Anda di halaman 1dari 178

INDONESIA

Badan Amil Zakat Nasional

Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA

Prof. (H.C.) Dr. Zainulbah ar Noor, SE., M.Ec.

Muhammad Hasbi Zaenal, Ph.D

Direktorat Kajian dan Pengembangan ZIS DSKL Nasional

Pimpinan BAZNAS
Sekretaris BAZNAS
Deputi I Bidang Pengumpulan BAZNAS
Deputi II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS

Pusat Kajian Strategis – Badan Amil Zakat Nasional (Puskas BAZNAS)


Gedung Kebangkitan Zakat Jl. Matraman Raya No 134 Jakarta
Phone (021) 2289 7983
Email: baznas@baznas.go.id, dkpn@baznas.go.id

Hak Cipta dilindungi Undang-undang


Dilarang memperbanyak karya tulis ini dengan bentuk dan cara apapun tanpa izin
tertulis dari penerbit.

2023
Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA
H. Mokhamad Mahdum, SE., MIDEc., Ak., CA., CPA., CWM
Ir. H. Muhammad Nadratuzzaman Hosen, Ph.D
Prof. (H.C.) Dr. Zainulbahar Noor, SE., M.Ec
Hj. Saidah Sakwan, MA
H. Rizaludin Kurniawan, S.Ag., M.Si
Kolonel (Purn) Drs. Nur Chamdani
Achmad Sudrajat, LC., M.A
Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, M.Ag
Suminto, M.Sc., Ph.D.
Dr. Drs. H. Suhajar Diantoro, M.Si.
Dr. M. Arifin Purwakananta
Dr. M. Imdadun Rahmat, S.Ag., M.Si
Dr. H. Muchlis Muhammad Hanafi, LC., MA

Muhammad Hasbi Zaenal, Ph.D.

Dr. Muhammad Choirin, Lc., MA


Abdul Aziz Yahya Saoqi, M.Sc.
Nono Hartono, S.Pi, M.Si
Hidayaneu Farchatunnisa, S.E
Dita Anggraini, S.E
Herlin Harmaini, S.E.
Siti Maulida Adhiningsih, S.IP.
Khonsa Tsabita, M.Sc
Dion Saputra Arbi, S.E
Mutiara Sakinah, S.E.
Yuke Fatihaturrahmah, S.E.
Vici Amanda, S.E.
Qurroh Ayuniyyah, S.E, M.Ec, Ph.D.

Dr. Khalifah Muhamad Ali


Tita Nursyamsiah, MEc
Busaid, SP, MSi
Indah Fresmasari, SE

2023
Bismillahirrahmanirrahim
Pengumpulan zakat tahun 2022 berhasil mencapai target sebesar Rp22 Triliun. Upaya
ini merupakan suatu keberhasilan penting bagi BAZNAS sebagai lembaga pemerintah
non struktural dalam pengelolaan zakat maupun bagi masyarakat, para muzaki yang
dermawan, dan juga para mustahik yang menjadi penyokong perekonomian nasional
untuk meningkatkan kontribusi zakat bermanfaat besar bagi masyarakat luas.

Sepuluh tahun lebih setelah disahkannya Undang-Undang Pengelolaan Zakat yakni


Undang-Undang No.23 Tahun 2011, telah terjadi banyak kemajuan secara signifikan
bagi pengelolaan zakat di Indonesia. Hal ini terbukti dengan peningkatan
pengumpulan nasional, penggunaan teknologi yang terkini dalam pengelolaan zakat,
dan semakin beragamnya bentuk pemanfaatan dana zakat. Seiring dengan kemajuan
gerakan zakat tersebut, tentunya tantangan pengelolaannya juga semakin beragam.
Oleh karena itu, diperlukan adanya berbagai inovasi perzakatan agar pengelola zakat
dapat lebih responsif dengan berbagai situasi yang tidak terduga seperti pandemi
COVID-19 saat ini maupun ancaman resesi global tahun 2023 ini.

Pada lima tahun kedepan BAZNAS memiliki tujuan untuk dapat memperkuat posisi
BAZNAS sebagai Lembaga Pemerintah Non Struktural (LNS) pengelola zakat di
Indonesia. Terdapat lima hal yang perlu dilakukan penguatan yaitu penguatan
kelembagaan, penguatan manajemen, penguatan sumber daya manusia (SDM),
penguatan sarana prasarana, dan penguatan jaringan. Outlook Zakat Indonesia 2023
ini dibuat sebagai bentuk ikhtiar dalam penguatan kelembagaan BAZNAS dari sisi riset
dan penelitian.

Outlook Zakat Indonesia 2023 ini memuat perkembangan perekonomian global dan
Indonesia tahun 2022 serta prospek ekonomi Indonesia tahun 2023, kinerja
pengelolaan zakat tahun 2022, proyeksi pengelolaan zakat tahun 2023, dan arah
kebijakan dan target prioritas. Sebagai bentuk pertanggungjawaban bersama, kami
secara terbuka menerima kritik dan saran dari pelbagai pihak untuk menghasilkan
Outlook Zakat Indonesia yang lebih bermanfaat untuk umat di masa yang akan
datang.

Jakarta, Januari 2023/Jumadil Akhir 1444 H

2023
Bismillahirrahmanirrahim
Berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat
nasional, peran BAZNAS sebagai lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah untuk
membangun ekosistem perzakatan zakat nasional memiliki tanggung jawab yang besar
untuk mensinergikan seluruh stakeholder zakat. BAZNAS harus dapat mengoptimalkan
potensi zakat sehingga dibutuhkan manajemen pengelolaan zakat yang terstruktur dan
sistematis. Sebagai Lembaga Utama dalam Menyejahterakan Umat, seluruh upaya
tersebut ditujukan untuk mensejahterakan mustahik, menekan angka kemiskinan dan
mengurangi ketimpangan di tengah masyarakat. Hal ini dapat tercapai dengan tetap
menjunjung tinggi prinsip 3 Aman, yaitu: Aman Syari’i, Aman Regulasi, dan Aman NKRI.

Seiring dengan menurunnya pandemi COVID-19 global, dunia kemudian dihadapi


dengan ancaman resesi tahun 2023. Oleh karena itu, pengelolaan zakat nasional tetap
dilakukan secara optimis dengan tetap waspada terhadap perkembangan ekonomi
nasional. BAZNAS tetap optimis Sebagai koordinator perzakatan nasional di Indonesia,
untuk semakin memperkuat dan mengembangkan ekosistem manajemen perzakatan di
Indonesia, secara spesifik terkait pemulihan ekonomi pasca pandemi dan antisipasi
gejolak ekonomi global. Kami harap melalui Outlook Zakat Indonesia 2023, stakeholders
zakat akan memperoleh gambaran yang jelas terkait proyeksi pengelolaan zakat tahun
2023 maupun arah kebijakan dan target prioritas pengelolaan zakat.

Oleh karena itu, melalui data dan hasil survei riset Direktorat Kajian dan Pengembangan
BAZNAS ini yang dipaparkan melalui Outlook Zakat Indonesia 2023, kami berharap ini
dapat menjadi suatu tolak ukur dan dasar ilmiah bagi regulasi dan program sosio-ekonomi
di masa mendatang dan mempercepat pemulihan kondisi sosio-ekonomi Indonesia. Kami
harap Outlook Zakat Indonesia 2023 akan memperkuat dan semakin mensinergikan
pengelolaan zakat di nusantara. Pemulihan sosio-ekonomi pasca pandemi menjadi hal
yang sangat penting, namun kesejahteraan umat adalah prioritas utama BAZNAS.
Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi kemajuan zakat.

Jakarta, Januari 2023/Jumadil Akhir 1444 H

2023
Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahirabbil’alamin segala puji serta syukur kita panjatkan kehadirat Allah


SWT. Berkat rahmat dan karunia-Nya pada awal tahun 2023 ini Direktorat Kajian dan
Pengembangan BAZNAS kembali meluncurkan Outlook Zakat Indonesia yang ketujuh
kalinya, yakni Outlook Zakat Indonesia 2023. Direktorat Kajian dan Pengembangan
BAZNAS (DKPN) insya Allah akan selalu berupaya dalam menyajikan beragam kajian
dan riset, laporan dan prediksi pengelolaan zakat nasional yang diharapkan dapat
menjadi acuan dan sumber informasi bagi para stakeholders perzakatan Indonesia,
khususnya dalam mengoptimalkan potensi pengelolaan zakat di negeri ini agar upaya
kita bersama dalam mengurangi kemiskinan dan kesenjangan ekonomi dapat
dimaksimalkan dengan hadirnya BAZNAS sebagai pengelola perzakatan nasional.

Pada Outlook Zakat Indonesia 2023 ini, dipaparkan perkembangan terkini


pengelolaan zakat dalam bentuk kajian implementasi seperti Survei Nasional BAZNAS
Daerah dan Muzaki, Kajian Zakat Perusahaan Publik Indonesia 2021, Prototipe
Program Pendayagunaan BAZNAS. Selain kajian implementasi, beberapa kajian
instrumentasi juga turut dipaparkan dalam buku ini seperti World Zakat Performance
Index, Laboratorium Manajemen Zakat, Indeks Kesiapan Digital OPZ, Indeks
Koordinasi OPZ dan Indeks Kesehatan OPZ.

Buku ini menjadi lebih menarik karena menyajikan proyeksi pengelolaan zakat
maupun arah kebijakan dan target prioritas pengelolaan zakat tahun 2023 yang
menyertakan target, tantangan dan peluang pengelolaan zakat di tahun 2023.
Dengan demikian, kami berharap Outlook Zakat Indonesia 2023 ini dapat
memperbaharui kondisi terkini perkembangan perzakatan Indonesia secara
komprehensif dan holistik.

Jakarta, Januari 2023/Jumadil Akhir 1444 H

2023
TIM PENYUSUN..................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR KETUA BAZNAS ...................................................................... iv
KATA PENGANTAR PIMPINAN BIDANG PERENCANAAN, KAJIAN, DAN
PENGEMBANGAN ................................................................................................ v
KATA PENGANTAR DIREKTUR KAJIAN DAN PENGEMBANGAN ZIS DSKL NASIONAL .... vi
DAFTAR ISI........................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR................................................................................................. x

........................................................................................................
1.1. Perkembangan Perekonomian Global ......................................................... 4
1.1.1. Perkembangan Ekonomi Global Tahun 2022 .................................... 4
1.1.2. Prospek Ekonomi Global Tahun 2023 ............................................... 8
1.2. Perkembangan Perekonomian Indonesia ................................................... 11
1.2.1. Perkembangan Ekonomi Indoneisa Tahun 2022 ............................. 11
1.2.2. Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2023 ................................. 17
1.3. Prospek Ekonomi Indonesia Tahun 2023 ................................................... 21

...............
2.1. Pengumpulan ZIS Nasional ........................................................................ 28
2.1.1. Pengumpulan ZIS Nasional Berdasarkan Jenis BAZNAS/LAZ ............ 28
2.1.2. Pertumbuhan Pengumpulan Nasional ............................................ 30
2.2. Penyaluran ZIS Nasional ........................................................................... 32
2.2.1. Penyaluran Dana ZIS ..................................................................... 32
2.3. Kinerja Pengelolaan Zakat Berdasarkan IZN Tahun 2021 ............................ 33
2.3.1. Indeks Zakat Nasional BAZNAS/LAZ 2021 ....................................... 35
2.3.2. Indeks Zakat Nasional BAZNAS RI 2021 .......................................... 36
2.4. Kinerja Zakat dalam Penanggulangan Kemiskinan ..................................... 37
2.5. Potret Pengelolaan Zakat 2022 dalam Bingkai Kajian ................................. 39
2.5.1. Pemetaan Potensi Zakat BAZNAS RI, Provinsi, Kabupaten dan Kota . 39
2.5.2. Literasi Zakat ................................................................................. 44
2.5.3. Digitalisasi .................................................................................... 48
2.5.4. Technical Notes on Zakat Core Principles ........................................ 51
2.5.5. BAZNAS Institut ............................................................................ 54
2.5.6. Kota Zakat .................................................................................... 55
2.5.7. LMZ (Laboratorium Manajamen Zakat) ........................................... 57
2.5.8. Revitalisasi KUA ............................................................................. 59
2.5.9. BUMIDES....................................................................................... 61
2.5.10. Zawouni ...................................................................................... 62

2023
2.5.11. Indeks Keyakinan Muzaki (Muzaki Loyalty Index) .......................... 63
2.5.12. Penerapan SOP BAZNAS Secara Nasional ...................................... 65
2.5.13. Indeks Implementasi Zakat Core Principles dan Indeks Kesehatan LPZ . 67
2.5.14. Grand Design Pengumpulan Zakat Nasional 2020-2035................ 68
2.5.15. Grand Design Penyaluran Zakat Nasional 2020-2035 ................... 70

..................................
3.1. Tantangan Pengelolaan Zakat Tahun 2023 ................................................ 76
3.1.1. Resesi Ekonomi.............................................................................. 76
3.1.2. Pengangguran dan Kemiskinan ...................................................... 81
3.1.3. Potensi Bencana Alam ................................................................... 84
3.1.4. Tahun Politik 2023 ........................................................................ 88
3.2. Peluang Pengelolaan Zakat Tahun 2023 .................................................... 91
3.2.1. Jumlah Penduduk yang Terus Meningkat........................................ 91
3.2.2. Ekosistem Ekonomi Syariah yang Semakin Menguat ....................... 94
3.2.3. Pemanfaatan Teknologi Informasi yang Semakin Meningkat ........... 97
3.2.4. Meningkatnya Motivasi Stakeholder Ekonomi dan Keuangan Syariah . 100
3.3. Peroyeksi Pengelolaan Zakat Tahun 2023 ................................................ 102
3.3.1. Metode Proyeksi .......................................................................... 103
3.3.2. Proyeksi Pengumpulan ZIS dan DSKL Tahun 2023 ......................... 107
3.3.3. Proyeksi Penyaluran ZIS dan DSKL Tahun 2023 ............................. 108
3.3.4. Proyeksi Allocation to Collection Ratio (ACR) ................................ 110

..............................
4.1. Arah Kebijakan Prioritas Pengumpulan Zakat .......................................... 118
4.1.1. Kebijakan Pengumpulan Zakat ..................................................... 118
4.1.2. Target Pengumpulan ZIS .............................................................. 120
4.2. Arah Kebijakan Prioritas Penyaluran Zakat .............................................. 133
4.2.1. Kebijakan Penyaluran Zakat: Program Prioritas Pendistribusian dan
Pendayagunaan Zakat .................................................................. 135
4.2.2. Target Penyaluran ZIS .................................................................. 142
4.3. Arah Kebijakan SDM dan Pengembangan IT ............................................ 149
4.3.1. Kebijakan SDM dan Pengembangan IT ........................................ 150
4.3.2. Target SDM dan Pengembangan IT ............................................. 153
4.4. Arah Kebijakan Pengendalian ................................................................. 155
4.4.1. Kebijakan Pengendalian ............................................................... 155
4.4.2. Target Pengendalian .................................................................... 156
4.5. Arah Kebijakan Penguatan Jaringan ........................................................ 159
4.5.1. Kebijakan Penguatan Jaringan ..................................................... 159
4.5.2. Target Penguatan Jaringan ........................................................... 161

.................................................................................................

2023
Tabel 1.1 Persentase Pertumbuhan PDB Indonesia Berdasarkan Sektor Lapangan Usaha (y o
y) Tahun 202 ................................................................................................... 12
Tabel 2.1 Pengumpulan ZIS Nasional Berdasarkan Jenis BAZNAS/LAZ ............................... 28
Tabel 2.2 Pengumpulan ZIS Nasional Berdasarkan Jenis Dana 2021 .................................. 29
Tabel 2.3 Penyaluran ZIS Nasional Berdasarkan Asnaf Tahun 2021 ................................... 33
Tabel 2.4 Penyaluran Dana ZIS Berdasarkan Bidang Tahun 2021 ...................................... 33
Tabel 2.5 Indeks Zakat Nasional BAZNAS RI 2021 ............................................................. 36
Tabel 2.6 Potensi Zakat Penghasilan BAZNAS RI ................................................................ 40
Tabel 2.7 Potensi Zakat Penghasilan Skala Provinsi............................................................ 41
Tabel 2.8 Rekapitulasi Potensi Zakat Berdasarkan Provinsi di Indonesia ............................ 42
Tabel 3.1 Metode Proyeksi Pengelolaan Zakat ................................................................ 103
Tabel 3.2 Proyeksi Pengumpulan ZIS dan DSKL Berdasarkan Metode Pendapat (Asumsi) di
Tahun 2023 ................................................................................................... 107
Tabel 3.3 Proyeksi Pengumpulan ZIS dan DSKL Berdasarkan Metode Statistik di
Tahun 2023 ................................................................................................... 107
Tabel 3.4 Proyeksi Penyaluran ZIS dan DSKL Berdasarkan Metode Pendapat (Asumsi) di
Tahun 2023 .................................................................................................... 108
Tabel 3.5 Proyeksi Penyaluran ZIS dan DSKL Berdasarkan Metode Statistik di Tahun 2023 109
Tabel 3.6 Interpretasi Nilai ACR ...................................................................................... 110
Tabel 3.7 Proyeksi ACR Dana ZIS dan DSKL Berdasarkan Metode Pendapat (Asumsi) di
Tahun 2023 .................................................................................................... 110
Tabel 3.8 Proyeksi ACR Dana ZIS dan DSKL Berdasarkan Metode Statistik di Tahun 2023 111
Tabel 4.1 Target Pengendalian Pengumpulan Tahun 2022 dan 2023 ............................. 121
Tabel 4.2 Sasaran Program Prioritas Penegumpulan di Dalam Neraca 2023 .................... 127
Tabel 4.3 Proyeksi Pertumbuhan Pengumpulan Zakat di Dalam Neraca........................... 129
Tabel 4.4 Sasaran Program Prioritas Pengumpulan Zakat di Luar Neraca 2023-2025....... 130
Tabel 4.5 Goal Setting Pengumpulan di Luar Neraca Nasional ....................................... 131
Tabel 4.6 Target Penyaluran Tahun 2022 dan 2023 ........................................................ 143
Tabel 4.7 Target Penyaluran ZIS Tahun 2023 Berdasarkan Bidang dan Program Penyaluran
........................................................................................................................ 146
Tabel 4.8 Target SDM Tahun 2022 dan 2023 ................................................................. 154
Tabel 4.9 Target Pengendalian Tahun 2022 dan 2023 .................................................... 156

2023
Gambar 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Global 2010-2022 ...................................................... 5
Gambar 1.2 Inflasi Global ................................................................................................... 6
Gambar 1.3 Harga Bahan Pangan dan Energi ..................................................................... 7
Gambar 1.4 Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Global 2023 ................................................... 8
Gambar 1.5 Prediksi Inflasi .................................................................................................. 9
Gambar 1.6 Prediksi Pertumbuhan Perdagangan Global ................................................... 10
Gambar 1.7 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan (y o y) Tahun 2022 ...................... 11
Gambar 1.8 Nilai Koefisien Gini Indonesia Tahun 2019- Maret 2022 ................................ 13
Gambar 1.9 Angka Pengangguran Terbuka Indonesia Tahun 2019-202 ........................... 14
Gambar 1.10 Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2019-2022 ......................................... 15
Gambar 1.11 Tingkat Kemiskinan Indonesia Tahun 2019-2022 .......................................... 15
Gambar 1.12 Inflasi Indonesia Tahun 2018-2022................................................................ 16
Gambar 2.1 Persentase Perbandingan Muzaki Badan dan Perseorangan .......................... 30
Gambar 2.2 Pengumpulan ZIS Periode 2002 – 2022 ......................................................... 31
Gambar 2.3 Komponen Indeks Zakat Nasional 2.0 ............................................................ 34
Gambar 2.4 Jumlah Provinsi Berdasarkan Kategori Nilai IZN 2021 ..................................... 35
Gambar 2.5 Nilai Indeks Literasi Zakat di Wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan
Kalimantan ................................................................................................... 46
Gambar 2.6 Nilai Indeks Literasi Zakat di Wilayah Sulawesi, Maluku-Papua, dan Wilayah
Minoritas ...................................................................................................... 47
Gambar 2.7 Proses Tahapan Pendirian LMZ ..................................................................... 58
Gambar 3.1 Indeks Dolar Amerika Serikat Tahun 2004-2022 ............................................ 76
Gambar 3.2 Inflasi Amerika Serikat, Inggris, Uni Eropa, dan Indonesia Tahun 2004-2022 78
Gambar 3.3 Penduduk Miskin di Indonesia Bulan Maret Tahun 2018-2022 ...................... 83
Gambar 3.4 Jumlah Kejadian Bencana di Indonesia Tahun 2020-2022 ............................. 87
Gambar 3.5 Infografis Sebaran Program Kebencanaan BAZNAS Periode Januari-November
2022 ............................................................................................................. 88
Gambar 3.6 Proyeksi PDB Indonesia Menuju Negara Pendapatan Tinggi dan Salah Satu PDB
Terbesar Dunia .............................................................................................. 92
Gambar 3.7 Sinergi dan Interkoneksi Ekosistem Ekonomi Syariah ..................................... 96
Gambar 3.8 Ekosistem ZISWAF berbasis Masjid ................................................................ 97
Gambar 3.9 Jumlah Perangkat Seluler yang Terkoneksi dengan Internet Di Indonesia
Februari 2022 ................................................................................................ 98
Gambar 3.10 Persentase Pengguna Internet di Indonesia Selama Lima Tahun Terakhir
(Februari 2022) .............................................................................................. 99
Gambar 3.11 Rata-rata Waktu Penduduk Indonesia yang Dihabiskan Menggunakan Internet
Februari 2022 ................................................................................................ 99
Gambar 4.1 Aspek-Aspek Arah Kebijakan dan Target Pengelolaan Zakat Tahun 2022 .... 117
Gambar 4.2 Target pengumpulan ZIS-DSKL tahun 2023 ................................................. 126
Gambar 4.3 Lima pilar strategi pengumpulan BAZNAS ................................................... 133
Gambar 4.4 Program Pendistribusian dan Pendayagunaan Zakat .................................... 134
Gambar 4.5 Program Prioritas ‘Beasiswa’ Tahun 2023 .................................................... 136
Gambar 4.6 Program Prioritas ‘Rumah Layak Huni’ Tahun 2023 ..................................... 137

2023
Gambar 4.7 Program Prioritas ‘Rumah Sehat BAZNAS’ Tahun 2023 ............................... 137
Gambar 4.8 Program Prioritas ‘Penguatan BAZNAS Tanggap Bencana’ Tahun 2023 ....... 138
Gambar 4.9 Program Prioritas ‘BAZNAS Microfinance’ Tahun 2023 ................................ 139
Gambar 4.10 Program Prioritas ‘Z Mart’ Tahun 2023........................................................ 140
Gambar 4.11 Sebaran Titik Program Prioritas ‘Z Chicken’ Tahun 2023.............................. 141
Gambar 4.12 Program Prioritas ‘Santripreneur’ Tahun 2023 ............................................. 141
Gambar 4.13 Urgensi Sertifikasi Amil Bagi Individu dan BAZNAS/LAZ ............................... 151
Gambar 4.14 Tren Pengguna SiMBA dari Tahun 2015 Hingga 2020................................. 152
Gambar 4.15 Penguatan Jaringan Kelembagaan .............................................................. 160
Gambar 4.16 Penguatan Koordinasi dan Jaringan Internal BAZNAS serta Sinergi Pentahelix
Lembaga Pengelola Zakat dengan Jaringan Eksternal .................................. 161

2023
Lembaga Pemerintah Non-Struktural yang
menjalankan Dana Zakat, Infak sedekah
(ZIS), dan Dana Sosial Keagamaan (DSKL)
serta Mengordinasikan pengelolaan ZIS dari
seluruh Badan Amil Zakat dan Lembaga
Amil Zakat se-Indonesia

Menjadi Lembaga Utama


Menyejahterakan Ummat

Memaksimalkan Pendistribusian dan


Pendayagunaan ZIS DSKL

Membangun BAZNAS yang kuat,


terpercaya, dan modern
Undang-undang No.23
Tahun 2011 tentang Memaksimalkan Literasi zakat Nasional
Pengelolaan Zakat dan peningkatan pengumpulan ZIS
DSKL
Memperkuat Kompetensi,
Profesionalisme, Integritas dan
kesejahteraan amil zakat nasional
Peraturan Pemerintah
No. 14 Tahun 2014 Modernisasi dan digitalisasi pengelolaan
tentang Pelaksanaan zakat Nasional
Undang-Undang No.12
Memperkuat sistem perencanaan,
Tahun 2011
pengendalian, pelaporan, pertanggung
jawaban, dan koordinasi pengelolaan
zakat nasional
Membangun Kemitraan antara Muzakki
Inpres No. 03 Tahun 2014 dan Musthik dengan semangat tolong
tentang Optimalisasi menolong
Pengumpulan Zakat di
Kementerian/Lembaga, Meningkatkan sinergi dan kolaborasi
Sekretariat Jendral
Lembaga Negara/Komisi
Negara, BUMN, dan Berperan Aktif dan menjadi referensi bagi
BUMD Melalui BAZNAS Gerakan zakat dunia
Sebagai Amil BAZNAS bukan
Zakat Negara Ormas atau NGO

Sebagai Pelaksana Memiliki Sistem yang


Zakat Nasional yang Modern untuk Good
bertanggung jawab Governance dan Clean
secara organisatoris dan Goverment
administrative

Aman Syar’i Aman Regulasi Aman NKRI


PENDAHULUAN

Pandemi yang berjalan sekitar dua tahun, ditangani dengan cukup baik oleh
berbagai negara. Namun, ekonomi global belum sepenuhnya pulih dan
mengalami sejumlah tantangan yang bergejolak. Inflasi lebih tinggi dari yang
terlihat dalam beberapa dekade, pengetatan kondisi keuangan di sebagian
besar wilayah, konflik geopolitik Rusia-Ukraina, dan dampak pandemi
COVID-19 mengakibatkan dampak negatif global yang substansial.

Beberapa dampak ekonomi perang Rusia dan Ukraina diantaranya


adalah penurunan pertumbuhan global, peningkatan inflasi, peningkatan
harga minyak, beban subsidi, perdagangan terhambat, gejolak saham,
kenaikan suku bunga dan pelemahan nilai tukar negara-negara maju telah
memberlakukan sanksi keuangan terhadap Rusia seperti melakukan embargo
impor batu bara sejak Agustus 2022 dan embargo minyak lintas laut Rusia
mulai tahun 2023.

Berdasarkan World Bank (2022), pertumbuhan global diperkirakan


akan melambat dari 5,7 persen pada tahun 2021 menjadi 2,9 persen pada
tahun 2022 dan 3 persen pada tahun 2023. Ini merupakan profil
pertumbuhan terlemah sejak tahun 2001 kecuali untuk krisis keuangan global
dan fase akut pandemi COVID-19 dan mencerminkan penurunan yang
signifikan untuk ekonomi terbesar.

2023
PENDAHULUAN

Sumber : World Bank (2022)

Kemudian, sejak 2021 harga konsumen secara konsisten naik lebih cepat
dibandingkan dari yang diperkirakan. Harga indeks konsumen di Amerika Serikat
naik 9,1 persen pada Juni, dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Demikian
juga di United Kingdom (UK), indeks harga konsumen naik 9,1 persen di bulan
Mei, dengan tingkat inflasi tertinggi pada kedua negara ini selama 40 tahun. Di
kawasan euro (euro area), inflasi mencapai 8,6 persen di bulan Juni, ini adalah
tingkat inflasi tertinggi sejak dimulainya serikat moneter. Sedangkan di negara
EMDE (Emerging Market and Developing Economies), inflasi kuartal kedua
diperkirakan mencapai 9,8 persen.

2023
PENDAHULUAN

Sumber: International Monetary Fund (2022)

Inflasi global tertekan akibat permintaan yang menguat, gangguan rantai


pasok berkelanjutan, pasar tenaga kerja yang ketat, dan lonjakan harga
komoditas. Lonjakan inflasi menyebabkan bank sentral di berbagai negara
menerapkan pengetatan kebijakan moneter, salah satunya dengan menaikkan
suku bunga secara agresif. Namun kebijakan ini masih dalam tingkat yang jauh
lebih lambat daripada inflasi utama karena bank sentral umumnya berusaha untuk
membaca situasi dari fluktuasi yang didorong oleh harga komoditas

2023
PENDAHULUAN

Sumber: International Monetary Fund (2022)

Harga pangan global telah stabil dalam beberapa bulan terakhir tetapi
tetap jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 (lihat Gambar 1.3). Negara-
negara berpenghasilan rendah, di mana makanan memiliki porsi konsumsi yang
lebih besar, paling merasakan dampak inflasi ini.. Negara-negara berpenghasilan
rendah yang penduduknya telah mengalami malnutrisi akut dan kematian
berlebih sebelum perang, terutama di Afrika sub-Sahara, telah mengalami
dampak yang sangat parah.

2023
PENDAHULUAN

Dilansir oleh Bank Indonesia (2022b) berdasarkan siaran pers bersama


Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) keempat yang
diselenggarakan pada 12-13 Oktober 2022, bersamaan dengan Pertemuan Tahunan
Dana Moneter Internasional (IMF) dan Grup Bank Dunia (World Bank Group) 2022
bahwa peristiwa cuaca ekstrem akibat perubahan iklim menimbulkan risiko
penurunan prospek ekonomi global, dan kenaikan harga energi juga menghambat
jalan menuju transisi hijau. Tantangan global yang berkepanjangan telah
menyebabkan meningkatnya kerentanan hutang dan menghambat jalan menuju
pemulihan, yang selanjutnya berdampak pada kelompok masyarakat rentan,
terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan berkembang. Dalam situasi
ekonomi ini, para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral telah berkumpul
kembali untuk keempat kalinya tahun ini di Washington D.C., untuk mengambil
tindakan nyata guna mengatasi tantangan ekonomi global.

Sumber: International Monetary Fund (2022)

IMF dan World Bank cenderung memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global
sebagai respon prediksi perlambatan ekonomi global tahun 2023. Perlambatan ini
merupakan kelanjutan perlambatan pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2022
yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti tekanan inflasi, ketegangan politik
akibat perang Rusia dan Ukraina, serta fragmentasi ekonomi, perdagangan, dan

2023
PENDAHULUAN

investasi. Selain itu, dampak pengetatan kebijakan moneter yang agresif juga menjadi
faktor perlambatan ekonomi global. Meskipun tekanan pada 2023 menurun,
tingginya ketidakpastian masih mengiringi.

Sumber: OECD (2022)

Pada tahun 2023 diprediksi bahwa gejolak inflasi akan tetap ada. Hal ini
berkaitan dengan dampak kelanjutan dari tekanan inflasi pada tahun 2022.
Berdasarkan gambar 1.5, inflasi pada tahun 2023 baik untuk kawasan negara G20,
OECD, Euro Area, Amerika, dan Jepang tidak lebih baik dibandingkan tahun 2021.
Persoalan inflasi di Amerika Serikat masih tinggi karena adanya langkah agresif
dilakukan oleh The Fed dengan menaikkan Federal Fund Rate (FFR). Hal ini
menyebabkan penguatan dollar terhadap mata uang lainnya di dunia. Oleh karena
itu, beberapa bank sentral lainnya juga melakukan pengetatan moneter untuk
meredam inflasi pada tahun ini.

Perdagangan barang melambat pada paruh pertama tahun 2022 karena


rantai pasokan terus dipengaruhi oleh efek pandemi yang berkepanjangan termasuk
gangguan di pelabuhan utama Asia dan penguncian di kota-kota utama di China.
Selain itu, invasi Rusia ke Ukraina telah menyebabkan dislokasi fisik dan logistik yang
parah yang memperbesar kemacetan yang sudah ada sebelumnya. Pertumbuhan
perdagangan global diperkirakan akan melambat menjadi rata-rata 4,1 persen pada
tahun 2023 karena permintaan global untuk barang-barang yang dapat
diperdagangkan terus melambat.

2023
PENDAHULUAN

Sumber: World Bank (2022)

Dampak dari pandemi COVID-19 pada dua tahun terakhir membuat tingkat
pendapatan riil perkapita pada tahun 2023 diprediksi akan tetap di bawah sebelum
covid yaitu sekitar 40 persen negara berkembang (World Bank, 2022). Pendapatan
per kapita diperkirakan akan lebih rendah pada tahun 2023 dibandingkan tahun
2019 di sekitar separuh negara di Asia Timur dan Pasifik, Timur Tengah dan Afrika
Utara, Amerika Latin dan Karibia, serta Afrika Sub-Sahara. Untuk beberapa negara,
resesi akan sulit untuk dihindari. Dengan terbatasnya pasokan gas alam, terutama
untuk digunakan dalam pupuk dan jaringan listrik di negara-negara miskin,
pengumuman untuk peningkatan produksi besar-besaran di seluruh dunia akan
sangat penting untuk keluar dari stagflasi dan memulihkan pertumbuhan non-inflasi.
Harga makanan yang meningkat pesat dan gangguan impor gandum lebih lanjut
dapat menyebabkan jutaan orang dalam kerawanan pangan dan kemiskinan
ekstrem.

2023
PENDAHULUAN

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2022 bertumbuh semakin baik. Hal ini dapat
dilihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan 1 tahun 2022 berada di
angka 5,02%, meningkat menjadi 5,45% pada triwulan dua hingga triwulan tiga
berada di angka 5,72%. Perkembangan yang semakin membaik ini menunjukkan
pemulihan ekonomi Indonesia semakin cepat sejak awal pandemi tahun 2020 lalu.
Prospek ekonomi global yang semakin baik dan pulihnya aktivitas ekonomi
masyarakat dengan mulai bertatap muka sehingga ekonomi Indonesia mengalami
fase peningkatan yang baik.

Sumber: Badan Pusat Statistik (2022)

Jika dilihat pertumbuhan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) berdasarkan


sektor lapangan usaha pada tahun 2022 menunjukkan secara umum mengalami
pertumbuhan positif di semua sektor kecuali sektor administrasi pemerintahan, jasa
pendidikan dan jasa kegiatan sosial yang masih fluktuatif tumbuh negatif.
Pertumbuhan PDB paling besar berada pada sektor transportasi dan pergudangan;
tumbuh dari triwulan I sebesar 15,79% menjadi 25,81% pada triwulan III. Hal ini

2023
PENDAHULUAN

menunjukkan bahwasanya sektor transportasi dan pergudangan kembali aktif setelah


pelonggaran pembatasan sosial akibat pandemi COVID-19 dan proses distribusi
kebutuhan pangan dan lainnya kembali berjalan lancar. Kemudian pertumbuhan
terkecil berada pada sektor konstruksi yang hanya tumbuh 4,83% pada triwulan I
terus menurun hingga 0,63% pada triwulan III.

1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1,21 1,38 1,65

2. Pertambangan dan Penggalian 3,82 4,01 3,22

3. Industri Pengolahan 5,07 4,01 4,83

4. Pengadaan Listrik dan Gas 7,04 9,33 8,05

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,


5. 1,30 4,46 4,25
Limbah dan Daur Ulang

6. Konstruksi 4,83 1,02 0,63

7. Perdagangan Besar dan Eceran 5,73 4,42 5,35

8. Transportasi dan Pergudangan 15,79 21,27 25,81

Penyediaan Akomodasi dan Makan


9. 6,56 9,76 17,83
Minum

10. Informasi dan Komunikasi 7,16 8,07 6,88

11. Jasa Keuangan dan Asuransi 1,64 1,50 0,87

12. Real Estate 3,78 2,16 0,63

13. Jasa Perusahaan 5,96 7,92 10,79

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan


14. -1,38 -1,56 12,42
dan Jaminan Sosial Wajib

15. Jasa Pendidikan -1,66 -1,09 4,46

16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 4,50 6,49 -1,74

17. Jasa lainnya 8,25 9,26 9,13

Sumber: Badan Pusat Statistik (2022

2023
PENDAHULUAN

Kemudian, berdasarkan nilai koefisien gini Indonesia tahun 2019 hingga


tahun 2022 menunjukkan nilai indeks gini wilayah perkotaan relatif lebih tinggi
dibandingkan wilayah perdesaan. Nilai indeks gini wilayah perkotaan pada masa
pandemi relatif tinggi dibandingkan sebelum pandemi (tahun 2019). Sebaliknya, nilai
indeks gini wilayah perdesaan relatif stabil dan sama sebelum dan sesudah pandemi.
Hal ini berarti, pandemi COVID-19 tidak mempengaruhi perubahan ketimpangan
pendapatan masyarakat di wilayah perdesaan.

