Anda di halaman 1dari 6

proses dakwah dakwah dalam pengertian

Secara teoritis proses dakwah adalah suatu tahapan dalam melakukan kegiatan dakwah baik
dalam bentuk lisaniah maupun tindakan atau perbuatan. Berdasarkan pengertian diatas bahwa
dapat disimpulkan bahwa proses kegiatan dakwah adalah upaya pelaksanaan dakwah yang
dilakukan da’i dengan melakukan beberapa tahap, yang dalam hal ini bisa dengan
menggunakan lisan. Secara umum proses dakwah merupakan perjalanan yang dilakukan da’i
sebagai subjek dakwah. Membahas masalah proses dalam kajian ini lebih diarahkan pada
masalah dakwah, yang mana dakwah itu sendiri sering dimaknai sebagai suatu kerja di jalan
Allah yang implikasinnya adalah adanya perubahan dari buruk menjadi baik, baik menjadi
lebih baik yang tujuan akhirnya adalah keridhaan Allah SWT dan kebahagian dua alam,
dunia dan akhirat. Kegiatan dakwah merupakan sebuah penyampaian berupa informasi yang
diberikan oleh orang yang memiliki pengetahuan lebih mengenai hal atau penyampaian dari
seseorang. Sehingga dalam hal ini memang perlu dilakukan kajian khusus mengenai lancar
atau tidaknya penyampaian informasi tersebut, dimana dalam hal penggunaan teori psikologi
dalam dakwah ini bisa diketahui melalui berbagai prinsip psikologi yanng dilakukan, dimana
dalam hal ini bisa dikaitkan dengan kegiatan adanya penyampaian informasi dakwah.
Kegiatan dakwah umumnya bisa dikatakan berhasil apabila penyampaian informasi yang
diilakukan memang dapat diserap dan juga diterima oleh masyarakat dengan baik, dimana
sikap keyakinan tersebut dapat disampaikan memlalui perintah allah swt.

Proses penyampaian dakwah

Saat penyampaian dakwah akan dilakukan, memang sebaiknya harus disampaikan melalui
hal-hal kebenaran dan juga sikap optimis yang harus ditunjukan kepada lingkungan, dalam
hal ini tentunya hal tersebut akan berkaitan erat dengan yang namanya proses komunikasi,
dimana dalam proses tersebut dapat dijelaskan dengan sebuah tahapan dan juga berbagai hal
yang harus dijelaskan, diantaranya

- Penerimaan stimulus informasi


- Penyimpanan sebuah informasi
- Pengolahan dari sebuah informasi
- Menghasilkan kembali di dalam suatu informasi

Di dalam sebuah Pesan dakwah harus disampaikan dengan hikmah dan pelajaran. Dakwah
dengan hikmah telah ditafsirkan oleh sebagian ahli tafsir sebagai perkataan yang tegas dan
benar, yang dapat membedakan antara yang hak dan yang batil. Menurut Prof. Djamaludin
Ancok dan Fuad Nashori, kata hikmah ini tidak hanya terbatas pada definisi tersebut. Hikmah
dapat pula diartikan sebagai penggunaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan.

Dalam tinjauan psikologi dakwah, ada tiga faktor penting yang sangat menentukan
keberhasilan dakwah yaitu:
1. Pertama, yang menyampaiakan dakwah (communicator)

2. Kedua, teknik penyampaian dakwah (communocation)

3. Ketiga, siapa penerima pesan dakwah (audience/objek dakwah)

Menurut Mc Guiere, sebagaimana yang dikutip Ancok dan Nashori, proses perubahan sikap
seseorang dari tidak tahu atau tidak menerima suatu pesan ke penerima suatu pesan
berlangsung melalui tiga proses di atas. Dimana setiap muslim wajib berdakwah kapan dan
dimana saja, namun berdakwah pun memerlukan menagemen dakwah apabila menghadapi
suatu majelis atau jamaah besar.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan sebelum berdakwah adalah:

a. Langkah pertama

1) Menentukan topik dakwah

2) Men-setting tujuan akhir suatu dakwah

3) Mengidentifikasi medan serta khalayak yang akan menerima pesan dakwah

4) Memilih waktu yang paling tepat untuk berdakwah

5) Mempersiapkan materi yang relevan dan konsisten

b. Kedua, teknik penyajian dakwah yang efektif

1) Topik dan waktu yang tepat, berdasarkan permasalahan yang sedang terjadi di daerah
tersebut

2) Analisa khalayak, yaitu mengetahui siapakah pendengar kita (usia, tingkat pendidikan, dll)
dan yang penting juga diperhatikan adalah apakah obyek dakwah sudah terkena fikrah atau
belum

3) Memilih dan memilah meteri dakwah

4) Mempersiapkan alat peraga, merupakan bentuk-bentuk visual yang diperlihatkan kepada


khalayak, karena melihat itu lebih efektif daripada mendengar.

