Anda di halaman 1dari 8

MOTIVASI SEBAGAI MODEL PENDEKATAN

PSIKOLOGI DAKWAH

Kelompok 1
OLEH
NOR HANIFA HASANAH
180104030017

Mata Kuliah : PSIKOLOGI DAKWAH


Dosen Pengasuh : Drs. Bayani, M.Ag
Hari/Jam : Rabu, 08.00 – 11.00
Kelas : MDK-18-C
Ruang : FDIK.18

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ANTASARI BANJARMASIN
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH (MD)
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan, sering didapatkan banyak manusia yang melakukan pekerjaan
dengan gigih dan banyak pula yang santai, bahkan tidak sedikit yang tidak berbuat
apapun. Dengan demikian manusia berbeda-beda dalam melewati setiap detik dalam
kehidupannya. Perbedaan perilaku manusia dalam menyikapi waktu tersebut merupakan
gejala-gejala kejiwaan yang menarik perhatian. Secara psikologis ada persoalan yang
harus dipecahkan, kenapa dalam satu waktu ada orang yang bekerja ada pula yang terbuai
dalam lamunan.
Mengapa mereka melakukan perbuatan itu? Apa yang mempengaruhi jiwa
mereka sehingga terlahir perilaku yang berbeda-beda? Dalam kajian psikologi, sesuatu
yang terdapat dibalik dilakukannya sebuah sikap atau perilaku manusia adalah sesuatu
yang dikenal dengan isltilah motivasi.
Istilah motivasi baru digunakan sejak abad kedua puluh. Selama beratus-ratus
tahun, manusia dipandang sebagai makhluk rasional dan intelek yang memiliki tujuan
dan menentukan sederet perbuatan secara bebas. Manusia bebas memilih dan pilihan ada
yang baik maupun yang buruk, tergantung pada intelegensi dan pendidikan individu, oleh
karenanya manusia bertanggung jawab penuh terhadap setiap perilakunya.
Konsep motivasi terinspirasi dari kesadaran para pakar ilmu, terutama pakar
filsafat, bahwa tidak semua tingkah  laku manusia dikendalikan oleh akal, akan tetapi
tidak banyak perbuatan manusia yang dilakukan di luar kontrol manusia. Sehingga
lahirlah sebuah pendapat, bahwa manusia di samping sebagai makhluk rasionalistik, ia
juga sebagai makhluk yang mekanistik yaitu makhluk yang digerakkan oleh sesuatu di
luar nalar, yang biasa disebut naluri atau insting.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan motivasi ?
2. Bagaimana cara memotivasi seseorang dalam islam ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi
Motivasi (motivation) adalah dorongan, keinginan, kebutuhan dan daya sejenis
yang mengarahkan perilaku. Motivasi dapat didefinisikan dengan segala sesuatu yang
menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong seseorang untuk
memenuhi kebutuhan. Pada titik ini, motivasi menjadi daya penggerak perilaku (the
energizer) sekaligus menjadi penentu perilaku. Motivasi juga dapat dikatakan sebagai
suatu konstruk teoretis mengenai terjadinya perilaku meliputi peraturan (regulasi),
pengarahan (directive), dan tujuan (insentif global) dari perilaku. Dalam diri seseorang,
motivasi berfungsi sebagai pendorong kemampuan, usaha, keinginan, menentukan arah,
dan menyeleksi tingkah laku.
Menurut M.Utsman Najati (dalam Syah, 2000), motivasi adalah kekuatan
penggerak yang membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup dan menimbulkan tingkah
laku serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu. Motivasi memiliki tiga komponen
pokok, yaitu menggerakkan, mengarahkan dan menopang.
Pendapat lain mengatakan bahwa motivasi mempunyai fungsi sebagai perantara
pada manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Suatu perbuatan dimulai
dengan adanya ketidakseimbangan dalam diri individu, misalnya lapar atau takut.
Keadaan ketidakseimbangan ini tidak menyenangkan bagi individu bersangkutan,
sehingga timbul kebutuhan untuk meniadakan ketidakseimbangan itu, misalnya mencari
makanan atau mencari perlindungan. Kebutuhan inilah yang akan menimbulkan
dorongan atau motivasi untuk berbuat sesuatu. Setelah melakukan perbuatan itu maka
tercapailah keadaan seimbang dalam diri individu dan timbul perasaan puas, gembira,
aman, dan sebagainya. Kecenderungan untuk mengusahakan dari ketidakseimbangan
terdapat dalam diri tiap manusia dan ini disebut prinsip homeostatis (Fauzi, 1999)
Seberapapun perbedaan para pendapat ahli dalam mendefinisikan motivasi,
namun dapat dipahami bahwa motivasi merupakan akumulasi daya dan kekuatan yang
ada didalam diri seseorang untuk mendorong, menggerakkan, membangkitkan, dan
memberi harapan pada tingkah laku.
B. Macam-macam Motivasi
Dalam membicarakan soal macam-macam motivasi, hanya akan dibahas dari dua
sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi seseorang yang
disebut “motivasi intrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang
disebut “motivasi ekstrinsik” yaitu :
1. Motivasi Intrinsik, adalah motivasi yang berasal dari diri seseorang itu sendiri tanpa
dirangsang dari luar. Misalnya: orang yang gemar membaca, tidak usah ada yang
mendorong, ia akan mencari sendiri buku-bukunya untuk dibaca. Motivasi intrinsik
juga diartikan sebagai motivasi yang pendorongnya ada kaitan langsung dengan nilai-
nilai yang terkandung didalam tujuan pekerjaan sendiri. Misalnya seorang mahasiswa
tekun mempelajari mata kuliah psikologi karena ia ingin sekali menguasai mata
kuliah itu.
2. Motivasi Ekstrinsik, yaitu motivasi yang datang karena adanya perangsang dari luar,
seperti: seorang mahasiswa rajin belajar karena akan ujian. Motivasi ekstrinsik ini
juga dapat diartikan sebagai motivasi yang pendorongnya tidak ada hubungannya
dengan nilai yang terkandung dalam tujuan pekerjaanya. Seperti seorang mahasiswa
mau mengerjakan tugas karena takut pada dosen.

