Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. kami sangat berharap
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………….…1

DAFTAR ISI …………………………………………………………………....2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………………….…. 3

B. Rumusan Masalah ……………………………………………………… 4

C. Tujuan Masalah …………………………………………………….…… 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Pendidikan Islam ………………………….…… 5

B. Tujuan Manajemen Pendidikan Islam ……………………………………7

C. Ruang Lingkup Praktik Manajemen Pendidikan Islam ………………… 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………….………….. 10

B. Saran ………………………………………………………….……….... 10

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

2
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Pendidikan merupakan persoalan penting bagi semua umat. Pendidikan


selalu menjadi tumpuan harapan untuk mengembangkan individu dan masyarakat.
Memang pendidikan merupakan alat untuk memajukan peradaban,
mengembangkan masyarakat, dan membuat generasi mampu berbuat banyak bagi
kepentingan mereka.

Tujuan pendidikan sinkron dengan tujuan hidup bangsa, yaitu melahirkan


individu, keluarga dan masyarakat yang saleh, serta menumbuhkan konsep-
konsep kemanusiaan yang baik diantara umat manusia dalam mencapai suasana
saling pengertian sehingga dapat melahirkan konsep-konsep yang sesuai dengan
budaya, peradaban, dan warisan umat serta pandangannya tentang alam, manusia
dan hidup.

            Pendidikan tidak berada dalam ruang hampa. Artinya, pendidikan selalu
berada dalam konteks. Pendidikan merupakan wahana, sarana, dan proses serta
alat untuk mentransfer warisan umat dari nenek moyang kepada anak cucu dan
dari orang tua kepada anak.

Pendidikan mengembangkan peradaban melalui pengembangan ilmu dan


pengetahuan secara terus menerus sejalan dengan visi dan misi hidup umat.
Pendidikan juga memberikan sahamnya bagi pemecahan berbagai masalah sosial
kontemporer dengan melatih generasi muda untuk berfikir sehat agar segala
aktifitas mereka di dalam masyarakat bersifat orisinal; dalam arti bukan impor
atau tentative, melainkan lahir dari tradisi yang diadaptasi secara koordinatif
dengan berbagai realitas perkembangan zaman.

Cara demikian membutuhkan manajemen pendidikan yang dapat


menjamin jati diri dan kepribadian umat termasuk dalam bingkai pendidikan
Islam. Manajemen Pendidikan merupakan kunci sukses karena sangat menentukan
kelancaran kinerja organisasi lembaga pendidikan yang bersangkutan. Dengan
demikian, perubahan sosial akan selalu menuju ke arah yang lebih baik, berbagai

3
rintangan akan dapat diatasi, serta ketergelinciran dan lompatan yang
menyimpang jauh dijamin tidak akan terjadi.

B.   Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis memberikan rumusan dalam


makalah ini meliputi:

1.    Bagaimana pengertian manajemen Pendidikan Islam?

2.    Bagaimana Tujuan Manajemen Pendidikan Islam?

C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui tentang konsep Dasar manajemen pendidikan islam

4
BAB II

PEMBAHASAN

A.  Pengertian Manajemen Pendidikan Islam

            Kata “Manajemen” saat ini sudah banyak dikenal di Indonesia, baik di
lingkungan swasta, perusahaan, maupun pendidikan. Demikian pula seminar
tentang manajemen telah muncul dimana-mana bak jamur dimusim hujan.
Berdasarkan kenyataan-kenyataan ini menunjukkan manajemen telah diterima dan
dibutuhkan kehadirannya di masyarakat.

            Banyak penulis yang telah berusaha untuk memberikan definisi atau
batasan tentang pengertia manajemen. Berikut ini beberapa defenisi tentang
manajemen sebagai berikut:

1.    Sukanto Reksohadipprodjo, Manajemen adalah suatu usaha, merencanakan,


mengorganisir, mengarahkan, mengkordinir serta mengawasi kegiatan dalam
suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif.1

2.    Marry Papker Follett, Manajemen sebagai seni untuk mendapatkan sesuatu


melalui sikap dan keterampilan tertentu.

