Oleh:
Mad Sobirin, S.A.N., M.M.
A. Pendahuluan
Al-Qur’anul karim merupakan kitab suci umat islam yang memiliki beberapa fungsi
antara lain sebagai “Hudan atau petunjuk” bagi umat manusia. Untuk memperoleh
petunjuk tersebut diperlukan adanya pengkajian terhadap ayat-ayat al-Qur’an itu sendiri,
sehingga kaum muslimin benar-benar bisa mengambil manfaat yang sebesar-besarnya
terhadap kandungan ayat-ayat al-Qur’an tersebut, yang kompleks membahas dan
memberikan solusi dari setiap permasalahan-permasalahan yang sudah terjadi, sedang
terjadi, maupun yang belum terjadi, yang berkaitan dengan kehidupan manusia, termasuk
permasalahan pada aktivitas yang dilakukan manusia tentang fungsi-fungsi manajemen,
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan, semua hal tersebut
sudah tertulis di dalam al-Qur’an.
0
Ada banyak ahli yang sudah mengemukakan teori tentang fungsi manajemen,
diantaranya yang paling umum kita ketahui komponen dari fungsi manajemen yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Pandangan
mengenai fungsi manajemen selalu mengalami perkembangan dari waktu kewaktu
sesuai dengan kedudukan dan kebutuhan. Namun demikian, pada dasarnya fungsi
manajemen digunakan untuk mencapai suatu tujuan secara sistematis dengan efektif dan
efisien. Berkaitan hal tersebut, dalam makalah ini akan dibahas dua fungsi manajemen,
yaitu fungsi perencanaan dan fungsi pengorganisasian dalam perspektif Al-Qur’an dan
Alhadis.
B. Rumusan Masalah
Dari pemaparan pada latar belakang di atas, rumusan masalah sebagai kerangka
dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Apakah pengertian manajemen?
2. Bagaimanakah manajemen dalam perspektif Islam?
3. Bagaimanakah fungsi perencanaan dan pengorganisasian ditinjau dari perspektif
Alqur’an dan Alhadis?
1
C. Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan diperoleh dari penulisan makalah ini antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian manajemen
2. Untuk mengetahui manajemen dalam perspektif Islam
3. Untuk mengetahui fungsi perencanaan dan pengorganisasian ditinjau dari perspektif
Alqur’an dan Alhadis.
2
D. Pembahasan
1. Pengertian Manajemen
Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi. Dikatakan sebagai
ilmu oleh Luther Gulick karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang
pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami menagapa dan bagaimana
orang bekerja sama. Dikatakan sebagai kiat oleh Follet karena manajemen mencapai
sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain menjalankan dalam tugas.
Dipandang sebagai profesi karena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk
mencapai suatu prestasi manajer, dan para professional dituntun oleh suatu kode etik.
Defenisi manajemen dalam terminologi Islami menurut Yunus (1973) dimaknai dari
istilah bahasa Arab kata “yudabbiru” diartikan “mengarahkan”, mengelola, melaksanakan,
menjalankan, mengatur atau mengurusi”. Asal katanya adalah dari “dabbara,” yang artinya
“mengaturkan” dan “mudabbir” artinya “orang yang pandai mengatur” atau “pengatur” dan
“mudabbar” yang “diatur”.
3
Ramayulis juga menyatakan bahwa yang sama dengan hakikat manajemen adalah
at-tadbir (pengaturan).67 Kata ini merupakan derivasi dari kata dabbara (mengatur) yang
banyak terdapat dalam Alquran seperti firman Allah Swt.
Artinya : “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya
dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitungan”.
Ada enam karakteristik atau ciri-ciri manajemn dalam Islam Menurut Effendy,70
yaitu sebagai berikut:
1. Manajemen Berdasarkan Akhlak yang Luhur (Akhlakul Karimah)
Akhlak mulia merupakan nilai fundamental dalam ajaran Islam, bahkan kehadiran
Islam yang dibawa Rasulullah adalah menyempurnakan akhlak manusia. Untuk itu,
para pemimpin atau manajer harus mengamalkan akhlak mulia atau luhur (jujur, adil,
sabar, rendah hati, amanah, saling menghormati, dll), dan penyelenggaraan
manajemen dalam organisasi tentu saja harus berpedoman kepada perilaku akhlak
karimah.
