Anda di halaman 1dari 10

DASAR-DASAR MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM BERDASARKAN

AL-QUR’AN HADIST DAN UUD 1945


Layli Najiah
Dewi Masfufah
Halimatun Nabila
Fakultas Tarbiyah Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Institut Ilmu Keislaman
Zainul Hasan Genggong 2019

ABSTRAK
Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber
daya manusia secara efektif, yang didukung oleh sumber-sumber lain dalam
organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut Marry Parker
Follet merupakan seni dalam mencapai tujuan melalui orang lain. Definisi ini
mengandung arti bahwa mereka yang melakukan praktek manajemen atau secara
sederhana seorang manajer, sebagaimana layaknya seniman harus bisa melakukan
upaya yang dilakukan untuk mencapai organisasi melalui pengaturan orang lain
dan menganggap upaya tersebut sebagai sebuah karya yang harus diselesaikan.
Manajemen menurut istilah adalah proses mengoordinasikan aktivitas-aktivitas
kerja sehingga dapat selesai secara efisien dan efektif dengan melalui orang lain

PENDAHULUAN
Manajemen berasal dari bahasa inggris to manage yang berarti mengatur,
mengurus, atau mengelola. Menurut Malayu S.P. Hasibuan, manajemen adalah
ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara
efektif, yang didukung oleh sumber-sumber lain dalam organisasi untuk mencapai
tujuan tertentu. Dalam manajemen, terdapat dua sistem, yaitu sistem organisasi
dan sistem administrasi.
Berbicara tentang manajemen pendidikan, pada dasarnya tidak bisa dilepaskan
dari pembahasan tentang pengertian dasar dari dua kata yang membentuknya,
yakni manajemen dan pendidikan karena itu meskipun dalam perkembangannya
terdapat perbedaan konseptual antara manajemen dalam pengertian luasnya
dengan manajemen dalam konteks pendidikan, ulasan istilah manajemen secara

1
mendasar ini akan sangat membantu dalam memahami konsep manajemen
pendidikan secara keseluruhan.
Istilah manajemen sendiri belum memiliki definisi yang mapan dan diterima
secara universal oleh semua ahli yang ada. Meskipun demikian, secara etimologis,
terdapat beberapa pandangan tentang preferensi istilah dimana orang bisa
mendapatkan arti dasar dari istilah manajemen ini.
Sedangkan secara terminologis, istilah manajemen memiliki beragam
pengertian dari berbagai ahli manajemen itu sendiri. Salah satunya yaitu
pengertian dari Marry Parker Follet merupakan seni dalam mencapai tujuan
melalui orang lain. Definisi ini mengandung arti bahwa mereka yang melakukan
praktek manajemen atau secara sederhana seorang manajer, sebagaimana
layaknya seniman harus bisa melakukan upaya yang dilakukan untuk mencapai
organisasi melalui pengaturan orang lain dan menganggap upaya tersebut sebagai
sebuah karya yang harus diselesaikan.1
Manajemen menurut istilah adalah proses mengoordinasikan aktivitas-
aktivitas kerja sehingga dapat selesai secara efisien dan efektif dengan melalui
orang lain.2
Manajemen pendidikan berlandaskan Al-Quran dan Hadist berarti
mendudukkan Al-Quran dan Hadist sebagai acuan dan sumber konsultasi.
Mendudukkan Al-Qurfan dan Hadist dalam posisi demikian bukan berarti
menafikan ilmu-ilmu kauniyah yang banyak di temukan oleh manusia. Ketika
manajemen pendidikan di bangun di atas landasan Al-Quran dan Hadist maka
akan menghasilkan nilai lebih diantaranya:
Dasar manajemen pendidikan islam secara garis besar ada 3 yaitu: Al Quran,
As Sunnah, serta perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