3.    James A.F. Stoner mengemukakan bahwa manajemen adalah proses untuk


mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

4.    Manajemen sebagai ilmu dan seni mengatur proses pendayagunaan sumber


daya manusia dan sumber daya lainnya secara efisien, efektif dan produktif dalam
mencapai suatu tujuan.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, maka manajemen dapat diartikan


sebagai suatu proses dengan menggunakan  sumber daya manusia dan sumber
daya lainnya untuk mencapai suatu tujuan.2

1
Sofwan Manaf, Pola Manajemen Penyelenggaraan Pondok Pesantren. (Jakarta, Dirjen Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam Depag RI.,  2001), h.1.

2
Wahjosumidjo, Kepemimpinan dan Motivasi, (Cet. 3;  Jakarta:Ghalia Indonesia, 1987), h. 32.

5
Adapun Pendidikan dapat diartikan secara sempit, dan dapat pula diartikan
secara luas. Secara sempit pendidikan dapat diartikan: “bimbingan yang diberikan
kepada anak-anak sampai ia dewasa” Sedangkan penidikan dalam arti luas adalah
segala sesuatu yang menyangkut proses perkembangan dan pengembangan
manusia, yaitu upaya mengembangkan dan menanamkan nilai-nilai bagi anak
didik., sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan itu menjadi bagian
kepribadian anak yang pada gilirannya ia menjadi orang pandai, baik, mampu
hidup dan berguna bagi masyarakat.3

Pengertian pendidikan tersebut di atas masih bersifat umum. Adapun


pendidikan Islam dapat diartikan sebagai bimbingan terhadap pertumbuhan rohani
dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan,
melatih, mengasuh dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.4

Istilah membimbing, mengarahkan dan mengasuh serta mengajarkan dan


melatih, mengandung pengertian usaha mempengaruhi jiwa anak didik melalui
proses setingkat demi setingkat menuju tujuan yang ditetapkan, yaitu
menanamkan takwa dan akhlak serta menegakkan kebenaran, sehingga
terbentuklah manusia yang berpribadi dan bebrudi luhur sesuai ajaran Islam.
Pendidikan Islam juga berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia
berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.

Menurut Prof. Dr. H. Muhaimin, M.A. mengemukakan pengertian


Pendidikan Islam dalam dua aspek pertama pendidikan Islam merupakan aktivitas
pendidikan yang diselenggarakan atau didirikan dengan hasrat dan niat untuk
mengejawantahkan ajaran dan nilai-nilai Islam. Kedua, pendidikan Islam adalah
sistem pendidikan yang dikembangkan dari  dan disemangati atau dijiwai oleh
ajaran dan nilai-nilai Islam.

3
M. Natsir Ali, Dasar-dasar Ilmu Mendidik, (Jakarta:mutiara, 1997), h. 23

4
.Muzayin Arifin, filsafat Pendidikan Islam, (Cet. 1, Jakarta:Bina Aksara, 1987), h. 13 

6
Berdasarkan uraian di atas maka dapat di definisikan bahwa manajemen
pendidikan Islam sebagai suatu proses dengan menggunakan  berbagai sumber
daya untuk melakukan bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani
seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam5.

B. Tujuan Manajemen Pendidikan Islam

            Manajemen pada dasarnya merupakan suatu penggunaan sumber daya


secara efektif untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu. Istilah manajemen
biasa dikenal dalam ilmu ekonomi yang memfokuskan pada profit (keuntungan)
dan komoditas komersial. Seorang manajer adalah orang yang menggunakan
wewenang dan kebijaksanaan organisasi/perusahaan untuk menggerakkan staf
atau bawahannya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Karena itu seorang
manajer biasanya bertugas untuk mengelola sumber daya fisik, yang
berupa capital (modal), row material (bahan dan mentah), dan technologi,  agar
dapat melahirkan produktivitas, efesiensi, tepat waktu (sesuai dengan rencana
kerja dengan kualitas). Berbeda halnya dengan seorang pemimpin (leader) yang
lebih memfokuskan pada visi. Ia berusaha mengajak dan memotivasi bawahannya
untuk bersama-sama mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Karena itu seorang
pemimpin (leader)  biasanya berusaha mengelola sumber-sumber emosional dan
spritual, yang berupa commitment (keberpihakan) dan aspiration (aspirasi) staf
atau bawahannya, agar dapat melahirkan kebanggaan dan kepuasan dalam
bekerja. Menurut teori manajemen, bahwa manajer yang sukses adalah manajer
yang memiliki unsur kepemimpinan (leadership) dan mampu menerapkan serta
mengembangkannya. Dengan kata lain manajer yang mampu bertindak sebagai
pemimpin (manager is a leader)6

