Dosen Pengampu :
Sulistyowati, SHI., MEI
Kelompok 7 :
Kelas : ES-C
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah koperasi syari’ah di Indonesia tentunya tidak bisa kita lepaskan dari
sejarah koperasi konvensional di Indonesia, dimana dikatakan bahwa lahirnya koperasi di
Indonesia di latar belakangi oleh permasalahan yang sama yaitu menentang
individualisme dan kapitalisme secara fundamental. Memasuki orde reformasi peran
koperasi sangat jelas terutama saat krisis ekonomi berlangsung. Wacana ekonomi
kerakyatan kembali tampil ke permukaan, namun hal ini harus berhadapan dengan
kenyataan bahwa itu semua adalah pencitraan. Sedangkan untuk koperasi syari’ah tidak
diketahui secara pasti, kapan mulai berkembang di Indonesia.
Secara historis model koperasi yang berbasis nilai islam di Indonesia telah
diprakarsai oleh Paguyuban Dagang yang di kenal dengan SDI (Sarikat Dagang Islam)
oleh Haji Samanhudi di Solo Jawa Tengah yang menghimpun para anggotanya dari
pedagang batik yang beragama Islam. Lebih tepatnya pacsa reformasi semangat ekonomi
syari’ah dan koperasi syari’ah muncul kembali di negeri ini. Menurut data Kementrian
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah saat ini ada 3020 koperasi syari’ah di Indonesia
yang bergerak di berbagai macam kelembagaanya. Kelahiran koperasi syaria’ah di
Indonesia di landasi oleh keputusan menteri (Kepmen) Koperasi dan UKM Republik
Indonesia Nomor 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tanggal 10 September 2004 Tentang
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha koperasi Jasa Keuangan Syari’ah.
Dengan demikian dalam rangka mempercepat pertumbuhan dan perkembangan
koperasi syari’ah di Indonesia, kedepannya mutlak diperlukan adanya Undang-Undang
Koperasi Syari’ah tersendiri yang mampu mengakomodir percepatan dari koperasi
syari’ah itu sendiri. Modal awal dalam membentuk koperasi memang memerlukan
keberanian dan kesamaan visi dan misi dalam intern pendiri. Selain itu, mendirikan
koperasi syariah memerlukan perencanaan yang cukup bagus agar tidak terhenti di tengah
jalan.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
1
Andjar Pachta.W, dkk., Hukum Koperasi Indonesia: Pemahaman, Regulasi, Pendidikan, dan Modal
Usaha, (Jakarta:Kencana, 2008), 58
2
Khotibul Umam, Hukum Ekonomi Islam: Dinamika dan Perkembangan di Indonesia, (Yogyakarta:Insan
Lib, 2009), 1.
perjuangannya dibidang politik, koperasi syariah tidak terdengar lagi di Indonesia, baru
sekitar tahun 1990 koperasi syariah mulai muncul lagi di Indonesia.3
Tahun 1990 barulah terdengar kembali gaung dari koperasi berbasis syariah.
Bangunan ekonomi islami didasarkan atas lima nilai universal, yakni: tauhid (keimanan),
‘Adl(keadilan), nubuwwah(kenabian), khilafah (pemerintahan), ma’ad (hasil).4
Kelahiran Koperasi syariah di indonesia dilandasi oleh ketentuan keputusan
menteri(kepmen) koperasi dan UKM Republik Indonesia Nomor
91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tanggal 10 September 2004 Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah. Dengan adanya sistem ini, membantu
koperasi serba usaha di Indonesia memiliki Unit Jasa Keuangan Syariah. Berdasarkan
surat keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
indonesia No: 91/Kep/M.KUKM/IX/2004.5
3
Danang Sunyoto, Studi Kelayakan Bisnis,(Yogyakarta: CAPS, 2005),473
4
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islami: Edisi Ketiga, (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2007), 34.