1
Dr. H. Mahmud, M.Si. Manajemen Pendidikan Tinggi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2019)

2
Dr.K.H. U. Saefullah,M.M.Pd.Manajemen pendidikan Islam, (Bandung:Pustaka Setia,2014)h.1

2
1. Al-Quran
Banyak ayat-ayat Al-Quran yang bisa kita jadikan dasar atau acuan tentang
manajemen pendidikan islam. Ayat-ayat tersebut bisa di pahami setelah di
adakan penelaahan secara mendalam.
Ramayulis (2008: 362) menyatakan bahwa pengertian yang sama dengan
hakikat manajemen adalah al-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan.
derivasi dari kata dabbara (mengatur) yang banyak terdapat dalam Al-
quran seperti firman Allah SWT:
)‫ٌه‬:‫ٌ(السجدة‬. َ‫ٌكانٌمقدارهٌالفٌسنةٌٍم َّماٌتَعدون‬
َ ‫ٌفيٌيوم‬
ٍ ‫ٌاالمرٌمنَ ٌالس َماءٌإلىٌث َّمٌيَعرجٌاليه‬
َ ٌ‫يٌدبٌر‬
Artinya : “Dia mengatur segala urusan dari langit ke bumi, kemudian
(urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya)
adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.” (Q.S. As-Sajadah:5)
Dari ayat diatas dapat kita ketahui bahwa Allah SWT. Merupakan pengatur
alam. Akan tetapi, sebagai khalifah di bumi ini, manusia harus mengatur dan
mengelola bumi dengan sebaik-baiknya sebagaimana Allah SWT. Mengatur
alam raya ini.
2. As-Sunnah
Nabi SAW bersabda: “sesungguhnya Allah mewajibkan perbuatan yang
dilakukan dengan baik dalam segala hal, jika kamu membunuh binatang
maka lakukanlah dengan cara yang baik, jika kamu mau menyembelih maka
sembelihlah dengan cara yang bai, pertajamlah alat potongnya, kemudian
istirahatkanlah binatangnya”. (Matan lain: Muslim 3615, Turmudzi 1329,
Abi Daud 2432, Ibnu Majah 3161, Ahmad 16490, Darimi 1888).
Kata ihsan bermakna melakukan sesuatu yang baik, secara maksimal dan
optimal. Bahkan dalam hadis itu dicontohkan pada penyembelihan binatang,
harus dilakukan dengan cara yang baik dan hati-hati dan dikaitkan dengan
agama, yaitu harus disertai dengan sebutan asma Allah sebelum
menyembelih. Jika tidak menyebutnya maka penyembelihan dianggap tidak
sah.Ini menunjukkan bahwa segala sesuatu tidak boleh gegabah dan
melakukan sekehendak hati.Dengan binatang dan juga dengan musuh
sekalipun umat Islam tetap dianjurkan berprilaku baik dan penuh etika,

3
apalagi terhadap sesama muslim. Jika dikaitkan dengan manajemen
pendidikan Islam, maka hadis tersebut menganjurkan pada umat Islam agar
mengerjakan sesuatu dengan baik dan selalu ada peningkatan nilai dari jelek
menjadi baik, dari baik menjadi lebih baik.Manajemen adalah melakukan
sesuatu agar lebih baik. Perbuatan yang baik dilandasi dengan niat atau
rencana yang baik, tata cara pelaksanaan sesuai syariat dan dilakukan dengan
penuh kesungguhan dan tidak asal-asalan sehingga tidak bermanfaat.
Rasulullah bersabda: “Diantara baiknya, indahnya keislaman seseorang
adalah meninggalkan perbuatan yang tidak bermanfaat.”(Matan lain: Ibnu
Majah 3966)
Perbuatan yang tidak ada manfaatnya adalah sama degan perbuatan yang
tidak pernah direncanakan. Jika perbuatan itu tidak direncanakan, maka tidak
termasuk dalam kategori yang baik. Adapun langkah-lagkah menerapkan
manajemen syari’ah yang berkualitas adalah bekerja dengan sungguh-
sungguh, dilakukan secara terus-menerus, dan tidak asal-asalan, dilakukan
secara bersama-sama, dan mau belajar dari kegagalan diri dan keberhasilan
orang lain.3
Dalam manajemen ada beberapa fungsi yaitu planning, organizing,
actuating dan controling. Semua ini telah dijelaskan dalam Al-Quran dan
Hadist sebagai berikut:
1. Planning (Perencanaan)
Setiap kegiatan yang akan digerakkan hendaknya memiliki persiapan dan
perencanaan yang matang. Bahkan Islam mengintruksikan kepada segenap
penganutnya untuk mendahulukan niat dari seluruh dimensi kegiatan.
Konteks niat tidak hanya diterapkan dalam aspek ritual saja, namun juga
dapat direalisasikan pada setiap dimensi kehidupan.
Nabi Muhammad bersabda: “Allah menulis kebaikan dan kejelekan yang
dilakukan hambanya, barang siapa yang berencana melakukan kebaikan tapi
tidak melaksanakan maka tetap ditulis sebagai satu amal yang baik yang