            Manajemen pendidikan adalah manajemen yang diterapkan dalam


pengembangan pendidikan. Dalam arti ia merupakan seni dan ilmu mengelola
sumber daya pendidikan Islam untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara
efektif dan efesian. Bisa juga diartikan sebagai proses perencanaan,

5
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, hlm. 32

6
Natsir Ali, Dasar-dasar Ilmu Mendidik, (Jakarta:mutiara, 1997), h. 23

7
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian sumber daya pendidikan Islam
untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efesien.

Manajemen pendidikan lebih bersifat umum untuk semua aktifitas


pendidikan pada umumnya, sedangkan manajemen pendidikan lebih khusus lagi
mengarah pada manajemen yang diterapkan dalam pengembangan pendidikan
Islam. Dalam arti bagaimana menggunakan dan mengelola sumber daya
pendidikan Islam secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pengembangan,
kemajuan dan kualitas proses dan hasil pendidikan Islam itu sendiri. Sudah barang
tentu aspek manager dan leader yang Islami atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai
Islam dan/atau yang berciri khas Islam, harus melekat pada manajemen
pendidikan Islam.

            Lembaga pendidikan Islam bisa dikategorikan sebagai lembaga industri


mulia (nobel industri) karena mengembang misi ganda yaitu profit sekaligus
sosial. Misi profit yaitu, untuk mencapai keuntungan, ini dapat dicapai ketika
efisiensi dan efektifitas dana bisa tercapai, sehingga pemasukan (income) lebih
besar daripada biaya operasional. Misi sosial bertujuan untuk mewariskan dan
menginternalisasikan nilai luhur. Misi kedua ini dapat dicapai secara maksimal
apabila lembaga pendidikan Islam tersebut memiliki modal human-
capital dan social capital yang memadai dan juga memiliki tingkat keefektifan dan
efisiensi yang tinggi. Itulah sebabnya mengelola lembaga pendidikan Islam tidak
hanya dibutuhkan profesionalisme yang tinggi, tetapi juga misi niat suci dan
mental berlimpah, sama halnya dengan mengelola noble industry yang lain,
seperti rumah sakit, panti asuhan, yayasan sosial, lembaga riset atau kajian dan
lemabaga swadaya masyarakat.

            Sumber daya pendidikan Islam itu setidak-tidaknya menyangkut peserta


didik, pendidik dan tenaga kependidikan (termasuk di dalamnya tenaga
adminstrasi), kurikulum atau program pendidikan, sarana/prasarana, biaya
keuangan, informasi, proses belajar mengajar atau pelaksanaan pendidikan,
lingkungan, output dan outcome serta hubungan kerjasama atau kemitraan

8
dengan stakeholder dan lain-lain, yang ada pada lembaga-lembaga pendidikan
Islam.7

C.   Ruang Lingkup Praktik Manajemen Pendidikan Islam

Sebagaimana definisi yang dikemukakan oleh Prof. Dr. H. Muhaimin,


M.A. bahwa manajemen pendidikan Islam merupakan aktivitas pendidikan yang
diselenggarakan dengan hasrat untuk mengejawantahkan ajaran dan nilai-nilai
Islam. Dalam praktiknya di indonesia pendidikan Islam setidak-tidaknya dapat
dikelompokkan ke dalam lima jenis, yaitu:

1.    Pondok Pesantren atau Madrasah Diniyah, yang menurut UU No. 20 Tahun


2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional di sebut sebagai pendidikan kegamaan
(Islam) formal, seperti pondok pesantren/Madrasah Diniyah (Ula, wustha, ‘Ulya,
dan Ma’had ‘Ali)

2.    PAUD/RA, BA, TA, Madrasah da pendidika lanjutan seperti IAIN, SAIN


atau Universitas Islam Negeri yang bernaung di bawah Kementerian Agama.

