Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama yang komprehensif (universal) dan memiliki

prinsip rahmatan lil'ālamīn. Ajaran Islam ditujukan untuk kesejahteraan

hidup manusia baik lahir maupun batin, baik di dunia maupun di akhirat.

Hal ini dapat tercapai jika ajaran Islam tersampaikan dengan baik kepada

umat sesuai dengan situasi dan keadaan sosial.

Dakwah Islamiah adalah salah satu kegiatan penting yang harus

dilakukan setiap Muslim. Kegiatan ini memiliki akar normatif dalam Al-

Qur'an dan Hadist. Tujuan dakwah sebagai komunikasi adalah untuk

memberikan informasi tentang Islam, dan tujuan ini bukanlah tujuan akhir.

Perkembangan antara tabligh dan dakwah tidak berakhir dengan wafatnya

Nabi Muhammad SAW. Selama langit dan bumi masih berdiri, tabligh dan

dakwah terus berlanjut, yang bertujuan untuk menyampaikan informasi

tentang agama Islam agar setiap orang dapat memiliki pengetahuan tentang

agama Islam.

MTQ/STQ merupakan sarana penting untuk masyarakat agar

semakin dekat dan lebih mengenal Al-Qur'an. Selain itu, MTQ/STQ

menjadi motor penggerak dan motivasi bagi umat Islam untuk memahami

dan menterjemahkan Al-Qur’an secara cerdas dalam kehidupan sehari-hari.

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan tersebut maka

yang akan menjadi fokus penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Pelaksanaan Program Training Center (TC) dalam

Pembinaan Qori dan Qori’ah di Provinsi Kalimantan Selatan?

2. Bagaimana Penerapan Manajemen Dakwah Program Training Center

(TC) Qori dan Qori’ah di Provinsi Kalimantan Selatan?

3. Apa Saja Faktor Pendukung Dan Penghambat Pelaksanaan Program

Training Center (TC) dalam Pembinaan Qori dan Qori’ah di Provinsi

Kalimantan Selatan?

C. Batasan Masalah

Sehubungan dengan rumusan masalah di atas, maka penulis perlu

memberikan batasan-batasan terhadap masalah tersebut yaitu:

1. Penelitian ini hanya berfokus kepada penerapan manajemen dakwah

program Training Center (TC) dalam pembinaan qori dan qori’ah di

Provinsi Kalimantan Selatan.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pelaksanaan program Training Center (TC) dalam

pembinaan qori dan qori’ah di Provinsi Kalimantan Selatan.

2. Untuk mendeskripsikan kegiatan mengenai manajemen dakwah yang

terdapat dalam pelaksanaan program Training Center (TC) dalam

pembinaan qori dan qori’ah di Provinsi Kalimantan Selatan.

2
3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan

program Training Center (TC) dalam pembinaan qori dan qori’ah di

Provinsi Kalimantan Selatan.

E. Kegunaan Penelitian

1. Secara Teoritis

Sebagai tambahan referensi dan diharapkan dapat memberikan

kontribusi untuk pengembangan penelitian dakwah di era melenial sekarang

melalui ilmu manajemen dakwah yang menjadi alat bantu utama pada

Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Antasari Banjarmasin.

2. Secara Praktis

Penelitian ini juga diharapkan agar dapat menambah wawasan

praktisis dakwah Islam pada umumnya, serta menambah wawasan dan ilmu

tentang manajemen dakwah khususnya untuk LPTQ Provinsi Kalimantan

Selatan.

F. Definisi Operasional

Agar dapat memberikan kejelasan terhadap judul yang dipaparkan di

atas serta untuk menghindari terjadinya kesalah pahaman, maka penulis

akan mendefinisikan beberapa istilah yang berkenaan dengan judul di atas

sebagai berikut:

1. Manajemen Dakwah

3
Kata manajemen berakar dari bahasa Inggris, yaitu management,

yang artinya tata pimpinan, ketatalaksanaan, dan pengelolaan. Jadi,

manajemen adalah sebagai suatu proses yang dilaksanakan oleh

individu maupun kelompok dalam upaya-upaya koordinasi untuk

mencapai suatu tujuan.1

Kata Dakwah secara bahasa (etimologi) berasal dari kata bahasa

Arab, da’a, yad’u, da’watan. Yang bermakna menyeru, mengajak,

memanggil, melayani, mengundang, menuntun dan menghasung.

