Manajemen Dakwah
Di Susun Oleh :
Kelompok 7
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah mencurahkan Rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang di berikan oleh Dosen
Pembimbing dalam mata kuliah Manjemen Dakwah. Sholawat serta salam
semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammmad saw.
Untuk kebaikan dan sempurnanya makalah ini, kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan. Dan akhirnya semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca, penulis, dan mahasiswa.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dikemukakan beberapa rumusan masalah :
Apa pengertian Pengembangan Sumber Daya Manusia ?
Apa Maksud dan Tujuan Sumber Daya Manusia dalam Manajemen Dakwah ?
Bagaimana Konsep Manajemen Sumber Daya Manusia ?
Bagaimana ciri-ciri Individu Da’i yang Profesional ?
TUJUAN/MANFAAT PENULISAN
Adapun penulisan makalah ini bertujuan untuk :
Menjelaskan pengertian sumber daya manusia
Menjelaskan Maksud dan Tujuan Sumber Daya Manusia dalam Manajemen Dakwah
Menjelaskan Ciri-ciri Manajamen Sumber Daya Manusia
Menjelaskan ciri-ciri Indvidu Da’i yang Profesional
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut M. Munir dan Wahyu Ilaihi (2006: 191-193)1 dalam buku “Manajemen Dakwah”
menegaskan bahwa pengembangan sumber daya manusia dalam perspektif dakwah lebih
menekankan kemampuan da’i dalam mengembangkan aspek mental, spiritual, dan emosi
serta psycho-motoric manusia untuk mencapai tujuan dengan identifikasi sebagai berikut:
i. Ciri Keagamaan
Seorang da’i sebagai kekuatan sumber daya manusia yang ideal harus memiliki
keimanan dan keyakinan yang kuat dan konsisten, sehingga mampu mempengaruhi
perilaku dan culture hidupnya. Sebagaimana rumusan didefinisi iman, yaitu sedang
“meyakini dengan hati, mengikrarkan dengan perkataan, dan mengamalkan dengan
perbuatan”. Pada tataran aplikasi keimanan seseorang da’i tidak tidak cukup hanya pada
taraf keyakinan dan pengakuan saja, tetapi juga harus diimbangi dengan perilaku kultural
yang mencerminkan keyakinan tersebut, sesuai dengan aturan normatif Al-Quran dan As-
Sunnah. Dalam konteks kekaryaannya, seorang da’i harus memiliki sikap tanggung jawab
dalam menjalankan profesinya.
ii. Ciri Keilmuan
Ciri keilmuan seorang da’i ditandai dengan kemampuan skill yang bagus, di samping
keahlian dan keterampilan. Keterampilan ini dikonotasikan dalam pelaksanaan program.
Hal ini akan berkaitan langsung dengan jenjang pendidikan yang ditempuh. Jika jenjang
pendidikan ini belum bisa diperoleh oleh para da’i , tetapi mereka telah memiliki peran
profesional, maka bisa diimbangi dengan mengikuti pendidikan dan latihan secara regular
yang dilaksanakan oleh instansi dakwah. Oleh Karenanya setiap lembaga dakwah harus
menyediakan balai Pendidikan dan latihan untuk memberikan peluang kepada para da’i
dalam meningkatkan keterampilannya, karena ia telah memberikan kontribusinya pada
instansi tersebut.
iii. Ciri Motivasi
Untuk menjadi bagian dari sumber daya manusia yang potensial, maka seorang da’i
harus memiliki motivasi untuk maju dan produktif, sehingga skill-nya itu bermanfaat bagi
organisasi dakwah maupun bagi dirinya sendiri. Karena motivasi itu merupakan aspek
motorik yang mampu meningkatkan kemampuan produktivitas dan kualitas. Motivasi
merupakan keadaan internal individu yang dapat melahirkan kekuatan, kegairahan dan
1
Ahmad Zaini, TADBIR : Jurnal Manajemen Dakwah Vol. 1, No. 1, Juni 2016
dinamika, serta pengarahan tingkah laku pada tujuan. Dengan demikian, motivasi
merupakan unsur intrinsic yang dapat membangkitkan dorongan individu untuk mencapai
sesuatu sesuai dengan tujuannya.
3. Sumber Daya Manusia (SDM) adalah potensi yang merupakan aset dan berfungsi
sebagai modal (non material/non finansial) di dalam organisasi bisnis yang dapat
diwujudkan menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan
eksistensi organisasi.5
Sedangkan menurut Mangun dalam Suroto, sumber daya manusia adalah semua kegiatan
manusia yang produktif dan semua potensinya untuk memberikan sumbangan yang produktif
pada masyarakat.6
2
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta:YPPPQ-Hidakarya Agung, 1989), hlm. 19.