3
Ilfi nur diana, Hadis-hadis Ekonomi, (Malang: UIN Maliki Press, 2012) hlm. 155.

4
sempurna baginya oleh Allah, tetapi barang siapa yang berencana
melakukan kebaikan dan betul-betul dilaksanakan maka oleh Allah ditulis 10
kebaikan dan 700 lipat/cabang sampai cabang yang banyak, sebaliknya
barang siapa yang berencana melakukan kejelekan tetapi tidak dilakukan
maka ia dianggap melakukan kebaikan yang sempurna, jika ia berencana
melakukan kejelekan dan melaksanakannya maka ditulis sebagai satu
kejelekan.”
(Matan lain: Muslim 187, Ahmad 1897, 3288)
Hadits tersebut mengindikasikan bahwa seorang muslim harus
mempunyai rencana dalam segala hal yang baik apalagi seuah organisasi atau
perusahaan, bahkan dalam hadits terseut digambarkan dengan hitungan
matematis yaitu satu kebaikan ditulis 10 kebaikan. Hali ini dapat diartikan
planning yang baik akan menghasilkan laba yang baik, tentu saja tidak cukup
hanya palnning, tanpa diaktualisasikan. Jika palnning yang baik itu
dilaksanakan maka yang akan diperoleh akan berlipat-lipat. Sebaliknya jika
planning yang dilaksanakan maka akan mengalami kerugia.
Planning adalah kegiatan awal dalam sebuah pekerjaan dalam sebuah
pekerjaan dalam bentuk memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan
agar mendapat hasil yang optimal. Hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan perencanaan adalah sebagai berikut:
(a) Hasil yang ingin dicapai;
(b) Orang yang akan melakukan;
(c) Waktu dan skala prioritas, dan;
(d) Dana atau modal.
At-Tahthiith atau perencanaan dari suatu kegiatan yang akan datang
dengan acuan waktu atau metode tertentu. Seperti sabda Nabi SAW yang
artinya :
“Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan suatu
pekerjaan, diklakukan dengan itqan(tepat, terarah, jelas, tuntas). (HR.
Thabrani).
Lebih sederhananya lagi Allah berfirman dalam surat Al Insyirah (94:7-8):

‫ٌربكَ ٌفَارغَب‬
َ ‫لى‬
ٰ ‫ٌوإ‬.ٌ‫ب‬
َ ‫ص‬َ ‫فَإذاٌفَ َرغتَ ٌفَان‬
“Apabila kamu telah selesai (daris sesuatu urusan), kerjakan dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada tuhanmulah
hendaknya kamu berharap.
2. Organizing (Pengorganisasian)
Aktivitas manajemen tidak akan berakhir setelah perencanaan tersusun.
Kegiatan selanjutnya adalah implementasi perencanaan tersebut secara
proporsional. Salah satu kegiatan manajemen dalam pelaksanaan rencana

