Kesimpulan ................................................................................................................... 22
i
BAB I PENDAHULUAN
1
Peran serta Pemerintah atau Kebijakan Pemerintah atas Kualitas da’i
dalam proses berdakwah memegang peranan strategis terutama dalam
upaya membentuk watak umat manusia melalui pengembangan
kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Dipandang dari dimensi
pembelajaran, peranan keagamaan dalam masyarakat Indonesia tetap
dominan sekalipun teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam proses
pembelajaran berkembang amat cepat
A. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dan ruang lingkup Administrasi Dakwah?
2. Apa prinsip-prinsip Administrasi Dakwah?
3. Bagaimana proses Administrasi dalam Dakwah?
4. Bagaimana pembuatan peta dakwah?
B. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dan ruang lingkup Administrasi Dakwah.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip Administrasi Dakwah.
3. Untuk mengetahui proses Administrasi dalam Dakwah.
4. Untuk mengetahui pembuatan peta dakwah.
C. Manfaat penulisan
1. Menambah wawasan tentang pengertian dan ruang lingkup Administrasi
Dakwah.
2. Menambah wawasan tentang prinsip-prinsip Administrasi Dakwah.
3. Menambah wawasan tentang proses Administrasi dalam Dakwah.
4. Menambah wawasan pembuatan peta dakwah.
2
BAB II PEMBAHASAN
3
kegiatan-kegiatan orang lain (manajemen merupakan inti dari
administrasi). Manajemen; (1) Berfungsi untuk melakukan kegiatan-
kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam
batas-batas kebijaksanaan umum yang telah ditentukan pada tingkat
administrasi, (2) Tujuan dan kebijaksanaan pada tingkat manajemen
bersifat departemental atau sektoral.
Leadership (Kepemimpinan) : Merupakan inti dari manajemen
(motor atau daya penggerak) dari semua sumber-sumber dan alat-alat
(resources) yang tersedia bagi suatu organisasi. Kemampuan seorang
pemimpin dalam menggerakkan resources akan menentukan
keberhasilannya dalm mencapai tujuan atau sasaran yang telah
ditetapkan.
Human Relation: Keseluruhan rankaian hubungan, baik yang
bersifat formil maupun non formil antara atasan dengan bawahan,
atasan dengan atasan, bawahan dengan bawahan, yang harus dibina
dan dipelihara sedemikian rupa sehingga tercipta suatu teamwork dan
suasana kerja yang intim dan harmonis dalam rangka pencapaian
tujuan. Human relation merupaka inti dari kepemimpinan.
Organisasi; Setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih
yang bekerjasama serta secara formal terikat dalam pencapaian tujuan
yang telah ditentukan dalam ikatan mana terdapat seorang/beberapa
orang yang disebut atasan dan seorang/beberapa orang yang disebut
bawahan. Organisasi bersifat statis apabila dipandang sebagai wadah
dan dapat bersifat dinamis apabila dipandang sebagi hierarchi
B. Dakwah
Dalam bahasa Arab, da’wat atau da’watun biasa digunakan untuk
arti-arti: undangan, ajakan dan seruan yang kesemua menunjukkan
adanya komunikasi antara dua pihak dan upaya mempengaruhi pihak
lain. ukuran keberhasilan undangan, ajakan atau seruan adalah
manakal pihak kedua yakni yang diundang atau diajak memberikan
rspon positif yaitu mau datang dan memenuhi undangan itu. jadi
4
kalimat dakwah mengandung muatan makna aktif dan menantang,
berbeda dengan kalimat tanligh yang artinya menyampaikan.
Ukuran keberhasilan seorang mubaligh adalah menekala ia berhasil
menyampaikan pesan islam dan pesannya sampai (wama ‘alaina illa al
balagh), sedangkan bagaimana respon masyarakat tidak menjadi
tanggung jawabnya. Dari sini kita juga dapat menyebutkan apa
sebenarnya tujuan dari dakwah itu sendiri? Adapun tujuan dari
dakwah adalah untuk menumbuhkan pengertian, kesadaran,
penghayatan dan pengalaman ajaran agama yang dibawakan oleh
aparat dakwah/da’i.