2. Manajemen Terbuka
Manajemen Islami sangat memperhatikan keterbukaan, karena berkaitan dengan nilai
kejujuran, pengelolaan yang sehat, dan terbuka (open minded) atau tranparansi.
Karena jabatan sebagai pimpinan atau manajer adalah amanah yang harus dipelihara
dengan baik dan penuh keadilan. Firman Allah SWT:
Artinya: ”Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semua
itu akan diminta pertanggung jawabannya”.
5
akhirat. Firman Allah SWT:
Artinya: ”Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap
orang-orang yang tiada memerangimu karena agama, dan tidak pula mengusir kamu
dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil”.
6
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
Makna umum dari ayat tersebut adalah peringatan dan seruan. Khususnya
kepada orang yang bertaqwa hendaklah ia mengamati terhadap kebaikan dan
keburukan apa yang telah ia lakukan pada kesempatan sebelumnya. Hal ini dilakukan
untuk kepentingan di hari esok. Wahbah Azzuhaili dalam kitab tafsirnya al-Munir
menyatakan bahwa ayat maa qaddamat lighad dapat berarti mengintropeksi apa yang
telah dilakukan di masa lalu untuk menjadi bekal hari esok, yang merupakan perintah
Allah SWT. untuk menghisab diri sendiri sebelum dihisab oleh Allah sendiri. Kalimat
maa qaddamat lighad, merupakan salah satu dari landasan teori perencanaan dalam
Islam. Dimana memperkenalkan teori perencanaan yang tidak hanya berorientasi
dunia tetapi juga akhirat. Ibnu Katsir menyebutkan, introspeksilah diri sendiri sebelum
Allah SWT mengintrospeksi diri di hari kiamat nanti.
7
Perencanaan merupakan hal yang sangat penting dan essensial, misalnya
hadits tentang “niat seorang mu’min”, hal itu sangat berkaitan dengan perencanaan.
Niat dapat diumpamakan sebagai perencanaan meskipun niat belum terbentuk atau
tergambar dalam sebuah tulisan, namun sudah terlintas dan tergambar dalam hati atau
fikiran seseorang.
Suatu perencanaan yang matang akan menghasilkan hasil yang baik dan
maksimal, bagitu juga sebaliknya perencanaan yang kurang matang atau tidak baik
maka akan membuahkan hasil yang tidak maksimal juga. Begitu pula dengan niat,
ketika niat seorang mu’min tidak baik maka hasil yang dikeluarkan dari perbuatannya
tentu tidak baik. Maka dari itu, perencanaan atau persiapan atau dapat dikatakan
sebagai niat adalah sangat mutlak adanya. Tanpa adanya niat atau perencanaan atau
persiapan, maka aktifitas seseorang tidak akan berhasil dan sia-sia belaka. Ketika
perencanaan diartikan sebagai persiapan untuk melasanakan aktifitas sesuatu dengan
jangka waktu tertentu, dalam hadits yang disabdakan oleh nabi Muhammad Saw juga
ada contohnya, yaitu:
Manusia harus memikirkan terhadap dirinya dan merencanakan dari segala apa
yang menyertai perbuatan selama hidupnya, sehingga ia akan memperoleh
kenikmatan dalam kehidupan. Perencanaan pendidikan adalah proses penentuan
tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dalam dunia pendidikan dan langkah-langkah
yang akan digunakan untuk melaksanakannya.
8
2. Fungsi Pengorganisasian dalam Perspektif Alquran dan Alhadis
9
Artinya: Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara
keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‹Arsy. Tidak ada
bagi kamu selain dari padaNya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang
pemberi syafa›at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?. (kemudian) Dia
mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadaNya dalam
satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.
Dalam ayat ini sangat jelas terkandung pesan, bahwa ketika Allah
menciptakan langit dan bumi melalui perencanaan yang matang (selama enam hari),
kemudian Allah melakukan pengaturan dan pengorganisasian (organizing), agar
segala urusan yang ada di langit dan bumi dapat berjalan dengan teratur dan lancar.
Artinya: Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu
(masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu
menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah
berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat
petunjuk.