5
disebut organizing atau pengorganisasian. Organisasi adalah sistem kerjasama
dengan sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. Langkah pertama
dalam pengorganisasian diwujudkan melalui perencanaan dengan
menetapkan bidangbidang atau fungsi-fungsi administrasi yang mencakup
ruang lingkup kegiatan yang akan diselenggarakan oleh suatu kelompok
kerjasama tertentu. Keseluruhan bidang kerja sebagai suatu kesatuan
merupakan total sistem yang bergerak ke arah satu tujuan.
Pengorganisasian adalah wadah tentang fungsi setiap orang, hubungan
kerja baik baik secara vertikal maupun horizontal. Dalam surah Ali Imran
ayat 103, Allah SWT berfirman:

‫علَ ْي ُك ْم ِإ ْذ ُكنت ُ ْم‬ ِ‫ت ه‬


َ ‫ٱَّلل‬ َ ‫وا ِن ْع َم‬ ۟ ‫وا َوٱ ْذ ُك ُر‬ ۟ ُ‫ٱَّلل َج ِميعًا َو ََل تَفَ هرق‬ ِ ‫وا ِب َح ْب ِل ه‬ ۟ ‫ص ُم‬ ِ َ ‫َوٱ ْعت‬
َ‫شفَا ُح ْف َرةٍ ِمن‬ َ ‫علَ َٰى‬َ ‫صبَ ْحتُم بِ ِن ْع َمتِ ِهۦٓ ِإ ْخ َٰ َونًا َو ُكنت ُ ْم‬ْ َ ‫ف بَيْنَ قُلُو ِب ُك ْم َفأ‬ َ ‫أ َ ْع َدآ ًء فَأَله‬
‫ار فَأَنقَ َذ ُكم ِم ْن َها َك َٰ َذ ِل َك يُ َب ِي ُن ه‬
َ‫ٱَّللُ لَ ُك ْم َءا َٰ َيتِ ِهۦ َل َعله ُك ْم ت َ ْهتَدُون‬ ِ ‫ٱلنه‬
“Dan berpeganglah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni’mat Allah kepadamu ketika kamu
dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mepersatukan
hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni’mat Allah orang-orang yang
bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu daripadanya. Demikian Allah menerangkan ayat-ayat-
Nya kepada-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”
Ayat diatas menerngkangkan bahwa organisasi merupakan kumpulan orang-
orang yang bisa diorganisir dengan baik. Maka hendaklah bersatu-padulah
dalam bekerja dan memegang komitmen untuk mencapai cita-cita dalam satu
payung organisasi yang dimaksud.
Nabi bersabda: “Seseorang tida diutus sebagai khalifah kecuali memiliki
dua niat, yaitu memerintahkan dan mendorong pada kebaikan dan
memerintahkan dan mendorong pada kejelekan. Orang yang menjaga (dari
kejelekan) adalah yang dijaga oleh Allah.”
(Matan: Infirad)
Seorang Muslim harus mampu menegakkan fungsi sebagai khalifah dan
semangat kerja sama antar mausia. Jika dikaitkan dengan pengorganisaian,
hadis ini mendorong umatnya untuk melakukan segala sesuatu secara
terorganisir dengan rapi, seperti perkataan Ali bin Abi Thalib: “Kebenaran
atau hak yang tidak terorganisir dengan rapi, bisa dikalahkan oleh kebatilan
yang lebih terorganisir dengan rapi.”