Dengan demikian maka dapat dirumuskan bahwa dakwah ialah
usaha mempengaruhi orang lain agar mereka bersikap dan bertingkah
laku seperti apa yang didakwahkan oleh Da’i. setiap da’i agama pun
pasti berusaha mempengaruhi orang lain agar mereka bersikap dan
bertingkah laku sesuai dengan agama mereka.dengan demikian
pengertian dakwah islam adalah upaya mempengaruhi orang lain agar
mereka bersikap dan bertingkah laku islami (memeluk agama islam).
Sebagai perbuatan atau aktifitas, dakwah adalah peristiwa
komunikasi di mana da’I menyampaikan pesan melalui lambing-
lambang kepada Mad’u, dan mad’u menerima pesan itu, mengolahnya
dan kemudian meresponnya. Jadi, proses saling mempengaruhi antara
da’I dan mad’u adalah merupakan peristiwa mental. Dengan mengacu
pada pengertian psikologi, maka dapat dirumuskan bahwa psikologi
dakwah ialah ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan dan
mengendalikan tingkah laku manusia yang terkait dalam proses
dakwah. Psikologi dakwah berusaha menyingkap apa yang
tersembunyi di balik perilaku manusia yang terlibat dalam dakwah,
dan selanjutnya menggunakan pengetahuan itu untuk mengoptimalkan
pencapaian tujuan dari dakwah itu.
C. Administrasi Dakwah
5
Administrasi Dakwah yaitu suatu kegiatan atau usaha untuk
membantu, melayani, mengarahkan, atau mengatur semua kegiatan di
dalam mencapai suatu tujuan yang didalamnya ada upaya untuk
mengajak atau menyeru orang pada jalan kebaikan/jalan yang benar
yaitu agama Islam.
M Da PJ PD MD A D F SH
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengawasan
Keterangan
M = Mad’u D = Dana
Da = Da’I F = Fasilitas
PJ = Pengguna Jasa SH = Stakeholder
PD = Program Dakwah TD = Tujuan Dakwah
MD = Metode Dakwah
A = Alat/Media/Referensi
6
Hakikat Dakwah
Dakwah merupakan proses interaksi manusia yang ditandai antara
keseimbangan mad’u dan kewibawaan da’i
Dakwah merupakan usaha penyiapan mad’u menghadapi
lingkungan yang mengalami perubahan yang semakin pesat
Dakwah berlangsung seumur hidup
Dakwah merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip
keagamaan dalam kehidupan social bagi pembentukan manusia
seutuhnya.
Hakikat Mad’u (Sasaran Dakwah)
Mad’u bertanggung jawab atas mempunyai hak atas informasi dan
bantuan moril yang diterimanya sesuai dengan wawasan yang
dimiliki mad’u itu sendiri
Mad’u memiliki potensi, baik fisik maupun psikologis yang
berbeda-beda sehingga masing-masing mad’u merupakan insan
yang unik
Mad’u pada dasarnya merupakan insan yang aktif menghadapi
lingkungan hidupnya.
Hakikat Da’i (Subjek Dakwah)
Da’i merupakan agen pembaharuan
Da’i berperan sebagai pemimpin dan pendukung nilai-nilai
masyarakat
Da’i sebagai fasilitator memungkinkan terciptanya kondisi yang
baik bagi mad’u untuk mendapatkan layanan moralnya
Da’i bertanggung jawab atas tercapainya hasil kemasan informasi
bagi mad’u
Da’i dituntut untuk menjadi contoh dalam pengelolaan proses
penyampaian informasi dan bantuan moral bagi para mad’u yang
menjadi penerus dakwah islamiyah
Da’i bertanggung jawab secara professional untuk terus
meningkatkan kemampuannya
Da’i menjunjung tinggi nilai-nilai moral profesionalnya
7
Hakikat Kegiatan Dakwah
Peristiwa dakwah terjadi apabila da’i secara aktif berinteraksi
dengan lingkungan sekitar mad’u
Proses dakwah yang efektif memerlukan strategi dan
media/telnologi dakwah yang tepat
Program dakwah dirancang dan dimplikasikan sebagai suatu sistem
Pembentukan kompetensi professional memerlukan
pengintegrasian fungsional teori dan praktik serta materi dan
metodologi penyampaian.