5
Danang Sunyoto, Studi Kelayakan Bisnis, 474
6
R.T. Sutantya Rahardja Hadhikusuma, Hukum Koperasi Indonesia, (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2005) , 1
7
R.T.Sutantya Rahardja Hadikusuma,Hukum Koperasi Indonesia cet. II, 1
menjalankan suatu usaha dengan tujuan mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para
anggotanya.8
Berdasarkan International Cooperative Alliance (ICA) atau Perserikatan Koperasi
Internasional dalam buku “TheCooperativePrinciples” karangan P.E.Weraman
memberikan definisi sebagai berikut, “Koperasi adalah kumpulan orang-orang atau badan
hukum yang bertujuan untuk perbaikan sosial ekonomi anggotanya dengan memenuhi
kebutuhan anggotanya dengan jalan saling membantu antara satu dengan yang lainnya
dengan cara membatasi keuntungan, usaha tersebut harus didasarkan atas prinsip-prinsip
koperasi”. Didalam UU No.25 Tahun1992 disebutkan bahwa, “koperasi adalah badan
usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar atas azas kekeluargaan”.9
Sedangkan koperasi syariah didefinisikan sebagai berikut :
1) Koperasi jasa keuangan syariah selanjutnya disebut KJKS, yaitu koperasi yang
kegiatan usahannya bergerak dibidang pembiayaan, investasi, dan simpanan
sesuai pola bagi hasil (syariah).
2) Unit Jasa Keuangan Syariah selanjutnya disebut UJKS, yaitu unit koperasi yang
bergerak dibidang usaha pembiayaan, Investasi dan simpanan dengan
polabagihasil (syariah) sebagai bagian dari kegiatan koperasi yang bersangkutan.10
Koperasi Syariah merupakan badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau
badan usaha yang melandaskan kegiatannya pada prinsip syariah atau bagi hasil dan
berdasarkan atas azas kekeluargaan. Koperasi syariah adalah sebuah lembaga ekonomi
kerakyatan yang berusaha membangun kegiatan usaha produktif dan infestasi dalam
rangka menumbuh kembangkan dan meningkatkan kegiatan ekonomi pengusaha kecil
berdasarkan prinsip syariah dan koperasi11
Koperasi syariah adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip syariah sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi syariah
8
Nindyo Pramono, Beberapa Aspek Koperasi pada Umumnya dan Koperasi Indonesia Di
Dalam Perkembangan, (Yogyakarta: TPK Gunung Mulia, 1986), 9.
9
Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, Koperasi Teori dan Praktik, (Jakarta: Erlangga, 2001), 16
10
Danang Sunyoto, Studi Kelayakan Bisnis, 474
11
Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), 37
dikendalikan secara bersama oleh seluruh anggotanya, di mana setiap anggota memiliki
hak suara yang sama dalam setiap keputusan yang diambil koperasi. Pembagian
keuntungan koperasi (biasa disebut Sisa Hasil Usaha atau SHU) dihitung berdasarkan
andil anggota tersebut dalam koperasi.12
Menurut Kementrian Koperasi UKM RI tahun 2009 pasal 1, menyatakan bahwa
Koperasi jasa keuangan syariah adalah koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di
bidang pembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai dengan pola bagi hasil (syariah).
Ahmad Ifham menyatakan bahwa usaha koperasi syariah meliputi kegiatan usaha
yang halal, baik dan bermanfaat (thayib) serta menguntungkan dengan sistem bagi hasil,
dan tidak riba. Untuk menjalankan fungsi perannya, koperasi syariah menjalankan usaha
sebagaimana tersebut dalam sertifikasi usaha koperasi. Usaha-usaha yang
diselenggarakan koperasi syariah harus dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.13
Koperasi syariah merupakan gerakan ekonomi kerakyatan yang berlandaskan
kegiatannya pada prinsip syariah dan prinsip koperasi yang berasas kekeluargaan. Konsep
dan filosofi syariah yaitu adanya prinsip profit sharing atau bagi hasil dan interest free
yang menerangkan penerapan bunga dalam transaksi keuangan. Selain itu didalam
ekonomi syariah juga dikenal dengan prinsip employee participation
(partisipasikaryawan), dimana semua karyawan ikut memiliki perusahaan (koperasi) dan
mendapatkan keuntungan seimbang dari laba yang dicapai perusahaan. Sistem seperti ini
membuat para karyawan merasa ikut memiliki perusahaan (Koperasi) dan memiliki
tanggungjawab yang lebih besarterhadap kelangsungan perusahaan, sehingga lebih
menjamin keberlanjutan usaha.
