Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wataala, karena


berkat

rahmat-Nya

kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul

Fungsi

Manajemen Dalam Islam. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
Pengantar Manajemen.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat
untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Banda Aceh, 10 November 2015

Wahyu Andika

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
A. Pengertian Manajemen....................................................................................3
B. Proses Manajemen...........................................................................................4
C. Fungsi Manajemen...........................................................................................5
1. Perencanaan (Planning)....................................................................................... 5
2. Pengorganisasian (Organizing)............................................................................. 6
3. Pengarahan (Directing)........................................................................................ 7
4. Pengevaluasian (Evaluating)................................................................................ 7
D. Manajemen Menurut Islam..............................................................................9
E. Prinsip Etika Manajemen Menurut Islam.........................................................9
BAB III PENUTUP..............................................................................................12
A. Kesimpulan....................................................................................................12
REFERENSI .......................................................................................................13

1i

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Islam sebagai suatu sistem hidup yang sempurna tentu saja memiliki konsep
pemikiran tentang manajemen. Kesalahan kebanyakan dari kaum muslimin dalam
memahami konsep manajemen dari sudut pandang Islam adalah karena masih
mencampuradukan antara ilmu manajemen yang bersifat teknis (uslub) dengan
manajemen sebagai aktivitas. Kerancuan ini akan mengakibatkan kaum muslimin
susah membedakan mana yang boleh diambil dari perkembangan ilmu manajemen
saat ini dan mana yang tidak.
Menurut Didin dan Hendri (2003) dalam buku mereka Manajemen Syariah dalam
Praktik,

Manajemen

bisa

dikatakan

telah

memenuhi

syariah

bila:

pertama,

manajemen ini mementingkan perilaku yang terkait denga nilai-nilai keimanan dan
ketauhidan.

Kedua,

manajemen

syariah

pun

mementingkan

adanya

struktur

organisasi. Ini bisa dilihat pada surat Al An'aam: 65, "Allah meninggikan seseorang di
atas orang lain beberapa derajat". Ini menjelaskan bahwa dalam mengatur dunia,
peranan manusi tidak akan sama. Ketiga, manajemen syariah membahas soal sistem.
Sistem ini disusun agar perilaku pelaku di dalamnya berjalan dengan baik. Sistem
pemerintahan Umar bin Abdul Aziz, misalnya, adalah salah satu yang terbaik. Sistem
ini berkaitan dengan perencanaan, organisasi dan kontrol, Islam pun telah
mengajarkan jauh sebelum adanya konsep itu lahir, yang dipelajari sebagai
manajemen ala Barat. Menurut Karebet dan Yusanto (2002), syariah memandang
manajemen dari dua sisi, yaitu manajemen sebagai ilmu dan manajemen sebagai
aktivitas. Sebagai ilmu, manajemen dipandang sebagai salah satu dari ilmu umum
yang lahir berdasarkan fakta empiris yang tidak berkaitan dengan nilai, peradaban
(hadharah) manapun. Namun sebagai aktivitas, maka manajemen dipandang sebagai
sebuah amal yang akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT,
1

sehingga ia harus terikat pada aturan syara, nilai dan hadharah Islam. Manajemen
Islami (syariah) berpijak pada aqidah Islam. Karena aqidah Islam merupakan dasar
Ilmu pengetahuan atau tsaqofah Islam.

B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Manajemen?
b. Bagaimana Proses serta Fungsi Manajemen dalam Islam?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen
Semula, manajemen yang berasal dari bahasa Inggris: management dengan kata
kerja to manage, diartikan secara umum sebagai mengurusi atau kemampuan
menjalankan, mengatur dan mengontrol suatu urusan atau act of running and
controlling a business (Oxford, 2005). Kata tersebut merupakan derivasi dari kata
(mengatur) yang terdapat dalam al-Quran surat al-Sajdah ayat 5 yang artinya sebagai
berikut:
Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya
dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.
Stoner