6
Pengorganisasian sangatlah urgen, bahkan kebatilan dapat mengalahkan
suatu kebenaran yang tidak terorganisir. Kesungguhan dan keseriusan dalam
hal ini termasuk kesungguhan dan keseriusan mengorganisasi suatu kegiatan.
Dengan demikian, organisasi dalam pandangan Islam bukan semata-mata
wadah, melainkan lebih menekankan pada bagaimana sebuah pekerjaan
dilakukan dengan rapi.4
3. Actuating (Pelaksanaan)
Fungsi actuating merupakan bagian dari proses kelompok atau organisasi
yang tidak dapat dipisahkan. Adapun istilah yang dapat dikelompokkan
dalam fungsi ini adalah directing, commanding, leading dan coordinating. 10
Keterkaitan istilah ini sangat nyata karena tindakan actuating sebagaimana
tersebut di atas, maka proses ini juga memberikan motivating, untuk
memberikan penggerakan dan kesadaran terhadap dasar dari pada pekerjaan
yang akan dilakukan, yaitu menuju tujuan yang telah ditetapkan disertai
dengan memberi motivasi-motivasi baru, bimbingan atau pengarahan,
sehingga menimbulkan kesadaran dan kemauan untuk bekerja dengan tekun
dan baik. Adapun bimbingan menurut Hadari Nawawi berarti “memelihara,
menjaga dan memajukan organisasi oleh setiap personal, baik secara
struktural maupun fungsional, agar setiap kegiatannya tidak terlepas dari
usaha mencapai tujuan.”
Al-Qur’an dalam hal ini telah memberikan fondasi dasar terhadap proses
bimbingan dan pengarahan ataupun memberikan peringatan dalam bentuk
actuating ini. Deskripsi tersebut sesuai dengan firman Allah SWT:
“Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat
pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang
beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat
pembalasan yang baik” (QS.18:2).
Dengan demikian, dapatlah dipahami bahwa actuating adalah mengelola
lingkungan organisasi yang melibatkan lingkungan dan orang lain dengan tata
cara yang baik. Faktor membimbing dan memberi peringatan sebagai hal
penunjang demi suksesnya rencana, sebab jika hal itu diabaikan akan
memberikan pengaruh yang kurang baik terhadap kelangsungan suatu
organisasi. Adapun proses actuating adalah memberikan perintah, petunjuk,
pedoman dan nasehat serta keterampilan dalam berkomunikasi. Actuating
merupakan inti dari manajemen yang menggerakkan untuk mencapai hasil.

4
AW. Widjaya, Perencanaan Sebagai Fungsi Manajemen, Jakarta: Bina Aksara, 1987, hal. 33.

7
Sedangkan inti dari actuating adalah leading, harus menentukan prinsip-
prinsip efisiensi, komunikasi yang baik dan prinsip menjawab pertanyaan. 5
4. Controling
Evaluasi dalam konteks manajemen adalah proses untuk memastikan
bahwa aktivitas yang dilaksanakan benar-benar sesuai dengan perencanaan
sebelumnya. Evaluasi dalam manajemen pendidikan Islam ini mempunyai
dua batasan, yaitu;
Pertama, evaluasi merupakan proses kegiatan untuk menentukan kemajuan
pendidikan dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan.
kedua, evaluasi yang adalah usaha untuk memperoleh informasi berupa
umpan balik (feed back) dari kegiatan yang telah dilakukan. Evaluasi dalam
manajemen pendidikan Islam ini mencakup dua kegiatan, yaitu penilaian dan
pengukuran. Untuk dapat menentukan nilai dari sesuatu, maka dilakukan
pengukuran dan wujud dari pengukuran itu adalah pengujian.
Ar-Riqaabah atau pengendalian adalah pengamatan dan penelitian
terhadap jalannya planning. Dalam pandangan Islam menjadi syarat mutlak
bagi pimpinan harus lebih baik dari anggotanya, sehingga control yang ia
lakukan akan efektif. Firman Allah SWT dalam surat At Tahrim (66:6)