Ketimpangan pendapatan masyarakat menjadi tolak ukur bagaimana


distribusi pendapatan yang terjadi di tengah masyarakat baik di kelas menengah-atas
maupun di kelas bawah dengan menikmati porsi yang berbeda terkait kesejahteraan.
Oleh karena itu, pengumpulan zakat yang menyasar secara tepat bagi wajib
pembayar zakat sehingga pendistribusian zakat secara efektif dapat diterima oleh
penerima zakat dan berdampak mengurangi tingkat ketimpangan pendapatan
(menurunkan nilai gini) masyarakat Indonesia.

Sumber: Badan Pusat Statistik (2022)

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Agustus 2022 lebih


rendah dibandingkan pada Agustus tahun lalu yaitu mengalami penurunan 0.63
persen poin. Keadaan ketenagakerjaan semakin baik seiring dengan penguatan
ekonomi di Indonesia. Meskipun terdapat PHK, namun hal ini terjadi hanya pada
sektor tertentu dan pemerintah telah mempersiapkan langkah antisipasi melalui
alokasi subsidi.

2023
PENDAHULUAN

Sumber: Badan Pusat Statistik (2022)

TPT digunakan sebagai indikator untuk mengukur tenaga kerja yang


tidak terserap oleh pasar kerja dan menggambarkan kurang optimalnya
pemanfaatan pasokan tenaga kerja. Dengan TPT 5,86 persen, berarti dari 100
orang angkatan kerja, terdapat sekitar enam orang penganggur. TPT pada
Agustus 2022 baik berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki atau perempuan
maupun berdasarkan wilayah yaitu perkotaan atau pedesaan secara konsisten
turun dibandingkan Agustus 2021. Provinsi dengan TPT terendah yaitu Sulawesi
Barat sebesar 2,34 persen. Sedangkan provinsi dengan TPT tertinggi yaitu Jawa
Barat sebesar 8,31 persen.

Kemudian selama 4 tahun terakhir, Indeks Pembangunan Manusia (IPM)


Indonesia terus meningkat. Pada tahun 2022, nilai IPM Indonesia mencapai 72,91.
Percepatan pertumbuhan IPM dibandingkan tahun sebelumnya dikarenakan
adanya peningkatan pada seluruh aspek pembentuk IPM terutama aspek umur
panjang dan hidup sehat serta standar hidup layak.

2023
PENDAHULUAN

Sumber: Badan Pusat Statistik (2022)

Sejalan dengan angka pengangguran yang menurun, tingkat kemiskinan


Indonesia juga menunjukkan tren penurunan yang signifikan sejak September
2021 dan terus menurun pada Maret 2022 dengan nilai 9,54 persen atau
menurun 0,60 persen poin terhadap Maret 2021. Pemulihan ekonomi yang terjadi
pada triwulan I 2022 berpengaruh terhadap penurunan kemiskinan. Meskipun
demikian, tingkat kemiskinan masih belum kembali ke level sebelum pandemi
COVID-19. Pada Maret 2019, tingkat kemiskinan masih berada di 9,41 persen lalu
turun pada September 2019 menjadi 9,22 persen.

Sumber: Badan Pusat Statistik (2022)

2023
PENDAHULUAN

Perekonomian Indonesia yang tumbuh, turunnya angka pengangguran dan


tingkat kemiskinan, serta naiknya IPM diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan
konsumen (dalam hal ini yaitu masyarakat) terhadap kondisi perekonomian di
Indonesia. Berdasarkan survei Bank Indonesia pada tahun 2022, Indeks Keyakinan
Konsumen (IKK) pada Oktober 2022 naik menjadi 120,3 dari bulan sebelumnya yang
nilainya hanya 117,2. Hal ini ditopang oleh tetap kuatnya Indeks Ekspektasi
Konsumen (IEK) sebesar 128,3, atau berada pada level optimis (indeks >100).
Sementara itu, konsumen masih memiliki optimisme atas kondisi ekonomi saat ini
dimana Indeks Ekonomi Saat Ini (IKE) yang meningkat menjadi 112,3. IKK dapat
menjadi indikator daya beli masyarakat. Naiknya angka indeks menunjukkan
peningkatan konsumsi masyarakat.

Sumber: Badan Pusat Statistik (2022)

Jika dilihat perkembangan inflasi Indonesia dari tahun 2018 hingga tahun
2022 ini menunjukkan tren naik, Tahun 2022 ini inflasi Indonesia menjadi yang
tertinggi dari empat tahun terakhir yakni 4,73%. Tingginya inflasi Indonesia
dipengaruhi oleh meningkatnya harga kebutuhan energi dikarenakan kenaikan tarif
Bahan Bakar Minyak (BBM) dan pembatasan penerima subsidi energi BBM. Dengan
demikian, inflasi mengalami peningkatan cukup tinggi dari tahun sebelumnya yang
hanya 1,87%.

2023
PENDAHULUAN

RKP 2023 adalah RKP tahun keempat dalam konteks rencana pembangunan lima
tahunan sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2020 – 2024. Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024. RKP 2023 bertema
“Peningkatan Produktivitas untuk Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan” dijabarkan dalam 7 Prioritas Nasional. Berikut ini penjabaran dari
beberapa prioritas nasional yang terkait dengan sosial dan ekonomi

Pembangunan ekonomi diarahkan untuk meningkatkan ketahanan ekonomi


yang ditunjukkan dengan kapasitas dalam pengelolaan dan penggunaan
sumber daya ekonomi, termasuk memproduksi barang dan jasa bernilai tambah
tinggi untuk memenuhi pasar dalam negeri dan ekspor. Hal ini diharapkan
dapat mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkualitas yang ditunjukkan
dengan keberlanjutan daya dukung sumber daya ekonomi bagi peningkatan
kesejahteraan secara adil dan merata. Sasaran yang akan diwujudkan dalam
rangka memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas
yaitu meningkatnya daya dukung dan kualitas sumber daya ekonomi sebagai
modalitas bagi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan serta meningkatnya
nilai tambah, lapangan kerja, investasi, ekspor dan daya saing perekonomian.

Salah satu prioritas nasional dalam RPJMN 2020-2024 yaitu pembangunan


kewilayahan yang diarahkan untuk menyelesaikan isu strategis utama yaitu
ketimpangan antar wilayah. Salah satu sasaran dari pengembangan wilayah
adalah meningkatkan kualitas dan akses pelayanan dasar, daya saing serta
kemandirian daerah. Sasaran pembangunan kewilayahan tahun 2020-2024
akan dicapai melalui lima prioritas, yaitu: pengembangan kawasan strategis;
pengembangan sektor unggulan; pengembangan kawasan perkotaan;

2023
PENDAHULUAN

pembangunan daerah tertinggal, kawasan perbatasan, perdesaan, dan


transmigrasi; serta pengelolaan kelembagaan dan keuangan daerah

Pembangunan Indonesia 2020-2024 ditujukan untuk membentuk sumber daya


manusia yang berkualitas dan berdaya saing, yaitu sumber daya manusia yang
sehat dan cerdas, adaptif, inovatif, terampil, dan berkarakter. Untuk mencapai
tujuan tersebut, kebijakan pembangunan manusia diarahkan pada
pengendalian penduduk dan penguatan tata kelola kependudukan,
pemenuhan pelayanan dasar dan perlindungan sosial, peningkatan kualitas
anak, perempuan dan pemuda, pengentasan kemiskinan, serta peningkatan
produktivitas dan daya saing angkatan kerja.

Pembangunan infrastruktur diprioritaskan pada infrastruktur untuk


mendukung pelayanan dasar, pembangunan ekonomi, dan perkotaan. Sasaran
terkait untuk mewujudkan infrastruktur untuk mendukung pengembangan
ekonomi dan pelayanan dasar yaitu (1) meningkatnya penyediaan infrastruktur
layanan dasar, (2) meningkatnya konektivitas wilayah, (3) meningkatnya
layanan angkutan umum massal di 6 (enam) kota metropolitan, (4)
Meningkatnya akses dan pasokan energi dan tenaga listrik yang merata, andal,
dan efisien, dan (5) Meningkatnya pembangunan dan pemanfaatan
infrastruktur TIK, serta kontribusi sektor informasi dan komunikasi dalam
pertumbuhan ekonomi

RKP 2023 menetapkan sejumlah sasaran pembangunan, yakni Pertumbuhan Ekonomi


5,3–5,9 persen, Tingkat Pengangguran Terbuka 5,3–6,0 persen, Tingkat Kemiskinan
7,5–8,5 persen, Rasio Gini 0,375–0,378, Indeks Pembangunan Manusia 73,31–
73,49,, Nilai Tukar Petani 103–105, dan Nilai Tukar Nelayan 106–107. RKP 2023
dijabarkan dalam 8 Arah Kebijakan Prioritas Pembangunan, yaitu : (1) percepatan
penghapusan kemiskinan ekstrem; (2) peningkatan kualitas SDM melalui kesehatan
dan pendidikan; (3) penanggulangan pengangguran disertai peningkatan decent job;

2023
PENDAHULUAN

(4) mendorong pemulihan dunia usaha; (5) revitalisasi industri dan penguatan riset
terapan; (6) pembangunan rendah karbon dan transisi energi; (7) percepatan
pembangunan infrastruktur dasar air bersih dan sanitasi; dan (8) pembangunan Ibu
Kota Nusantara. Berikut ini penjabaran beberapa arah kebijakan prioritas
pembangunan terkait dengan sosial dan ekonomi:

Salah satu bentuk komitmen pemerintah Indonesia dalam pencapaian


Sustainable Development Goals (SDGs) adalah menghapus kemiskinan ekstrem
yang ditargetkan akan dicapai pada 2024, enam tahun lebih cepat dari target
SDGs itu sendiri. Dalam Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 Tentang
Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem, agar arah kebijakan ini terwujud
diperlukan ketepatan sasaran dan integrasi program antar
kementerian/lembaga dengan melibatkan peran serta masyarakat yang
difokuskan pada lokasi prioritas percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem.
Oleh karena itu disusun strategi kebijakan yang meliputi pengurangan beban
pengeluaran masyarakat, peningkatan pendapatan masyarakat, dan
penurunan jumlah kantong-kantong kemiskinan

Pendidikan dan kesehatan merupakan dua aspek yang saling berkaitan serta
merupakan dua dari tiga indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang
menentukan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas SDM melalui
kesehatan dapat dilakukan dengan meningkatkan akses dan kualitas layanan
kesehatan, baik upaya kesehatan perorangan (UKP) maupun upaya kesehatan
masyarakat (UKM), melakukan upaya percepatan perbaikan gizi masyarakat,
dan mendorong peningkatan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat
melalui pendekatan sanitasi total berbasis masyarakat. Sedangkan peningkatan
kualitas SDM melalui pendidikan dapat dilakukan dengan meningkatkan akses
dan serta kualitas layanan pendidikan program/bantuan pendidikan secara
tepat sasaran.

Penciptaan lapangan kerja yang layak diharapkan dapat mengatasi masalah


pengangguran. Untuk mencapai hal tersebut perlu adanya reformasi

2023
PENDAHULUAN

ketenagakerjaan melalui upaya penciptaan iklim ketenagakerjaan yang


kondusif yang didukung oleh hubungan industrial yang harmonis, penguatan
collective bargaining, penyempurnaan peraturan ketenagakerjaan,
peningkatan keahlian dan produktivitas tenaga kerja, peningkatan peran
pemerintah daerah, serta peningkatan perlindungan tenaga kerja baik di dalam
negeri maupun di luar negeri.

Pada tahun 2024 Indonesia ditargetkan untuk menjadi peringkat 40 dalam


kemudahan berusaha. Indonesia berusaha untuk memperbaiki lingkungan
usaha dan memberikan fasilitas kemudahan usaha dan investasi. Perbaikan
iklim usaha dan peningkatan investasi akan difokuskan untuk mendukung
sektor prioritas nasional seperti energi, industri pengolahan terutama yang
berorientasi ekspor, pariwisata, ekonomi kreatif, ekonomi digital, serta
pendidikan dan pelatihan vokasi. Beberapa penguatan dunia usaha melalui
UMKM dan koperasi: (1) meningkatkan kemitraan usaha antara usaha mikro
kecil dan usaha menengah besar; (2) meningkatkan kapasitas usaha dan akses
pembiayaan bagi wirausaha; (3) meningkatkan kapasitas, jangkauan, dan
inovasi koperasi; (4) meningkatkan penciptaan peluang usaha dan start-up;
serta (5) meningkatkan nilai tambah usaha sosial.

Indonesia berkomitmen untuk mendorong terwujudnya pencapaian target


Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals (SDGs)
salah satunya yaitu “Mewujudkan Akses Air Minum dan Sanitasi Aman serta
berkelanjutan Bagi Semua”. Untuk itu Pemerintah telah menyelaraskan target
SDGs dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2020-2024 yang mengamanatkan terwujudnya 90% akses sanitasi layak,
termasuk di dalamnya 15% rumah tangga memiliki akses sanitasi aman.
Pemerintah berkomitmen melakukan pembangunan infrastruktur sanitasi
dalam rangka pemenuhan akses pelayanan air limbah domestik bagi 1,6 Juta
Kepala Keluarga (KK) pada tahun 2024.

2023
PENDAHULUAN

Prospek ekonomi Indonesia tahun 2023 akan mengalami tantangan yang cukup
berat. Hal ini berdasarkan proyeksi dari Bank Dunia dan pengamat ekonom global
serta pernyataan langsung dari Presiden Joko Widodo dan Menteri Keuangan, Sri
Mulyani bahwasanya ekonomi global tahun 2023 nanti akan mengalami fase yang
cukup berat. Hal ini belum terlepas dari resesi yang ditimbulkan dari pandemi global
akan membuat ekonomi Indonesia tahun 2023 nanti cukup terpengaruh. Faktor
penyebab resesi global 2023 ini yaitu adanya krisis kebutuhan energi dan ketahanan
pangan. Oleh karena itu, Indonesia perlu melakukan berbagai persiapan penting dan
skenario terbaik untuk menghadapi guncangan ekonomi global tahun 2023.

Meskipun demikian, sejalan dengan Global Economic Prospect (GEP),


Laporan Indonesia Economic Prospect (IEP) Bank Dunia Juni 2022 memprediksi
perekonomian Indonesia akan tumbuh di tahun 2023. Proyeksi ini berdasarkan pada
beberapa faktor pendukung, seperti peningkatan kepercayaan konsumen,
membaiknya nilai tukar perdagangan (terms of trade), dan tertahannya lonjakan
permintaan (pent-up demand). Proyeksi ini masih sesuai dengan rentang outlook
pertumbuhan ekonomi pemerintah. Hal Ini mengindikasikan bahwa Indonesia
memiliki resiliensi yang baik di tengah peningkatan risiko global (BKF, 2022).

Ekonomi Indonesia terus menunjukkan ketahanan dan prospek yang baik di


tengah gejolak ekonomi global yang belum mereda,. Bank Indonesia memperkirakan
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 tetap kuat yaitu kisaran 4,5-5,3%, dan
akan terus meningkat menjadi 4,7-5,5% pada 2024. Pernyataan ini didukung karena
di tengah oleh konsumsi swasta, investasi, dan tetap positifnya kinerja ekspor di
tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi global. Inflasi Indeks Harga Konsumen
(IHK) diperkirakan menurun dan kembali ke dalam sasaran 3,0±1% pada 2023 dan
2,5±1% pada 2024, dengan inflasi inti akan kembali lebih awal pada paruh pertama
2023, seiring dengan tetap terkendalinya inflasi harga impor (imported inflation)
dengan nilai tukar Rupiah yang stabil (Bank Indonesia, 2022a).

2023
PENDAHULUAN

Pada tahun 2023, stabilitas eksternal akan tetap terjaga, transaksi


berjalan diperkirakan berada pada kisaran surplus 0,4% sampai dengan defisit
0,4%. Kemudian neraca modal dan finansial surplus didukung Penanaman Modal
Asing (PMA) dan investasi portofolio. Ketahanan sistem keuangan masih terjaga
baik dari sisi risiko kredit, permodalan, dan likuiditas. Pertumbuhan kredit akan
tumbuh pada kisaran 10-12% pada 2023 dan 2024. Ekonomi dan keuangan
digital juga akan meningkat pada 2023 dan 2024 dengan nilai transaksi e-
commerce diperkirakan mencapai Rp572 triliun dan Rp689 triliun, uang elektronik
Rp508 triliun dan Rp640 triliun, dan digital banking lebih dari Rp67 ribu dan Rp87
ribu triliun (Bank Indonesia, 2022a).

Bauran kebijakan Bank Indonesia pada 2023 akan terus diarahkan


sebagai bagian dari bauran kebijakan nasional untuk memperkuat ketahanan,
pemulihan, dan kebangkitan perekonomian Indonesia di tengah kondisi ekonomi
global yang akan melambat dan risiko terjadinya resesi di beberapa negara.
Kebijakan moneter Bank Indonesia pada 2023 akan terus difokuskan untuk
menjaga stabilitas (pro-stability). Sementara itu, 5 (empat) kebijakan Bank
Indonesia lainnya yaitu kebijakan moneter, kebijakan makroprudensial, kebijakan
sistem pembayaran, kebijakan pendalaman pasar keuangan, dan kebijakan
ekonomi keuangan inklusif dan hijau akan terus diarahkan untuk dan sebagai
bagian dari upaya bersama dalam mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional
(pro-growth).

2023
PENDAHULUAN

2023
BAZNAS BAZNAS Provinsi

BAZNAS
Kab/Kota
LAZ

ZIS & Fitrah Qurban & DSKL


Off Balance Sheet Off Balance Sheet

Berdasarkan
Jenis Dana
2021

2002-2022

Pertumbuhan (%)
ZIS (Milyar Rupiah)
Berdasarkan
Asnaf

Berdasarkan
Bidang

Berdasarkan Kategori Nilai IZN


KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

Pengumpulan zakat, infak, sedekah dan dana sosial keagamaan lainnya (ZIS-DSKL)
merupakan salah satu aktivitas utama dalam pengelolaan ZIS-DSKL. Outlook Zakat
Indonesia secara berkelanjutan terus memaparkan kinerja dari pengumpulan ZIS-DSKL
yang dilakukan oleh BAZNAS/LAZ kepada publik. Bagian ini memaparkan kinerja
pengumpulan dan penyaluran ZIS-DSKL berdasarkan jenis BAZNAS/LAZ dan
pertumbuhannya secara nasional.

Pengumpulan nasional merupakan total dana yang dihimpun oleh berbagai BAZNAS/LAZ
se Indonesia selama setahun. Adapun yang termasuk dalam BAZNAS/LAZ se-Indonesia
ialah BAZNAS, BAZNAS Provinsi, BAZNAS Kabupaten/kota, LAZ Nasional, LAZ Provinsi,
dan LAZ Kabupaten/Kota resmi yang memiliki kewajiban melaporkan pengumpulan dan
pendistribusian kepada BAZNAS sesuai dengan amanah UU Nomor 23 Tahun 2011
tentang Pengelolaan Zakat. Selain itu, pada tahun 2020 pengumpulan nasional di atas
juga termasuk BAZNAS/LAZ dalam pembinaan dan zakat fitrah yang tidak terlaporkan,
sedangkan di tahun 2021mulai diterapkan mekanisme pelaporan On Balance Sheet dan
Off Balance Sheet.

1 BAZNAS 385.126.583.224 3 517.594.705.948 3,67


2 BAZNAS Provinsi 489.538.808.289 4 585.573.472.559 4,15
BAZNAS Kabupaten/
3 1.735.824.169.041 14 1.679.513.174.410 11,90
Kota
4 LAZ 4.077.297.116.443 33 4.357.597.586.344 30,87
OPZ dalam pembinaan
5 dan zakat fitrah yang 5.741.459.770.472 46 0,00
tidak terlaporkan
ZIS & Fitrah Off
6 4.912.914.506.197 34,80
Balance Sheet
Qurban & DSKL Off
7 2.065.002.301.822 14,63
Balance Sheet

Sumber : BAZNAS RI (2021b)

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

Jenis dana yang dihimpun oleh BAZNAS/LAZ pada Tabel 2.1 mencakup dana
zakat yang meliputi (1) zakat mal dan (2) zakat fitrah. Zakat mal dibagi ke dalam zakat
mal penghasilan dan zakat mal badan. Jenis dana selanjutnya adalah (3) dana
Infak/Sedekah, yang terbagi berdasarkan dana Infak/Sedekah Terikat dan Tidak
Terikat. Infak/Sedekah Tidak Terikat (ISTT) merupakan dana infak/sedekah yang
dikumpulkan oleh BAZNAS atau LAZ secara langsung tanpa tujuan-tujuan tertentu
dari pemberi dana, sedangkan Infak/Sedekah Terikat (IST) merupakan dana
infak/sedekah yang dikumpulkan secara langsung oleh BAZNAS atau LAZ yang
ditujukan untuk suatu program tertentu secara spesifik.

Jenis dana selanjutnya adalah (4) CSR yaitu dana yang diperoleh dari suatu
perusahaan dengan kontrak tertentu yang disepakati antara BAZNAS dan perusahaan
tersebut. Jenis dana terakhir adalah (5) DSKL yang merupakan seluruh dana umat
Islam selain dana zakat, infak/sedekah, dan wakaf yang telah diatur dalam regulasi
formal di Indonesia. Pada tahun 2021, pengumpulan dana ZIS DKSL mencapai Rp
14,12 triliun. Zakat maal dan infak-sedekah memiliki proporsi pengumpulan terbesar
dibandingkan dana lainnya. Adapun pengumpulan nasional berdasarkan jenis dana
dapat dilihat pada Tabel 2.2.

1 Zakat Maal 3.238.120.235.675,00

2 Zakat Fitrah 246.708.084.558,00

3 Infak-Sedekah 2.674.463.060.421,00

4 DSKL 980.987.558.606,00
ZIS dan Fitrah Off Balance
4.912.914.506.197,00
Sheet
5
Qurban dan DSKL Off
2.065.002.301.822,00
Balance Sheet

Sumber: BAZNAS RI (2021a)

Pada tahun 2021 terjadi peningkatan pengumpulan dana ZIS DSKL sebesar
13.59 persen dibandingkan dengan tahun 2020. Adanya layanan digitalisasi
pembayaran yang disediakan BAZNAS/LAZ diharapkan dapat mempermudah
masyarakat dalam membayar ZIS sehingga dapat terus meningkatkan kinerja
pengelolaan

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

pengelolaan zakat, terutama dari sisi pengumpulan. Hal ini juga didukung tingginya
potensi generasi muda yang membayar ZIS melalui kanal digital. Pada tahun 2021,
sekitar 70 persen donatur BAZNAS merupakan anak muda dengan rentang usia
25 – 44 tahun yang memanfaatkan platform-platform digital dan layanan BAZNAS
yang tersebar di banyak merchant untuk membayar zakat maupun bersedekah
(BAZNAS RI, 2021c)

Adanya peningkatan jumlah pengumpulan dana ZIS DKSL saat ini


didukung oleh besarnya jumlah muzaki yang ada. Pada tahun 2021, jumlah
muzaki badan mencapai 230.627 dan perseorangan 9.917.706 (BAZNAS, 2021),
atau sebesar 98 persen merupakan muzaki perseorangan (Gambar 2.1). Adanya
digitalisasi diharapkan dapat meningkatkan literasi serta partisipasi masyarakat
terhadap dana ZIS DKSL.

Sumber: BAZNAS RI (2022b)

Kesadaran masyarakat dalam membayar ZIS sudah mulai meningkat. Hal ini dapat
dilihat dari kenaikan penghimpunan dana ZIS melalui BAZNAS/LAZ di Indonesia
setiap tahunnya. Hal ini memberikan sinyal positif bagi seluruh BAZNAS/LAZ yang
berada di Indonesia untuk memaksimalkan fungsi dan perannya dalam
membumikan zakat di Indonesia. Berdasarkan data yang diolah oleh BAZNAS
jumlah penghimpunan nasional mengalami peningkatan yang signifikan sejak

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

tahun 2002 hingga 2022. Jumlah penghimpunan dana ZIS pada tahun 2002
hingga 2022 dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Pertumbuhan Zakat, Infak, Sedekah dan DSKL tahun 2002-2022 memiliki


tren yang positif. Pengumpulan tahun 2022 mencapai 22 Triliun rupiah yang
artinya mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu sebesar Rp.
11.881,81 miliar atau pertumbuhan sebesar 84,16 persen dibandingkan tahun
2021. Adanya pertumbuhan yang tinggi ini didukung adanya system informasi
dan digitalisasi yang memudahkan masyarakat dalam membayar ZIS.

Tren pertumbuhan yang menarik pada tahun 2005 dan 2007 di mana
pertumbuhan ZIS dan DSKL mencapai lebih dari 95 persen yang disebabkan pada
tahun-tahun tersebut terjadi peristiwa Tsunami Aceh (2005) dan Gempa Jogja
(2007). Peristiwa ini menggambarkan bahwa salah satu faktor meningkatnya
jumlah pengumpulan disebabkan oleh adanya suatu kejadian atau bencana alam.
Hal yang sama juga terjadi di tahun 2020, di mana pada masa pandemi COVID-
19, jumlah donasi meningkat dari pada biasanya, seperti yang disampaikan dalam
Policy Brief Puskas BAZNAS (2020b).

Sumber: BAZNAS RI (2022b)

Semangat berzakat selalu dikampanyekan oleh seluruh BAZNAS/LAZ


kepada muzaki dengan berbagai kampanye zakat. Di era digital seperti ini,
BAZNAS/LAZ juga bekerjasama dengan berbagai platform digital untuk membuat
daya tarik dan kemudahan bagi muzaki untuk membayar zakat. BAZNAS

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

mengeluarkan platform Muzaki Corner, sebagai salah satu fasilitas untuk


memudahkan pembayaran ZIS yang dilakukan oleh muzaki. Adanya kemudahan
yang diberikan dalam pembayaran zakat diharapkan dapat memaksimalkan
potensi penghimpunan zakat yang ada di Indonesia

Dengan sinergi antar BAZNAS/LAZ, diharapkan potensi penghimpunan


ZIS yang besar dapat dimaksimalkan. Hal ini berdampak bagi masyarakat
khususnya di Indonesia dan dunia yang sedang mengalami berbagai persoalan
baik permasalahan ekonomi dan sosial terutama pasca pandemik.

Penyaluran zakat, infak, sedekah dan dana sosial keagamaan lainnya (ZIS-DSKL)
yang terdiri dari aktivitas pendistribusian dan pendayagunaan merupakan salah
satu aktivitas utama dalam pengelolaan ZIS-DSKL. Outlook Zakat Indonesia secara
berkelanjutan terus memaparkan kinerja dari penyaluran ZIS-DSKL yang dilakukan
oleh BAZNAS/LAZ kepada publik. Bagian ini akan memaparkan kinerja penyaluran
ZIS-DSKL secara nasional berdasarkan Jenis OPZ. Kemudian, bagian ini juga
memaparkan tentang efektivitas penyaluran zakat secara nasional menggunakan
Allocation to Collection Ratio (ACR).

Penyaluran dana ZIS tetap dengan memperhatikan 8 (delapan) golongan (asnaf)


mustahik zakat yaitu fakir, miskin, amil, muallaf, riqob, gharimin, sabilillah, dan
ibnu sabil. Pada tahun 2021, jumlah mustahik nasional mencapai 25.707.077 jiwa
(BAZNAS, 2021). Tabel 2.3 merupakan penyaluran ZIS Nasional berdasarkan
asnaf. Berdasarkan Tabel 2.3, fakir miskin memiliki persentase terbesar dalam
penyaluran dana ZIS, yaitu sebesar 75,81 persen.

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

1 Fakir Miskin 75,81


2 Amil 13,18
3 Mualaf 0,29
4 Riqab 0,01
5 Gharim 0,36
6 FiSabilillah 9,68
7 Ibnu Sabil 0,66

Sumber : BAZNAS RI (2022b)

Pendistribusian zakat dilakukan terhadap 5 (lima) program utama yaitu


pendidikan, kesehatan, kemanusiaan, ekonomi dan dakwah advokasi. Jumlah
penerima manfaat terbesar dari program yang bersifat karitatif yaitu program sosial
kemanusiaan sebesar 49,58 persen sedangkan penerima manfaat yang terendah
adalah program kesehatan yang hanya sebesar 6,03 persen. Penyaluran dana ZIS
berdasarkan bidang di tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 2.4.

1 Pendidikan 15,78
2 Kesehatan 6,03
3 Kemanusiaan 49,58
4 Ekonomi 9,72
5 Dakwah Advokasi 18,88

Sumber: BAZNAS RI (2022b)

Pengelolaan zakat yang baik memerlukan dukungan indikator sebagai sebagai


sebagai alat ukur. Pada tahun 2016 Puskas BAZNAS membuat sebuah indikator
berbasis data dan menjadi referensi standar kemajuan kinerja perzakatan

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

Indonesia yang dinamai Indeks Zakat Nasional (IZN). Objek pengukuran IZN
merupakan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ)
pada tingkat Provinsi, Kota, dan Kabupaten di seluruh Indonesia. Seiring
berjalannya waktu banyak dinamika dan tantangan pengelolaan zakat yang terus
berubah yang menyebabkan adanya perubahan pada IZN.

IZN 2.0 diterbitkan pada Februari 2020 sebagai penyempurnaan dan


jawaban atas dinamika dan tantangan yang disodorkan oleh perubahan zaman
atas pengelolaan zakat. IZN diharapkan menjadi indikator yang dapat
memberikan gambaran sejauh mana zakat telah berperan terhadap kesejahteraan
mustahik, dan juga dapat menunjukkan pada tahap apa institusi zakat telah
dibangun, baik secara internal kelembagaan, partisipasi masyarakat, maupun dari
sisi dukungan yang diberikan pemerintah.

IZN memiliki dua dimensi yaitu Dimensi Makro dan Dimensi Mikro.
Indikator makro dalam IZN terdiri dari regulasi, dukungan APBN, dan database
lembaga zakat. Sedangkan indikator mikro terdiri dari kelembagaan dan dampak
zakat. Pengukuran IZN memiliki hasil akhir dengan rentang nilai dari 0 hingga 1.
Hasil akhir ini dikelompokan menjadi 5 kategori berdasarkan besaran nilainya,
yaitu Tidak Baik (0,00-0,20), Kurang Baik (0,21-0,40), Cukup Baik (0,41-0,60),
Baik (0,61-0,80), dan Sangat Baik (0,81-1,00). Adapun komponen IZN 2.0 dapat
dilihat pada Gambar 2.3.

Sumber: Puskas BAZNAS (2020a)

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

Pengukuran IZN tahun 2021 melibatkan 30 BAZNAS Provinsi dan 297 BAZNAS
Kabupaten/Kota. Hanya saja, untuk pengisian KDZ total partisipasi BAZNAS Provinsi
adalah sebanyak 27 lembaga dan BAZNAS Kabupaten/Kota sebanyak 263 lembaga.
Mengingat KDZ adalah bagian tidak terpisahkan dari IZN maka pengukuran IZN hanya
akan dilakukan kepada BAZNAS yang telah mengisi IZN maupun KDZ secara lengkap.
Sehingga, total BAZNAS daerah yang dapat diukur pada kajian IZN tahun 2021 adalah
sebanyak 290 lembaga. Jumlah ini sedikit menurun dibandingkan dengan tahun 2020
dimana pengukuran IZN dilakukan kepada 302 BAZNAS yang terdiri dari 32 BAZNAS
Provinsi dan 270 BAZNAS Kabupaten/Kota.

Untuk mendapatkan nilai IZN Nasional maka dilakukan penghitungan rata-


rata dari nilai IZN Provinsi. Pada tahun 2021, terjadi peningkatan nilai IZN menjadi
0,59 (Cukup Baik) dari sebelumnya di tahun 2020 adalah sebesar 0,50 (Cukup Baik).
Mayoritas provinsi yang ada di Indonesia mendapatkan nilai IZN pada kategori Baik
(52,94%) dan diikuti oleh Cukup Baik (44,12%) dan Kurang Baik (2,94%). Sama
seperti tahun sebelumnya, belum ada satu pun provinsi yang mendapatkan nilai pada
kategori Sangat Baik. Di sisi lain, juga tidak terdapat provinsi yang berada di kategori
Tidak Baik.

Sumber: Puskas BAZNAS (2021)

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

Berdasarkan Gambar 2.4, dapat disimpulkan bahwa mayoritas provinsi


ada pada kategori Baik untuk dimensi makro, dan Cukup Baik untuk dimensi
mikro. Hal ini mencerminkan bahwa sudah terdapat banyak dukungan dari
pemerintah dan daerah untuk pengelolaan zakat, dengan adanya regulasi dan
database yang baik. Namun masih banyak faktor yang harus ditingkatkan dalam
dimensi mikro, seperti kelembagaan dan dampak zakat yang dirasakan mustahik.

Hasil IZN BAZNAS RI pada tahun 2021 masuk dalam kategori Sangat Baik dengan
nilai pembobotan dari dua dimensi (makro dan mikro) sebesar 0,88. Dari dimensi
makro, BAZNAS RI masuk dalam kategori Baik dengan nilai sebesar 0,80. Indikator
regulasi dan database pun mendapat nilai sempurna (1,00), yang berarti BAZNAS
RI telah memiliki peraturan pengelolaan zakat di tingkat nasional dan database
yang dibutuhkan. Namun, indikator dukungan APBN kepada BAZNAS RI
mendapat nilai 0,00. Hal ini disebabkan oleh besaran APBN BAZNAS RI hanya
mencakup kurang dari 20 persen biaya operasional.

Sedangkan dari dimensi mikro, BAZNAS RI memiliki nilai 0,91 yang masuk
dalam kategori Sangat Baik. Nilai indeks kelembagaan BAZNAS RI sebesar 1,00
yang berarti variabel pengumpulan, pengelolaan, penyaluran, dan pelaporan
sudah sangat baik. Akan tetapi, indikator dampak zakat mendapat nilai sebesar
0,85 (Sangat Baik) dengan Nilai indeks kesejahteraan CIBEST sebesar 1,00 (Sangat
Baik), nilai variabel modifikasi IPM sebesar 0,75 (Baik) dan nilai variabel
kemandirian sebesar 0,68 (Baik). Indeks Zakat Nasional BAZNAS RI dapat dilihat
pada Tabel 2.5.

Regulasi 1,00 Makro (0,80)


Dukungan APBN untuk BAZNAS 0,00
Database Lembaga Zakat 1,00 0,88
Kelembagaan 1,00 Mikro (0,91)
Dampak Zakat 0,85
Sumber: Puskas BAZNAS (2021)

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

Berdasarkan nilai IZN tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan


zakat yang dilakukan oleh BAZNAS RI sudah sangat baik. Mayoritas variabel
maupun indikator penyusun IZN telah masuk ke dalam kategori Sangat Baik. Akan
tetapi, ada tiga catatan yang dapat diberikan kepada BAZNAS RI agar kedepannya
pengelolaan zakat dapat lebih baik lagi. Pertama adalah terkait dengan dukungan
pemerintah melalui APBN yang diberikan. BAZNAS RI dapat lebih proaktif untuk
menunjukkan kerja-kerja zakat yang telah dilakukan sehingga pemerintah dapat
lebih menyadari peran besar BAZNAS dalam membantu pengelolaan zakat di
Indonesia. Kedua, bagi BAZNAS RI adalah untuk meningkatkan kampanye zakat
agar lebih masif. Terakhir yang dapat diberikan kepada BAZNAS RI adalah dengan
mulai meningkatkan wilayah penyaluran.

