Anda di halaman 1dari 6

Tanggal : Tuesday, 7 December 2021

1.
 Fungsi-Fungsi Manajemen yang Perencanaan (Planning)

Fungsi-fungsi manajemen yang pertama adalah planning atau perencanaan.


Perencanaan adalah fungsi-fungsi manajemen berupa rangkaian proses pemilihan
atau penetapan tujuan organisasi dan penentu strategi yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan.

Menurut Hani Handoko, ada empat tahap yang perlu dilalui dalam proses fungsi-
fungsi manajemen perencanaan:

1. Menetapkan serangkaian tujuan

2. Merumuskan keadaan saat ini

3. Mengidentifikasi kemudahan dan hambatan

4. Mengembangkan rencana untuk pencapaian tujuan

 Peran manajerial adalah seperangkat perilaku yang diharapkan dilakukan oleh


seseorang sesuai kedudukannya sebagai seorang pemimpin/manajer, sedangkan
motivasi merupakan dorongan dalam diri seseorang yang mengarahkan
perilakunya.

Adapun peran peran manajer menurut Mintzberg Silalahi,2002:53 yaitu terdiri dari
peran interpersonal, peran informasional dan peran Desisional :

a. Peran Interpersonal Peran Interpersonal membantu manajer menjaga kelancaran


operasi organisasi.
Peran ini berhubungan dengan orang lain sebagai atasan, bawahan maupun bukan.
Dalam menjalankan peran ini manajer berperan sebagai tokoh figurehead, yaitu
melaksanakan kewajiban-kewajiban manajerial, membimbing dan memotivasi
bawahan dengan menggunakan kekuasan formal, membuat kontak atau jaringan
dengan luar dan menghubungkan organisasi dengan lingkungan luarnya.

b. Peran Informasional Peran informasional merupakan peran yang pada saat


tertentu, dimana manajer bertindak sebagai komunikator atau pemberi informasi
dari atasan kepada bawaannya. Dalam menjalankan peran informasional, manajer
berperan sebagai pemonitor, merekam dan menganalisis informasi secara terus
menerus dan memanfaatkan informasi sebaik mungkin untuk operasional organisasi
dan pelaksanaan tugas-tugasnya, sebagai pembagi yaitu menyebarkan informasi
penting kepada bawahan dan atasan atau kepada orang lain.

c. Peran Desisional Peran desisional berhubungan dengan apa yang dapat atau akan
dilakukan dan yang tidak dapat atau tidak akan dilakukan oleh bawahannya atau
oleh organisasi unit kerjanya. Manajer berperan sebagai “wirausaha”, pemrakarsa
perubahan dan penyempurnaan organisasi, atau mencari pengembangan dan
peningkatan organisasi, sebagai peredam gangguan yaitu tanggap terhadap tekanan
atau gangguan, sebagai pengalokasi sumber yaitu mengatur dan menentukan alokasi
sumber sumber organisasional, sebagai perunding yaitu menjadi perantara dalam 9
konflik iternal pada semua level organisasi dan melakukan negoisasi dengan orang
diluar unit organisasinya.

2.
 Spiritual Manajemen didefinisikan sebagai manajemen yang mengedepankan
nilai-nilai yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa (Samsu, 2009).

a) spiritual management adalah langkah


menuju terbentuknya sebuah sistem tata kelola bisnis, perusahaan
atau organisasi apapun yang mendasarkan diri pada paradigma
kemanusiaan yang uruh, yang mencakup dimensi marriil dan
spiritualnya dalam perspektif kehidupan manusia yang baik
(hayatan thaayyibah) di dunia dan akhirat.
Karenanya, konsep spiritual management setidaknya terlihat dari beberapa hal
berikut:

1. Bisnis dan perusaaan atao organisasi apapun dipandang


sebagai salah instrumen manusia ntuk mewujudkan
fungsinya sebagai khalifah Allah di muka bumi
(khalifatullahfil-ardh).

2. Sementara kerja adalah amal usaha yang merupakan wujud


menghambaan kepada Tuhan (ibadah) yang dengannya
segala karunia Tuhan diolah dan dikeluarkan segala
kebaikan dan manfaanya untuk kehidupan umat manusia
dan semua makhluk, karenanya kerja mesti dilakukan
dengan cara-cara terbaik (ihsan).

