bukan untuk mencari keuntungan
Koperasi memiliki tujuan untuk mensejahterakan anggota-anggotanya
sehingga tidak ada maksud dari koperasi tersebut untuk memperoleh keuntungan
dari anggotanya.

 Kekurangan Koperasi
1. Rendahnya kesadaran berkoperasi pada anggota
Tidak semua anggota memiliki kesadaran yang penuh dalam melakukan
kegiatan koperasi. Misalnya seperti tidak menyetorkan iuran wajib dan tidak
menjalankan kewajiban dan haknya dalam melakukan kegiatan koperasi tersebut.
2. Memiliki daya saing yang lemah
Jika koperasi dibandingkan dengan badan usaha besar lainnya, maka
koperasi jauh lebih kecil dibandingkan badan usaha tersebut
3. Terbatasnya modal dan sulit untuk mendapatkan modal
Koperasi yang baru berdiri maka memiliki modal yang terbatas dan sulit
untuk mendapatkan modal banyak
4. Kurangnya kemampuan tenaga profesional dalam pengelolaan koperasi
Sumber daya manusia yang tersedia terkadang kurang memiliki keahlian
sehingga mengakibatkan kurangnya kerja sama antar pengurus, pengelola,
pengawas, dan anggotanya. Kurangnya kemampuan dalam pengurusan juga dapat
memperlambat dalam majunya koperasi tersebut
5. Konflik kepentingan
Setiap anggota koperasi pasti memiliki kepentingannya masing-masing
sehingga terkadang akan menimbulkan konflik antar anggota koperasi.22
 Kelebihan Koperasi Syariah

1. Berperan serta aktif ikut memerangi riba


2. Memberikan solusi & membantu kaum muslimin yang membutuhkan
untuk berlepas diri dari jebakan riba.
3. Mendapatkan keuntungan dari bagi hasil SHU tiap tahun jika koperasi
mendapatkan untung, demikian sebaliknya.
4. Bagi anggota koperasi pembagian keuntungan SHU hingga 3 lapis, yakni :
a. sebagai anggota (aktif atau kurang aktif)
b. sebagai partisipasi anggota aktif
c. sebagai marketing koperasi (penjamin perantara)

22
Maila Niamas,”Kelebihan dan Kekurangan Koperasi”,https://ww.akutansilengkap.com/ekonomi/kelebihan-dan-
kekurangan-koperasi/#kelebihan-koperasi, pada tanggal 29 September 2019,pukul 22:24
5. Persentase margin bagi hasil koperasi syariah dapat bersaing bahkan
persentase bagi hasil SHU yang kami bagikan periode tahun 2012 – 2015
melebihi deposito tahunan diperbankan.
6. Ikut dakwah karena sebagian dari keuntungan koperasi akan digunakan
untuk kegiatan dakwah dan sosial.23

 Kekurangan koperasi syariah

1. Koperasi syariah umumnya banyak yang berkinerja buruk


2. Modal yang dimiliki terbatas.
3. Daya saing lemah.24

23
Koperasi, https://kopsyahmtb.com/keuntungan-kelebihan-koperasi-syariah/ ,pada tanggal 27 September
2019,pukul 18:09
24
Mualama Team, https://muamala.net/kelebihan-dan-kekurangan-koperasi/ ,pada tanggal 27 September
2019,pukul 18:15
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dunia perkoperasian di Indonesia dimulai sejak tahun 1896. R. Aria Wiria


