Anda di halaman 1dari 8

1

UJIAN AKHIR SEMESTER


MANAJEMEN KEISLAMAN
MAGISTER MANAJEMEN UNISKA

Nama : Siti Maulidah


NIM : 2109020102
Mata Kuliah : Manajemen Keislaman
Dosen Pengasuh : Bapak Suherman
Program Studi : Magister Manajemen
Kelas : B Banjarmasin

1. Jelaskan tentang pengertian manajemen dalam Islam


Dalam pandangan agama Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi.
Tertib dan teratur proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Proses manajemen
pada dasarnya adalah dengan merencanakan segala sesuatu secara mantap untuk
melahirkan keyakinan sehingga dalam mengerjakan pekerjaan sesuai dengan aturan
serta akan menghasilkan manfaat. Perbuatan yang tidak ada manfaatnya adalah
sama dengan perubatan yang tidak pernah di rencanakan. Jika perbuatan itu tidak
pernah direncanakan maka tidak termasuk pada kategori manajemen yang baik.
Allah mencintai perbuatan-perbuatan yang termenej dengan baik,
Didalam manajemen syariah hal yang paling penting adalah perilaku yang
terkait dengan nilai-nilai keamanan dan ketauhidan. Hal ini berbeda dengan
manajemen konvensional yang sama sekali tidak terkait bahkan terlepas dari nilai-
nilai tauhid. Orang-orang yang menerapkan manajemen konvensional tidak merasa
adanya pengawasan yang melekat, kecuali semata- mata pengawasan dari pimpinan
atau atasan. Setiap kegiatan dalam manajemen syariah, di upayakan menjadi amal
shaleh yang bernilai abadi. Istilah amal shaleh tidak semata-mata diartikan
perbuatan baik seperti yang dipahami selama ini,tetapi merupakan amal perbuatan
baik yang dilandasi iman, dengan berbagai persyaratan diantaranya adalah niat
yang ikhlas karena Allah, tata cara pelaksanaanya sesuai dengan syariat, dilakukan
dengan penuh kesungguhan.
Beberapa prinsip atau kaidah dan teknis manajemen yang ada relevansinya
dengan Al-Quran dan Hadist antara lain sebagai berikut :
1) Prinsip Amar Ma’ruf Nahi Munkar Setiap muslim wajib, melakukan perbuatan
yang Ma’ruf yaitu perbuatan yang baik dan terpuji seperti perbuatan tolong-
menolong (ta’awun), menegakkan keadilan diantara manusia,meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, mempertiga efesiensi, dan lain-lain, Sedangkan
perbuatan munkar (keji), seperti korupsi, suap, pemborosan, dan sebagainya
harus dijauhi dan bahkan diberantas.
2) Kewajiban menegakkan kebenaran Ajaran islam adalah metode illahi yang
menegakkan kebenaran dan menghapuskan kebatilan, dan untuk menciptakan
masyarakat yang 56 Didin Hafidhuddin, dkk, Manajemen Syariah dalam
Praktek,adil,sejahtera serta diridhoi Allah. Kebenaran menurut ukuran dan norma
Islam.
3) Kewajiban Menegakkan Keadilan Hukum syariah mewajibkan kita untuk
menegakkan keadilan,kapan dimana saja.
2

Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat


kepada yang berhak menerimannya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan
hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhya Allah
memberi pengajaran yang sebaik- baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha
mendengar lagi Maha melihat. Allah dan Rasul-Nya memerintahkan kepada setiap
muslim untuk menunaikan amanah (QA An-Nisa ayat 58)
Kewajiban menunaikan amanah dinyatakan dalam Qs. An-Nisa:58 Ayat ini
mengandung pengertian bahwa Allah memerintahkan bahwa agar selalu
menunaikan amanat dalam segala bentuknya, baik perorangan, amanat perusahaan
maupun pemerintahan. Seorang manejer perusahaan adalah pemegang amanat yang
wajib mengelola perusahaan dengan baik sehingga akan mengguntungkan bagi
perusahaan dan manajemennya.

