Anda di halaman 1dari 15

FUNGSI PERENCANAAN DAN FUNGSI PENGORGANISASIAN

DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN AL-HADIST

Oleh:
Mad Sobirin, S.A.N., M.M.

A. Pendahuluan

Manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan


dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan semua sumber daya
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Aktifitas manajemen mencakup
rangkaian kegiatan yang sangat komprehensif, dimulai dari bagaimana menentukan arah
organisasi di masa depan, menciptakan kegiatan-kegiatan organisasi, mendorong
terbinanya kerjasama antara sesama anggota organisasi serta mengawasi dalam
pencapaian tujuan. Dalam melaksanakan suatu organisasi, seorang manager harus
memiliki dan memahami kaidah-kaidah, prinsip-prinsip dan konsep-konsep tentang
manajemen serta dapat menjalankan fungsi-fungsi manajemen.

Manajemen dapat berjalan dalam pelaksanaan kegiatan organisasi bilamana


unsur-unsur dan fungsi-fungsi manajemen dapat bergerak sesuai alurnya. Secara tegas
tidak ada rumusan yang sama dan berlaku umum untuk fungsi manajemen, namun
demikian, fungsi manajemen dapat ditelaah dari aktivitas-aktivitas utama yang dilakukan
para manager, karena fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu
ada dan melekat dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manager
dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi.

Al-Qur’anul karim merupakan kitab suci umat islam yang memiliki beberapa fungsi
antara lain sebagai “Hudan atau petunjuk” bagi umat manusia. Untuk memperoleh
petunjuk tersebut diperlukan adanya pengkajian terhadap ayat-ayat al-Qur’an itu sendiri,
sehingga kaum muslimin benar-benar bisa mengambil manfaat yang sebesar-besarnya
terhadap kandungan ayat-ayat al-Qur’an tersebut, yang kompleks membahas dan
memberikan solusi dari setiap permasalahan-permasalahan yang sudah terjadi, sedang
terjadi, maupun yang belum terjadi, yang berkaitan dengan kehidupan manusia, termasuk
permasalahan pada aktivitas yang dilakukan manusia tentang fungsi-fungsi manajemen,
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan, semua hal tersebut
sudah tertulis di dalam al-Qur’an.

0
Ada banyak ahli yang sudah mengemukakan teori tentang fungsi manajemen,
diantaranya yang paling umum kita ketahui komponen dari fungsi manajemen yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Pandangan
mengenai fungsi manajemen selalu mengalami perkembangan dari waktu kewaktu
sesuai dengan kedudukan dan kebutuhan. Namun demikian, pada dasarnya fungsi
manajemen digunakan untuk mencapai suatu tujuan secara sistematis dengan efektif dan
efisien. Berkaitan hal tersebut, dalam makalah ini akan dibahas dua fungsi manajemen,
yaitu fungsi perencanaan dan fungsi pengorganisasian dalam perspektif Al-Qur’an dan
Alhadis.

Perencanaan adalah sebuah proses perdana ketika hendak melakukan pekerjaan


baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka kerja agar tujuan yang hendak dicapai
mendapatkan hasil yang optimal. Perencanaan adalah salah satu fungsi awal dari
aktivitas manajemen dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Perencanaan
yang baik akan dicapai dengan mempertimbangkan kondisi di waktu yang akan datang
yang mana perencanaan dan kegiatan yang akan diputuskan akan dilaksanakan, serta
periode sekarang pada saat rencana di buat.

Pengorganisasian merupakan kegiatan mengalokasikan dan mengkombinasikan


seumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ada pembagian
dan spesialiasi pekerjaan disini, dimana masing-masing bagian harus mengetahui
dengan jelas apa yang harus dilakukan. Seperti halnya fungsi perencanaan, fungsi
pengorganisasian juga sama pentingnya. Mengingat ini memastikan tujuan organisasi
memang dapat dicapai. Pengorganisasian memuat koordinasi baik dalam bagian maupun
antar bagian organisasi. Akibatnya, pekerjaan yang dilakukan tiap bagian harus
berkesinambungan satu sama lain.

