Anda di halaman 1dari 12

Tugas Terstruktur Dosen Pengampu

Manajemen Dakwah Risqiatul Hasanah, M. Sos

MANAJEMEN DAKWAH
PENGERTIAN MANAJEMEN DAKWAH, HAKIKAT DAKWAH
ISLAMIYAH DAN ILMU MANAJEMEN

Disusun oleh:
Kelompok 1

Achmad Fadillah 210104030058


Amalia Safitri 210104030039

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
PRODI MANAJEMEN DAKWAH
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

َ
‫ِمۡسِب ٱّلله ٱ َلرِنَٰمۡح ٱ َلرحهي هم‬

Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. Shalawat dan salam
semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan
pengikut beliau hingga akhir zaman.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami dapat
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas kelompok pada mata kuliah Manajemen
Dakwah dengan judul “Manajemen Dakwah: Pengertian Manajemen Dakwah, Hakikat
Dakwah Islamiah dan Ilmu Manajemen”.
Dalam proses penyusunan makalah ini, kami juga mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Risqiatul Hasanah, M. Sos selaku dosen mata kuliah Manajemen Dakwah yang telah
membimbing kami untuk menyelesaikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami pelajari.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca agar dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Aamiin.

Banjarmasin, 22 Februari 2022


Kelompok 1

.....................................

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................. i


Daftar Isi ........................................................................................................................... ii
BAB I: PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 1
BAB II: PEMBAHASAN ................................................................................................. 2
A. Pengertian Manajemen Dakwah ......................................................................... 2
1. Pengertian Manajemen ................................................................................. 2
2. Pengertian Dakwah....................................................................................... 3
3. Pengertian Manajemen Dakwah ................................................................... 3
B. Hakikat Dakwah Islamiyah dan Ilmu Manajemen ............................................. 5
BAB III: PENUTUP ......................................................................................................... 7
A. Kesimpulan......................................................................................................... 7
B. Saran ................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdakwah di era modern ini memiliki banyak peluang dan tantangan, metode
pendekatan yang digunakan pun saat ini boleh dikatakan tidak lagi terpaku pada model atau
cara berdakwah di masa pra-modern yang hanya mencakup tiga ruang, yaitu dakwah bi al-lisan
yang tercermin dengan model dakwah di atas mimbar atau acara-acara tausiyah lainnya;
dakwah bi al-hall dengan memberi contoh yang berkehidupan beragama yang baik agar
nantinya dicontoh dan diikuti oleh orang lain; dan dakwah dengan mau’idhah hasanah yakni
dakwah dengan cara memberi bimbingan, arahan dan nasihat baik yang dimensinya mencakup
dakwah bi al-lisan dan bi al-hall.
Dakwah di era digital saat ini dituntut untuk dapat melampaui tiga model dakwah klasik
tersebut. Dimensi dakwah kini tidak lagi berkutat pada lisan dan perbuatan sebagai contoh
ikutan yang baik, tetapi juga dituntut agar dakwah tersebut tervisualisasi dan terdigitalisasi agar
dapat menjangkau berbagai kalangan. Oleh sebab itu perlu adanya dakwah bi al-kitab melalui
tulisan-tulisan, e-dakwah, dan dakwah melalui lingkungan hidup.
Pelaksanaan dakwah yang dihadang oleh berbagai persoalan yang muncul silih berganti,
menjadikan penyelenggara tidak mungkin menghadapinya secara personal yang tidak
profesional. Akan tetapi pelaksanaan dakwah harus dilaksanakan secara bersama-sama dalam
suatu barisan yang teratur rapi dengan persiapan yang matang serta sistem kerja yang efektif.
Dari sinilah perlunya pelaksana dakwah memanfaatkan ilmu manajemen dalam mengelola
dakwah.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian manajemen dakwah?
2. Bagaimana hakikat dakwah islamiyah dan ilmu manajemen?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui manajemen dakwah.
2. Untuk mengetahui hakikat dakwah islamiyah dan ilmu manajemen.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Dakwah