(1986)

mengartikan

manajemen

sebagai

proses

perencanaan,

pengorganisasian, memimpin dan mengawasi usaha-usaha dari anggota organisasi


dan dari sumber-sumber organisasi lainnya untuk mencapai organisasi yang telah
ditetapkan G.R. Terry (1986)- sebagaimana dikutip Malayu S.P Hasibuan (1996) memandang manajemen sebagai suatu proses, sebagai berikut: Management is a
3

distinct process consisting of planning, organizing, actuating and controlling performed


to determine and accomplish stated objectives by the use of human being and other
resources.
Dengan

demikian,

manajemen

merupakan

kebutuhan

yang

niscaya

untuk

memudahkan pencapaian tujuan manusia dalam organisasi, serta mengelola berbagai


sumberdaya organisasi, seperti sarana dan prasarana, waktu, SDM, metode dan
lainnya secara efektif, inovatif, kreatif, solutif, dan efisien. Sedangkan pendidikan
islam merupakan proses transinternalisasi nilai nilai islam kepada peserta didik
sebagai bekal untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat (Ramayulis, 2002). Maka
dapat disimpulkan bahwa manajemen pendidikan islam mencakup beberapa hal,
yakni administrasi, pembiayaan serta kerja sama dan sistem informasi pendidikan
berdasarkan perspektif islam.

B. Proses Manajemen
Proses manajemen

adalah

daur

beberapa

gugusan

kegiatan

dasar

yang

berhubungan secara integral, yang dilaksanakan di dalam manajemen secara umum,


yaitu proses perencanaan, proses pengorganisasian, proses pelaksanaan dan proses
pengendalian, dalam rangka mencapai sesuatu tujuan secara efektif dan efisien.
Sesungguhnya keempat proses itu merupakan hasil ikhtisar dari pelbagai pendapat
praktisi dan ahli mengenai manajemen.
Menurut Henri Fayol : "perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, koordinasi".
Menurut Gulick dan Urwick: "Perencanaan, pengorganisasian, staffing, pengarahan,
koordinasi, pelaporan dan peranggaran".
Menurut William M. Fox: "Perencanaan, pengorganisasian, pengendalian".
Menurut

Ernest

Dale:

"Perencanaan,

pengendalian, inovasi, representasi".


Menurut Koontz dan O'Donnell:

pengorganisasian,

"perencanaan,

pengarahan, pengendalian".
4

staffing,

pengarahan,

pengorganisasian,

staffing,

Semua gagasan itu didasarkan pada pra-anggapan yang menghendaki pembagian


proses kerja para manajer menjadi bagian-bagian yang dapat dilaksanakan. Prosesproses itu berulangkali dinyatakan sebagai "langkah-langkah dasar manajemen",
batu-batu fondasi manajemen.
Proses perencanaan meliputi gagasan bahwa manajemen mengantisipasi berbagai
kondisi seperti peluang dan kendala di masa depan, dan berusaha menetapkan lebih
dulu apa yang harus mereka lakukan dan apa yang akan mereka capai.
Proses pengorganisasian berarti menempatkan orang dan prasarana serta sarana dan
sumberdaya dalam suatu tata-hubungan yang kondusif untuk bekerja sama menuju
sasaran bersama.
Proses pelaksanaan meliputi pemberian arahan, perintah kerja, dorongan dan
motivasi kerja, serta pemecahan masalah.
Proses pengendalian dilakukan dengan pengamatan, mencermati laporan, dan
melakukan inspeksi supaya pekerjaan di semua bagian sesuai dengan persyaratan
kualitas dan ketentuan rencana hasil, dan sesuai dengan anggaran biaya.
Esensi pengendalian adalah membandingkan apa yang seharusnya terjadi dengan apa
yang telah terjadi. Pemantauan kegiatan adalah membandingkan antara standar dari
rencana dengan hasil yang telah dicapai. Sehingga bila hasil pekerjaan tidak sesuai
dengan rencana perlu dilakukan tindakan perbaikan.
Pekerjaan manajemen dalam kenyataannya tidak sesederhana mengucapkan daftar
kata "perencanaan", "pengorganisasian", "pelaksanaan" dan "pengendalian" seperti
mantera. Tetapi keempat kata itu mewakili rumpun kegiatan yang kompleks menurut
bidang kegiatan lembaga yang dimanajemeni sebagai kategorisasi pemikiran.
Proses manajemen itu ditanamkan karena sederhana dan gampang dipahami pada
para peserta gugus-mutu, dalam rangka memanajameni pekerjaan mereka masingmasing.
C. Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat
di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam
melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali
diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad
ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang,
5

mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini,


kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi empat, yaitu:
1. Perencanaan (planning)
Adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki.
Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan
dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana
alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang
dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan
merupakan

proses

terpenting

dari

semua

fungsi

manajemen

karena

tanpa

perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tidak dapat berjalan.