B. Rumusan Masalah

Dari pemaparan pada latar belakang di atas, rumusan masalah sebagai kerangka
dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Apakah pengertian manajemen?
2. Bagaimanakah manajemen dalam perspektif Islam?
3. Bagaimanakah fungsi perencanaan dan pengorganisasian ditinjau dari perspektif
Alqur’an dan Alhadis?

1
C. Manfaat Penulisan

Manfaat yang diharapkan diperoleh dari penulisan makalah ini antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian manajemen
2. Untuk mengetahui manajemen dalam perspektif Islam
3. Untuk mengetahui fungsi perencanaan dan pengorganisasian ditinjau dari perspektif
Alqur’an dan Alhadis.

2
D. Pembahasan

1. Pengertian Manajemen

Istilah manajemen sebenarnya mengacu kepada proses pelaksanaan aktifiitas


yang diselesaikan secara efisien dengan dan melalui pendayagunaan orang lain. Menurut
J. Echols, kata manajemen berasal dari manage, yang berarti mengurus, mengatur,
melaksanakan dan mengelola. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia manjemen
berarti pengunaan sumber secara efektif untuk mencapai sasaran. Manajemen menurut
Stooner adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna sumber daya-sumber daya
organisasi lainnya agar dapat mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan.

Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi. Dikatakan sebagai
ilmu oleh Luther Gulick karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang
pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami menagapa dan bagaimana
orang bekerja sama. Dikatakan sebagai kiat oleh Follet karena manajemen mencapai
sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain menjalankan dalam tugas.
Dipandang sebagai profesi karena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk
mencapai suatu prestasi manajer, dan para professional dituntun oleh suatu kode etik.

Manajemen merupakan suatu proses yang dilakukan manajer dikaitkan dengan


aspek organisasi (orang-struktur-tugas-teknologi) dan bagaimana mengaitkan aspek
yang satu dengan yang lain, serta bagaimana mengaturnya sehingga tercapai tujuan
organisasi. Beberapa pengertian manajemen di atas pada dasarnya memilki titik tolak
yang sama, sehinggga dapat disimpulkan ke dalam beberapa hal, yaitu:
1. Manajemen merupakan suatu usaha atau tindakan ke arah pencapain tujuan melalui
suatu proses.
2. Manajemen merupakan suatu sistem kerja sama dengan pembagian peran yang
jelas.
3. Manajemen melibatkan secara optimal kontribusi orang-orang, dana, fisik, dan
sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien.

2. Manajemen dalam Perspektif Islam

Defenisi manajemen dalam terminologi Islami menurut Yunus (1973) dimaknai dari
istilah bahasa Arab kata “yudabbiru” diartikan “mengarahkan”, mengelola, melaksanakan,
menjalankan, mengatur atau mengurusi”. Asal katanya adalah dari “dabbara,” yang artinya
“mengaturkan” dan “mudabbir” artinya “orang yang pandai mengatur” atau “pengatur” dan
“mudabbar” yang “diatur”.
3
Ramayulis juga menyatakan bahwa yang sama dengan hakikat manajemen adalah
at-tadbir (pengaturan).67 Kata ini merupakan derivasi dari kata dabbara (mengatur) yang
banyak terdapat dalam Alquran seperti firman Allah Swt.

Artinya : “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya
dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitungan”.

Manajemen sejalan dengan pandangan Islam bahwa manajemen dalam arti


mengatur sesuatu agar dilakukan dengan baik, tepat dan terarah merupakan sesuatu yang
disyaria’atkan ajaran Islam. Manajemen Islam adalah manajemen syariah. Dalam
pandangan syariah Menurut Karebet dan Yusanto, manajemen dapat dipandang dari dua
sisi, yaitu manajemen sebagai ilmu dan manajemen sebagai aktivitas. Sebagai ilmu,
manajemen dipandang sebagai salah satu dari ilmu umum yang lahir berdasarkan fakta
empiris yang tidak berkaitan dengan nilai, peradaban (hadharah) manapun. Namun
sebagai aktivitas, maka manajemen dipandang sebagai sebuah amal yang akan dimintai
pertanggungjawaban di hadapan Allah swt.