C. Teknik Motivasi

1. Motivasi Menjaga Diri

Dari sudut pandang psikologi Islam, motivasi menjaga diri merupakan sebuah hal
yang lumrah dalam berperilaku terutama untuk mempertahankan eksistensi. Ini sudah
disebutkan secara tersirat dalam ayat Al Quran dalam Surat Thaha ayat 117-121,
dimana terdapat setidaknya tiga motivasi untuk menjaga diri dari lapar, haus, terik
matahari, cinta kelangsungan hidup dan keinginan untuk berkuasa. Sementara dalam
kitab Al Quran juga disebutkan beberapa hal terkait dengan perasaan takut dan
pentingnya memenuhi kebutuhan dasar seperti makan. Ini merupakan salah satu
bentuk dorongan tersendiri yang alamiah dan sepatutnya dimiliki oleh manusia.
2. Motivasi Menjaga Kelangsungan Jenis

Motivasi dalam menjaga kelangsungan jenis ini dapat terlihat dari bagaimana Al
Quran menggambarkan rasa keibuan. Ada gambaran yang jelas mengenai bagaimana
beratnya seorang Ibu harus mengandung dan merawat anaknya. Selain itu, individu
juga dibentuk sebagai pemimpin di muka bumi ini sehingga mereka harus tetap
mempertahankan kelangsungan jenis. Motivasi seksual juga merupakan salah satu
bentuk dorongan perilaku yang secara fisiologis dan alamiah dimiliki setiap manusia.

3. Motivasi Kepemilikan

Motivasi kepemilikan menunjukkan bagaimana individu akan berperilaku dalam


memenuhi kebutuhan yang bisa mempengaruhi tingkat kepuasannya. Dalam
memenuhi kebutuhan tersebut, ada landasan dari agama yang membuatnya harus bisa
tahu mana cara yang baik dan benar. Harta tentu saja memiliki peran yang cukup
besar dalam pemenuhan kebutuhan tersebut. Setidaknya ada beberapa macam
kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh individu seperti misalnya kebutuhan sandang,
pangan dan papan, kebutuhan kesehatan dan pendidikan, kebutuhan kelengkapan
hidup, kebutuhan sosial dan keinginan untuk berkuasa atau memiliki pengaruh sosial
tertentu.

4. Motivasi Berkompetisi

Dorongan untuk berkompetisi dengan individu lain merupakan jenis-jenis motivasi


dalam psikologi Islam selanjutnya. Al Quran memberikan ajakan untuk berlomba-
lomba dalam kebaikan. Hal ini ditunjukkan dari bagaimana Al Quran sering
memberikan pedoman bagi individu untuk beramal saleh dan memiliki ketakwaan
yang tinggi terhadap Allah swt. Bentuk kompetensi ini menjadi sebuah hal yang
memang wajar dan sering kita temukan dalam kehidupan keseharian. Seseorang
dapat berlaku dengan baik dengan adanya motivasi untuk berkompetensi dalam
kebaikan.
D. Motivasi Keagamaan
Motivasi keagamaan atau motivasi beragama, para psikologi membahas motivasi
beragama atau penyebab yang mendorong maupun menarik manusia menganut suatu
agama berdasarkan dinamika psikologis serta peranan fungsi kejiwaan dalam perilaku
keagamaan. Pembahasan mengenai agama sebagai salah satu metode psikoterapi, tidak
akan terlepas dari kehidupan motivasi beragama. Psikologi sebagai sains tidak mampu
menganalisis penyebab yang paling mendasar dari tingkah laku keagamaan, karena
analisis psikologis itu terbatas pada fakta empiris. Teori-teori phisikologis, instink,
konflik, frustasi baik disebabkan faktor biologis, psikologis, sosial, kematian maupun
frustasi moral atau teori psikologi lainnya mengenai penyebab perilaku keagamaan hanya
mampu menerangkan motivasi beragama secara fungsional. Artinya teori-teori tersebut
menerangkan perilaku keagamaan berdasarkan peranan dan kegunaan agama bagi
kehidupan manusia.
Pada umumnya penyebab perilaku keagamaan manusia merupakan campuran
antara berbagai faktor, baik faktor lingkungan, biologis, psikologis rohaniah, unsur
fungsional, unsur asli, fitrah ataupun karunia Tuhan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Motivasi adalah sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut
atau mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhan. Motivasi menjadi daya
penggerak perilaku (the energizer) sekaligus menjadi penentu perilaku. Motivasi
memiliki 2 macam yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi seseorang yang
disebut “motivasi intrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang
disebut “motivasi ekstrinsik”. Dalam motivasi memiliki Teknik motivasi yang terbagi
4 bagian yaitu Motivasi Menjaga Diri, Motivasi Menjaga Kelangsungan Jenis,
Motivasi Kepemilikan, dan Motivasi Berkompetisi.
DAFTAR PUSTAKA
Ahyadi, Abdul Aziz. 1987. Psikologi Agama Kepribadian Muslim Pancasila. Bandung: Sinar
Baru Algensindo
Mujib, Abdul, dan Jusuf Mudzakir. 2002. Nuansa-Nuansa Psikologi Islam. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada
Daulay, Nurussakinah. 2014. Pengantar Psikologi dan Pandangan Al-Qur’an Tentang Psikologi.
Jakarta: Prenadamedia Group

Anda mungkin juga menyukai