3. Selanjumya, kerja atau amal usaha membutuhkan kondisi


atau budaya kerja yang mendukung tercapainya tujuan
bersama (kolektif), seperti kerjasama, persaingan sehat/
pembelajaran, dan sebagainya.

3.
 Manajemen syariah adalah suatu pengelolaan yang mengatur organisasi untuk
memperoleh hasil yang optimal dan bermuara pada pencarian keridaan Allah.
Sama hal nya di dalam manajemen konvensional di dalam manajemen syariah
juga terdapat beberapa fungsi manajemen yaitu : Fungsi Perencanaan
(Planning).

Definisi Globalisasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, globalisasi adalah


proses masuknya ke ruang lingkup dunia. Definisi ini menunjukkan bahwa segala hal
aktivitas yang terkait dengan aktivitas di seluruh dunia yang dapat kita ketahui,
merupakan suatu globalisasi. Misalnya, globalisasi siaran televisi sudah tidak dapat
dihindarkan lagi, seketika kita dapat mengetahui dan menyaksikan pertandingan
sepakbola di Eropa dari rumah kita. Menurut ulama besar dunia, Yusuf Al-Qardhawi,
globalisasi merupakan aktivitas yang menjadikan segala sesuatu berskala
internasional, menghilangkan batas-batas negara dalam interaksi ekonomi.
(Qardhawi, 2001). Globalisasi perspektif Yusuf Al-Qardhawi ini adalah upaya
melenyapkan dinding dan jarak antara satu bangsa dengan bangsa lain, dan antara
satu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain. Sehingga semuanya menjadi dekat
dengan kebudayaan dunia, pasar dunia dan keluarga dunia. Sedangkan menurut
American Heritage Dictionary, globalisasi merupakan suatu tindakan atau proses
menjadikan sesuatu mendunia (universal), baik dalam lingkup maupun aplikasinya
(ahdictionary, 2013). Adanya kata mendunia dalam definisi ini menunjukkan bahwa
adanya kesamaan definisi dengan Qardhawi (2001) dan KBBI (2013).

Globalisasi Dalam Perspektif Islam Globalisasi dalam perspektif Islam dapat diketahui
dari Al-Qur an dan Hadist. Globalisasi dalam Al-Qur an yang pertama dapat
ditemukan dalam Al-Qur an Surat Al;Hujurat [49] ayat 13.

4.
 Fungsi manajemen Syariah

a) Perencanaan (planning)
Planning atau perencanaan adalah keseluruhan proses dan penentuan secara
matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa akan datang dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Dalam perencanaan terlebih yang harus
diperhatikan adalah apa yang harus dilakukan dan siapa yang akan melakukannya.
Jadi perencanaan disini berarti memilih sekumpulan kegiatan dan pemutusan
selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagimana, dan oleh siapa.

b) Pengorganisasian (organizing)
Wujud dari pelaksanaan organizing ini adalah tampaknya kesatuan yang utuh,
kekompakan, kesetiakawanan dan terciptanya mekanisme yang sehat, sehingga
kegiatan lancar, stabil dan mudah mencapai tujuan yang ditetapkan. Proses
organizing yang menekankan pentingnnya tercipta kesatuan dalam segala tindakan,
dalam hal ini al-Qur'an telah menyebutkan betapa pentingnya tindakan kesatuan
yang utuh, murni dan bulat dalam suatu organisasi.

Firman Allah :
“Dan taatilah Allah dan RasulNya, jangalah kamu berbantah-bantahan yang
menyebabkan kamu menjadi gentar, hilang kekuatanmu, dan bersabarlah,
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar (Al-Anfal : 46)
c) Penggerakan (actuating)
Fungsi actuating merupakan bagian dari proses kelompok atau organisasi yang tidak
dapat dipisahkan. Adapun istilah yang dapat dikelompokkan ke dalam fungsi ini
adalah directing commanding, leading dan coordinating. Karena tindakan actuating
sebagaimana tersebut di atas, maka proses ini juga memberikan motivating, untuk
memberikan penggerakan dan kesadaran terhadap dasar dari pada pekerjaan yang
mereka lakukan, yaitu menuju tujuan yang telah ditetapkan, disertai dengan
memberi motivasi-motivasi baru, bimbingan atau pengarahan, sehingga mereka bisa
menyadari dan timbul kemauan untuk bekerja dengan tekun dan baik.