Ada enam karakteristik atau ciri-ciri manajemn dalam Islam Menurut Effendy,70
yaitu sebagai berikut:
1. Manajemen Berdasarkan Akhlak yang Luhur (Akhlakul Karimah)
Akhlak mulia merupakan nilai fundamental dalam ajaran Islam, bahkan kehadiran
Islam yang dibawa Rasulullah adalah menyempurnakan akhlak manusia. Untuk itu,
para pemimpin atau manajer harus mengamalkan akhlak mulia atau luhur (jujur, adil,
sabar, rendah hati, amanah, saling menghormati, dll), dan penyelenggaraan
manajemen dalam organisasi tentu saja harus berpedoman kepada perilaku akhlak
karimah.
2. Manajemen Terbuka
Manajemen Islami sangat memperhatikan keterbukaan, karena berkaitan dengan nilai
kejujuran, pengelolaan yang sehat, dan terbuka (open minded) atau tranparansi.
Karena jabatan sebagai pimpinan atau manajer adalah amanah yang harus dipelihara
dengan baik dan penuh keadilan. Firman Allah SWT:

Artinya: ”Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang


berhak menerimanya………” .
4
3. Manajemen yang Demokratis
Konsekuensi dari sikap terbuka dalam manajemen, maka pengambilan keputusan atas
musyawarah untuk kebaikan organisasi. Bahkan dengan musyawarah, setiap personil
akan merasa bertanggungjawab dan memiliki komitmen dalam menjalankan semua
keputusan. Firman Allah SWT:

Artinya: ”urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka” (QS


Assyura Ayat 38).

4. Manajemen Berdasarkan Ilmiah


Dalam Islam setiap pekerjaan harus dikerjakan dengan dasar pengetahuan atau
kebenaran. Karena itu, aktivitas manajemen yang dijalankan oleh pimpinan atau
manajer organisasi haruslah mengamalkan prinsip pengetahuan, bukan asal
dikerjakan saja secara membabi buta. Firman Allah SWT:

Artinya: ”Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semua
itu akan diminta pertanggung jawabannya”.

5. Manajemen Berdasarkan Tolong Menolong (Ta’awun)


Salah satu ciri utama kehidupan muslim berdasarkan ajaran Islam adalah prinsip
ta’awun (tolong menolong). Firman Allah SWT:

Artinya: ”dan tolong-menolonganlah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa,


dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”.

6. Manajemen Berdasarkan Perdamaian


Allah memerintahkan umat Islam untuk selalu memelihara perdamaian, sesuai dengan
hakikat Islam yang berisikan keselamatan dan kedamaian. Dalam aktivitas apapun,
termasuk manajemen dalam organisasi. Umat Islam harus mengamalkan dan
menciptakan suasana perdamaian dan keharmonisan, karena hanya dengan iklim
seperti itu, berbagai usaha dan kegiatan akan dapat dijalankan dalam mencapai tujuan
yang diinginkan, yaitu mencapai kebahagiaan hidup di dunia menuju kebahagiaan

5
akhirat. Firman Allah SWT:

Artinya: ”Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap
orang-orang yang tiada memerangimu karena agama, dan tidak pula mengusir kamu
dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil”.

3. Fungsi Perencanaan dan Fungsi Pengorganisasian dalam Perspektif Alquran dan


Alhadis

1. Fungsi Perencanaan dalam Perspektif Alquran dan Alhadis

Setiap kegiatan yang mempunyai arah dan tujuan, memerlukan suatu


perencanaan. Tanpa perencanaan yang tepat, tujuan tidak akan dapat dicapai secara
efektif dan efisien. Kegiatan perencanaan bertujuan untuk menjamin agar tujuan yang
telah ditetapkan dapat dicapai dengan tingkat kepastian yang tinggi dan resiko yang
kecil. Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen,
terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang dinamis. Perencanaan
merupakan proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk
mencapai tujuan, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.

Perencanaan adalah keseluruhan proses dan penentuan secara matang


tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa akan datang dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditentukan.4 Dalam perencanaan terlebih yang harus diperhatikan
adalah apa yang harus dilakukan dan siapa yang akan melakukannya. Jadi,
perencanaan di sini berarti memilih sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya
apa yang harus dilakukan, kapan, bagimana, dan oleh siapa.

Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen,


karenanya tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lain seperti pengorganisasian,
pengarahan, dan pengontrolan, tidak akan dapat berjalan. Mengenai pentingnya
suatu perencanaan, ada beberapa konsep yang tertuang dalam al-Qur’an dan Hadis.
Diantara ayat al- Qur’an yang terkait dengan fungsi perencanaan adalah Surat al-
Hasyr ayat 18:

6
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.

Makna umum dari ayat tersebut adalah peringatan dan seruan. Khususnya
kepada orang yang bertaqwa hendaklah ia mengamati terhadap kebaikan dan
keburukan apa yang telah ia lakukan pada kesempatan sebelumnya. Hal ini dilakukan
untuk kepentingan di hari esok. Wahbah Azzuhaili dalam kitab tafsirnya al-Munir
menyatakan bahwa ayat maa qaddamat lighad dapat berarti mengintropeksi apa yang
telah dilakukan di masa lalu untuk menjadi bekal hari esok, yang merupakan perintah
Allah SWT. untuk menghisab diri sendiri sebelum dihisab oleh Allah sendiri. Kalimat
maa qaddamat lighad, merupakan salah satu dari landasan teori perencanaan dalam
Islam. Dimana memperkenalkan teori perencanaan yang tidak hanya berorientasi
dunia tetapi juga akhirat. Ibnu Katsir menyebutkan, introspeksilah diri sendiri sebelum
Allah SWT mengintrospeksi diri di hari kiamat nanti.

Imam al-Ghozali juga berpendapat bahwa QS. al-Hasyr : 18 merupakan


perintah untuk selalu memperbaiki diri dalam peningkatan iman dan yakwa kepada
Allah SWT. yang mana kehidupan sebelumnya (kemarin) tidak boleh sama dengan
hari esok, dan memperhatikan setiap perbuatan serta mempersiapkan diri dengan baik
(Abdullah, 2004). Sementara itu, Quraish Shihab (2004) menyebutkan bahwa QS. al-
Hasyr: 18 merupakan ayat yang berkaitan dengan konsep ‘perencanaan’, kalimat
“waltandzur’ nafsumma qoddamat lighod” mempunyai makna bahwasanya
manusia sejatinya mempersiapkan dan merencanakan segala hal yang menyertainya
selama hidup di dunia, untuk memperoleh kenikmatan atau tujuan yang diingankannya.
Sebagai permisalan, seperti seorang tukang telah menyelesaikan pekerjaannya.

Adapun konsep perencanaan sebagai fungsi manajemen yang terdapat dalam


surat al-Hasyr ayat 18, melalui tiga tahap perencanaan sebagai berikut:
1) Tujuan, perumusan tujuan dalam perspektif al-Qur’an dan Hadits harus
berorientasi penguatan dimensi ibadah. Sehingga nilai-nilai kebenaran harus selalu
dijunjung tinggi. Niat menjadi tolak ukur dalam perumusan tujuan;
2) Program, tujuan yang benar harus disertai dengan cara yang benar;
3) Evaluasi, dalam perspektif Islam evaluasi tidak hanya dilakukan secara formal
maupun terhadap rencana tertulis, tapi lebih pada intropeksi personal terhadap
tujuan-tujuan pengelolaan. Seperti niat dalam melakukan program sudah benar
memiliki dimensi ibadah berupa keikhlasan atau tidak.

7
Perencanaan merupakan hal yang sangat penting dan essensial, misalnya
hadits tentang “niat seorang mu’min”, hal itu sangat berkaitan dengan perencanaan.
Niat dapat diumpamakan sebagai perencanaan meskipun niat belum terbentuk atau
tergambar dalam sebuah tulisan, namun sudah terlintas dan tergambar dalam hati atau
fikiran seseorang.