Fungsi zakat sebagai instrumen pengentasan kemiskinan sejatinya telah menjadi


amanat Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat di dalam
Pasal 3. Sesuai dengan Pasal 3B dalam UU tersebut dinyatakan bahwa pengelolaan
zakat ditujukan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan
penanggulangan kemiskinan. Oleh karena itu, segala bentuk aktivitas maupun
turunan kegiatan lain yang melibatkan pemanfaatan dana zakat harus ditujukan
untuk pengentasan kemiskinan yang terjadi di tengah masyarakat. Dalam upaya
pengentasan kemiskinan, pemerintah pada tahun 2022 mengalokasikan anggaran
pengentasan kemiskinan dari APBN sebesar Rp.431 T. Sedangkan kontribusi
anggaran pengentasan kemiskinan dari zakat (BAZNAS dan LAZ) sebesar Rp.22 T
atau 5,1%. Berikut diuraikan secara detail kontribusi BAZNAS dan LAZ dalam
pengentasan kemiskinan secara nasional.

Secara keseluruhan BAZNAS/LAZ se-Indonesia berhasil mengentaskan


kemiskinan rata-rata sebesar 48% penerima program penanggulangan kemiskinan
dari garis kemiskinan BPS atau sebanyak 397.419 jiwa, meningkat sebesar 39,41%

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

dibandingkan tahun 2020 yaitu sebanyak 285.063 jiwa. Jumlah mustahik yang
dientaskan kemiskinannya oleh program zakat nasional tersebut melampaui target
Renstra BAZNAS untuk tahun 2021 yaitu

sebanyak 370.582 jiwa. Adapun rasio kontribusi BAZNAS/LAZ terhadap


pengentasan kemiskinan nasional (Maret 2021) sebesar 27,54 juta jiwa adalah
sebesar 1,44%. Capaian ini masih berada 0,06% di bawah target yang ditetapkan
Renstra BAZNAS untuk tahun 2021 sebesar 1,50%. Hal ini dimungkinkan karena
jumlah penduduk miskin pada Maret 2021 meningkat 1,12 juta orang terhadap
Maret 2020 (BPS, 2021).

Berdasarkan hasil penghitungan angka pengentasan kemiskinan,


ditemukan bahwa dengan menggunakan standar kemiskinan BPS (Maret 2021)
yaitu Rp2.121.637/rumah tangga miskin/bulan, BAZNAS RI berhasil mengentaskan
kemiskinan sebesar 49% penerima program penanggulangan kemiskinan dari garis
kemiskinan BPS atau sebanyak 52.563 jiwa. Angka ini meningkat sebesar 82,14%
dibandingkan tahun 2020 dengan jumlah 28.859 jiwa. Jumlah mustahik yang
dientaskan kemiskinannya oleh program zakat BAZNAS RI tersebut melampaui
target Renstra BAZNAS untuk tahun 2021 yaitu sebanyak 1.250 jiwa. Adapun rasio
kontribusi BAZNAS RI terhadap pengentasan kemiskinan nasional (Maret 2021)
sebesar 27,54 juta jiwa adalah sebesar 0,19%. Capaian ini melampaui target yang
ditetapkan Renstra BAZNAS untuk tahun 2021 sebesar 0,005%.

Sebagai upaya keberlangsungan BAZNAS dalam membantu mewujudkan


kesejahteraan masyarakat dan pengentasan kemiskinan, dirumuskan 8 (delapan)
Program Prioritas Pendistribusian dan Pendayagunaan Zakat Nasional tahun 2023.
Delapan program prioritas tersebut diantaranya Beasiswa, Rumah Layak Huni,
Rumah Sehat BAZNAS, Penguatan BAZNAS Tanggap Bencana, BAZNAS
Microfinance/Bank Zakat Mikro, ZMart, ZChicken, dan Santripreneur.

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

Penyusunan Indikator Pemetaan Potensi Zakat (IPPZ) merupakan upaya untuk


menghitung potensi zakat suatu wilayah dalam ukuran kuantitas atau jumlah
tertentu yang meliputi lima objek zakat, yaitu: zakat pertanian, zakat peternakan,
zakat uang, zakat penghasilan, dan zakat perusahaan. Kajian IPPZ ini
dimaksudkan untuk memudahkan BAZNAS dan Lembaga Amil Zakat di masing-
masing daerah dalam rangka mengetahui potensi zakat di wilayahnya, sehingga
berdampak pada optimalisasi penghimpunan zakat. Metode yang digunakan
dalam kajian ini meliputi pendekatan kuantitatif dan hasil akhir yang diharapkan
adalah indikator potensi berupa angka-angka. Penghitungan IPPZ menggunakan
data-data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber resmi pemerintah
Indonesia seperti data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Otoritas Jasa Keuangan
(OJK), data-data Kementerian yang relevan seperti Kementerian Pertanian,
Kementerian Keuangan, Kementerian Agama, serta lembaga lainnya termasuk
data-data yang dimiliki oleh BAZNAS sendiri.

Sebagaimana amanat Undang-Undang, Pengelolaan Zakat dilakukan


berdasarkan kewilayahan. Setiap tingkatan wilayah memiliki BAZNAS sebagai
koordinator pengelolaan zakat dan terdapat juga LAZ pada skala tertentu. Hal ini
juga berimplikasi pada analisis potensi zakat yang dilakukan. Potensi Zakat yang
dihitung secara nasional saja dengan data provinsi tidak bisa mewakili
keseluruhan daerah, sebaliknya potensi zakat yang dihitung berdasarkan data
kabupaten dan kota nilai akumulasinya tidak dapat menggambarkan nilai potensi
zakat nasional. Maka dari itu, dikarenakan setiap tingakatn BAZNAS/LAZ memiliki
target objek zakat tersendiri maka dibuatlah pemetaan potensi zakat berdasarkan
kabupaten dan kota, skala provinsi, dan potensi BAZNAS RI.

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

Potensi zakat skala BAZNAS RI mencapai Rp 5,8 triliun. Potensi zakat penghasilan
tertinggi ditempati oleh zakat penghasilan pada pegawai BUMN sebesar Rp 2,57
triliun, disusul zakat karyawan perusahaan nasional yang mencapai Rp 2,301
miliar, selanjutnya adalah potensi zakat penghasilan ASN kementerian dengan
nilai Rp 726 miliar, kemudian untuk potensi zakat ASN Lembaga Pemerintah Non
Kementerian sebesar Rp 102 miliar, potensi zakat ASN Lembaga Negara Rp 71
miliar. Selanjutnya potensi zakat TNI dan Polri tercatat sebesar Rp 46 miliar dan
potensi zakat pegawai BI dan OJK tercatat senilai Rp 16 miliar. Data lebih lengkap
tersedia pada tabel berikut.

1 Zakat ASN Lembaga Negara 71.998.000.880,59

2 Zakat ASN Kementrian 726.415.719.305,14

3 Zakat ASN Lembaga Pemerintah Non Kementrian 104.478.876.526,21

4 Zakat TNI dan POLRI 46.646.005.001,22

5 Zakat Pegawai BI dan OJK 16.311.516.678,91

6 Zakat Pegawai BUMN 2.574.397.820.262,55

7 Zakat Karyawan Perusa 2.301.575.801.942,09

Sumber: Data Sekunder diolah (2022)

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

Pemetaan potensi zakat skala provinsi merupakan upaya pengukuran potensi


zakat skala provinsi yang meliputi objek zakat penghasilan ASN dan Non ASN,
zakat perusahaan BUMD provinsi, dan zakat ritel. Potensi zakat skala provinsi di
Indonesia mencapai Rp 4,37 triliun. Potensi zakat skala provinsi berada di regional
Jawa yaitu Provinsi Jawa Timur sebesar Rp 547,4 miliar, disusul Jawa Barat dan
Jawa Tengah dengan potensi masing-masing sebesar Rp 535,4 miliar dan Rp
505,4 miliar.

1 Aceh 195,4 18 Nusa Tenggara Barat 105,4


2 Sumatera Utara 201,9 19 Nusa Tenggara Timur 19,2
3 Sumatera Barat 149,0 20 Kalimantan Barat 73,7
4 Riau 116,9 21 Kalimantan Selatan 102,0
5 Jambi 91,1 22 Kalimantan Tengah 61,8
6 Sumatera Selatan 160,1 23 Kalimantan Timur 85,3
7 Bengkulu 68,6 24 Kalimantan Utara 20,7
8 Lampung 134,6 25 Sulawesi Selatan 217,6
9 Bangka Belitung 31,3 26 Sulawesi Tenggara 92,9
10 Kepualauan Riau 33,6 27 Sulawesi Tengah 79,1
11 Banten 105,0 28 Sulawesi Barat 33,7
12 DKI Jakarta 302,9 29 Sulawesi Utara 29,6
13 Jawa Barat 535,4 30 Gorontalo 37,9
14 Jawa Tengah 81,9 31 Maluku 42,2
15 DI Yogyakarta 547,4 32 Maluku Utara 38,3
16 Jawa Timur 27,5 33 Papua Barat 18,5
17 Bali 27,5 34 Papua 27,0

Sumber: Data Sekunder diolah (2022)

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

Pada awal tahun 2022, Direktorat Kajian dan Pengembangan telah melakukan pemetaan potensi
zakat secara nasional sampai skala kabupaten dan kota yang selanjutnya dijumlahkan menjadi nilai
potensi zakat provinsi. pengukuran Indeks Pemetaan Potensi Zakat (IPPZ) pada tahun 2022 ini
melibatkan 416 kabupaten dan 98 kota di 34 provinsi Indonesia. Rekapitulasi potensi zakat
berdasarkan provinsi di Indonesia. Provinsi DKI Jakarta menempati posisi pertama dengan nilai potensi
zakat yaitu sebesar Rp 64,5 triliun, disusul oleh provinsi Jawa Timur dan Jawa Barat dengan nilai
masing-masing sebesar Rp 36,2 triliun dan Rp 30,6 triliun. Sedangkan potensi objek zakat tertinggi
yaitu zakat pertanian, zakat peternakan dan zakat perusahaan tertinggi berada di provinsi Jawa Timur
dengan nilai potensi masing-masing sebesar Rp 3,2 triliun, Rp 2,4 triliun dan Rp 36,6 miliar. Sedangkan
potensi zakat uang dan zakat penghasilan tertinggi berada di provinsi DKI Jakarta dengan nilai potensi
masing-masing sebesar Rp 37,7 triliun dan 26,8 triliun.

1 NAD 683,63 283,30 192,38 1,09 1.965,34 3.125,74

2 Sumatera Utara 358,01 627,31 1.488,15 0,07 6.334,48 8.808,02

3 Sumatera Barat 612,96 379,43 343,44 1,68 2.725,17 4.062,68

4 Riau 553,18 164,57 619,09 0,27 6.697,16 8.034,26

5 Jambi 339,35 121,11 303,11 1,61 2.354,31 3.119,49

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

6 Sumatera Selatan 1.380,89 456,34 693,19 5,23 5.126,95 7.662,60

7 Bengkulu 165,39 110,09 81,50 0,35 900,42 1.257,75

8 Lampung 844,48 385,72 343,99 1,06 3.737,27 5.312,53

9 Bangka Belitung 100,27 145,72 135,62 0,03 746,13 1.127,77

10 Kepulauan Riau 0,28 239,15 315,30 0,17 2.194,61 2.749,52

11 Banten 387,78 307,74 4.032,76 5,39 6.298,05 11.031,72

12 DI Jakarta 0,86 1,72 37.667,20 0,00 26.817,59 64.487,38

13 Jawa Barat 2.335,38 1.267,43 5.749,21 14,95 21.321,63 30.688,59

14 Jawa Tengah 3.069,96 1.069,88 2.681,07 17,61 17.682,27 24.520,80

15 DI Yogyakarta 120,04 111,27 441,85 2,11 1.858,14 2.533,42

16 Jawa Timur 3.275,73 2.446,06 6.676,52 36,55 23.760,49 36.195,35

17 Bali 21,29 24,54 110,32 5,25 454,33 615,73

18 Nusa Tenggara Barat 345,44 540,49 227,46 2,72 1.628,76 2.744,87

19 Nusa Tenggara Timur 25,49 37,62 17,46 0,83 117,01 198,41

20 Kalimantan Barat 329,43 175,00 288,43 2,26 1.549,90 2.345,01

21 Kalimantan Selatan 448,92 265,28 356,11 5,04 2.086,10 3.161,46

22 Kalimantan Tengah 361,91 120,97 134,81 0,61 1.350,31 1.968,60

23 Kalimantan Timur 847,26 197,51 613,74 6,11 5.327,43 6.992,05

24 Kalimantan Utara 11,67 39,48 70,66 0,23 773,97 896,01

25 Sulawesi Selatan 1.476,02 726,37 595,56 2,91 4.826,27 7.627,13

26 Sulawesi Tenggara 401,93 257,01 188,63 0,52 1.552,47 2.400,56

27 Sulawesi Tengah 470,87 172,57 129,26 0,16 1.821,45 2.594,31

28 Sulawesi Barat 263,82 77,63 10,70 0,18 464,15 816,47

29 Sulawesi Utara 67,16 69,56 75,79 1,35 443,00 656,85

30 Gorontalo 56,04 165,36 27,06 0,15 477,94 726,55

31 Maluku 36,21 81,72 41,52 0,91 257,87 418,23

32 Maluku Utara 22,89 151,95 35,76 1,84 364,77 577,20

33 Papua Bara 5,08 58,60 42,28 0,32 373,84 480,12

34 Papua 28,28 17,22 40,48 2,23 380,94 469,15

Sumber: Data Sekunder diolah (2022)

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

Pada publikasi Indeks Literasi Zakat (ILZ) 2022 tingkat nasional diperoleh hasil
bahwa skor ILZ di tahun 2022 mencapai 75,26 yang masuk dalam kategori tingkat
literasi menengah atau moderat. Nilai ini meningkat 8,48 poin dibanding nilai ILZ
di tahun 2020 (66,78). Kemudian hasil pengukuran tingkat pemahaman
masyarakat di Indonesia dalam pengetahuan dasar mengenai zakat mendapatkan
nilai Indeks 79,01 yang masuk dalam kategori moderat atau menengah. Nilai ini
meningkat 6,8 poin dibanding nilai ILZ di tahun 2020 (72,21). Adapun hasil
pengukuran tingkat pemahaman lanjutan mengenai zakat, Indonesia memiliki
nilai indeks sebesar 68,28 yang masuk dalam kategori menengah. Nilai ini juga
meningkat 11,6 poin dari nilai 56,68 pada tahun 2020. Secara umum,
pengetahuan zakat secara umum di Indonesia berada pada tingkat yang
menengah. Hasil ini juga menunjukkan bahwa adanya korelasi yang positif antara
besarnya pengumpulan zakat dengan nilai Indeks Literasi Zakat.

Secara lebih spesifik, responden dengan jenis kelamin laki-laki


memperoleh kategori Tinggi pada ILZ sebesar 46,33%, sedangkan responden
perempuan sebanyak 39,98%. Selain itu, untuk kategori ILZ Rendah tidak jauh
berbeda antara responden dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Kemudian dari status pernikahan, survei menunjukkan bahwa 45,46% mereka

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

yang sudah menikah mendapatkan kategori ILZ Tinggi. Kategori ILZ Rendah paling
banyak dimiliki oleh mereka yang belum menikah. Responden dengan jenis
pekerjaan sebagai pegawai BUMN/BUMD memiliki kategori ILZ Tinggi paling
banyak, untuk kategori ILZ Menengah paling banyak pada responden dengan
jenis pekerjaan sebagai pendidik, dan kategori ILZ Rendah paling banyak pada
jenis pekerjaan sebagai pengusaha. Responden pekerjaan sebagai ASN memiliki
jumlah kategori ILZ Tinggi (44,48%) yang lebih banyak dibandingkan dengan
kategori ILZ Menengah (43,64%) dan kategori ILZ Rendah (11,89%). Lebih lanjut,
responden yang tinggal di pedesaan memiliki kategori ILZ Rendah sebesar
59,97% yang lebih tinggi dibandingkan dengan kategori ILZ Menengah maupun
kategori ILZ Tinggi. Kemudian, responden yang tinggal di wilayah perkotaan
memiliki kategori ILZ Tinggi yang paling banyak sebesar 49,46%. Sedangkan,
untuk responden yang berada di wilayah pedesaan, memiliki proporsi kategori ILZ
Rendah yang paling banyak yaitu sebesar 17,92%. Analisis juga menunjukkan
adanya hubungan antara jenis kelamin, status pernikahan, wilayah tempat kerja,
dan jenis pekerjaan terhadap kategori ILZ. Selain itu, hasil juga menunjukkan
adanya hubungan yang positif antara periode kelahiran, pendapatan, dan
pendidikan terhadap literasi zakat.

Masyarakat yang sudah menunaikan minimal dalam satu tahun terakhir


diketahui memiliki kategori ILZ Tinggi sebesar 43,28%, sedangkan responden
dengan kategori ILZ Rendah sebesar 14.08%. Mereka yang belum menunaikan
zakat selama minimal satu tahun terakhir lebih banyak memiliki kategori ILZ
Rendah (19,85%). Hasil survei ini juga menangkap masyarakat yang memilih
BAZNAS sebagai tempat untuk menunaikan zakat mencapai 49,45%. Mereka
yang memilih BAZNAS sebanyak 55% memiliki kategori ILZ Tinggi. Sedangkan,
masjid/mushola dan langsung kepada mustahik merupakan pilihan kedua dan
ketiga masyarakat dalam menunaikan zakat, dengan memiliki kategori ILZ Rendah
sebanyak masing-masing 26,30% dan 18,97%. Ceramah keagamaan, konten
media sosial, dan kantor/kampus/sekolah adalah sumber informasi terbanyak
masyarakat Indonesia terkait dengan zakat dengan nilai masing-masing 48,76%,
17,95%, dan 15,49%. Masyarakat yang mendapatkan sumber informasi dari
ceramah keagamaan memiliki kategori ILZ Rendah sebesar 16,09%, kategori ILZ

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

Menengah sebesar 42,31%, dan kategori ILZ Tinggi sebesar 41,60%. Responden
yang mendapatkan sumber informasi berasal dari konten media sosial dan
kantor/kampus/sekolah memiliki kategori ILZ Tinggi yang lebih besar
dibandingkan dengan kategori ILZ lainnya.

Adapun di wilayah Sumatera; wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara;


dan wilayah Kalimantan, ketiga wilayah tersebut memiliki nilai ILZ dengan
kategori Menengah. Dalam hal pemahaman dasar tentang zakat, hanya wilayah
Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara yang mendapatkan nilai dengan kategori Tinggi,
sedangkan wilayah Sumatera dan Kalimantan sama-sama memiliki nilai ILZ
dengan kategori Menengah. Berbeda dengan pengetahuan dasar, dalam hal
pemahaman lanjutan tentang zakat ketiga wilayah tersebut sama-sama memiliki
skor ILZ dengan kategori Menengah. Keseluruhan nilai tersebut mengalami
peningkatan jika dibandingkan dengan nilai ILZ pada tahun 2020. Rincian nilai ILZ
dari masing-masing wilayah tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Sumatera 78,21 Menengah 67,55 Menengah 74,48 Menengah


Jawa, Bali,
80,68 Tinggi 70,58 Menengah 77,14 Menengah
Nusa Tenggara
Kalimantan 78,59 Menengah 66,73 Menengah 74,44 Menengah

Sumber: Puskas BAZNAS (2022)

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

Sama dengan ketiga wilayah sebelumnya, wilayah Sulawesi, wilayah Maluku-


Papua, dan wilayah Minoritas ketiganya memiliki nilai ILZ dengan kategori
Menengah. Dalam hal pemahaman dasar tentang zakat maupun pemahaman
lanjutan, ketiga wilayah tersebut juga memiliki nilai ILZ dengan kategori
Menengah. Keseluruhan nilai tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan
dengan nilai ILZ pada tahun 2020. Rincian nilai ILZ pada masing-masing wilayah
dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Sulawesi 77,15 Menengah 64,52 Menengah 72,73 Menengah


Maluku-Papua 74,79 Tinggi 62,93 Menengah 70,64 Menengah
Minoritas 76,64 Menengah 64,36 Menengah 72,34 Menengah

Sumber: Puskas BAZNAS (2022)

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

Indeks Kesiapan Digital Organisasi Pengelola Zakat merupakan suatu alat ukur ilmiah
yang telah dikembangkan oleh Pusat Kajian Strategis BAZNAS bekerjasama dengan
Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia. Indeks Kesiapan Digital
Organisasi Pengelola Zakat dapat mengidentifikasi dan mengukur secara akurat
tingkat Kesiapan Digital OPZ dalam pengelolaan zakat melalui pengukuran atas
aktivitas utama dalam pengelolaan zakat yaitu aktivitas pengumpulan,
pendistribusian dan pendayagunaan, dan juga pelaporan, ke empat aktivitas tersebut
diukur kesiapan digitalnya menggunakan empat variabel yang diturunkan ke dalam
tiga puluh tiga indikator teknis yang memiliki relevansi dengan kesiapan masing-
masing OPZ dalam menghadapi era digital.

Penyusunan dimensi, variabel dan indikator dilakukan melalui serangkaian


kegiatan seperti diskusi grup terarah, uji validitas dan reliabilitas, public hearing yang
dilakukan bersama stakeholder sehingga Indeks Kesiapan Digital OPZ memiliki
landasan yang sangat kuat dan reliabel untuk dapat diimplementasikan lebih luas di
seluruh OPZ di Indonesia. Di samping itu, metode penelitian yang digunakan dalam
penyusunan konsep serta indikator Indeks Kesiapan Digital Organisasi Pengelola Zakat
adalah metode campuran (mixed method) menggunakan pendekatan kuantitatif
(perhitungan indeksasi dengan metode sekaran (2003) dan juga menggunakan

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

metode penghitungan Multi-Stage Weighted Index) dan kualitatif (teknik analisis


konten dan diskusi grup terarah/FGD).

Berikut hasil kriteria penilaian indeks pada Indeks Kesiapan Digital


Organisasi Pengelola Zakat yang telah didiskusikan dengan para pakar dalam bidang
zakat. Secara umum, terdapat lima rentang nilai dengan lima kategori penilaian dari
Indeks Kesiapan Digital OPZ. Rentang nilai yang ditentukan dalam studi ini adalah
Rentang nilai 0-1 dimana dengan semakin mendekati 1 akan semakin baik dan
semakin mendekati 0 akan semakin tidak baik.

● rentang nilai 0-0,20 masuk dalam kategori tidak baik


● rentang nilai 0,21-0,40 masuk dalam kategori kurang baik
● rentang nilai 0,41-0,60 masuk dalam kategori cukup baik
● rentang nilai 0,61-0.80 masuk dalam kategori cukup baik
● rentang nilai 0,80-1,00 dikategorikan sangat baik

Pada rentang nilai 0-0,20 dan 0,21-0,40 termasuk dalam level kesiapan
tradisional yang berarti secara keseluruhan kondisi pengelolaan zakat di OPZ terkait
masih sangat tradisional atau tidak menerapkan proses digitalisasi pada seluruh atau
sebagian besar aktivitas utama dalam pengelolaan zakat. Sehingga Otoritas atau
stakeholder terkait direkomendasikan untuk melakukan pendampingan secara
intensif kepada OPZ yang masuk pada level kesiapan ini dengan memberikan
pelatihan fundamental terkait implementasi proses digitalisasi pada aktivitas utama
pengelolaan zakat untuk mendorong OPZ agar melakukan transformasi ke level
berikutnya.

Kemudian, pada rentang nilai 0,41-0,60 dan 0,61-0,80 termasuk level


kesiapan IT-Developing atau secara teknologi tengah berkembang, dimana OPZ pada
sebagian atau sebagian besar aktivitas pengelolaan zakat sudah menerapkan proses
digitalisasi namun pada sebagian lagi belum diimplementasikan. Oleh karena itu,
rekomendasi kebijakan yang sesuai dengan level kesiapan ini adalah dengan cara
memberikan kebijakan-kebijakan advokatif berupa penyediaan pelatihan dan
pendidikan yang dibutuhkan bagi OPZ untuk mengakselerasi penerapan proses
digitalisasi pada aktivitas utama pengelolaan zakat sehingga OPZ terkait dapat naik
ke level berikutnya.

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

Selanjutnya, pada rentang nilai 0.80-1.00 termasuk level kesiapan Digital


Native. Pada level kesiapan ini, aktivitas utama pengelolaan zakat di OPZ sebagian
besar sudah menerapkan proses digitalisasi. Rekomendasi kebijakan yang tepat bagi
OPZ pada level ini adalah terus mengadvokasi OPZ agar memperbaiki aspek-aspek
minor dalam hal digitalisasi agar OPZ tetap berada pada level terbaik.

Proses digitalisasi dalam pengelolaan zakat sebetulnya telah dimulai sebelum pandemi
berlangsung. Beberapa BAZNAS/LAZ yang telah memiliki skala pengelolaan zakat
yang cukup besar telah melakukan proses digitalisasi pada seluruh aspek pengelolaan
zakat secara sistematis. Namun, ketimpangan pengelolaan zakat masih terjadi, masih
terdapat BAZNAS/LAZ yang tidak memahami tentang pentingnya proses digitalisasi
dalam pengelolaan zakat. Untuk mengatasi hal ini tentunya diperlukan advokasi
kepada BAZNAS/LAZ terkait yang dilakukan oleh otoritas pengelolaan zakat di
Indonesia yaitu BAZNAS.

Pada tahun 2021 BAZNAS bekerjasama dengan Bank Indonesia, selaku


otoritas sistem pembayaran, dalam menyusun alat ukur yang dinamakan Indeks
Kesiapan Digital BAZNAS/LAZ (IKDZ). Alat ukur ini diharapkan dapat memotret
dengan baik tingkat kesiapan digital BAZNAS/LAZ baik secara nasional, regional
maupun di tingkat lembaga. Dan pada tahun 2022, pengukuran Indeks Kesiapan
Digitalisasi BAZNAS/LAZ mulai dilakukan. Survei dilakukan di tahun 2022 pada kurun

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

Bulan Juni-Agustus 2022 dengan melibatkan lebih dari 300 BAZNAS/LAZ di seluruh
Indonesia.

Hasil pengukuran m enunjukkan jika nilai Indeks Kesiapan Digitalisasi


BAZNAS/LAZ secara nasional mencapai skor 0.653 dalam kategori Baik dengan
tingkat level kesiapan digital berada pada posisi IT-Developing dan peringkat B2.
Kemudian pada cakupan dimensi, dimensi pengumpulan secara nasional
mendapatkan skor 0.653 dalam kategori Baik dengan level kesiapan pada posisi IT-
Developing dan mendapatkan peringkat B2. Kemudian, pada dimensi aktivitas
pendistribusian dan pendayagunaan, skor yang didapatkan mencapai 0.586 dalam
kategori Cukup Baik dengan level kesiapan IT-Developing dan mendapatkan
peringkat B1. Di samping itu, pada dimensi aktivitas pelaporan mendapatkan skor
sebesar 0.748 dalam kategori Baik dengan level kesiapan IT-Developing dan
mendapatkan peringkat B2. Hal ini dapat disimpulkan jika kekuatan tingkat kesiapan
digitalisasi secara nasional terletak di aktivitas pelaporan pengelolaan zakat, adapun
tingkat kesiapan digitalisasi yang terendah pada aktivitas pendistribusian dan
pendayagunaan zakat.

International Working Group on Zakat Core Principles menerbitkan dokumen


konsultatif Zakat Core Principles (ZCP) yang secara resmi diluncurkan pada 23-24 Mei

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

2016, selama KTT Kemanusiaan PBB di Istanbul, Turki. Prinsip-Prinsip Inti Pengawasan
Zakat yang Efektif menetapkan aspek regulasi umum tentang operasional zakat dan
infrastruktur pendukungnya. Secara struktural, ZCP menetapkan kriteria penting dan
tambahan yang harus dipenuhi oleh otoritas dalam mempromosikan operasi zakat
yang efektif.

Prinsip-Prinsip Inti Pengawasan Zakat yang Efektif mengklasifikasikan aspek


pengaturan menjadi enam bidang utama: (a) landasan hukum; (b) pengawasan zakat;
(c) tata kelola zakat; (d) fungsi perantara; (e) manajemen risiko dan (f) tata kelola
syariah. Tema-tema dalam pengelolaan zakat ini membutuhkan penelitian dan
bimbingan lebih lanjut dari perspektif regulasi.

Fungsi intermediasi lembaga zakat terdiri dari dua aspek: penghimpunan dan
penyaluran, yaitu pendistribusian dan pendayagunaan. Catatan teknis ini merupakan
penjabaran teknis dari dokumen ZCP, khususnya dalam fungsi intermediasi
Penghimpunan lembaga zakat (Prinsip nomor 9 dan 10), yang memiliki dimensi
implementasi praktis. Dokumen disusun sesuai dengan dokumen internasional lainnya
untuk memungkinkan saling pengakuan dalam struktur peraturan keuangan Islam
serta mitra konvensional.

Catatan teknis ini dibuat untuk menetapkan faktor-faktor penting yang


menjamin kemudahan pengumpulan zakat, termasuk: a) Peraturan terkait untuk
lembaga zakat; b) Penetapan nisab kewenangan dan harta zakat; c) Batas
pembebasan harta (nisab) untuk zakat; d) Kebijakan jenis harta zakat; e) Klasifikasi
harta zakat; f)Jangka waktu pengumpulan zakat; g) Mitigasi penyalahgunaan
pengumpulan zakat; h) Zakat kontemporer; i) Sosialisasi dan edukasi zakat; j) RUU hak
muzaki; dan k) Pelaporan.

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

International Working Group for the Zakat Core Principles (ZCP) adalah unit
yang dibentuk untuk memandu pengelolaan zakat dengan cara mengembangkan
sistem operasi yang efektif dan efisien. Dokumen ZCP secara resmi diterbitkan pada
23-24 Mei 2016 selama Konferensi Kemanusiaan PBB di Istanbul, Turki. Prinsip inti
ZCP bertujuan untuk memberikan pedoman bagi regulator dan lembaga zakat
tentang pengawasan zakat yang efektif, peraturan operasional umum dalam
pengelolaan zakat dan infrastruktur pendukungnya. Secara struktural, ZCP telah
menetapkan kriteria esensial yang harus dipenuhi oleh semua pihak yang berwenang
untuk mendorong pengelolaan zakat yang efektif.

Fungsi intermediasi dalam pengelolaan zakat terdiri dari penghimpunan dan


penyaluran dana zakat, termasuk pendayagunaannya. Catatan teknis ini merupakan
penjabaran teknis dari dokumen ZCP khususnya mengenai fungsi perantara pencairan
(prinsip 10), yang membahas dimensi praktis implementasi. Pengembangan dokumen
ini mengacu pada dokumen standar internasional lainnya dengan tujuan
mendapatkan pengakuan hukum dari regulator keuangan syariah dan konvensional.
Catatan teknis ini dimaksudkan untuk memberikan acuan bagi pihak yang
berwenang dalam menyusun peraturan tentang penyelenggaraan zakat. Dalam
jangka panjang, kepatuhan terhadap standar ini akan meningkatkan kredensial
selama penilaian internasional.

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

Catatan teknis ini membahas faktor-faktor esensial yang menjamin


penyaluran dana zakat, antara lain sebagai berikut: a) Peraturan Perundang-
undangan tentang Pengelolaan Dana Zakat Pedoman Penetapan Asnaf Zakat; b)
Pengelolaan Keuangan dalam Pencairan Dana; c) Kriteria dan Pedoman
Penerima/Penerima Zakat; d) Program Pencairan Zakat; e) Penentuan Proporsi
Program Penyaluran; f) Jangka Waktu Pencairan Dana Terhimpun; g) Alokasi Dana
Zakat; h) Penilaian Pencairan Lembaga Zakat dari Pengawas Zakat; i) Alokasi Dana
Zakat di Tingkat Internasional; j) Penilaian terhadap Dampak Sosial Dana Zakat oleh
Pengawas Zakat; k) Pedoman Asnaf Prioritas Proses Pencairan Zakat; l) Prinsip
Pemerataan, Keadilan, dan Kedekatan Wilayah dalam Penyaluran Zakat; m) Peraturan
Pengawas Zakat tentang penyelewengan/penipuan Pencairan Dana Zakat; n)
Peraturan/Pedoman Khusus tentang Pembatasan Penyaluran Zakat Bagi Golongan
Tertentu; dan o) Tata Cara Pencairan Zakat Pencantuman dalam Akta Pendirian
Lembaga Zakat.

Pengelolaan zakat di Indonesia dikenal sebagai ekosistem zakat yang cukup kompleks
dan komprehensif. Hal ini dikarenakan beberapa faktor diantaranya karena Indonesia
telah memiliki perangkat hukum zakat yang memadai melalui UU No.23 Tahun 2011,
Regulator pengelolaan zakat yang cukup kuat, jumlah Organisasi Pengelola Zakat
(OPZ) yang sangat banyak dimana terdapat lebih dari 500 lembaga zakat, dan juga
potensi zakat di Indonesia yang sangat besar. Namun, pada praktiknya pengelolaan
zakat di Indonesia masih belum berada pada level terbaik baik dari segi pengumpulan

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

zakat melalui lembaga resmi, literasi zakat yang masih rendah, dan juga kapasitas
SDM zakat yang masih harus ditingkatkan. BAZNAS di bawah kepemimpinan yang
baru memiliki visi untuk menjadi lembaga utama dalam menyejahterakan umat pada
tahun 2025 telah mencanangkan beberapa kebijakan strategis untuk mencapai visi
tersebut diantaranya adalah pendirian BAZNAS Institute pada tahun 2022. BAZNAS
Institute sendiri merupakan model yang diadopsi dari Corporate University yang
bertujuan untuk menjadi pusat pembelajaran dan keilmuan (Learning Center of
Excellence) di dalam organisasi.

BAZNAS Institute didesain tidak hanya untuk menjadi Learning Center of


Excellence bagi organisasi tetapi juga bagi ekosistem zakat di seluruh Indonesia.
Melalui kajian ini, secara konsep BAZNAS Institute merupakan penggabungan dari
fungsi model training center yang sudah ada di BAZNAS pusat yakni Lemdiklat
BAZNAS, LSP BAZNAS, dan juga Puskas BAZNAS sehingga secara umum model inti
dari BAZNAS Institute adalah kegiatan yang bersifat development (pengembangan
dan pendidikan), recognition (asesmen dan sertifikasi), dan literation (riset dan
peningkatan literasi) yang diharapkan melalui kegiatan-kegiatan tersebut BAZNAS
Institute mampu menjadi Learning Center of Excellence yang inklusif dalam
mendukung ekosistem pengelolaan zakat di Indonesia agar berada pada level terbaik.

BAZNAS pada tahun 2021 meluncurkan Gerakan Cinta Zakat sebagai kampanye bagi
seluruh umat Muslim tanpa terkecuali untuk meningkatkan derajat kecintaan dan

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

ketakwaan dengan menunaikan zakat, infak, dan sedekah. Namun, dibutuhkan social
marketing campaign yang bersifat anuitas dan nasional selain Gerakan Cinta Zakat.
Salah satunya melalui implementasi Kota Zakat yang dapat meningkatkan social
marketing campaign terutama pada tahap “menciptakan kesadaran dan
ketertarikan” (create awareness and interest) yang merupakan fase awal menuju
perubahan kerangka pemikiran dan perilaku. Terlebih menindaklanjuti hasil survei
terkait literasi zakat bahwa pada level literasi yang moderat, implementasi Kota Zakat
menjadi tahapan penting yang selanjutnya dapat dilaksanakan mengingat telah
adanya pengetahuan dasar masyarakat atas zakat sehingga dapat dilibatkan dalam
membangun Kota Zakat.

Pedoman ini diawali dengan urgensi instrumen zakat secara umum serta
introduksi dari ekosistem Kota Zakat ini. Kota Zakat didefinisikan sebagai daerah
dalam level kabupaten/kota yang telah memenuhi kriteria-kriteria spesifik dalam
pengelolaan zakat di suatu daerah. Kriteria-kriteria tersebut diturunkan ke dalam tiga
pilar utama yakni regulasi dan peran pemerintah, kinerja pengelolaan zakat, dan
partisipasi publik di sebuah wilayah. Implementasi Kota Zakat dilakukan dalam tiga
tahapan mulai dari Kota Ramah Zakat, Kota Kondusif Zakat, dan Kota Zakat Ideal.
Pada tahapan-tahapan ini akan terdapat panduan terkait kriteria dari variabel-variabel
yang diturunkan dari ketiga pilar yang ada. Terdapat total 16 variabel dimana 4
variabel mewakili pilar regulasi dan peran pemerintah, 9 variabel mewakili pilar kinerja
pengelolaan zakat, dan 3 sisanya mewakili pilar partisipasi publik.