14
Ropi Marlina dan Yola Yunisa Pratami, Koperasi Syirkah Sebagai Solusi Penerapan Akad Syirkah Yang Sah,
Amwaluna: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah Vol. 1 No.2 (Juli, 2017), hal. 268.
15
Kasmir, Bank & lembaga keuangan lainnya,(Divisi Buku Perguruan Tinggi : RajaGrafindo Persada,2001)hlm.27
6. Menjadi lembaga keuangan alternatif yang dapat menopang percepatan pertumbuhan
ekonomi nasional.16
Tujuan koperasi syariah menurut Nur S. Buchori, yaitu mensejahterakan ekonomi
anggotanya sesuai norma dan moral Islam, menciptakan persaudaraan dan keadilan
sesama anggota, pendistribusian pendapatan dan kekayaan yang merata sesama anggota
berdasarkan kontribusinya, kebebasan pribadi dalam kemaslahatan sosial yang
didasarkan pada pengertian bahwa manusia diciptakan hanya untuk tunduk pada Allah,
meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya
serta turut membangun tatanan perekonomian yang berkeadilan sesuai dengan prinsip
Islam.17
Jadi tujuan koperasi syariah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta turut membangun tatanan
perekonomian yang berkeadilan sesuai dengan prinsip-prinsip islam.18
19
Notohamidjojo, Rahasia Hukum, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1973) hlm. 46.
dan pendzaliman oleh pihak yang memiliki posisi tawar tinggi terhadap
pihak yang berposisi tawar rendah
6. Larangan ihtikar yaitu penimbunan dan monopoli barang dan jasa untuk
tujuan permainan harga
7. Larangan melakukan segala bentuk transaksi dan usaha yang
membahayakan individu maupun masyarakat serta bertentangan dengan
maslahat dalam maqashid syari’ah.20
21
Dewi Agustya Ningsih dan Ani Hayatul Masruroh, Analisis Perbandingan Sistem Pemberian Kredit Pada
Koperasi Syariah Dan Koperasi Konvensional (Jurnal PETA Vol. 3 No. 1, Januari 2018) , 89.
Maksudnya yaitu sisa hasil usaha atau laba yang dihasilkan oleh koperasi
akan dibagikan kepada anggota-anggotanya. Misanya koperasi pertanian
mendirikan usaha penggilingan padi.
5. Badan usaha yang sesuai dengan sikap bangsa Indonesia
Orang indonesia memiliki sikap kekeluargaan serta gotong royong antar
anggota masyarakat. maka dari itu koperasi sangat cocok diterapkan di Indonesia.
6. Pelaksana demokrasi ekonomi pada masyarakat yang memiliki pendapatan
atau penghasilan yang rendah
Koperasi bertujuan untuk meningkatkan taraf hidupa masyarakat, dengan
itu maka koperasi sangat cocok bagi masyarakat yang memiliki penghasilan
rendah
7. Setiap anggota memiliki hak suara yang sama
Setiap anggota koperasi memiliki hak suara yang sama dan tidak adanya
diskriminasi sesuai dengan besarnya modal yang dimiliki
8. Memiliki kemudahan dalam mendapatkan modal usaha
Dalam koperasi, modal didapatkan dari anggota-anggotanya sehingga
sangat mudah untuk mendapatkan laba tersebut.