Pembentukan kompetensi professional memerlukan pengalaman
lapangan yang bertahap, mulai dari pengenalan medan, latihan
keterampilan terbatas sampai dengan pelaksanaan penghayatan
tugas-tugas dakwah secara lebih actual
Kriteria keberhasilan yang utama dalam dakwah professional
adalah pendemonstrasian penguasaan kompetensi
Materi dakwah dan sisitem penyampaian selalu berkembang
Hakikat Kelembagaan Dakwah
Lembaga Dakwah merupakan lembaga professional yang
melaksanakan kegiatan dakwah dan pengembangan ilmu dan
teknologi bagi kepentingan peningkatan kualitas kehidupan
masyarakat
Lembaga Dakwah menyelenggarakan program-program yang
relevan dengan kebutuhan masyarakat baik kualitatif maupun
kuantitatif
Lembaga Dakwah dikelola dalam suatu system pembinaan yang
terpadu dalam rangka pengadaan para da’i dan pelaksanaan
program dakwah
Lembaga Dakwah memiliki mekanismne balikan yang efektif
untuk meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat secara
terus menerus
8
Prinsip merupakan sesuatu yang dibuat sebagai pegangan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Diantara prinsip-prinsip administrasi pendidikan
antara lain :
9
C. Proses Administrasi dalam Dakwah
1) Perencanaan/planning kegiatan Dakwah
Suatu perencanaan yang matang diperlukan dalam setiap kegiatan
vang hendak dikerjakan. Tanpa perencanaan yang matang, kita tidak
dapat mengharapkan kegiatan yang akan kita laksanakan akan
berjalan lancar serta mencapai tujuan. Perencanaan merupakan suatu
langkah persiapan pelaksanaan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan
tertentu. Proses penyusunan rencana yang harus diperhatikan adalah
menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam mencapai tujuan,
yaitu dengan mengumpulkan data, mencatat, dan menganalisis data
serta merumuskan keputusan.
Satu hal yang penting yang menentukan perencanaan adalah
pembuatan keputusan yang merupakan proses yang mempersiapkan
segala sesuatu yang diperlukan dalam pembuatan perencanaan. Pola
pengambilan keputusan yang dapat dilakukan adalah pengumpulan
data yang diperoleh dari pencatatan dan penelitian pengembangan
data, penganalisisan data,pengambilan Keputusan, pengoperasian
data, dan penentuan data operasional.
10
efisiensi pencapaian tujuan. Bila tidak demikian, maka tujuan
yang diharapkan tidak akan tercapai.
c) Penentuan jangka waktu yang diperlukan dalam dakwah
Jangka waktu yang diperlukan bergantung pada sifat dan jenis
tujuan dan ruang lingkup yang ditetapkan. Penetapan jangka
waktu ini harus memperhitungkan luasnya ruang lingkup
kegiatan sehingga dapat mencapai tujuan. Bila jangka waktu
yang ditentukan itu terbatas, maka ruang lingkup yang
disediakan harus sesuai dengan jangka waktu yang ada.
d) Menetapkan metode dan alat yang akan digunakan dalam
dakwah
Metode yang digunakan harus efektif, mudah, ringan, tidak
membutuhkan waktu lama, tidak memboroskan waktu dan
dana, serta berisiko ringan. Penetapam metode ini dipengaruhi
pula oleh pikiran, tenaga, waktu, ruang, dana yang tersedia,
jika semua itu dalam keadaan terbatas sebaiknya menggunakan
metode yang mudah, sederhana, ringan, dan tidak mengandung
risiko.Adapun yang termasuk alat adalah tenaga dan dana yang
tersedia. Dalam hal ini, alat yang digunakan harus sesuai
dengan metode yang ditentukan dan memudahkan pencapaian
tujuan sehingga mampu memberikan hasil semaksimal
mungkin.
e) Merumuskan penilaian untuk mencapai tujuan (Evaluasi)
dakwah
Kegiatan ditujukan untuk menilai proses kerja secara
keseluruhan, yaitu meliputi pengontrolan terhadap keserasian
dan ketepatan alat yang dipergunakan serta kemampuan setiap
orang yang terlibat dalam mewujudkan kerja. Selain itu,
kegiatan ini diperlukan untuk menentukan apakah tujuan yang
telah dirumuskan dapat dicapai dengan mempergunakan
metode, alat, dan cara yang telah ditetapkan.
langkah-langkah untuk menentukan perencanaan adalah:
11
Menentukan tujuan yang akan dicapai.
