DOSEN PENGAMPU :
ADI SAPUTRA, S.Sos. I, M.Pd
1
KATA PENGANTAR
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
A. Latar Belakang.........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................................................5
C. Tujuan Masalah........................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
A. Pengertian paradigma manajemen pendidikan.........................................................................6
B. Macam-Macam Paradigma Manajemen Pendidikan Islam......................................................7
C. Dimensi-dimensi Paradigma Manajemen Pendidikan Islam Sekarang......................................9
D. Pengembangan Paradigma Manajemen Pendidikan Islam.....................................................11
BAB III.........................................................................................................................................12
PENUTUP....................................................................................................................................12
A. Kesimpulan.............................................................................................................................12
B. Saran..........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari zaman rosulullah, rosulullah senantiasa menanamkan kesadaran para sahabat dan
pengikutnya akan urgensi ilmu dan mendorong Islam untuk menuntut ilmu, sampai setelah
beliau wafat misi tersebut masih di tanamkan kepada generasi sesudahnya hingga mendarah
daging di kalangan umat Islam. Kesadaran urgensi umat Islam tidak lepas dari paradigma
pada waktu itu. Kemudian pada masa Umar bin khattab mulai adanya kholaqoh-qolaqoh
majelis khusus untuk mempelajari agama dan mengkaji disiplin persoalan lain sesuai dengan
apa yang di perlukan di masyarakat. Dari sinilah awal mula diketahui awal mula manajemen
pendidikan Islam dengan paradigma yang di tanamkan oleh rosulullah. Manajemen
merupakan terjemahan secara langsung dari kata manajemen yang berarti pengelolaan,
ketatalaksanaan, atau tata pimpinan, yang diterapkan dalam proses trans-internalisasi nilai-
nilai keislaman kepada peserta didik sebagai bekal untuk mencapai kebahagiaan dan
kesejahtraan di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, manajemen dalam pendidikan Islam dapat
didefinisikan sebagai proses pemanfaatan semua sumber daya yang dimiliki (umat Islam,
lembaga pendidikan/ lainnya) baik perangkat keras maupun lunak, pemanfaatan tersebut
melalui kerjasama dengan orang lain secara efektif, efisien, dan produktif untuk mencapai
kebahagiaan dan kesejahtraan, baik di dunia maupun di akhirat. Dari sejarah singkat dan
bentuk pemikiran diatas perlunya memotret paradigma- paradigma pengembangan
pendidikan Islam yang akan kita kaji dalam tema pengembangan paradigma manajemen
pendidikan Islam, dalam mata kuliah manajemen pendidikan Islam.
4
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Paradigma menejemen pendidikan Islam?
2. Apa Macam-macam paradigma menejemen pendidikan Islam?
3. Apa itu Dimensi –dimensi paradigma menejemen pendidikan Islam?
4. Apa yang dimaksud dengan Pengembangan paradigma manajemen pendidikan Islam?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui tentang pengertian paradigma manajemen pendidikan?
2. Untuk mengetahui tentang macam-macam paradigma manajemen pendidikan?
3. Untuk mengetahui tentang dimensi-dimensi paradigma manajemen pendidikan?
4. Untuk mengetahui tentang pengembangan paradigma manajemen pendidikan?
5
BAB II
PEMBAHASAN
1
Badan Standar Nasional Pendidikan, Paradigma Pedidikan Nasional Abad XXI versi 10.