Adapun hal-hal yang harus kita perhatikan dalam melakukan dakwah

- Perlu ditentukan apa saja topic yang akan digunakan di dalam dakwah
- Tujuan akhir penyampaian dakwah tersebut
- Melakukan identifikasi mengenai apa saja yang akan menerima pesan sebuah dakwah.
- Perlu ditentukan waktu yang pas untuk melakukan dakwah persiapan materi yang
baik dan juga efektif
PROSES PENERIMAAN DAKWAH

Proses bagaimana Mad’u menerima informasi, mengolahnya, menyimpan, dan menghasilkan


informasi dalam psikologi komunikasi disebut sebagai Sistem Komunikasi Intra Personal.
Proses ini meliputi sensasi, persepsi, memori, dan berfikir.

a. Sensasi

Tahap awal dari penerimaan informasi adalah sensasi. Sensasi berasal dari kata “sense”,
artinya pengindraan yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Dalam
psikologi komunikasi dijelaskan bahwa sensasi adalah proses menangkap stimuli (rangsang).

Fungsi alat indra dalam menerima informasi dari lingkungan sangat penting. Melalui alat
indra, manusia dapat memahami kualitas fisik lingkungannya. Lebih dari itu melalui alat
indra lah manusia memperoleh pengetahuan dan semua kemampuan untuk berinteraksi
dengan dunianya. Dalam kegiatan dakwah, ketika seorang Da’i tampil ke mimbar, maka
stimuli yang ditangkap Mad’u pada awalnya adalah sosok tubuhnya (oleh indra mata)
kemudian setelah berpidato, Mad’u menangkap stimuli suaranya (oleh indra pendengaran)
dan seterusnya.

b. Persepsi

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa dan hubungan-hubungan yang diperoleh
dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi adalah proses memberi
makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Persepsi mengubah
sensasi menjadi informasi. Dalam penyampaian dakwah di masyarakat, tentunya ada
beberapa hal yang dapat menarik perhatian masyarakat untuk dapat menerima suatu dakwah
tersebut antara lain:

a) Prinsip Gerakan

Secara psikologis, benda kecil yang bergerak-gerak pasti lebih menarik perhatiannya
dibanding benda-benda besar yang diam. Atas dasar prinsip ini, maka seorang orator atau
mubalig sering kali menggerak-gerakkan tangannya atau sesekali kepalanya ketika sedang
berpidato, karena dengan gerakan tangan itu perhatian pendengar tertuju padanya.

b) Prinsip Kontras

Kita akan memperhatikan stimuli yang lebih menonjol dari stimuli yang lain. Suara keras di
tengah keheningan, sorot lampu ditengah kegelapan, warna merah pada latar belakang putih
pasti menarik perhatian. Oleh karena itu, pidato ditengah kerumunan orang banyak
memerlukan pengeras suara, karena dalam hal ini suara mubalig menjadi kontras
mengalahkan suara obrolan orang banyak.
c) Prinsip Kebaruan

Segala sesuatu yang baru pasti menarik perhatian manusia, orang baru, barang baru, dan juga
ide baru. Hal-hal yang baru menarik perhatian karena biasanya di dalamnya terkandung
penilaian hebat, luar biasa, berbeda dari biasanya, dan sebagainya.

Dalam hubungannya dengan dakwah, seorang Da’i harus dapat tampil dengan
mengetengahkan hal yang baru, berbeda dan jika mungkin yang hebat untuk dapat menarik
perhatian Mad’u. Kebaruan sesuatu tidak mesti bersifat keseluruhan, tapi bisa juga barang
lama dalam kemasan baru, atau pendapat lama dengan ilustrasi yang baru.

c. Memori

Salah satu kelebihan manusia adalah kemampuan menyimpan informasi yang sangat banyak
dalam waktu yang lama dan dapat mengingat kembali. Jika komputer mampu menyimpan
data yang untuk suatu saat dapat dipanggil kembali, maka kemampuan manusia menyimpan
informasi (data) dan bagaimana mudahnya mengingat atau memanggil informasi itu sangat
canggih dibanding komputer.

Jadi, apa yang ditangkap pancaindra (sensasi) kemudian diubah menjadi informasi (persepsi)
selanjutnya disimpan di dalam memori (ingatan). Dengan demikian memori adalah suatu
sistem yang sangat berstruktur yang menyababkan organisme sanggup merekam fakta tentang
dunia.

d. Berpikir

Berpikir adalah suatu kegiatan yang melibatkan penggunaan konsep dan lambang sebagai
pengganti objek dan peristiwa. Berpikir merupakan manipulasi atau organisasi unsur-unsur
lingkungan dengan menggunakan lambang-lambang, sehingga tidak perlu langsung
melakukan kegiatan yang tampak.

Berfikir merupakan proses keempat setelah sensasi, persepsi, dan memori yang
mempengaruhi penafsiran terhadap suatu stimulasi. Dalam berfikir seseorang melibatkan
sensasi, persepsi, dan memori sekaligus. Dalam kehidupan, berfikir diperlukan untuk
memecahkan persoalan, untuk mengambil keputusan, dan untuk melahirkan sesuatu yang
baru.