2. Jelaskan tentang fungsi manajemen dalam Islam


Hasil penelitian menemukan bahwa berdasarkan ayat-ayat Al- Quran
terdapat empat fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, memimpin,
dan pengendalian(pengawasan).
Ahmad Ibrahim Abu Sinn dalam bukunya yang berjudul Manajemen
Syariah menjelaskan bahwa fungsi manajemen, khususnya dalam islam, terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan. Penjelasannya
akan diuraikan di bawah ini:
1) Perencanaan
Dalam Al-qur’an surat Yunus: 3 Allah berfirman:

Artinya : Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan
bumi dalam enam masa, Kemudian dia bersemayam di atas 'Arsy untuk
mengatur segala urusan. tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali
sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian Itulah Allah, Tuhan kamu, Maka
sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran.
Dari ayat tersebut bisa dipahami bahwa Allah telah mengatur dan
merencanakan kehidupan ini dengan konsep yang tak bisa diubah dengan
semena-mena. Sesuatu yang telah terkonsep tersebut sudah menjadi ketentuan
Allah SWT, tinggal bagaimana manusia menjalankan dan mematuhi apa yang
telah Allah perintahkan bagiumat manusia. Apapun yang terjadi di dunia ini jauh
hari telah Allah rencanakan.
Allah adalah Maha pengatur atau manejer yang Maha Sempurna dalam
mengelola alam dan kehidupan ini. Karena Allah adalah Maha Pengelola maka
3

manusia khususnya umat islam mewarisi sifat-sifat Allah untuk mengelola


kehidupan ini sebagai firman dari wakil Allah di bumi, tapi tentu semua itu
dilaksanakan dengan minta pertolongan-Nya.
Perencanaan adalah fungsi dasar (fundanmenal) manajemen, karena
organisasi, kepegawaian, dan pengawasan pun harus terlebih dahulu
direncanakan. Hasil perencanaan baru akan diketahui pada masa depan. Agar
resiko yang ditanggung itu relatif kecil, hendaknya semua kegiatan, tindakan,
dan kebijakan derencankan terlebih dahulu. Perencanaan ini adalah masalah
memilih, artinya memilh tujuan, dan cara terbaik untuk mencapai tujuan tersebut
dari beberapa alternatif yang ada. Tampa alternatif, perencanaan pun tidak ada.
Perencanaan merupakan kumpulan dari beberapa keputusannya.
Setiap organisasi memiliki sasaran yang akan dicapai, baik yang bersifat
jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu, fungsi perencanaan
dilakukan pada awal kegiatan yang dilakukan organisasi. Fungsi perecanaan
berkaitan dengan permasalahan sejauh mana tujuan dapat dicapai, baik dilihat
dari aspek ekonomi, sosial, maupun lingkungan politik. Dengan demikian, fungsi
perencanaan memberikan arah yang jelas dalam upaya mencapai sasaran yang
ditetapkan.
2) Kepemimpinan
Munculnya seorang pemimpin dalam suatu masyarakat adalah sebuah
keniscayaan. Pemimpin sejati adalah orang yang dipilih masyarakat, karena
memiliki beberapa karakteristik tertentu yang berbeda dari yang lainnya, dan ia
mendapat ridha dari mayoritas masyarakat, walaupun tidak seutuhnya.
Tugas utama yang harus dijalankan seorang pemimpin adalah
memberikan contoh suri teladan yang baik para bawahannya dalam menjalankan
tugas-tugas perusahaan. Ia mewajibkan dirinya berperilaku lurus dan sesuai
dengan prosedur yang ada, serta teguh dalam menjalankan tanggung jawab
dengan penuh kesabaran, amanah dan pengorbanan. Semua tindakan yang
dilakukan harus sesuai dengan ketentuan yang telah dilakukan Allah, dengan
berpegang teguh terhadap firman Allah dalam surat Al-Shaff ayat 2-3 :