Mengadakan penelitian masalah.
Mengumpulkan data.
Menentukan langkah yang akan ditempuh dalam usaha
pencapaian tujuan.
Mencari upaya pemecahan masalah dan penyelesaian
pekerjaan.
Adapun syarat-syarat dalam membuat perencanaan adalah:
Memiliki tujuan yang jelas, namun sederhana, dan bersifat
praktis.
Menghindari sikap untung-untungan dalam menentukan
perencanaan dan menghindari adanya penduplikasian
perencanaan.
Mengoordinasikan kegiatan yang akan dilakukan sehingga
dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Mengatur pelaksanaan kegiatan berdasarkan urutan
kepentingan masing-masing sehingga tidak terjadi tumpang
tindih antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lainnya.
Melakukan penghematan tenaga, biaya, dan waktu dan
me¬manfaatkan sumber daya yang tersedia dengan sebaik-
baiknya dan menyesuaikan kegiatan dengan jumlah dana yang
tersedia.
2) perorganisasian (organizing)
Pada dasarnya, pengorganisasian termasuk dalam kegiatan
penyusunan rencana untuk menciptakan hubungan kerja antar
personal dalam suatu kegaiatan organisasi. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa fungsi pengorganisasian merupakan fungsi
perencanaan. Dalam perencanaan dilakukan pengelompokkan bidang-
bidang kerja dalam ruang lingkup kegiatan tertentu. Pengelompokan
bidang kerja ini harus dapat menciptakan hubungan kerja yang jelas
agar antara satu bidang dengan bidang lainnya serta masing-masing
12
bidang tersebut saling melengkapi sehingga tidak terjadi tumpang
tindih dan tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Organisasi adalah suatu kerja sama yang dilakukan oleh sekelompok
orang untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Kerja
sama tersebut hanya dapat terwujud bila orang-orang yang terlibat
dalam organisasi saling berkomunikasi antara satu dengan lainnya
dalam melaksanakan tugas-tugas mereka. Selain itu, beban tugas,
wewenang, dan tanggungjawab yang diberikan kepada mereka sesuai
dengan kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman mereka. Dengan
adanya komunikasi dan keselarasan di antara mereka maka tujuan
organisasi dapat tercapai. Suatu organisasi harus memenuhi beberapa
prinsip umum, di antaranya:
Organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas dan kesamaan
pandangan seluruh personal yang terlibat dalam organisasi.
Organisasi harus memiliki pimpinan yang mampu
mengarahkan para anggotanya serta mendelegasikan tugas,
wewenang, dan tanggung jawab kepada mereka sesuai dengan
bakat, pengetahuan dan ke¬mampuan mereka.
Organisasi memiliki struktur organisasi yang disusun sesuai
dengan kebutuhan sehingga batasan wewenang pekerjaan
antarpersonal menjadi jelas.
13
antara unit yang dikontrol, volume tugas dan stabilisasi
organisasi.
Organisasi harus mengandung Kesatuan perintah.
Organisasi harus fleksibel dan seimbang.