ٌ‫علَيهاٌ َمالئ َكةٌغالظ‬


َ ٌ‫جارة‬
َ ‫ٌوالح‬
َ ‫اٌوقودهَاٌالناس‬ ً ‫مٌوأَهليك‬
َ ‫مٌنار‬ َ ‫سك‬ َ ‫ياٌأَيُّ َهاٌالَّذينَ ٌآ َمنواٌقواٌأَنف‬
َ ‫ٌَّللاٌَماٌأ َ َم ٌَره‬
ٌٌٌٌٌَ‫مٌويَف َعلونَ ٌماٌيؤ َمرون‬ َّ َ‫شدادٌالٌيَعصون‬
“Hai orang-orang yang beriman, pelijharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
adalah malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Alah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Menjaga keselamatan dan kesuksesan institusi merupakan tugas utama


manajer, baik organisasi keluarga maupun organisasi universal. Bagaimana
manajer bisa mengontrol orang lain sementara dirinya sendiri masih belum
terkontrol. Dengan demikian seorang manajer orang terbaik dan harus
mengontrol seluruh anggotanya dengan baik.
Rasulullah bersabda: “Bertakwalah pada Allah dimana saja berada,
gantilah yang jelek dengan yang baik, bergaulah dengan orang lain dengan
akhlak yang bagus.”(Matan lain: Turmudzi 1910, Ahmad 20392, 20586)

5
Sondang P. Siagian, Sistem Informasi untuk Mengambil Keputusan, Jakarta: Gunung Agung,

8
Hadits tersebut mengajarkan bahwa seseorang harus berbuat baik dengan
perilaku yang baik pula. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka diperlakukan
adanya pengawasan baik dari diri sendiri, namun sebagaimana layaknya
manusia yang selalu khilaf, maka diperlukan pengawasan dari orang lain
dengan cara menasehati sesama teman sebagaimana hadits berikut,
Jarir bin Abdillah berkata: “Aku baiat pada Rasulullah untuk menegakkan
shalat, mengeluarkan zakat, dan saling menasehati sesama saudara sesama
muslim.”
Menasehati sesama teman atau saudara lebih mudah daripada menasehati
atasan atau pimpinan, ini tidak mudah dilakukan, karena itu Nabi SAW dalam
hadits berikut memberikan imbalan yang lebih banyak bagi orang yang mau
dan mampu melakukan pengawasan kepada atasannya.
3. Perundang-undangan yang berlaku di Indonesia
Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional
disebutkan dalam pasal 30 ayat 1 bahwa: “Pendidikan keagamaan
diselenggarakan oleh pemerintah atau kelompok masyarakat dari pemeluk
agama, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.”
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa ilmu Majamen
sangat erat kaitannya dengan kitab suci umat islam Al-Qur’an. Semua dasar-dasar
ilmu manajemen sudah ada dalam Al-Qur’an dan sudah diterapkan oleh
Rasulullah dalam kepemimpinanya. Maka kita sebagai umat islam harus
mengikuti jejaknya dalam memimpin, baik memimpin individual diri sendiri
maupun memimpin kelompok dalam organisasi.
Manajemen pendidikan berbasis Al-Quran dan hadits adalah manajemen
yang memposisikan Al-Quran dan hadits sebagai sumber inspirasi dan sumber
konsultasi. Kajian ini perlu terus dilakukan untuk menemukan konsep ideal yang
realistis dengan mencontoh nabi Muhammad yang telah berhasil mendidik para
sahabat dan generasi sesudahnya sehingga menghasilkan peradaban yang maju.

9
DAFTAR PUSTAKA
Mahmud. 2019. Manajemen Pendidikan Tinggi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
U.Saefullah. 2014. Manajemen pendidikan Islam. Bandung:Pustaka Setia.
Ilfi nur diana. 2012. Hadis-hadis Ekonomi. Malang: UIN Maliki Press.
AW. Widjaya. 1987. Perencanaan Sebagai Fungsi Manajemen. Jakarta: Bina
Aksara.
Sondang P. Siagian. 2004. Sistem Informasi untuk Mengambil Keputusan. Jakarta:
Gunung Agung,

10

Anda mungkin juga menyukai