Disusun oleh:
Segala puji bagi Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tak lupa pula kami mengucapkan terima
kasih kepada Prof. Dr. H. Mahmuddin, M.Ag. selaku dosen pengampu mata kuliah Islam
dan Manajemen islam yang telah memberikan tugas makalah ini dengan topik pembahasan
“Manajemen menurut ajaran islam:Manajemen berdasarkan akhlak dan luhur,manajemen
terbuka dan demokratis" Selain itu, kami juga ingin berterima kasih kepada pihak-pihak
yang membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah
ini jauh dari kata sempurna. Namun kami berharap pembaca dapat mengambil manfaat
dan ilmu dari makalah ini. Selain itu, kami juga membutuhkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca guna meningkatkan kesempurnaan kualitas makalah kami yang
akan datang
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
BAB 1 pendahuluan
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB 2 pembahasan
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
Pendahuluan
A.Latar belakang
Manajemen dalam ajaran Islam bukan hanya tentang aspek praktis dalam
mengelola suatu organisasi, tetapi juga mencakup nilai-nilai etis dan spiritual yang
menekankan pentingnya akhlaq yang luhur, keterbukaan, dan demokrasi dalam proses
pengambilan keputusan. Berikut adalah latar belakang mengenai ciri-ciri manajemen Islam
yang didasarkan pada akhlaq yang luhur, manajemen terbuka, dan manajemen demokratis:
Akhlaq yang luhur:,Manajemen terbuka:,Manajemen demokratis:
Penting untuk dicatat bahwa konsep manajemen Islam dapat bervariasi dalam
praktiknya, tergantung pada interpretasi dan penerapannya di berbagai budaya dan konteks
organisasi. Namun, nilai-nilai etis dan prinsip-prinsip tersebut tetap menjadi pijakan utama
dalam upaya menciptakan manajemen yang berlandaskan ajaran Islam.
B.Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Degan demikian, agama islam adalah akhlakul karimah, dan benar-benar autoritatif,
karena agama ini adalah agama akhir zaman untuk seluruh umat manusia berdasarkan
fitrah. Universal berarti sesuai dengan kebutuhan umat manusia dalam semua keadaan
dan sepanjang zaman.
Oleh karena itu para calon pemimpin dan manajer harus diambil dari orang yang
mempunyai akhlak luhur dan juga harus berpedoman kepada akhlakul karimah.
manajemen berdasarkan akhlak luhur dalam ajaran Islam menekankan pentingnya nilai-
nilai moral, etika, dan tanggung jawab sosial dalam menjalankan tugas-tugas manajerial.
Konsep-konsep seperti keadilan, tanggung jawab, etika bisnis, kepemimpinan yang
bijaksana, kolaborasi, konsensus, dan kesadaran spiritual menjadi landasan dalam
membangun manajemen yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi semua pihak
yang terlibat. Dengan menerapkan ciri-ciri tersebut, manajer Muslim dapat menciptakan
lingkungan bisnis yang adil, transparan, dan bermanfaat bagi masyarakat secara luas.
2.Manajemen terbuka.
Fungsi dan tugas pemimpin atau manajer adalah memegang amanat karena dia bukan
mengurus atau mengelola harta benda miliknya sendiri, akan tetapi harta benda milik
orang lain yaitu harta pemegang saham atau rakyat. Oleh karena itu, ia harus
mengelolanya dengan baik, secara sehat, dan jujur. Dengan kata lain, ia
harusmengelolanya menurut sistem manajemen terbuka.
Jika seoran pemimpin atau manajer menerapkan sistem manajemen terbuka maka
trpenuhilah tugasnya kepada Allah terutama mengenai zakat kepada pemerintah,
mengenai pajak dan kepada pemegang modal mengenai rugi laba yang sebernya.
Sehubungan dengan hal ini apabila dia sebagai pejabat pemerintah yang memikul
amanat Allah dan rakyat harus bertanggung jawab kepada Allah dan rakyat.
1. Visi dan Misi yang Jelas: Dalam manajemen terbuka versi Islam, visi dan misi
organisasi harus didasarkan pada prinsip-prinsip Islam yang mencakup keadilan,
keseimbangan, dan kemaslahatan umum. Visi dan misi tersebut haruslah jelas
dan dapat dimengerti oleh seluruh anggota organisasi.
2. Transparansi: Salah satu ciri utama manajemen terbuka dalam Islam adalah
transparansi. Transparansi berarti para pemimpin organisasi harus terbuka dan
jujur dalam mengelola organisasi. Mereka harus memberikan informasi yang jelas
dan akurat kepada semua anggota organisasi serta melibatkan mereka dalam
pengambilan keputusan yang penting.