Proses pelaksanaan (penyampaian dan penerimaan) dakwah tidak terlepas dari faktor bahasa
sebagai salah satu alat komunikasi (penyampaian pesan dari Da’i kepada Mad’u). Dalam
kenyataannya ketika seorang Da’i terjun ke bidang dakwah, Da’i akan bertemu dengan
Mad’u dengan berbagai bahasa dan dialek yang berbeda antara satu daerah dengan daerah
yang lain.

Kerena dalam proses dakwah Da’i akan berharap dengan Mad’u yang memiliki bahasa yang
beragam, maka seharusnyalah seorang Da’i mengenal bahkan menguasai bahasa Mad’u
tersebut agar komunikasi yang efektif dapat dicapai. Tanpa mengenal bahasa Mad’u (sasaran
dakwah), maka tugas Da’i sebagai penyampai ajaran Islam tidak akan dapat terlaksana
dengan baik. Sejarah telah membuktikan bahwa Allah selalu mengangkat nabi dan rasul yang
diperuntukkan untuk kaum dari kalangan kaum itu sendiri yang memiliki bahasa yang sama.

Proses penyampaian dan penerimaan dakwah itu di lihat dari sudut psikologi tidaklah
sesederhana penyampaian pidato oleh Da’i dan di dengar oleh Mad’u, tetapi mempunyai
makna yang luas, meliputi penyampaian energi dalam sistem syaraf, gelombang suara dan
tanda-tanda. Ketika proses suatu dakwah berlangsung, terjadilah penyampaian energi dari
alat-alat indera ke otak, baik dalam peristiwa penerimaan pesan dan pengolahan
informasi,maupun pada proses saling mempengaruhi dari kedua belah pihak.

Kaitan proses dakwah dengan pembelajaran manusia

Mengajak manusia menuju agama Allah merupakan salah satu ibadah yang agung,
manfaatnya menyangkut orang lain. Bahkan dakwah menuju agama Allah merupakan
perkataan yang paling baik. Allah Azza wa Jalla berfirman:

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru menuju Allah,
mengerjakan amal yang shalih dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang
berserah diri”. ( QS-Fushshilat:33)

Keberadaan dakwah sangat urgen dalam Islam. antara dakwah dan Islam tidak dapat
dipisahkan yang satu dengan yang lainnya. Sebagaimana diketahui, dakwah merupakan suatu
usaha untuk mengajak, menyeru, dan mempengaruhi manusia agar selalu berpegang pada
ajaran Allah guna memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Usaha mengajak dan
mempengaruhi manusia agar pindah dari situasi yang jauh dari ajaran Allah menuju situasi
yang sesuai dengan petunjuk dan ajaran-Nya. Di dalam usaha mengajak dan menyeru serta
mempengaruhi manusia agar berada sepanjang ajaran Allah, maka sudah pasti ada unsur-
unsur yang mengajak atau mempengaruhi, ada yang diajak dan diseru, alat untuk mengajak
dan menyeru, serta isi ajakan atau seruan, dan halhal lain yang melingkupinya. Dengan kata
lain, untuk berdakwah itu harus ada da’i, manusia yang didakwahi atau objek dakwah, materi
dakwah, yaitu Islam, metode dan kaifiyah dakwah serta prasarana yang lain baik menyangkut
dana dan logistik, dan media dakwah yang merupakan unsur 2 keberhasilan dakwah. Unsur-
unsur tersebut juga harus dilengkapi dengan faktor penopang dan penunjang yang akan
menjaga kelestarian usaha dakwah dan merupakan investasi dalam wujud tenaga dakwah atau
human resources yaitukader dakwah. Kader dakwah inilah yang akan menggantikan
pemimpin-pemimpin dakwah di masa yang akan datang. Dalam menghadapi era globalisasi
informasi dan perkembangan teknologi akhir-akhir ini, dunia dihadapkan kepada cepatnya
perkembangan arus informasi. Pemanfaatan alat-alat teknologi sebagai media penyampai
informasi kepada khalayak, sepertinya tidak dapat dibendung. Tetapi sebaliknya, keberadaan
teknologi canggih di era globalisasi informasi dan komunikasi ini harus dimanfaatkan untuk
penyebaran informasi dan pesan-pesan dakwah Islam. Aktivitas dakwah Islam saat ini tidak
cukup dengan menggunakan media-media tradisional, seperti melalui ceramah-ceramah dan
pengajian-pengajian yang masih menggunakan media komunikasi oral atau komunikasi tutur.
Penggunaan media-media komunikasi modern sesuai dengan taraf perkembangan daya pikir
manusia harus dimanfaatkan sedemikian rupa, agar dakwah Islam lebih mengena sasaran.

Anda mungkin juga menyukai