Al-Qur'an dalam hal ini telah memberikan pedoman dasar terhadap proses
pembimbingan, pengarahan ataupun memberikan peringatan dalam bentuk
actuating ini.
Allah berfirman :
“Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih
dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang
mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik, (QS.
al-Kahfi: 2)”
d) Evaluasi/Controlling
Controlling itu penting sebab merupakan jembatan terakhir dalam rantai fungsional
kegiatan-kegiatan manajemen. Pengendalian merupakan salah satu cara para
manajer untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan organisasi itu tercapai atau tidak
dan mengapa terpai atau tidak tercapai. Selain itu controlling adalah sebagai konsep
pengendalan, pemantau efektifitas dari perencanaan, pengorganisasian, dan
kepemimpinan serta pengambilan perbaikan pada saat dibutuhkan.

5.
 Organisasi Syariah adalah Sekelompok orang yang mengikatkan diri dalam suatu
wadah untuk tujuan bersama dimana seluruh aktivitasnya berdasarkan Alquran
dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.

Dalam kehidupan yang telah modern ini kita tidak terlepas dari yang namanya
organisasi banyak berbagai kegiatan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup
baik individu maupun kelompok . Suatu organisasi harus memiliki manajemen yang
kuat dengan maksud bertujuan untuk agar tercapainya tujuan yang telah disepakati ,
perencaan dan pengelolaan pengawasan manajemen sangat diperlukan dengan
menanamkan ajaran dan aturan islam agar senantiasa melalukan segala manajerial
dengan halal dan menjauhi segala hal tentang riba , dan juga aktivitas yang berkaitan
kelompok atau organisasi harus didasari dengan kebaikan dan hal-hal jujur dan
solid .Dan sesuai dengan ajaran islam
Dari segi bentuknya Organisasi syariah dapat berupa Perusahaan bisnis yang mencari
keuntungan dan Organisasi nirlaba dan sektor publik yang cenderung melayani.
Diantara Perusahaan Bisnis Syariah yang mencari Keuntungan diantaranya Koperasi
Syariah, Perbankan Syariah, BMT (Baitul Mall wa Tamwil), Asuransi Syariah

Sedangkan contoh organisasi syariah nirlaba dan sektor publik diantaranya:

PKPU, Rumah Yatim, BAZ (Badan Amil Zakat), Rumah Zakat


Organisasi Berbentuk Yasasan Pendidikan Syariah
dll
Dilihat dari bentuknya ini maka dapat dengan mudah kita menentukan Balance
Scorecard
yang mana yang paling sesuai untuk digunakan.

Untuk Perusahaan Bisnis Syariah tentunya Balance Scorecard yang dikembangkan


Kaplan dan David Norton paling sesuai. Sedangakan untuk organisasi syariah nirlaba
dan sektor publik kita dapat menggunakan panduan Balance Scorecard yang ditulis
oleh Niven.

6.
 Budaya mempengaruhi perilaku, di mana budaya itu sendiri mendorong kembali
manifestasi dari budaya. (Peter dan Olson, 1998). Perilaku yang dimiliki oleh
seorang individu mungkin dipandang dan ditiru atau ditolak oleh individu yang
lain. Hal tersebut kemudian menjadi norma-norma perilaku grup dan
diidentifikasikan sebagai bagian dari budaya yang diperlihatkan di dalam
populasi. Tindakan-tindakan manajemen bertindak sebagai suatu sarana untuk
mentransfer arti-arti atau nilai-nilai yang secara kultural terdapat di lingkungan
eksternal untuk diadopsi ke dalam organisasi, sehingga komunikasi yang
digambarkan di dalam model merupakan suatu moderator utama dari pengaruh
budaya terhadap perilaku. Kebanyakan riset-riset yang ada juga menyimpulkan
pentingnya komunikasi untuk menyampaikan budaya yang ada di dalam suatu
kelompok/grup.

Anda mungkin juga menyukai