Anda di halaman 1dari 19

HAKIKAT SYARIAT ISLAM

Oleh :
Wahyu wijaya 21501012060
R.B. King Adam 21501052005
Andri Aryanto 21501052047

Syariah adalah
Ketentuan-ketentuan agama yang
merupakan pegangan bagi manusia di
dalam hidupnya untuk meningkatkan
kwalitas hidupnya dalam rangka
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat
mencapai keridhoan Allah SWT.

Yang dirumuskan dalam Al Quran :


Surat

Asy-Syura ayat 13.


Surat Asy-Syura ayat 21.
Surat Al-Jatsiyah ayat 18.

Ruang lingkup syariat islam.


1. Ibadah, yaitu peraturan-peraturan yang mengatur
hubungan langsung dengan Allah SWT (ritual).
2.Muamalah, yaitu peraturan yang mengatur
hubungan seseorang dengan yang lainnya dalam hal
tukar-menukar harta (jual beli dan yang searti)
3.Munakahat, yaitu peraturan yang mengatur
hubungan seseorang dengan orang lain dalam
hubungan berkeluarga (nikah, dan yang
berhubungan dengannya).

4.Jinayat, yaitu peraturan yang menyangkut pidana.


5.Siyasa, yaitu yang menyangkut masalah-masalah
kemasyarakatan (politik).
6.Akhlak, yaitu yang mengatur sikap hidup pribadi.
7.Peraturan-peraturan lainnya seperti : makanan,
minuman, sembelihan, berburu, nazar, pemberantasan
kemiskinan, pemeliharaan anak yatim, mesjid, dawah,
perang, dan lain-lain.

Sumber sumber syariah :


Al
Al

Quran
Hadist

Rayu

(Ijtihad)

(As-Sunnah), sumber hukum kedua yang


memberikan penjelasan dan rincian.

Klasifikasi syariah :

1. Wajib (Ijab), yaitu suatu ketentuan yang menurut pelaksanaannya,


apabila dikerjakan mendapat pahala, dan apabila ditinggalkan mendapat
dosa.

2. Haram, yaitu suatu ketentuan apabila ditinggalkan mendapat pahala dan


apabila dikerjakan mendapat dosa. Contohnya : zinah, mencuri, membunuh,
minum-minuman keras, durhaka pada orang tua, dan lain-lain.

3. Sunnah (Mustahab), yaitu suatu ketentuan apabila dikerjakan mendapat


pahala dan apabila ditinggalkan tidak berdosa.

4. Makruh (Karahah), yaitu suatu ketentuan yang menganjurkan untuk


ditinggalkannya suatu perbuatan; apabila ditinggalkan mendapat pahala dan
apabila dikerjakan tidak berdosa.

Ibadah Sebagai Bagian Dari Syariah


Syariah

mengatur hidup manusia sebagai


hamba Allah yang harus taat, tunduk, dan
patuh kepada Allah. Ketaatan,
ketundukkan, dan kepatuhan kepada Allah
dibuktikan dalam bentuk pelaksanaan
ibadah yang tata caranya diatur
sedemikian rupa oleh Syariah Islam.

Kerancuan persepsi tentang Syariat


Islam dalam era Globalisasi

a)

Di Indonesia kerancuan persepsi yang ditujukan pada


konsep syariat Islam, berkisar pada dua perkara, yaitu :
Syariat Islam dan persepsi diskriminasi terhadap
minoritas :

Kekhawatiran terjadinya diskriminasi terhadap kelompok


minoritas ( yang memang jumlah muslim Indonesia paling
banyak ) tak akan pernah terjadi, karena esensi dari syariat
Islam itu adalah sebagai penopang, dan keharusan
penerapannya dikarenakan dua sudut pandang ideologi dan
sudut pandang politik dan hukum.

b)

Syariat Islam dan persepsi dogmatism.

Dalam kehidupan kita mengenal 2 sistem, yaitu sistem alam


(Nidham al-kaun) dan sistem syariat (Nidham al-syariat).
Orientasi dari sistem alam adalah sebagaimana penjelasan
yang telah kami paparkan diatas, sedangkan untuk sistem
yang kedua ( baca : syariat ) adalah berupa beberapa aturan
yang diorientasikan untuk mengatur serta melengkapi sistem
alam. Kalau kita analisa kandungan dari bahasa langit
tersebut, dengan berbagai pluralitas hukumnya, kita akan
sampai pada kesimpulan bahwa tujuan yang hendak dicapai
adalah satu, yaitu mensejahterakan manusia dan
memberikan lini dalam berinteraksi dengan sistem alam yang
telah ditentukan agar tak keluar jalur.