Manajemen dakwah terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan dakwah. Untuk
memudahkan pemahaman menyeluruh terhadap manajemen dakwah, maka akan dibahas
terlebih dahulu pengertian secara terpisah antara manajemen dengan dakwah, lalu
dikemukakan pengertian manajemen dakwah.
1. Pengertian Manajemen
Secara etimologis, kata manajemen berasal dari bahasa Inggris, management, berarti
keterlaksanaan, tata pimpinan dan pengelolaan. Artinya manajemen adalah sebagai suatu
proses yang diterapkan oleh individu atau kelompok dalam upaya-upaya koordinasi untuk
mencapai suatu tujuan.
Dalam bahasa Arab, istilah manajemen diartikan sebagai an-Nizam atau at-tanzhim, yang
merupakan suatu tempat untuk menyimpan segala sesuatu dan penempatan segala sesuatu pada
tempatnya.
Dalam dalam pengertian skala aktivitas juga dapat diartikan sebagai aktivitas
menertibkan, mengatur dan berfikir yang dilakukan oleh seseorang, sehingga ia mampu
mengemukakan, menata dan merapikan segala sesuatu yang ada disekitarnya, mengetahui
prinsip-prinsipnya serta menjadikan hidup selaras dan serasi dengan lainnya.
Sedangkan secara terminologi terdapat banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli
salah satunya adalah: “Manajemen adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengaturan terhadap para anggota organisasi serta penggunaan seluruh sumber-sumber yang
ada secara tepat untuk meraih tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.1
Dapat dipahami bahwa manajemen adalah aktivitas untuk mengatur kegunaan sumber
daya bagi tercapainya tujuan organisasi secara efektif. Pimpinan yang mengatur aktivitas
disebut manager (manajer) dan anggota yang terlibat dalam pelaksanaan disebut management
staff (staf manajemen). Pencapaian tujuan organisasi ditempuh melalui pemanfaatan sumber
daya dan sarana serta kerjasama sejumlah orang sebagai pelaksana. Manusia merupakan faktor
terpenting dalam manajemen, karena pada dasarnya manajemen dilakukan oleh, untuk dan
dengan manusia.2

1
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manejemen Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 36.
2
Zaini Muchtarom, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta: Al Amin Press, 1996), hlm. 35-38.

2
2. Pengertian Dakwah
Secara etimologis, dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da'a, yad'u, da'wan, du'a,
yang diartikan sebagai mengajak/menyeru, memanggil, seruan, permohonan dan permintaan.
Istilah ini juga sering diberi arti yang sama dengan istilah-istilah tabligh, amr ma'ruf nahi
munkar, mau'idzhoh hasanah, tabsyir, indzhar, washiyah, tarbiyah, ta'lim dan khotbah.
Pada tataran praktik dakwah harus mengandung dan melibatkan tiga unsur yaitu:
penyampaian pesan, informasi yang disampaikan, dan penerima pesan. Dakwah memiliki
pengertian yang lebih luas dari istilah-istilah tersebut, karena istilah dakwah mengandung
makna sebagai aktivitas menyampaikan ajaran Islam, menyuruh berbuat baik dan mencegah
perbuatan mungkar, serta memberi kabar gembira dan peringatan bagi manusia.3
Sedangkan secara terminologi, menurut Yahya Umar, dakwah berarti mengajak orang
atau manusia ke jalan yang benar dengan cara yang bijaksana sesuai dengan perintah sang
Khaliq demi keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat bagi manusia.
Bila ditinjau pengertian dakwah maka dapat diungkapkan bahwa hakikat dakwah ialah
mengajak manusia kepada jalan Allah, pembangunan masyarakat dan amar ma`ruf nahi
munkar. Dakwah sebagai ajakan menuju Allah, merupakan hakikat dakwah yang sangat
mendasar, karena sejalan dengan tugas kerasulan Nabi Muhammad SAW. yaitu membawa
agama tauhid, dapat dipahami dari firman Allah dalam QS. Fushshilat /41: 33.
َ ْ ‫ِن م َهن ال ْ ُم ْسلهم‬
ْ َ‫اِلا َوقَ َال ا هن‬ ‫َ َ ْ َ ْ َ ُ َ ْ ا ِّ َ ْ َ َ ٓ َ ه‬
‫اّلله َو َع هم َل َص ه ا‬
‫ي‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ومن احسن قوًل هممن دَع ا هَل‬

Artinya:
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah,
mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang
menyerah diri?".4
3. Pengertian Manajemen Dakwah
Manajemen dakwah ialah suatu aktivitas dakwah yang dilaksanakan dengan menerapkan
fungsi-fungsi manajemen dan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan
bersama.
Menurut Mahmuddin, manajemen dakwah merupakan suatu proses dalam memanfaatkan
sumber daya (insani dan alam) dilakukan untuk merealisasikan nilai-nilai ajaran Islam sebagai
tujuan bersama.