Selanjutnya, terdapat pula gambaran umum terkait model kolaborasi antar


stakeholders serta rekomendasi umum terkait pedoman penyelenggaraan Kota Zakat
secara organisasional. Akan ada komponen dewan pengarah, dewan pakar, tim
pelaksana, tim sekretariat, serta kelompok kerja (pokja) yang dibagi secara spesifik ke
dalam tiga pilar yang dijalankan di dalam Kota Zakat. Pedoman yang diberikan ini
dirancang untuk bersifat fleksibel dan aplikatif bagi stakeholders di tingkat
kabupaten/kota. Dengan demikian, masing-masing daerah dapat menyesuaikan
pedoman umum dari pelaksanaan Kota Zakat ini ke dalam rencana aksi (renaksi) di
tataran daerah sebelum berjalannya program.

Dalam tataran praktisnya, implementasi Kota Zakat ini harus memenuhi


aspek inklusivitas yang bermakna dapat memberikan kemaslahatan bagi seluruh

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

lapisan masyarakat. Selain itu, implementasi dari panduan pelaksanaan ini memiliki
prinsip bertahap sesuai dengan kesiapan daerah masing-masing dan memperhatikan
alur mekanisme pelaksanaannya. Alur mekanisme ini dimulai dari tahap persiapan,
perencanaan, pelaksanaan, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan. Pada tahap
akhir, hasil pemantauan, evaluasi, dan pelaporan akan menjadi bahan atas
rekomendasi perbaikan dari pelaksanaan Kota Zakat. Selain itu, hasil ini juga menjadi
usulan atas kegiatan pembinaan dan pengawasan dari pengelolaan zakat di suatu
daerah dalam lingkup kabupaten/kota.

Laboratorium Manajemen Zakat (LMZ)merupakan salah satu program inovatif yang


diinisiasi oleh BAZNAS sebagai bentuk dukungan BAZNAS dalam penciptaan iron-
stock amil zakat yang unggul di masa datang. LMZ memiliki fungsi sebagai tempat
pembelajaran (teaching factory) bagi para mahasiswa serta para akademisi di
lingkungan kampus agar memahami secara lebih baik terkait dengan praktik
pengelolaan zakat yang dilakukan oleh BAZNAS/LAZ sehingga para pengguna
mendapatkan pengetahuan yang komprehensif tidak hanya dari sisi teori tetapi juga
dari segi praktik sebenarnya di industri. Oleh karenanya LMZ akan berfungsi sebagai
bridging the gap antara dunia kampus yang kuat secara teori dengan pihak industri
yang kuat dalam segi praktik.

Secara umum, kurikulum pembelajaran dari LMZ diambil dari Standar Kerja
Kompetensi Indonesia untuk Pengelolaan zakat yang terdiri dari empat kelompok

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

pembelajaran utama yakni pembelajaran terkait dengan perencanaan


pengembangan, pengumpulan zakat, penyaluran zakat dan juga tata kelola
keuangan zakat. Di samping itu, Laboratorium setidaknya terdiri atas dua ruang
terbuka untuk layanan muzaki dan mustahik dan 4 ruangan untuk operasional
manajemen zakat. Ruangan operasional terdiri atas ruang divisi pengumpulan, ruang
divisi pendistribusian dan pendayagunaan, ruang divisi pencatatan dan tata kelola
keuangan serta ruang divisi perencanaan dan pengembangan. Sehingga skema ini
dapat memudahkan tata kelola suatu organisasi pengelola zakat di masa yang akan
datang.

Sumber: Puskas BAZNAS (2022)

Dalam pendirian LMZ terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan oleh
BAZNAS dan juga mitra kampus. Tahap pertama adalah tahap sosialisasi yang
bertujuan untuk melakukan pengenalan terkait program ini dan juga pemaparan
teknis prosedur operasional LMZ. Setelah tahap sosialisasi, dilanjutkan oleh
penyusunan dan penandatanganan dokumen Memorandum of Understanding (MoU)
dan juga dokumen Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara mitra kampus dengan BAZNAS.
Setelah kedua belah pihak sepakat untuk bekerja sama, akan dilanjutkan untuk
penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang merupakan perangkat penting
dalam kegiatan praktik pengelolaan zakat di Laboratorium Manajemen Zakat.
Sementara ini terdapat dua SOP yang dapat dijadikan sebagai referensi oleh mitra
dalam menyusun SOP di lingkungan laboratorium yaitu SOP Kegiatan Praktikum dan
SOP Kegiatan Riset. SOP merupakan panduan wajib yang akan digunakan dalam

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

program ini. Sebelum pendirian LMZ, para tenaga pengajar LMZ juga akan
mendapatkan pelatihan khusus untuk mengoperasikan LMZ (Training of Trainer).

Pada tahun 2022, BAZNAS berhasil melakukan kerja sama LMZ dengan 12
kampus yang berada di Indonesia. Hingga saat ini, proses kerja sama LMZ antara mitra
kampus dan BAZNAS mayoritas sudah di tahap penyusunan dan penandatanganan
MoU dan PKS yang kemudian akan segera dilanjutkan ke tahap-tahap selanjutnya
yakni Penyusunan SOP, Layouting Ruangan LMZ, Pelatihan Tenaga Pengajar LMZ
(Training of Trainer), dan Launching Operasionalisasi LMZ.

KUA merupakan Unit Pelaksana Teknis pada Kementerian Agama yang ada di hampir
seluruh kecamatan di Indonesia. Berada di bawah Direktorat Jenderal Bimbingan
Masyarakat Islam, KUA memiliki tugas dan fungsi yang khusus pada domain
keislaman. Berdasarkan jumlah peristiwa nikah atau rujuk per bulan yang ditangani,
serta letak geografisnya, KUA dibagi ke dalam 5 tipologi, yaitu tipe A, B, dan C yang
dibedakan dari jumlah peristiwa nikah/rujuk yang ditangani, serta tipe D1 dan D2
untuk KUA yang terletak di daerah 3T.

Berdasarkan kondisi sosial ekonomi Kab/Kota tempat keberadaan KUA,


sebanyak 5.897 KUA yang ada dapat dibagi ke dalam tiga kelompok. Kelompok
pertama merupakan KUA yang berada pada Kab/Kota yang memiliki nilai indeks
kedalaman kemiskinan (P1) di atas 1.00 yang dikategorikan sangat miskin. KUA yang

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

berada pada kelompok kedua terletak di Kab/Kota yang memiliki nilai indeks
kedalaman kemiskinan antara 0.51 sampai 1.00 yang dikategorikan cukup miskin.
Sementara itu, kelompok ketiga merupakan KUA yang berada di Kab/Kota dengan
nilai P1 paling tinggi 0.50 yang dikategorikan sedang. Secara umum, rata-rata
masyarakat Indonesia berada dalam kondisi sosial ekonomi yang memprihatinkan.
Kondisi sosial ekonomi rata-rata masyarakat di 369 dari 514 Kab/Kota atau sebesar
71,79 persen dari jumlah Kab/Kota di Indonesia berada pada kondisi sangat miskin.
Setidaknya terdapat 4.504 KUA atau 76,38 persen dari total KUA yang berada pada
kategori ini. Sementara itu, rata-rata masyarakat di 115 Kab/Kota atau 22,37 persen
dari jumlah Kab/Kota di Indonesia memiliki kondisi ekonomi cukup miskin dengan
jumlah setidaknya 1.163 KUA (19,72%) di dalamnya, dan jumlah KUA di 30 Kab/Kota
atau 5,84 persen dari jumlah Kab/Kota di Indonesia yang berada pada kondisi sosial
ekonomi sedang setidaknya sebanyak 230 KUA (3,90%). Maka keberadaan KUA
selaku UPZ dapat menjadi katalisator bagi pemerintah dalam pengentasan kemiskinan
berbasis hak wilayah sampai di tingkat kecamatan.

Di samping itu, KUA juga memiliki potensi yang cukup besar dalam
pengelolaan ZIS dan DSKL yang mencapai lebih dari 100 miliar rupiah setiap
tahunnya, oleh karenanya potensi ini perlu dikelola secara profesional, akuntabel dan
transparan sehingga memberikan dampak yang lebih optimal. BAZNAS selaku
koordinator pengelolaan zakat nasional berupaya untuk memberikan panduan dalam
pengembangan UPZ KUA dimana panduan yang diberikan mencakup aktivitas-
aktivitas inti dalam UPZ yaitu mulai dari proses legalisasi, mekanisme pengumpulan,
penyaluran, dan juga mekanisme pelaporan. Kemudian, BAZNAS juga
mengidentifikasi aspek-aspek penting yang dibutuhkan dalam pengembangan UPZ di
lingkungan KUA baik yang bersifat penyediaan sarana prasarana maupun penyediaan
fasilitas pendidikan dan pelatihan bagi SDM di lingkungan KUA. Dengan adanya
panduan ini maka diharapkan pengembangan UPZ di lingkungan KUA dapat
dijalankan secara terukur dan sistematis.

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

Kajian Badan Usaha Milik Mustahik Desa (BUMIDES) merupakan kajian inisiasi
harmonisasi usaha mustahik nasional oleh BAZNAS RI yang bertujuan meningkatkan
kesejahteraan mustahik desa melalui pengelolaan, pembinaan, pengembangan usaha
mustahik berbasis dana zakat. Program BUMIDES dilatarbelakangi dengan masih
tingginya angka kemiskinan di Indonesia dan belum maksimalnya keberadaan UMKM
di desa dalam meningkatkan kemandirian mustahik. Selain itu, branding nasional
dalam program pendayagunaan zakat menjadi penting dalam membangun
kesadaran masyarakat atas keberhasilan program zakat. Menggunakan teknik Focus
Group Discussion (FGD) dan studi literatur, policy brief ini mengkaji perencanaan
program BUMIDES sebagai salah satu program nasional yang tepat bagi peningkatan
usaha dan kemandirian mustahik di desa. Hasil kajian ini diharapkan dapat memberi
gambaran terkait urgensi pembentukan kelembagaan BUMIDES sebagai upaya
optimalisasi usaha milik mustahik desa serta diharapkan menjadi acuan untuk
melakukan branding nasional program pemberdayaan ekonomi berbasis zakat dalam
rangka pengentasan kemiskinan nasional.

Sebagai organisasi yang diinisiasi oleh gerakan zakat, tumbuh, dan


berkembang dalam kehidupan sosial masyarakat mustahik di desa, BUMIDES perlu
mengembangkan dialog antara masyarakat, BAZNAS dan LAZ maupun pemerintah
daerah untuk mendapatkan gambaran tentang pengelolaan organisasi BUMIDES
yang profesional versi mustahik. Sementara itu, sebagai organisasi yang dibentuk oleh

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

spirit sosial Islam dan didanai program zakat, BUMIDES harus mengimplementasikan
prinsip-prinsip pengelolaan zakat yaitu Aman Syar’i, Aman Regulasi, dan Aman NKRI.

Berdasarkan hasil kajian diketahui bahwa urgensi keberadaan BUMIDES


sebagai usaha mandiri mustahik desa sangatlah penting. Bentuk kelembagaan
BUMIDES dipilih mengingat keberlanjutan kelembagaan yang mendukung
kemandirian masyarakat. BUMIDES menjadi payung UMKM mustahik yang selama ini
dijadikan sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Oleh karena itu, realisasi
pembentukan dan pengelolaan BUMIDES dengan panduan regulasi serta standar
operasi yang lebih rinci perlu ditindaklanjuti.

Zakat merupakan salah satu kewajiban umat Islam, sedangkan wakaf merupakan
voluntary charity. Potensi zakat dan wakaf cukup signifikan dalam rangka
menyejahterakan umat. Kedua manfaat tersebut juga turut mendukung beberapa
poin penting pada Sustainable Development Goals (SDGs), seperti tanpa kemiskinan
dan kelaparan; penanganan perubahan iklim; kehidupan sehat dan sejahtera;
keanekaragaman hayati (biodiversity), serta air bersih dan sanitasi layak, terutama
yang tersalurkan kepada mauquf ‘alaih.

Pusat Kajian Strategis (Puskas) BAZNAS—atau yang sekarang dikenal


dengan Direktorat Kajian dan Pengembangan Nasional (DKPN) BAZNAS RI bekerja

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

sama dengan World Zakat and Waqf Forum (WZWF) dengan WZWF Research and
Development, mengembangkan program pusat pembelajaran zakat melalui platform
online yang didukung oleh pengajar internasional yang ahli di bidang zakat dan
wakaf. Program ini dikenal dengan Zakat Waqf Online University (Zawouni), yang
diharapkan dapat menjadi forum akademik yang mempertemukan para amil dari
berbagai belahan dunia dalam mempelajari keterampilan-keterampilan krusial untuk
meningkatkan kinerja pengelolaan zakat di setiap negara.

Program ini berfokus pada kursus pembelajaran zakat dan wakaf yang
dikemas secara digital (online) melalui platform E-learning dan dapat diakses peserta
setiap saat. Program pembelajaran dilakukan secara mandiri oleh masing-masing
peserta dan terdapat sesi bincang-bincang khusus dari pengajar atau pakar
internasional di bidang zakat dan wakaf. Di akhir program, evaluasi diberikan untuk
memastikan bahwa peserta mencapai pemahaman terbaik terhadap materi
pembelajaran zakat dan wakaf harus memiliki skor minimal, yang mana peserta yang
lulus berhak mendapatkan sertifikat di akhir proses pembelajaran.

Perkembangan zakat di Indonesia kedepannya tidak dapat dipisahkan dari isu


psikologi dan perilaku individu dalam konteks mikro. Adapun gambaran aspek
psikologi dan perilaku individu dapat terlihat melalui kesetiaan/keyakinan muzaki

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

dalam membayar zakat pada lembaga formal. Tingkat kesetiaan/keyakinan muzaki


akan menunjukkan performance dari BAZNAS/LAZ yang telah dipilih. Oleh karena itu,
penting bagi BAZNAS/LAZ untuk memeriksa kembali bagaimana perkembangan
kesetiaan/keyakinan muzaki dalam membayar zakat pada lembaga formal di setiap
titik waktu dan individu. Tentunya, suatu ukuran baru perlu dibangun yaitu Indeks
Keyakinan/Kesetiaan muzaki (Muzaki Loyalty Index) IKM 1.0 sehingga akan menjadi
landasan penting untuk mengevaluasi proses pengumpulan dan pendistribusian
zakat, menyiapkan kebijakan dan strategi yang relevan di setiap lembaga formal.

Indeks Keyakinan Muzaki 1.0 di bangun dari Dimensi Ukuran Perilaku


(behavioural measure) dan Ukuran Sikap (attitudinal measure). Penyusun Atribut dari
Dimensi Ukuran Perilaku (behavioural measure) terdiri dari Intensi untuk mengulang
(Intention to repeat) dan Intensi untuk merekomendasikan (Intention to recommend).
Sedangkan, Ukuran Sikap (attitudinal measure) disusun dari Atribut Kualitas yang
dirasakan (Perceived quality), Kepuasan muzaki (muzaki satisfaction), dan
Kepercayaan terhadap lembaga (Institution trust). Dimensi dan Atribut ini mengacu
pada pengembangan indeks loyalitas di sejumlah literatur sebelumnya. IKM 1.0
dibangun dengan konstruksi yang bersifat multidimensional yang mencakup perilaku
dan sikap muzaki selama berinteraksi dalam pembayaran zakat di BAZNAS/LAZ.

Untuk mendapatkan indeks, pertama adalah dengan perhitungan model


regresi yang ditujukkan untuk perhitungan kontribusi atau pengaruh relatif dari setiap
atribut terhadap indeks keyakinan yang diukur dengan pembobotan relatif atribut
(relative weightage for attribute). Setelah model regresi dikerjakan, langkah
selanjutnya adalah memodelkan Analytical Hierarchy Process AHP) yang digunakan
untuk mendapatkan nilai pembobotan relatif untuk BAZNAS/LAZ. Pembobotan relatif
lembaga pada setiap atribut akan dikalkulasi dengan menggunakan pairwise
comparison matrix dari lembaga dengan mempertimbangkan atribut yang
diidentifikasi untuk mengukur IKM 1.0.

Terdapat dua keluaran dari hasil perhitungan IKM 1.0. Pertama, Indeks
Keyakinan muzaki yang memiliki nilai dari 0 – 1. Nilai IKM 1.0 yang menuju angka 1
menunjukkan bahwa loyalitas muzaki terhadap BAZNAS/LAZ bernilai sangat tinggi,
begitupun sebaliknya. Kedua, matriks loyalitas muzaki yang memiliki 4 kuadran terdiri
dari: not loyal menunjukkan nilai kepuasan dan loyalitas yang rendah dari muzaki;

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

true loyal menunjukkan nilai kepuasan dan loyalitas yang sangat tinggi; “spurious
loyal” dimana nilai menunjukkan derajat loyalitas yang tinggi tetapi kepuasan rendah;
“latent loyal” menunjukkan tingginya derajat kepuasan tetapi rendah pada derajat
loyalitas. Matriks loyalitas memungkinkan kategorisasi yang lebih tepat akan
karakteristik muzaki karena telah memperhitungkan dan memetakan sikap dan
perilaku pengguna pada saat yang sama. Dari sisi metode, hasil dari matriks loyalitas
melibatkan penentuan baik pada tingkat kepuasaan pelanggan dan juga tingkat
loyalitas pelanggan.

Hasil kajian terkait pengukuran IKM 1.0 dapat menjadi ukuran bagi
BAZNAS/LAZ untuk mengevaluasi kualitas manajemen organisasi pada setiap
lembaga. Dengan demikian, IKM 1.0 juga akan menunjukkan tingkat kepercayaan
individu terhadap BAZNAS/LAZ. Hal ini akan mengevaluasi faktor-faktor yang dapat
meningkatkan performance dan sistem pengelolaan oleh BAZNAS/LAZ dapat
diidentifikasi dengan spesifik dan efisien.

Prosedur dan sistem kerja memiliki peranan penting di setiap instansi pemerintah
maupun badan-badan swasta untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam
rangka menciptakan sistem pengendalian internal yang memadai, terdapat suatu alat
yang dapat digunakan sebagai kontrol dan pedoman sistem kerja yaitu Pedoman dan
Standar Operating Prosedur (SOP). Badan Amil Zakat Nasional sebagai lembaga

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

Pemerintah Non Struktural yang diamanahkan Undang-Undang sebagai Koordinator


pengelolaan Zakat perlu memiliki dan menerapkan SOP dalam aktivitas sehari-hari.

Selain pada level BAZNAS, penerapan SOP ini juga perlu untuk dilakukan
oleh seluruh BAZNAS dan LAZ di Indonesia. Penerapan SOP bertujuan untuk dapat
menciptakan ukuran standar kerja yang dapat digunakan oleh amil dalam
meningkatkan kualitas kerja serta memudahkan lembaga zakat untuk melakukan
evaluasi program atau kinerja. Telah banyak BAZNAS/LAZ yang memiliki dan
menerapkan SOP, namun demikian disisi lain masih terdapat BAZNAS/LAZ yang
belum secara penuh menerapkan SOP. Pada tahun 2022, BAZNAS melakukan
sosialisasi mengenai pentingnya penerapan SOP secara nasional serta memberikan
contoh baik SOP pengelolaan Zakat yang dapat direplikasi di daerah.

Sosialisasi pentingnya penerapan SOP disampaikan oleh Pimpinan BAZNAS


Bidang Perencanaan, Kajian dan Pengembangan kepada seluruh Pimpinan BAZNAS
Provinsi seluruh Indonesia. Selain itu, seluruh Ketua BAZNAS Provinsi juga diberikan
draft SOP tersebut untuk dipelajari dan diterapkan pada BAZNAS/LAZ. Adapun SOP
yang disosialisasikan adalah SOP Pengumpulan, SOP Penyaluran, SOP Keuangan, SOP
Teknologi Informasi, SOP URT dan Manajemen Aset, SOP Pengadaan dan SOP
Audit Internal.

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

Indeks Implementasi Zakat Core Principles (ZCP) merupakan sebuah indeks yang
diturunkan dari Zakat Core Principles (ZCP) pada tahun 2020. Indeks ini bertujuan
untuk mengevaluasi penerapan ZCP pada BAZNAS/LAZ yang telah disesuaikan
dengan pengelolaan zakat di Indonesia sehingga evaluasi dapat dilakukan secara
relevan. Indeks ini akan digunakan sebagai acuan oleh Departemen Ekonomi dan
Keuangan Syariah Bank Indonesia (DEKS BI) dan Pusat Kajian Strategis Badan Amil
Zakat Nasional (Puskas BAZNAS–atau yang sekarang dikenal dengan Direktorat
Kajian dan Pengembangan Nasional (DKPN)) dalam program peningkatan
pengelolaan zakat BAZNAS/LAZ di Indonesia.

Indeks ini terdiri dari enam dimensi yang meliputi tata kelola, manajemen
operasional, dasar hukum dan syariah, fungsi intermediasi penghimpunan, fungsi
intermediasi penyaluran, dan laporan keuangan yang memiliki bobot berbeda-
beda. Secara lebih lanjut keenam indeks tersebut diturunkan kembali ke dalam
empat belas variabel dan tiga puluh empat indikator penyusun yang juga memiliki
bobot yang berbeda-beda. Penilaian pada setiap indikator dilakukan secara
kualitatif menggunakan skala likert 1 hingga 5. Skor 1 merepresentasikan bahwa
indikator belum diterapkan sebagaimana mestinya, sedangkan skor 5 menyatakan
bahwa indikator telah diterapkan dan didukung oleh berbagai dokumen yang
telah disahkan oleh BAZNAS/LAZ. Hasil akhir pengukuran indeks implementasi

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

ZCP akan memperoleh nilai dari 0 hingga 1. Nilai tersebut dibagi menjadi lima
kategori yaitu sangat baik (0,81 - 1,00), baik (0,61 - 0,80), cukup baik (0,41 -
0,60), kurang baik (0,21 - 0,40), dan tidak baik (0,00 - 0,20).

Indeks Kesehatan Lembaga Pengelola Zakat (IKLPZ) adalah alat ukur yang
dirumuskan oleh Puskas BAZNAS guna mengukur kemampuan BAZNAS/LAZ
dalam menjalankan kegiatan yang ada di dalam lembaga. Penilaian IKLPZ terdiri
dari faktor keuangan dan manajemen. Faktor keuangan diukur secara kuantitatif
melalui rasio keuangan dan terdiri dari variabel Aktivitas, Operasional, Likuiditas,
dan Pertumbuhan. Sedangkan faktor manajemen diukur secara kualitatif melalui
penilaian dengan skala likert 1 hingga 5 dan terdiri dari variabel Manajemen
Umum, Manajemen Risiko, serta Kepatuhan Syariah.

Kajian ini mengevaluasi penerapan indeks implementasi ZCP dan IKLPZ


pada delapan BAZNAS/LAZ di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan
dalam penyusunan konsep serta indikator indeks implementasi ZCP dan Indeks
Kesehatan BAZNAS/LAZ adalah metode campuran (mixed method), yaitu metode
yang menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.

Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia memiliki


potensi zakat yang sangat besar dengan jaringan lembaga zakat terbesar di dunia.

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

Hasil studi dari Pusat Kajian Strategis BAZNAS pada tahun 2020 menunjukan jika
potensi zakat di Indonesia mencapai 327 triliun rupiah per tahun. Namun, realisasi
pengumpulan zakat secara nasional masih relatif lebih rendah dibandingkan
dengan potensi yang disebutkan di atas yang baru mencapai 13-14 triliun rupiah
secara nasional per tahunnya atau hanya mencapai 4.3% dari potensi yang ada.

BAZNAS sebagai lembaga pemerintah non-struktural yang memiliki


kewenangan untuk melakukan koordinasi pengelolaan zakat nasional telah
menyusun berbagai kebijakan strategis untuk dapat meraih potensi pengumpulan
zakat nasional, diantaranya adalah dengan menyusun Grand Desain
Pengumpulan Zakat Nasional tahun 2020-2035. Grand Desain ini dirancang
sebagai rencana induk dalam melakukan pengumpulan zakat, infak, sedekah dan
dana sosial keagamaan lainnya (ZIS DSKL) yang berisikan strategic goals, sasaran
serta peta jalan untuk mengoptimalkan potensi pengumpulan ZIS DSKL di dalam
neraca (on-balance sheet) dan di luar neraca BAZNAS/LAZ (off-balance sheet).

Secara umum, di dalam Grand Desain Pengumpulan Zakat Nasional


2020-2035 menyediakan tiga langkah strategis lima tahunan yang dapat
dijadikan landasan dalam rangka mencapai potensi zakat nasional dimana di lima
tahun pertama, pengelolaan zakat diarahkan untuk memperkuat kapasitas serta
keahlian lembaga dan juga amil dalam melakukan pengumpulan zakat.
Kemudian, pada lima tahun kedua, memperkuat kesadaran zakat secara kolektif
baik dari pemerintah dan juga masyarakat terkait dengan pentingnya pembayaran
zakat. Selanjutnya, lima tahun ketiga, memperkuat kesiapan pengelolaan zakat
dalam rangka menyongsong tercapainya potensi zakat nasional yaitu dengan
memperkuat regulasi zakat dan juga mendirikan otoritas yang kuat dalam
melakukan pengelolaan potensi zakat nasional.

Maka dari itu, Grand Desain Pengumpulan Zakat Nasional 2020-2035


dapat dijadikan referensi sekaligus panduan yang terstruktur serta sistematis oleh
pemangku kebijakan dalam memutuskan kebijkan-kebijakan strategis dalam
pengumpulan ZIS DSKL secara nasional dalam kurun 15 tahun kedepan sehingga
pengelolaan zakat di Indonesia memiliki arah dan target jangka panjang yang jelas
serta terarah dalam upaya mencapai potensi pengumpulan zakat nasional.

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011, penyaluran dana zakat oleh


BAZNAS/LAZ dibedakan dalam dua pendekatan yaitu pendistribusian dan
pendayagunaan. Aktivitas Penyaluran dana zakat juga diatur lebih detail pada
Peraturan Badan Amil Zakat Nasional (Perbaznas) Nomor 3 Tahun 2018 Tentang
Pendistribusian dan Pendayagunaan Zakat. Pada Perbaznas tersebut dijelaskan
bahwa Pendistribusian adalah penyaluran zakat kepada mustahik dalam bentuk
konsumtif. Pendistribusian zakat dilakukan terhadap 4 (empat) program utama
yaitu pendidikan, kesehatan, kemanusiaan, dan dakwah dan advokasi.
Sedangkan pendayagunaan adalah bentuk pemanfaatan zakat secara optimal
tanpa mengurangi nilai dan kegunaannya dalam bentuk usaha produktif,
sehingga berdaya guna untuk mencapai kemaslahatan umum. Pendayagunaan
zakat untuk usaha produktif dilakukan dalam rangka penanganan fakir miskin
dan peningkatan kualitas umat. Pendayagunaan difokuskan pada 4 (empat)
bidang yaitu ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan dakwah dan advokasi.

BAZNAS sebagai koordinator pengelolaan zakat nasional memiliki fungsi


perencanaan pengelolaan zakat secara nasional. Dalam melaksanakan fungsinya
BAZNAS menyusun Grand Design Pendistribusian dan Pendayagunaan Zakat
Nasional yang bertujuan untuk memberikan arah kebijakan pelaksanaan
penyaluran zakat, selain itu juga digunakan untuk menyusun Road Map

2023
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL TAHUN 2022

pendistribusian dan pendayagunaan agar berjalan optimal. Tujuan disusunnya


Buku Grand Design Pendistribusian dan Pendayagunaan Zakat adalah untuk
memberikan arah kebijakan pelaksanaan penyaluran zakat secara nasional selama
kurun waktu 2020 – 2035 agar berjalan secara efektif, efisien, terukur, konsisten,
terintegrasi, melembaga, dan berkelanjutan.

Ruang lingkup Grand Design Pendistribusian dan Pendayagunaan Zakat


mencakup desain tujuan dan sasaran strategis pendistribusian dan
pendayagunaan BAZNAS RI dan Nasional. Sasaran lima tahunan pendistribusian
dan pendayagunaan zakat, tahapan pencapaian pendistribusian dan
pendayagunaan zakat, strategi dan arah kebijakan pendistribusian dan
pendayagunaan zakat serta kerangka Road map pendistribusian dan
pendayagunaan berdasarkan bidang penyaluran untuk BAZNAS RI dan Nasional.

2023
Proyeksi Pengumpulan
ZIS-DSKL 2023 dengan
Metode Asumsi

Proyeksi Penyaluran
ZIS-DSKL 2023 dengan
Metode Asumsi

dengan Metode Asumsi


PROYEKSI PENGELOLAAN ZAKAT TAHUN 2023

Isu resesi dunia di 2023 terus menguat. Disebabkan inflasi yang tinggi,
bank sentral di berbagai negara menaikkan suku bunga dengan agresif. Dua
faktor tersebut menjadi 'duet maut' yang membawa dunia ke resesi. Inflasi
membuat daya beli masyarakat menurun, sedangkan suku bunga tinggi membuat
ekspansi dunia usaha terhambat begitu juga dengan belanja rumah tangga. Resesi
pun menjadi keniscayaan.

Pasar finansial sudah merespon risiko tersebut. Bursa saham Amerika


Serikat (AS) sebagai kiblat bursa saham dunia rontok. Bursa saham lainnya pun
ikut menyusul. Di sisi lain, indeks dolar AS meroket hingga menyentuh level
tertinggi dalam 20 tahun terakhir. Seperti diketahui, dolar AS merupakan aset
safe haven, ketika risiko resesi semakin nyata, maka daya tariknya semakin
meningkat.

Sumber: CNBC Indonesia Research (2022)

2023
PROYEKSI PENGELOLAAN ZAKAT TAHUN 2023

Resesi sebenarnya suatu yang biasa dalam siklus ekonomi, tetapi pelaku pasar melihat
seberapa parah dampak yang ditimbulkan. Ada beberapa tipe-tipe resesi, meski tidak
ada literatur resmi, tetapi kenyataannya pernah terjadi. Berikut beberapa jenis resesi
yang pernah terjadi, sebagaimana dirangkum Economic Help (CNBC Indonesia
Research, 2022) .

Resesi jenis ini terjadi ketika suatu negara mengalami economic boom.
Pertumbuhan ekonominya melesat di atas pertumbuhan rata-rata. Kenaikan
tersebut memicu tingginya inflasi dan defisit transaksi berjalan. Pertumbuhan
ekonominya pun cenderung tidak berkelanjutan. Ketika inflasi menanjak, maka
bank sentral akan menaikkan suku bunga. Dengan suku bunga tinggi, belanja
rumah tangga akan direm, dan cenderung melakukan saving, hal ini pada
akhirnya memicu resesi. Resesi jenis ini biasanya terjadi dalam waktu singkat dan
tidak parah. Ketika inflasi mulai melandai, bank sentral bisa kembali menurunkan
suku bunga, dan membuat perekonomian pulih.

Krisis finansial global 2008 menjadi contoh resesi ini. Artinya, balance sheet
recession bisa berdampak buruk dan terjadi dalam waktu yang panjang. Resesi
ini terjadi ketika neraca perbankan maupun perusahaan mengalami penurunan
yang sangat besar akibat kemerosotan harga aset dan kredit macet.

Saat itu terjadi, perbankan akan membatasi penyaluran kredit, sehingga


berdampak pada investasi maupun ekspansi dunia usaha, yang pada akhirnya
terjadi kontraksi perekonomian alias resesi yang dalam. Resesi yang terjadi pada
periode 2007 hingga 2009 di Amerika Serikat juga sering disebut great recession.

Resesi ini terjadi akibat masalah pasokan, dan pernah terjadi di tahun 1973 akibat
minyak mentah. Saat itu harga minyak mentah meroket dan memicu inflasi
tinggi. Alhasil bank sentral menaikkan suku bunga yang berdampak pada
stagflasi hingga resesi.

2023
PROYEKSI PENGELOLAAN ZAKAT TAHUN 2023

Ini merupakan resesi yang paling parah. Depresi terjadi saat kontraksi ekonomi
yang sangat dalam serta berlangsung dalam periode yang lama, setidaknya
selama 3 tahun. Kontraksi ekonomi mencapai double digit persentase begitu
juga dengan tingkat pengangguran

Jika melihat kondisi global saat ini, yang akan terjadi di 2023
adalah supply-side shock recession. Inflasi tinggi yang melanda di berbagai
negara diawali oleh tingginya harga energi. Bank sentral di berbagai negara pun
sangat agresif menaikkan suku bunga. Bank sentral AS (The Fed) misalnya,
sepanjang tahun ini kenaikannya sebesar 300 basis poin, menjadi 3% - 3,25%
dan masih akan terus berlanjut. Pada November nanti, bank sentral
paling powerful di dunia ini diperkirakan akan menaikkan lagi sebesar 75 basis
poin menjadi 3,75% - 4%. Tidak cukup sampai di situ, kenaikan masih akan terus
dilakukan hingga awal tahun 2023.

Berdasarkan data dari perangkat FedWatch milik CME Group, pasar


melihat suku bunga The Fed berada di level 4,75% - 5% pada Februari 2023.
Langkah agresif tersebut dilakukan guna menurunkan inflasi yang saat ini masih
berada di dekat level tertinggi dalam 40 tahun terakhir.

Sumber: CNBC Indonesia Research (2022)

2023
PROYEKSI PENGELOLAAN ZAKAT TAHUN 2023

Jika inflasi tidak juga turun, maka stagflasi yang akan terjadi, dan ini lebih
buruk ketimbang resesi. Tidak seperti resesi yang sering terjadi, stagflasi cukup
langka. Istilah stagflasi pertama kali muncul pada 1970-an di Amerika Serikat (AS),
dan belum lagi pernah terjadi. Stagflasi merupakan periode perlambatan atau
stagnannya perekonomian disertai dengan inflasi yang tinggi. Sementara resesi
merupakan kontraksi pertumbuhan ekonomi setidaknya dalam dua kuartal beruntun.

Efek keduanya sama-sama buruk bagi perekonomian maupun masyarakat,


tetapi stagflasi bisa lebih parah. Ketika inflasi tinggi dan produk domestik bruto (PDB)
melambat atau stagnan, maka perlahan-lahan kondisi ekonomi akan semakin
memburuk atau 'mati pelan-pelan'. Saat kondisi perekonomian memburuk,
pemutusan hubungan kerja (PHK) akan terjadi secara masif, dan tingkat
pengangguran akan meroket. Inflasi dan tingkat pengangguran yang tinggi bisa
menjadi ciri khas dari stagflasi. Sebab, keduanya biasanya berkebalikan.

Sementara itu, Dana Moneter Internasional (IMF) dan World Bank cenderung
memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global sebagai respon prediksi
perlambatan ekonomi global tahun 2023. IMF merevisi prediksi pertumbuhan
ekonomi global 2023 menjadi 2.7% atau 0.2 basis poin lebih rendah dari prediksi
yang dikeluarkan sebelumnya. Angka ini merupakan perlambatan dibandingkan
dengan prediksi tahun 2022 sebesar 3.2%. Perlambatan ini merupakan kelanjutan
perlambatan pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2022 yang disebabkan oleh
beberapa faktor seperti tekanan inflasi, ketegangan politik akibat perang Rusia dan
Ukraina, serta fragmentasi ekonomi, perdagangan, dan investasi. Selain itu, dampak
pengetatan kebijakan moneter yang agresif juga menjadi faktor perlambatan
ekonomi global. Meskipun tekanan pada 2023 menurun, tingginya ketidakpastian
masih mengiringi.