Sementara dalam bentuk perintah atau fi’il amr yaitu Ud’u yang artinya

ajaklah atau serulah.2

Menurut A. Rosyad Shaleh, manajemen dakwah sebagai proses

perencanaan tugas, mengelompokkan tugas, menghimpun dan

menempatkan tenaga-tenaga pelaksana dalam beberapa kelompok-

kelompok tugas dan menggerakkan ke arah pencapaian tujuan dakwah.3

Jadi, manajemen dakwah yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah mengenai penerapan fungsi manajemen yang dihubungkan

dengan unsur-unsur dakwah yang ada di LPTQ Provinsi Kalimantan

Selatan untuk membina qori-qori’ah di Kalimantan Selatan.

2. Program Training Center (TC)

Training Center atau dalam bahasa Indonesia berarti

“pemusatan latihan” (dalam hal ini adalah pemusatan latihan qori-

1
Muhammad Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah,.(Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2009), hlm. 3.
2
Abdullah, Ilmu Dakwah Kajian Ontologi, Epistemologi, Aksiologi dan Aplikasi Dakwah,
(Depok: Rajawali Pers, 2008), hlm 3-4.
3
Shaleh A. Rosyad, Manajemen Dakwah Isam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), hlm. 123.

4
qoriah) adalah sebuah kegiatan mengumpulkan qori-qori’ah yang

berprestasi untuk dilatih dan dibina dalam suatu tempat khusus.

3. Qori-qori’ah

Qori adalah sebutan bagi seorang laki-laki pembaca Alquran,

sedangkan Qori’ah adalah sebutan bagi seorang perempuan pembaca

Alquran.4

Menurut bahasa qari dan qari’ah adalah pembaca, maksudnya

seorang pembaca Al-quran di depan publik atau khalayak ramai dengan

pertimbangan utamanya yaitu keahlian di bidang tajwid.5

G. Penelitian Terdahulu

Agar tidak terjadi kesamaan dalam proses penulisan terhadap judul

maupun penulisan Skripsi terdahulu, maka penulis akan menyajikan

beberapa penelitian yang berelevansi dengan judul diatas, yaitu sebagai

berikut:

1. Skripsi …. pada tahun …. dengan judul “….”.

2. Skripsi …. pada tahun …. dengan judul “….”.

H. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini penulis menggunakan sistematika penulisan yang

terdiri dari lima bab yaitu:

BAB I Pendahuluan: Bab ini penulis menjelaskan terkait mengenai latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,

definisi operasional, penelitian terdahulu dan sistematika penulisan.


4
Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. 4 (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), hlm.
916.
5
Ahsin W. Al-Hafidz, Kamus Ilmu Al-quran, Cet 3 (Jakarta: Amzah, 2003), hlm. 234.

5
BAB II Landasan Teori: Meliputi tinjauan teori mengenai manajemen

dakwah, seperti pengertian manajemen, unsur-unsur manajemen, fungsi

manajemen pengertian dakwah dan unsur-unsur dakwah, dasar seni baca al-

qur’an, aspek pokok seni baca al-qur’an, metode pengajaran seni baca al-

qur’an.

BAB III Metode Penelitian: Metode penelitian yang terdiri jenis

penelitian, subjek dan objek, data dan sumber data, teknik pengumpulan

data, tempat dan waktu penelitian, analisis data dan prosedur pengumpulan

data.

BAB IV Laporan Hasil Penelitian: Terdiri dari gambaran umum lokasi

penelitian dan laporan serta pembahasan hasil penelitian.

BAB V Penutup: Terdiri atas simpulan dan saran.