4) Pengordinasiaan (coordinating)
Pengoordinasian dibutuhkan untuk menghindari adanya tumpang
tindih dalam pekerjaan, pelimpahan wewenang dan penyelesaian
permasalahan yang ada dalam organisasi. Dengan demikian, dapat
diciptakan hubungan serasi antar semua orang yang terlibat dalam
14
organisasi. Karena itu, diperlukan tindakan pengoordinasian yang
efektif agar kegiatan yang ada tidak berdiri sendiri-sendiri. Satu jenis
kegiatan tidak boleh lebih diutamakan deripada kegiatan lainnya
karena semua kegiatan memberikan kontribusi yang sama besar dalam
pencapaian tujuan. Pengoordinasian ini tidak hanya dibutuhkan dalam
unit kegiatan yang ada, melainkan jugaantarpersonal yang terlibat di
dalam unit kegiatan. Dengan adanya pengoordinasian yang efektif
akan timbul kerja sama yang efektif sehingga tujuan yang diharapkan
dapat segera tercapai.
5) pengkomunikasian (communication)
Berikut ini merupakan unsur-unsur yang diperlukan dalam
komunikasi, diantaranya adalah adanya:
Pengirim berita (komunikator),
Berita atau informasi yanga akan disampaikan
Alat atau sarana untuk menyampaikan berita
Respon dari penerima berita (komunikan).
15
tujuan. Cara penyampaiannya pun lebih baik dengan cara yang
baik dan tidak mengandung unsur pemaksaan.
Komunikasi tulisan, yaitu komunikasi yang dilakukan
secarajulisan, misalnya dalam bentuk surat. Dalam melakukan
komunikasi secara tulisan harus menggunakan bahasa yang
baik dan benar. Sebaiknya mengikuti kaidah ejaan yang
disempurnakan.
Komunikasi bebas, yaitu setiap personal bebas berkomunikasi
dengan sesama anggota lainnya yang dibatasi oleh kedudukan
dan jabatan dalam organisasi.
Komunikasi terbatas, yaitu komunikasi yang dilakukan hanya
dengan orang tertentu saja yang setingkat kedudukannya dalam
organisasi.
16
Media auditif, yaitu informasi yang disalurkan melalui indera
pendengaran.
Media visual, yaitu informasi yang disalurkan melalui indera
penglihatan.
Media audio visual, yaitu informasi yang disalurkan melalui
indera penglihatan dan indera pendengaran.
6) Pengontrolan (controlling)
Pengontrolan dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak
langsung. Pengontrolan yang dilakukan secara langsung dilakukan
melalui kegiatan pengawasan ditempai Adapun pengontrolan yang
dilakukan secara tidak langsung adalah pengontrolan yang dilakukan
melalui kebijakan-kebijakan, pemberian instruksi melalui surat
edaran, dan sebagainya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan kegiatan
pengontrolan
Mengutamakan sikap objektivitas
Bersifat fleksibel
Mencegah agar penyimpangan yang terjadi tidak terulang
kembali
melibatkan orang-orang yang dinilai sehingga dapat diketahui
masalah yang sebenarnya yang memudahkan penemuan cara
pemecahannya.
Adapun faktor yang menyebabkan diperlukannya kegiatan
pengontrolan
Adanya perbedaan tujuan antara organisasi dengan anggota
personal administrasi
Adanya jangka waktu tertentu pada saat tujuan dirumuskan
dan pada saat tujuan tercapai.
Tahap-tahap yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pengontrolan
Melakukan pemeriksaan terhadap seluruh kegaiatan organisasi
terlebih dahulu
17
Mengecek laporan pertanggungjawaban dari setiap unit
kegiatan
Mengumpulkan semua informasi dari keseluruhan unit
kegiatan yang dapat dijadikan sebagai bahan untuk
menentukan apakah kegiatan tersebut dilakukan sesuai dengan
standar pokok yang telah ditentukan.
7) Penilaian (Evaluating)
Penilaian sebaiknya dilakukan secara berkala sehingga dapat dijadikan
landasan untuk melakukan perbaikan pada semua bidang administrasi.
Penilaian ini juga harus didukung oleh fakta-fakta yang dapat
membawa ke arah perubahan yang positif serta memberikan cara
terbaik untuk membuat keputusan. Unsur objektivitas penilai juga
turut berperan dalam memberikan penilaian. Selain itu, penilai harus
memiliki pengetahuan tentang teknik-teknik penilaian yang baik,
bersedia menerima kritikan konstruktif dari pihak lain.
Beberapa tahap dalam penilaian
menentukan aspek-aspek yang akan dinilai
menentukan kriteria penilaian
mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan kriteria
tersebut.