3
M. Manullang, Manajemen Personalia, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1981), hlm. 11-12.
4
George R. Terry, Penj. Winarno. Asas-asas Manajemen, (Principle of Management), (Bandung: Alumni,
1996), hlm. 4.
5
Hadari Nawawi, Manajemen Sumber Daya Manusia, untuk Bisnis Yang kompetitif, (Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 1998), hlm.40.
6
Suroto, Strategi Pembangunan dan Perencanaan Kerja, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1986),
hlm.16.
Sedangkan Definisi Dakwah Secara etimologis kata dakwah berasal dari bahasa Arab
dalam bentuk masdar, yaitu da’ayad’uda’watan, yang artinya menyeru, mengajak,
memanggil. Kata tersebut telah menjadi istilah baku dalam Bahasa Indonesia, dalam kamus
besar bahasa indonesia, dakwah memiliki arti; penyiaran, propaganda, penyiaran agama
dikalangan masyarakat dan pengembangannya, seruan untuk memeluk, mempelajari, dan
mengamalkan agama.7
Abdul Aziz dalam Enjang dan Aliyuddin, memberikan sedikitnya 5 arti dari kata dakwah
yaitu; memanggil, menyeru, menegaskan atau membela sesuatu, perbuatan atau perkataan
untuk menarik manusia kepada sesuatu, dan memohon atau meminta.8
Sedangkan menurut Ali Aziz, setidaknya terdapat 10 macam makna yang dikandung
dalam kata dakwah dalam Al-Qur’an, yaitu
(1) mengajak dan menyeru, baik kepada kebaikan maupun kemusyrikan,
(2) Do’a,
(3) mendakwa atau menganggap tidak baik,
(4) mengadu,
(5) memanggil Atau panggilan,
(6) meminta,
(7) mengundang,
(8) malaikat israfil sebagai penyeru,
(9) panggilan nama atau gelar
(10) anak angkat.9
Jadi manajemen sumber daya manusia dalam dakwah adalah suatu perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan, pengarahan serta pengawasan terhadap kinerja dari sumber
daya manusia yang ada di dalamnya dengan di landasi oleh keagamaan
7
Departemmen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka, 1990),
181
8
Enjang dan Aliyuddin, Dasar-Dasar Ilmu Dakwah (Bandung, Widya Padjajaran,2009), 3
9
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta: Prenada Media Group, 2009),6-9
C. Konsep Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen merupakan salah satu sains yang diperlukan dalam mengarahkan perubahan di
masa depan dalam kehidupan suatu bangsa. Manajemen menjadi alat untuk mencapai tujuan
organisasi melalui pemanfaatan sumber daya yang ada dalam organisasi. Keunggulan manajemen
justru terletak pada sumber daya manusia yang profesional yang diharapkan akan dapat menggunakan
manajemen dalam mengefektifkan perubahan bagi kepentingan hidup di masa depan. Hal ini sejalan
dengan paradigma baru pendidikan Nasional yang mengacu pada pengelolaan kelembagaan oleh
Sumber Daya Manusia yang profesional, yang menjadi satu pilar utama keberhasilan organisasi
pendidikan menghasilkan sumber daya yang bermutu.
Manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu berasal dari kata manus yang berarti tangan, dan
agere artinya melakukan; digabung menjadi kata kerja managere, yang artinya menangani;
diterjemahkan ke dalam bahasa inggris, to manage, kata bendanya managemet (mengatur atau
mengelola); manajemen kini diartikan pengelolaan (Usman, 2008:4). Menurut arti istilah, banyak
pakar yang mengemukakan beragam definisi: 10 manajemen adalah ilmu dan seni perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan
yang sudah ditetapkan,11 manajemen yaitu segenap proses penyelenggaraan dalam setiap usaha
kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu, 12 sejumlah pakar mengartikan:
manajemen adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan lebih dulu dengan mempergunakan kegiatan
orang lain (Stoner J.A.F, 2000:5). Malayu S.P.Hasibuan (2001:2) berpendapat bahwa manajemen
merupakan ilmu, seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia beserta sumber-
sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Adapun Stoner sebagaimana dikutip oleh Handoko (2003:8) juga mengemukakan bahwa
manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap
kegiatan yang dilakukan oleh para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi
lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam proses manajemen terlibat beberapa komponen pokok yang ditampilkan oleh seorang
pimpinan, yaitu; perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), pemimpinan (Leading), dan
pengawasan (Controlling). Sedangkan menurut Usman (2010:15) Fungsi manajemen meliputi;
10
Usman, Husaini. 2008. Manajemen Teori Praktik & Riset Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara, Edisi
Kedua 252
11
Usman, Husaini. 2010. Manajemen: Teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
12
Manullang, M & Amnullang Marihot. Amh. 2008. Manajemen Personalia. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Oleh sebab itu, manajemen diartikan
sebagai proses merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan upaya organisasi
dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien. Manullang (2008:4)
berpendapat bahwa dalam manajemen terdapat unsur perencanaan, pembuatan keputusan,
pengorganisasian, dan penyempurnaan. Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (2010:14) meliputi;
perencanaan, organisasi, koordinasi, komunikasi, supervisi kepengawasan-pembiayaan dan evaluasi.