3
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Op.Cit.
4
Adilah Mahmud, “Hakikat Manajemen Dakwah”, Jurnal of Social Religion Research, Vol. 5, No. 1 (2020), hlm.
68-69.

3
Sedangkan menurut A. Rosyad Shaleh, manajemen dakwah adalah sebagai proses
perencanaan tugas menghimpun dan menempatkan tenaga-tenaga pelaksana dalam kelompok-
kelompok tugas dan kemudian menggerakkan ke arah pencapaian tujuan dakwah.
Inti dari manajemen dakwah yaitu sebuah pengaturan secara sistematis dan koordinatif
dalam kegiatan atau aktivitas dakwah yang dimulai dari sebelum pelaksanaan sampai akhir dari
kegiatan dakwah.5
Dengan demikian dapat dipahami bahwa manajemen dakwah adalah serangkaian proses
yang berjalan secara kontinu dalam mengatur aktivitas dakwah agar berjalan sesuai dengan
rencana dan tepat sasaran.6
Jika aktivitas dakwah dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen, maka
“citra professional” dalam dakwah akan terwujud pada kehidupan masyarakat. Dengan
demikian, dakwah tidak dipandang dalam objek ubudiyah saja, akan tetapi diinterpretasikan
dalam berbagai profesi. Inilah yang dijadikan inti dari pengaturan secara manajerial organisasi
dakwah. Sedangkan efektivitas dan efisiensi dalam penyelenggaraan dakwah adalah
merupakan suatu hal yang harus mendapatkan prioritas.
Aktivitas dakwah dikatakan berjalan secara efektif jika apa yang menjadi tujuan benar-
benar dapat dicapai, dan dalam pencapaiannya dikeluarkan pengorbanan-pengorbanan yang
wajar. Atau lebih tepatnya, jika kegiatan lembaga dakwah yang dilaksanakan menurut prinsip-
prinsip manajemen akan menjamin tercapainya tujuan yang telah ditetapkan oleh lembaga yang
bersangkutan dan akan menumbuhkan sebuah citra (image) profesionalisme dikalangan
masyarakat, khususnya jasa dari profesi da’i.
Jadi manajemen dakwah adalah aktivitas dakwah yang dikelola oleh prinsip-prinsip
manajemen dengan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen itu sendiri yang terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan.7
Suatu manajemen dilaksanakan dengan mengatur dan mengarahkan berbagai sumber
daya yang dirumuskan menjadi 6M; Man (manusia), Money (uang), Material (barang),
Machine (Mesin), Method (Metode), Market (Pasar), Keseluruhan sumber daya itu disebut
unsur-unsur manajemen yang harus dikoordinasikan oleh pimpinan lembaga dakwah secara
berimbang untuk mencapai tujuan.8

5
I’natut Thoifah, Manajemen Dakwah "Sejarah dan Konsep", (Malang: Madani Press, 2015), hlm. 25.
6
Adilah Mahmud, Op.Cit., hlm. 69.
7
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Op.Cit.
8
Zaini Muchtarom, Op.Cit., hlm. 35-38.