Semua data yang terkumpul diakumulasikan sehingga diperoleh
kesimpulan serta menyeluruh. Dari kesimpulan inilah dapat diketahui
bagian mana saja dari kegiatan organisasi yang perlu dihilangkan,
ditambah atau ditingkatkan dan bagian manakah yang perlu
dipertahankan.
18
unit yang akan diambil sangat tergantung kepada kebutuhan akan data
serta dana dan tenaga yang tersedia. Sebaiknya dikoordinasi dan
dilakukan secara kelembagaan. Adapun gambaran petanya meliputi:
1. Deskripsi keadaan
Deskripsi ini dapat dituangkan dalam bentuk uraian, dan dalam
bentuk tabel, grafik dan lainnya yang berkaitan dengan setiap
komponen
2. Identifikasi masalah dakwah
19
Data kuantitatif disajikan dalam bentuk tabel, grafik. Data kualitatif
dianalisis secara deskripsi (menggambarkan apa adanya)
Analisis kondisi, kecenderungan, dan perkembangan yang menjadi
fokus pemetaaan misalnya perkembangan jumlah penganut agama-
agama, proses islamisasi , lembaga-lembaga keagamaan.
20
h. Jangkauan daerah garapan
Keadaam Subyek /Dai-Mubaligh
a. Jumlah (keseluruhan, paham agamanya, daftar nama, usia, sekse,
tingkat pendidikan, pekerjaan dan topik ceramahnya)
b. Bidang garap /kegiatan penyiaran lisan dan non lisan
c. Pengaruhnya dalam masyarakat (tingkat dusun, desa, dst)
d. Wilayah garapannya
e. Pemahaman tentang kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi
umatnya (kebutuhan dan permasalahan mendesak , sehari-hari),
tantangan dakwah (yang mendesak kini dan yang akan datang)
f. Hubungan antar subyek atau penyiar agama ( pertemuan ,
frequensi, waktu, tempat dan tujuannya)
g. Hubungan subyek atau penyiar agama dengan umatnya (
pertemuan, frequensi, waktu, tempat dan tujuannya)
Lingkungan Dakwah
a. Geografis (batas, luas, keadaan tanah, air, ketinggian dsb)
b. Demografis (jumlah penduduk, penganut agama, tingkat
kepadatan, dan distribusi tiap wilayah, persebaran penganut agama
berdasarkan lokasi)
c. Tempat Ibadah (agama Islam dan agama lain, proporsi jumlah
tempat ibadah dengan jumlah penganut agama, jumlah solat
jamaah dan jum'at di tempat ibadah Islam dan gereja.
d. Budaya lokal yang berkembang (kebiasaan, nilai-nilai, upacara,
kesenian)
e. Budaya yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan prinsip Islam
f. Budaya local yang dapat dimanfaatkan sebagai media dakwah
g. Budaya luar yang berkembang (cara berpakaian, pola konsumtif
dsb)
h. Kondisi Pendidikan Sekolah
i. Agama lain dan kegiatannya (nama lembaga dan tokohnya, bidang
kegiatan, cara, frequensi, sasaran)
21
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
22
Demikian juga bahwa ilmu administrasi dapat meningkatkan martabat
manusia. Karena dengan memanfaatkan kebenaran ilmu administrasi dalam
dakwah akan semakin teruji kualitasnya serta semakin tampak bahwa
ilmuwan administrasi dakwah telah melahirkan ilmu terpenting di muka
bumi.
23
DAFTAR PUSTAKA
http://ahmadsutisna.blogspot.co.id/2011/03/pengertian-administrasi.html
http://anezthiencute8.blogspot.co.id/2010/10/resume-buku-administrasi-
dakwah.html
http://seputarpengertian.blogspot.co.id/2014/04/seputar-pengertian-fungsi-prinsip-
Ruang-lingkup-administrasi.html
http://www.blog-guru.web.id/2012/12/proses-administrasi-pendidikan.html
https://belajarilmuadministrasinegara.wordpress.com/2015/04/08/filsafat-
administrasi/
24