Berbagai pendapat tersebut, pada hakikatnya dikembalikan kepada empat bagian, yang
dijabarkan sebagai berikut; perencanaan (planning: budgeting, programming, decision making,
forcasting, pengorganisasian (organizing): structuring, assembling resources, staffing, penggerakan
(actuating): coordinating, directing, commanding. Kerangka keilmuan menejemen memegang peranan
penting dalam menyempurnakan fungsi menejemen terutama dalam menjalankan dan upaya
mengembangkan kelembagaan Islam yang unggul. Maka dari pada itu keberadaannya dapat menjadi
13
rujukan dan implementasi pengembangan lembaga Islam di era otonomi seperti saat ini.
Pengembangan SDM dalam organisasi merupakan bentuk usaha pengembangan yang bersifat
integral, baik yang menyangkut SDM sebagai sistem dan sebagai individu, maupun organisasi sebagai
wadah SDM untuk memenuhi kebutuhan suatu organisasi manapun. Dalam pengembangan SDM ini
tentu dilakukan secara terencana dan berkesinambungan untuk meningkatkan kempetensi kinerja
organisasi dan pegawai melalui program pendidikan, pelatihan dan pengembangan.
Konsep SDM diberi kesempatan mengambil peran penting dalam tim manajemen. Hal ini
terjadi karena fungsi sumber daya manusia sedang berubah menjadi fungsi manajemen yang penting.
Segala upaya yang diperlukan untuk menciptakan suatu organisasi yang berhasil tergantung pada
perubahan yang signifikan dalam Manajemen SDM. Berbagai upaya yang dilakukan organisasi
adalah:
13
Handoko, Hani.T. 2003. Manajemen. Yogyakarta: UGM
14
Hasibuan, Malayu S.P. 2001. Manajemen Dasar, Pengertian dan masalah.
Islam adalah agama yang diperintahkan Allah SWT kepada manusia untuk memeluknya
secara utuh dan menyeluruh. Ajaran Islam ini diperuntukan bagi manusia sebagai petunjuk ke jalan
yang lurus ketika melaksanakan tugastugas hidup serta mencapai tujuan hidup di dunia ini. Dengan
demikian ajaran Islam diciptakan oleh Allah SWT sesuai dengan proses penciptaan dan tujuan
manusia di muka bumi ini. Namun manusia, dengan segala kekurangannya tidak akan menjalankan
tuntutan agama Islam dengan baik tanpa mengerti, mengetahui dan memahami Islam secara
mendalam dan menyeluruh. Untuk dapat mengetahui dan memahami Islam secara menyeluruh
tersebut, maka tidak ada jalan kecuali menajemen sumber daya manusia dalam lingkup keagamaan.
Karena, sumber daya manusia dan manajemen dakwah mempunyai “hubungan yang sangat erat”.
Hubungan ini digambarkan bahwa sumber daya manusia sebagai pelakunya (obyeknya) dan
manajemen dakwah sebagai alatnya (aturannya) 16
15
Stoner J.A.F. and Freeman R.E. 2000. Management. New Jersey: PenticeHall International Editions
16
Purwanto, Ngalim. 2010. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
D. Mengembangkan Karakteristik Individu da’i yang Ideal dan Profesional bagi
Organisasi Dakwah
Karakterisktik da’i yang ideal menurut M. Masyhur Amin (1997: 70-76) 17 sehingga dapat
memenuhi panggilan dakwah adalah yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
17
Ahmad Zaini, TADBIR : Jurnal Manajemen Dakwah Vol. 1, No. 1, Juni 2016
f) Mujahadah.
