Abstrak
Artinya: “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu
naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu
tahun menurut perhitunganmu.”
1
memanfaatkan sumber-sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan.1
Lain halnya Hadari Nawawi, ia mengungkapkan kedudukan administrasi
lebih tinggi dari manajemen, administrasi menentukan kebijakan ke mana
organisasi akan dibawa, sedangkan manajemen merumuskan bagaimana
melaksanakan kebijakan yang telah digariskan oleh administrator. Dimana
administrasi menentukan “What” dan “Policy – making” sedangkan manajemen
menentukan “how” dan “Policy executing”.2 Selain itu, John Kotter menambahkan
manajemen melahirkan perencanaan dan anggaran. 3 Agar lebih jelas dapat dilihat
konsep dasar pada diagram berikut di bawah ini:
1
Sagala, Syaeful, Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, Bandung:
Alfabeta, 2007. Hal. 51
2
Hadari Nawawi, Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2003. Hal. 10
3
Syahrizal Abbas, Manajemen Perguruan Tinggi, Jakrta: Prenada Media, 2008,... hal. 28
2
menganalisis dan memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan
pengaturan atau manajemen. Terdapat tiga macam aliran dalam evolusi ilmu
manajemen di antaranya sebagai berikut :
1. Aliran Tradisional/ Klasik
Disebut dengan Scientific management theory (teori manajemen ilmiah)
karena memusatkan pandangannya pada analisa dan deskripsi organisasi.
pendekatan manajemen yang dirumuskan oleh Frederick A Taylor dan kawan-
kawan yang dipopulerkan di antara tahun 1890-1930 mencoba menerangkan secara
ilmiah metode terbaik untuk melaksanakan tugas apapun, melatih apapun dan
memotivasi pekerja. Aliran tradisional/ klasik telah diterapkan pada berbagai
macam kegiatan organisasi, di samping organisasi industri. Teknik efisiensi dari
manajemen ilmiah seperti studi waktu dan gerak, menyadarkan bahwa pekerjaan
dapat dibuat seefesian dan masuk akal.
2. Aliran Hubungan Manusiawi (Neo Klasik)
Teori hubungan manusia (perilaku organisasi atau neo-klasik) adalah teori
yang menggambarkan manajer berhubungan dengan bawahannya. Aliran ini
muncul karena manajer mendapati bahwa pendekatan klasik tidak dapat dicapai
dengan keserasian sempurna. Aliran yang berhubungan manusiawi (perilaku
organisasi atau neo-klasik) muncul karena ketidak puasan atas teori-teori yang
dikemukakan manajemen ilmiah dan klasik atas efisiensi produksi dan
keharmonisan kerja. Para manajer masih menghadapi kesulitan-kesulitan dan
frustasi karena karyawan tidak selalu mengikuti pola-pola perilaku yang rasional.
3. Aliran Manajemen Modern
Teori organisasi modern labih dinamis daripada teori-teori sebelumnya
yang meliputi lebih banyak variabel. Teori modern bisa disebut sebagai teori
organisasi dan manajemen yang memadukan antara teori klasik dan neo-klasik
dengan konsep-konsep yang lebih maju. Teori modern menyebutkan bahwa kerja
suatu organisasi adalah sangat kompleks, dinamis, multi-level, multidimensional,
multivariabel, dan probabilistik. Adapun tokoh di dalam Aliran Modern di antara
mereka Abraham Maslow, Douglas McGregor, Frederick Herzberg, dan
Rensistlikert.
3
Teori modern mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu sistem
tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, tetapi organisasi adalah
suatu sistem terbuka yang menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
lingkungan. Teori organisasi dan manajemen modern dikembangkan sejak tahun
1950.
C. Teori Manajemen dalam Konsep Islam
Dalam konteks Islam manajemen memiliki unsur-unsur yang tidak jauh
berbeda dengan konsep manajemen secara umum. Hal ini telah tertuang dalam Al-
Qur’an dan al-Hadis sebagai falsafah hidup umat Islam. Unsur-unsur tersebut
diantaranya: Pertama ( )التخطيطatau Planning; yaitu perencanaan/ gambaran dari
sesuatu kegiatan yang akan datang dengan waktu, metode tertentu. Sebagaimana
Nabi telah bersabda: ()إنُهللاُيحبُإذاُعملُأحدكمُالعملُأنُيتقنه
Artinya: Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika
melakukan sesuatu pekerjaan , dilakukan secara itqan (tepat, tearah, jelas,
tuntas. (HR. Thabrani).