Sejumlah praktisi dan ahli ekonomi, termasuk Direktur Pelaksana IMF


Kristalina Georgieva dan Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri, meramalkan bahwa
Indonesia relatif aman dari resesi. Namun, sejumlah pakar lainnya sepakat bahwa tak
ada satu negara pun, termasuk Indonesia, yang akan lolos dari perlambatan ekonomi.
Masyarakat pun akan terpapar dampaknya dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa
dampak yang akan dihadapi oleh masyarakat jika kondisi resesi terjadi pada tahun
2023, antara lain:

2023
PROYEKSI PENGELOLAAN ZAKAT TAHUN 2023

Fajar B. Hirawan dari Center for Strategic and International Studies (CSIS)
menyebutkan bahwa tekanan inflasi yang menyerang hampir semua negara di
dunia, khususnya Indonesia, pastinya berdampak pada peningkatan harga-harga
kebutuhan pokok. Kondisi tersebut sebenarnya juga dipicu oleh momentum
pemulihan ekonomi (pasca-pandemi) yang akhirnya mendorong sisi permintaan
yang sangat signifikan peningkatannya, namun tidak disertai sisi suplai yang
mencukupi, yang salah satunya diakibatkan oleh gangguan pada rantai pasok
global.
IMF memprediksi sepertiga negara-negara di dunia akan mengalami
pertumbuhan ekonomi negatif tahun depan. Sebab, tiga kekuatan ekonomi
terbesar dunia – Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (EU), dan China – mengalami
perlambatan ekonomi. Tiga faktor yang melandasi hal tersebut, yakni Perang
Rusia-Ukraina yang menimbulkan kenaikan harga energi dan pangan, krisis biaya
hidup sebagai imbas dari konflik tersebut dan juga pandemi, serta kebijakan
lockdown China yang mengganggu alur perdagangan internasional.

Dengan krisis energi dan terganggunya logistik, harga barang sehari-hari


yang biasa dibeli masyarakat akan naik. Sebagian diantaranya bahkan mulai
dirasakan masyarakat ketika masyarakat Indonesia tengah berjibaku
dengan kenaikan harga pangan sejak awal tahun 2022 dan kenaikan harga
bahan bakar minyak (BBM) yang berlaku awal September 2022.

Bhima Yudhistira Adhinegara dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS)
mengungkapkan kekhawatiran bahwa tingkat pendapatan masyarakat akan sulit
untuk mengimbangi kenaikan harga yang terjadi. Alih-alih menaikkan upah
untuk meringankan beban kenaikan biaya hidup, bisnis justru akan ikut
mengerem pengeluaran dan sangat mungkin melakukan efisiensi, terutama dari
sisi kebijakan personalia. Dan jika ini terjadi maka bisa terjadi pengurangan jam
kerja, gaji dipotong, yang pada akhirnya mengarak pada PHK (pemutusan
hubungan kerja).

2023
PROYEKSI PENGELOLAAN ZAKAT TAHUN 2023

Dengan terimbasnya bisnis dan potensi PHK yang terjadi, maka kompetisi untuk
mendapatkan pekerjaan akan semakin berat. Sementara, terjadinya kontraksi
bisnis akibat kekurangan investasi sudah dirasakan di sektor teknologi utamanya
karena langkanya pendanaan eksternal. Misalnya, sejumlah e-commerce dan
perusahaan berbasis digital di Indonesia seperti Shopee, JD.ID, LinkAja, TaniHub,
dan Zenius yang baru-baru ini ramai memangkas karyawannya.

Menaikkan suku bunga acuan merupakan langkah yang kerap ditempuh oleh
bank sentral di banyak negara demi mengatur tingkat inflasi. Dengan suku
bunga yang tinggi, orang akan cenderung menahan konsumsi sehingga laju
kenaikan harga bisa diredam. Dengan demikian, jika suku bunga acuan
secara global meningkat, terutama di negara maju, maka akan memicu
penyesuaian suku bunga di Indonesia. Sehingga pada akhirnya suku bunga
pinjaman atau kredit di Indonesia akan menyesuaikan dengan suku bunga
acuan yang naik.

Resesi ekonomi yang dapat memberikan dampak tersebut di atas menjadi tantangan
dan perlu diwaspadai oleh BAZNAS/LAZ. Salah satu yang patut diwaspadai adalah
beban dunia usaha yang semakin tinggi dan angka kemiskinan yang meningkat. Oleh
karena itu, tantangan yang dihadapi BAZNAS/LAZ adalah bagaimana melakukan
optimalisasi pengumpulan ditengah beban yang dihadapi dunia usaha yang semakin
tinggi serta mengoptimalkan pendayagunaan agar efektif dan tepat sasaran.

Angka pengangguran tiga tahun terakhir sangat memprihatinkan, puncaknya pada


semester II-2020 akibat pandemi COVID-19 menjadikan tahun tersebut mempunyai
angka pengangguran tertinggi mencapai 9,7 juta orang atau sekitar 7,07 persen dari
total jumlah penduduk usia kerja. Lalu semester I-2021 turun menjadi 8,7 juta orang
dan naik menjadi 9,1 juta orang pada semester II. Kemudian semester I-2022 turun

2023
PROYEKSI PENGELOLAAN ZAKAT TAHUN 2023

menjadi 8,4 juta orang. Pada semester I-2022 Lulusan SMA dan SMK menyusun
angka pengangguran terbesar.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah angkatan kerja


Indonesia mencapai 144,01 juta jiwa pada Februari 2022. Jumlah tersebut mencapai
69,06 persen dari total penduduk usia kerja yang berjumlah 208,54 juta jiwa. BPS
mencatat ada 135,61 juta penduduk bekerja pada Februari 2022. Mayoritasnya atau
29,96 persen terserap di sektor pertanian. Sektor perdagangan menyerap 19,03
persen, sektor industri menyerap 13,77 persen, akomodasi dan makanan-minuman
7,11 persen, usaha konstruksi 6,04 persen. Sektor jasa pendidikan menyerap 4,89
persen, jasa lainnya 4,34 persen, sektor transportasi dan pergudangan 4,21 persen,
sektor administrasi pemerintahan menyerap 3,42 persen, jasa kesehatan 1,76 persen,
jasa perusahaan 1,43 persen, pertambangan 1,17 persen, dan jasa keuangan 1,11
persen dan sektor pengadaan listrik dan gas memiliki serapan penduduk bekerja
paling sedikit hanya 0,23 persen.

Kondisi ekonomi global yang sedang memburuk apalagi prediksi resesi


global yang akan terjadi di tahun 2023, terindikasi sudah semakin kencang perkiraan
terjadinya gelombang PHK besar-besaran. Dan saat ini sudah mulai terjadi terutama
di industri tekstil dan sepatu, dimana industri tersebut mengalami penurunan
permintaan akibat negara tujuan ekspor sedang mengalami krisis dan lebih
mementingkan makanan dan energi. Salah satu contoh bidang tekstil, Ketua Umum
Perkumpulan Pengusaha Produk Tekstil Jawa Barat (PPTPJB) Yan Mei melaporkan per
Oktober 2022 sebanyak 64.000 lebih pekerja dikenakan PHK dari 124 perusahaan.
Yan Mei memprediksi angka tersebut akan terus bertambah mengingat kondisi
kinerja tekstil yang semakin menurun yang mana pesanan menurun hingga 50% dari
April 2022. Ini sangat mengkhawatirkan. Belum lagi sektor-sektor lain terkait ekspor
dan impor. Penurunan demand ini berdampak langsung kepada angka PHK yang
kemungkinannya akan semakin besar di tahun 2023.

Dari indikator tersebut dapat diperkirakan bahwa angka kemiskinan akan


meningkat dimana kelas menengah yang rentan akan jatuh menjadi kelas miskin
baru. Namun demikian jika dilihat dari tren jumlah penduduk miskin dari tahun 2018-
2022 terlihat bahwa terjadi penurunan pada tahun 2019 tetapi mengalami
peningkatan sampai dengan tahun 2021 dan menurun kembali pada tahun 2022

2023
PROYEKSI PENGELOLAAN ZAKAT TAHUN 2023

seiring dengan semakin membaiknya perekonomian setelah pandemic Covid-19.


Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin pada Maret 2022
mencapai 26,16 juta orang atau 9,54% dari total penduduk Indonesia. Jumlah
tersebut menurun 0,17 persen poin terhadap September 2021 dan menurun 0,60
persen poin terhadap Maret 2021. Sedangkan, jumlah penduduk miskin pada Maret
2022 sebesar 26,16 juta orang, menurun 0,34 juta orang terhadap September 2021
dan menurun 1,38 juta orang terhadap Maret 2021.

Sumber: Indonesiabaik.id (2022)

Pada tahun 2023, pemerintah menargetkan dalam RAPBN 2023 tingkat


kemiskinan berada di kisaran 7,5%-8,5% dan tingkat pengangguran terbuka sekitar
5,3%-6,0%. Artinya pemerintah optimis akan terjadi penurunan kemiskinan pada
tahun 2023. Hanya saja, berdasarkan indikasi yang terjadi penurunan ekonomi global
yang juga sudah dimulai dengan adanya PHK pada industri tekstil dan sepatu, maka
dimungkinkan prediksi pemerintah akan meleset. Jika hal itu terjadi maka tingkat
kemiskinan justru akan meningkat dari tahun 2022. Bilamana prediksi pemerintah
terjadi maka tingkat kemiskinan juga masih cukup tinggi pada kisaran yang
ditetapkan yaitu sebesar 7,5%-8,5% seiring dengan peningkatan juga jumlah
penduduk. Artinya secara jumlah penduduk masih tidak terlalu jauh berbeda dengan
jumlah kemiskinan pada tahun 2020. Oleh karena itu, tingkat kemiskinan tersebut
tentunya akan menjadi tantangan tersendiri bagi pengumpulan zakat di Indonesia.

2023
PROYEKSI PENGELOLAAN ZAKAT TAHUN 2023

Bagi BAZNAS tingginya jumlah kemiskinan akan meningkatkan jumlah


mustahik fakir miskin yang harus ditangani. Dengan demikian, BAZNAS perlu
memaksimalkan pengumpulan dana untuk menanggulangi kemiskinan tersebut.
Selain itu, BAZNAS juga perlu melakukan penguatan program pendistribusian dan
pendayagunaan, sehingga zakat yang disalurkan benar-benar efektif dan tepat
sasaran.

Bencana dapat disebabkan oleh kejadian alam (natural disaster) maupun oleh ulah
manusia (man-made disaster). Faktor-faktor yang dapat menyebabkan bencana
antara lain: (1) Bahaya alam (natural hazards) dan (2) bahaya karena ulah manusia
(man-made hazards). Menurut United Nations International Strategy for Disaster
Reduction (UN-ISDR) man-made hazards dapat dikelompokkan menjadi bahaya
geologi (geological hazards), bahaya hidrometeorologi (hydrometeorological
hazards), bahaya biologi (biological hazards), bahaya teknologi (technological
hazards) dan penurunan kualitas lingkungan (environmental degradation).

Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada


pertemuan empat lempeng tektonik yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia,
lempeng Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Pada bagian selatan dan timur
Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari Pulau
Sumatera-Jawa–Nusa Tenggara-Sulawesi, yang sisinya berupa pegunungan vulkanik
tua dan dataran rendah yang sebagian didominasi oleh rawa-rawa. Kondisi tersebut
sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung berapi, gempa
bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor. Data menunjukkan bahwa Indonesia
merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kegempaan yang tinggi di dunia,
lebih dari 10 kali lipat tingkat kegempaan di Amerika Serikat (Arnold, 1986)

Gempa bumi yang disebabkan karena interaksi lempeng tektonik dapat


menimbulkan gelombang pasang apabila terjadi di samudera. Dengan wilayah yang
sangat dipengaruhi oleh pergerakan lempeng tektonik ini, Indonesia sering
mengalami tsunami. Tsunami yang terjadi di Indonesia sebagian besar disebabkan
oleh gempa-gempa tektonik di sepanjang daerah subduksi dan daerah seismik aktif

2023
PROYEKSI PENGELOLAAN ZAKAT TAHUN 2023

lainnya (Puspito, 1994). Selama kurun waktu 1600-2000 terdapat 105 kejadian
tsunami yang 90 persen di antaranya disebabkan oleh gempa tektonik, 9 persen oleh
letusan gunung berapi dan 1 persen oleh tanah longsor (Latief dkk, 2000). Wilayah
pantai di Indonesia merupakan wilayah yang rawan terjadi bencana tsunami terutama
pantai barat Sumatera, pantai selatan Pulau Jawa, pantai utara dan selatan pulau-
pulau Nusa Tenggara, pulau-pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir
seluruh pantai di Sulawesi. Laut Maluku adalah daerah yang paling rawan tsunami.
Dalam kurun waktu tahun 1600-2000, di daerah ini telah terjadi 32 tsunami yang 28
di antaranya diakibatkan oleh gempa bumi dan 4 oleh meletusnya gunung berapi di
bawah laut.

Wilayah Indonesia terletak di daerah iklim tropis dengan dua musim yaitu
panas dan hujan dengan ciri-ciri adanya perubahan cuaca, suhu dan arah angin yang
cukup ekstrim. Kondisi iklim seperti ini digabungkan dengan kondisi topografi
permukaan dan batuan yang relatif beragam, baik secara fisik maupun kimiawi,
menghasilkan kondisi tanah yang subur. Sebaliknya, kondisi itu dapat menimbulkan
beberapa akibat buruk bagi manusia seperti terjadinya bencana hidrometeorologi
seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan dan kekeringan. Seiring dengan
berkembangnya waktu dan meningkatnya aktivitas manusia, kerusakan lingkungan
hidup cenderung semakin parah dan memicu meningkatnya jumlah kejadian dan
intensitas bencana hidrometeorologi (banjir, tanah longsor dan kekeringan) yang
terjadi secara silih berganti di banyak daerah di Indonesia.

Bencana hidrometeorologi akan meningkat tahun 2023, salah satunya


kebakaran hutan dan lahan (BMKG, 2022). BMKG memprediksi bahwa potensi
kebakaran hutan dan lahan di tahun 2023 bakal lebih tinggi dibandingkan dengan
tahun 2020, 2021 maupun 2022. Wilayah yang berpotensi kekeringan dan
kebakaran lahan dan hutan selama periode kemarau 2023, umumnya terjadi di
wilayah Riau, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, sebagian Kalimantan khususnya
bagian barat, tengah dan selatan, serta sebagian Sulawesi Selatan, Jawa Barat bagian
utara, Jawa Tengah bagian selatan, Jawa Timur bagian timur, Bali Utara, sebagian
Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

2023
PROYEKSI PENGELOLAAN ZAKAT TAHUN 2023

Selain itu, Indonesia juga akan menghadapi potensi meningkatnya curah


hujan yang melebihi rata-rata pada 2023 di wilayah-wilayah tertentu yang dapat
menimbulkan bencana longsor dan banjir. Wilayah dengan curah hujan tinggi yaitu
2.500 milimeter per tahun tersebut meliputi pegunungan Bukit Barisan, Kepulauan
Bangka Belitung, Sumatera Selatan, sebagian Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah,
sebagian besar Kalimantan, sebagian Sulawesi Barat, sebagian besar Sulawesi
Selatan, dan sebagian besar Papua. Adapun daerah yang diprediksikan mengalami
hujan tahunan di atas normal adalah sebagian kecil Jambi bagian selatan, sebagian
kecil Jawa Barat bagian utara, sebagian kecil Jawa Timur bagian timur, sebagian kecil
Kalimantan Timur bagian selatan, sebagian kecil Bali bagian utara, sebagian NTB, dan
sebagian kecil Sulawesi Tengah bagian timur.

Pembangunan yang selama ini bertumpu pada eksploitasi sumber daya alam
(terutama dalam skala besar) menyebabkan hilangnya daya dukung sumber daya ini
terhadap kehidupan masyarakat. Dari tahun ke tahun sumber daya hutan di Indonesia
semakin berkurang, sementara itu pengusahaan sumber daya mineral juga
mengakibatkan kerusakan ekosistem yang secara fisik sering menyebabkan
peningkatan risiko bencana. Pada sisi lain laju pembangunan mengakibatkan
peningkatan akses masyarakat terhadap ilmu dan teknologi. Namun, karena kurang
tepatnya kebijakan penerapan teknologi, sering terjadi kegagalan teknologi yang
berakibat fatal seperti kecelakaan transportasi, industri dan terjadinya wabah penyakit
akibat mobilisasi manusia yang semakin tinggi.

Potensi bencana lain yang tidak kalah seriusnya adalah faktor keragaman
demografi di Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2004 mencapai 220
juta jiwa yang terdiri dari beragam etnis, kelompok, agama dan adat-istiadat.
Keragaman tersebut merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang tidak dimiliki
bangsa lain. Namun karena pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak diimbangi
dengan kebijakan dan pembangunan ekonomi, sosial dan infrastruktur yang merata
dan memadai, terjadi kesenjangan pada beberapa aspek dan terkadang muncul
kecemburuan sosial. Kondisi ini potensial menyebabkan terjadinya konflik dalam
masyarakat yang dapat berkembang menjadi bencana nasional.

Bencana alam yang terjadi di Indonesia dalam lima tahun terakhir terus
mengalami peningkatan menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana

2023
PROYEKSI PENGELOLAAN ZAKAT TAHUN 2023

(BNPB) jumlah bencana sampai dengan bulan Oktober 2022 tercatat sebanyak 3.038
bencana. Sementara itu, pada tahun 2021 jumlah bencana sebanyak 5.402
meningkat sebesar 16,17 persen dari tahun 2021 yang tercatat sebanyak 4.650.
Sedangkan jumlah kejadian bencana secara lengkap dari tahun 2017 sampai dengan
tahun 2021 dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Sumber: BNPB (2022)

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan bahwa bencana


alam akibat perubahan iklim telah menunjukkan potensi gangguan yang nyata
bahkan merusak kemajuan dalam pembangunan ekonomi dan Indonesia
diperkirakan berpotensi memiliki kerugian ekonomi akibat krisis iklim mencapai
Rp 112,2 triliun atau 0,5 persen dari PDB pada tahun 2023. Sementara itu, pada
periode Januari-Oktober 2022 Baznas telah menyalurkan dana sebesar 4,12
Milyar dengan penerima manfaat sebanyak 57.779 jiwa dengan titik sebaran
lokasi sebanyak 25 Provinsi.

2023
PROYEKSI PENGELOLAAN ZAKAT TAHUN 2023

Sumber: Achmad (2022b)

Bagi BAZNAS tingginya jumlah kejadian bencana alam akan meningkatkan


jumlah mustahik yang harus ditangani. Sehingga BAZNAS perlu memperkuat dan
meningkatkan pengumpulan dana untuk penanggulangan bencana tersebut. Upaya
tersebut juga harus diikuti dengan penguatan dan peningkatan efektifitas program
pendistribusian dan pendayagunaan zakat sehingga lebih tepat sasaran.

Tahun 2023 menjadi terasa sedikit berbeda karena jauh-jauh hari sudah diprediksi
bahwa kondisi ekonomi global cukup mencekam dan penuh ketidakpastian. Bahkan,
situasi diramal bakal “gelap” akibat ancaman resesi global. Situasi yang diprediksi
sangat rawan tersebut menimbulkan kekhawatiran di mana-mana termasuk di
Indonesia. Situasi yang akan dihadapi Indonesia bahkan jauh lebih kompleks karena
tahun 2023 juga merupakan tahun politik. Indonesia tengah menghadapi Pemilu
2024 dimana pemilihan presiden (pilpres) dan pemilihan legislatif (pileg) akan digelar
serentak pada tanggal 14 Februari 2024.

Mulai awal tahun 2023, kontestasi elektoral akan berjalan ketat terutama
persaingan menuju pencalonan presiden yang pendaftarannya dimulai September
2023. Partai politik akan saling berebut mitra koalisi untuk mengusung calon presiden
dan calon wakil presiden (capres dan cawapres). Begitupun kandidat calon presiden,

2023
PROYEKSI PENGELOLAAN ZAKAT TAHUN 2023

mereka akan makin gencar bermanuver untuk merebut simpati dan dukungan
masyarakat pemilih. Ini berpotensi membuat kondisi politik menghangat bahkan
mungkin memanas. Dinamika pencapresan ini tentu akan sangat mempengaruhi
situasi politik dan keamanan Tanah Air.

Kestabilan situasi politik tahun 2023 menjadi harapan masyarakat termasuk


para pelaku usaha. Iklim investasi akan tetap kondusif dan pertumbuhan ekonomi
terjaga jika tercipta stabilitas politik. Kondisi sebaliknya pun demikian. Artinya, kondisi
perekonomian Indonesia pada tahun 2023 akan sangat dipengaruhi oleh hiruk pikuk
politik dalam negeri. Dari sudut pandang ekonomi, sebenarnya tidak perlu ada
kekhawatiran berlebihan Indonesia akan ikut tergulung gelombang resesi global.
Bahkan, sebaliknya, perlu optimistis. Indikator makroekonomi Indonesia jelas
memberi isyarat bahwa keadaan ekonomi tahun depan akan baik-baik saja. Inflasi
Indonesia relatif terjaga yakni di angka 5,7%, di saat banyak negara di dunia justru
sudah di atas 10%, bahkan ada yang 80%. Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2022 mencapai 5,72% (yoy). Menko
Perekonomian Airlangga Hartarto bahkan optimistis pertumbuhan ekonomi akan
mencapai 5,2% (yoy) pada 2022 dan 5,3% (yoy) pada 2023. Bandingkan dengan
prediksi pertumbuhan ekonomi global. Mengacu risalah IMF bertajuk World
Economic Outlook (11/2022), pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan mengalami
kontraksi sebesar 2,7%. Artinya, berdasarkan data di atas Indonesia hanya butuh
waspada, tanpa perlu khawatir berlebihan.

Namun demikian pada tahun politik ini pengelola zakat akan dihadapkan
pada tantangan berupa:

Kontestasi dalam pemilihan presiden dan wakil presiden maupun pemilihan


legislatif yang persiapannya dimulai pada tahun 2023 akan mendorong setiap
kontestan melakukan berbagai manuver untuk menarik simpati masyarakat.
Manuver-manuver yang dilakukan para kontestan membuat masyarakat menjadi
tersekat dalam kelompok berdasarkan kontestan pilihannya. Tak jarang adanya
kelompok-kelompok pendukung para kontestan ini menimbulkan polarisasi
umat beragama. Kondisi ini menjadi tantangan bagi pengelola zakat untuk dapat

2023
PROYEKSI PENGELOLAAN ZAKAT TAHUN 2023

ikut serta mengarahkan masyarakat khususnya dalam ekosistem zakat agar


bersifat kritis dan tidak mudah terprovokasi.

Lahirnya UU No 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat, maka zakat sudah


menjadi urusan negara dan kewenangan mengelolanya diberikan kepada
Baznas. Undang-Undang dank ode etik yang diterbitkan Baznas juga mengatur
bahwa anggota Baznas, pimpinan LAZ serta seluruh amil yang bekerja di
dalamnya tidak boleh melakukan kegiatan politik, tidak boleh menjadi anggota
partai politik, dan melakukan politik praktis. Selain itu, BAZNAS Namun
demikian sebagai lembaga pemerintah nonstruktural yang perannya semakin
menguat di tengah masyarakat akan banyak kepentingan politik yang mencoba
masuk terutama pada saat tahun politik seperti tahun 2023. Oleh karena itu,
netralitas dan independensi pada tahun politik 2023 menjadi tantangan bagi
lembaga zakat dan amil zakat dalam upaya menjaga dan meningkatkan
kepercayaan masyarakat.

Kebutuhan dana untuk menjadi kontestan dalam kegiatan politik baik pemilihan
calon presiden dan wakil presiden maupun pemilihan legislatif sangat tinggi.
Biaya untuk logistik menjadi calon presiden dapat mencapai triliunan rupiah dan
menjadi anggota DPR bisa mencapai nilai milyaran rupiah. Bagi kontestan yang
memiliki pengaruh politik kuat dapat saja memanfaatkan dana-dana sosial yang
ada termasuk zakat. Untuk itu, pada tahun politik 2023 tantangan bagi
BAZNAS/LAZ untuk dapat menjaga penggunaan dana zakat tidak untuk
kepentingan politik partisan kelompok politik tertentu.

Pada tahun politik, para partisan akan dengan mudahnya melakukan aktivitas
yang dapat menarik simpati masyarakat. Diantara aktivitas tersebut biasanya
berupa bantuan-bantuan yang diperuntukkan untuk membantu masyarakat.
Dengan demikian, dana sosial termasuk infaq shodaqoh menjadi sangat tinggi,
namun selama ini dana tersebut belum dapat ditangkap atau tercatat dalam data
pengumpulan zakat, ifaq, dan shodaqoh (ZIS) lembaga zakat. Untuk itu,

2023
PROYEKSI PENGELOLAAN ZAKAT TAHUN 2023

peningkatan jumlah pengumpulan zakat yang tercatat pada tahun politik


menjadi tantangan terdiri bagi lembaga zakat

Penduduk Indonesia pada Juni 2022 berdasarkan data Direktorat Jenderal


Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri, jumlah
penduduk Indonesia mencapai 275,36 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, ada 190,83
juta jiwa (69,3 persen) penduduk Indonesia yang masuk kategori usia produktif (15-
64 tahun), 84,53 juta jiwa (30,7 persen) penduduk yang masuk kategori usia tidak
produktif. Rinciannya, sebanyak 67,16 juta jiwa (24,39 persen) penduduk usia belum
produktif (0-14 tahun) dan sebanyak 17,38 juta jiwa (6,31 persen) merupakan
kelompok usia sudah tidak produktif (65 tahun ke atas). Jika dibandingkan dengan
hasil sensus penduduk yang dilakukan Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, jumlah
penduduk Indonesia mengalami peningkatan sebesar 1,91 persen. Sementara itu,
untuk penduduk usia produktif mengalami penurunan sebesar 20,01 persen dari
70,72 tahun 2020 menjadi 69,3 persen tahun 2022. Kondisi ini menunjukkan bahwa
walaupun jumlah penduduk usia produktif mengalami penurunan tetapi Indonesia
masih tetap mengalami bonus demografi sebagaimana terjadi pada tahun 2020 dan
masih terus berlanjut pada tahun 2023. Indonesia diperkirakan akan menjadi negara
berpendapatan tinggi dan keluar dari middle income trap pada tahun 2036 yang
kemudian memiliki PDB terbesar ke-5 pada tahun 2045. Ekonomi Indonesia akan
mampu tumbuh 5,7 persen per tahun pada periode 2016–2045, dengan terus
melakukan reformasi struktural, memanfaatkan bonus demografi dan kemajuan
teknologi, serta meningkatkan daya saing ekonomi. Hal ini terdapat dalam Visi
Indonesia 2045 yang dirancang oleh Bappenas.

2023
PROYEKSI PENGELOLAAN ZAKAT TAHUN 2023

Sumber: BAPPENAS (2019)

Jumlah penduduk muslim di Indonesia yang beragama Islam, berdasarkan


data Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) per 31 Desember 2021 terdapat
sebanyak 86,9 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Dengan demikian jumlah
penduduk muslim merupakan yang terbesar di Indonesia. Tidak hanya itu, menurut
laporan The Royal Islamic Strategic Studies Centre (RISSC) Indonesia juga menjadi
negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia pada tahun 2022. Jika
dibandingkan secara global, jumlah penduduk muslim Indonesia setara dengan
12,30% dari populasi muslim dunia. Bahkan Global Religious Future memperkirakan
penduduk muslim di Indonesia akan mencapai 256,82 juta jiwa dengan pertumbuhan
87.2 persen pada tahun 2050. Jumlah penduduk muslim yang sangat besar ini
tentunya memiliki potensi zakat yang sangat besar pula.

Bonus demografi yang dialami dan masih akan dialami Indonesia pada tahun
2023 akan menjadi peluang bagi pengumpulan zakat nasional. Setidaknya ada tiga
peluang pada kondisi bonus demografi dalam pengumpulan zakat. Pertama,
Indonesia merupakan negara dengan budaya memberi yang tinggi, bahkan dapat
ditunjukkan bahwa kedermawanan masyarakat kelas menengah ke bawah cukup
tinggi. Hal ini dikonfirmasi oleh World Giving Index 2021 dari Charities Aid
Foundation (CAF), yang menyatakan bahwa Indonesia adalah negara paling
dermawan pertama di dunia. Menurut laporan tersebut, lebih dari 8 orang dari 10
orang Indonesia menyumbang, dan tingkat kerelawanan di negara ini tiga kali lebih

2023
PROYEKSI PENGELOLAAN ZAKAT TAHUN 2023

tinggi dari rata-rata global. Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa kewajiban
membayar zakat merupakan faktor terbesar yang memotivasi masyarakat Indonesia
untuk mendonasikan uangnya. Tentu saja, sikap memberi seperti itu merupakan
peluang untuk mengumpulkan zakat di Indonesia.

Kedua, kehadiran generasi Milenial dan Z merupakan peluang dalam


mengumpulkan zakat di tengah bonus demografi. Hasil Survei Kependudukan 2020
menunjukkan mayoritas penduduk Indonesia didominasi oleh Generasi Z dan generasi
Milenial. Generasi Z menyumbang 27,94 persen dari total penduduk Indonesia, dan
Generasi Milenial menyumbang 25,87 persen dari total penduduk Indonesia.
Menurut Indonesia Millennial Report (2019), generasi milenial cenderung cashless
dalam mengelola keuangannya. Generasi ini lebih menyukai sistem pembayaran non
tunai, setiap pembayaran menggunakan sistem teknologi yang dimungkinkan oleh
perangkat, seperti e-money dan internet banking. Hal ini sudah direspon OPZ dengan
baik dalam metode pembayaran zakat, namun perlu ditingkatkan dengan strategi
yang dapat menarik perhatian kaum milenial. Dalam survei Puskas BAZNAS (2020)
terhadap generasi milenial dalam kampanye zakat di wilayah Jabodetabek, 35 persen
muzakki menganggap informasi melalui media sosial lebih terpercaya, diikuti dengan
website BAZNAS. Ini menegaskan bahwa dekade muzakki milenial di OPZ untuk
berkampanye melalui platform ini harus terus berlanjut. Di sisi lain, media sosial juga
paling banyak disukai non-muzakki, 36 persen. Dengan kata lain, OPZ harus
meningkatkan efektivitasnya dalam mengelola kampanye media sosial untuk
mengajak dan meningkatkan literasi dan kepercayaan masyarakat untuk membayar
zakat melalui OPZ.

Ketiga, meningkatnya jumlah penduduk kelas menengah ke atas juga


memberikan peluang dalam pengumpulan zakat. Visi Indonesia 2045 memprediksi
pertumbuhan kelas menengah ke atas sekitar 70% penduduk Indonesia pada tahun
2045. Fenomena peningkatan jumlah kelas menengah ke atas ini harus dapat
ditangkap oleh OPZ, karena mereka cenderung berpendidikan lebih baik sehingga
lebih mudah menerima informasi dan diberikan pemahaman. Menurut Wibisono
(2017), kesadaran masyarakat menengah ke atas dalam membayar zakat melalui
lembaga zakat formal umumnya positif karena dipersepsikan informasi lebih mudah
diperoleh. Oleh karena itu, untuk mewujudkan potensi tersebut, setiap OPZ harus

2023
PROYEKSI PENGELOLAAN ZAKAT TAHUN 2023

meningkatkan kredibilitas, integritas dan profesionalisme serta mampu menunjukkan


bahwa OPZ dapat mengadakan program-program yang tepat sasaran

Ekosistem merupakan lingkungan yang mewadahi dan menjadikan berbagai


sektor yang terhubung dan saling dukung. Sektor-sektor kehidupan baik berkait
langsung dengan ekonomi atau tidak jika berjalan sendiri dan terpisah maka sulit
untuk menciptakan akselerasi dan keberlanjutan bagi tumbuh dan
berkembanganya ekonomi selain tidak produktif. Dengan demikian ekosistem
ekonomi syariah merupakan kolaborasi dan sinergi semua sektor-sektor yang
terhubung dengan ekonomi syariah dalam upaya memperkuat pengembangan
ekonomi syariah. Bahkan penguatan ekosistem secara masif menjadi kunci utama
pengembangan ekonomi syariah di Indonesia. Penguatan ekosistem ekonomi
syariah menjadi sangat penting karena berkaitan dengan produk sektor unggulan
seperti di bidang makanan halal, fesyen, pariwisata, hingga pharmaceutical dan
lain-lain. Tidak hanya itu, ekosistem juga berkaitan dengan mata rantai dari sisi
produksi, keuangan, pemasaran, termasuk juga digitalisasi. Membangun
ekosistem end to end menjadi penting. Lebih dari itu, ekosistem juga berkaitan
dengan unit-unit usaha (Investor.id, 2022).

Penguatan ekosistem ekonomi syariah di Indonesia terus terjadi sehingga


pada tingkat global, Indonesia pun menempati peringkat ke-2 untuk makanan
halal, dan peringkat ke-3 untuk fesyen muslim. Kemudian untuk keuangan digital
syariah global khususnya Islamic Fintech, Indonesia mengalami peningkatan dari
sebelumnya peringkat ke-4 pada 2021, menjadi peringkat ke-3 pada 2022.
Pertumbuhan usaha syariah di Indonesia juga terus menunjukkan perbaikan, pada
triwulan II/2022, sektor unggulan halal value chain tumbuh 4,73% secara
tahunan.

2023
PROYEKSI PENGELOLAAN ZAKAT TAHUN 2023

Tidak hanya itu, sektor keuangan syariah sebagai salah satu bagian dari
ekosistem ekonomi syariah juga menunjukkan performa yang baik dengan
mampu mempertahankan kinerja dan beradaptasi dengan kondisi sosial ekonomi
di masa pandemic Covid-19. Data menunjukkan selama tahun 2021, aset industri
keuangan syariah telah mencapai Rp2.050,44 triliun atau tumbuh 13,82% year
on year (yoy). Pertumbuhan aset Industri Perbankan Syariah tumbuh 13,94% (yoy)
di tahun 2021. Sementara aset Industri Keuangan Non-Bank syariah tumbuh
positif sebesar 3,90% (yoy) di tahun 2021. Sedangkan Industri Pasar Modal
Syariah menunjukkan perkembangan yang positif yaitu nilai kapitalisasi pasar
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) mencapai Rp3.983,65 triliun, meningkat
sebesar 19,10% (yoy) di tahun 2021. Pencapaian positif keuangan syariah
Indonesia dalam menghadapi pandemi Covid-19 juga dicatat kalangan
internasional dan berhasil mempertahankan peringkat ke-2 dalam Islamic Finance
Development Indicator 2021 yang dipublikasikan oleh Islamic Finance
Development Report 2021.

Hal lain yang juga menjadi bagian penting dalam ekosistem ekonomi
syariah adalah peran masjid yang ada di Indonesia. Masjid yang ada saat ini
semakin erat kaitannya dengan perkembangan industri halal. Masjid berfungsi
sebagai pusat ekonomi yang berbeda dengan lembaga keuangan syariah yang
secara khusus dibentuk sebagai lembaga profit, masjid memiliki kekhususan yang
berorientasi pada kepentingan umat dalam pengembangan industri halalnya
(Yuliani, 2020). Beberapa sektor industri halal dapat masuk ke dalam ekosistem
masjid mulai dari industri makanan hingga pariwisata. Keberadaan masjid
khususnya masjid bersejarah sebagai destinasi wisata religi tentunya dapat
mempengaruhi kegiatan industri di lingkungan masjid (Kholidah & Septiarini,
2016). Selain memiliki usaha atau terjun langsung ke industri halal dengan
mengelola usaha, masjid juga dapat menjadi wadah bagi para pelaku usaha untuk
memperluas jaringan usahanya selain membantu mendukung industri halal
masyarakat (Dahalan et al., 2015)

2023
PROYEKSI PENGELOLAAN ZAKAT TAHUN 2023

Sumber: (OJK, 2020)

Masjid memiliki basis jamaah yang sangat besar karena masjid adalah
pusat ibadah, pusat pendidikan, dan pusat kegiatan sosial agama (Alwi, 2015).
Masjid menjadi pusat berbagai informasi dan dapat menjadi saluran untuk
meningkatkan pemahaman kepada masyarakat terkait awareness terhadap
transaksi keuangan dengan prinsip syariah. Potensi masjid akan menjadi lebih
besar ketika masjid menjadi bagian dari infrastruktur Kawasan Industri Halal (KIH)
yang merupakan kawasan kegiatan ekonomi dan transaksi keuangan. Sinergi ini
dapat mendorong ekosistem halal melalui penggunaan produk halal serta layanan
transaksi keuangan syariah misalnya melalui perbankan syariah OJK (2020)

Tidak hanya itu, peran masjid sebagai bagian dari ekosistem ekonomi
syariah juga dapat menjadi pusat dalam ekosistem ZISWAF dimana DKM
bertindak sebagai institusi amil zakat dan nazhir wakaf. Sebagai amil, DKM
memediasi antara muzakki dan mustahik melalui program penyaluran zakat
produktif dan konsumtif kepada mustahik yang dananya bersumber dari muzakki.
Sebagai nazhir, DKM menjembatani antara wakif dan mauquf ‘alaihi dalam
program wakaf, baik wakaf produktif maupun sosial. Dalam praktiknya, DKM
bekerjasama dengan pemangku kepentingan seperti dunia usaha, lembaga
pendidikan dan lembaga sosial.