Suatu perencanaan yang matang akan menghasilkan hasil yang baik dan
maksimal, bagitu juga sebaliknya perencanaan yang kurang matang atau tidak baik
maka akan membuahkan hasil yang tidak maksimal juga. Begitu pula dengan niat,
ketika niat seorang mu’min tidak baik maka hasil yang dikeluarkan dari perbuatannya
tentu tidak baik. Maka dari itu, perencanaan atau persiapan atau dapat dikatakan
sebagai niat adalah sangat mutlak adanya. Tanpa adanya niat atau perencanaan atau
persiapan, maka aktifitas seseorang tidak akan berhasil dan sia-sia belaka. Ketika
perencanaan diartikan sebagai persiapan untuk melasanakan aktifitas sesuatu dengan
jangka waktu tertentu, dalam hadits yang disabdakan oleh nabi Muhammad Saw juga
ada contohnya, yaitu:

Artinya: “Gunakanlah 5 perkara sebelum datang 5 perkara lainnya, gunakanlah masa


mudamu sebelum masa tuamu., masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa kayamu
sebelum miskinmu, masa lapangmu sebelum datang masa sibukmu, dan masa
hidupmu sebelum datang matimu.” (HR. Baihaqi dari Ibn Abbas).

Manusia harus memikirkan terhadap dirinya dan merencanakan dari segala apa
yang menyertai perbuatan selama hidupnya, sehingga ia akan memperoleh
kenikmatan dalam kehidupan. Perencanaan pendidikan adalah proses penentuan
tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dalam dunia pendidikan dan langkah-langkah
yang akan digunakan untuk melaksanakannya.

Dalam sudut pandang Islam, perencanaan yang menyeluruh tidak hanya


meliputi cara berfikir strategis saja (dengan berbagai alat berfikir), tapi yang lebih
penting adalah menempatkan keyakinan/keimanan kepada Allah Swt sebagai satu-
satunya yang Maha berkehendak, Maha mengabulkan dan Maha mengetahui yang
terbaik bagi mahkluk-Nya, sementara manusia hanya bisa berencana sebagai salah
satu bentuk ikhtiar, tinggal lagi manusia cukup berserah diri berharap agar pencapaian
dari sebuah rencana adalah ridho-Nya semata.

8
2. Fungsi Pengorganisasian dalam Perspektif Alquran dan Alhadis

Pengertian pengorganisasian dalam kamus bahasa arab disebut dengan


istilah ‫ التنظيم‬asal katanya dari ‫ نظم‬- ‫ ينظم‬yang artinya mengatur. Pengorganisasian
merupakan proses membagi kerja ke dalam tugas-tugas kecil, membebankan tugas-
tugas itu kepada orang sesuai dengan kemampuannya, dan mengalokasikan sumber
daya, serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektifitas pencapaian tujuan
organisasi.

Sedangkan menurut T. Hani Handoko pengorganisasian merupakan proses


dan kegiatan untuk:
1) penentuan sumber daya-sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan organisasi,
2) perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang
dapat membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan,
3) penugasan tanggungjawab tertentu, dan
4) mendelegasikan wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk
melaksanakan tugas-tugasnya. Fungsi ini menciptakan struktur formal di mana
pekerjaan ditetapkan, dibagi, dan dikoordinasikan.

Isitilah pengorganisasian menurut Hani Handoko adalah:


1) cara manejemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif
terhadap sumber daya keuangan, fisik, bahan baku, dan tenaga kerja organisasi,
2) cara organisasi mengelompokkan kegiatannya, di mana setiap pengelompokan
diikuti penugasan seorang manajer yang diberi wewenang mengawasi anggota
kelompok,
3) hubungan antara fungsi, jabatan, tugas karyawan, dan
4) cara manajer membagi tugas harus harus dilaksanakan dalam departemen dan
mendelegasikan wewenang untuk mengerjakan tugas tersebut.

Karena begitu pentingnya langkah pengorganisasian, Allah Swt sendiri di


dalam Al-Quran telah memberikan contoh kepada manusia (baca: manajer)
bagaimana Allah Swt. melakukan langkah pengorganisasian setelah Dia melakukan
perencanaan yang matang dalam proses penciptaan langit dan bumi. Dalam surat As-
Sajdah ayat 4-5, Allah Swt. berfirman:

9
Artinya: Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara
keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‹Arsy. Tidak ada
bagi kamu selain dari padaNya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang
pemberi syafa›at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?. (kemudian) Dia
mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadaNya dalam
satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.