Teori manajemen islam bersifat universal dan komprehensif, dan memiliki
karakakteristik sebagai berikut:
1. Manajemen dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat,
manajemen merupakan bagian dari sub sistem sosial yang dipenuhi dengan
nilai, etika, akhlak, dan keyakinan yang bersumber dari Islam.
2. Teori manajemen Islam menyelesailan antara persoalan kekuasaan dalam
manajemen, tidak ada perbedaan antara pemimpin dan karyawan.
3. Pegawai dan karyawan menjalankan pekerjaan mereka dengan keikhlasan
dan semangat profesionalisme, mereka ikut berkontribusi dalam
menetapkan keputusan, dan taat kepada atasan sepanjang mereka berpihak
pada nilai-nilai syariah.
4. Kepemimpinan dalam islam dibangun dengan nilai-nilai syura dan saling
menasehati, dan para atasan bisa menerima kritik dan saran demi
kemaslahatan masyarakat publik.
Teori Manajemen dalam konsep Islam adalah suatu fungsi manajemen yaitu
planning, do (organizing, actualling) dan menerapkan suatu nilai islami
4
didalamnya agar bisa lebih Islami dalam menjalankan suatu tujuan dalam suatu
perusahaan. Dan lebih mementingkan perilaku yang terkait denga nilai-nilai
keislaman. Selain itu agar dalam suatu organisasi menjalankan tujuannya sesuai
dengan perintah yang diperintahkan Allah terhadap umatnya. Dan manajemen
Islam juga bertujuan untuk mengatur nilai, etika dan akhlak yang di miliki suatu
individu yang sesuai dengan syariat islam dan diperintahkan oleh Allah.
4
H.A.R.Tilaar, Sistem Pendidikan Nasional yang Kondusif Bagi Pembangunan
Masyarakat Industri Modern Berdasarkan Pancasila, Makalah Utama Kongres Ilmu Pengetahuan
Nasional V, 1991
5
pendidikan secara umum di Indonesia, termasuk pengelola pendidikan Islam
dewasa ini.
5
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Perspektif Islam, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005,
hal. 23.
6
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam; Tradisi dan Modernisasi di tengah Tantangan
Milenium III, (Jakarta: Kencana, 2012), hal. xiv.
6
pendidikan alternatif. Pemikiran semacam ini memerlukan paradigma baru
untuk meningkatkan kualitas pendidikannya, diperlukan penataan program
pendidikan Islam mulai dari visi, misi, tujuan, kurikulum dan materi
pembelajaran, strategi dan metode, manajemen dan kepemimpinan yang
berkualitas, dana, dan dukungan pemerintah dan penerimaan masyarakat
terhadap produk pendidikan Islam.
2. Mendesign kurikulum sesuai hajat masyarakat
7
Dede Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, hal. 120
7
Untuk mencetak output yang memiliki daya saing tinggi, setidaknya
didukung oleh proses belajar mengajar yang berbasis pada pemberdayaan para
siswa (student centris), yaitu proses pembelajaran yang lebih interaktif, inspiratif,
menggairahkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk aktif, menumbuhkan
prakarsa, kreativitas, kemandirian, sesuai dengan bakat dan minat, serta memberi
keteladanan. Melalui proses belajar mengajar yang demikian, diharapkan dapat
melahirkan lulusan yang unggul,terberdayakan, serta penuh percaya diri. 8
Berdasarkan PP no. 19/2005 pasal 26 ditetapkan tentang Standar
kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan tinggi misalnya bertujuan untuk
mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang berakhlak mulia,
memiliki pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan sikap untuk menemukan,
mengembangkan, serta menerapkan ilmu, teknologi dan seni yang bermanfaat bagi
kemanusiaan.
5. Membangun Reputasi, Jejaring Pendidikan Islam
Publikasi jurnal internasional merupakan alat membangun reputasi individu
dosen dan universitas tempat dosen itu mengabdi. Dengan bantuan teknologi
internet; artikel yang dimuat dapat dibaca dan diisitasi oleh akademisi dunia luar.