2023
PROYEKSI PENGELOLAAN ZAKAT TAHUN 2023

Sumber: CIBEST (2022)

Menguatnya ekosistem ekonomi syariah di masa mendatang menjadi


suatu peluang yang dapat dioptimalkan oleh OPZ dalam melakukan sinergi
dengan semua komponen dalam ekosistem ekonomi syariah yang ada. Dengan
semakin kuatnya ekosistem ekonomi syariah akan mendorong perbaikan kondisi
ekonomi masyarakat yang tentunya juga akan meningkatkan jumlah zakat yang
dikeluarkan oleh masyarakat.

Data yang dikeluarkan oleh Hootsuite (We are Social): Indonesian Digital Report
2022, menunjukkan bahwa jumlah perangkat seluler yang terkoneksi dengan
internet di Indonesia mencapai 370,1 juta pada Januari 2022. Angka ini
meningkat 13 juta atau 3,6 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya.
Angka 370,1 juta tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan total jumlah
penduduk di Indonesia yang tercatat sebanyak 277,7 juta hingga Januari 2022.
Artinya, jumlah pengguna perangkat seluler di Indonesia setara dengan 133,3

2023
PROYEKSI PENGELOLAAN ZAKAT TAHUN 2023

persen dari total jumlah penduduk Indonesia pada Januari 2022. Kondisi dapat
dimengerti karena setiap orang bisa saja menggunakan dua perangkat untuk
pemakaian pribadi ataupun khusus kerja.

Sumber: Hootsuite (We Are Social): Indonesian Digital Report (2022)

Selain itu, Hootsuite (We are Social): Indonesian Digital Report 2022 juga
menunjukkan bahwa pengguna internet di Indonesia mengalami pertumbuhan
yang signifikan pada lima tahun terakhir walaupun pada tahun 2022 mengalami
sedikit penurunan dikarenakan datanya baru sampai bulan Februari 2022. Hal ini
tercatat selama lima tahun terakhir terjadi kenaikan sebesar 47.85 persen
penduduk Indonesia yang menggunakan internet. Kenaikan tertinggi terjadi
antara tahun 2019 dan 2020 sebesar 14,95 persen penambahan pengguna
internet baru yang merupakan dampak dari adanya pandemic COVID-19. Hal ini
merupakan dampak kebijakan pandemi yang memaksa seluruh sektor industri
untuk mengurangi mobilitas dan aktivitas bertatap muka secara langsung
sehingga memaksa sebagian besar sektor industri untuk mengadopsi berbagai
platform digital dalam melakukan proses bisnisnya.

2023
PROYEKSI PENGELOLAAN ZAKAT TAHUN 2023

Sumber: Hootsuite (We Are Social): Indonesian Digital Report (2022)

Sedangkan waktu rata-rata setiap hari yang digunakan penduduk di


Indonesia untuk menggunakan internet adalah selama 8 jam, 36 menit turun
sekitar tiga persen dari tahun 2021 yang tercatat selama 8 jam, 52 menit. Hal ini
menunjukkan bahwa sepertiga waktu yang dimiliki oleh penduduk Indonesia
digunakan untuk penggunaan internet.

Sumber: Hootsuite (We Are Social): Indonesian Digital Report (2022)

2023
PROYEKSI PENGELOLAAN ZAKAT TAHUN 2023

Pemanfaatan teknologi informasi terutama internet yang semakin


meningkat dapat menjadi peluang bagi OPZ untuk terus meningkatkan literasi zakat
masyarakat Indonesia. Pada tahun 2022 literasi zakat masyarakat Indonesia masih
berada pada kategori menengah atau moderat dengan indeks literasi zakat sebesar
75.26 (BAZNAS, 2022). Pemanfaatan teknologi informasi yang tepat akan dapat
meningkatkan literasi zakat dari moderat menjadi tinggi dan tidak hanya itu, dengan
pemilihan teknologi informasi yang tepat juga akan dapat mengubah tingkat literasi
zakat yang sebatas pengetahuan dan pemahaman menjadi perilaku membayar zakat.

Tahun 2020 merupakan tahun yang memberikan tantangan luar biasa bagi
perekonomian Indonesia dan dunia. Pandemi Covid-19 yang menghantam
perekonomian di awal tahun 2020 dan terus berlangsung sampai dengan tahun ini,
telah memaksa ekonomi di banyak negara termasuk Indonesia terkontraksi cukup
signifikan. Rantai pasok global yang juga terganggu akibat pandemi mendorong
banyak negara untuk mengoptimalkan potensi ekonomi yang dimilikinya. Untuk
Indonesia pandemi semakin menegaskan potensi sektor ekonomi syariah Indonesia
yang dapat diandalkan sebagai sumber pertumbuhan baru, mengingat relevansi
prinsip dasar yang dimilikinya, serta kinerjanya yang berdaya tahan di tengah periode
pandemi pada 2020.

Perkembangan sektor ekonomi syariah yang positif tentu perlu mendapat


perhatian dan dukungan untuk berkembang maksimal dalam berkontribusi bagi
pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu Indonesia memiliki cita-cita besar dalam
mempertegas perannya sebagai global-hub ekonomi dan keuangan Syariah di dunia,
yaitu mewujudkan “Indonesia yang mandiri, makmur dan madani dengan menjadi
pusat ekonomi syariah terkemuka dunia”. Menciptakan lingkungan bertumbuh yang
kondusif sehingga terjadi penguatan ekosistem ekonomi syariah sebelum pada
akhirnya mencapai cita-cita utama menjadi hal yang strategis kedepan.

Beberapa langkah telah diambil pemerintah sebagai bentuk komitmen


terhadap pengembangan ekonomi Syariah di Indonesia, dimulai dari penerbitan

2023
PROYEKSI PENGELOLAAN ZAKAT TAHUN 2023

Masterplan Arsitektur Keuangan Syariah Indonesia (MAKSI) pada tahun 2015,


ditindak lanjuti dengan pembentukan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan
Syariah (KNEKS) serta peluncuran MEKSI di tahun 2018. Selanjutnya, di akhir tahun
2019, KNEKS bersama dengan pemangku kepentingan menyusun Rencana
Implementasi Pengembangan Ekonomi Syariah Indonesia 2020-2024 sebagai rujukan
atau referensi bagi Kementerian/Lembaga maupun Institusi terkait dalam
melaksanakan rencana pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.

Strategi utama MEKSI beserta lima bidang strategis rencana implementasi


pengembangannya memerlukan dukungan dan peran aktif dari seluruh pemangku
kepentingan terkait, termasuk di dalamnya peran dari Kepala Daerah untuk
mengembangkan potensi ekonomi dan keuangan Syariah yang ada di wilayahnya.
Dalam upaya memacu dan memotivasi Kepala Daerah, telah dilakukan pemberian
penghargaan berupa Anugerah Adinata Syariah yang diinisiasi oleh Komite Nasional
Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) bersama dengan Bank Syariah Indonesia
(BSI), Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) dan Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia
(IAEI) (KNEKS, 2022).

Kegiatan ini diberikan kepada kepala daerah yang telah berhasil


mengembangkan beberapa kategori yaitu keuangan Syariah, industri halal, keuangan
sosial syariah, keuangan mikro syariah, pendidikan ekonomi syariah, pemberdayaan
ekonomi pesantren, dan ekonomi hijau berkelanjutan di wilayahnya masing-masing.
Pemberian penghargaan yang dilakukan setiap tahun ini, tentunya akan memotivasi
para kepala daerah untuk mengembangkan setiap kategori penghargaan di
daerahnya sesuai dengan kearifan lokal wilayahnya masing-masing.

Selain itu, pemberian penghargaan juga dilakukan oleh Kompartemen Bank


Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) ASBISINDO yang memberikan penghargaan “BPRS
Awards”. Penghargaan tersebut walaupun hanya dilakukan untuk kalangan internal
BPRS tetapi dalam kriteria penghargaannya memberikan kontribusi bagi
pengembangan UMKM dan pemberdayaan masyarakat. Beberapa kriteria
penghargaan “BPRS Awards” antara lain: kinerja keuangan, inovasi produk dan
layanan, inovasi teknologi informasi, penguatan UMKM, pemberdayaan nasabah, dan
pelaksanaan Islamic Good Corporate Governance. Dalam ajang penghargaan ini
diharapkan BPRS sebagai bagian dari pelaku ekonomi dan keuangan syariah

2023
PROYEKSI PENGELOLAAN ZAKAT TAHUN 2023

termotivasi untuk terus meningkatkan kinerjanya sehingga dapat mendorong


pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia serta pertumbuhan ekonomi nasional
melalui perannya dalam memberikan pembiayaan terhadap UMKM.

BAZNAS sendiri juga telah menyelenggarakan dan memberikan


penghargaan “BAZNAS Award” yang dilaksanakan sejak tahun 2017. Kegiatan ini
telah mampu memotivasi para pihak yang telah terlibat dan mendukung upaya
BAZNAS dalam mensejahterakan umat. Hal ini terlihat dari jumlah yang dilibatkan
lebih dari 300 tokoh dan lembaga pada tahun 2022. Dari sejumlah tersebut terdapat
184 pemenang yang meningkat tajam dari tahun sebelumnya (Lazismu, 2022)

Adanya ajang penghargaan yang terkait dengan ekonomi dan keuangan


syariah tersebut menunjukkan adanya kesadaran dan motivasi yang kuat dari semua
stakeholder ekonomi dan keuangan syariah dalam mengembangkan ekonomi syariah
di masa mendatang.. Oleh karena itu, motivasi masyarakat yang kuat terhadap
pengembangan ekonomi dan keuangan syariah dapat menjadi peluang dalam
meningkatkan pengelolaan zakat di Indonesia.

Proyeksi pengelolaan zakat nasional di tahun 2023 dipengaruhi oleh isu resesi
ekonomi yang akan melanda pada tahun 2023. Resesi ekonomi akan memberikan
dampak terhadap pengelolaan zakat dari aspek pengumpulan yang banyak
dipengaruhi oleh menurunnya pertumbuhan pendapatan masyarakat yang pada
akhirnya akan berakibat pada penurunan tingkat konsumsi. Sedangkan pengaruh
resesi terhadap penyaluran dipengaruhi oleh meningkatnya tingkat pengangguran
akibat perusahaan melakukan PHK yang berakibat pada meningkatnya jumlah
kemiskinan. Dengan demikian, resesi ekonomi berpengaruh terhadap pengelolaan
zakat baik dari aspek pengumpulan (pengaruh negatif) maupun penyaluran
(pengaruh positif).

2023
PROYEKSI PENGELOLAAN ZAKAT TAHUN 2023

Pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2023 diperkirakan tumbuh hanya


2,7 persen menurut IMF dan menurut Organisation for Economic Co-operation and
Development (OECD) sebesar 2,2 persen. Kondisi ini tentunya memberikan dampak
terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia walaupun Bank Indonesia melalui siaran
pers memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat pada kisaran 4,5-
5,3%, dan akan terus meningkat menjadi 4,7-5,5% pada 2024. Hal ini didukung
oleh konsumsi swasta, investasi, dan tetap positifnya kinerja ekspor di tengah
pertumbuhan ekonomi global yang melambat. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK)
diperkirakan menurun dan kembali ke dalam sasaran 3,0±1% pada 2023 dan
2,5±1% pada 2024. Kondisi-kondisi ekonomi baik global maupun nasional tersebut
tentu sangat berpengaruh terhadap pengelolaan zakat nasional. Sebagaimana hasil
studi dari Al Aksar (2019)1 yang menyatakan bahwa indikator ekonomi makro dan
mikro berpengaruh terhadap pengelolaan zakat nasional.

Metode perhitungan proyeksi pengelolaan zakat di tahun 2023 menggunakan dua


metode peramalan (forecasting) yaitu (a) pendapat (asumsi) dan (2) metode statistik.
Peramalan berdasarkan pendapat menggunakan asumsi skenario. Sedangkan
peramalan statistik menggunakan lima metode, yaitu Arithmetic Straight Line,
Arithmetic Geometric Curve, Statistical Straight Curve Method, Statistical Semi Log
Method, dan Statistical Parabolic Projection Method. Metode-metode peramalan
yang digunakan beserta formula perhitungannya disajikan pada tabel dibawah ini.

1 Pendapat Asumsi skenario Skenario optimis dengan pertumbuhan >30%.


Skenario moderat dengan asumsi
pertumbuhan 20%-30%, dan skenario pesimis
dengan asumsi pertumbuhan <20%. Dengan
perhitungan;

1. Skenario optimis (so)


𝑠𝑜 = (𝑥. 0,3) + 𝑥

1
Al Aksar, N, (2019). Pengaruh Variabel Ekonomi Makro dan Mikro terhadap Jumlah Penerimaan
Zakat di Indonesia. Universitas Islam Indonesia

2023
PROYEKSI PENGELOLAAN ZAKAT TAHUN 2023

2. Skenario pesimis (sp)


𝑠𝑝 = (𝑥. 0,2) + 𝑥

dimana, x = nilai tahun sebelumnya

2 Statistik2 Arithmetic Metode ini merupakan metode proyeksi yang


Straight Line paling sederhana dengan menggunakan garis
lurus aritmatika, dengan formula:

Yc = a + Yi – 1

Ket:
a = Yn-Yc / n – 1
• Yc = Nilai awal (tahun)
• Yn = Nilai akhir
• Yi = Nilai tahun lalu
• n = Jumlah tahun
Arithmetic Geom Merupakan metode proyeksi dengan
etric Curve menggunakan kurva geometris aritmatika,
dengan formula:

𝑌1 + 1
𝑌𝑐 =
1+𝑟
Ket:
Yi + 1 = nilai untuk tahun depan
r = tingkat kenaikan rata-rata
Statistical Metode ini merupakan metode proyeksi
Straight Curve dengan menggunakan statistik garis lurus,
Method dengan formula:

Yc = a + bx…………………………………
(1)

a = ∑Y/n……………………………………
(2)

b = ∑XY/∑X2………………………………
(3)

2
Ika Okta Kirana, Zulaini Masruro Nasution, Anjar Wanto. (2019). Proyeksi Indeks Pembangunan
Manusia di Indonesia Menggunakan Metode Statistical Parabolic dalam Menyongsong Revolusi
Industri 4.0. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 16 (2): 202-212

2023
PROYEKSI PENGELOLAAN ZAKAT TAHUN 2023

ket:
Yc = nilai terhitung dari variabel yang akan
diprediksi (variabel terikat)
a = titik potong sumbu y
b = kemiringan garis regresi
∑ = tanda penjumlahan total
X = nilai variabel bebas
Y = nilai variabel terikat
n = jumlah data atau pengamatan
Statistical Semi Merupakan metode peramalan untuk
Log Method mengukur sebuah deret waktu yang
mengalami kenaikan atau penurunan yang
cepat.

Formula:

Log Yc = Log a + X * Log b…………………


(1)

Log a = ∑ Log Y / n………………………….


(2)

Log b = ∑X*Log Y / ∑X2…………………….


(3)

Yc = Anti log Yc ……………………………..


(4)

ket:
Yc = nilai terhitung dari variabel yang akan
diprediksi (variabel terikat)
a = titik potong sumbu y
b = kemiringan garis regresi
∑ = tanda penjumlahan total
X = nilai variabel bebas
Y = nilai variabel terikat

n = jumlah data atau pengamatan

2023
PROYEKSI PENGELOLAAN ZAKAT TAHUN 2023

Statistical Merupakan pengukuran trend yang nilai


Parabolic variabel tak bebasnya naik atau turun secara
Projection linier atau terjadi parabola bila datanya dibuat
Method scatter plot (hubungan variabel dependen dan
independen adalah kuadratik). Metode ini
mampu melakukan prediksi berdasarkan data
yang telah lampau (times series).

Yc = a + b. X +c.
2
X …………………………… (1)

a = (∑X4*(∑Y)) - (∑X2(∑X2*Y))/((n)(∑X4) -
((∑X2)2))
………………………………………. (2)

b = ∑XY/∑X2
………………………………….. (3)

c = (n*(∑X2*Y)) - (∑X2*(∑Y)/((n)(∑X4) -
((∑X2)2))
………………………………………. (4)

ket:

Yc = nilai terhitung dari variabel yang akan


diprediksi (variabel terikat)

a = titik potong sumbu y

b = kemiringan garis regresi

∑ = tanda penjumlahan total

X = nilai variabel bebas

Y = nilai variabel terikat

n = jumlah data atau pengamatan

2023
PROYEKSI PENGELOLAAN ZAKAT TAHUN 2023

Pengumpulan ZIS dan DSKL di tahun 2023 dengan metode pendapat, yaitu skenario
pertumbuhan kurang dari 20 persen, diprediksikan berada di angka kurang dari
Rp.31,2 triliun. Sedangkan dengan asumsi pertumbuhan lebih dari 30 persen, maka
pertumbuhan diprediksi di angka lebih dari Rp.33,8 triliun. Sedangkan dengan asumsi
moderat 20 – 30 persen, diprediksi pengumpulan ZIS dan DSKL tahun 2023 berada
rentang Rp.31,2 triliun - Rp.33,8 triliun. Tabel 3.2 ditampilkan hasil perhitungan
proyeksi pengumpulan ZIS dan DSKL di tahun 2023 berdasarkan metode pendapat.

31.200.000.000.000 -
31.200.000.000.000 33.800.000.000.000
33.800.000.000.000
Sumber: BAZNAS RI, diolah (2023)

Sedangkan proyeksi pengumpulan ZIS-DSKL tahun 2023 berdasarkan metode


statistik dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Proyeksi pengumpulan ZIS-DSKL
menggunakan metode Arithmetic Geometric Curve Method menghasilkan nilai
proyeksi yang tertinggi yaitu sebesar Rp.32,4 triliun. Disusul metode Statistical Semi
Log Method sebesar Rp.32,1 triliun dan metode Arithmetic Straight Curve Method
sebesar Rp.28,7 triliun. Sedangkan Statistical Straight Curve Method dan Statistical
Parabolic Projection Method memproyeksikan pengumpulan ZIS dan DSKL pada
tahun 2023 sebesar Rp.27 triliun. Berikut disajikan proyeksi pengumpulan ZIS dan
DSKL di tahun 2023 berdasarkan metode statistik.

1 Arithmetic Straight Curve Method 28.717.994.650.506


2 Arithmetic Geometric Curve Method 32.416.439.385.653
3 Statistical Straight Curve Method 27.006.153.132.526
4 Statistical Semi Log Method 32.061.837.644.081
5 Statistical Parabolic Projection Method 27.025.960.124.223
Sumber: BAZNAS RI, diolah (2020)

2023
PROYEKSI PENGELOLAAN ZAKAT TAHUN 2023

Proyeksi jumlah pengumpulan ZIS pada tahun 2023 berdasarkan metode


yang digunakan berada pada kisaran Rp. 27,01 triliun sampai dengan Rp. 33.80
triliun. Jumlah tersebut akan dapat dicapai jika kondisi berikut terpenuhi:

1) Resesi ekonomi global, pengangguran dan kemiskinan, bencana alam serta


kondisi tahun politik yang terjadi tidak terlalu signifikan berpengaruh terhadap
perekonomian Indonesia. Kondisi ini, dapat dilihat jika asumsi-asumsi
perekonomian yang dikembangkan oleh pemerintah dalam RAPBN 2023 dan
Bank Indonesia terealisasi.
2) Jumlah penduduk, pemanfaatan teknologi informasi, Ekosistem Ekonomi
Syariah, dan motivasi stakeholder ekonomi dan keuangan syariah mengalami
peningkatan dan penguatan.
3) jika kondisi 1 dan 2 tidak terpenuhi maka dimungkinkan proyeksi pengumpulan
zakat juga akan mengalami koreksi.

Proyeksi penyaluran ZIS dan DSKL di tahun 2023, dengan skenario pertumbuhan
kurang dari 20 persen, diprediksikan berada di angka kurang dari Rp.28,1 triliun.
Sedangkan, dengan asumsi pertumbuhan lebih dari 30 persen, maka pertumbuhan
penyaluran diprediksi di angka lebih dari Rp.30,4 triliun. Adapun, dengan asumsi
moderat 20 – 30 persen, diprediksi penyaluran ZIS dan DSKL di tahun 2023 berada
pada kisaran Rp. 28,1 triliun - Rp. 30,4 triliun. Berikut disajikan hasil perhitungan
proyeksi penyaluran ZIS dan DSKL di tahun 2023 berdasarkan metode pendapat

28.080.000.000.000 -
28.080.000.000.000 30.420.000.000.000
30.420.000.000.000
Sumber: BAZNAS RI, diolah (2023)

2023
PROYEKSI PENGELOLAAN ZAKAT TAHUN 2023

Sedangkan proyeksi penyaluran ZIS-DSKL tahun 2023 berdasarkan metode


statistik dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Proyeksi penyaluran ZIS-DSKL
menggunakan metode Arithmetic Geometric Curve Method menghasilkan nilai
proyeksi yang tertinggi yaitu sebesar Rp.29,8 triliun. Disusul metode Statistical Semi
Log Method sebesar Rp.28,8 triliun dan metode Arithmetic Straight Curve Method
sebesar Rp.25,9. Sedangkan metode Statistical Straight Curve Method dan Statistical
Parabolic Projection Method memproyeksikan penyaluran ZIS dan DSKL pada tahun
2023 sebesar Rp.24 triliun. Berikut disajikan proyeksi penyaluran ZIS dan DSKL di
tahun 2023 berdasarkan metode statistik.

1 Arithmetic Straight Curve Method 25.955.787.202.471


2 Arithmetic Geometric Curve Method 29.834.731.476.705
3 Statistical Straight Curve Method 23.789.459.935.181
4 Statistical Semi Log Method 28.806.544.744.783
5 Statistical Parabolic Projection Method 23.812.877.467.288
Sumber: BAZNAS RI, diolah (2020)

Proyeksi jumlah penyaluran ZIS pada tahun 2023 berdasarkan metode yang
digunakan berada pada kisaran Rp. 23,79 triliun sampai dengan Rp. 30,42 triliun.
Jumlah tersebut akan dapat dicapai jika kondisi berikut terpenuhi:

1) Resesi ekonomi global, pengangguran dan kemiskinan, bencana alam serta


kondisi tahun politik yang terjadi tidak terlalu signifikan berpengaruh terhadap
perekonomian Indonesia. Kondisi ini, dapat dilihat jika asumsi-asumsi
perekonomian yang dikembangkan oleh pemerintah dalam RAPBN 2023 dan
Bank Indonesia terealisasi.
2) Jumlah penduduk, pemanfaatan teknologi informasi, Ekosistem Ekonomi
Syariah, dan motivasi stakeholder ekonomi dan keuangan syariah mengalami
peningkatan dan penguatan.
3) jika kondisi 1 dan 2 tidak terpenuhi maka dimungkinkan proyeksi penyaluran
zakat juga akan mengalami koreksi.

2023
PROYEKSI PENGELOLAAN ZAKAT TAHUN 2023

Allocation to Collection Ratio (ACR) merupakan representasi efektifitas penyaluran


dana ZIS dan DSKL suatu BAZNAS/LAZ. ACR mengukur sejauh mana efektifitas
penyaluran dana zakat dibandingkan dengan jumlah dana yang dihimpun (Puskas
BAZNAS, 2019). Adapun tingkat keefektifan ACR dikategorikan sebagaimana pada
tabel dibawah ini.

1 < 20% Tidak efektif


2 20% - 49% Dibawah efektif
3 50% - 69% Cukup efektif
4 70% - 89% Efektif
5 > 89% Sangat efektif
Sumber: (Puskas BAZNAS, 2019)

Hasil perhitungan ACR dengan metode pendapat dihasilkan bahwa efektivitas


penyaluran zakat tahun 2022 sebesar 88% dan termasuk kedalam kategori efektif.
Berikut ditampilkan hasil perhitungan proyeksi ACR tahun 2022.

1 Penyaluran 28.080.000.000.000 30.420.000.000.000


2 Pengumpulan 31.200.000.000.000 33.800.000.000.000

Sumber:BAZNAS RI, diolah (2023)

Sedangkan proyeksi ACR ZIS-DSKL di tahun 2023 berdasarkan metode


statistik dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Metode statistic yang menghasilkan
kategori ACR yaitu sangat efektif adalah metode Arithmetic Geometric Curve Method
dengan ACR 92%. Disusul metode metode Arithmetic Straight Curve Method sebesar
90,4% dan Statistical Semi Log Method sebesar 89,8$. Sedangkan metode Statistical
Straight Curve Method dan Statistical Parabolic Projection Method menghasilkan
kategori ACR efektif dengan kisaran nilai 88%. Berikut disajikan proyeksi ACR ZIS dan
DSKL di tahun 2023 berdasarkan metode statistik.

2023
PROYEKSI PENGELOLAAN ZAKAT TAHUN 2023

Arithmetic
Sangat
1 Straight Curve 28.717.994.650.506 25.955.787.202.471 90,4
efektif
Method
Arithmetic
Sangat
2 Geometric 32.416.439.385.653 29.834.731.476.705 92,0
efektif
Curve Method
Statistical
3 Straight Curve 27.006.153.132.526 23.789.459.935.181 88,1 Efektif
Method
Statistical Semi Sangat
4 32.061.837.644.081 28.806.544.744.783 89,8
Log Method efektif
Statistical
Parabolic
5 27.025.960.124.223 23.812.877.467.288 88,1 Efektif
Projection
Method
Sumber: BAZNAS RI (2023)

2023
KEBIJAKAN Muzakki, Masyarakat
PENGUMPULAN dan Stakeholder
Tentang Zakat
ZAKAT

Zakat
Muzakki, ASN, dan
Non-ASN

Sosialisasi dan
Layanan Donasi

KEBIJAKAN
PENYALURAN
ZAKAT

Memeberikan Prioritas
Penyaluran untuk
Pengentasan Kemiskinan di

Pengembangan Basis Data Bersama

Memperkuat
Tahun 2023
Meningkatkan Kapasitas dan
Zakat

Menyusun dan Menyampaikan Laporan


Pengelolaan Zakat dengan Menggunakan

secara Reguler

KEBIJAKAN SDM & KEBIJAKAN


PENGEMBANGAN PENGENDALIAN
IT

Penguatan Basis Data


Bersama yang dapat
diakses oleh seluruh
OPZ melalui
Digitalisasi Zakat

KEBIJAKAN
PENGUATAN
JARINGAN

BAZNAS RI, BAZNAS


Provinsi, dan
BAZNAS Kab/Kota Mendorong
Hadirnya Jaringan
Pendukung
dari
Berbagai Elemen
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

erdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 serta Peraturan


Pemerintah Nomor 14 Tahun 2014, setidaknya terdapat tiga jenis
kategori pengelola zakat di Indonesia dalam pengelolaan zakat, yaitu
kategori regulator, operator, dan fungsi regulator-operator. Kategori
regulator-operator memiliki dua kewenangan fungsi yaitu fungsi regulator
dan fungsi operator. Fungsi tersebut ada pada BAZNAS baik di tingkat pusat,
provinsi, maupun kabupaten/kota. BAZNAS sebagai regulator, memiliki
kewenangan yang sifatnya terbatas (regulator terbatas). Artinya BAZNAS
berperan dalam mengkoordinasikan dan memberikan pertimbangan terkait
tata kelola zakat melalui penerbitan Peraturan BAZNAS (Perbaznas) dan
Keputusan Ketua BAZNAS (BAZNAS RI, 2021d).

Pada tanggal 24-26 Agustus 2022 BAZNAS menyelenggarakan


Rapat Koordinasi dan Kerja Nasional (Rakornas) Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) 2022 (Humas BAZNAS, 2022). Sebanyak 12 resolusi lahir dari salah
satu kegiatan terbesar BAZNAS tersebut. Resolusi yang berpegang pada
prinsip 3A (Aman Syar'i, Aman Regulasi, Aman NKRI) ini akan dijadikan
pedoman pengelolaan zakat di masa yang akan datang, khususnya arah
kebijakan dan target pengelolaan zakat pada tahun 2023.

Berdasarkan hasil Rakornas BAZNAS 2022 tersebut, Rencana


Strategis (Renstra) BAZNAS 2020-2025 yang telah disahkan oleh Ketua
BAZNAS pada tanggal 21 Desember 2021, dan Catatan Akhir Tahun BAZNAS
2022 (BAZNAS RI, 2022a), serta sumber-sumber lain yang relevan, terdapat
lima aspek kebijakan dan target yang diharapkan dapat terealisasi pada tahun
2023, yang mencakup aspek Pengumpulan, Penyaluran, SDM dan
pengembangan IT, Pengendalian, serta Penguatan Jaringan.

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

Selain dari lima aspek kebijakan tersebut, terdapat satu aspek penting yang
perlu dikuatkan yaitu aspek kelembagaan dan manajemen. Hal ini penting karena
sampai saat ini masih ada kesan bahwa BAZNAS dianggap sebagai ormas atau LSM.
Sesuai UU No 23 Tahun 2011 BAZNAS adalah Lembaga Pemerintah Non Struktural
bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri Agama
(Achmad, 2021).

Penguatan kelembagaan BAZNAS menjadi semakin esensial karena tiga hal


(Achmad, 2021), yaitu: (1) Kepercayaan Publik, di tengah sistem zakat yang masih
bersifat sukarela, kepercayaan publik, dalam hal ini Muzaki dan Stakeholder lainnya
sangat penting terhadap keberlangsungan sebuah lembaga, oleh karenanya lembaga
yang kuat memiliki hubungan yang kuat dengan naiknya kepercayaan publik
terhadap lembaga zakat. (2) Optimalisasi Kinerja Lembaga, penguatan lembaga baik
itu sistem maupun SDM amil dapat berpengaruh terhadap naiknya kinerja lembaga
sehingga proses pengelolaan zakat akan semakin optimal. (3) Pencegahan Fraud,

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

sebagai lembaga yang mengelola keuangan publik, penyalahgunaan di lembaga


zakat dapat terjadi. Sistem kelembagaan yang kuat dapat meminimalisir segala
bentuk fraud atau penyalahgunaan dalam pengelolaan zakat karena lembaga zakat
yang kuat memiliki sistem yang sangat baik dalam mencegah penyalahgunaan.

Tahun 2023 adalah tahun politik. BAZNAS selalu mengedepankan netralitas


dan terus menjaga kepercayaan publik di setiap aktivitas dan kebijakannya. karena
BAZNAS selalu berpegang teguh pada pengelolaan zakat yang harus transparan dan
akuntabel, berprinsip pada aman syar'i, aman regulasi, dan aman NKRI (Kurniawan,
2022).

Salah satu pilar penting dalam sistem pengelolaan zakat di Indonesia adalah aspek
pengumpulan. Pengumpulan zakat tahun 2023 diharapkan dapat lebih baik karena
pandemi COVID-19 semakin mereda. BAZNAS/LAZ di tahun 2023 diharapkan dapat
melakukan kegiatan fundraising secara lebih leluasa di pusat-pusat keramaian seperti
membuka gerai-gerai di perkantoran atau pusat-pusat perbelanjaan.

Dalam kebijakan pengumpulan zakat, terdapat tiga kebijakan prioritas yaitu (1)
peningkatan kesadaran muzakki, masyarakat dan stakeholders tentang zakat; (2)
penguatan pengumpulan zakat muzaki aparatur dan non-aparatur; dan (3) digitalisasi
sosialisasi dan layanan donasi zakat.

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

Peningkatan literasi masyarakat terus menjadi fokus kebijakan pengumpulan zakat.


Hal ini karena literasi zakat berpengaruh terhadap kesadaran masyarakat, khususnya
muzaki, untuk dapat menyalurkan zakatnya melalui lembaga. Salah satu dari dua
belas resolusi yang ditetapkan dalam Rakornas BAZNAS se-Indonesia tahun 2022
adalah bahwa setiap Kantor Urusan Agama (KUA) didorong untuk membentuk Unit
Pengumpul Zakat (UPZ) dan penyuluh agama didorong untuk memperkuat peran
dalam sosialisasi dan edukasi zakat.

Muzaki terbagi menjadi dua, yaitu: muzaki aparatur negara dan muzaki non-aparatur
negara. Dalam Rakornas BAZNAS se-Indonesia tahun 2022 pendekatan/strategi
penghimpunan antara keduanya memiliki perbedaan. Dalam penguatan
pengumpulan zakat dari muzakki aparatur negara, dilakukan melalui strategi UPZ dan
payroll system, sedangkan penguatan pengumpulan zakat dari muzakki non-aparatur
negara dilakukan melalui strategi retail, digital, dan strategi lainnya, serta
pengadministrasian data pengelolaan zakat di luar neraca (off balance sheet).

Pesatnya perkembangan informasi dan teknologi menuntut OPZ untuk


mengharmonisasikan pengelolaan zakat, khususnya di bidang pemungutan. Salah
satu bentuk penyesuaian daerah penghimpunan adalah digitalisasi zakat. Pada saat
ini BAZNAS tengah menyusun konsep tentang implementasi optimalisasi pengelolaan
zakat melalui sistem blockchain, yaitu database terdistribusi yang mencatat tiap
terbentuknya transaksi ataupun pertukaran dalam tiap blok serta dilindungi dengan
prosedur keamanan kriptografi, sehingga aman serta tidak dapat mudah ditukar
nilainya (Puskas BAZNAS, 2022). Teknologi blockchain yang dapat meningkatkan
transparansi pengelolaan zakat diharapkan dapat semakin meningkatkan trust
masyarakat untuk menyalurkan zakatnya melalui OPZ formal.

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

Pengumpulan zakat nasional adalah salah satu aktivitas utama dalam pengelolaan
zakta. Pengumpulan zakat nasional dipengaruhi oleh berbagai faktor baik secara
langsung ataupun tidak langsung. BAZNAS sebagai koordinator pengelolaan zakat
nasional telah menetapkan target-target pengumpulan nasional di setiap tahunnya.
Bagian ini akan membahas terkait pengumpulan zakat nasional yan gtelah ditetapkan
dalam rencana strategis BAZNAS 2020-2025 yang juga dipaparkan lebih teknis ke
dalam roadmap pengumpulan zakat nasional di tahun 2023. Hal ini penting untuk
dipaparkan dalam outlook zakat Indonesia 2023 agar pemangku kepentingan zakat
dapat menjadikan kedua hal ini sebagai panduan dalam melakukan pengumpulan
zakat.

