Anda di halaman 1dari 14

FUNGSI ACTUATING DALAM AL-QURAN

MAKALAH

MEMENUHI TUGAS DALAM MATA KULIAH

TAFSIR TEMATIK MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

DOSEN PENGAMPU: Prof. Dr. Abd. Muknti, M.A.

Disusun Oleh

SAMRUL BAHRI HUTABARAT


NIM : 0334213006

PRODI: S3 MPI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEPENDIDIKAN UIN SUMATERA


UTARA

2021

1
FUNGSI ACTUATING DALAM AL-QURAN
Oleh : Samrul Bahri Hutabarat

I. PENDAHULUAN

Al-Quran merupakan pedoman hidup manusia. Di dalamnya terdapat


petunjuk dan arahan menyangkut kehidupan umat manusia, mulai dari tujuan
penciptaan, fungsi dan peranan manusia serta amalan-amalan yang mesti
dikerjakan selama hidup di dunia. Ini semua merupakan bukti kasih
sayang Allah kepada umat manusia. Dimana dengan mengikuti petunjuk
manusia akan hidup bahagia dan selamat sampai tujuan. Sebaliknya
menjalani hidup jauh dari petunjuk akan membawa kesengsaraan dan
kesesatan bagi manusia itu sendiri. Diantara petunjuk Allah di dalam al-
Quran adalah petunjuk tentang manajemen. Manajemen dalam hal ini berarti
mengatur atau mengelola sesuatu hal agar menjadi baik. Manajemen merupakan
sesuatu yang urgen dalam Islam, sebab dalam agama Islam segala sesuatu
harus dilakukan secara terencana dan teratur. Tanpa perencanaan yang matang
tak jarang segala sesuatu berakhir dengan kesia-siaan. Semuanya harus
diatur, mulai dari urusan yang kecil sampai urusan yang besar.
Pengaturan yang baik, tepat dan terarah akan membawa kepada hasil yang
maksimal.
Sebagus apapun suatu planing dalam mengelola satu organisasi atau
lembaga bila tidak dibarengi dengan actuating yang tepat maka semua akan
hanya tinggal angan- angan.
Actuating sebagai salah satu fungsi dan sekaligus tahapan dari
manajemen, banyak diartikan sebuah usaha menggerakkan atau menjalankan.
Dalam suatu lembaga, actuating dapat diartikan menggerakkan atau memberi
pengarahan kepada sumber daya yang ada di lembaga tersebut, apakah sumber
daya manusia ataupun sumber daya lainnya.
Menggerakkan sumber daya manusia adalah suatu proses yang dilalui
mulai dari perencanaan sumber daya manusia, rekruitmen, pendidikan dan
pelatihan sumber daya manusia, serta motivasi yang diberikan kepada sumber
daya itu. Sedangkan menggerakkan sumber daya lainnya adalah usaha
memaksimalkan penggunakan sumber daya yang ada atau menggerakkan
elemen-elemen organisasi untuk melakukan semua aktivitas- aktivitas yang telah
direncanakan.
Salah satu faktor penting dalam penggerakan ini adalah pemimpin,
sehingga banyak diklaim bahwa fungsi ketiga dari manajemen adalah leading
(memimpin). Hal ini disebabkan karena semua bentuk pengendalian berujung
pada diri pemimpin, dan hal inilah yang menyebabkan pemimpin berperan secara
dominan pada fungsi ketiga ini. Pemimpinlah yang mengawali untuk
menggerakkan dan menjalankan aktivitas-aktivitas organisasi.
Dalam tulisan ini akan dibahas tentang bagaimana Al-Quran
menyinggung tentang fungsi manajemen ketiga yaitu penggerakan atau
mengarahkan. Adakah bukti sejarah Islam yang telah mendudukkan penggerakan
sebagai suatu langkah dalam mengatur suatu organisasi. Melalui kajian Tafsir
tematik ini diharapkan dapat memunculkan tawaran atau khazanah yang
tersembunyi khususnya mengenai fungsi manajemen yang berhubungan dengan
penggerakan.