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan


sesuatu yang tidak kamu kerjakan?,Sesungguhnya Telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Dari ayat diatas tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin
harus lemah lembut, bijaksana dan adil dalam memberikan keputusan kepad
masyarakat. Perhatian terhadap persoalan rakyatnya, memberikan nasihat ketika
merek melakukan kesalahan dan memberikan semangatnaran. Memberikan
(motivasi) jika mereka melakukan 34 kebenaran. Memberikan argument kepada
mereka secara bijaksana, sehingga mereka merasa nyaman dengan
pendapatannya.
Kepemimpinan adalah proses yang dilakukan manejer perusahaan
(directing) dan mempengaruhi (influencing) para bawahannya dalam kegiatan
yang berhubungan dengan tugas (taskrelated activities), agar para bawahannya
4

tersebut mau mengerahkan seluruh kemampuannya. Baik sebagai pribadi


maupun sebagai angota suatu tim, untuk mencapai tujuan yang telah diterapkan
perusahaan. Dengan kepercayaan serta tekun mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan oleh pimpinan mereka.
Adapun dalam Islam kepemimpinan adalah kemampuan untuk mengatur,
mempengaruhi atau mengarahkan orang lain (2 orang atau lebih) untuk
mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan dengan upaya yang maksimal dan
kontribusi dari masing-masing individu.
3) Pengorganisasian
Islam mengakui adanya keniscayaan sebuah pengorganisasian dalam kehidupan
masyarakat, memungkinkan adanya strata kepemimpinan atas kekuasaan,
sebelum didelegasikan kepada seseorang. Perlu diperhatikan bahwa dalam islam
tidak pernah menggunakan istilah al- sultah’ (wewenang, kekuasaan), sehingga
maknanya bisa dibelokkan menguasai atau menghukum. Akan tetapi Islam lebih
memilih menggunakan iatilah ulil amri dalam firman Allah surat Al-Nisa ayat 59:

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya),
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya),
jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian
itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Dengan adanya wewenang dan tanggung jawab ini memungkinkan untuk
menentukan aktivitas manajemen yang dijalankan masing-masing individu.
Aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
perlu dibagi dalam beberapa kelompok aktivitas. Melalui penetapan kerja yang
sesuai dengan bidang dan keahlian masing-masing, syarat ini akan dapat
mengupayakan efisiensi kerja yang baik.
Definisi sederhana pengorganisasian ialah keseluruhan pengelompokan
orang-orang alat-alat, tugas-tugas, serta wewenang dan tanggung jawab
sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan
sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaian tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya.
4) Pengawasan
Falsafat dasar fungsi pengawasan dalam Islam muncul dari pemahaman
tanggung jawab individu, amanah, dan keadilan. Islam memerintahkan setiap
individu untuk mencapaikan amanah yang diembannya, jambatan (pekerjaan)
merupakan bentuk amanah yang harus dijalankan.
Menunaikan amanah merupakan kewajiban setiap individu sebagai
muslim, ia harus berhati-hati dan takwan dalam pekerjaannya, selalu
mengevaluasi diri sebelum mengevaluasi orang lain, dan merasa bahwa Allah
senantiasa mengawasi segala aktifitasnya.
Pengawasan internal yang melekat dalam setiap pribadi muslim akan
menjauhkannya dari bentuk penyimpangan, dan menuntunnya konsisten
menjalankan hukum-hukum dan syariah Allah dalam setiap aktivitasnya, dan ini
merupakan tujuan umat Islam. Akan tetapi, mereka hanyalah manusia biasa yang
5