Berdasarkan Renstra BAZNAS 2020 – 2025, target Pengumpulan ZIS yang ingin
dicapai adalah sebagai berikut:

1. Tersusunnya kebijakan sosialisasi dan edukasi serta pengumpulan zakat


2. Jumlah kebijakan literasi zakat dan pengumpulan zakat ke dalam SOP lembaga
3. Meningkatnya indeks literasi zakat
4. Pemanfaatan teknologi informasi dan platform digital untuk literasi zakat
(sosialisasi dan edukasi) dan layanan donasi zakat:
5. Pertumbuhan pengumpulan ZIS-DSKL secara nasional melalui platform digital
6. Tersusunya strategi perbaikan dan peningkatan Pengumpulan Zakat secara
Digital
7. Tersedianya kebijakan zakat sebagai pengurang pajak
8. Tersedianya kebijakan kewajiban zakat bagi ASN
9. Tersedianya kebijakan kewajiban zakat perusahaan
10. Tersedianya rumusan potensi zakat per jenis dana di setiap wilayah
kabupaten/kota
11. Meningkatnya jumlah muzaki/donatur
12. Pertumbuhan muzaki/donatur secara nasional
13. Jumlah muzaki/donatur BAZNAS RI

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

14. Pertumbuhan muzaki/donatur BAZNAS RI


15. Laporan jumlah pengumpulan ZIS-DSKL OPZ secara nasional
16. Pertumbuhan pengumpulan ZIS-DSKL OPZ secara nasional
17. Pengumpulan ZIS-DSKL BAZNAS RI
18. Pertumbuhan pengumpulan ZIS-DSKL BAZNAS RI
19. Estimasi pengumpulan ZIS-DSKL OPZ secara nasional

1 Penguatan kebijakan dan pengelolaan sosialisasi dan edukasi serta tata kelola
pengumpulan zakat nasional

1 Penyusunan Tersusunnya kebijakan Ada Ada


kebijakan sosialisasi sosialisasi dan edukasi
dan edukasi serta serta pengumpulan
pengumpulan zakat zakat

2 Pelaksanaan Jumlah kebijakan literasi zakat dan pengumpulan


kebijakan literasi zakat ke dalam SOP lembaga:
zakat (sosialisasi dan
edukasi) dan 1. BAZNAS RI 100 100
pengumpulan zakat
ke dalam SOP 2. BAZNAS Provinsi NA 50
lembaga
3. BAZNAS Kab/Kota NA 20

4. LAZ Nasional NA 50

5. LAZ Provinsi NA 50

6. LAZ Kab/Kota NA 40

Melakukan sosialisasi dan Meningkatnya indeks Moderat Tinggi


gerakan bersama secara literasi zakat*
intensif

1 Menyusun strategi
peningkatan literasi
zakat

2 Menyusun
kerjasama
peningkatan literasi
zakat dengan
berbagai media dan
komunitas:

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

a Memasukkan materi
zakat dalam modul
khutbah Jum’at
yang wajib
disampaikan oleh
khotib Jum’at pada
tiap masjid

b Memanfaatkan
masjid sebagai
sentral sosialisasi
pada tingkat
komunitas dengan
mendorong masjid
untuk aktif
mensyiarkan topik
zakat

c Bekerjasama dengan
Kantor Kementerian
Agama di daerah
(termasuk KUA)
untuk untuk
melibatkan Penyuluh
Agama Islam dalam
kegiatan sosialisasi
dan edukasi zakat

d Kerjasama dengan
perguruan tinggi
untuk sosialisasi dan
literasi zakat kepada
civitas akademika

e Literasi komunitas-
komunitas hijrah

f Membuat kampanye
massal gerakan
wajib zakat melalui
media iklan dengan
sasaran generasi
milenial

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

g Memanfaatkan
media dan
pariwisata halal
untuk sarana
promosi

Evaluasi pelaksanaan
kegiatan sosialisasi dan
edukasi

1 Survei indeks literasi


zakat

2 Pengembangan teknologi Pemanfaatan teknologi informasi dan platform


informasi dan platform digital untuk literasi zakat (sosialisasi dan edukasi)
digital untuk literasi zakat dan layanan donasi zakat:
(sosialisasi dan edukasi) dan
layanan donasi zakat 1. BAZNAS RI 100 100

2. BAZNAS Provinsi NA 50

3. BAZNAS Kab/Kota NA 20

4. LAZ Nasional NA 50

5. LAZ Provinsi NA 40

6. LAZ Kab/Kota NA 40

3 Mengembangkan Pertumbuhan 10 12,5


digitalisasi zakat sesuai pengumpulan ZIS-DSKL
dengan perkembangan secara nasional melalui
teknologi yang user-friendly platform digital
untuk memberikan
kemudahan layanan bagi
pengguna

1 Optimalisasi
pemanfaatan
teknologi digital
berbasis
crowdfunding dan
e-commerce pada
BAZNAS dan LAZ
berskala daerah

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

2 Optimalisasi
pemanfaatan
teknologi digital
berbasis
crowdfunding dan
e-commerce pada
BAZNAS dan LAZ
berskala daerah

3 Pemanfaatan
layanan
multipayment pada
BPD untuk
pembayaran zakat
pada BAZNAS dan
LAZ berskala daerah

4 Mengukur tingkat
efektivitas
pengumpulan zakat
secara digital

5 Menyusun strategi Tersusunya strategi Ada Ada


perbaikan dan perbaikan dan
peningkatan peningkatan
pengumpulan zakat Pengumpulan Zakat
secara digital secara Digital
berdasarkan hasil
kajian

1 Penyusunan kebijakan Tersedianya kebijakan NA Ada


integrasi zakat dan sektor zakat sebagai
fiskal dan komersial pengurang pajak

Tersedianya kebijakan NA Ada


kewajiban zakat bagi
ASN

Tersedianya kebijakan NA Ada


kewajiban zakat
perusahaan

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

2 Pemetaan potensi zakat Tersedianya rumusan 50 100


dan kebijakan strategi potensi zakat per jenis
optimalisasi potensi dana di setiap wilayah
berbasis wilayah dan jenis kabupaten/kota
zakat

3 Pelaporan Jumlah Muzaki Meningkatnya jumlah 10,7 12,1


dari donatur muzaki/donatur

Pertumbuhan 12 15
muzaki/donatur secara
nasional

Jumlah muzaki/donatur
BAZNAS RI 135.535
189.749

Pertumbuhan 35 40
muzaki/donatur
BAZNAS RI

4 Pelaporan Pengumpulan ZIS Laporan jumlah 10,3 13,6


DSKL oleh OPZ pengumpulan ZIS-DSKL
OPZ secara nasional

Pertumbuhan 30 32
pengumpulan ZIS-DSKL
OPZ secara nasional*

Pengumpulan ZIS-DSKL 679 951


BAZNAS RI

Pertumbuhan 35 40
pengumpulan ZIS-DSKL
BAZNAS RI

5 Pengukuran Estimasi Estimasi pengumpulan 20,7 29


Pengumpulan ZIS-DSKL ZIS-DSKL OPZ secara
secara Nasional nasional
Sumber: BAZNAS RI (2021d)

Pada tahun 2022, target pengumpulan ZIS-DSKL OPZ secara nasional


sebesar Rp 26 triliun dan target jumlah muzaki secara nasional sebanyak 10,7 juta
jiwa/badan (Puskas BAZNAS, 2022). Target ini diprediksi dapat dicapai karena per
akhir tahun 2022 diproyeksi pengumpulan ZIS-DSKL mencapai Rp 24 Triliun

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

secara nasional. Realisasi pengumpulan BAZNAS RI sendiri diprediksi mencapai Rp


630 Miliar per akhir tahun 2022 (Kurniawan, 2022) dan.

Hingga tahun 2023, proyeksi peningkatan pengumpulan BAZNAS RI


sebesar rata-rata 30% setiap tahun (Purwakananta, 2023). Sementara itu, target
pengumpulan nasional tahun 2023 yang ditetapkan dalam Rakornas BAZNAS
2022 ditingkatkan menjadi sebesar Rp 33 triliun, yakni meningkat sebesar 26,9%
dibandingkan tahun sebelumnya (Humas BAZNAS, 2022; Kurniawan, 2022).

BAZNAS 5.059.143.151.120 19.677.870.648.865 24.737.013.799.985


LAZ 4.762.986.200.015 3.500.000.000.000 8.262.986.200.015
Total 9.822.129.351.135 23.177.870.648.865 33.000.000.000.000

Sumber : Kurniawan (2022)

Dalam meningkatkan kinerja pengumpulan zakat, infak, sedekah dan dana sosial
keagamaan lainnya (ZIS DSKL) di dalam neraca oleh BAZNAS/LAZ, diperlukan adanya
penurunan peta jalan (roadmap) ari rencana strategis ke lingkup yang lebih teknis
berupa sasaran program prioritas. Sasaran program prioritas disusun berdasarkan
target rencana strategis yang telah disusun dan juga isu-isu strategis dalam
pengumpulan zakat secara nasional. Bagian ini akan membahas lebih rinci terkait
dengan sasaran-sasaran program prioritas dalam melakukan aktivitas pengumpulan
ZIS DSKL di dalam neraca untuk periode 2023.

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

1 Pengumpulan dalam neraca BAZNAS RI Rupiah 810.000.000.000

Pengumpulan dalam neraca BAZNAS


2 Rupiah 886.018.797.130
Provinsi

Pengumpulan dalam neraca BAZNAS


3 Rupiah 2.928.475.453.990
Kab/Kota

4 Pengumpulan neraca LAZ Nasional Rupiah 4.169.200.000.000

5 Pengumpulan Neraca LAZ Provinsi Rupiah 320.128.654.204

6 Pengumpulan neraca LAZ Kab/Kota Rupiah 273.657.545.811

Kegiatan Penguatan Pengumpulan Jumlah


7 34
Dalam Neraca BAZNAS Provinsi BAZNAS/LAZ

Kegiatan Penguatan Pengumpulan Jumlah


8 250
Dalam Neraca BAZNAS Kabupaten Kota BAZNAS/LAZ

Kegiatan Penguatan Pengumpulan LAZ Jumlah


9 30
Dalam Neraca BAZNAS/LAZ

Kegiatan Penguatan Pengumpulan


10 Jumlah UPZ (%) 90
dalam neraca untuk UPZ BAZNAS RI

Pembentukan UPZ BAZNAS RI (Luar


11 Jumlah 10
Negeri)

Sistem Pelaporan Pengumpulan dalam


12 Sistem Ada
Neraca yang Handal dan Terintegrasi

Partisipasi Amil Pengumpulan Nasional


13 yang mendapatkan Pelatihan dan % 30
Pendidikan terkait Pengumpulan

Tingkat kesiapan LPZ yang meningkat


14 dalam memanfaatkan teknologi untuk % 50
melakukan pengumpulan

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

14 Nilai Indeks Literasi Zakat Nasional Likert Moderat

Kampanye Pengelolaan Zakat ke


15 Sekolah dan Perguruan Tinggi (Zakat Jumlah Kampus 20
Goes to Campus)

Kampanye Pengelolaan Zakat ke Jumlah


16 30
Perusahaan (Zakat Goes to Company) Perusahaan

Kampanye Pengelolaan zakat kepada


17 Jumlah K/L 30
K/L

Pemetaan Potensi Pengumpulan ZIS


1 DSKL dari sumber-sumber baru yang Dokumen Ada
sah sesuai hukum

kontribusi pengumpulan ZIS DSKL di


BAZNAS RI dari sumber-sumber baru
2 % 10
yang sah sesuai hukum terhadap total
pengumpulan

kontribusi pengumpulan ZIS DSKL


secara nasional dari sumber-sumber
3 % 5
baru yang sah sesuai hukum terhadap
total pengumpulan nasional

*Penghitungan didapatkan dari Direktorat Penguatan Pengumpulan Nasional BAZNAS

Jumlah besaran pengumpulan tahun 2023 diproyeksikan kenaikan


pertumbuhannya sebesar 21%-30% dari total besaran realisasi pengumpulan di
dalam neraca pada tahun 2022. Tahun 2023, pertumbuhan pengumpulan di
dalam neraca memiliki proyeksi kenaikan sebesar 30% atau secara total Rp 9,4
triliun.

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

1 2021 11%

2 2022 85% 34%

3 2023 30% 28% 9.433.480.451.135

Secara lebih detail proyeksi pengumpulan di luar neraca dibagi berdasarkan


BAZNAS/LAZ yang ada di Indonesia, yaitu BAZNAS RI, BAZNAS Provinsi, BAZNAS
Kabupaten/Kota, dan LAZ Nasional. Porsi pengumpulan terbesar pada pengumpulan
di dalam neraca berdasarkan BAZNAS/LAZ ditargetkan kepada LAZ Nasional, yaitu
sebesar 44,20%. Sedangkan porsi paling rendah ditargetkan kepada LAZ
Kabupaten/Kota, yaitu 2.90%. Adapun proyeksi pengumpulan zakat di dalam neraca
ditargetkan untuk meningkat dalam setiap tahunnya.

Kemudian, selain proyeksi, Grand Design pengumpulan zakat juga


menyediakan target sasaran untuk dua hal strategis, yaitu penguatan kapasitas
pengumpulan dalam neraca untuk lembaga BAZNAS/LAZ dan juga amil BAZNAS/LAZ
dengan beberapa program prioritas seperti penguatan kapasitas pengumpulan dalam
neraca BAZNAS/LAZ dan UPZ di setiap tingkatan, selain itu penguatan sistem
pencatatan dan pelaporan pengumpulan ZIS DSKL di dalam neraca, partisipasi Amil
bidang pengumpulan yang mengikuti pelatihan dan pendidikan, serta penguatan
kesiapan BAZNAS/LAZ dalam mengadopsi teknologi untuk optimalisasi pengumpulan
ZIS DSKL di dalam neraca.

Lebih lanjut, program penguatan lainnya yang masuk dalam sasaran


kegiatan dan indikatornya adalah program penguatan literasi zakat nasional adalah
peningkatan nilai indeks literasi zakat nasional, kampanye serta edukasi pengelolaan
zakat di lingkungan kementerian/lembaga, kampanye serta edukasi pengelolaan
zakat di lingkungan badan usaha, dan juga kampanye serta edukasi pengelolaan
zakat di lingkungan masyarakat secara umum. Di samping itu dalam program
perluasan cakupan muzaki terdapat tiga sasaran program yang dapat dilakukan, yaitu
tersedianya dokumen pemetaan potensi ZIS DSKL dari sumber-sumber baru yang sah

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

sesuai hukum, serta total kontribusi pengumpulan BAZNAS RI serta nasional dari
sumber-sumber baru terhadap total pengumpulan.

Dalam meningkatkan kinerja pengumpulan zakat, infak, sedekah dan dana sosial
keagamaan lainnya (ZIS DSKL) di luar neraca oleh BAZNAS/LAZ, diperlukan adanya
penurunan peta jalan (roadmap) ke lingkup yang lebih teknis berupa sasaran program
prioritas. Sasaran program prioritas disusun berdasarkan target rencana strategis yang
telah disusun dan juga isu-isu strategis dalam pengumpulan zakat secara nasional.
Bagian ini akan membahas lebih rinci terkait dengan sasaran-sasaran program
prioritas dalam melakukan aktivitas pengumpulan ZIS DSKL di luar neraca untuk
periode 2023.

1 Pengumpulan di luar neraca BAZNAS RI Triliun Rupiah 8.071.014.702.930

Pengumpulan di luar neraca BAZNAS


2 Triliun Rupiah 4.858.815.873.557
Provinsi

Pengumpulan di luar neraca BAZNAS


3 Triliun Rupiah 7.945.777.522.494
Kab/Kota

Pengumpulan di luar neraca LAZ


4 Triliun Rupiah 3.500.000.000.000
Nasional

Pengumpulan di luar Neraca LAZ


5 Triliun Rupiah
Provinsi

Pengumpulan di luar neraca LAZ


6 Triliun Rupiah
Kab/Kota

Kegiatan Penguatan Pengumpulan di


7 Jumlah LPZ 34
luar Neraca BAZNAS Provinsi

Kegiatan Penguatan Pengumpulan di


8 Jumlah LPZ 250
luar Neraca BAZNAS Kabupaten Kota

Kegiatan Penguatan Pengumpulan LAZ


9 Jumlah LPZ 30
di luar Neraca

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

Kegiatan Penguatan Pengumpulan


10 dalam di luar neraca untuk UPZ Jumlah UPZ (%) 90
BAZNAS RI

Sistem Pelaporan Pengumpulan di luar


11 Sistem Ada
Neraca yang Handal dan Terintegrasi

Platform pelaporan pengumpulan ZIS-


12 DSKL off balance sheet yang mudah % 5
diakses oleh seluruh stakeholder

Platform pelaporan pengumpulan ZIS-


13 DSKL off balance sheet yang handal % 5
dan reliabel

Jumlah program kampanye dan edukasi


kegiatan/ kota
14 yang dilakukan di setiap kota dan 6
kabupaten
kabupaten

Jumlah kolaborasi kampanye dan


institusi/ kota
15 edukasi dengan berbagai institusi di 2
kabupaten
setiap kota dan kabupaten
*Penghitungan didapatkan dari Direktorat Penguatan Pengumpulan Nasional BAZNAS

Secara lebih detail proyeksi pengumpulan di luar neraca dibagi berdasarkan


BAZNAS/LAZ yang ada di Indonesia, yaitu BAZNAS RI, BAZNAS Provinsi, BAZNAS
Kabupaten/Kota, dan LAZ Nasional. Porsi pengumpulan terbesar pada pengumpulan
di luar neraca berdasarkan BAZNAS/LAZ ditargetkan kepada BAZNAS RI, yaitu sebesar
33,11%. Sedangkan porsi paling rendah ditargetkan kepada LAZ tingkat nasional,
yaitu 14,36%. Adapun proyeksi pengumpulan zakat di luar neraca ditargetkan untuk
meningkat setiap tahunnya.

1 2021 11%

2 2022 85%

3 2023 30% 24.375.608.098.981


Sumber: Data diolah

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

Jumlah besaran pengumpulan tahun 2023 diproyeksikan kenaikan


pertumbuhannya sebesar 30% dari total besaran realisasi pengumpulan di luar neraca
pada tahun 2022. Tahun 2023, pertumbuhan pengumpulan di luar neraca memiliki
proyeksi kenaikan sebesar 30% atau secara total Rp 24 Triliun.

Grand Design pengumpulan zakat juga menyediakan target sasaran untuk


dua hal strategis, yaitu penguatan kapasitas pengumpulan di luar neraca untuk
pengumpul zakat non BAZNAS/LAZ seperti pengurus DKM, pengurus yayasan,
pengumpul zakat non lembaga dan lain sebagainya dengan beberapa program
prioritas seperti pengenalan serta edukasi mengenai seluruh informasi terkait UPZ,
dan penguatan sistem pencatatan serta pelaporan pengumpulan ZIS DSKL di luar
neraca guna pengoptimalisasian sistem satu data nasional.

Lebih lanjut, program penguatan lainnya yang masuk dalam sasaran


kegiatan dan indikatornya adalah kampanye dan edukasi untuk masyarakat, serta
berbagai institusi yang ada di daerah dengan tujuan untuk memperkuat
pengumpulan zakat melalui lembaga serta memperkuat UPZ di setiap institusi di
daerah. Kampanye dan edukasi dapat dilakukan dengan menyesuaikan
karakteristik/kultur masing-masing daerah serta menyesuaikan prosedur yang berlaku
pada masing-masing instansi.

Bagi masyarakat umum, kampanye dan edukasi difokuskan pada manfaat


berzakat melalui lembaga, serta edukasi mengenai program-program pemberdayaan
zakat yang telah dilakukan, agar calon muzaki mengetahui kemana dana zakat
disalurkan dengan tujuan untuk memberikan kepercayaan kepada calon muzaki.
Sedangkan bagi lembaga pengumpul zakat non BAZNAS/LAZ serta instansi daerah,
kampanye dan edukasi mengenai urgensi pendirian UPZ, tata cara pengelolaan zakat
melalui UPZ, serta manfaat pendirian UPZ.

Dalam rangka mencapai rangka mencapai target pengumpulan tersebut,


terdapat lima strategi pengumpulan BAZNAS yang telah ditetapkan (Achmad,
2022a). Pertama, penguatan pengumpulan di dalam neraca yang mencakup
penguatan pengumpulan secara digital dan retail bagi non-ASN, pengumpulan
zakat payroll sistem untuk ASN, serta pengumpulan zakat korporasi/zakat

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

perusahaan. Kedua, penguatan pengumpulan di luar neraca yang mencakup


pengadministrasian pengumpulan zakat fitrah dan kurban.

Sumber: Achmad (2022a)

Ketiga, penguatan pengumpulan UPZ di tingkat kecamatan dan desa.


Keempat, penguatan pengadministrasian ZIS-DSKL non-OPZ resmi di masjid, yayasan,
dan pesantren. Berdasarkan data, hanya 8% masjid di Indonesia yang sudah
bergabung menjadi memiliki UPZ. Dengan kata lain, hanya 8% masjid di Indonesia
yang pengumpulan zakatnya tercatat dalam pengumpulan zakat nasional (Zaenal,
2022). Indonesia memiliki jumlah masjid dan mushalla terbesar di dunia yang
jumlahnya mencapai lebih dari 650.000 (Kemenag RI, 2022). Penguatan
pengumpulan berbasis masjid/yayasan/pesantren tentunya menjadi langkah strategis
untuk pencapaian target pengumpulan zakat 2023. Pilah strategi yang kelima adalah
penguatan pengumpulan LAZ di di level provinsi dan kabupaten/kota.

Ada dua cara penyaluran zakat, yaitu pendistribusian dan pendayagunaan. Tujuan
utama pilar distribusi adalah pengentasan kemiskinan. Strategi penguatan program

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

penyaluran zakat disusun berdasarkan UU Penyaluran dan Pendayagunaan Zakat No.


23 Tahun 2011, PP No. 14 Tahun 2014 dan PERBAZNAS No. 3 Tahun 2018.

Terdapat 3 (tiga) program utama dalam pendistribusian dan pendayagunaan


zakat, yaitu: ekonomi, sosial, dan advokasi. Program ekonomi termasuk dalam
program pendayagunaan zakat, sementara program sosial dan advokasi termasuk
dalam program pendistribusian (Purwakananta, 2023).

Pemberdayaan sosial menjadi stage awal dalam menyelesaikan


permasalahan kemiskinan dengan memenuhi akses kebutuhan darurat, kebutuhan
dasar, dan kebutuhan lanjutan bagi masyarakat miskin agar kelompok ini siap dengan
program-program pemberdayaan lanjutan. Setelah pemberdayaan sosial, langkah
berikutnya adalah pemberdayaan ekonomi dengan membangun kehidupan ekonomi
masyarakat miskin dalam berbagai sektor produktif. Dalam sektor produktif
umumnya dibutuhkan penguatan modal, penguatan produksi usaha-usaha mereka,
dan penguasaan jaringan pasar yang baik. Pada tahapan terakhir, pemberdayaan
advokasi/dakwah menjadi upaya yang sangat penting untuk melengkapi dua
pemberdayaan sebelumnya berupa pembangunan kapasitas SDM, pemberian akses
terhadap jaringan/jamaah, serta melakukan advokasi dan pendampingan bagi mereka
agar mendapatkan kebijakan yang adil dan pro-poor (Rahmat, 2023)

Sumber: Rahmat (2023)

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

Dalam kebijakan penyaluran zakat, terdapat tiga arah kebijakan prioritas yaitu (1)
pengembangan basis data bersama (sharing platform data), (2) pemberian prioritas
penyaluran untuk pengentasan kemiskinan di wilayah terdepan, terluar, dan
tertinggal (3T), (3) delapan program prioritas tahun 2023

Lemahnya integrasi basis data dan terbatasnya informasi yang disediakan kepada
publik merupakan tantangan penting dalam pengembangan zakat di Indonesia. Salah
satu permasalahan besar yang muncul karena lemahnya basis data yang terintegrasi
dan terbatasnya aksesibilitas informasi kepada publik adalah tumpang tindihnya
penyaluran zakat sehingga tidak jarang seorang mustahik mendapatkan zakat dari
banyak lembaga secara sekaligus. Oleh karena itu, basis data bersama perlu
dikembangkan (terutama untuk kegiatan pendistribusian dan pendayagunaan zakat)
dan dimungkinkan untuk diakses baik oleh pelaku maupun publik. Hal ini menjadi
salah satu strategi utama pengembangan zakat di Indonesia. Pengembangan basis
data setidaknya harus mencakup basis data mustahik atau penerima manfaat yang
terintegrasi dengan data pemerintah misalnya data dari TNP2K (Tim Nasional
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan) dan statistik-statistik yang relevan terkait
dengan zakat, seperti jumlah lembaga/operator, nama-nama lembaga/operator yang
memiliki izin operasi, statistik, penghimpunan dan statistik penyaluran (BAZNAS RI,
2021d). Oleh sebab itu, pengembangan sharing platform data menjadi hal yang
sangat vital untuk perbaikan penyaluran khususnya di tahun 2023.

Kebijakan prioritas memberikan prioritas penyaluran ZIS-DSKL untuk pengentasan


kemiskinan di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) diharapkan dapat

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

beriringan dalam mendukung pengelolaan program kampung zakat (Humas BAZNAS,


2022). Prioritas penyaluran di wilayah 3T juga diharapkan dapat mendorong
optimalisasi dana dam dan kurban dari jamaah haji Indonesia untuk peningkatan
kualitas gizi dan ketahanan pangan mustahik serta potensi ekonomi haji untuk
pemberdayaan ekonomi mustahik (Humas BAZNAS, 2022)

Terdapat 8 program BAZNAS prioritas Nasional tahun 2023 (Sakwan, 2022), yaitu (1)
Beasiswa, (2) Rumah Layak Huni, (3) Rumah Sehat BAZNAS, (4) Penguatan BAZNAS
Tanggap Bencana, (5) BAZNAS Microfinance, (6) Z Mart, (7) Z Chicken, dan (8)
Santripreneur.

Sumber: Sakwan (2022)

Beasiswa BAZNAS dibagi menjadi 6 kategori yaitu (1) Beasiswa Cendekia BAZNAS
(BCB) setingkat S1 baik dalam maupun luar negeri, (2) Beasiswa Kaderisasi Seribu
Ulama (KSU) setingkat S2/S3 baik doktoral maupun untuk ulama perempuan, (3)
Beasiswa Riset khususnya riset tematik ZISWAF, (4) Beasiswa Dikdasmen untuk
tingkat MI/MTs dan SMK/MA, (5) Beasiswa Santri, (6) Beasiswa Khusus yaitu khusus
untuk program studi ZISWAF, difabel, suku terasing, atau daerah 3T.

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

Sumber: Sakwan (2022)

Pada program prioritas Rumah Layak Huni, terdapat 5 hal penting yang diperhatikan
yaitu (1) Pemetaan program rumah layak huni mustahik berdasarkan data PUPR, (2)
Pedoman pembangunan rumah layak huni dan integrasi program ekonomi, (3)
Pembentukan tim ad hoc antar direktorat untuk program rumah layak huni, (4)
Edukasi dan standarisasi program rumah layak huni kepada BAZNAS Daerah, UPZ,
dan LAZ, dan (5) Implementasi, monitong, dan evaluasi serta kaji dampak program
rumah layak huni mustahik.

Sumber: Sakwan (2022)

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

Pada program Rumah Sehat BAZNAS, terdapat 6 hal yang perlu diperhatikan yaitu (1)
Peningkatan kapasitas RSB daerah melalui penguatan pendampingan dan pendirian
RSB daerah di 34 provinsi, (2) Kemandirian RSB melalui penguatan kapasitas
pengelolaan sumber dana daerah dan penguatan pendampingan oleh BAZNAS
daerah secara langsung, (3) Pelibatan K/L, BUMN, dan swasta melalui peningkatan
program kerjasama misalnya dengan WHO, Kemenko PMK, Kemenkes, Bappenas,
BKKBN, IDI PPNI, IBI, PTN/PTS, maupun Ormas, (4) Penguatan program layanan
kesehatan melalui penguatan program layanan baik dalam maupun luar gedung,
advokasi, serta pendampingan sesuai kebijakan program pemerintah di bidang
kesehatan, (5) Pemanfaatan transformasi digital melalui digitalisasi rekam medis,
sistem rujukan berbasis online, serta efisiensi proses pengadaan obat, vaksin, dan obat
murah, dan (6) Riset melalui perluasan sistem informasi bidang promosi kesehatan
dan peningkatan kualitas SDM.

Sumber: Sakwan (2022)

Pada program prioritas Penguatan BAZNAS Tanggap Bencana, terdapat 2 aspek yang
perlu diperhatikan yaitu penguatan kapasitas serta jaringan dan komunikasi.
Penguatan kapasitas dilakukan melalui program Kampung Tanggap Bencana,
Masyarakat Bangkit Sejahtera, BTB Goes to School, dan Madrasah Aman Tanggap
Bencana. Sedangkan pada aspek jaringan dan komunikasi dilakukan melalui
pelatihan, kerjasama, sharing knowledge, dan media informasi.

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

Sumber: Sakwan (2022)

Untuk mendukung keberlanjutan program prioritas BAZNAS Microfinance atau Bank


Zakat Mikro (BZM), diperlukan perhatian terhadap 3 aspek yaitu aspek keuangan,
SDM pengelola, dan kebijakan. Dari sisi keuangan, BAZNAS Microfinance memiliki
target yaitu (1) Berpotensi memiliki sumber keuangan yang mandiri dengan tetap
menjaga karakter sebagai microfinance not for profit, (2) NPQ (Non Performing
Qardh) dibawah 10%, (3) Tingkat keberhasilan program (Tumbuh Berkembang,
Berkah) minimal 30%, (4) Adanya dukungan mitra dalam bentuk komitmen dan
partisipasi mitra (mustahik pembiayaan) minimal 80% dari jumlah mitra yang ada
sebagai anggota aktif LKMS-BZM, menjadikan BZM sebagai mitra strategis dalam
pengelolaan usaha, dan dukungan inovasi yang mendukung pengembangan BZM,
dan (5) Dukungan masyarakat dan para pihak terkait. Kemudian dari sisi SDM
Pengelola, diharapkan SDM BZM memiliki integritas, profesionalitas, serta inovatif
dan kreatif. Terakhir dari sisi kebijakan, diharapkan adanya kebijakan kebijakan terkait
BZM yang mendukung dari para stakeholders termasuk pedoman serta prosedur yang
mendukung bagi pengembangan BZM.

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

Sumber: Sakwan (2022)

Pada program prioritas Z Mart, dilakukan intervensi program dan pendampingan


intensif yaitu berupa (1) Bantuan modal untuk diversifikasi produk, (2) Renovasi dan
penguatan branding warung, (3) Sistem IT Z mart online shopping ke DC Z Mart, (4)
Pendampingan berbasis kelompok dan personal, dan (5) Pembangunan DC sebagai
pusat grosir Z mart.

Z Chicken merupakan program Pemberdayaan Ekonomi Mustahik di bidang kuliner


berupa produk ayam crispy. Produk Z Chicken berupa ayam crispy yang renyah
dengan bumbu yang khas. Z Chicken dijual dengan konsep outlet gerobak dengan
harga yang terjangkau sehingga dapat dinikmati semua kalangan. Mustahik juga
membentuk Kelompok Usaha yang membangun jaringan distribusi serta mengontrol
kualitas produk baik dari rasa, promosi, dan pelayanan. Sebaran Z Chicken
berdasarkan update Juni 2022: Mustahik Z Chicken tersebar di 5 Provinsi, total outlet
sejumlah 583 titik, dam 21 stock point.

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

Sumber: Sakwan (2022)

Program BAZNAS Santripreneur adalah program pemberdayaan UMKM yang


ditujukan kepada pelaku UMKM lulusan pesantren dan santri yang sedang
menempuh pendidikan tingkat akhir yang bertujuan mewujudkan generasi santri
yang produktif, inovatif, tangguh dan mandiri secara ekonomi sesuai dengan syariah.

Sumber: Sakwan (2022)

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

Berdasarkan Renstra BAZNAS 2020 – 2025, target Penyaluran ZIS yang ingin
dicapai adalah sebagai berikut:

1. Data mustahik baru di setiap tahunnya berbasis NIM


2. Rasio mustahik fakir miskin terhadap jumlah penduduk miskin di suatu
wilayah
3. Jumlah desa yang menerima penyaluran zakat meningkat
4. Tersedianya rumah sakit/ klinik pratama berbasis zakat
5. Tersebarnya titik program pemberdayaan zakat berbasis desa
6. Tersebarnya program RTLH berbasis zakat
7. Tersebarnya Unit Program Siaga Bencana di setiap Kabupaten/Kota
8. Beroperasinya Layanan Program Pembiayaan Qardhul Hasan berbasis
Kelurahan/Desa
9. Tersedianya program-program inovatif yang sesuai dengan kondisi, situasi,
dan kebutuhan mustahik
10. Tersusunnya variasi desain dan implementasi prototyping program zakat di
wilayah pesisir, persawahan, perkebunan, pariwisata, kehutanan, daerah
rawan bencana, dll.
11. Tersedianya kebijakan teknis integrasi Penyaluran ZIS berdasarkan SDGs
12. Terintegrasinya program ZIS dengan sasaran RPJMN dan RPJMD
13. Tersusunnya variasi desain dan implementasi model integrasi program Zakat
14. Jumlah penduduk miskin yang terentaskan program zakat secara nasional
15. Rasio kontribusi OPZ terhadap pengentasan kemiskinan nasional
16. Jumlah penduduk miskin yang terentaskan program zakat BAZNAS RI
17. Rasio kontribusi BAZNAS RI terhadap pengentasan kemiskinan nasional

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

1 Data mustahik baru


Penguatan integrasi data
di setiap tahunnya 2.070.000 2.587.500
mustahik
berbasis NIM

1 Koordinasi dan kolaborasi Rasio mustahik Fakir Miskin


program penyaluran zakat terhadap jumlah penduduk
antar OPZ miskin di suatu wilayah
8 9,5
1 Memperluas cakupan
pendistribusian dan
pendayagunaan
zakat

2 Optimalisasi data Jumlah desa yang


Indeks Desa Zakat menerima penyaluran
sebagai basis zakat meningkat 10.610 14.854
menyusun program
penyaluran

2 Meningkatkan kualitas dan Tersedianya rumah


kuantitas program zakat sakit/ klinik pratama 35 50
berbasis zakat

Tersebarnya titik program


pemberdayaan zakat 4.000 6.000
berbasis desa

Tersebarnya program RTLH


40.000 80.000
berbasis zakat

Tersebarnya Unit Program


Siaga Bencana di setiap 348 695
Kabupaten/Kota

Beroperasinya Layanan
Program Pembiayaan
Qardul 1.000 2.000
Hasan berbasis
Kelurahan/Desa

3 Mengembangkan program- Tersedianya program- Ada Ada


program program
inovatif inovatif yang sesuai
dengan
kondisi, situasi, dan
kebutuhan
mustahik

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

1 Mendesain prototype dan model-model integrasi program zakat

1 Menyusun desain Tersusunnya variasi desain Ada Ada


prototyping dan implementasi
program zakat yang prototyping program
sesuai dengan zakat di wilayah pesisir,
potensi kewilayahan persawahan, perkebunan,
pariwisata, kehutanan,
daerah rawan bencana,
dll.

2 Penyusunan Tersedianya kebijakan Ada Ada


kebijakan teknis teknis integrasi
integrasi Penyaluran Penyaluran ZIS
ZIS berdasarkan berdasarkan SDGs
SDGs

3 Penyusunan Terintegrasinya program Ada Ada


kebijakan tentang ZIS dengan sasaran
Penyaluran ZIS yang RPJMN dan RPJMD
terintegrasi sesuai
dengan RPJMN dan
RPJMD

4 Menyusun desain Tersusunnya variasi desain Ada Ada


model integrasi dan implementasi model
program zakat integrasi program Zakat

1 Pengukuran Kaji Dampak Zakat

1 Melakukan Jumlah penduduk miskin 481.756 626.283


pengumpulan dan yang terentaskan
pengukuran kaji program zakat secara
dampak terhadap nasional
pengentasan
kemiskinan Rasio kontribusi OPZ 1,95 2,54
terhadap pengentasan
kemiskinan nasional*

Jumlah penduduk miskin 1.500 2.000


yang terentaskan
program zakat BAZNAS RI

Rasio kontribusi BAZNAS 0,006 0,008


RI terhadap pengentasan
kemiskinan nasional
Sumber: BAZNAS RI (2021d)

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

Pada tahun 2022, target penyaluran ZIS-DSKL OPZ secara nasional


yaitu sebesar Rp12 triliun atau 80 persen dari dari target total pengumpulan
ZIS-DSKL formal (tercatat) nasional. Pada tahun 2022, penerima manfaat (PM)
pendistribusian secara nasional sebanyak 28.850.000 jiwa, penerima manfaat
pendayagunaan sebanyak 500.000 jiwa, dan penerima manfaat Zakat Fitrah
Qurban DSKL dll sebanyak 18.300.000 jiwa (Puskas BAZNAS, 2022). Total PM
penyaluran ZIS DSKL pada tahun 2023 ditargetkan sebanyak 61.945.000 jiwa,
dengan sebaran PM pendistribusian sebanyak 37.786.450 jiwa, PM
pendayagunaan sebanyak 743.340 jiwa dan PM Zakat Fitrah Qurban DSKL dll
sebanyak 23.415.210 jiwa. Pengentasan kemiskinan pada tahun 2023
ditargetkan dapat mengentaskan kemiskinan sebanyak 626.283 jiwa.