4
B. Hakikat Dakwah Islamiyah dan Ilmu Manajemen
Hakikat dakwah ialah mengajak manusia kepada jalan Allah, pembangunan masyarakat
dan amar ma`ruf nahi munkar. Dakwah pada hakikatnya adalah upaya untuk merubah sesuatu
keadaan tertentu menjadi keadaan lain yang lebih baik menurut tolak ukur ajaran islam.
Dan pada hakikatnya dakwah berkisar pada masalah-masalah penting yaitu; Pertama,
dakwah sebagai jalan menuju kepada ketauhidan. Tauhid secara etimologis berarti pengesaan
dan keimanan atas keesaan Allah. Tauhid adalah tema paling sentral dari seluruh ajaran para
Nabi dan Rasul. Allah menghendaki umat manusia meyakini keberadaan-Nya yang Esa dengan
segala sifat-Nya yang sempurna agar menjadi satu-satunya fokus penyembahan, pengabdian
dan pensucian. Dengan tauhid ini manusia akan terus hidup mulia sebab ia akan terhindar dari
penuhanan sesama makhluk yang tak lepas dari segala kekurangan dan cacat. Jadi bertauhid
adalah satu-satunya cara untuk mencapai kemuliaan sejati manusia. Tauhid adalah mengesakan
Allah dalam ibadah. Tauhid merupakan inti dakwah para rosul yang Allah utus untuk
mendakwahkan agama-Nya kepada para hamba-Nya.
Kedua, dakwah sosial masyarakat. Dakwah sosial masyarakat di sini yang dimaksud
adalah ishlah dalam masyarakat yang berarti menjadikan masyarakat itu dapat diperbaiki
sehingga mau mengikuti peraturan-peraturan yang ditentukan dalam agama dan tidak berbuat
kerusakan, karena kata ishlah berarti perbaikan, restorasi, dan reformasi. Hakekat dakwah
semacam sesuai dengan al-Quran Surat al-Anfal ayat 24, al-Quran Surat al-Imran ayat 104, dan
al-Quran Surat al-Hajj ayat 77-78.
Ketiga, dakwah sebagai al-Amru bi al Ma’ruf dan al-Nahyu ‘an al-Munkar. Konsep
ma’ruf sebagaimana dapat dipahami dari al-Quran seperti dalam surat Ali Imran ayat 104 dan
diperkuat oleh surat Ali Imran ayat 110 dan Hadis tidak hanya mencakup muatan keagamaan
dalam pengertian sempit, namun juga meliputi konsep-konsep yang mendasarkan
pertimbangan akal atau dengan kata lain akal berperan. Ajakan kepada ma’ruf dalam bahasa
hukum berkedudukan pada fungsi kedua dari hukum yaitu social engineering dan mencegah
kemunkaran adalah sebagai social controll.
Kata ini biasa diartikan sebagai segala sesuatu yang kebaikannya diketahui oleh jiwa
manusia dan jiwa ini menyenanginya dan tentram kepadanya. Dia merupakan sesuatu yang
baik dalam pandangan umum suatu masyarakat selama hal itu sesuai dengan al-khair yang
merupakan nilai universal yang diajarkan al-Qur’an dan sunnah.
Sedangkan al-Munkar adalah lawan dari al-Ma’ruf. Dia adalah sesutu yang ditolak atau
diingkari oleh akal sehat dan karakter yang baik. Dia merupakan perbuatan yang diingkari oleh
akal dan syara.
5
Dalam konteks dakwah, perintah kepada yang Ma’ruf mengandung bahwa tidak boleh
ada paksaaan dalam mendakwahkan nilai-nilai ilahi, tetapi nilai-nilai itu harus disebarluaskan
melalui jalan persuasif dalam bentuk ajakan yang baik .Tantangan dakwah yang terberat bukan
menyeru kepada al-khair atau mengajak kepada al-ma’ruf, namun mencegah manusia dari
kemungkaran politik, kemungkaran sosial, kemungkaran ekonomi, kemungkaran kultural, dan
bahkan kemungkaran agama.9
Menurut Amrullah Ahmad bahwa pada hakikatnya dakwah Islam merupakan aktualisasi
iman yang dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman yang termaktub
dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat.
Hakikat manajemen adalah merupakan proses pemberian bimbingan, pimpinan,
pengaturan, pengendalian, dan pemberian fasilitas lainnya. Pengertian manajemen dapat
disebut pembinaan, pengendalian, pengelolaan, kepemimpinan ketatalaksanaan yang
merupakan proses kegairahan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Jika dikatakan bahwa manajemen selalu diterapkan dalam hubungan dengan usaha orang
tertentu dan terkandung adanya suatu tujuan tertentu yang akan dicapai oleh kelompok yang
bersangkutan, sedang dakwah selalu diarahkan pada suatu kemajuan yang lebih baik, maka
salah satu implikasi pernyataan tersebut ialah bahwa manajemen dakwah puncaknya harus
merupakan orang-orang yang mampu memecahkan masalah-masalah atau problem yang
dihadapi dakwah.
Terlepas apakah masalah manajemen dakwah itu rumit dan mempunyai dampak kuat
untuk jangka panjang atau relatif sederhana dan dengan dampak yang tidak kuat dan hanya
bersifat jangka pendek atau sedang. Yang jelas ialah bahwa pendekatan dan teknik yang
digunakan harus mampu mencabut akar permasalahan dan tidak sekedar mengobati gejala-
gejalanya saja.
Manajemen dakwah merupakan suatu proses yang dinamik karena ia berlangsung secara
terus menerus dalam suatu organisasi. Setiap perencanaan selalu memerlukan peninjauan ulang
dan bahkan mungkin perubahan di masa depan. Pertimbangannya adalah kondisi yang dihadapi
selalu berubah-ubah. Manajemen dakwah dimaksudkan agar pelaksana dakwah mampu
menampilkan kinerja tinggi. Hanya dengan demikianlah hakikat pencapaian tujuan dan
berbagai sasarannya dapat dicapai dengan baik.10