Bahkan Allah memberikan arahan kepada setiap orang yang beriman untuk

mendesain

sebuah

rencana

apa

yang

akan

dilakukan

dikemudian

hari,

sebagaimana Firman-Nya dalam Al Quran Surat Al Hasyr : 18 yang berbunyi :



Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat);
dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan.
Ketika menyusun sebuah perencanaan Islam tidaklah dilakukan hanya untuk
mencapai tujuan dunia semata, tapi harus jauh lebih dari itu melampaui batasbatas target kehidupan duniawi. Arahkanlah perencanaan itu juga untuk
mencapai target kebahagiaan dunia dan akhirat, sehingga kedua-duanya bisa
dicapai secara seimbang.
Mahdi bin Ibrahim (l997:63) mengemukakan bahwa ada lima perkara penting
untuk diperhatikan demi keberhasilan sebuah perencanaan, yaitu :
1.

Ketelitian dan kejelasan dalam membentuk tujuan

2.

Ketepatan waktu dengan tujuan yang hendak dicapai

3.

Keterkaitan antara fase-fase operasional rencana dengan penanggung jawab


operasional, agar mereka mengetahui fase-fase tersebut dengan tujuan yang
hendak dicapai

4.

Perhatian terhadap aspek-aspek amaliah ditinjau dari sisi penerimaan


masyarakat,

mempertimbangkan

perencanaa,
6

kesesuaian

perencanaan

dengan tim yang bertanggung jawab terhadap operasionalnya atau dengan


mitra kerjanya, kemungkinan-kemungkinan yang bisa dicapai, dan kesiapan
perencanaan melakukan evaluasi secara terus menerus dalam merealisasikan
tujuan.
5.

Kemampuan organisatoris penanggung jaawab operasional.


2. Pengorganisasian (organizing)
Dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-

kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan


pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugastugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara
menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya,
bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas
tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
Ajaran Islam senantiasa mendorong para pemeluknya untuk melakukan

segala sesuatu secara terorganisir dengan rapi, sebab bisa jadi suatu kebenaran
yang tidak terorganisir dengan rapi akan dengan mudah bisa diluluhlantakan oleh
kebathilan yang tersusun rapi.
Menurut Terry (2003:73) pengorganisasian merupakan kegiatan dasar dari
manajemen

dilaksnakan

untuk

mengatur

seluruh

sumber-sumber

yang

dibutuhkan termasuk unsur manusia, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan


dengan sukses.
Organisasi dalam pandangan Islam bukan semata-mata wadah, melainkan lebih
menekankan pada bagaimana sebuah pekerjaan dilakukan secara rapi. Organisasi
lebih menekankan pada pengaturan mekanisme kerja. Dalam sebuah organisasi
tentu ada pemimpin dan bawahan (Didin dan Hendri, 2003:101)
3. Pengarahan (directing)
Adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok
berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usahausaha organisasi. Jadi actuating artinya adalah menggerakkan orang-orang agar mau
bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk

mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan
adalah kepemimpinan (leadership).
4. Pengevaluasian (evaluating)
Adalah proses pengawasan dan pengendalian performa perusahaan untuk
memastikan

bahwa

jalannya

perusahaan

sesuai

dengan

rencana

yang

telah

ditetapkan. Seorang manajer dituntut untuk menemukan masalah yang ada dalam
operasional perusahaan, kemudian memecahkannya sebelum masalah itu menjadi
semakin besar.
Berikut adalah lima fungsi manajemen yang paling penting menurut Handoko
(2000:21) yang berasal dari klasifikasi paling awal dari fungsi-fungsi manajerial
menurut Henri Fayol yaitu:
a. Planning
Planning atau perencanaan merupakan pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan
organisasi dan penentuan strategi kebijaksanaan proyek program prosedur metode
sistem anggaran dan standar yg dibutuhkan utk mencapai tujuan.
b. Organizing
Organizing atau pengorganisasian ini meliputi:
1. Penentuan sumber daya-sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang
akan dapat membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan.
3. Penugasan tanggung jawab tertentu
4. Pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk
melaksanakan tugasnya.
c. Staffing