Tahun 2010
6
melalui kerjasama dengan orang lain secara efektif, efisien, dan produktif untuk mencapai
kebahagiaan dan kesejahteraan baik di dunia maupun di akhirat. 2 Sedangkan menurut Menurut
Prof. Mujamil Qomar manajemen pendidikan Islam adalah suatu proses pengelolaan lembaga
pendidikan Islam secara Islami dengan cara menyiasati sumber-sumber belajar dan hal-hal lain
yang terkait untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien. 3 Diketahui
definisi paradigma manajemen pendidikan Islam yang diambil dari Prof. Mujamil Qomar
diartikan sebagai kerangka berfikir dalam mengelola lembaga pendidikan Islam dan fungsinya
sebagai penentu arah atau alur perkembangan maupun kelangsungan pendidikan Islam yang
kendalikan oleh menejer, atau dengan kata lain sebagai petunjuk pelaksana/juklak. Dalam
praktek nya kerangka berpikir yang dapat mempengaruhi berbagai tindakan (pola menejerial,
kepemimpinan, sumber-sumber pendidikan Islam, pengambilan keputusan/kebijakan,
pengarahan/bimbingan, dan stategi pembelajaran) menejer maupun pendidiknya.4
2
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Kalam Mulia, Jakarta, 2008, h.260
3
Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, Erlangga, Yogyakarta, hal.10
4
Prof.Dr.Mujail Qomar, M.Ag STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM( Jakarta 2013 Erlangga) 32-
5
Mujail Qomar, STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM( Jakarta 2013 Erlangga) 32-40
7
Allah dan bentuk pelaksanaan kegiatan sebagai ibadah kepada Allah. Tauhid memiliki sikap:
menyakini, mengikrarkan, berfikrah Islami, (fikir, amal,aklah secara islami)dan iman yang
berdimensi dakwah. Dan memiliki manfaat diantaranya meningkatkan keimanan, menghindarkan
terjadinya kesesatan, merasakan seluruh tindakan, menumbuhkan sikap hati-hati dalam bersikap,
menyandarkan kepada Allah, mudah berinstropeksi, memperbaiki perilaku organisasi,
meningkatkan hubungan yang harmonis dan selalu meningkatkan ketakwaan.
2. Paradigma intergralistik
Paradigama integralistik merupakan kerangka berfikir dalam mengelola lembaga
pendidikan Islam yang di tempuh dengan cara memadukan duahal atau lebih, perhal yang di
padukan ini dapat berupa dasar keilmuan menejemen pendidikan Islam yaitu wahyu dengan akal
dengan sandaran teologis, rasional, epiris dan teoritis yang berorientasi antara teosentris dan
antropesentris menjadi teoantroposentris cita-cita keberhasilan yang ingin di capai yaitu integrasi
antara keunggulan spiritual (iman), intelektual, amal, ketrampilan dan aklak dan antara
pengalaman pengelolaan pendidikan Islam dan pendidikan timur dengan ciri yang dapat di
jadikan pembeda dengan menejemen pendidikan tetapi masih menerima secara inklusif kaidah
atau teori menejemen pendidikan yang terseleksi. Mengacu paradigma integralistik dapat
memadukan sumber-sumber pendidikan atau belajar dan menyatukan pengalaman guru sehingga
menjadi saling shearing pengalaman hingga menyatukan kekuatan guru dalam memajukan
lembaga pendidikan Islam. Paradigma ini memiliki manfaat antara lain: menyatukan pegawai,
(menyatukan arah, proses dan hasil), mensinergikan langkah pegawai melakukan pekerjaan,
mensinergikan kepentingan untuk memajukan lembaga pendidikan Islam, menyatukan
perbedaan menjadi kekuatan, meminimalisir kecemburuan sosial, meminimalisir pelayanan
secara pilih kasih, meminimalisi konflik, meminimalisi dampak negatif perbedaan latar belakang
peserta didik, membangun semangat kebersamaan.
3. Paradigma Transformatif
Paradigma Tranformatif merupakan kerangka berfikir dalam mengelola lembaga
pendidikan Islam yang dilakukan melalui cara merubah bentuk pikiran, perilaku, sikap, watak,
kecendrungan, budaya, tradisi, pola pikir, pola kerja dan hal lain yang bersifat negatif-deduktif,
sehingga menejemen pendidikan Islam benar-benar potensial dan fungsional menghasilakan
perubahan yang memuasakan semua pihak yang berkepentingan terhadap keberhasilan
pendidikan Islam. Paradigma transformatif mengaktualisasikan ajaran-ajaran Islam untuk
8
mempengaruhi kehidupan sosial bermayarakat secara positif dan di tuntut beradaptasi sekaligus
mengantisipasi perkembangan ilmu dan inovasi teknologi sehingga tetap relevan dan kontektual
dengan kebutuhan zaman, paradigma ini memiliki bobot relevasi yang kuat dengan dinamika
global yang telah menempatkan ilmu dan teknologi sebagai pilar utama dalam berbagai aspek
kehidupan. Paradigma ini menumbuhkan berbagai manfaat antara lain: melatih komitmen
terhadap tanggung jawab, melatih kemapuan merealisasikan keberhasilan pembimbingan,
melatih kemandirian, mendorong tumbuhnya inisiatif dan kreativitas, mendorong penguatan
pada proses pendidikan dan pembelajaran, mendorong pencarian strategi yang efektif dan efisien
dalam mengubah perilaku orang lain khususnya peserta didik, meminimalisir tindakan-tindakan
rutinitas dan pengulangan hal yang sama dan memfasilitasi tumbuh dan perkembangan semangat
dan budaya mereformasi situasi pendidikan Islam.