II . PEMBAHASAN

A. Pengertian Actuating

Secara bahasa Actuating adalah pengarahan atau dalam arti lain


pergerakan, pelaksanaan. Sedangkan secara istilah actuating ialah mengarahkan
semua anggota karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja efektif dalam
mencapai tujuan organisasi. Dengan kata lain actuating dapat diartikan sebagai
suatu usaha yang dilakukan guna mencapai tujuan organisasi dengan berdasarkan
pedoman pada perencanaan (planning) dan usaha-usaha pengorganisasian.
Pelaksanaan suatu pekerjaan dan penggunaan alat-alat bagaimanapun handal dan
canggihnya, baru bisa dimanfaatkan apabila anggota organisasi ikut berperan aktif

3
dalam melaksanakannya.1
Dengan kata lain actuating adalah suatu usaha yang dilakukan untuk
mencapai tujuan perusahaan dengan berpedoman pada perencanaan (planning)
dan usaha pengorganisasian. Pelaksanaan pekerjaan dan pemanfaatan alat-alat
bagaimanapun canggihnya atau handalnya, baru dapat dilakukan jika karyawan
ikut berperan aktif melaksanakannya. Fungsi pengarahan ini adalah ibarat mesiner
mobil, artinya mobil baru dapat berjalan jika mesinnya telah melaksanakan
fungsinya. Demikian juga proses manajemen baru terlaksana setelah fungsi
pengarahan diterapkan.
Dalam bahasa Arab, kata actuating diartikan sebagai “At-Taujih” yang
bermakna menggerakkan dan mengarahkan. Didalam Al-Quran sendiri telah
banyak menjelaskan tentang kata-kata kunci yakni suatu proses mengarahkan dan
menggerakkan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan bersama.2 Tujuannya
adalah selain tujuan pendidikan tercapai, pelaksanaan proses pendidikan mampu
menghasilkan output yang bermutu (Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
atau permintaan pelanggan berupa produk dan jasa).3
Term actuating dalam Al-Quran ditunjukkan dengan kata-kata kunci yaitu
fa’ala-yaf’alu (‫فعل‬،‫ ))يفعل‬artinya melakukan pekerjaan, melaksanakan. Dalam Al-
Quran penyebutan lafal fa’ala terdapat 89 kali dalam bentuk kata kerja, dan
terdapat 20 kali dalam bentuk kata benda.
Dalam fungsi ketiga dari manajemen ini ada yang memilah dan memecah
ke dalam kegiatan manajemen yang lain seperti tergambar dalam bagan berikut:
Comma Staffing Actua Staffing Staffing Assembling of Leading
nding Directing ting Directing Directing resources
Coordinating Coordinati ng Innovating Directing
Representing

Kegiatan memerintah, mengkoordinasi, membuat staf, mengarahkan,

1
Endah Tri Wisudaningsih, Konsep Actuating dalam Alquran dan Hadits, Jurnal
Humanistika, Volume 4, Nomor 1, Januari 2018, Institut Ilmu Keislaman Zainul Hasan Genggong
Kraksaan.
2
Syarifah Rahmah dan Zukhairi, Jurnal Analisis Konsep-Konsep Dasar Manajemen
Berbasis Al-Qur’an dan Relevansinya dengan Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan IAIN Malikussaleh, 2018
3
Yusuf Umar, Manajemen Pendidikan Madrasah Bermutu, Cet; I, (Bandung : PT Refika
Aditama, 2016), h.6
menggerakkan, membuat inovasi, mengumpulkan semua sumber daya serta
kepemimpinan adalah pekerjaan seorang pemimpin. Banyaknya kegiatan yang
harus dilakukan seorang pemimpin inilah yang menyebabkan beberapa pakar
manajemen memilah kegiatannya menjadi beberapa langkah.
Dalam proses menggerakkan atau mengarahkan inilah muncul motivasi
untuk memberikan pengertian dan kesadaran terhadap dasar dari pekerjaan yang
mereka lakukan, sehingga mereka bekerja dengan maksimal untuk mencapai
tujuan yang telah direncanakan. Memimpim berarti menciptakan suatu budaya
dan nilai bersama, mengkomunikasikan sasaran kepada karyawan melalui
organisasi dan memberikan inspirasi agar karyawan berprestasi sebaik-baiknya.4
Memimpin juga membutuhkan motivasi kepada seluruh departemen serta
membutuhkan kemampuan mengkomunikasikan sasaran dan ini merupakan
kunci kesuksesan suatu lembaga atau perusahaan.