6
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Manajamen

Kata manajemen bersumber dari bahasa Inggris, yaitu management,

yang berarti, tata pimpinan, ketatalaksanaan dan pengelolaan. Jadi,

manajemen adalah sebagai proses yang diterapkan oleh individu maupun

kelompok dalam upaya-upaya koordinasi untuk mencapai sebuah tujuan.

B. Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen adalah rangkaian beragam kegiatan yang sudah

ditetapkan dan memiliki hubungan saling berkaitan antara satu dengan

lainnya yang dilaksanakan oleh orang-orang dalam organisasi atau bagian-

bagian yang diberi tugas untuk melaksanakan suatu kegiatan. Fungsi-fungsi

manajemen secara umum disingkat dengan POAC sebagai berikut:

1. Planning (Perencanaan)

Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan-

tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijakan, proyek, program,

prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk

mencapai tujuan.

2. Organizing (Pengorganisasian)

Pengorganisasian adalah seluruh pengelompokan orang-orang,

alat- alat, tugas-tugas, tanggungjawab dan wewenang, sedemikian rupa

sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu

kesatuan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.

7
3. Actuating (Penggerakan)

Penggerakan adalah suatu tindakan yang mengusahakan

agarsemua perencanaan dan tujuan perusahaan bisa terwujud dengan

baik dan sepertiyang diharapkab.

4. Controlling (Pengawasan)

Pengawasan adalah proses pengamatan, penentuan standar yang

akan diwujudkan, menilai kineraj pelaksanaan, dan jika diperlukan

mengambil tindakan korektif, sehingga pelaksanaan dapat berjalan

dengan semaksimal mungkin dalam mencapai

C. Pengertian Dakwah

Secara etimologis, dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da'a,

yad'u, da'wan, du'a, yang diartikan sebagai mengajak/menyeru, memanggil,

seruan, permohonan dan permintaan. Istilah ini juga sering diberi arti yang

sama dengan istilah-istilah tabligh, amr ma'ruf nahi munkar, mau'idzhoh

hasanah, tabsyir, indzhar, washiyah, tarbiyah, ta'lim dan khotbah.

D. Unsur-Unsur Dakwah

Unsur-unsur dakwah adalah da’i (pelaku dakwah), mad’u (objek

dakwah), maddah (materi dakwah), thariqah (metode dakwah), wasilah

(media dakwah), atsar (efek dakwah).

8
E. Dasar Seni Baca Al-Qur’an

Seni baca Alquran atau dikenal dengan An-Nagham fil Qur’an

adalah memperindah suara pada saat membaca Qur’an.

F. Beberapa Aspek Pokok Seni Baca Al-Qur’an

Aspek pokok seni baca Alquran yaitu tajwid, fashahah, teknik

pernafasan, teknik vokal, lagu dan suara.

G. Jenis-Jenis Lagu Dalam Seni Baca Al-Qur’an

Beberapa jenis lagu dalam seni baca Alquran adalah bayyati, shoba,

hijaz, nahawand, rost, sika, dan jiharkah.

H. Metode Pengajaran Seni Baca Al-Qur’an

Metode pengajaran seni baca Alquran adalah metode talaqqi, metode

sama’i, dan metode praktik.

9
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu

dengan turun langsung ke lapangan untuk melihat langsung pembinaan qori-

qori’ah Kalimantan Selatan.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin Kota

Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan.

Tabel 3.1 Lokasi Penelitian

C. Data dan Sumber Data

Data ialah

Sumber data adalah

D. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data

E. Analisis Data

Analisis data

10
F. Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data

11
BAB IV
PAPARAN DATA PENELITIAN

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dengan teknik

observasi, wawancara langsung kepada informan dan studi dokumen maka

dapat diuraikan sebagai berikut.