berpotensi melakukan kesalahan. Dalam sebuah masyarakat, salah seorang dari


mereka pasti ada yang cenderung menyimpang dari kebenaran, atau menurut
hawa nafsu.
Oleh karena itu, Islam menetapkan sistem sosio-politik untuk
menjalankan fungsi pengawasan pelaksanaan hukum dan syariat Allah.
Pengawasan merupakan tanggung jawab sosial dan politik yang harus dijalankan
masyarakat, baik dalam bentuk lembaga formal maupun non formal.
3. Ada empat pilar etika manajemen bisnis menurut Islam seperti dicontohkan
nabi Muhammad Saw, jelaskan
Ada empat pilar etika manajemen bisnis dalam perspektif Islam seperti yang
dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, yaitu tauhid, adil, kehendak bebas, dan
tanggung jawab. Keempat pilar tesebut akan membentuk konsep etika manajemen
yang fair ketika melakukan kontrak-kontrak kerja dengan perusahaan lain ataupun
antara pimpinan dengan bawahan. Konsep membangun ekonomi Islam, harus
dilakukan sistem ekonomi yang berbasis pada masyarakat atau umat dengan
melalui sistem perbankan Islam atau ekonomi Islam yang dikembangkan di dalam
masyarakat.
a. Pilar pertama: TAUHID
Tauhid artinya memandang bahwa segala aset dari transaksi bisnis yang terjadi di
dunia adalah milik Allah, manusia hanya mendapatkan amanah untuk
mengelolanya.
b. Pilar kedua: ADIL
Adil artinya segala keputusan menyangkut transaksi dengan lawan bisnis atau
kesepakatan kerja harus dilandasi dengan akad saling setuju.
c. Pilar ketiga: KEHENDAK BEBAS
Kehendak bebas artinya adalah manajemen Islam mempersilahkan umatnya untuk
menumpahkan kreativitas dalam melakukan transaksi bisnisnya sepanjang
memenuhi asas hukum ekonomi Islam, yaitu halal.
d. Pilar keempat: TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab artinya Semua keputusan seorang pimpinan harus
dipertanggungjawabkan oleh yang bersangkutan.
Keempat pilar tersebut akan membentuk konsep etika manajemen yang fair ketika
melakukan kontrak-kontrak kerja dengan perusahaan lain atau pun antara pimpinan
dengan bawahan.

4. Tasawuf adalah bagian dari ajaran Islam, karena itu perlu diterapkan dalam
manajemen keislaman coba jelaskan tentang tujuan tasawuf dan fungsi tasawuf
Pada dasarnya hakikat Tasawuf adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Melalui penyucian diri dan perbuatan-perbuatan (amaliyah) Islam. Oleh karena itu,
beberapa tujuan Tasawuf adalah Ma’rifatullah (mengenal Allah secara mutlak dan
lebih jelas). Inti sari ajaran Tasawuf bertujuan memperoleh hubungan langsung
dengan Allah SWT. Sehingga seseorang akan merasa berada di hadirat-Nya.
Tasawuf memliki tujuan yang baik yaitu kebersihan diri dan taqorrub kepada
Allah SWT. Namun, Tasawuf tidak boleh melanggar apa-apa ynag telah jelas diatur
dalam Al-Qur’an dan As-sunnah , baik dalam aqidah, pemahaman ataupun tata cara
yang dilakukan, Mustafa Zuhri mengatakan bahwa tujuan perbaikan akhlak itu, ialah
untuk membersihkan kalbu dari kotoran-kotoran hawa nafsu dan amarah sehingga hati
menjadi suci dan bersih, bagaikan cermin yang dapat menerima Nur cahaya Tuhan.
Ada beberapa peran Tasawuf dalam kehidupan modern, antara lain:
a. Menjadikan manusia berkepribadian yang saleh dan berakhlak baik
6

b. Lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.


c. Sebagai obat mengatasi krisis kerohanian manusia (dekadensi moral) .