B. Fungsi Actuating Dalam Al-Quran

Berbicara tentang actuating dalam al-Quran ini berarti bahwa kita juga
akan membicarakan tugas-tugas nabi dan rasul manusia pilihan Allah
sebagaimana yang dikisahkan dalam al-Quran itu sendiri. Dalam melaksanakan
tugasnya sebagai pemimpin umat, nabi dan rasul diberi Allah tugas-tugas dan
sekaligus sebagai peran mereka dalam mengemban amanah itu.
Al-Qur’an sudah banyak menjelaskan tentang kata-kata kunci yaitu
proses menggerakkan atau mengarahkan sumber daya manusia untuk mencapai
tujuan bersama. Diantara kata kunci itu adalah :

1. Al-Tabsyir (kabar gembira)

Dalam surat Al-Baqarah ayat 213, Allah berfirman:

       


      
    

“Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan),


4
Richard L. Draf, Majemen. Erlangga, Jakarta. 2002.ha.10.

5
Maka Allah mengutus Para Nabi, sebagai pemberi kabar gembira
dan peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka kitab yang
benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara
yang mereka perselisihkan.”

Allah mengutus para Nabi dengan tugas menggerakkan dan


mengarahkan umatnya menuju jalan yang telah ditentukan oleh
Allah swt. Menurut ayat ini, hal yang harus dilakukan seorang
pemimpin dalam menggerakkan anggotanya agar berkinerja baik
yaitu memberi kabar gembira. Dalam konteks manajemen, kabar
gembira ini biasa diartikan sebagai pemberian hadiah (reward),
penghargaan (award), sanjungan (praise), atau motivasi sehingga
staf atau bawahan merasa berharga dan punya kepercayaan di
hadapan atasan serta pemberian harapan akan perbaikan tingkat
kesejahteraan yang pada akhirnya mendorong karyawan ini untuk
melakukan pekerjaannya dengan maksimal.
Dalam al-Quran Allah memberi kabar gembira kepada orang yang
senantiasa meningkatkan amal ibadahnya, meningkatkan kwalitas
amalnya dan berusaha dengan maksimal menghindarkan diri dari
perbuatan yang mungkar maka bagi mereka diberi ganjaran pahala
dan tempat yang sebaik-baiknya yaitu syurga yang penuh dengan
kenikmatan.

2. Al-Indzar (peringatan)

Indzar merupakan tugas kedua seorang rasul sebagaimana terdapat


dalam surat Al-Baqarah: 213 di atas. Kata indzar berarti peringatan
dan bisa diartikan memberikan teguran atau punishment kepada
bawahan yang tidak disiplin, lalai dalam melaksanakan tugasnya.
Dengan punishment yang diberikan kepada seseorang akan
menjadi pelajaran bagi orang lain agar tidak melakukan hal serupa
di masa yang akan datang.
Melalui al-Quran, Allah menganjurkan adanya peringatan kepada
orang lain khususnya bawahan, dengan harapan supaya bawahan
bisa selalu konsisten dalam pekerjaannya. Kalaupun ada kesulitan,
bisa dikonfirmasikan kepada atasan atau sejawatnya. Sebagaimana
kita temui daalam surat At-Taubah: 122
         
      
     
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan
perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara
mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka
tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya
apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat
menjaga dirinya”.

Ayat ini juga mengingatkan kita bahwa orang yang akan memberi
peringatan kepada kaumnya, umatnya, atau golongannya haruslah
orang yang berkompeten, mempersiapkan secara maksimal
keilmuannya dan kemampuannya. Dia tahu dan mendalami apa
yang dikerjakannya (faqiih). Bagi para pemimpin, sebelum terjun
ke lapangan untuk memberikan peringatan harus terlebih dahulu
memperkaya dirinya dengan ilmu dan praktik yang sesuai dengan
bidang pekerjaannya.

3. Al-Dakwah (mengajak atau menyeru)

Dakwah adalah upaya untuk memotivasi orang agar berbuat baik dan
mengikuti jalan petunjuk dan melakukan amar ma’ruf nahi munkar
dengan tujuan mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan di dunia
dan akhirat.5 Berdakwah adalah suatu kewajiban sebagaimana
firman Allah dalam Surat An-Nahl : 125
       
           
    
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
5
M. Munir & Ilahi, Wahyu. Manajemen Dakwah. Jakarta. Kencana. 2006.:19.

7
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.

Dakwah yang dialakukan harus dengan hikmah, yaitu perkataan


yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak
dengan yang bathil.