9. Besarnya simpanan wajib dan simpanan poko tidak memberatkan anggota
Besarnya simpanan wajib dan pokok tidak memberatkan anggotanya,
karena sesuai dengan kemampuan anggota-anggotanya.
10. Meningkatkan kesejahteraan anggota bukan untuk mencari keuntungan
Koperasi memiliki tujuan untuk mensejahterakan anggota-anggotanya
sehingga tidak ada maksud dari koperasi tersebut untuk memperoleh keuntungan
dari anggotanya.
Kekurangan Koperasi
1. Rendahnya kesadaran berkoperasi pada anggota
Tidak semua anggota memiliki kesadaran yang penuh dalam melakukan
kegiatan koperasi. Misalnya seperti tidak menyetorkan iuran wajib dan tidak
menjalankan kewajiban dan haknya dalam melakukan kegiatan koperasi tersebut.
2. Memiliki daya saing yang lemah
Jika koperasi dibandingkan dengan badan usaha besar lainnya, maka
koperasi jauh lebih kecil dibandingkan badan usaha tersebut
3. Terbatasnya modal dan sulit untuk mendapatkan modal
Koperasi yang baru berdiri maka memiliki modal yang terbatas dan sulit
untuk mendapatkan modal banyak
4. Kurangnya kemampuan tenaga profesional dalam pengelolaan koperasi
Sumber daya manusia yang tersedia terkadang kurang memiliki keahlian
sehingga mengakibatkan kurangnya kerja sama antar pengurus, pengelola,
pengawas, dan anggotanya. Kurangnya kemampuan dalam pengurusan juga dapat
memperlambat dalam majunya koperasi tersebut
5. Konflik kepentingan
Setiap anggota koperasi pasti memiliki kepentingannya masing-masing
sehingga terkadang akan menimbulkan konflik antar anggota koperasi.22
Kelebihan Koperasi Syariah
22
Maila Niamas,”Kelebihan dan Kekurangan Koperasi”,https://ww.akutansilengkap.com/ekonomi/kelebihan-dan-
kekurangan-koperasi/#kelebihan-koperasi, pada tanggal 29 September 2019,pukul 22:24
5. Persentase margin bagi hasil koperasi syariah dapat bersaing bahkan
persentase bagi hasil SHU yang kami bagikan periode tahun 2012 – 2015
melebihi deposito tahunan diperbankan.
6. Ikut dakwah karena sebagian dari keuntungan koperasi akan digunakan
untuk kegiatan dakwah dan sosial.23
23
Koperasi, https://kopsyahmtb.com/keuntungan-kelebihan-koperasi-syariah/ ,pada tanggal 27 September
2019,pukul 18:09
24
Mualama Team, https://muamala.net/kelebihan-dan-kekurangan-koperasi/ ,pada tanggal 27 September
2019,pukul 18:15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Koperasi Syari’ah: Menerapkan sistem bagi hasil untuk nasabah yang meminjam
dana, koperasi syariah tidak mengkreditkan barang- barangnya, sehingga transaksi jual
beli atau yang sering disebut dengan murabahah berlaku pada koperasi syariah, uang atau
barang yang dipinjamkan kepada para peminjam tidak dibebankan bunga, melainkan bagi
hasil yang diterapkan pada koperasi syariah ini jika nasabah mengalami kerugian maka
koperasi akan mengurangkan pengembalian uang dan sebaliknya. Sedangkan pada
Koperasi Konvensional: Menerapkan bunga yang dibebankan kepada para peminjam atau
nasabah, koperasi berbasis konvensional ini tidak mau menanggung barang atau uang
yang digunakan para nasabah dalam usahanya jika mengalami kerugian atau keuntungan,
peminjam harus tetap mengembalikan dana sebesar yang dipinjam ditambah dengan
beban bunga yang sudah ditetapkan sebelumnya.