(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perbandingan Dakwah semester IV)
Dosen pengampu:
Disusun Oleh:
2020M/1441H
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “Perbandingan Dakwah “.
Pada makalah ini, berbagai permasalahan telah penulis alami, oleh karena
itu, terselesaikannya laporan percobaan ini tentu saja bukan karena kerja keras
penulis semata-mata. Namun karena adanya dukungan dan bantuan dari berbagai
pihak terkait.
Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Karena merupakan suatu kebenaran, maka islam harus tersebar luas dan
penyampaian kebenaran tersebut merupakan tanggung jawab umat islam secara
keseluruhan. Sesuai dengan misinya “Rahmatan Lil ‘Alamin”, islam harus
ditampilkan dengan wajah yang menarik supaya umat lain beranggapan dan
mempunyai pandangan bahwa kehadiran islam bukan sebagai ancaman bagi
eksistensi mereka melainkan pembawa kedamaian dan ketentrama dalam
kehidupan mereka sekaligus sebagai pengantar menuju kebahagiaan kehidupan di
dunia dan akhirat.
2. Rumusan Masalah
ISI
pengertian perbandingan tidak ada definisi khusus baik dari segi undang-
undang, literatur maupun pendapat para sarjana, namun perbandingan itu hanyalah
merupakan suatu metode saja, sehingga dapat diambil dari ilmu sosial-sosial
lainnya.
1
Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2011), hlm. 1.
3
4
Bagian ini berusaha menjelaskan perkembangan ilmu dakwah dari dua sisi,
yakni agama dan akademik. Pertama, perkembangan ilmu dakwah dilihat dari
sejarah dakwah yang dimulai dari masa Rasulullah SAW hingga pembaharuan
Islam.
Hal ini terlihat jelas dari praktik dakwah melalui metode ceramah atau
seruan perorangan. Secara aplikatif, dakwah dapat dikatakan belum memiliki
struktur yang jelas. Aktivitas dakwah umumnya berjalan secara alamiah, yakni ada
ajaran agama yang akan disampaikan dan kewajiban untuk menyampaikan ajaran
tersebut. Dakwah juga masih berupa pengetahuan dan penyampaian pesan, belum
sepenuhnya tersusun secara sistematis, logis, dan metodologis menuju ke arah ilmu
pengetahuan dakwah.1 Lebih jelas, berikut konsep dakwah di masa Nabi
Muhammad SAW dan para khalifah kemudian dilanjutkan dengan penelusuran
secara akademik.
Ditinjau dari aspek strategi dakwah, maka konsep dakwah yang ditawarkan
oleh Rasulullah SAW adalah model dakwah nahi mungkar. Model dakwah ini
berusaha merombak sebuah sistem yang telah ada di dalam masyarakat dengan
memberikan satu alternatif dan jalan keluar yang lebih baik dan realistis.
Dakwah mulai dikelola secara profesional pada masa Bani Ummayah dan
Abbasiyah (758-1258 M). Islam sebagai konsep daulah, dalam menyelesaikan
berbagai masalah antar negara menggunakan model diplomasi dan risalah
(suratmenyurat atau pemberitahuan secara tertulis). Apabila hal tersebut tidak dapat
dilakukan maka jalan terakhir adalah dengan penaklukan (perang). Dari sinilah
mulai muncul istilah jihad, walaupun pada akhirnya istilah tersebut menitikberatkan
pada aspek kesungguhan dalam melaksanakan ajaran agama dan bahkan lebih tegas
dikatakan kesungguhan dalam memerangi nafsu (jihad akbar). Namun, makna jihad
sebagai perang masih melekat kuat dalam konsep umat Islam, bahkan ada anggapan
bahwa jihad (perang) sebagai rukun Islam keenam.
memberikan alternatif baru dalam keilmuan dakwah, dimana da’i memiliki metode
yang jelas, akurat, dan dibenarkan dalam Islam dalam menjelaskan hukum sebuah
perkara melalui persamaan atau yang semisal. Sementara pada masa Bani
Abbasiyah yang masa kekuasaannya lebih panjang, telah memberi kesempatan luas
untuk pengembangan pemikiran, khususnya dalam bidang materi dakwah.8
Gerakan dakwah Islam pada masa ini lebih nampak pada aliran atau
kelompok-kelompok keagamaan. Secara politis negara-negara Islam terpecah belah
dalam berbagai bentuk daulah. Fase kemunduran Islam dimulai dari serangan
Hulagu Khan ke Baghdad (1258 M). Peperangan tersebut berakibat langsung
terhadap keruntuhan Dinasti Abbasiyah.2
2
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya I, (Jakarta: UI
Press, 1979), hlm. 80.