Artikel yang disitasi diartikan telah mengandung konten yang layak secara ilmiah
sebagai sumber kebenaran pengembangan keilmuan. Dosen yang karya ilmiahnya
banyak disitasi akan mendapatkan h-index yang tinggi, yang menjadi indikator
pengakuan dunia akademik terhadap eksistensi dan kualitasnya.
Implikasi menulis jurnal membuka peluang membangun kerjasama dan
networking dengan ilmuwan lain, baik dari dalam negeri maupun di luar negeri.
Networking dapat terjadi dengan mengajak ilmuwan lain berkolaborasi
menghasilkan karya ilmiah atau ketika ilmuwan lain mem-follow up karya kita
melalui kontak email dan menawarkan riset bersama.
8
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012,
hal. 335. Lihat juga Dalam PP No 19/2005 tentang standar nasional pendidikan disebutkan dalam
pasal 19 sampai dengan 22 tentang standar proses pendidikan.
8
Kepala sekolah dituntut mampu memenuhi permintaan dan harapan konsumen,
dalam hal ini adalah masyarakat sebagai wali murid. Dengan makin meledaknya
informasi di tengah masyarakat, di dukung dengan keadaan mereka yang semakin
kompleks, maka seorang kepala sekolah dituntut bersikap profesional terhadap
pengelolaan lembaga pendidikan. Dengan mudah mereka akan membandingkan
fasilitas atau sistem belajar mengajar dari satu tempat ke tempat lain sehingga
mereka juga menginginkan anaknya mendapatkan perlakuan pendidikan yang
kurang lebih sama.
Berbagai tantangan tersebut menjadikan peran dan fungsi kepala sekolah makin
penting di masa sekarang dan masa mendatang. Di tengah budaya Indonesia yang
sangat menghargai pimpinan, kamampuan kepala sekolah dalam mengelola
lembaga pendidikan secara profesional mempunyai peran yang sangat penting bagi
kemajuan lembaga pendidikan tersebut secara keseluruhan. Setidaknya ada dua
peran dan fungsi penting kepala sekolah yang perlu diperhatikan agar lebih kreatif
dan profesional, yaitu kepala sekolah sebagai leader (pemimpin), dan kepala
sekolah sebagai manajer (pengelola).
Kepala sekolah adalah pemimpin bagi lembaga pendidikan yang
dipimpinnya. Sebagai sosok leader, kemampuan yang harus dimiliki sebagai
kepala sekolah adalah :
Pertama; kemampuan membangun visi, misi, dan strategi lembaga. Visi
adalah pandangan ke depan suatu lembaga pendidikan yang kan di bawa kearah
mana. Sedangkan Misi adalah alasan mengapa lembaga tersebut berada, biasanya
berdasarkan atas nilai-nilai tertentu yang melekat di dalam organisasi. Sedangkan
strategi adalah bagaimana kepala sekolah mampu mengelola sumberdaya yang
dimiliki dalam upaya mencapai visi dan misi yang telah ditentukan tersebut.
Kedua; sebagai leader, sosok kepala sekolah harus mampu berperan sebagai
inovator; yaitu seseorang yang terus-menerus membangun dan mengembangkan
berbagai inovasi untuk memajukan lembaga pendidikannya. Salah satu yang
menandai pergerakan dan kemajuan lembaga pendidikan adalah sebesar dan
sebanyak apa inovasi yang dilakukan lembaga pendidikan tersebut setiap tahunnya.
9
Semakin banyak inovasi dan pembaruan yang dilakukan, menunjukkan kemajuan
yang cukup signifikan pada lembaga pendidikan yang dipimpinnya.
Ketiga; kepala sekolah harus mampu membangun motivasi kerja yang baik
bagi seluruh guru, karyawan, dan berbagai pihak yang terlibat di sekolah.
Kemampuan dalam membangun motivasi yang baik akan membangun
produktivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi kerja. Keempat; kepala
sekolah harus mempunyai keterampilan melakukan komunikasi, menangani
konflik, dan membangun iklim kerja yang positif di lingkungan lembaga
pendidikan.
Sedangkan sebagai seorang manajer, sosok kepala sekolah harus
mempunyai empat kompetensi dan keterampilan utama dalam menajerial
organisasi, yaitu ketrampilan membuat perencanaan, keterampilan mengorganisasi
sumberdaya, keterampilan melaksanakan kegiatan, dan keterampilan melakukan
pengendalian dan evaluasi.
10