Dalam ayat ini sangat jelas terkandung pesan, bahwa ketika Allah
menciptakan langit dan bumi melalui perencanaan yang matang (selama enam hari),
kemudian Allah melakukan pengaturan dan pengorganisasian (organizing), agar
segala urusan yang ada di langit dan bumi dapat berjalan dengan teratur dan lancar.

Dalam pandangan Prof. M. Quraish Shihab, penggunaan kata “yudabbiru”


untuk menjelaskan pemikiran dan pengaturan sedemikian rupa tentang sesuatu yang
akan terjadi di belakang. Artinya, segala urusan sudah harus diperhitungkan dampak
atau akibatnya dengan matang, sehingga hasilnya bisa sesuai dengan yang
dikehendaki, atau dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Bahkan, Allah Swt. telah mengingatkan umat manusia agar segala pekerjaan yang
akan dilakukan, dikoordinasi dengan kompak, disiplin, dan saling bekerja sama agar
bisa terbangun sistem kerja yang kokoh dan tidak goyah oleh berbagai macam
rintangan yang akan dihadapi, laksana bangunan yang tersusun dengan kokoh dan
rapi. Ajaran Islam senantiasa mendorong para pemeluknya untuk melakukan segala
sesuatu secara terorganisir dengan rapi, sebab bisa jadi suatu kebenaran yang tidak
terorganisir dengan rapi akan dengan mudah bisa diluluhlantakkan oleh kebatilan
yang tersusun rapi. Firman Allah dalam surat Ali imran ayat 103 menyatakan:

Artinya: Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu
(masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu
menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah
berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat
petunjuk.

10
Dalam kaitannya dengan pengorganisasian, Rasulullah SAW., telah
mencontohkan ketika memimpin perang Uhud. Ketika pasukan Islam pimpinan Nabi
Muhammad SAW., berhadapan dengan angkatan perang kafir Quraish di dekat gunung
Uhud. Nabi mengatur strategi peperangan dengan sempurna dalam hal penempatan
pasukan. Beberapa orang pemanah ditempatkan pada suatu bukit kecil untuk
menghalang majunya musuh. Pada saat perang berkecamuk, awalnya musuh
menderita kekalahan. Mengetahui musuh kocar-kacir, para pemanah muslim
meninggalkan pos-pos mereka di bukit untuk mengumpulkan barang rampasan. Pada
sisi lain, musuh mengambil kesempatan ini dan menyerang angkatan perang muslim
dari arah bukit ini. Banyak dari kaum Muslim yang mati syahid dan bahkan Nabi SAW.,
mengalami luka yang sangat parah.

Dari cerita sejarah Nabi Muhammad yang tertulis di atas, dapat diketahui suatu
tindakan pengorganisasian. Nabi Muhammad memerintahkan kepada pasukan
pemanah untuk tetap berada di atas bukit dalam keadaan apapun. Ternyata pasukan
pemanah lalai dari perintah atasan, kemudian mereka meninggalkan tempat tugasnya
dari atas bukit untuk mengambil harta rampasan ketika musuh lari kocar-kacir. Tanpa
disadari musuh menyerang balasan dari sebelah bukit yang berakibat pada kekalahan
pasukan muslim. Kalau pasukan pemanah memperhatikan dan melaksanakan perintah
pimpinan (Nabi Muhammad SAW) tentu ceritanya akan lain.

11
E. Pembahasan

1. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan pada bab-bab terdahulu, dapat dibuat kesimpulan dari