Staffing atau penyusunan personalia adalah penarikan (recruitment) latihan dan


pengembangan serta penempatan dan pemberian orientasi pada karyawan dalam
lingkungan kerja yang menguntungkan dan produktif.
d. Leading
Leading atau fungsi pengarahan adalah bagaimana membuat atau mendapatkan
para karyawan melakukan apa yang diinginkan dan harus mereka lakukan.
e. Controlling
Controlling atau pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan alat untuk
menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Berbeda dengan Handoko, Daft yang juga seorang praktisi manajemen, membagi
manajemen menjadi empat fungsi saja, berikut penjelasannya:
1. Planning merupakan fungsi manajemen yang berkenaan dengan pendefinisian
sasaran untuk kinerja organisasi di masa depan dan untuk memutuskan tugas-tugas
dan sumber daya-sumber daya yang digunakan, yang dibutuhkan untuk mencapai
sasaran tersebut.
2. Organizing merupakan fungsi manajemen yang berkenaan dengan penugasan
mengelompokkan tugas-tugas ke dalam departemen-departemen dan mengalokasikan
sumber daya ke departemen.
3. Leading fungsi manajemen yang berkenaan dengan bagaimana menggunakan
pengaruh untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi.
4. Controlling fungsi manajemen yang berkenaan dengan pengawasan terhadap
aktivitas karyawan menjaga organisasi agar tetap berada pada jalur yg sesuai dengan
sasaran dan melakukan koreksi apabila diperlukan.
D. Manajemen Menurut Islam
Sebagaimana dimaklumi, bahwa manajemen dalam organisasi merupakan suatu
proses aktivitas penentuan dan pencapaian tujuan melalui pelaksanaan empat fungsi
9

dasar ; planning, organizing, directing, dancontroling dalam penggunaan sumberdaya


organisasi. Karena itu aplikasi manajemen organisasi hakikatnya adalah juga amal
perbuatan SDM organisasi yang bersangkutan.
Dalam konteks ini, Islam telah menggariskan bahwa hakekat amal perbuatan
manusia harus berorientasi pada pencapaian ridha Allah. Hal ini seperti dinyatakan
oleh Imam Fudhail bin Iyadh, salah seorang guru Imam Syafiiy dan perawi hadits
yang tsiqah dalam menafsirkan surah al-Muluk ayat 2,
Dia yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu siapa yang
paling baik amalnya. Dialah Maha Perkasa dan Pengampun.
Ia mensyaratkan dipenuhinya dua syarat sekaligus, yaitu niat yang ikhlas dan cara
yang harus sesuai dengan syariat Islam. Bila perbuatan manusia memenuhi dua
syarat itu sekaligus, maka amal itu tergolong ahsan (ahsanul amal), yaitu amal terbaik
di sisi Allah Swt.
Dalam Islam manajemen dipandang sebagai perwujudan amal sholeh yang harus
bertitik tolak dari niat baik. Niat baik tersebut akan memunculkan motivasi aktivitas
untuk mencapai hasil yang bagus demi kesejahteraan bersama. Ada empat landasan
untuk mengembangkan manajemen menurut pandangan Islam, yaitu kebenaran,
kejujuran, keterbukaan, dan keahlian. Seorang manajer harus memiliki empat sifat
utama

itu

agar

manajemen

yang

dijalankannya

mendapatkan

hasil

yang

maksimal. Yang paling penting dalam manajemen berdasarkan pandangan Islam


adalah harus ada sifat ri'ayah atau jiwa kepemimpinan. Kepemimpinan menurut Islam
merupakan faktor utama dalam konsep manajemen. Manajemen menurut pandangan
Islam

merupakan

tak''menganiaya''

manajemen

bawahan

dan

yang

adil.

bawahan

tak

Batasan

adil

merugikan

adalah

pimpinan

perusahaan.

Bentuk

penganiayaan yang dimaksud adalah mengurangi atau tak memberikan hak bawahan
dan memaksa bawahan untuk bekerja melebihi ketentuan. Jika seorang manajer
mengharuskan bawahannya bekerja melampaui waktu kerja yang ditentukan, maka
sebenarnya manajer itu telah mendzalimi bawahannya.
Manajemen yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW adalah menempatkan
manusia sebagai postulatnya atau sebagai fokusnya, bukan hanya sebagai faktor
produksi yang semata diperas tenaganya untuk mengejar target produksi. Nabi
10