Dalam kebijakan penyaluran zakat, arah kebijakan prioritas salah


satunya adalah memberikan prioritas penyaluran ZIS-DSKL untuk pengentasan
kemiskinan di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Dalam hal ini juga
beriringan dengan pendorongan pengelolaan program kampung zakat serta
optimalisasi dana dam dan kurban dari jamaah haji Indonesia untuk
peningkatan kualitas gizi dan ketahanan pangan mustahik serta potensi
ekonomi haji untuk pemberdayaan ekonomi mustahik (Humas BAZNAS, 2022).

Sedangkan target penyaluran ZIS pada tahun 2023 mengacu pada


Grand Design Pendistribusian dan Pendayagunaan Nasional Tahun 2020-2035
disajikan sebagaimana berikut ini. Target penyaluran zakat bidang pendidikan
dengan program prioritas beasiswa ditargetkan dapat disalurkan untuk
program beasiswa pendidikan (4.259 jiwa), beasiswa riset (6.489 jiwa) dan
beasiswa santri (15.536 jiwa). Dari penyaluran zakat bidang pendidikan
diharapkan dapat meningkatkan APK PT sebesar 0,01% menjadi 31.20% dari
angka APK PT saat ini sebesar 31.19%.

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

1 Pendidikan Beasiswa Meningkatnya


Jiwa 4.259
pendidikan pendidikan mustahik

Beasiswa Santri Meningkatnya santri


Jiwa 15.536
yang melanjutkan ke PT

Meningkatkan APK PT % 0,01

Beasiswa riset Peningkatan kuantitas


Jiwa 6.489
dan kualitas riset zakat

2 Kesehatan Pendirian Rumah Jumlah RSB/Klinik


Sehat pratama berbasis zakat
BAZNAS/Klinik atau nama lainnya yang
Unit 50
Pratama Berbasis didirikan
Zakat atau nama
lainnya

Program bantuan Jumlah mustahik yang


biaya mendapatkan program
pengobatan dan bantuan Jiwa 24.351
perawatan bagi
mustahik

Program Jumlah ibu hamil dan


percepatan balita yang mendapat
Jiwa 128.739
penurunan angka paket makanan bergizi
stunting

Program Jumlah penyandang TB


percepatan yang mendapat paket
Jiwa 30.229
penurunan makanan bergizi
Tuberkulosis

3 Kemanusiaan Program Jumlah RTLH yang


Peningkatan ditangani Jiwa 78.353
Kualitas RTLH

Program Tanggap Bencana:

1. Program hunian Penyediaan hunian


Unit 37.064
sementara sementara

2. Pembentukan Jumlah Unit Siaga


Unit Siaga Bencana yang Unit 631
Bencana terbentuk

Jumlah disabilitas yang


Program Zakat
menerima bantuan Jiwa 25.843
Peduli Disabilitas
program

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

4 Dakwah dan Jumlah penerima


Advokasi Program bisyaroh program bantuan Jiwa 147.750
bisyaroh

Program pembinaan dan pendampingan mualaf:

1. Program Syiar Terselenggaranya Terlaksa


Keg
dan Edukasi program pembinaan na
2. Program dan pendampingan Terlaksa
Keg
Advokasi mualaf na
Bantuan
Jumlah masjid/mushola
Pembangunan/
yang mendapat Unit 6.332
renovasi rumah
bantuan
ibadah

Program advokasi:
1. Program
Terlaksa
Advokasi Keg
na
Kaum Marjinal
2. Program Terselenggaranya
Terlaksa
Advokasi kegiatan advokasi bagi Keg
na
Pekerja Migran mustahik
3. Program
Terlaksa
Advokasi/Bant Keg
na
uan Hukum
5 Ekonomi Program Pembiayaan Mikro

Peningkatan Jumlah mustahik baru


Jiwa 59.717
akses penerima program
permodalan bagi
mustahik untuk Jumlah mustahik
penguatan dan program Jiwa 1.350
pengembangan pengembangan usaha
usaha

Program Pemberdayaan Ritel (Z Mart, Z Chicken, dan Z Auto)


atau nama lainnya:
1. Program Ritel Jumlah mustahik yang
(Z Mart) Jiwa 2.499
menerima program
2. Program Ritel
Jumlah mustahik yang
Pangan (Z Jiwa 4.997
menerima program
Chicken)
3. Program Ritel Jumlah mustahik yang
Bengkel (Z Jiwa 1.249
menerima program
Auto)

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

Program Balai Ternak, Lumbung Pangan dan Pemberdayaan


Nelayan atau nama lainnya:
1. Program Balai Jumlah mustahik yang
Jiwa 625
Ternak menerima program
2. Program Jumlah mustahik yang
Lumbung Jiwa 2.499
menerima program
Pangan
3. Program Jumlah mustahik yang
Pemberdayaan Jiwa 2.499
menerima program
Peternak

Program Jumlah santri yang


Jiwa 4.997
Santripreneur menerima program
Sumber: Grand Design Pendistribusian dan Pendayagunaan Zakat (2023)

Target penyaluran zakat bidang kesehatan dengan program prioritas yaitu


pendirian RSB atau nama lainnya yaitu sebanyak 50 unit. Hal ini sesuai dengan target
yang ditetapkan dalam Renstra. Program bidang kesehatan yang disalurkan yang
selaras dengan program pemerintah yaitu program percepatan penurunan angka
stunting dan program percepatan penurunan Tuberkulosis ditargetkan pada 2023
dapat disalurkan masing-masing sebesar 128.739 jiwa (ibu hamil dan anak balita) dan
30.229 jiwa (penyandang TB).

Target penyaluran zakat bidang kemanusiaan dengan program prioritas


yaitu penyediaan rumah layak huni bagi mustahik ditargetkan pada tahun 2023
sebanyak 78.353 unit. Jumlah tersebut juga mendekati target yang ditetapkan dalam
Renstra yaitu sebanyak 80.000 unit. Program bidang kesehatan yang disalurkan
sebagai upaya mitigasi risiko bencana antara lain penyediaan hunian sementara pada
wilayah/daerah bencana yaitu sebanyak 37.064 unit dan Pembentukan Unit Siaga
Bencana yaitu sebanyak 631 unit. Program bidang kemanusiaan lainnya adalah
Program Zakat Peduli Disabilitas yang ditargetkan dapat disalurkan kepada 25.843
jiwa penyandang disabilitas.

Penyaluran zakat bidang Dakwah dan Advokasi dengan program prioritas


yaitu Program bisyaroh yang ditargetkan dapat disalurkan kepada 147.750 jiwa
ustad/ustadzah. Selain itu, program pembinaan dan pendampingan mualaf dan
program advokasi bagi mustahik juga diharapkan dapat terlaksana dengan baik di
tahun 2023. Terakhir, penyaluran zakat bidang ekonomi. Tujuan utama penyaluran

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

zakat bidang ini adalah pengentasan kemiskinan dan peningkatan mustahik menjadi
muzaki. Program-program prioritas yang disalurkan pada bidang ekonomi antara lain
program pembiayaan mikro (60.067 jiwa), Program Ritel/Z Mart (2.499 jiwa), Program
Ritel Pangan/Z Chicken (4.997 jiwa), Program Ritel Bengkel/Z Auto (1.249 jiwa),
Program Balai Ternak (625 jiwa), Program Lumbung Pangan (2.499 jiwa), Program
Pemberdayaan Peternak (2.499 jiwa), dan program santripreneur (4.997 jiwa).

Pada BAZNAS, SDM amil zakat terbagi menjadi dua kategori, yaitu pimpinan dan
pelaksana. Pimpinan adalah pejabat di BAZNAS yang diangkat oleh presiden baik
pada BAZNAS, gubernur pada BAZNAS provinsi, maupun bupati/walikota pada
BAZNAS kabupaten/kota dengan masa tugas selama 5 (lima) tahun. Penguatan
pimpinan menjadi salah satu strategi penguatan SDM di BAZNAS. Penguatan SDM
pimpinan mencakup peningkatan kemampuan bidang syar'i, regulasi serta orientasi
NKRI. Kemampuan setiap pimpinan diusahakan beragam dan paham protokoler
sebagai pimpinan (Achmad, 2021). Sementara itu, pelaksana adalah SDM yang
diangkat oleh pimpinan BAZNAS masing-masing untuk membantu pimpinan dalam
melaksanakan tugas pengelolaan zakat di setiap tingkat BAZNAS.

Pada LAZ, SDM amil zakat adalah pelaksana harian di setiap LAZ tersebut
dalam melaksanakan pengelolaan zakat sesuai dengan skala pengelolaan LAZ
masing-masing. SDM amil zakat merupakan pelaksana sesungguhnya dalam sistem
pengelolaan zakat di Indonesia. Oleh karena itu, kualitas SDM amil zakat sangat
berpengaruh terhadap hasil-hasil pengelolaan zakat yang ada. Dalam perencanaan
strategis BAZNAS, upaya perbaikan kualitas SDM amil zakat serta memperbanyak
cadangan SDM amil zakat yang siap sedia untuk membangun pengelolaan zakat di
Indonesia secara berkelanjutan perlu mendapatkan perhatian yang besar (BAZNAS RI,
2021d). Atas dasar ini, kebijakan-kebijakan yang mendukung perbaikan kualitas SDM
amil harus terus dikembangkan secara efektif.

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

Tiga kebijakan prioritas SDM dan pengembangan IT tahun 2023 yaitu (1)
Meningkatkan kapasitas dan kompetensi amil zakat, (2) Menyusun dan
menyampaikan laporan pengelolaan zakat dengan menggunakan Sistem Manajemen
Informasi BAZNAS (SiMBA) secara regular, dan (3) Digitalisasi Sosialisasi dan Layanan
Donasi Zakat.

Peningkatan kapasitas dan kompetensi amil zakat zakat dilaksanakan baik pada
tingkat BAZNAS (pusat), BAZNAS provinsi, dan BAZNAS kabupaten/kota; dan
melaksanakan implementasi SOP pada BAZNAS (Humas BAZNAS, 2022). Terdapat 2
quick wins yang perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan kapasitas dan
kompetensi amil zakat (BAZNAS RI, 2021d). Pertama, penguatan kebijakan
pengembangan SDM amil zakat. Salah satu permasalahan mendasar dalam
pengembangan SDM amil zakat adalah belum adanya dasar hukum yang jelas yang
mengatur terkait status ketenagakerjaan amil zakat di BAZNAS dan LAZ. Oleh karena
itu, masih terjadi pelanggaran dalam hubungan ketenagakerjaan yang memberikan
resiko kepada SDM amil zakat. Dengan demikian, penyegeraan penyusunan dan
penetapan kebijakan ketenagakerjaan SDM amil zakat yang dapat melindungi hak-
hak SDM amil zakat dalam posisinya sebagai pekerja profesional di bidang
pengelolaan zakat menjadi sangat penting di tahun 2023.

Kedua, Implementasi SKKNI dan KKNI Dokumen Standar Kompetensi Kerja


Nasional Indonesia (SKKNI) dan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) di
sektor zakat yang sudah ada menjadi mendesak untuk dapat diterapkan di dalam
pengelolaan zakat baik pada BAZNAS maupun pada LAZ. Implementasi yang paling
mendasar adalah menerapkan SKKNI sebagai acuan kompetensi bagi setiap amil di
BAZNAS dan LAZ serta menjadikan KKNI sebagai acuan kualifikasi jabatan pada setiap
posisi di BAZNAS dan LAZ. Dengan implementasi tersebut maka SKKNI dan KKNI
dapat memberikan manfaat positif bagi pengembangan pengelolaan zakat di
Indonesia. Di samping itu, penting juga untuk melaksanakan sertifikasi amil zakat
yang mengacu pada SKKNI dan KKNI secara bertahap (jika tidak dapat dilakukan

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

secara masif), agar setiap SDM amil memiliki pengakuan terstandar atas kompetensi
yang dimilikinya dan terdorong untuk terus meningkatkan kualitas kinerja dan
kompetensinya masing-masing.

Sertifikasi SDM Amil sangatlah penting, sertifikasi dapat menjadi bukti


pengakuan bahwa seseorang telah berkompeten dalam bidang yang digeluti,
memiliki pekerja dengan sertifikat kompetensi juga akan meningkatkan produktivitas
dan profesionalisme kerja dan tentunya lebih terjamin mutunya (Kurniawan, 2022).

Sumber: Kurniawan (2022)

Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah Penghayatan Amilin dan Amilat
sebagai Abdi Negara (Achmad, 2021). Amilin dan amilat harus memahami dan
menghayati bahwa bahwa mereka bekerja di sebuah Lembaga Pemerintah yang
mengemban tugas mulia sebagai pengelola zakat yang merupakan bagian dari
menegakkan rukun Islam. Selain itu, jaminan kesejahteraan juga diperlukan agar para
amil dapat fokus dalam meningkatkan produktivitas.

Kebijakan prioritas selanjutnya dalam pengembangan IT 2023 yaitu penyusunan dan


penyampaian laporan pengelolaan zakat dengan menggunakan Sistem Manajemen

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

Informasi BAZNAS (SiMBA) secara regular (Humas BAZNAS, 2022). Sejak tahun 2015,
tren tahunan pengguna SiMBA terus mengalami peningkatan (Gambar 4.16).

Sumber: BAZNAS RI (2021b)

Peningkatan tren pengguna SiMBA dari tahun ke tahun menunjukkan


bahwa SiMBA SiMBA semakin digunakan oleh OPZ. Terdapat 176 pengguna aktif
yang terdiri dari 20 BAZNAS Provinsi, 151 BAZNAS Kab/Kota, dan 5 LAZ. Beberapa
kendala penggunaan SiMBA di Daerah dan LAZ: (1) Faktor SDM/Operator, yakni
pengetahuan mengenai penggunaan aplikasi simba yang kurang, sehingga dalam
mengoperasikan SiMBA tidak tepat. (2) Faktor Pimpinan, yakni minimnya dukungan
dari pimpinan terpilih terkait implementasi simba, baik infrastruktur maupun moril
kepada operator SiMBA. Berdasarkan data, pimpinan yang mendukung dan
mendorong operator menggunakan SiMBA cenderung lebih sukses dalam
implementasinya. (3) Faktor Infrastruktur Geografis, yakni akses internet terkadang
tidak stabil, umumnya terjadi di daerah yang jauh dari pusat kota. (4) Faktor
Kemauan. Hal ini biasanya terjadi di LAZ yang besar karena sudah memiliki aplikasi
sendiri. BAZNAS tidak memaksa LAZ untuk menggunakan SiMBA namun aplikasi
yang sudah dimiliki harus terintegrasi dengan SiMBA (BAZNAS RI, 2021b) . Berbagai
kendala yang ada ini perlu segera diatasi dengan kebijakan yang efektif untuk
pengelolaan zakat yang semakin baik di tahun 2023.

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

Perkembangan informasi dan teknologi yang semakin pesat menuntut OPZ


menyelaraskan pengelolaan zakat khususnya bidang pengumpulan untuk
bertransformasi. Bentuk penyelesaian bidang pengumpulan salah satunya melalui
digitalisasi zakat. Operasionalisasi digitalisasi zakat mengacu pada UU No. 11 Tahun
2008 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 19 Tahun 2011 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik (ITE). Beberapa tahun terakhir, banyak inovasi penerapan
teknologi yang telah dilakukan oleh OPZ. Selain berpijakan pada regulasi di atas,
implementasi digitalisasi zakat juga merujuk pada Fatwa Dewan Syariah Nasional
Nomor 116/DSN-MUI/IX/2017 Tentang Uang Elektronik Syariah dan Fatwa Nomor
117/DSN-MUI/IX/2018 Tentang Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi
Berbasis Syariah (BAZNAS RI, 2021d). Pada saat ini BAZNAS sedang menyusun konsep
tentang implementasi optimalisasi pengelolaan zakat melalui sistem blockchain, yaitu
database terdistribusi yang mencatat setiap terjadinya transaksi atau pertukaran
dalam setiap blok dan dilindungi dengan metode keamanan kriptografi, sehingga
aman dan tidak dapat mudah diubah nilainya.

Berdasarkan Renstra BAZNAS 2020 – 2025, target SDM yang ingin dicapai:

1. Tersedianya kebijakan tentang manajemen SDM amil zakat berbasis kompetensi


2. Tersedianya kebijakan tentang budaya organisasi BAZNAS
3. Tersusunnya regulasi tentang penerapan SKKNI bidang pengelolaan zakat
4. Tersusunnya regulasi tentang KKNI bidang pengelolaan zakat
5. Sertifikasi amil zakat berdasarkan SKKNI dan KKNI: 1500 orang
6. Terbentuknya kelembagaan BAZNAS Institute, Tersusunnya kurikulum pelatihan
amil berbasis SKKNI dan KKNI, Pelaksanaan pelatihan berbasis kompetensi
untuk 2000 orang.

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

1 Penyusunan Kebijakan Tersedianya kebijakan tentang


tentang Manajemen SDM Amil manajemen SDM Ada Ada
Zakat berbasis Kompetensi amil zakat berbasis kompetensi

Implementasi Kebijakan tentang BAZNAS RI 100% 100%


Manajemen SDM Amil Zakat
berbasis Kompetensi pada BAZNAS Provinsi NA 50%
BAZNAS dan LAZ
BAZNAS Kab/Kota NA 40%

LAZ Nasional NA 60%

LAZ Provinsi NA 50%

LAZ Kab/Kota NA 50%

2 Penyusunan Kebijakan Tersedianya kebijakan tentang budaya


tentang Budaya Organisasi organisasi BAZNAS Ada Ada
BAZNAS

Implementasi BAZNAS RI 100% 100%


Kebijakan tentang
Budaya Organisasi BAZNAS Provinsi NA 50%
BAZNAS
BAZNAS Kab/Kota NA 40%

1 Pelaksanaan Standar Tersusunnya regulasi tentang


Kompetensi Kerja Nasional penerapan SKKNI bidang pengelolaan NA Ada
Indonesia dan Kerangka zakat
Kualifikasi Nasional Indonesia
Amil Zakat Tersusunnya regulasi tentang KKNI
NA Ada
bidang pengelolaan zakat

Sertifikasi amil zakat berdasarkan 720


NA
SKKNI dan KKNI orang

Tersusunnya kebijakan tentang kamus


NA Ada
kompetensi khusus amil zakat

Tersusunnya kebijakan tentang jenjang


NA Ada
karir dan peta jabatan amil zakat

1 Pembentukan dan Terbentuknya kelembagaan BAZNAS


NA Ada
pengelolaan program Institute
BAZNAS Institute
Tersusunnya kurikulum pelatihan amil
NA /ada
berbasis SKKNI dan KKNI

Pelaksanaan pelatihan berbasis 1000


NA
kompetensi orang
Sumber: BAZNAS RI (2021d)

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

Berdasarkan Road Map IT 2021 – 2025 (BAZNAS RI, 2021b), tahun 2023
adalah tahun Penguatan dengan target kegiatan:

1. Implementasi penggunaan crowdfunding di 15 provinsi dan 100 kab/kota


2. Terjadi pertambahan muzaki sebesar
3. Mengembangkan modul “E-money” milik BAZNAS
4. Otomatisasi sinkronisasi sistem keuangan (SIMKEU) dengan sistem perbankan.
5. Crowdfunding untuk seluruh program pendayagunaan
6. Sebanyak 80 BAZNAS daerah diaudit menggunakan data pada SiMBA
7. Sebanyak 20% dari jumlah LAZ terintegrasi dengan / menggunakan SiMBA
8. Sertifikasi ISO 20000 (Service Management System)

Arah kebijakan Pengendalian yaitu memperkuat pengendalian internal dan


penegakan kode etik dan Penguatan basis data bersama yang dapat diakses oleh
seluruh OPZ. Sesuai dengan Resolusi BAZNAS 2023, kebijakan aspek pengendalian
harus tetap berada dalam koridor Aman Syar’i, Aman Regulasi, dan Aman NKRI
melalui penguatan pengendalian internal dan penegakan kode etik.

Pengelolaan zakat harus dipastikan tetap berada dalam koridor Aman Syar’i, Aman
Regulasi, dan Aman NKRI dengan memperkuat pengendalian internal dan penegakan
kode etik dalam pengelolaan zakat (Humas BAZNAS, 2022). Aman Syar’i adalah agar
pengelolaan zakat tetap sesuai dengan aturan syariat. Aman Regulasi adalah agar
pengelolaan zakat sejalan dengan regulasi yang berlaku. Sementara itu aman NKRI
adalah agar pengelolaan zakat sejalan dengan upaya menopang tegaknya Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

Salah satu kelemahan pengelolaan zakat dalam aspek tata kelola adalah bahwa pola
integrasi dan koordinasi antar OPZ yang tidak maksimal dalam hal pengelolaan zakat,
infaq sedekah atau DSKL, sehingga BAZNAS/LAZ terkesan berkompetisi dan kurang
bersinergi. Oleh sebab itu, kebijakan penguatan basis data bersama yang dapat diakses
seluruh OPZ adalah salah satu quick wins dalam Renstra BAZNAS (BAZNAS RI, 2021d).

Pada tahun 2022, target jumlah BAZNAS daerah yang memiliki Peraturan Kepala
Daerah tentang pengelolaan zakat yaitu pada BAZNAS Provinsi sebanyak 25 unit dan
BAZNAS Kab/Kota sebanyak 150 unit. Target lainnya secara rinci dapat dilihat pada
tabel 4.2

1 Berkoordinasi dengan
pemerintah daerah
untuk menyusun
regulasi pengelolaan
zakat di daerah

1. Menyusun regulasi Jumlah BAZNAS daerah yang memiliki Peraturan Kepala


pengelolaan zakat Daerah tentang pengelolaan zakat:
di daerah
BAZNASProvinsi 15 unit 25 unit

BAZNAS Kab/Kota 100 unit 150 unit

1 Pengembangan Tersedianya kebijakan tentang Ada Ada


Standar Nasional standar nasional organisasi
Organisasi Pengelola pengelola zakat
Zakat
BAZNAS dan LAZ berskala nasional NA 60%
dengan nilai SN OPZ yang baik

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

BAZNAS dan LAZ berskala provinsi NA 40%


dengan nilai SN OPZ yang baik

BAZNAS dan LAZ berskala kab/kota NA 20%


dengan nilai SN OPZ yang baik

BAZNAS Provinsi dan Kabupaten/ 100% 100%


Kota dengan pimpinan yang sesuai
dengan regulasi

BAZNAS Provinsi memiliki Renstra 50% 70%


yang selaras dengan Renstra
BAZNAS RI

BAZNAS Kab/Kota memiliki Renstra 50% 70%


yang selaras dengan Renstra
BAZNAS RI

BAZNAS Provinsi dengan RKAT 600% 75%


yang disahkan

BAZNAS Kab/ Kota dengan RKAT 60% 75%


yang disahkan

Pengisian IZN 100% 100%

1 Pengembangan Jumlah laporan keuangan OPZ yang teraudit:


kebijakan dan standar
tata kelola keuangan BAZNAS skala provinsi 30 unit 34 unit
OPZ
BAZNAS kabupaten/kota 200 unit 250 unit

LAZ 45 unit 60 unit

1 Pengembangan dan Tersedianya kebijakan tentang Ada Ada


pelaksanaan fungsi kepatuhan syariah
kepatuhan syariah
pada OPZ Terlaksananya ijtima sanawi fungsi Ada Ada
kepatuhan syariah OPZ

BAZNAS dan LAZ berskala nasional 70% 80&


memiliki fungsi kepatuhan syariah

BAZNAS dan LAZ berskala provinsi 50% 60%


memiliki fungsi kepatuhan syariah

BAZNAS dan LAZ berskala kab/kota 30% 40%


memiliki fungsi kepatuhan syariah

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

1 Penguatan digitalisasi Meningkatnya pengguna aktif SiMBA pada seluruh BAZNAS


tata kelola zakat berskala daerah:
berbasis SiMBA

1. Meningkatnya BAZNAS provinsi 30 unit 34 unit


pengguna aktif SiMBA
pada seluruh BAZNAS
berskala daerah:

2. Menyusun kegiatan BAZNAS kab/ kota 150 unit 250 unit


update data SiMBA
secara nasional
untuk LAZ

1 Penguatan pelaporan OPZ melaporkan laporan kinerja 100% 100%


kinerja OPZ pengelolaan zakat (6 bulanan dan
tahunan) secara periodik

1 Optimalisasi fungsi
audit internal

1. Menyusun regulasi Tersusunnya regulasi tentang SAI* Ada Ada


Satuan Audit Internal
(SAI) dalam Bentuk
Perbaznas

2. Menyusun SOP Tersusunnya tugas dan fungsi SAI dan SOP audit internal bagi
tentang tugas dan BAZNAS Daerah:
fungsi SAI serta SOP
pelaksanaan audit BAZNAS skala provinsi 5 unit 10 unit
internal bagi BAZNAS
Daerah BAZNAS skala kabupaten/kota 15 unit 30 unit

2 Pembentukan Dewan Pembentukan Dewan Pengawas Ada Ada


Pengawas Syariah bagi Syariah bagi BAZNAS
BAZNAS

3 Optimalisasi fungsi
Dewan Pengawas
Syariah (DPS) dalam
pengawasan OPZ

1. Menyusun SOP Tersusunnya tugas, fungsi dan Ada Ada


tentang tugas, fungsi wewenang serta SOP pelaksanaan
dan wewenang DPS pengawasan syariah
serta SOP pelaksanaan
fungsi pengawasan
syariah

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

2. Menyusun SOP Tersusunnya SOP pelaksanaan Ada Ada


pelaksanaan pengawasan syariah
pengawasan syariah
oleh DPS

3. Menyusun format Tersusunnya format standar Ada Ada


terstandar tentang pelaporan pengawasan syariah oleh
pelaporan DPS
pengawasan syariah
yang dilakukan oleh
DPS
Sumber: BAZNAS RI (2021d)

BAZNAS menjalankan tugas pengelolaan ZIS dan DSKL berdasarkan Undang-Undang


No. 23 Tahun 2011 dan Peraturan Pemerintah RI No. 14 Tahun 2014. Saat ini BAZNAS
memiliki jaringan di 34 BAZNAS Provinsi dan 464 BAZNAS Kota/Kabupaten. Meski
BAZNAS telah memiliki jaringan yang tersebar di seluruh penjuru negeri,
pengembangan dan penguatan jaringan tetap menjadi satu hal yang strategis. Hal ini
karena potensi zakat yang besar namun masih belum tergarap dengan baik. Sinergi
menjadi kata kunci penting untuk menggali potensi ZIS termasuk DSKL di Indonesia.

Penguatan kelembagaan dilaksanakan khususnya pada kelembagaan BAZNAS RI,


BAZNAS Provinsi, dan BAZNAS Kabupaten/Kota sebagai lembaga pemerintah non-
struktural (LNS) dalam pengelolaan zakat di tingkat pusat dan daerah melalui sinergi,
koordinasi, dan konsolidasi dengan Pemerintah Daerah (Gubernur/Bupati/Walikota),

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi, dan Kantor Kementerian Agama


Kabupaten/Kota. Selain itu, kebijakan penguatan jaringan perlu diarahkan juga ke
jaringan muzaki, mustahik, serta stakeholder perzakatan lainnya seperti
Kementerian/Lembaga, BUMD, Perusahaan, dan Organisasi Perangkat Daerah.

Sumber: Achmad (2022b)

Pengelolaan zakat harus melibatkan banyak elemen. Penguatan jaringan


dilakukan baik secara internal dan eksternal. Penguatan jaringan internal BAZNAS
dilakukan melalui forum komunikasi, high level meeting, rapat koordinasi
nasional, rapat koordinasi daerah, dan monitoring evaluasi. Sedangkan
penguatan jaringan eksternal dilakukan melalui strategi pentahelix yang terdiri
dari (1) Pemerintah/instansi negara, (2) BAZNAS Provinsi/Kab & Kota/LAZ, (3)
Ormas keagamaan, (4) Organisasi nirlaba, dan (5) Media.

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

Sumber: Achmad (2021)

Pada penguatan jaringan, BAZNAS ditargetkan dapat menyelenggarakan rapat kerja


tingkat daerah yang dipimpin oleh BAZNAS Provinsi bersama BAZNAS
Kabupaten/Kota dengan koordinasi kepada BAZNAS (pusat) untuk menindaklanjuti
risalah RAKORNAS di tahun 2022.

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

Achmad, N. (2021). Penguatan Kelembagaan BAZNAS dalam Pengelolaan Zakat


untuk Pengentasan Kemiskinan dan Peningkatan Kesejahteraan Sosial.
Rakornas RKAT, Jakarta.
Achmad, N. (2022a). Kebijakan Pengelolaan Zakat di Daerah. RAKERNAS FORSESDASI
2022, Jakarta.
Achmad, N. (2022b). Tantangan, Potensi, dan Agenda Pemberdayaan Ekonomi Umat
Melalui Pengelolaan Zakat. Musyawarah Kerja Nasional II MUI Tahun 2022,
Jakarta.
Alwi, M. M. (2015). Optimalisasi Fungsi Masjid Dalam Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat. At-Tatwir, 2(1). http://ejournal.iain-
jember.ac.id/index.php/altatwir/search/authors/view?firstName=Muhamma
d&middleName=Muhib&lastName=Alwi&affiliation=&country=
Arnold, E. P. (1986). Southeast Asia Association on Seismology and Earthquake
Engineering. Indonesia: Series on Seismology Volume V.
Badan Pusat Statistik. (2022). https://www.bps.go.id/
Bank Indonesia. (2022a). Bank Indonesia Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi 4,5-
5,3% dan Inflasi akan Kembali ke dalam Sasaran 3,0±1% Pada Tahun 2023.
https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news-
release/Pages/sp_2432222.aspx
Bank Indonesia. (2022b). Siaran Pers Bersama No 24/279/Dkom SP-150/KLI/2022.
BAPPENAS. (2019). Visi Indonesia 2045. https://perpustakaan.bappenas.go.id/e-
library/file_upload/koleksi/migrasi-data-
publikasi/file/Policy_Paper/Ringkasan%20Eksekutif%20Visi%20Indonesia%
202045_Final.pdf
BAZNAS RI. (2021a). Laporan Pengelolaan Zakat & Laporan Kinerja BAZNAS.
BAZNAS RI. (2021b). Masterplan Teknologi Informasi BAZNAS 2021-2025.
BAZNAS RI. (2021c). Pengumpulan BAZNAS Pusat 2021 Tumbuh 33 Persen.
https://baznas.go.id/Press_Release/baca/Pengumpulan_BAZNAS_Pusat_202
1_Tumbuh_33_Persen/950
BAZNAS RI. (2021d). Keputusan Ketua BAZNAS Nomor 59 Tahun 2021 Tentang
Rencana Strategis BAZNAS Tahun 2020-2025.
BAZNAS RI. (2022a). Catatan Akhir Tahun 2022.
https://www.youtube.com/watch?v=vgu7RBD_K-U
BAZNAS RI. (2022b). Statistik Zakat (Unpublished).
BAZNAS RI. (2023). Statistik Zakat dan Proyeksi Pengelolaan Zakat (Unpublished).
BKF. (2022). Siaran Pers SP-26/BKF/2022: Bank Dunia Prediksi Perekonomian
Indonesia Akan Menguat, Reformasi Struktural Dibutuhkan.
BNPB. (2022). Geoportal Data Bencana Indonesia. https://gis.bnpb.go.id/
CIBEST. (2022). Laporan Akhir Riset Ekosistem ZISWAF dan Masjid.

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

CNBC Indonesia Research. (2022). Resesi Ada Jenisnya, Yang Paling Ngeri Bakal
Terjadi di 2023?
https://www.cnbcindonesia.com/market/20221020195946-17-
381432/resesi-ada-jenisnya-yang-paling-ngeri-bakal-terjadi-di-2023
Dahalan, A. R., Zakaria, I. M. B., Azizan, N. T. N. B. M., & Abdullah, N. I. B. (2015).
Transformation of Masjid: Empowerment of Muslims Economy through E-
Halal One Stop Centre (E-HOSC). International Journal of Management and
Commerce Innovations, 3(1), 113–121.
Hootsuite (We are Social): Indonesian Digital Report 2022. (2022).
https://andi.link/hootsuite-we-are-social-indonesian-digital-report-2022/
Humas BAZNAS. (2022). Rakornas BAZNAS se-Indonesia 2022 Lahirkan 12 Resolusi.
https://baznas.go.id/Press_Release/baca/Rakornas_BAZNAS_se-
Indonesia_2022_Lahirkan_12_Resolusi/1181
Indonesiabaik.id. (2022). Maret 2022, Jumlah Penduduk Miskin Indonesia Turun.
https://indonesiabaik.id/infografis/maret-2022-jumlah-penduduk-miskin-
indonesia-turun
Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan
Ekstrem. (2022).
International Monetary Fund. (2022). World Economic Outlook October 2022.
Investor.id. (2022). Penguatan Ekosistem Kunci Utama Pengembangan Ekonomi
Syariah. https://investor.id/finance/307628/penguatan-ekosistem-kunci-
utama-pengembangan-ekonomi-syariah
Kemenag RI. (2022). Sistem Informasi Masjid. https://simas.kemenag.go.id/
Kholidah, H., & Septiarini, D. (2016). The Economic Impacts of Sharia Tourism to the
Revenue Traders at Sunan Ampel Mosque, the Religious Tourism Area in
Surabaya. Australasian Journal of Islamic Finance and Business, 2(2), 128–
136.
KNEKS. (2022). Anugerah Adinata Syariah 2022: Penghargaan kepada Kepala
Daerah. https://knks.go.id/berita/448/anugerah-adinata-syariah-2022-
penghargaan-kepada-kepala-daerah?category=1
Kurniawan, R. (2022). Zakat Outlook 2023: Tantangan dan Solusi. Rapat Koordinasi
LAZ, Jakarta.
Lazismu. (2022). LAZISMU Raih Penghargaan BAZNAS Award 2022.
https://lazismu.org/view/lazismu-raih-penghargaan-baznas-award-2022
OECD. (2022). Economic Outlook Nov 2022.
OJK. (2020). Roadmap Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia 2020-2025.
https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/info-
terkini/Documents/Pages/Roadmap-Pengembangan-Perbankan-Syariah-
Indonesia-2020-2025/Buku%20-
%20Roadmap%20Pengembangan%20Perbankan%20Syariah%20Indones
ia%202020-2025.pdf
Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah 2020 – 2024. (n.d.).

2023
ARAH KEBIJAKAN DAN TARGET PRIORITAS 2023

Purwakananta, M. (2023). Tantangan dan Peluang Pengumpulan dan Pendistribusian


Pendayagunaan Zakat 2023.
Puskas BAZNAS. (2019). Rasio Keuangan Organisasi Pengelola Zakat: Teori dan
Konsep. https://puskasbaznas.com/images/Book/Rasio-Keuangan-
Organisasi-Pengelola-Zakat---puskasbaznas.pdf
Puskas BAZNAS. (2020a). Indeks Zakat Nasional 2.0. Puskas BAZNAS.
Puskas BAZNAS. (2020b). Policy Brief Agustus 2020: Menjadi OPZ Penyintas di Masa
Pandemi.
Puskas BAZNAS. (2021). Indeks Zakat Nasional dan Kaji Dampak Zakat 34 Provinsi
2021. Puskas BAZNAS.
Puskas BAZNAS. (2022). Outlook Zakat Indonesia 2022.
Rahmat, M. (2023). Tantangan dan Peluang Pendistribusian dan Pendayagunaan
Zakat Tahun 2023.
Sakwan, S. (2022). Mensukseskan 8 Program Nasional BAZNAS.
Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat. (n.d.).
World Bank. (2022). Global Economic Prospect World Bank.
Yuliani, M. (2020). Konsep Divisi Ekonomi Masjid Berbasis Teknologi Industri 4.0.
Jurnal Al Qardh, 4(2), 99–144. https://doi.org/10.23971/jaq.v4i2.1567
Zaenal, M. H. (2022). BAZNAS dan Ekosistem Ekonomi Islam. FGD CIBEST, Jakarta.

2023
Jl. Matraman Raya No. 134, Kb. Manggis, Kec. Matraman, Jakarta 13150

Anda mungkin juga menyukai