10
bukanlah sebuah hal buruk, melainkan turut memberi sumbangan terhadap metode
ilmu dakwah.
Masa ini ditandai oleh adanya kesadaran umat Islam akan kemunduran dan
kelemahannya. Para pemuka Islam mulai berfikir dan mencari jalan untuk
mengembalikan balance of power, yang telah pincang dan membahayakan Islam.
Dengan adanya kesadaran tersebut maka mulai muncul pembaharuan pemikiran
dalam Islam.
sistem komunikasi yang efektif dalam proses pelaksanaan dakwah. Oleh karena itu,
dakwah modernitas adalah dakwah yang dilaksanakan dengan memperhatikan
unsur-unsur penting dakwah tersebut, kemudian subjek atau juru dakwah
menyesuaikan materi, metode, dan media dakwah dengan kondisi masyarakat
modern (sebagai objek dakwah) yang mungkin saja situasi dan kondisi yang terjadi
di zaman modern terutama dalam bidang keagamaman, tidak pernah terjadi pada
zaman sebelumnya, terutama di zaman klasik.
Dengan demikian, berarti dakwah di era modern adalah dakwah yang
pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi dan keadaan masyarakat modern, baik
dari segi materi, metode, dan media yang akan digunakan. Sebab mungkin saja
materi yang disampaikan itu bagus, tetapi metode atau media yang digunakan tidak
sesuai dengan kondisi masyarakat modern, maka dakwah akan mengalami
kegagalan. Begitu pula sebaliknya, mungkin saja media atau metode yang
digunakan sesuai dengan kondisi masyarakat modern, akan tetapi materi yamg
disampaikan kurang tepat, apalagi bila tampilan kemasannya kurang menarik, juga
dakwah akan mengalami kegagalan.
Oleh karenanya, untuk mencapai tujuan dakwah yang efektif di era modern
maka Juru dakwah seyogainya adalah orang yang memiliki pengetahuan dan
wawasan yang luas, menyampaikan materi atau isi pesan dakwah yang aktual,
dengan menggunakan metode yang tepat dan relevan dengan kondisi masyarakat
modern, serta menggunakan media komunikasi yang sesuai dengan kondisi dan
kemajuan masyarakat modern yang dihadapinya.
berbeda obyek formalnya. Inilah yang membedakan antara ilmu yang satu dengan
ilmu yang lain. Obyek Material ilmu dakwah adalah semua aspek ajaran Islam yang
terdapat dalam al-Qur’an, Hadits, dan atau hasil ijtihad ulama. Secara material
obyek kajian ilmu dakwah meliputi wilayah yang sangat luas, yaitu meliputi:
digunakan dalam dakwah oleh da’i. penekanan sarana dakwah ini meliputi,
sarana tradisional, seperti dakwah melalui budaya tradisional, dan sarana
modern, seperti dakwah melalui televisi, internet, tulisan, dan politik.
Perbandingan di atas yang berpijak pada analisis deduktif, yaitu cara pernbandingan
berdasarkan unsur-unsur dakwah yang sudah dikembangkan oleh sarjana dakwah,
dan isyaratnya ada dalam Al Quran. Kita juga bisa melakukan perbadingan
berdasarkan dan memulai pada fakta-fakta dakkwah yang berkembang dalam
masyarakat.
BAB III
KESIMPULAN
untuk mencapai tujuan dakwah yang efektif di era modern maka Juru
dakwah seyogainya adalah orang yang memiliki pengetahuan dan wawasan yang
luas, menyampaikan materi atau isi pesan dakwah yang aktual, dengan
menggunakan metode yang tepat dan relevan dengan kondisi masyarakat modern,
serta menggunakan media komunikasi yang sesuai dengan kondisi dan kemajuan
masyarakat modern yang dihadapinya.
Secara material obyek kajian ilmu dakwah meliputi wilayah yang sangat
luas, yaitu meliputi:
14
DAFTAR PUSTAKA
Nasution, Harun. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya I, Jakarta: UI Press, 1979.
15
16
17
18
19