Atmadja menolong kaum priayi yang terjerat riba dan lintah darat. Ia merintis Bank
Simpanan (HulpSpaarbank) yang dianjurkan untuk diubah menjadi koperasi dan
menghidupkan sistem Lumbung Desa untuk pinjaman pada musim paceklik yang
nantinya ditingkatkan menjadi Koperasi Kredit Padi. Walaupun demikian, usahanya ini
mendapatkan rintangan dari pihak Belanda. Sejalan dengan perkembangan koperasi,
koperasi Indonesia mengalami pasang surut, bahkan di beberapa daerah, koperasi
dijadikan alat propaganda politik partai. Waktu itu, hingga akhir 1946 terdapat sebanyak
2.500 koperasi. Koperasi-koperasi inilah yang berada di bawah kontrol pemerintah.
Koperasi Syariah merupakan badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau
badan usaha yang melandaskan kegiatannya pada prinsip syariah atau bagi hasil dan
berdasarkan atas azas kekeluargaan. Koperasi syariah adalah sebuah lembaga ekonomi
kerakyatan yang berusaha membangun kegiatan usaha produktif dan infestasi dalam
rangka menumbuh kembangkan dan meningkatkan kegiatan ekonomi pengusaha kecil
berdasarkan prinsip syariah dan koperasi.
Asas-asas yang menjadi landasan bagi operasional koperasi di Indonesia terdiri
dari: Saling tolong-menolong, Tanggung jawab, Keadilan, Ekonomis, Demokratis,
Kemerdekaan, Pendidikan. Koperasi syariah berlandaskan Pancasila dan Undang-undang
Dasar tahun 1945. Kopersi syariah berazaskan kekeluargaan. Koperasi syariah
berlandaskan syariah Islam yaitu Al-Qur’an dan as-Sunnah dengan saling tolong
menolong (ta’awun) dan saling menguatkan (takaful).
Tujuan koperasi syariah menurut Nur S. Buchori, yaitu mensejahterakan ekonomi
anggotanya sesuai norma dan moral Islam, menciptakan persaudaraan dan keadilan
sesama anggota, pendistribusian pendapatan dan kekayaan yang merata sesama anggota
berdasarkan kontribusinya, kebebasan pribadi dalam kemaslahatan sosial yang
didasarkan pada pengertian bahwa manusia diciptakan hanya untuk tunduk pada Allah,
meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya
serta turut membangun tatanan perekonomian yang berkeadilan sesuai dengan prinsip
Islam.
Prinsip Koperasi Syariah, antara lain : Kekayaan adalah amanah Allah swt yang
tidak dapat dimiliki oleh siapapun secara mutlak, Manusia diberi kebebasan
bermu’amalah selama bersama dengan ketentuan syariah, Manusia merupakan khalifah
Allah dan pemakmur di muka bumi, Menjunjung tinggi keadian serta menolak setiap
bentuk ribawi dan pemusatan sumber dana ekonomi pada segelintir orang atau
sekelompok orang saja.

Koperasi Syari’ah: Menerapkan sistem bagi hasil untuk nasabah yang meminjam
dana, koperasi syariah tidak mengkreditkan barang- barangnya, sehingga transaksi jual
beli atau yang sering disebut dengan murabahah berlaku pada koperasi syariah, uang atau
barang yang dipinjamkan kepada para peminjam tidak dibebankan bunga, melainkan bagi
hasil yang diterapkan pada koperasi syariah ini jika nasabah mengalami kerugian maka
koperasi akan mengurangkan pengembalian uang dan sebaliknya. Sedangkan pada
Koperasi Konvensional: Menerapkan bunga yang dibebankan kepada para peminjam atau
nasabah, koperasi berbasis konvensional ini tidak mau menanggung barang atau uang
yang digunakan para nasabah dalam usahanya jika mengalami kerugian atau keuntungan,
peminjam harus tetap mengembalikan dana sebesar yang dipinjam ditambah dengan
beban bunga yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Kelebihan Koperasi Syariah: Berperan serta aktif ikut memerangi riba,


