Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH LEADERSHIP PENDIDIKAN

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Leadership Pendidikan

Paradigma Kepemimpinan dan Manajemen Pendidikan

Oleh :

Nama : Nur Fadzilah Rachma Dewi

NIM : G000180221

Kelas/Smt : D/4

Pendidikan Agama Islam

Fakultas Agama Islam

Tahun Ajaran 2019/2020

Universitas Muhammadiyah Surakarta


Pendahuluan

Manusia sejak kelahirannya di muka bumi telah membawa peran legitimasi sebagai
seorang pemimpin (khalifah) dengan tanpa mengeliminir peran lainnya selaku hamba Allah
SWT. Pandangan ini dapat dilihat dari kandungan kalam ilahi yang terdapat dalam Q.S Al-
Baqarah: 30. Kemudian, bandingankan dengan firman Allah SWT yang menunjukan
penghambaan manusia dan merupakan bagian dari tujuan esensial penciptaannya, terdapat
dalam Q.S. Adz-Dzariyat: 56. Kepemimpinan merupakan qadrat atau fitrah yang dimiliki
oleh setiap individu manusia. Fitrah kepemimpinan adalah fotensi atau kekuatan yang
menopang setiap individu supaya mampu memanfaatkan dan memberdayakan segala sesuatu
yang terdapat di alam semesta, baik yang berupa sumber daya manusia atau sumber daya
alamnya. Bagi seorang khalifah yang sekaligus hamba, pemberdayaan dan pemanfaatan
segala sesuatu tersebut bertujuan hanya untuk meningkatkan pengabdian diri kepada Allah
SWT semata. Sebagai makhluk yang paling sempurna, manusia mengawali proses
kepemimpinannya mulai dari dirinya sendiri. Kesuksesan ia dalam memimpin dirinya dari
berbagai problematika dan kompetensi yang terdapat pada dirinya, sangat mempengaruhi
pada proses kepemimpinan berikutnya. Di mana ruang lingkup dan jangkauan serta
problematika kepemimpinanya jauh lebih luas dan bersifat kompleks (kepemimpinan dalam
tataran makro).
Proses pada tingkat kedua itulah yang menjadikan banyak para ahli yang menilai
kepemimpinan seakanakan peranannya hanya untuk mempengaruhi sesuatu yang berada di
luar dirinya sendiri. Asumsi tersebut seringkali menimbulkanpemikiran bahwa
kepemimpinan seakan tidak terlepas dari suatu kelompok, organisasi, golongan atau yang
lainnya di mana basisnya jauh lebih banyak dan lebih luas. Padahal sebagaimana Rasulullah
SAW mengungkapkan dalam satu riwayat hadits, bahwa kepemimpinan seseorang diawali
dari dirinya sendiri. Hal ini sebagaimana terungkap dalam salah satu isi hadits yang
diriwayatkan dalam kitab Al-Muwaththa karya Imam Malik, yang artinya: “Setiap kalian
adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinnannya. Dan Amir
(pemimpin) yang memimpin masyarakat, ia akan dimintai pertanggungjawaban atas
kepemimpinannya. Dan seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan ia akan
dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang perempuan pemimpin atas
harta suaminya dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang
hamba sahaya pemimpin atas harta tuannya dan ia pun akan dimintai pertnggungjawaban ata
kepemimpinannya. Kemudian setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai
pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.”
Sebagai seorang muslim yang memiliki pedoman hidup yang bersumber dari al-Quran
dan as-Sunah, maka setiap gerak dan tingkah laku sepantasnya berpijak pada kedua tuntunan
hidup tersebut. Suatu keniscayaan yang dapat menjadi tuntunan atau pijakan bagi setiap
individu umatm Islam dalam mengemban amanahnya sebagai khalifah.
Pemimpin harus mengutamakan tugas, tanggung jawab dan membina hubungan yang
harmonis, baik dengan atasannya maupun dengan bawahannya. Jadi pemimpin harus
mengadakan komunikasi keatas dan kebawah, baik komunikasi formal maupun komunikasi
informal. Dalam kenyataannya para pemimpin dapat mempengaruhi moral dan kepuasan
kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Di
samping itu, para pemimpin juga memainkan peranan penting dalam membantu kelompok,
organisasi atau masyarakat untuk mencapai tujuan yang diinginkan1.
Dari uraian tersebut jelaslah bahwa manusia telah dikaruniai sifat dan sekaligus tugas
sebagai seorang pemimpin. Pada masa sekarang ini setiap individu sadar akan pentingnya
ilmu sebagai petunjuk/alat/panduan untuk memimpin umat manusia yang semakin besar
jumlahnya serta komplek persoalannya. Atas dasar kesadaran itulah dan relevan dengan
upaya proses pembelajaran yang mewajibkan kepada setiap umat manusia untuk mencari
ilmu. Dengan demikian upaya tersebut tidak lepas dengan pendidikan, dan tujuan pendidikan
tidak akan tercapai secara optimal tanpa adanya manajemen atau pengelolaan pendidikan
yang baik, yang selanjutnya dalam kegiatan manajemen pendidikan diperlukan adanya
paradigma pemimpin yang memiliki kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin.