4. Paradigma Pengembangan.
Paradigma pengembangan ini merupakan kerangka berfikir dalam mengelola lembaga
pendidikan Islam dengan memperkuat pola-pola pengembangan. Paradigma pengembangan ini
didasarkan pada suatu pemikiran bahwa kondisi lembaga pendidikan Islam selama apapun masih
dapat dimajukan jika pengembangan-pengembangan yang revolusioner dan trobosan- trobosan
baru yang berani dilakukan secara continouoe dan terprogram dengan rapi. Melalui paradigma
pengembangan, semua pelaku pendidikan Islam dapat digerakkan untuk melakukan
pengembangan-pengembangan sesuai dengan tugas dan kapasitas masing-masing,
pengembangan ini di lakukan dalam berbagai aspek pendidikan.dan memeiliki beberapa manfaat
baik secara individu maupun sosial diantaranya: melatih keberanian berspekulasi dengan baik,
melatih keberanian melakukan trobosan-trobosan baru, mendorong kemauan keras untuk
melakukan pembaharuan, memupuk naluri produsen, menyuburkan semangat menciptakan
kondisi baru, menumbuhkan sikap proaktif, menyemangati kecendrungan berinovasi, melakukan
keberanian menghadapi dan mengelola resiko, memiliki cita-cita dan target tinggi dan usaha
mewujutkannya, saling menumbuhkan ide-ide dan gagasan- gagasan berwawasan masa depan.
9
bahwa setiap muslim dituntut untuk menjadi actor beragam yang loyal, concert dan commitment
dalam menjaga dan memelihara ajaran dan nilai-nilai Islam dalam segala aspek kehidupan, serta
bersedianya dan mampu mendedikasikan sesuai dengan minat, bakat, kemampuan dan
keahlianya masing-masing dalam perspektif Islam untuk kepentingan kemanusian hal ini di
tandai dengan:
a. Kemampuan membaca dan memahami nilai mendasar yang terakomodasi dalam Al-
Quran dan as-sunah.
b. Memposisikan diri sebagai pelaku atau aktor ajaran islam yang loyal,dalam pemikir,
penalar dan pengkaji.
c. Memiliki nilai commitment yang tinggi terhadap nilai-nilai ajaran Islam.
d. Siap mengabdi dengan dedikasi yang tinggi dalam rangka menegakkan nilai-nilai Islam
yang rahmatan lil alamin.
e. Senantiasa membaca fenomena alam, fenomena fisik dan psikis, fenomenal sosial,
fenomena historis.
f. Memposisikan sebagai pengamat, pengkaji hingga peneliti sehingga memiliki daya
analisis yang tajam, kritis dan dinamis, dalam memahami fenomena disekitarnya.
g. Membangun kepekaan intelektual serta kepekaan informasi.
h. Masing-masing orang memiliki bakat, kemampuan, dan minat tertentu dalam
mengembangkan potensi perlu disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian masing-
masing sehingga terwujutlah kematangan profesionalisme.
2. Dimensi Filosofis
Dalam kehidupan yang Islami nampak perlu menggaris bawahi bangunan ontologi,
epistimologi, dan aksiologi dalam ilmu pengetahuan yang tidak hanya menyakini sensual
indrawi, logik, dan etik insani, tetapi juga menyakini kebenaran transedental (Ilahiyah), dengan
demikian bangunan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak bersifat value free tetapi value bound
berarti berada pada frame of work yang merupakan realitas dari misi kekhalifahan dan
pengabdian kepada Allah untuk membangun dunia Rahmatan lil alamin.