7. Etika Bisnis: Manajemen terbuka dalam Islam menekankan pentingnya etika bisnis
yang baik. Pemimpin dan anggota organisasi harus menjalankan bisnis dengan
jujur, menghindari praktik-praktik yang merugikan, dan berkomitmen untuk
mematuhi prinsip-prinsip etika Islam dalam setiap aspek operasional organisasi.
Dalam kesimpulannya, manajemen terbuka menurut ajaran Islam melibatkan visi dan misi
yang jelas, transparansi, partisipasi anggota, keadilan, komunikasi efektif, kepemimpinan
berbasis nilai, etika bisnis yang baik, dan pengembangan sumber daya manusia. Dengan
menerapkan prinsip-prinsip ini, manajemen terbuka dapat menciptakan lingkungan
organisasi yang adil, transparan, dan berkelanjutan dalam mencapai tujuan yang sesuai
dengan ajaran Islam.
3. Manajemen demokratis.
Sebagai akibat dari penerapan manajemen terbuka, pegelolaan sesuatu badan harus
pula di jalankan secara demokratis. Manajemen demokratis artinya semua harus
dimusyawarahkan bersama semua peserta, partisipan dan pemegang saham. Mereka
harus dapat diberi hak untuk menyampaikan pendapatnya. Ini adalah ciri khas Islam
berdasarkan perintah Allah dan Rasul-Nya.
َ ﻢ ُﻳْﻨِﻔُﻘْﻮ
ن ْ ۖ َوِﻣَّﻤﺎ َرَزْﻗٰﻨُﻬ ْ ﺷْﻮٰرى َﺑْﻴَﻨُﻬ
ﻢ ُ ﻢ
ْ ﻫ
ُ ۖ َوَا ْﻣُﺮ ﺼٰﻠﻮَة
َّ ﻢ َوَا َﻗﺎ ُﻣْﻮا اﻟ
ْ ﺠﺎ ُﺑﻮا ِﻟَﺮِّﺑِﻬ
َ ﺳَﺘ
ْ ﻦا
َ َوا َّﻟِﺬْﻳ
orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan melaksanakan -"dan (bagi) orang
sholat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan
mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka," asy-
syura ayat 38
"Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka, dan
bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah
membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang
yang bertawakal." Ali 'Imran 3: Ayat 159
BAB 3
Penutup
A.Kesimpulan
Dalam ajaran Islam, manajemen memiliki ciri-ciri khusus yang mencakup akhlaq
yang luhur, manajemen terbuka, dan manajemen demokratis. Akhlaq yang luhur
menekankan pentingnya etika dan moral yang tinggi dalam praktik manajemen,
termasuk kejujuran, keadilan, integritas, tanggung jawab, dan kasih sayang. Manajemen
terbuka menciptakan lingkungan kerja yang transparan, di mana informasi relevan
disampaikan secara jujur dan komunikasi terbuka antara pemimpin dan bawahan.
Sementara itu, manajemen demokratis mendorong partisipasi semua anggota organisasi
dalam pengambilan keputusan melalui musyawarah, syura, dan ijtihad.
Penerapan ciri-ciri manajemen Islam ini dapat memberikan dampak positif dalam
konteks organisasi. Menerapkan akhlaq yang luhur dalam manajemen dapat
meningkatkan integritas, keadilan, dan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan,
serta menciptakan lingkungan kerja yang harmonis. Manajemen terbuka memungkinkan
adanya transparansi dan komunikasi yang efektif antara pemimpin dan bawahan,
memperkuat kepercayaan dan meminimalkan konflik. Selain itu, manajemen demokratis
melibatkan semua anggota organisasi dalam pengambilan keputusan, sehingga
memperkuat rasa kepemilikan dan meningkatkan kualitas keputusan melalui diskusi
kolektif.
B.Saran
a) Manajemen berdasarkan akhlaq yang luhur: Berbasis pada nilai-nilai etika dan
moral, manajemen berdasarkan akhlaq yang luhur mengutamakan integritas,
kejujuran, tanggung jawab, dan keadilan dalam setiap keputusan dan interaksi.
Dalam menjalankan manajemen berdasarkan akhlaq yang luhur, penting untuk
membangun hubungan saling percaya, berkomunikasi dengan kejujuran, dan
mengutamakan kepentingan bersama.
https://id.scribd.com/doc/58677394/Ciri-ciri-Manajemen-Menurut-Ajaran-
Islam
Bennis, W. G., & Nanus, B. (2017). Leaders: Strategies for Taking Charge.
HarperCollins Leadership.