MANAJEMEN SYARIAH
DI SUSUN OLEH:
AULIA KARTIKA DEWI
2361201006
MANAJEMEN B
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan yang semakin lama semakin ketat kompetensi dalam bidang
pekerjaan ini, kita dituntut untuk dapat mengatur segala sesuatu dengan sistematis.
Dalam menjalankan suatu proses kerja seseorang harus mempunyai pengetahuan
tentang manajemen dari pekerjaannya tersebut.
Tujuan dari manajemen sendiri adalah efisien dan efektif. Efektif berarti
bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti
bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan
jadwal. Oleh karena itu, disini kami akan membahas sedikit tentang manajemen dan
hal yang berkaitan.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen
Manajemen dalam bahasa Arab disebut idarah. Idarah diambil dari perkataan
adartasy-syai’a atau perkataan adarta bihi juga dapat didasarkan pada kata ad-dauran.
Pengamat bahasa menilai pengambilan yang kedua –yaitu: ‘adarta bihi-itu lebih
cepat.secara istilah manajemen itu adalah suatu aktivitas khusus menyangkut
kepemimpinan, pengarahan, pengembangan, personal, perencanaan dan pengawasan
terhadap pekerjaan-pekerjaan.
Sedangkan manajemen syariah adalah suatu pengelolaan untuk memperoleh hasil
optimal yang bemuara pada pencarian keridhaan Allah. Oleh sebab itu maka segala
sesuatu langkah yang diambil dalam menjalankan manjemen tersebut harus
berdasarkan aturan-aturan Allah. Aturan-aturan itu tertuang dalam Al-Quran, hadis
dan beberapa contoh yang dilakukan oleh para sahabat. Sehubungan dengan itu maka
isi dari manajemen syariah adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan ilmu
manajemen konvensional yang diwarnai dengan aturan Al-Quran, hadis dan beberapa
contoh yang dilakukan oleh para sahabat.
B. Sejarah Manajemen
Pada dasarnya manajemen sudah ada sejak manusia itu ada, manajemen
sebetulnya sama usianya dengan kehidupan manusia. Mengapa demikian, karena
pada dasarnya manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak bisa terlepas dari
prinsip-prinsip manajemen, baik langsung maupun tidak langsung. baik disadarai
ataupun tidak disadari. Contohnya dalam kehidupan sehari-hari kita seperti mengatur
diri kita atau jadwal tugas-tugas kita, kita sudah melakukan yang namanya
manajemen.
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan
dilakukan melalui proses dan literature berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi
manajemen itu. Jadi, manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan
tujuan yang diinginkan.
Perkembembangan manajemen syariah sudah dimulai sejak masa Rasulullah
SAW, yaitu bisa kita lihat bagaiman rasul mengatur negera ketika beliau menjadi
khalifah pada masa itu. Sesungguhnya rasulallah dalam kapasitasnya adalah sebagai
pemimpin dan imam yang berusaha memberikan metode, tata cara atau solusi bagi
kemaslahatan hidup umatnya, dan yang dipandangnya relevan dengan kondisi zaman
yang ada. Bahkan , terkadang Rasulallah bermusyawarah dan meminta pendapat
dari para sahabat atas persoalan yang tidak ada ketentuan wahyunya. Rasulallah
mengambi pendapat mereka wlaupun mungkin bertentangan dengan pendapat
pribadinya.
Proses dan sistem manajemen yang diterapkan rasulallah bersifat tidak
mengikat bagi para pemimpin dan umat setelahnya. Persoalan hidup terus
berkembang dan berubah searah dengan putaran waktu dan perbedaan tempat. Yang
dituntut oleh syariat adalah para pemimpin dan umatnya harus berpegang teguh pada
asas manfaat dan maslahah, serta tidak menyia-nyiakan ketentuan nash
syari’. Namun, mereka tidak terikat untuk mengikuti sistem manajemen Rasul dalam
pemilihan pegawai misalnya. Kecuali, jika metode itu memberikan asas maslahah
yang lebih, maka ia harus mengikutinya. Jika ia menolaknya, ini merupakan bentuk
pengkhianatan terhadap amanah. Dan hal ini diharamkan oleh allah dan Rasul-Nya.