3.    Pendidikan Usia dini, RA, BA, TA, sekolah/perguruan tinggi yang


diselenggaraakan di bawah naungan yayasan dan organisasi Islam.

4.    Pelajaran agama Islam di sekolah/ madrasah/perguruan tinggi sebagai suatu


mata pelajaran atau mata kuliah, dan atau sebagai program studi; dan

5.    Pendidikan Islam dalam keluarga atau di tempat-tempat ibadah, dan/atau di


forum-forum kajian keislaman, majelis taklim, dan institusi-institusi lainnya yang
sekarang sedang digalakkan oleh masyarakat, atau pendidikan (Islam) melalui
jalur pendidikan nonformal, dan informal.

Ruang lingkup praktik manajemen pendidikan Islam dalam definisi kedua yang
dikemukakan oleh Prof. Dr. H. Muhaimin , M.A. yaitu sistem pendidikan dari dan
disemangati atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam. Dalam pengertian ini
pendidikan Islam  dapat juga mencakup;

7
Ahmad D. Marribah, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Cet. 5; Jakarta : Bumi aksara, 1997),
h. 31

9
1.    Pendidik/guru/dosen kepala Madrasah/sekolah atau pimpinan perguruan
Tinggi dan / atau tenaga kependidikan lainnya yang melakukan dan
emgnembangkan aktivitas kependidikannya disemangati atau dijiwai oleh ajaran
dan nilai-nilai Islam.

2.    Komponen-komponen pendidikan lainnya seperti tujuan, materi/bahan ajar,


alat/ media/ sumber belajar, metode, evaluasi, lingkungan/konteks, manajemen
dan lain-lain yang disemangati atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam atau
yang bercirikhas Islam8.

8
H. Muhaimin, dkk, Manajemen Pendidikan Islam “Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana
Pengembangan Sekolah/Madrasah, (cet. 2; Jakarta ; Kencana, 2010), h. 4

10
BAB III

PENUTUP

A.     Kesimpulan

Manajemen pendidikan Islam sebagai suatu proses dengan menggunakan 


berbagai sumber daya untuk melakukan bimbingan terhadap pertumbuhan rohani
dan jasmani seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran
Islam.

Tujuan Manajemen Pendidikan Islam adalah menggunakan dan mengelola


sumber daya pendidikan Islam secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
pengembangan, kemajuan dan kualitas proses dan hasil pendidikan Islam itu
sendiri.

Ruang lingkup praktik manajemen Pendidikan Islam meliputi aspek


manajemen kelembagaan dan program pendidikan Islam serta aspek sprit Islam
yang  melekat pada setiap aktivitas pendidikan.

B.     Saran-saran

Tugas Madrasah sebagai lembaga pendidikan dan keagamaan perlu


menjadi contoh dalam kehidupan masyarakat. Untuk itu dibutuhkan manajemen
Yang dapat menggerakkan dan memanfaatkan semua potensi-potensi yang
dimiliki oleh lembaga pendidikan Islam tersebut.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ali,  M. Natsir, Dasar-dasar Ilmu Mendidik, Jakarta:mutiara, 1997.

Arifin, H.Muzayin, Filsafat Pendidikan Islam, Cet. 1, Jakarta:Bina Aksara, 1987.

H. Muhaimin, dkk, Manajemen Pendidikan Islam “Aplikasinya dalam


Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah / Madrasah, cet. 2; Jakarta ;
Kencana,  2010.

Manaf, H. Sofwan, Pola Manajemen Penyelenggaraan Pondok Pesantren. Jakarta,


Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Depag RI.,  2001.

Marribah, Ahmad D., Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Cet. 5; Jakarta : Bumi


aksara, 1997.

Rivai, Veithzal, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori


ke Praktek. Cet 1; Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006

Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Cet. Ke-4 :


Bandung;Remaja Rosda Karya, 2001.

Wahjosumidjo, Kepemimpinan dan Motivasi, Cet. 3;  Jakarta: Ghalia Indonesia,


1987.

12
13

Anda mungkin juga menyukai