Kerancuan Persepsi pada beberapa


masalah tertentu dalam syariah Islam
a)

Syariat Islam dan hukum Had

ketika masalah kebijakan syariat Islam dalam had


digugat, maka untuk mencari titik temu dalam
masalah ini, adalah bukan dalam kajian fiqh dan
syariat Islam, akan tetapi pada nilai-nilai sosial
kemasyarakatan dan nilai-nilai positif kemanusiaan
(humanisme), yang kedua hal ini dianggap sebagi
landasan syariat Islam dan hukmnya.

b)

Syariat Islam dan kebijakan perekonomian

Lebih lanjut, tentang tuntutan mereka yang


menganggap bahwa banyak hukum Islam sudah tidak
relevan dan harus diganti, sebagaimana tuntutan
mereka tentang pelegalan riba dalam hukum ekonomi
dengan pertimbangan maslahah, dengan kesimpulan
akhir bahwa sangat tidak pas kalau syariat Islam
diterapkan untuk Indonesia yang sedang membangun
ekonomi, karena Islam mengharamkan riba.

c)

Syariat Islam dan persepsi diskriminasi terhadap


kaum wanita
Diskriminasi ini adalah seputar kewajiban wanita
menggunakan pakaian yang bisa menutupi aurat
mereka, yang pada era industri sekarang ini
mengharuskan setiap tangan manusia agar bekerja
dan mencurahkan semua tenaganya.

Menerapkan Syariat Islam di Bidang


Sosial, Budaya dan Pendidikan
1) MUKADIMAH
Salah satu kata kunci dalam kehidupan sosial budaya dan juga sangat
dipentingkan dalam dunia pendidikan adalah memahami setiap terminologi
yang dipergunakan. Mengetahui batasan arti dari suatu terminologi
menurut Imam Ibnu Taimiyah, memang adalah suatu hal yang sangat
diperlukan. Bahkan menurut beliau pengetahuan akan hal ini bagian dari
kewajiban agama yang sebagiannya berkategori wajib ain atau wajib
kifayah.

2) MAKNA SYARIAT DALAM TINJAUAN AGAMA

Syariat dalam pengertian agama mencakup bukan hanya masalah


hukum Islam
seperti yang banyak dipahami orang, tidak juga otomatis berkaitan
dengan
potong tangan, pemaksaan pemakaian jilbab, atau mengejar-ngejar
orang
untuk shalat seperti yang dipahami sebagian pihak lainnya. Tetapi, ia
juga sangat berkaitan dengan masalah sosial budaya dan
pendidikkan.

3)

MAKNA SYARIAT DALAM PENDEKATAN SOSIAL.

Kehidupan sosial umat manusia di manapun mereka berada pastilah merujuk


pada tatanan, untuk mengharmoniskan kehidupan itu dan untuk menjaganya agar
tidak lepas kendali sehingga hubungan sosial tidak menjadi kontra produktif
tetapi semakin memunculkan makna kebahagiaan dan kemakmuran. Demikian itu
jugalah makna syariat dalam konteks sosial para ulama fikih dan ushul fikih telah
memunculkan berbagai kaidah yang mereka kongklusikan dari dalil-dalil AlQur`an, Sunnah,ijma dan qiyas. Dengan pendekatan ini, syariat akan
merealisasikan bukan saja kesalehan verbal, formal, atau individual melainkan
akan memunculkan kesalehan esensial, eksistensialdan sosial sekaligus. Bahkan
kepedulian realisasi
tentang masalah sosial oleh Rasulullah Saw dijadikan sebagai tolok ukur
adanya kesalehan individual.

Kesimpulan

Syariah Islam memberikan tuntunan hidup khususnya pada umat


Islam dan umumnya pada seluruh umat manusia untuk mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat. Muamalah dalam syariah Islam
bersifat fleksibel tidak kaku. Dengan demikian Syariah Islam dapat
terus menerus memberikan dasar spiritual bagi umat Islam dalam
menyongsong setiap perubahan yang terjadi di masyarakat dalam
semua aspek kehidupan. Syariah Islam dalam muamalah senantiasa
mendorong penyebaran manfaat bagi semua pihak, menghindari
saling merugikan, mencegah perselisihan dan kesewenangan dari
pihak yang kuat atas pihak-pihak yang lemah. Dengan
dikembangkannya muamalah berdasarkan syariah Islam akan lahir
masyarakat marhamah, yaitu masyarakat yang penuh rahmat.

Islam adalah sekaligus syariat yang dalam dirinya terkandung


kepedulian
sangat tinggi dengan masalah sosial budaya dan pendidikan.
Keharusan
melaksanakan Islam secara kaffah, niscaya menjadi pijakanyang
sangat
kokoh akan keharusan keberadaan syariat pada lapangan sosial
budaya dan
pendidikan. Lebih dari itu sejarah umat yang telah terukir berabadabad
lamanya, baik pada skala lokal, nasional maupun global, ternyata
juga
membuktikan bahwa syariat Islam itu memang rahmatan lil
alamindan
karenanya pastilah ia dapat dan perlu terwujud pada tataran sosial
budaya dan pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai