1
Veithza Rivai, Kiat Memimpin Abad 21,(Jakarta: PT Raja Grafindo, 2004)., hal: 64
sangat dibutuhkan guna memberikan pengaruh positif kepada anggotanya
sangat diperlukan.
Banyak ilmuwan berpendapat tentang arti dalam kepemimpinan,
salah satunya yakni Pendapat Stephen Robbin mengenai kepemimpinan yakni
menurutnya kepemimpinan ialah “ kemampuan seseorang yang dapat
mempengaruhi suatu kelompok di sebuah organisasi guna mendapatkan
sesuatu yang dicita - citakan, sehingga dalam konteks tersebut lebih
ditekankan pada sejauh mana seorang pemimpin memiliki tujuan yang ingin
bersama- sama dicapainya sesuai yang telah ditentukan atas kesepakatan
bersama.”2
Seorang pemimpin dituntut untuk selalu mengarahkan organisasinya
agar berjalan sesuai dengan tujuan awal yang biasanya diimplementasikan
dalam suatu capaian visi dan misi serta diharapkan untuk bisa menjadi
pengaruh positif bagi keberlangsungan roda keorganisasian. Tentunya
seorrang pemimpin perlu memerhatikan satu demi satu kelebihan dan
kekurangan untuk kemudian di evaluasi guna pencapaian tujuan ini dapat
terlaksana denga baik.
Pada dasarnya, suatu kelompok atau organisasi tidak dapat berjalan
dengan baik jika hanya satu orang yang bergerak tanpa adanya kesadaran dari
sesama anggotanya untuk berusaha sesuai pekerjaannya. Karena pada
dasarnya pemimpin ini tidak bisa berjalan sendiri tanpa adanya support dari
anggotanya. Jadi, suatu kelompok organisasi hakikatnya adala semua pelaku
organisasi adalah pemimpin. Pemimpin bagi kekuasaan yang dilimpahkan
kepadanya.
Dalam suatu kepemimpinan, paradigma dan pendekatan yang
digunakan oleh seorang pemimpin akan berpegaruh pada studi dan rumusan
yang akan dihasilkan. Sehingga dalam hal ini teori yang dihasilkan
mempunyai perbedaan mislanya dalam hal pendapat, metodologi, penafsiran,
uraian atau bahkan pada kesimpulan. Dengan demikian maka diperlukan
2
Rohmat, “Kepemimpinan Pendidikan”, Jurnal Insania, Volume 11, Nomor 1, Januari-
April 2006, hlm 1.
rumusan yang sangat berkualitas shingga memiliki eksistensi di ranah
pendidikan.3
Kepemimpinan dalam dunia pendidikan sangat dipengaruhi oleh
aktivitas-aktivitas para civitas academic yang memiliki progress menjajnjikan
untuk kemajuan pemerintahan negara khususnya dalam dunia pendidikan.
Kekuatan kebijakan yang dimiliki oleh pemimpin lembaga dalam
memberikan kebijakan demi terciptanya pendidikan yang bisa dikatakan baik
ini sangat diperlukan. Misalnya dalam pandemi ini ketika kepala sekolah
ingin membuat kebijakan kepada para warga sekolah untuk ikut serta
mematuhi protokol kesekahan oleh pemerintah. Mau tidak mau seluruh
kegiatan belajar mengajar ini harus dikaji ulang oleh kepala sekolah beserta
anggotanya supaya kegiatan belajar mengajar tetap terlaksana.
Dalam pandangannya mengenai kepemimpinan pendiidkan Al-Kayyis
mengungkapkan bahwa pemimpin merupakan seseorang yang dappat
mempengaruhi bawahannya dalam menentutukan arah dan tujuan dalam
suatu organisasi sehingga dalam pencapaian sasaran dapat diperoleh sesuai
dengan yang diharpakan serta maampu untuk menarik perhatian kelompok
diluar organisasi. .4
Pengaruh kepemimpinan dalam dunia pendidikan sangat signifikan.
Terutama bagi anggotanya. Motivasi dan evaluasi adalah hal yang harus di
berikan oleh pemimpin kepada anggotanya. Seorang pemimpin harus selalu
mengarahkan para anggotanya agar bisa sampai kepada tujuan pendidikan
tersebut. Tanpa adanya yang menjalankan, mengarahkan, memberi contoh
dan memberi motivasi yang baik, mungkin organisasi akan mudah runtuh
disebabkan adannya berbagai tantangan yang harus diselesaikan, baik dari
tantangan faktor internal maupun tantangan dari faktor eksternal.
Dalam suatu kepemimpinan, seorang pemimpin dalam pendidikan
bukan hanya sebagai manajer dalam pengelolaan administrasi semata , namun
juga seorang yang harus mampu dalam membentuk mental yang kuat, moral
3
Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan: Konsep, Prinsip Dan
Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah, (Bandung: Pustaka Educa, 2010), 86.
4
Abd. Rahman Al-Kayyis, “Kepemimpinan Pendidikan Dalam Perspektif Al-Sunnah,”
Jurnal Lisan Al-Hal 4(1) (2012).
serta spirit terhadap anggotanya. Sehingga dapat memberikan contoh baik
untuk berubah menjadi lebih baik lagi. 5
Dalam pandangan Islam seorang pemimpin adalah seorang yang
mampu mengarahkan, mengajari, memberi contoh kepada bawahannya
berdasarkan syariat agama Islam seperti yang sudah dicontohkan Rasulullah
SAW yang menjadi Pemimpin serta Penuntun jalan bagi seluruh umat
manusia. Maka dari itu , pemimpin sekarang wajib mengetahui dan
meneladani akhlak dan perilaku Rasulullah serta parqa tabi’in berdasarkan
syariat agama.
Sesuai kaca mata Islam, kita sebagai manusia pada hakikatnya adalah
berkedudukan sebagai pemimpin sesuai sabdanya Rasulullah SAW yang
diriwayatkan imam bukhori Tentang Pemimpin dari Ibn Umar dan Sayidah
‘Aisyah yang berbunyi:
“ Setiap dari kalian merupakan seorang pemimpin yang nantinya akan
ditanya mengenai kepemimpinanya. Seorang kepala negara ialah pemimpin
yang akan ditanyai tentang kepemimpinannya. Seorang laki-laki adalah
pemimpin dalam keluarganya yang akan ditanyai tentang kepemimpinannya.
Setiap perempuan adalah pemimpin di rumah suaminya yang akan ditanyai
tentang kepemimpinannya. Setiap asisten rumah tangga adalah pemimpin
pada harta majikannya yang akan ditanyai tentang kepemimpinannya. Setiap
laki-laki juga pemimpin pada harta orangtuanya yang akan ditanya tentang
kepemimpinannya. Setiap kalian adalah pemimpin yang akan ditanya tentang
kepemimpinannya. (HR al-Bukhari dan Muslim)”.
Sesuai dengan hadist diatas dapat kita fahami bahwa setiap dari kita
itu merupakan pemimpin. Baik menjadi pemimpin untuk diri sendiri atau
yang lainnya. Oleh sebab itulah, jika “ setiap kalian adalah pemimpin ”
sesuai dengan hadits diatas maka , kita juga disebut pemimpin. Tidak
mengenal gender, orang kaya atau miskin, tua atau muda. Semua adalah
pemimpin. Dari hal inilah jika sudah dikatakan kita adalah seorang
pemimpin maka kita harus mengetahui dan memhamai tentang berbagai tugas
5
Jamal Ma’mur Asmani, Manajemen Pengelolaan dan Kepemimpinan Pendidikan
Profesional: Panduan Quality Control bagi Para Pelaku Lembaga Pendidikan, (Jogjakarta: DIVA
Press, 2009), 91.
yang harus diselesaikan oleh seorang pemimpin , tidak hanya berorientasi
pada kebaikan diri sendiri namun juga mengutamakan kepentingan orang
lain. Misal ada seorang yang menjadi kepala desa, maka orang tersebut harus
tau seluk beluk seluruh masyarakatnya atau sebagian besar masyarakatnya.
Setelah tahu seluk beluknya , maka dia harus bisa menyesuaikan memimpin
dengan karakter yang sesuai dengan masyarakat tersebuat. Juga pada orang
biasa, jika ia tidak menjabat suatu kepemimpinan, maka ia diwajibkan
memimpin atas dirinya sendiri. Bagaimana mengarahkan hawa nafsu agar
tidak terjerumus kedalam jalur kemaksiatan, seperti zina, pacaran, ghibah,
mencuri, dll.
“ Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi Muhammad SAW, ia bersabda, ‘Ada 7
kelompok orang nantinya akan dinaungi oleh Allah pada hari tiada naungan
selain naungan-Nya, yaitu pemimpin yang adil, pemuda yang mengisi hari-
harinya dengan ibadah, seseorang yang hatinya terpaut dengan masjid, dua
orang yang saling mencintai karena Allah di mana keduanya bertemu dan
berpisah karena Allah, seorang yang dibujuk berzina oleh lawan jenis yang
berpangkat dan rupawan lalu menjawab, ‘Aku takut kepada Allah,’
seseorang yang bersedekah diam-diam sehingga tangan kirinya tidak
mengetahui apa yang dilakukan tangan kanannya, dan seseorang yang
berzikir di kesunyian dengan menitikkan air mata,’” (HR Bukhari dan
Muslim)”
Begitu besar janji tentang nikmat dari Allah SWT untuk para
pemimpin yang dapat berlaku seadil mungkin. Namun kenyataannya, banyak
sekarang pemimpin yang mengabaikan nilai-nilai yang sudah diajarkan oleh
syariat Islam. banyak pemimpin yang masih mengutamakan kepentingan
individu daripada kepentingan bersama. Seperti contoh Korupsi dana bantuan
dari pemerintah, mencalonkan diri sebagai kepala sekolah tapi caranya
melalui orang dalam, menggunakan jabatannya dengan semena-mena,
memberi contoh jelek kepada anggotanya seperti : Tidak sopan kepada
sesama, merendahkan antar sesama, berkelakuan semena mena dan lain
sebagainya. Itu semua tidak mencerminkan sebagai figur dari seorang
pemimpin yang baik.
Seperti halnya kita sebagai mahasiswa juga harus mengikuti apa yang
sudah diatur oleh pemimpin kampus kepada kita. Karena apa yang sudah
diatur oleh para pemimpin itu juga untuk kemajuan kita semua. Begitupun
dalam hal bernegara, apa yang sudah di atur oleh para pemimpin bangsa harus
kita taati selama tidak menimbulkan perpecahan atau berpotensi maksiat.
Dari beberapa pengertian diatas dapat kita simpulkan bawa esensi dari
kepemimpinan pendidikan Islam ialah metode yang digunakan oleh
pemimpin dalam memengaruhi, memberi motivasi, menggerakkan, dan
menunjukkan anggotanya di suatu ranah pendidikan tujuannya adalah supaya
lembaga pendidikan dalam pelaksanaan pendidikan dapat dilakukan dengan
baik dan seefektif mungkin untuk menggapai tujuan yang sudah diputuskan
sebelumnya.6 Dimana syariat Islam sudah mengajarkan tentang bagaimana
cara untuk menjadi pemimpin yang baik seusia pokok pokok agama Islam,
sebagaimana telah digambarkan oleh Nabi disetiap sendi kehiduan manusia
seperti halnya penjelasan diatas.
6
Abdulullah Syafi’ Manajeman Kepemimpinan Pendidikan Islam Jurnal AL-HIKMAH
Vol 3, No 2 (2021) Hal 160.
7
Nashira Rahayuningtyas, “Model Kepemimpinan Pendidikan Nabi Muhammad SAW”.
Jurnal Muslim Heritage Vol. 4 No. 2 2019 : 226
positif bagi para umatnya dan menjadi contoh serta penyempurna akhlak
untuk ummat islam khususnya serta semua ummat didunia umumnya.
Pada umur empat puluh tahun beliau diangkat sebagai nabi utusan
Allah. Dipilihnya beliau sebagai nabi tentu tidak lain karena akhlaknya yang
mulia menjadi sumber utama diutusnya sebagai Rasul. Tepat diusianya yang
ke 63 tahun beliau dipanggil oleh Allah dengan meninggalkan ummat yang
selalu bersamnya.8 Momen ini merupakan situasi paling menyedihkan yang
harus diikhlaskan oleh seluruh para sahabat dan pengikutnya selama ini. Jasad
beliau saat ini memang jelas sudah tidak ada didunia namun segala tanaman
akhlak baik beliau sampai saat ini masih bisa kita rasakan kenikmatannya.
Bukti kenikmatan haqiqi yang bisa dirasakan oleh masyarakat muslim
diseluruh dunia saat ini adalah nikmat menjadi pengikut ajaran benar beliau
yang bernama Addinul Islam.
Sejarah telah mencatat bukti kongkrit perjuangan beliau dalam
meneggakkan islam, bukan proses yang mudah melainkan proses yang luar
biasa. Muhammad yang dipandang sebagai manusia biasa dimata orang yang
biadab terhadapnya, menjadi tantangan sulit yang pernah beliau jalani selama
ini demi menegakkan kebenaran dalam balutan agama Allah. Dibalik semua
perjuangan yang telah Nabi lakukan sampai memperoleh kemenangan
istimewa tentunya terdapat startegi kepemimpinan yang luar biasa dari sosok
panutan ini. dimana beliau merupakan sosok pemimpin yang tahu mengenai
esensi makna jabatan sepenuhnya sehingga timbul akhlak- akhlak mulia yang
sesuai dengan aturan dan syariat dalam agama islam.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa baginda Rasulullah SAW
merupakan gudang dari segala sifat kesempurnaan hamba yang sulit untuk
dicari tandingannya. Dimana sifat dan kemulain akhlak beliau dapat menjadi
figur bagi umat islam khususnya dan seluruh manusia umumnya. Berikut
beberapa sifaat nabi dalam sebagian kecil dari kesempurnaan akhlak beliau
yang patut untuk kita ketahui khususnya dalam kepemimpinan baik dari sifat
personal maupun publik.
1. Sifat Personal yang dimiliki oleh Rasulullah SAW
8
Ibid.
a. Jujur
Sikap paling fundamental yang dapat menimbulkan kepercayaan
dan penghormatan oleh orang lain yakni salah satunya ialah jujur.
Seperti halnya yang ada dalam diri Rasulullah SAW, ketika beliau
menyampaikan sesuatu akan membuat semua orang termasuk para
pemimpin dikota Mekkah menghargai dan menghormati atas
kepribadian dan kekuatan bicara yang beliau katakan, sehingga hal ini
menjadi daya pemikat tersendiri yang paling menonjol atas kepercayaan
seluruh pengikutnya kepada ketulusan dan kejujuran pesannya dalam
menyampaikan wahyu dari Allah.9
Dalam kepemimpinannya pun Rasulullah selalu memperlakukan
orang lain dengan adil dan sejujur- jujurnya sesuai tuntunan ajaran
agama islam yang telah diwahyukan kepadanya. Salah satu point
penting yang harus kita teladani atas perilaku kejujuran beliau yakni
tidak hanya berbicara sebatas kebohongan belaka yang berakhir pada
perkataan namun juga dibarengi dengan sebuah tindakan, sehingga
menimbulkan makna yang berupa keteladanan yang dapat diambil oleh
pengikutnya. Perkataan yang beliau sampaikan pun selalu dalam
koridor konsisten (tidak berubah- ubah) serta tidak ada sekecil apapun
perbedaan antara kata dan perbuatan, inilah jati diri dari sosok
pemimpin ideal yang sesungguhnya.
Seruan Rasulullah kepada ummatnya untuk berprilaku jujur
dalam segala hal dimanapun dan kapanpun itu telah dijeaskannya dalam
salah satu riwayat bahawasanya, Rasulullah SAW bersabda :
“Ada suatu Jaminan dariku enam perkara untuk kalian perihal surga,
enam perkara ini ialah: jika berbicara maka jujurlah, tepatilah janji
ketika berjanji, tunaikanlah amanah, jagalah kemaluan kalian (dari
sebuah kemaksiatan), palinglah pandangan kalian dari segala yang
diharamkan utnuk melihatnya dan tahanlah tangan kalian perkara
untuk mengambil yang haram”. (HR. Imam Ahmad).10
9
Sakdiah, “ Karakteristik Kepemimpinan Dalam Islam (Kajian Historis Filosofis) Sifat-
Sifat Rasulullah”, Jurnal Al- Bayan Vol. 22 No. 33 2016: 38.
10
Ibid, hal : 39.
Dari hadis inilah dapat kita ambil makna bahwa Rasulullah
sangat menekankan dan mengajari kita untuk menjadi pemimpin yang
jujur dan adil, tentunya ini sangat berkaitan erat dengan bagaimana
pengambilan kebijakan secara transparansi, akuntabilias dan
responsibilitas.
b. Amanah
Secara sederhana dapat kita fahmi bahwa amanah adalah sifat
yang dapat dipercaya dan bisa bertanggungjawab secara penuh atas
segala tindakannya selama didunia. Dalam hal ini konteks makna dari
pemimpin amanah adalah pemimpin secara dhahir dapat menunjukkan
sikap bertanggung jawab terhadap kepercayaan yang telah diberikan
oleh Allah. Hal inipun juga dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam
beberapa aspek saat beliau menjadi seorang pemimpin, baik amanah
terhadap kehidupan ekonomi, politik maupun agama. Bukti kongkrit
Rasulullah dalam bersifat amanah ialah dengan menyebarluaskan
risalah yang tertuang dalam firman- firman Allah yang dipercayakan
kepada beliau untuk disampaikan kepada ummat manusia. dari
kemuliaan akhlak inilah sebelum diangkat menjadi Rasul beliau sudah
mendapatkan julukan kehormatan “Al-Amin” dari para penduduk
Quraisy. 11
Didalam firmannya Allah SWT menjelaskan mengenai suatu
amanah yang harus diemban dan dipertanggungjawabkan setiap
manusia dibumi, tertuang dalam QS. Al-Ahzab : 72 yang berbunyi:12
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit,
bumi, dan gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu
dan mereka khawatir akan mengkhianatinya dan dipikullah amanat itu
oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan bodoh.”
Dari penggalan ayat diatas dapat kita fahaami bersama bahwa
setiap manusia dalam menjalani kehidupan pasti mempunyai yang
namanya amanah dimana harus dipertanggungjawabkan kelak
11
Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, Cet. IV, (Jakarta: kencana, 2015), hal.
58.
12
Faiqotul Husna, Kepemimpinan Islami Dalam Meningkatkan Mutu Lembaga
Pendidikan Islam, Jurnal Misykat Vol. 2 No. 2 2017, hal: 142.
dihadapan Allah SWT, meskipun hanya sekecil biji sawi amanah tetap
amanah yang harus dilaksanan dan dapat dipertaanggugjawabkan. Sifat
amanah dari sosok rasul panutan inilah menunjukkan bukti kongkit
kalau Beliau hamba yang bisa dipercaya. Karena mampu menyampikan
sesuatu yang sudah seharusnya dan bisa menjaga kepercayaan dan
merahasiakan segala hal yang memang sudah seharusnya tidak
dipublikasikan.
c. Tablig
Salah satu istilah yang disandang nabi selain gelar- gelar yang
telah dijelaskan diatas ialah mundhir (pemberi peringatan). Maksud dari
gelar ini adalah seseorang yang mampu untuk memberi peringatan
sehingga dapat memimbing ummat, memperbaiki serta mampu
menghantarkan manusia agar dapat mencapai kesuksesan didunia
maupun diakhirat.13 Dari gelar inilah secara tidak langsung beliau
dituntut untuk menguasai segala informasi agar dapat mempimpin
ummatnya serta diberikan kepercayaan untuk menyampaikan risalah-
risalah Allah kepada manusia tanpa ada tamabhan dan penguuran
sekalipun. Dalam hal cara penyampaiannya pun sangat brilliant, diman
taktik dan metode sangat beliau kuasi sehingga hal itu mudah diterima
oleh kebanyakan pengikutnya. seperti halnya sasaran utama beliau
bukan masyarakat luas terlebih dahulu namun kepada kerabat dekat
yang selalu bersamanya.
Berkaitan mengenai sikap keterbukaannya atau yang biasa disebut
dengan akuntabilitas dalam hal penyemapaian, beliau selalu berani
untuk menyatakan kebenaran meskipun konsekuensi yang
ditanggungnya itu sangat berat. Disinilah sikap tegas nabi akan muncul
kepada orang- orang yang melanggar hokum Allah.
d. Fathanah
Fathanah adalah sifat kepemimpinan nabi yang keemapat
mempunyai makna cerdas. Sebagai seorang peimpin tentu unsur ini
13
Yosep Aspat Alamsyah, Membumikan Sifat Rasul dalam Kepemimpinan Pendiidikan,
Jurnal Kependidikan islam Vol. 7 No 2, 2017.hlm : 123.
sangat dibutuhkan sebab kecerdasan diperlukan sehingga pemimpin
mampu untuk memberikan arahan , bimibingan, nasihat, serta pendapat-
pendapat dan pandangan yang baik dan tepat bagi ummantya.
Tentu hal ini bisa kita lihat dari beberapa kecerdasan nabi dalam
menyampiakn wahyu, mengontrol emosi serta tidak mudah berubah
dalam keadaan apapun sekalipun terpuruk. Menyelesaikan segala
masalah dengan sangat tanggap dan bijak. 14Cerdas disini lebih condong
pada kemampuan untuk memahami secara menyeluruh dan utuh
mengenai beberapa hal dalam berorganisasi sehingga seorang
pemimpin bisa menyeleraskan hal tersebut agar sama dengan cara untuk
mencapai tujuan yang sudah ditentukan dan disepakati bersama. 15
e. Kharismatik
Jiwa kepemimpinan Rasulullah SAW menjadi point plus
mengapa beliau sangat digandrungi oleh setiap hati pengikutnya bahkan
musuh- musuhnya.16 Dari segi fisik beliau bertubuh sangat ideal,
memiliki jiwa yang sempurna, berakhlak luhur dengan segala sifatnya
yang terhormat. Sehingga kemuliaan dari kesempurnaan yang melekat
pada diri beliau menjadi salah satu kunci terbesar banyaknya manusia
yang kagum pada sosok Nabi Muhammad SAW.
Dari hal ini dapat kita fahami bahwa kemuliaan naluri yang
dimiliki oleh setiap insan akan menjadi penilain utama daya
ketertarikan kharismatik setiap pemimpin. Dengan demikian junjunglah
kemuliaan akhlak dan lakukankalah setiap derap langkah dalam
kekuasaan sesuai dengan koridor yang telah diajarkan tanpa melenceng
sedikitpun dari panduan syariat islam.
f. Keyakinan Diri yang Kuat
Dalam kehidupan sehari- hari saat melakukan sebuah aktivitas
apapun kunci yang harus ditanamkan dalam diri semua insan ialah
yakin akan dirinya kuat dan mampu. Contoh kecil saat kita diamanahi
14
Ibid, hal : 124.
15
Sahadi, dkk. Karakter Kepemimpinan Ideal dalam Orgaisasi, Jurnal Moderat Vol. 6
No.3, hal : 54
16
Nashira Rahayuningtyas, “Model Kepemimpinan Pendidikan Nabi Muhamma , hal: 267
untuk menjadi presentator di bangku kuliah, pastinya kita harus
memamaparkan materi- materi yang kita persiapakan, disinilah peran
yakin pada diri harus diimplementasikan sehingga nantinya mampu
betanggung jawab atas segala yang telah disampaikan. Terlepas dari
cemoohan banyak orang bahwa kita tidak bisa , keyakinan kuat dalam
diri menjadi semangat untuk mengatasi hal tersebut. Seeprti halnya
yang dilakukann oleh Rasulullah SAW, seorang Nabi dari suku Quraisy
putra dari Abdullah. Beliau seseorang yang mempunyai karakter kuat
yang tak akan bisa disaingi oleh siapapun. Sebab dalam dirinya sudah
tertanam ketika sudah melakukan sesuatu yang dianggap sebuah
kemulian dan kebanggaaan maka tidak ada satupun seseorang yang
dapat menyurutkan tekadnya untuk menenerjang banyak hal. 17
g. Komitmen Tinggi
Dalam suatu organisasi sudah tidak asing dengan sebuah kata
komitmen. Manis dan pahitnya suatu perjalanan didalam organisasi
harus mampu merasakan sehingga dapat mengambil hikmah atas
kejadian semuanya, begitulah cerminan diri seorang pemimpin. Dengan
memiliki sebuah komitmen yang tinggi dalam suatu hal akan
memberikan pengaruh yang sangat kuat dalam kepemimpinannya.
Seperti halnya yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, didalam proses
perjalanannya sebagai seorang pemimpin mampu untuk selalu bangkit
dalam keadaan apapun demi berdakwah dengan membawa ajaran
Allah.18 Beliau juga sama seperti halnya manusia biasa memanggul
beban yang berat dipundaknya, tidak pernah mengeluh sedikitpun atas
amanah yang harus dilaksanakannya. Perjuangannya pun tidak setenag-
setengah dimulai dari perjuangan jihad diberbegai medan pertempuran
demi menyebarkan agama Allah SWT.
23
Muhamad Mu’iz Raharjo, Manajemen Sumber Daya Manusia yang Unggul, Cerdas, &
Berkarakter Islami, Yogyakarta: Gava Media, 2011, hal: 40-50
24
Hikmatul Kamal, Dasar Karakteristik Kepemimpinan Pendidikan Islam, Jurnal
Rausyan Vol 15 No 1 2019, hal: 24
25
Ibid.
26
Ibid, hal 25.
27
Ibid.
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah”.
5. Anjuran mengenai kepemimpinan yang bertanggung jawab atas segala tindakan
atau keputusan, termaktub pada QS.Al An'am : 164 yang berbunyi :28
“Katakanlah (Muhammad), “Apakah (patut) aku mencari tuhan selain
Allah, padahal Dialah Tuhan bagi segala sesuatu. Setiap perbuatan dosa
seseorang, dirinya sendiri yang bertanggung jawab. Dan seseorang tidak
akan memikul beban dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah
kamu kembali, dan akan diberitahukan-Nya kepadamu apa yang dahulu
kamu perselisihkan”.
28
Ibid, hal 26.
29
Sugeng Listiyo Prabowo, menjadi moderat itu perlu kecerdasan, Media informasi dan
kebijakan kampus UIN Malang, 2015.
yang nalurinya sama- sama bernotabe “ hamba” namun dapat melaksanakan
sesuai dengan ajaran Allah sebab beliau selalu berpandangan dan berpedoman
atas firman- firman Allah.
Sebagai seorang pemimpin, menelisik dari berbagai system informasi
banyak bukti kongkrit yang menjelaskan ketidak adilan pemimpin dalam
memutuskan suatu kebijakan yang diambil.misal ada beberapa pemimpin
dalam pendidikan yang saat ini memakai system link dalam pengangkatan
jabatan, pendidan bukan lagi tempat untuk transfer of knowledge tetapi lebih
kepada arah transfer of money.
Melihat dari latar belakang pemimpin tersebut jelas ada faktor
kecerdasan dalam dirinya namun tidak pada unsur pemimpin yang ideal.
Pemimpin ideal ialah pemimpin yang dalam dirinya melekat sifat- sifat yang
telah dijabarkan pada sifat nabi pada penjelasan diatas. Tentu hal ini perlu
ditanamkan sikap moderat sejak dini dalam memimpin sehingga mampu
untuk mengarahkan kepemimpinannya dalam mencapai kebahagian dunia dan
akhirat terlebih dapat mengamalkan seluruh proses kepemimpinan dalm
balutan syariat islam.
G. Kesimpulan
Dalam tatanan koridor agama, islam sangat memberikan dasar- dasar
filosofis dan normatif tentang suatu kepemimpinan sehingga hal ini bersifat
universal dan komprehesif. Karakteristik kepemimipin yang dicontohkan pun
berdasarkan kajian teori dan historis sifat serta sikap nabi saat menjadi
khalifah. Sifat- sifat keistimewaanya pun dikelompokkan menjadi 2 yakni
personal dan publik. Dari hal inilah diharapkan dengan adanya teori yang
sudah dijelaskan ditunjung juga dengan kajian sikap historis panutan seorang
pemimpin dapat menjadi pedoman, pengontrol dan pandangan bagi pemimpin
saat ini berdasarkan teori moderat yang akhir- akhir ini banyak digaungkan.
30
A. Muhammad Al- Buraey, Ilsma Lnadasan Alternatif Administratif Pebangunan
(Jakarta : Rajawali Press, 2001 ) hal : 375
31
Ibid, hal: 47.
Sudah saatnya pemimpin saat ini berkaca dan berpedoman kepada
tuntunan dan ajaran Nabi, supaya lebih mendapatkan ketentraman disisi
Allah. Tidak hanya sekedar pada kebahagian dunia saja namun juga pada
kebahagian untuk meraih akhirat yang kekal. Diisamping itu menjadi seorang
pemimpin haruslah dapat memberikan sebuah keteladanan yang baik kepada
anggota yang lain sehingga hal ini akan berdampak pada baik tidaknya
sebuah organisasi. Yang perlu diingat dan harus difahami oleh setiap
pemimpin yang mempunyai kedudukan dan kewenangan bahwa segala
jabatan yang mungkin saat ini didapatkan hanya akan bersifat sementara
namun keteladanan dan kebaikan akan bersifat selamanya.
DAFTAR PUSTAKA