Fungsi mempelajari Tasawuf


Faedah Tasawuf ialah membersihkan hati agar sampai kepada Ma’rifat Allah
SWT. Sebagai Ma’rifat yang sempurna untuk keselamatan diakhirat dan mendapatkan
keridlaan Allah SWT. Dan mendapat kebahagiaan abadi . Dengan adanya bantuan
Tasawuf , maka ilmu pengetahuan satu dengan yang lainnya tidak akan bertabrakan,
karena ia berada dalam satu jalan dan satu tujuan . Juga Untuk memperoleh hubungan
langsung dan disadari denganTuhan, sehingga seseorang merasa berada di hadirat-
Nya.
Tasawuf merupakan salah satu bidang study islam yang memusatkan perhatian
pada pembersihan aspek rohani manusia yang dapat menimbulkan akhlak mulia.
Kemudian obyek kajian tasawuf adalah hati atau jiwa manusia , pembahasan tasawuf
lebih banyak menekankan pada masalah jiwa manusia secara immateri.
Dalam membersihkan atau mensucikan hati ada beberapa hal yang harus dilakukan
untuk mencapai derajat (maqam) yang tinggi disisi Allah, antara lain :
1. Taubat
2. Wara’
3. Zuhud
4. Fakir (al-Faqr)
5. Sabar (as-Shabr)
6. Tawakal
7. Ridha (ar-Ridha)

Tasawuf memliki tujuan yang baik yaitu kebersihan diri dan taqorrub kepada
Allah SWT. Yakni memperoleh hubungan langsung dengan Allah SWT. Sehingga
seseorang akan merasa berada di hadirat-Nya.
Faedah Tasawuf ialah membersihkan hati agar sampai kepada Ma’rifat Allah
SWT. Sebagai Ma’rifat yang sempurna untuk keselamatan diakhirat dan mendapatkan
keridlaan Allah SWT. Dan mendapat kebahagiaan abadi

5. Ada beberapa strategi dalam manajemen hati dan jiwanya jelaskan.


Beberapa strategi manajemen hati dan jiwa diantaranya :
1) Ikhlas
Beliau menjelaskan bahwa ikhlas adalah salah satu syarat
diterimanya amal manusia. Karena, hal ini bertujuan untuk mencari ridlo Allah
Swt semata. Maka, sebagai seorang muslim kita harus mereflesksikan niat
terlebih dahulu sebelum beramal.
2) Taubat
Beliau menyatakan bahwa taubat kepada Allah merupakan kewajiban bagi
kita sebagai hamba-Nya. Baik taubat tersebut dikarenakan dosa besar atau dosa
kecil. Taubat berarti sikap penyesalan manusia kepada Allah Swt. atas dosa yang
telah dilakukan serta berusaha menjauhkan diri dari perbuatan tersebut.
Orang yang bertaubat kepada Allah Swt. Adalah orang yang malu, yang
menyesal, yang kembali, yang melepaskan diri dari perbuatan maksiat dan durhaka
dengan kembali ke jalan Allah Swt dengan sepenuhnya. Namun, sebagian orang
memandang bahwa bertaubat hanya dilakukan oleh orang yang melakukan
perbuatan dosa besar sehingga tidak semua orang harus bertaubat karena tidak
semua orang melakukan dosa besar.
3) Tawakal
7

Sifat ini berhubungan langsung dengan hati. Sehingga tak ada sangkut
pautnya dengan anggota badan. Tetapi sikap ini harus disertai dengan ikhtiar
maksimial. Maka, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa orang yang
bertawakal tapi tidak menyertainya dengan usaha, berarti dia telah salah dalam
menafsirkan arti tawakal.
Tawakal merupakan ibadah hati berikutnya yang banyak di salahpahami
seseorang dimana sering diartikan sebagai sikap pasrah tanpa mau berusaha, ia
tidak mau berobat dan hanya berkata,”Saya bertawakal kepada Allah Swt
4) Cintanya kepada Allah SWT
Setiap manusia pasti mempunyai perasaan cinta, baik kepada sesama manusia
ataupun pada alam semesta, tetapi syarat cinta terhadap sesama, tidak boleh
melebihi cinta kita kepadaAllah Swt. Pada bagian ini,dijelaskan tentang dan
usaha untuk mencapai tingkat kecintaan kepada Allah Swt, salah satunya adalah
dengan memperbanyak dzikir kepada- Nya. Sebagaimana dalam Al-Qur’an yang
artinya:

“Belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan


dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, Karena Sesungguhnya
Allah menyukai orang- orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah 2:195).