Rumusan Masalah
1. Apa konsep dasar kepemimpinan dalam manajemen pendidikan?
2. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas paradigma kepemimpinan
dalam manajemen pendidikan?
3. Apa fungsi dan Tipe Pemimpin dalam manajemen pendidikan?
4. Bagaimana Profesionalita Kepemimpinan dalam manajemen Pendidikan

Tujuan Penelitian
1. Mengetahui konsep dasar kepemimpinan dalam manajemen pendidikan?
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas paradigma kepemimpinan
dalam manajemen pendidikan?
3. Mengetahui Profesionalita Kepemimpinan dalam manajemen Pendidikan

Pembahasan
Konsep dasar kepemimpinan dalam manajemen pendidikan
Kepemimpinan sebagai istilah umum mungkin dapat dirumuskan sebagai proses
memengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha-usaha kearah pencapaian
tujuan dalam situasi tertentu. Definisi kepemimpinan ini membawa kepada kesimpulan

1
Soleh Subagja, “Paradigma Nilai-Nilai Kepemimpinan Profetik”, Progresiva, Vol.3, No. 1 Januari – Juni
2010, hal. 24.
bahwa proses kepemimpinan itu ialah suatu fungsi dari pemimpin, pengikut, dan variabel-
variabel situasi lain. (Oteng Sutisna, 1989:31).
Definisi kepemimpinan menurut stogdill (Husaini Usman, 2009:279) ialah:

1. Fokus dariproses kelompok

2. Penerimaan kepribadian seseorang

3. Seni memengaruhi perilaku

4. Alat untuk memengaruhi perilaku

5. Suatu tindakan perilaku

6. Bentuk dari ajakan (persuasif)

7. Bentuk dari relasi yang kuat

8. Alat untuk mencapai tujuan

9. Akibat dari interaksi

10. Peranan diferensial

11. Pembuat struktur.

Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin, sedangkan pemimpin merupakan bagian


dari lambang identitas sebuah organisasi, tanpa adanya pemimpin tidak akanada sebuah
organisasi yang jelas, bahkan bisa dikatakan tidak ada organisi, tentunya organisasi yang
terbaik memiliki pemimpin yang terbaik dengan berdasarkan pada nilai-nilai moral, nilai-
nilai budaya, keteladanan yang sesuai aturan, kesepakatan, kepemimpinan, gaya
kepemimpinan yang diharapkan, pendekatan kepemimpinan yang ideal, dan berdasarkan
perilaku kepemimpinan.
Pada hakikatnya setiap manusia merupakan pemimpin bagi dirinya, pemimpin bagi
keluarganya, pemimpin bagi masyarakatnya, pemimpin bagi bangsa dan negaranya hanya
saja perlu ada kesadaran diri untuk menginternalisasikan dan mengaktualisasikan diri didalam
hidup dan kehidupannya, sehingga ada nilai-nilai manfaat bagi dirinya dan orang yang ada
disekitarnya, karena sebaik-baiknya manusia yang bermanfaat bagi orang lain.
Dalam memperoleh kepemimpinan sebuah komunitas/kelompok ada yang dilakukan
dengan cara-cara yang tidak jujur, seperti cerita sejarah Ken Arok yang menjadi raja. Namun,
bagaimana seorang Nabi Muhammad Saw, dapat menjadi pemimpin dengan nilai-nilai luhur
ketuhanan dan terdapat keteladanan yang menjadi panutan umat manusia dizamanya sampai
akhir zaman, sebagaimana Allah berfirman dalam surah Al-Ahzab (QS. 33:21).
Pemimpin memiliki beberapa gambaran untuk beberapa definidi yang dianggap cukup
ideal dalam kepemimpinan adalah sebagai berikut:

1. Kepemimpinan adalah pembentukan awal serta pemeliharaan struktur dalam harapan dan
interaksi.

2. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam suatu situasi
tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi ke arah pencapaian satu atau
beberapa tujuan tertentu.

3. Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit, pada dan berada diatas
kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi.

4. Kepemimpinan adalah proses memengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang


diorganisasi kearah pencapaian tujuan.

5. Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas


suatu kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai bersama.

6. Kepemimpinan adalah sebuah proses memberikan arti(pengarahan yang berarti terhadap


suatu kolektif, dan yang mengakibatkan kesedihan untuk melakukan usaha yang
diinginkan untuk mencapai sasaran.
Sehingga para pemimpin adalah mereka yang secara konsisten memberikan kontribusi
yang efektif terhadap orde sosial, serta yang diharapkan dan dipersepsikan melakukannya.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Wayne K. Hoy dan Cecil G. Miskel (2008:417)
“leadership is a social influence process that is comprised of both rational and emotional
elements”
Kepemimpinan merupakan proses yang mempengaruhi sosial kemasyarakatan yang
meliputi dua aspek, yaitu aspek rasional dan elemen emosional. Sehingga dngan kedua
aspekini dapatlah dipahami bahwa kepemimpinan memerlukan tugas seorang pemimpin dan
hubungan antara pemimpin dengan bawahannya. Aspek rasional memerlukan perilaku logis
dalam bertindak dan berbuat, sedangkan aspek elemen emosional memerlukan kedekatan
hubungan sehingga dengan keputusan dan pelaksanaan perilaku dan tindakannya
mendapatkan support dari bawahannya sehingga tujuan organisasi tercapai dengan baik
sesuai dengan harapan-harapan semua elemen.
Oleh karena itu, untuk dapat menggerakkan beberapa orang pelaksana,seorang
pemimpin harus memiliki kelebihan dibandingkan orang yang dipimpinnya misalnya
kelebihan dalam menggunakan pikirannya,rohaniah,dan badaniah.Supaya seorang pemimpin
bisa menggunakan kelebihannya,seorang pemimpin difasilitasi dengan tugas dan
wewenang.Tugas berarti kewajiban untuk melaksanakan dan wewenang adalah hak untuk
bertindak.Wewenang seorang pemimpin adalah untuk menggerakkan orang agar dapat
menjalankan tugas yang diperintahkan.2

Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas paradigma kepemimpinan dalam


manajemen pendidikan
Dalam melaksanakan aktivitasnya bahwa pemimpin dipengaruhi oleh berbagai
macam faktor. Faktor-faktor tersebut sebagaimana dikemukakan oleh H. Jodeph Reitz (1981)
yang dikutif Nanang Fattah, sebagai berikut :
1. Kepribadian (personality), pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin, hal ini mencakup
nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya akan mempengaruhi pilihan akan gaya
kepemimpinan.
2. Harapan dan perilaku atasan.
3. Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan mempengaruhi terhadap apa gaya
kepemimpinan.
4. Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya pemimpin.
5. Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan.
6. Harapan dan perilaku rekan.
` Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka jelaslah bahwa kesuksesan pemimpin dalam
aktivitasnya dipengaruhi oleh factor-faktor yang dapat menunjang untuk berhasilnya suatu
kepemimpinan, oleh sebab itu suatu tujuan akan tercapai apabila terjadinya keharmonisan
dalam hubungan atau interaksi yang baik antara atasan dengan bawahan, di samping
dipengaruhi oleh latar belakang yang dimiliki pemimpin, seperti motivasi diri untuk
berprestasi, kedewasaan dan keleluasaan dalam hubungan social dengan sikap-sikap
hubungan manusiawi.
Selanjutnya peranan seorang pemimpin sebagaimana dikemukakan oleh M. Ngalim
Purwanto, sebagai berikut :
1. Sebagai pelaksana (executive)
2. Sebagai perencana (planner)
3. Sebagai seorangahli (expert)
4. Sebagai mewakili kelompok dalm tindakannya ke luar (external group
representative)
5. Sebagai mengawasi hubungan antar anggota-anggota kelompok (controller of
internal relationship)
6. Bertindak sebagai pemberi gambaran/pujian atau hukuman (purveyor of rewards and
punishments)
7. Bentindak sebagai wasit dan penengah (arbitrator and mediator)