Tabel 4.1 Daftar Nama Pelatih Training Center Qori-Qori’ah Kalsel

No Nama Bidang

Gambar 4.1 Qori-Qoriah Cabang Tilawah Remaja dan Qiraat

12
BAB V
PEMBAHASAN

Kegiatan Training Center (TC) merupakan salah satu program yang

bertujuan sebagai sarana untuk membina dan membekali Kafilah Provinsi

Kalimantan Selatan untuk menghadapi MTQ/STQ Tingkat Nasional. Serta

menjadi sarana untuk membangun komunikasi dan silaturahmi bagi seluruh

anggota Kafilah, sekaligus memperkuat mental bagi peserta untuk

menghadapi MTQ/STQ Tingkat Nasional.

Gambar 5.1 Training Center Kafilah Kalsel di Jakarta

Penyelenggaraan pembinaan cabang Tilawah bagi qori-qoriah

merupakan bentuk pengimplementasian strategi LPTQ Kalimantan Selatan

dalam bentuk strategi fungsional pendidikan. Pembinaan para qori-qoriah

yang dipusatkan di Training Center (TC) dilaksanakan dalam rangka

persiapan intensif para kafilah masing-masing cabang lomba untuk

mengikuti MTQ/STQ tingkat Nasional.

13
BAB VI
PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah

dikemukakan peneliti pada bab terdahulu, dapat dikemukakan simpulan

sebagai berikut:

1. Kegiatan Training Center (TC) adalah kegiatan pemusatan

latihan/pembinaan dalam rangka persiapan intensif para peserta masing-

masing cabang lomba MTQ termasuk qori-qoriah guna mempersiapkan

kematangan peserta Kafilah MTQ Provinsi Kalimantan Selatan yang

bertindak menjadi tuan rumah MTQ Tingkat Nasional XXIV.

2. Proses pembinaan melalui Training Center (TC) yang dilakukan oleh

LPTQ Provinsi Kalimantan Selatan dalam melaksanakan fungsi

manajemen POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling)

sudah sangat baik. Namun, tentu masih ada beberapa hal yang perlu

diperbaiki, baik dari segi sistem perencanaan, penataan sistem kegiatan

dan administrasi, maupun evaluasi.

3. Proses pembinaan Training Center (TC) memiliki faktor pendukung

yaitu adanya komitmen yang tinggi dari panitia dan peserta untuk

mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan dengan maksimal, adanya

pelatih atau pengajar yang berkualitas, dukungan penuh dari pemerintah

yang menyediakan anggaran dana kegiatan, perencanaan waktu

pelaksanaan yang tepat dan sesuatu, serta adanya sarana prasarana

berupa tempat kegiatan pembinaan yang mendukung dan nyaman untuk

14
pelaksanaan kegiatan Training Center (TC), sehingga dapat berjalan

dengan sukses dan lancar.

B. Saran-saran

Peneliti berusaha memberikan saran-saran agar pelaksanaan

pembinaan qori-qoriah kedepannya lebih baik lagi dan sebagai bahan

pertimbangan dan masukan bagi pengelolaan LPTQ di Kalimantan Selatan.

Berikut beberapa saran dari peneliti:

1. LPTQ Provinsi Kalimantan Selatan harus dikelola oleh sumber daya

manusia yang mumpuni dan dikelola secara profesional.

2. LPTQ Provinsi Kalimantan Selatan harus selalu memantau dan

mengevaluasi dari berbagai kejuaraan MTQ di tingkat daerah, provinsi

maupun nasional untuk mencari peluang dan terobosan baru untuk

dapat diterapkan di masa mendatang.

3. LPTQ Provinsi Kalimantan Selatan agar mengembangkan kurikulum

yang terstadarisasi dan terprogram, agar proses pembinaannya lebih

matang dan terkonsep dengan baik. Serta di zaman sekarang ini,

lembaga seperti LPTQ juga harus mempunyai website tersendiri untuk

mengelola sistem informasi yang berguna untuk penyimpanan data-data

para qori-qoriah yang berprestasi baik di tingkat daerah, provinsi

maupun tingkat nasional dan data tersebut agar selalu diperbarui ketika

penyelenggaraan MTQ/STQ selesai.

4.

15
16

Anda mungkin juga menyukai