Standar asas manfaat dan masalah tidaklah bersifat rigid. Ia bisa berubah dari
waktu ke waktu. Dan dari satu tempat ke tempat lainnya. Untuk itu, manajemen
dalam islam bersandar pada hasil ijtihad pemimpim dan umatnya. Dengan catatan, ia
tidak boleh bertentangan dengan konsep dasar dan prinsip hukum utama yang
bersumber dari alqur’an dan al-sunnah, serta tidak bertolak belakang dengan rincian
hukum syara’ yang telah dimaklumi. Umat muslim masih memiliki ruang untuk
melakukan inovasi atas persoalan detail yang belum terdapat ketentuan syari’nya.
5) Perusahaan Pegadaian
Perusahaan pegadaian merupakan lembaga keuangan yang
menyediakan fasilitas pinjaman dengan jaminan tertentu. Jaminan nasabah
tersebut digadaikan, kemudian ditaksir olah pihak oleh pihak pegadaian untuk
menilai besarnya nilai jaminan. Sementara ini usaha pegadaian secara resmi
masih dilakukan pemerintah sedangkan pegadaian syariah dalam menjalankan
operasionalnya berpegang pada prinsip syariah. Pinjaman dengan menggadaikan
barang sebagai jaminan utang dilakukan dalam bentuk rahn. Pegadaian syariah
hadir di Indonesia dalam bentuk kerja sama bank syariah dengan perum
pegadaian membentuk Unit Layanan Gadai Syariah di beberapa kota di
Indonesia. Disamping itu, ada pula bank syariah yang menjalankan kegiatan
pegadaian syariah sendiri.
6) Lembaga Keuangan Syariah Mikro
a) Lembaga Pengelola Zakat (BAZ dan LAZ)
Melalui BAZ dan LAZ ini diharapkan agar harta zakat umat Islam bisa
terkonsentrasi pada sebuahlembaga resmi dan dapat disalurkan secara
lebih optimal.
b) Lembaga Pengelola Wakaf
Peningkatan peran wakaf sebagai pranata keagamaan tidak hanya bertujuan
menyediakan berbagai sarana ibadah dan sosial, tetapi juga memiliki
kekuatan ekonomi yang berpotensi, antara lain untuk memajukan
kesejahtaraan umum, sehingga perlu dikembangkan pemanfaatannya sesuai
dengan prinsip syariah.
c) BMT
BMT merupakan kependekan kata Balai Usaha Mandiri Terpadu atau
Baitul mal wat Tamwil, yaitu lembaga keuangan mikro (LKM) yang
berperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah Baitul mal wat Tamwil
(BMT) yaitu balai usaha terpadu yang isinya berintikan bayt almal wa al-
tamwil dengan kegiatan mengembangkan usaha-usaha produktif dan
investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil
bawah dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan
menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi manajemen adalah suatu aktivitas khusus menyangkut kepemimpinan,
pengarahan, pengembangan, personal, perencanaan dan pengawasan terhadap
pekerjaan-pekerjaan. Sedangkan manajemen syariah yaitu suatu pengelolaan untuk
memperoleh hasil optimal yang bemuara pada pencarian keridhaan Allah. Ada empat
prinsip (aksioma) dalam ilmu ikonomi Islam yang mesti diterapkan dalam bisnis
syari’ah, yaitu: Tauhid (Unity/kesatuan), Keseimbangan atau kesejajaran
(Equilibrium), Kehendak Bebas (Free Will), dan Tanggung Jawab (Responsibility).
Perbedaan etika bisnis syariah dengan etika bisnis yang selama ini dipahami dalam
kajian ekonomi terletak pada landasan tauhid dan orientasi jangka panjang (akhirat).
Prinsip ini dipastikan lebih mengikat dan tegas sanksinya. Etika bisnis syariah
memiliki dua cakupan. Pertama, cakupan internal, yang berarti perusahaan memiliki
manajemen internal yang memperhatikan aspek kesejahteraan karyawan, perlakuan
yang manusiawi dan tidak diskriminatif plus pendidikan. Sedangkan kedua, cakupan
eksternal meliputi aspek trasparansi, akuntabilitas, kejujuran dan tanggung jawab.
Demikian pula kesediaan perusahaan untuk memperhatikan aspek lingkungan dan
masyarakat sebagai stake holder perusahaan.
B. Saran
Penyusun sangat menyadari bahwa di dalam makalah ini masih banyak
kekurangan, dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penyusun
menyarankan kepada semua pihak yang membaca dan membahas makalah ini, agar
bisa menambahkan literature-literatur supaya dapat menambahkan pengetahuan kita.