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah akan senantiasa menyukai orang
yang berbuat kebajikan. Dengan kata lain, orang yang mencintai Allah adalah
orang yang bertakwa. Adapun salah satu dari ciri-ciri bahwa Allah mencintai
hambanya adalah dengan menerima segala taubat hamba-Nya.
5) Cinta Allah Kepada Hamba
Banyak orang mengira bahwa hubungan hamba dengan Allah hanyalah
sebatas hubungan ibadah yang merupakan perintahnya untuk dilaksanakan.
Namun lebih dari itu pemahamannya, mungkin bisa saja Allah memerintahkan dan
mewajibkan untuk beribadah, akan tetapiAllah mengajarkan kepada hambanya
bahwa disana terdapat hubungan yang indah bukan hanya perintah melainkan cinta.
Memperbaiki hati seharusnya menjadi fokus perhatian pertama sebelum
memperbaiki tampilan wajah rambut, perhiasan dan seluruh penampilan lahiriyah
lainnya. Abdullah bin Rawahah ra. Memegang tangan Abu ad-Darda’ seraya
berkata,”Duduklah bersama kami sejenak merenungkan iman. Sebab hati lebih
cepat bergolaknya daripada ketel saat isi airnya mendidih.
6) Mujahadah Terhadap Hawa Nafsu
Musuh manusia itu ada tiga, “Dunia, Setan Dan Nafsu.”Memerangi dunia
dengan zuhud, memerangi setan dengan menolaknya, dan memerangi nafsu
dengan bermujahadah. Orang yang tidak memerangi nafsunya, hakikatnya
merupakan budak hina yang tertawan.
Mujahadah terhadap nafsu (Mujahah An-Nafs) atau berjuang melawan
ajakan hawa nafsu merupakan bagian perintah dari Allah agar hawa nafsu bisa
dikendalikan oleh manusia bukan sebaliknya manusia dikendalikan oleh hawa
nafsunya. Secara bahasa, kata Mujahadah berasal dari kata bahasa Arab yang
mempunyai makna berjuang.144 Kata Mujahadah diambil dari kata juhd yang
berarti mengerahkan, yakni mengerahkan tenaga dan berupaya keras. Kata
mujahadah berbeda dengankata jihad. Karena mujahadah adalah bentuk kata yang
mengandung arti intensitas perbuatan dari kata juhd sehingga mujahadah
membutuhkan upaya lebih banyak daripada jihad.
8

7) Jalan menuju surga


Empat kesempatan jalan menuju surga, yaitu taubat, istighfar, berbuat
kebaikan, cobaan hidup; tiga pensucian di kubur, yaitu shalat jenazah, fitnah kubur
dan amal-amal shaleh yang dilakukanoleh orang lain karena keshalehan almarhum
atau doa, dan empat pensucian di hari kiamat, yaitu kedahsyatan hari kiamat
berdiri dihadapan Allah Swt, syafaat Rasulullah Saw dan pemberian maafnya,
sungguh keadilan Allah.
8) Takut
Kita sebagai hamba Allah wajib bertakwa kepada-Nya. Diantara jalannya
adalah berbakti dengan kedua orang tua. Seperti yang difimankan Allah
Swt ”...Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah
kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
mulia.”(QS. Al-Isra’ :23).
Maka, dapat diambil kesimpulan singkat bahwa buku ini sangat bermanfaat
bagi muslim sebagai panduan menuju jalan keimanan. Melihat bahwa peran hati
sangat penting dalam kehidupan. Maka, kita harus memperbaiki dan menata
kembali hati.

Anda mungkin juga menyukai