9
Yahya, “Dakwah Islamiyah dan Proselytisme; Telaah Atas Etika Dakwah dalam Kemajemukan”,
Interdisciplinary Journal of Communication, Vol. 1, No. 1 (2016), hlm. 89-90.
10
Adilah Mahmud, Op.Cit., hlm. 69-75.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara bahasa, kata manajemen berasal dari bahasa Inggris, management, berarti
keterlaksanaan, tata pimpinan dan pengelolaan. Dalam bahasa Arab, istilah manajemen
diartikan sebagai an-Nizam atau at-tanzhim, yang merupakan suatu tempat untuk menyimpan
segala sesuatu dan penempatan segala sesuatu pada tempatnya. Secara istilah, manajemen
adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengaturan terhadap para anggota
organisasi, serta penggunaan seluruh sumber-sumber yang ada secara tepat untuk meraih tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.
Secara bahasa, dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da'a, yad'u, da'wan, du'a, yang
diartikan sebagai mengajak/menyeru, memanggil, seruan, permohonan dan permintaan. Secara
istilah, dakwah berarti mengajak orang atau manusia ke jalan yang benar dengan cara yang
bijaksana sesuai dengan perintah sang Khaliq demi keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan
akhirat bagi manusia
Manajemen dakwah adalah serangkaian proses yang berjalan secara kontinu dalam
mengatur aktivitas dakwah agar berjalan sesuai dengan rencana dan tepat sasaran. Hakikat
dakwah ialah mengajak manusia kepada jalan Allah, pembangunan masyarakat dan amar
ma`ruf nahi munkar. Dan pada hakikatnya dakwah berkisar pada masalah-masalah penting
yaitu; Dakwah sebagai jalan menuju kepada ketauhidan, dakwah sosial masyarakat, dakwah
sebagai al-Amru bi al Ma’ruf dan al-Nahyu ‘an al-Munkar.
Hakikat manajemen adalah merupakan proses pemberian bimbingan, pimpinan,
pengaturan, pengendalian, dan pemberian fasilitas lainnya. Manajemen dakwah merupakan
suatu proses yang dinamik karena ia berlangsung secara terus menerus dalam suatu organisasi.
Manajemen dakwah dimaksudkan agar pelaksana dakwah mampu menampilkan kinerja tinggi.
Hanya dengan demikianlah hakikat pencapaian tujuan dan berbagai sasarannya dapat dicapai
dengan baik.

B. Saran
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan baru bagi pembacanya
dalam memahami pengertian manajemen dakwah, hakikat dakwah islamiah dan ilmu
manajemen, serta kami berharap agar makalah ini bisa sesuai dengan topik pembahasan yang
diberikan.

7
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Maka oleh karena itu, kami meminta kritik dan saran serta arahan yang sifatnya
membangun, agar pada pembuatan makalah selanjutnya akan lebih jauh lebih baik lagi,
sehingga makalah ini menjadi karya tulis yang bermanfaat bagi kita semua.

8
DAFTAR PUSTAKA

Muchtarom, Zaini. 1996. Dasar-Dasar Manajemen Dakwah. Yogyakarta: Al Amin Press.

Munir, M. dan Wahyu Ilahi. 2006. Manejemen Dakwah. Jakarta: Kencana.

Thoifah, I’natut. 2015. Manajemen Dakwah “Sejarah dan Konsep”. Malang: Madani Press.

Mahmud, Adilah. 2020. “Hakikat Manajemen Dakwah”, Jurnal of Social Religion Research.
5(1): 67-75.

Yahya. 2016. “Dakwah Islamiyah dan Proselytisme; Telaah Atas Etika Dakwah dalam
Kemajemukan”, Interdisciplinary Journal of Communication. 1(1): 89-90.

Anda mungkin juga menyukai