Anda di halaman 1dari 26

PROSES PENYUSUNAN DAN

PENETAPAN RAPBN
RENCANA ANGGARAN DAN BELANJA
NEGARA (RAPBN)
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (RAPBN) merupakan rencana keuangan
tahunan pemerintahan negara Indonesia yang
disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
PENYUSUNAN APBN
Proses penyusunan APBN dapat dikelompokkan
dalam 2 (dua) tahap, yaitu:
1. Pembicaraan pendahuluan antara
pemerintah dan DPR;
2. Pengajuan, pembahasan, dan penetapan
APBN;
TAHAP 1 : PEMBICARAAN PENDAHULUAN
ANTARA PEMERINTAH DAN DPR;

Tahap ini diawali dengan beberapa kali


pembahasan antara pemerintah dan DPR untuk
menentukan mekanisme dan jadwal pembahasan
APBN.
Kegiatan dilanjutkan dengan persiapan
rancangan APBN oleh pemerintah, antara lain
meliputi penentuan asumsi dasar APBN,
perkiraan penerimaan dan pengeluaran.
Tahapan ini diakhiri dengan finalisasi penyusunan
Rancangan APBN oleh Pemerintah.
TAHAP 2 : PENGAJUAN, PEMBAHASAN,
DAN PENETAPAN APBN;
Tahapan ini dimulai dengan pidato presiden
sebagai pengantar RUU APBN dan Nota Keuangan.
Selanjutnya, melakukan pembahasan baik antara
menteri keuangan dan panitia anggaran DPR
maupun antara komisi-komisi dan departemen/
lembaga teknis terkait.
Hasil dari pembahasan berupa :
UU APBN memuat satuan anggaran sebagai bagian tidak
terpisahkan dari UU tersebut.
Satuan anggaran adalah dokumen anggaran yang menetapkan
alokasi dana per departemen/lembaga, sektor, subsektor,
program,dan proyek/kegiatan.
LANJUTAN
Pengajuan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian/Lembaga (RKAKL) kepada
Departemen Keuangan dan Bappenas kemudian
dibahas menjadi Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) dan diverifikasi sebelum proses
pembayaran. Proses ini harus diselesaikan dari
Oktober hingga Desember.
Dalam pelaksanaan APBN dibuat petunjuk berupa
Keputusan Presiden (Kepres) sebagai Pedoman
Pelaksanaan APBN.
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
NEGARA (APBN)
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
berisi daftar sistematis dan terperinci yang
memuat rencana penerimaan dan pengeluaran
negara selama satu tahun anggaran (1 Januari -
31 Desember).
Penyusunan atau perencenaan APBN dilakukan
pada tahun sebelum anggaran tersebut
dilaksanakan (APBN t-1) misal untuk APBN 2014
dilakukan pada tahun 2013 yang meliputi dua
kegiatan yaitu, perencanaan dan penganggaran.
TAHAP PERENCANAAN APBN
Tahap perencanaan dimulai dari:
penyusunan arah kebijakan dan prioritas
pembangunan nasional
Kementerian Negara/Lembaga (K/L) melakukan
evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pada
tahun berjalan, menyusun rencana inisiatif baru dan
indikasi kebutuhan anggaran
Kementerian Perencanaan dan Kementerian
Keuangan mengevaluasi pelaksanaan program dan
kegiatan yang sedang berjalan dan mengkaji usulan
inisiatif baru berdasarkan prioritas pembangunan
serta analisa pemenuhan kelayakan dan efisiensi
indikasi kebutuhan dananya.
LANJUTAN

Pagu indikatif dan rancangan awal Rencana Kerja


Pemerintah ditetapkan;
K/L menyusun rencana kerja (Renja);
Pertemuan tiga pihak (trilateral meeting)
dilaksanakan antara K/L, Kementerian
Perencanaan, dan Kementerian Keuangan;
Rancangan awal RKP disempurnakan;
RKP dibahas dalam pembicaraan pendahuluan
antara Pemerintah dengan DPR;
RKP ditetapkan.
TAHAP PENGANGGARAN APBN

penyusunan kapasitas fiskal yang menjadi bahan


penetapan pagu indikatif;
penetapan pagu indikatif ; penetapan pagu
anggaran K/L;
penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran K/L
(RKA-K/L);
penelaahan RKA-K/L sebagai bahan penyusunan
nota keuangan dan rancangan undang-undang
tentang APBN;
penyampaian Nota Keuangan, Rancangan APBN,
dan Rancangan UU tentang APBN kepada DPR
RENCANA KERJA PEMERINTAH ( RKP )