Para da’i hendaknya memiliki semangat dedikasi kepada masyarakatnya di jalan Allah
swt. dan semangat berjuan untuk menegakkan kebenaran, yaitu kalimatullahi hiyal ‘ulya.
Hal ini dapat dilihat dengan pengorbanannya para da’i, baik berupa tenaga, pikiran,
waktu, harta kekayaan maupun jiwa (Amin, 1997: 70-76).
Adapun da’i yang profesional menurut M. Munir dan Wahyu Ilaihi (2006: 208-209) memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
Karakteristik dan profesionalitas da’i tersebut bagi organisasi dakwah merupakan suatu
keharusan agar citacita dan harapan para pimpinan, pengurus, dan anggota dan terealisasi dengan
baik. da’i yang ideal dan profesional adalah da’i yang dapat menjadi teladan yang baik bagi umat
binaannya serta memberikan kesejukan dan kedamaian bagi seluruh umat manusia, bukan sebaliknya
da’i yang mengajarkan radikalisme dan ekstrimisme. Organisasi dakwah harus dikelola oleh daidai
yang tangguh dan pantang menyerah menghadapi setiap keadaan. Pengelolaan dakwah secara
profesional di era modern ini adalah suatu keharusan, karena tantangan dakwah semakin kompleks.
Pimpinan organisasi dakwah harus menempatkan orang-orang yang kompeten dan ahli dalam
pengelolaan dakwah sehingga dakwah yang damai dan menyejukkan dapat terlaksana dengan baik. 18
BAB III
PENUTUP
18
Ahmad Zaini, TADBIR : Jurnal Manajemen Dakwah Vol. 1, No. 1, Juni 2016
A.KESIMPULAN
1. Pengertian pengembangan sumber daya manusia terbagi 2 : Makro dan Mikro.Pengembangan
sumber daya manusia secara makro adalah suatu proses peningkatan kualitas atau kemampuan
manusia dalam rangka mencapai suatu tujuan. Proses peningkatan ini mencakup perencanaan,
pengembangan, dan pengelolaan sumber daya manusia. Sedangkan pengembangan sumber daya
manusia secara mikro adalah suatu proses perencanaan pendidikan, pelatihan dan pengelolaan
tenaga atau karyawan untuk mencapai hasil yang maksimal. Pengertian lain dari pengembangan
kualitas sumber daya manusia adalah upaya memberikan nilai tambah dalam arti ekonomi dan
insani, sehingga dapat mewujudkan dan mengembangkan seluruh potensi manusia secara terpadu
untuk men capai kedudukannya sebagai makhluk yang mulia.
2. Adapun tujuan pengembangan sumber daya manusia ada 2 : Tujuan Jasmani (pengembangan
sumber daya manusia harus memiliki tujuan ke arah pembangunan fisik serta praktik-praktik yang
dapat mengembangkan kesehatan tubuh) dan Rohani (membina manusia secara pribadi dan
kelompok sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya untuk
membangun dan memakmurkan dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan Allah SWT ) .
3. Adapun ciri pengembangan sumber daya manusia yang berhasil/efektif adalah yang bersifat
sistematik, yakni memiliki tujuan yang spesifik dan bekelanjutan dalam memberikan program
pelatihan yang konkret dan mudah bagi para partisipan. Di samping itu, ciri yang lain adalah nilai
sebuah kebutuhan dan rencana yang terpadu.
4. Adapun ciri-ciri Da’i yang profesional adalah :
B. SARAN
Kami sebagai penyusun, apabila dalam penulisan dan penyusunan makalah ini terdapat
kekurangan, maka kami mohon kritik dan saran pembaca untuk makalah kami, supaya
dalam pembuatan makalah yang selanjutnya dapat lebih baik lagi dan dapat dipahami oleh
para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Zaini, TA Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta:YPPPQ-Hidakarya Agung, 1989),
hlm. 19.
M. Manullang, Manajemen Personalia, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1981), hlm. 11-12.
Hadari Nawawi, Manajemen Sumber Daya Manusia, untuk Bisnis Yang kompetitif, (Yogyakarta:
Gajah Mada University Press, 1998), hlm.40.
Suroto, Strategi Pembangunan dan Perencanaan Kerja, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press,
1986), hlm.16DBIR : Jurnal Manajemen Dakwah Vol. 1, No. 1, Juni 2016
Departemmen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka,
1990), 181