10
Dalam kaitannya dengan pengorganisasian, Rasulullah SAW., telah
mencontohkan ketika memimpin perang Uhud. Ketika pasukan Islam pimpinan Nabi
Muhammad SAW., berhadapan dengan angkatan perang kafir Quraish di dekat gunung
Uhud. Nabi mengatur strategi peperangan dengan sempurna dalam hal penempatan
pasukan. Beberapa orang pemanah ditempatkan pada suatu bukit kecil untuk
menghalang majunya musuh. Pada saat perang berkecamuk, awalnya musuh
menderita kekalahan. Mengetahui musuh kocar-kacir, para pemanah muslim
meninggalkan pos-pos mereka di bukit untuk mengumpulkan barang rampasan. Pada
sisi lain, musuh mengambil kesempatan ini dan menyerang angkatan perang muslim
dari arah bukit ini. Banyak dari kaum Muslim yang mati syahid dan bahkan Nabi SAW.,
mengalami luka yang sangat parah.
Dari cerita sejarah Nabi Muhammad yang tertulis di atas, dapat diketahui suatu
tindakan pengorganisasian. Nabi Muhammad memerintahkan kepada pasukan
pemanah untuk tetap berada di atas bukit dalam keadaan apapun. Ternyata pasukan
pemanah lalai dari perintah atasan, kemudian mereka meninggalkan tempat tugasnya
dari atas bukit untuk mengambil harta rampasan ketika musuh lari kocar-kacir. Tanpa
disadari musuh menyerang balasan dari sebelah bukit yang berakibat pada kekalahan
pasukan muslim. Kalau pasukan pemanah memperhatikan dan melaksanakan perintah
pimpinan (Nabi Muhammad SAW) tentu ceritanya akan lain.
11
E. Pembahasan
1. Kesimpulan
12
2. Saran
Saran berkaitan dari hasil penulisan makalah tentang fungsi perencanaan dan
fungsi pengorganisasian dalam perspektif Alquran dan Hadis ini antara lain yaitu:
1. Diharapkan kepada umat Islam agar mempedomani ayat-ayat Alquran dalam
melaksanakan kegiatan manajemen dalam aktivitasnya sehari-hari. Karena Alquran
mengatur bagaimana cara mengelola setiap aktivitas manusia.
2. Penulisan makalah ini tentu saja belum secara sempurna dalam melakukan grething
data. Oleh karena itu disarankan kepada penulis lain yang berminat agar lebih
menggali dan mengkaji untuk menemukan ayat-ayat manajemen (khususnya terkait
fungsi perencanaan dan fungsi pengorganisasian) yang lebih banyak, terperinci,
sistematis dan akurat.
3. Penulisan makalah ini baru sebatas mengumpulkan ayat-ayat Alquran tentang
manajemen, khususnya terkait fungsi perencanaan dan fungsi pengorganisasian.
Disarankan kepada penelitian lain yang berminat dengan masalah manajemen ini agar
meneliti lebih lanjut, dengan mengklasifikasikan dan menafsirkan makna setiap ayat
lebih mendalam
13
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Imtiaz. Peperangan Uhud. London. www. Rasulullah Saw. atwiki. com. Diakses 3
November 2010.
Fatah, Nanang. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2008.
Hafifuddin, Didin dan Hendri Tanjung. Manajemen Syar’ah. Jakarta: Gema Insani, 2003.
Jalaluddin, Ahmad. Menejemen Qur’ani Menerjemahkan Idarah Ilahiyah dalam
Kehiupan Insaniyah. Malang: UIN Press, 2007.
Mariono, dkk. Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam. Bandung: PT. Refika
Aditama, 2008.
Nawawi, Hadari. Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT. Gunung Agung, 1983.
Syafiie. Al-Qur’an dan Ilmu Administrasi. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Tantowi, Jawahir. Unsur-unsur Manajemen Menurut Ajaran al-Qur’an. Jakarta: Pustaka
al-Husna, 1983.
Taufik, Ali Muhammad. Praktik Manajemen Berbasis al-Qur’an. Jakarta: Gema Insani,
2004.
Syafarudin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran, Jakarta: Quantum Teaching,
2005.
14