4. Al-Tarbiyah (bimbingan atau pendidikan)

Kata tarbiyah merupakan bentuk masdar dari kata robba- yurobbi-


tarbiyatan. Sedangkan menurut istilah merupakan tindakan
mengasuh, mendidikan atau memelihara. Sebagaimana terdapat
dalam surat Al-Isra’:24
        
  
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka
keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu
kecil".

5. Al-Irsyad (petunjuk/pengarahan)

Yaitu usaha yang dilakukan untuk memberikan nasehat kepada


orang lain serta pengarahan untuk melakukan kegiatan yang positif.
Dalam al-Quran dijelaskan pada surat Al-Kahfi : 10
        
      
“Ingatlah tatkala Para pemuda itu mencari tempat berlindung ke
dalam gua, lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan Kami, berikanlah
rahmat kepada Kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi Kami
petunjuk yang lurus dalam urusan Kami (ini)."
Lafaz  “yang lurus” maksudnya adalah petunjuk dalam
mengamalakan perbuatan yang Allah cintai.6

6
Ahmad bin Musthafa al Farran, Tafsir Imam Syafii, Almahira, Jakarta:2008
C. Penerapan Actuating Dalam Al-Quran

Ada beberapa contoh penerapan actuating dalam al-Quran, contoh ini


digambarkan Allah pada sejarah perjuangan Nabi dan Rasul dalam berdakwah.
Beberapa contoh penerapan actuating sebagai berikut :

1. Motivasi
Yaitu dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau
tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan
tertentu;  usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok
orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai
tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan
perbuatannya.7
Ketika Rasulullah memimpin perang, Allah menyuruhnya untuk
mengobarkan semangat perjuangan bagi para mukminin. Rasul
diperintah untuk memotivasi supaya pasukannya bersemangat
dalam peperangan, sebagaimana firman-Nya dalam Surat Al-
Anfal :65
        
        
        

“Hai Nabi, Kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang.
jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka
akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. dan jika ada
seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat
mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-
orang kafir itu kaum yang tidak mengerti”.

Motivasi mempunyai peran yang sangat penting. Seorang pemimpin


harus mampu membangkitkan semangat bawahan dalam
menjalankan tugas organisasi. Seperti apa yang telah dilakukan
Rasulullah ketika mengobarkan semangat juang pasukannya dalam
peperangan. Kalau mereka kalah pada peperangan itu akan
7
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kamus versi online/daring (dalam jaringan)

9
mengakibatkan kehancuran umat di dunia sampai akhirat.
Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan sangat
dipengaruhi oleh motivasi orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Oleh karena itu seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan
untuk memotivasi.

2. Komunikasi
Yaitu pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang
atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami; hubungan;
kontak;  perhubungan8 Menyampaikan pesan dengan dua arah
sehingga pesan itu diketahui besama. Dalam berkomunikasi
diharapkan pendapat dari orang lain yang diajak berkomunikasi.
Pemimpin organisasi yang baik adalah orang yang suka
mengomunikasikan semua rencana sehingga rencana itu diketahui
bersama dan disepakati bersama.
Dalam surat Al-Shafat: 102 dicontohkan Allah lewat kisah Nabi
Ibrahim diperintah untuk menyembelih putranya, beliau tidak
langsung melaksanakan perintah itu, akan tetapi terlebih dahulu
mengomunikasikan perintah itu kepada putranya Ismail.
          `
           
     

Kalimat    menandakan adanya komunikasi


terhadap bawahan. Di ayat yang lain dijelaskan
        
     
“Dan saudaraku Harun Dia lebih fasih lidahnya daripadaku, Maka
utuslah Dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan
(perkata- an)ku; Sesungguhnya aku khawatir mereka akan
mendustakanku".

Pemilihan Nabi Harun untuk melaksanakan tugas dakwah didasari


atas prinsip- prinsip profesionalisme, karena Nabi Harun memiliki

8
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kamus versi online/daring (dalam jaringan)
kemampuan yang lebih baik dalam komunikasi. Prinsip inilah yang
seharusnya diterapkan dalam sebuah organisasi dalam melaksanakan
seluruh aktifitas keorganisasian.

3. Kordinasi
Kordinasi dapat juga diartikan sebagai musyawarah. Dalam al-Quran
kata musyawarah terdapat pada surat Ali Imran : 159
           
         
          

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.
karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka,
dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian
apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakkal kepada-Nya.”