Memberikan solusi & membantu kaum muslimin yang membutuhkan untuk berlepas diri
dari jebakan riba, Mendapatkan keuntungan dari bagi hasil SHU tiap tahun, Bagi anggota
koperasi pembagian keuntungan SHU hingga 3 lapis, Persentase margin bagi hasil
koperasi syariah dapat bersaing, dan Ikut dakwah karena sebagian dari keuntungan
koperasi akan digunakan untuk kegiatan dakwah dan sosial. Kekurangan koperasi
syariah: Koperasi syariah umumnya banyak yang berkinerja buruk, Modal yang dimiliki
terbatas, Daya saing lemah.
DAFTAR PUSTAKA

1. Pachta.W, Andjar. 2008. Hukum Koperasi Indonesia: Pemahaman, Regulasi,


Pendidikan, dan Moda Usaha. Jakarta. Kencana
2. Umam, Khotibul. 2009. Hukum Ekonomi Islam: Dinamika dan Perkembangan di
Indonesia. Yogyakarta. InsanLib
3. Sunyoto,Danang. 2005. Studi Kelayakan Bisnis. Yogyakarta. CAPS.
4. A. Karim,Adiwarman. 2007. Ekonomi Mikro Islami: Edisi Ketiga. Jakarta. PT
RajaGrafindo Persada.
5. Rahardja Hadhikusuma, R.T. Sutantya. 2005. Hukum Koperasi Indonesia,. Jakarta. PT
RajaGrafindo Persada.
6. Pramono,Nindyo. 1986. Beberapa Aspek Koperasi pada Umumnya dan Koperasi
Indonesia Di Dalam Perkembangan. Yogyakarta. TPK Gunung Mulia.
7. Sitio,Arifin dan Tamba,Halomoan. 2001. Koperasi Teori dan Praktik. Jakarta. Erlangga.
8. Rodoni,Ahmad dan Hamid,Abdul. 2008. Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta. Zikrul
Hakim.
9. Hartono,Sri Redjeki. 2007. Peran Hukum Ekonomi dalam Penguatan Kelembagaan
LKMS. Semarang. Fakultas Hukum Undip.
10. Sholihin, A.I. 2010. Buku Pintar Ekonomi Syariah. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.
11. Marlina,Ropi dan Yunisa Pratami,Yola. 2017. Koperasi Syirkah Sebagai Solusi
Penerapan Akad Syirkah Yang Sah, Amwaluna. Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah
Vol. 1 No.2. Juli.
12. Kasmir. 2001. Bank & lembaga keuangan lainnya. Divisi Buku Perguruan Tinggi.
RajaGrafindo Persada.
13. Hasan Ridwan,Ahmad. 2013. Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil. Bandung. Pustaka
Setia.
14. Buchori, N.S. 2010. Koperasi dalam Perspektif Ekonomi Syari’ah. MASLAHAH (Jurnal
Hukum Islam dan Perbankan Syariah). 1(1): p. 93115.
15. Sofiani,Triana. 2014. Kontruksi Norma Hukum Koperasi Syariah Dalam Kerangka
Sistem Hukum Koperasi Nasional. Jurnal Hukum Islam (JHI) Volume 12. Edisi
Desember.
16. Notohamidjojo. 1973. Rahasia Hukum. Jakarta. BPK Gunung Mulia.
17. Agustya Ningsih,Dewi dan Hayatul Masruroh,Ani. 2018. Analisis Perbandingan Sistem
Pemberian Kredit Pada Koperasi Syariah Dan Koperasi Konvensional .Jurnal PETA
Vol. 3 No. 1, Januari.
18. Niamas,Maila.”KelebihandanKekuranganKoperasi”,https://ww.akutansilengkap.com/eko
nomi/kelebihan-dankekurangan-koperasi/#kelebihan-koperasi, pada tanggal 29
September 2019,pukul 22:24
19. Koperasi,https://kopsyahmtb.com/keuntungan-kelebihankoperasisyariah/,pada tanggal 27
September 2019,pukul 18:09
20. Team,Mualama https://muamala.net/kelebihan-dan-kekurangan-koperasi/,pada tanggal
27 September 2019,pukul 18:15

Anda mungkin juga menyukai