3. Dimensi Historis- Empiris
Dalam sejarah perkembangan Islam telah memetakan ciri-ciri gerakan ilmiah dan etos keilmuan
dari kalangan ulama pada zaman klasik (abad 8-11 M) diantaranya:
a. Melaksanakan ajaran Al-Qur’an banyak mempergunakan akal.
10
b. Melaksanakan ajaran hadis untuk menuntut yang sampai ada di negeri cina (bukan ilmu
agama).
c. Mengembangkan ilmu agama dengan berijtihad dan mengembangkan ilmu pengetahuan
(sain) dengan mempelajari dan menguasai ilmu pengetahuan dari filsafat yunani yang
terdapat di timur tengah pada zaman mereka hingga timbullah ulam fiqih, tauhid, tafsir
hadis, ulama bidang sain seperti ilmu kedokteran, matematika, optika, kimia, fisika,
geografi dan lain-lain.
d. Ulama yang berdiri sendiri, menolak tawaran pemerintah untuk
e. menjadi pegawai negeri.
6
Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, Menejemen Pendidikan, Yogyakarta 2008 Aditya media hal 6
11
8. Menejemen Hubungan masyarakat atau komunikasi pendidikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dilihat dari berbagai definisi yang ada mulai dari pengertian paradigma, manajemen
pendidikan, pendidikan nasional sampai pada manajemen pendidikan Islam, dalam analisa
manajemen pendidikan Islam di Indonesia tidak melepaskan apa yang menjadi pandangan
pendidikan nasioanal dari sinilah dapat di tarik sebuah pengetian manajemen pendidikan Islam
nasional adalah kerangka berfikir dalam mengelola lembaga pendidikan Islam dan fungsinya
sebagai penentu arah atau alur perkembangan maupun kelangsungan pendidikan Islam yang
kendalikan oleh menejer, atau dengan kata lain sebagai petunjuk pelaksana/juklak. Dalam
praktek nya kerangka berpikir yang dapat mempengaruhi berbagai tindakan (pola menejerial,
kepemimpinan, sumber-sumber pendidikan Islam, pengambilan keputusan/kebijakan,
pengarahan/bimbingan, dan stategi pembelajaran), sikap dan pola berfikir dalam mengamati dan
memahami seluk beluk yang di hadapi dalam pengelolaan lembaga pendidikan Islam di
Indonesia. Di Indonesia manajemen pendidikan ataupun manajemen pendidikan Islam masih
dibawah naungan menteri pendidikan nasional dan menteri agama yang mana diatur dalam
UUSPN no 2 tahun 1984 paradigma yang digunakan dalam pendidikan adalah paradigma BSNP
(badan standar nasional pendidikan) serta mempunyai sistem yang memakai sistem pendidikan
nasional dengan acuannya pada 8 standar pendidikan yang dimilikinya yaitu standar (standar isi,
proses, penilaian, kelulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, pembiayaan
dan pengelolaan) dengan hanya perbedaan pada kurikulum yang digunakan dalam pendidikan
Islam terdapat tambahan yang berhubungan dengan pendidikan Islam itu sendiri. Tetapi dalam
paradigma manajemen pendidikan Islam memiliki paradigma tersendiri yaitu paradigma tauhid,
integralistik, transformatif dan pengembangan, akankah dalam prakteknya bisa balance antara
paradigma manajemen pendidikan Islam dengan paradigma manajemen pendidikan nasional.
12
B. Saran
Saran penulis terhadap paradigma manajemen pendidikan Islam dapat di kombinasikan
antara paradigm manajemen pendidikan Islam dengan manajemen pendidikan secara nasioanal
mengingat pada prakteknya pendidikan di Indonesia masih memakai sistem pendidikan nasional.
Dari membaca makalah ini dapat memotret paradigma –paradigma yang ada untuk di jadikan
referensi dalam meperbaharui Paradigma pendidikan Islam yang sekarang ini. Semoga
bermanfaat
13
DAFTAR PUSTAKA
14
15