Makna kordinasi dalam bentuk musyawarah terkandung dalam lafaz


  . Kegiatan kordinasi dalam menjalankan organisasi

adalah sangat penting karena dengan kordinasi bisa membawa semua


komponen organisasi berjalan seirama.
4. Directing
Yaitu usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau
instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-
masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar
tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula. Directing dapat
dikatakan sebuah proses dimana para manajer membimbing dan
mengawasi kinerja para pekerja untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Mengarahkan dikatakan sebagai jantung dari proses
manajemen. Perencanaan, pengorganisasian, staf yang sudah didapat
tidak akan penting apabila tidak ada yang mengawasi dan
membimbing. Tindakan pengarahan di mulai dari saat melakukan

11
kegiatan, pengarahan ini dirancang agar pekerja bekerja secara
efektif, efisien supaya dapat mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Mengarahkan adalah fungsi membimbing, menginspirasi,
mengawasi, supaya tujuan tercapai.
Fungsi pengarahan adalah meningkatkan efektifitas dan efisiensi
kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang
sehat dan dinamis.

III. PENUTUP

Sehebat dan sesempurna apapun perencanaan yang dilakukan dan


penempatan staf yang sesuai dengan komptensinya, namun bila pemimpin suatu
organisasi tidak mampu melakukan pengarahan maka perencanaan itu akan
menjadi hanya sebuah catatan dalam kertas. Karena kehebatan suatu organisasi
sangat ditentukan oleh kehebatan dari pemimpinnya. Perencanaan yang matang,
sarana prasarana yang mendukung dan sumber daya staf yang mumpuni akan
menjadi suatu kekuatan dalam organisasi apabila digerakkan oleh pemimpin yang
hebat. Actuating adalah serangkaian kegiatan management yang artinya
menggerakkan, atau memengaruhi seluruh komponen organisasi untuk bergerak
secara optimal dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Al-Quran sebagai pedoman utama bagi umat telah mengatur semua tatanan
kehidupan baik dalam kesehatan, pendidikan, perekonomian bahkan bidang sosial
kemasyarakatan. termasuk masalah keorganisasian dan manajemen. Salah satu
fungsi manajemen adalah actuating juga tidak luput dari pandangan al-Quran.

Fungsi dan implementasi actuating banyak ditemukan dalam al-Qur’an,


seperti QS. Al-Baqarah:213, An-Nahl : 125, Al-Israa :24, Al-Ahzab:45, Al-
Kahfi : 10 dan sebaginya. Yang semuanya dapat kita ambil kesimpulan bahwa
dalam rangka menggerakkan, atau memengaruhi seseorang dapat dilakukan
dengan berbagai cara seperti yang telah digambarkan oleh al-Qur’an .
DAFTAR RUJUKAN

Abu Hasan Ali Al Hasani An Nadwi, 2005, Sirah Nabawiyah, Terjemah,


Yogyakarta, Mardhiyah Press.

Ahmad bin Musthafa al Farran, Tafsir Imam Syafii, Almahira, Jakarta: 2008

Geoge R. Terry & Stephen G. Franklin.Principles of Management, Illionis,


Richard D. Irwin. 1982.

Imam Abi Hamid Muhammad Al-Ghozali. Al-Mursyidul Amin. Darul Kutub Al-
Islamiyah. 2004.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kamus versi online/daring (dalam


jaringan)

M. Munir & Ilahi, Wahyu. Manajemen Dakwah. Jakarta. Kencana. 2006.

Rahmah, Syarifah dan Zukhairi, Jurnal Analisis Konsep-Konsep Dasar


Manajemen Berbasis Al-Qur’an dan Relevansinya dengan Manajemen
Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Malikussaleh.

Richard L. Draf, Majemen. Erlangga, Jakarta. 2002.

13
Tanthowi, Jawahir. Unsur-unsur Manajemen Menurut Ajaran Al Qur’an.
Jakarta Pusat, Pustaka Al Husna. 1983.

Umar, Yusuf, Manajemen Pendidikan Madrasah Bermutu, Cet; I, Bandung : PT


Refika Aditama, 2016.

Wisudaningsih, Endah Tri, Konsep Actuating dalam Alquran dan Hadits, Jurnal
Humanistika, Volume 4, Nomor 1, Januari 2018, Institut Ilmu Keislaman
Zainul Hasan Genggong Kraksaan.

Anda mungkin juga menyukai