Muhammad SAW mengelola (manage) dan mempertahankan (mantain) kerjasama


dengan stafnya dalam waktu yang lama dan bukan hanya hubungan sesaat.
Salahsatu kebiasaan nabi adalah memberikan reward atas kreativitas dan prestasi
yang ditunjukkan stafnya. Manajemen Islam pun tak mengenal perbedaan perlakuan
(diskriminasi) berdasarkan suku, agama, atau pun ras. Nabi Muhammad SAW bahkan
pernah bertransaksi bisnis dengan kaum Yahudi. Ini menunjukkan bahwa Islam
menganjurkan pluralitas dalam bisnis maupun manajemen.
E. Prinsip Etika Manajemen Menurut Islam
Ada empat pilar etika manajemen bisnis menurut Islam seperti yang dicontohkan
Nabi Muhammad SAW. Yaitu;
1) Tauhid
Yang berarti memandang bahwa segala aset dari transaksi bisnis yang terjadi di
dunia adalah milik Allah, manusia hanya mendapatkan amanah untuk mengelolanya.
2) Adil
Artinya segala keputusan menyangkut transaksi dengan lawan bisnis atau
kesepakatan kerja harus dilandasi dengan ''akad saling setuju'' dengan sistem profit
and lost sharing.
3) Kehendak Bebas
Manajemen Islam mempersilakan umatnya untuk menumpahkan kreativitas dalam
melakukan transaksi bisnisnya sepanjang memenuhi asas hukum ekonomi Islam,
yaitu halal.
4) Pertanggung Jawaban
Semua keputusan seorang pimpinan harus dipertanggungjawabkan oleh yang
bersangkutan.
Keempat pilar tersebut akan membentuk konsep etika manajemen yang fair ketika
melakukan kontrak-kontrak kerja dengan perusahaan lain ataupun antara pimpinan
dengan bawahan. Seorang manajer harus memberikan hak-hak orang lain, baik mitra
bisnisnya ataupun karyawannya. Pimpinan harus memberikan hak untuk beristirahat
dan hak untuk berkumpul dengan keluarganya kepada bawahannya. Ini merupakan
nilai-nilai yang diajarkan manajemen Islam. Ciri lain manajemen Islami yang
membedakannya dari manajemen ala Barat adalah seorang pimpinan dalam
manajemen Islami harus bersikap lemah lembut terhadap bawahan. Contoh kecil
11

seorang manajer yang menerapkan kelembutan dalam hubungan kerja adalah selalu
memberikan senyum ketika berpapasan dengan karyawan dan mengucapkan terima
kasih ketika pekerjaannya sudah selesai. Bukankah memberikan senyum salah satu
bentuk ibadah dalam Islam.

12

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Fungsi manajemen adalah
elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen
yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk
mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang
industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia
menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah,
mengordinasi, dan mengendalikan.
Dalam Islam manajemen dipandang sebagai perwujudan amal sholeh yang harus
bertitik tolak dari niat baik. Niat baik tersebut akan memunculkan motivasi aktivitas
untuk mencapai hasil yang bagus demi kesejahteraan bersama. Ada empat landasan
untuk mengembangkan manajemen menurut pandangan Islam, yaitu kebenaran,
kejujuran, keterbukaan, dan keahlian. Seorang manajer harus memiliki empat sifat
utama itu agar manajemen yang dijalankannya mendapatkan hasil yang maksimal.
Yang paling penting dalam manajemen berdasarkan pandangan Islam adalah
harus ada sifat ri'ayah atau jiwa kepemimpinan. Kepemimpinan menurut Islam
merupakan faktor utama dalam konsep manajemen. Manajemen menurut pandangan
Islam

merupakan

tak''menganiaya''

manajemen

bawahan

dan

yang

adil.

bawahan

tak

Batasan

adil

merugikan

adalah

pimpinan

perusahaan.

Bentuk

penganiayaan yang dimaksud adalah mengurangi atau tak memberikan hak bawahan
dan memaksa bawahan untuk bekerja melebihi ketentuan. Jika seorang manajer
mengharuskan bawahannya bekerja melampaui waktu kerja yang ditentukan, maka
sebenarnya manajer itu telah mendzalimi bawahannya.

13

REFERENSI

http://julysyawaladi.blogspot.co.id/2011/09/proses-dan-fungsi-manajemen.html
http://beritaislamimasakini.com/fungsi-fungsi-manajemen.htm
http://pps.alkhoziny.ac.id/pengertian-dan-fungsi-manajemen-pendidikan-islam/

14

Anda mungkin juga menyukai