penulisan makalah ini antara lain:
1. Perencanaan (Planning) adalah sebuah proses perdana ketika hendak melakukan
pekerjaan baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka kerja agar tujuan yang
hendak dicapai mendapatkan hasil yang optimal. Demikian pula halnya dalam
pendidikan Islam perencanaan harus dijadikan langkah pertama yang benar-benar
diperhatikan oleh para manajer dan para pengelola pendidikan Islam. Sebab
perencanaan merupakan bagian penting dari sebuah kesuksesan, kesalahan dalam
menentukan perencanaan pendidikan Islam akan berakibat sangat fatal bagi
keberlangsungan pendidikan Islam.
2. Konsep dan Fungsi Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan
kondisi diwaktu yang akan datang dalam mana perencanaan dan kegiatan yang akan
diputuskan akan dilaksanakan, serta periode sekarang pada saat rencana di buat.
3. Tujian Perencanaan adalah pedoman untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan
dalam dunia pendidikan dan juga sebagai suatu alat ukur di dalam membandingkan
antara hasil yang dicapai dengan harapan. Dalam arti agar sesuatu itu bisa terwujud
dengan maksimal dan terstruktur.
4. Pengorganisasian adalah hubungan dari suatu tindakan managerial untuk dapat
menacapai tujuan yang telah diharapkan. pengorganisasian merupakan suatu aktifitas
dasar dari fungsi manajemen pendidikan yang dilaksanakan untuk mengatur suatu
organisasi misalnya didalam pendidikan sehingga pekerjaan yang dilakukan dapat
berjalan dengan baik sesuai dengan arah dan tujuan yang diharapkan.
5. Pengorganisasian di dalam Al Quran merupakan petunjuk bagi manusia untuk
menjalankan kehidupannya. Jadi penting bagi kita menjalankan sebuah organisasi
karena manusia tidak dapat hidup secara tersendiri. Manusia saling membutuhkan
satu sama lain. Dari sejak lahir manusia akan selalu bersentuhan dengan organisasi
mulai dari organisasi keluarga, organisasi sekolah, organisasi masyarakat, organisasi
rukun tetangga organisasi warga, organisasi negara, organisasi dunia bahkan ketika
manusia matipun masih membutuhkan orang lain untuk mengurus dirinya. Jadi
persiapkanlah diri anda didunia ini menjadi ishan yang baik. Jagalah tali persaudaraan
jangan terpecah belah karena kita umat muslim adalah bersaudara.

12
2. Saran

Saran berkaitan dari hasil penulisan makalah tentang fungsi perencanaan dan
fungsi pengorganisasian dalam perspektif Alquran dan Hadis ini antara lain yaitu:
1. Diharapkan kepada umat Islam agar mempedomani ayat-ayat Alquran dalam
melaksanakan kegiatan manajemen dalam aktivitasnya sehari-hari. Karena Alquran
mengatur bagaimana cara mengelola setiap aktivitas manusia.
2. Penulisan makalah ini tentu saja belum secara sempurna dalam melakukan grething
data. Oleh karena itu disarankan kepada penulis lain yang berminat agar lebih
menggali dan mengkaji untuk menemukan ayat-ayat manajemen (khususnya terkait
fungsi perencanaan dan fungsi pengorganisasian) yang lebih banyak, terperinci,
sistematis dan akurat.
3. Penulisan makalah ini baru sebatas mengumpulkan ayat-ayat Alquran tentang
manajemen, khususnya terkait fungsi perencanaan dan fungsi pengorganisasian.
Disarankan kepada penelitian lain yang berminat dengan masalah manajemen ini agar
meneliti lebih lanjut, dengan mengklasifikasikan dan menafsirkan makna setiap ayat
lebih mendalam

13
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Imtiaz. Peperangan Uhud. London. www. Rasulullah Saw. atwiki. com. Diakses 3
November 2010.
Fatah, Nanang. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2008.
Hafifuddin, Didin dan Hendri Tanjung. Manajemen Syar’ah. Jakarta: Gema Insani, 2003.
Jalaluddin, Ahmad. Menejemen Qur’ani Menerjemahkan Idarah Ilahiyah dalam
Kehiupan Insaniyah. Malang: UIN Press, 2007.
Mariono, dkk. Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam. Bandung: PT. Refika
Aditama, 2008.
Nawawi, Hadari. Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT. Gunung Agung, 1983.
Syafiie. Al-Qur’an dan Ilmu Administrasi. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Tantowi, Jawahir. Unsur-unsur Manajemen Menurut Ajaran al-Qur’an. Jakarta: Pustaka
al-Husna, 1983.
Taufik, Ali Muhammad. Praktik Manajemen Berbasis al-Qur’an. Jakarta: Gema Insani,
2004.
Syafarudin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran, Jakarta: Quantum Teaching,
2005.

14

Anda mungkin juga menyukai