Rencana Kerja Pemerintah merupakan penjabaran


dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) Nasional, memuat rancangan kerangka
ekonomi makro yang termasuk didalamnya arah
kebijakan fiskal dan moneter, prioritas
pembangunan, rencana kerja dan pendanaannya,
baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah
maupun yang ditempuh dengan mendorong
partisipasi masyarakat.
PENYUSUNAN RKP

Ketentuan mengenai pokok-pokok penyusunan RKP


adalah sebagai berikut:
Dasar penyusunan RKP adalah Rencana Kerja
Kementerian Negara/Lembaga (Renja-KL) dan
Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
provinsi, kabupaten, dan kota sebagai bahan
masukan.
Kementerian Perencanaan melaksanakan
musyawarah perencanaan pembangunan untuk
menyelaraskan antar Renja-KL dan antara kegiatan
dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang
tercantum dalam Renja-KL dengan Rancangan RKPD.
LANJUTAN

Hasil musyawarah perencanaan pembangunan


digunakan untuk memutakhirkan Rancangan RKP
yang akan dibahas dalam sidang kabinet untuk
ditetapkan menjadi RKP dengan Peraturan
Presiden paling lambat pertengahan bulan Mei.
RKP digunakan sebagai bahan pembahasan
kebijakan umum dan prioritas anggaran di DPR.
Dalam hal RKP yang ditetapkan berbeda dengan
hasil pembahasan dengan DPR, pemerintah
menggunakan RKP hasil pembahasan dengan
DPR.
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
DALAM PENYUSUNAN RKP
Program dan kegiatan dalam RKP disusun dengan
pendekatan anggaran berbasis kinerja, kerangka
pengeluaran jangka menengah, dan penganggaran
terpadu.
Program dalam RKP terdiri dari kegiatan yang
berupa:
kerangka regulasi yang bertujuan untuk
memfasilitasi, mendorong, maupun mengatur
kegiatan pembangunan yang dilaksanakan sendiri
oleh masyarakat; dan/atau
kerangka pelayanan umum dan investasi
pemerintah yang bertujuan untuk menyediakan
barang dan jasa publik yang diperlukan
LANJUTAN

Sebagai bahan masukan dalam penyusunan RKP digunakan


Standar Pelayanan Minimum.
Standar Pelayanan Minimum disusun oleh kementerian
negara/lembaga yang fungsinya mengatur dan/atau
melaksanakan pelayanan langsung kepada masyarakat, melalui
koordinasi dengan kementerian perencanaan, kementerian
keuangan, dan kementerian negara/lembaga terkait.

Sebagai suatu rencana kerja, program dan kegiatan yang


termuat dalam RKP sudah bersifat terukur (measureable)
karena harus sudah memperhitungkan ketersediaan anggaran
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
KEMENTERIAN/LEMBAGA (RKA-KL)

Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian


Negara/Lembaga (RKA-KL) adalah dokumen
perencanaan dan penganggaran yang berisi program
dan kegiatan suatu kementerian negara/lembaga yang
merupakan penjabaran dari Rencana Kerja Pemerintah
dan Rencana Strategis Kementerian Negara/Lembaga
yang bersangkutan dalam satu tahun anggaran serta
anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya.
ISI DAN SUSUNAN RKA-KL

Isi dan susunan RKA-KL adalah sebagai berikut:


RKA-KL terdiri dari rencana kerja kementerian
negara/lembaga dan anggaran yang diperlukan
untuk melaksanakan rencana kerja tersebut.

Di dalam Rencana Kerja diuraikan visi, misi, tujuan,


kebijakan, program, hasil yang diharapkan,
kegiatan, dan keluaran yang diharapkan
LANJUTAN

Di dalam anggaran yang direncanakan, diuraikan biaya untuk


masing-masing program dan kegiatan untuk tahun anggaran
yang direncanakan yang dirinci menurut jenis belanja, prakiraan
maju untuk tahun berikutnya, serta sumber dan sasaran
pendapatan kementerian negara/lembaga yang bersangkutan.

RKA-KL meliputi seluruh kegiatan satuan kerja di lingkungan


kementerian negara/lembaga termasuk kegiatan dalam rangka
dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Pendekatan penyusunan
RKA-KL juga mengacu pada pendekatan dalam penyusunan
Rencana Kerja Pemerintah, yaitu: kerangka pengeluaran jangka
menengah, penganggaran terpadu dan penganggaran berbasis
kinerja.
PENYUSUNAN RKA-KL

Hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan RKA-


KL adalah sebagai berikut:
Kementerian negara/lembaga menyusun RKA-KL
untuk tahun anggaran yang sedang disusun
mengacu pada prioritas pembangunan nasional dan
pagu indikatif yang ditetapkan dalam surat edaran
bersama menteri perencanaan pembangunan
nasional dan menteri keuangan.
Kementerian perencanaan menelaah rencana kerja
yang disampaikan kementerian negara/lembaga
melalui koordinasi dengan kementerian keuangan.
LANJUTAN

Perubahan terhadap program kementerian


negara/lembaga diusulkan oleh menteri/pimpinan
lembaga terkait dan disetujui oleh kementerian
perencanaan melalui koordinasi dengan
kementerian keuangan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusunan
RKA-KL ditetapkan oleh menteri perencanaan.
PENETAPAN RAPBN

Penetapan kegiatan APBN ini dilakukan pada sekitar bulan Oktober-


Desember. Kegiatan dalam tahap ini berupa pembahasan
Rancangan APBN dan Rancangan Undang-undang APBN serta
penetapannya oleh DPR. Proses penetapan APBN secara singkat,
antara lain:
Presiden menyampaikan RUU APBN beserta Nota Keuangannya.
DPD memberikan pertimbangan kepada DPR terhadap RUU
APBN dan Nota Keuangannya, paling lambat 14 hari sebelum
diambil persetujuan bersama antar DPR dan Presiden.
Pemandangan umum fraksi-fraksi atas RUU APBN beserta Nota
Keuangannya.
Tanggapan Pemerintah terhadap pemandangan umum fraksi
atas RUU APBN beserta Nota Keuangannya.
LANJUTAN
Rapat Kerja Badan Anggaran dengan Pemerintah (Menteri
Keuangan dan Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas) dan Gubernur
Bank Indonesia, penyampaian pokok-pokok RUU APBN,
serta pembentukan Panja dan Tim Perumus.
Rapat kerja Komisi VII dan XI dengan mitra kerjanya,
pembahasan asumsi dasar dalam RUU APBN.
Rapat kerja Komisi I-XI dengan mitra kerjanya membahas
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Lembaga
(disampaikan secara tertulis kepada Badan Anggaran
untuk disinkronisasi).
LANJUTAN
Rapat Panja-Panja.
Rapat kerja komisi dengan mitra kerjanya,
penyesuaian Rencana Kerja Anggaran K/L sesuai
hasil pembahasan Badan Anggaran.
Rapat Tim Perumus, perumusan draft RUU APBN.
Rapat internal Badan Anggaran, sinkronisasi
laporan panja-panja dan Tim perumus Draft RUU
APBN dan penyampaian hasil penyesuaian
Rencana Kerja Anggaran K/L oleh komisi dengan
mitra kerjanya kepada Badan Anggaran dan
Menkeu untuk ditetapkan.
LANJUTAN

Rapat kerja Badan Anggaran dengan Menkeu,


Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Bappenas dan Gubernur BI:
Penyampaian laporan dan pengesahan hasil panja-
panja dan Tim perumus draft RUU APBN;
Pendapat akhir mini fraksi sebagai sikap akhir;
Pendapat Pemerintah;
Pengambilan keputusan untuk dilanjutkan ke
tingkat II
LANJUTAN

Rapat paripurna:
Penyampaian laporan hasil tingkat I di Badan
Anggaran;
Pernyaataan persetujuan/penolakan dari setiap
fraksi secara lisan yang diminta oleh Pimpinan rapat
paripurna;
Penyampaian pendapat akhir pemerintah.
Apabila Rancangan APBN disetujui dan ditetapkan
oleh DPR menjadi APBN, tugas pemerintah
selanjutnya adalah menetapkan alokasi anggaran K/L
sebagai batas tertinggi anggaran pengeluaran yang
dialokasikan kepada K/L.

Anda mungkin juga menyukai