2
Clara Prameswari, “Makalah Kepemimpinan Pendidikan”, hal. 3.
8. Merupakan bagian dari kelompok (exemplar)
9. Merupakan lambing dari pada kelompok (symbol of the group)
10. Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya (surrogate for individual
responsibility)
11. Sebagai pencipta/memiliki cita-cita (ideologist)
12. Bertindak sebagai seorang ayah (father figure)
13. Sebagai kambing hitam (scape goat).
Berdasarkan dari peranan pemimpin tersebut, jelaslah bahwa dalam suatu
kepemimpinan harus memiliki peranan-peranan yang dimaksud, di samping itu juga bahwa
pemimpin memiliki tugas yang embannya, sebagaimana menurut M. Ngalim Purwanto,
sebagai berikut :
1. Menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompok dan keinginan kelompoknya.
2. Dari keinginan itu dapat dipetiknya kehendak-kehendak yang realistis dan yang
benar-benar dapat dicapai.
3. Meyakinkan kelompoknya mengenai apa-apa yang menjadi kehendak mereka, mana
yang realistis dan mana yang sebenarnya merupakan khayalan.
Tugas pemimpin tersebut akan berhasil dengan baik apabila setiap pemimpin
memahami akan tugas yang harus dilaksanaknya. Oleh sebab itu kepemimpinan akan tampak
dalam proses di mana seseorang mengarahkan, membimbing, mempengaruhi dan atau
menguasai pikiran-pikiran, perasaan-perasaan atau tingkah laku orang lain.
Untuk keberhasilan dalam pencapaian suatu tujuan diperlukan seorang pemimpian yang
profesional, di mana ia memahami akan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pemimpin,
serta melaksanakan peranannya sebagai seorang pemimpin. Di samping itu pemimpin harus
menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja
yang membuat bawahan merasa aman, tentram, dan memiliki suatu kebebasan dalam
mengembangkan gagasannya dalam rangka tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.

Fungsi dan tipe kepemimpinan manajemen pendidikan


Fungsi utama kepemimpinan manajemen pendidikan adalah:
1. Pemimpin membantu terciptanya suasana persaudaraan, kerja sama
dengan penuh rasa kebebasan.
2. Pemimpin ikut serta dalam memberikan ransangan
3. Pemimpin membantu kelompok tentang apa tindakan yang akan diambil selanjutnya.
4. Pemimpin bertanggung jawab dalam pengembangan anggota.
Menurut keputusan mentri pendidikan dan kebudayaan No.
0296 Tahun 1996 Kepala Sekolah adalah guru yang memperoleh tambahan tugas untuk
memimpin penyelenggaraan pendidikan dan upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
Kepala sekolah selain penyelenggaraan pendidikan di sekolah juga berperan sebagai
pendidik, manajer, administrasion, supervisor, pemimpin, pembaharu, pembangkit minat.
Dalam setiap melaksanakan peranannya seorang [pemimpin kependidikan harus menjalani
tugas-tugas sebagai berikut:
a) Dalam peranannya sebagai pendidik, kepala sekolah bertugas membimbing guru,
karyawan, siswa, mengembangkan staf, mengikuti perkembangan iptek, dan sebagai contoh
dalam pembelajaran.
b) Dalam peranannya sebagai manajer kepala sekolah bertugas menyusun program,
pengorganisasian sekolah, mengoptimalkan sumberdaya sekolah, dan mengendalikan
sekolah.
c) sebagai administrator kepala sekolah bertugas mengelola administrasi kegiatan belajar
mengajar dan bimbingan konseling, kesiswaan, ketenagaan, keuangan, saranaprasarana,
persuratan dan urusan rumah tangga sekolah.
d) sebagai supervisor kepala sekolah menyusun program supervisi pendidikan dan
memanfaatkan
hasil supervisi meningkatkan kemajuan sekolah.
e) sebagai pembaharu kepala sekolah bertugas mencari dan melakukan pembaharian terhadap
berbagai aspek disekolah.
f) sebagai pembangkit minat, seorang kepala sekolah harus mampu mempengaruhi anggota
dalam
mencapai kemajuan sekolah yang telah ditetapkan.

Tipe kepemimpinan dalam manajemen pendidikan


Konsep seorang pemimpin pendidikan tentang kepemimpinan dari kekuasaan yang
memproyeksikan diri dalam bentuk sikap memimpin, tingkah laku, dan sifat kegiatan
pemimpin yang dikembangkan dalam lembaga pendidikannya akan mempengaruhi situasi
kerja, semangat kerja anggota-anggota staf, sifat hubungan kemanusian diantara sesamanya
dan akan mempengaruhi kualitas hasil kerja dan mungkin dapat dicapai oleh lembaga
pendidikan tersebut. Tipe-tipe kepemimpinan dapat diklasifikasikan kedalam tiga tipe
antaranya:
a) tipe otoriter, tipe kepemimpinan ini ialah dimana seorang pemimpin bertindak sebagai
diktraktor yang mamaksa anggotanya untuk menjalankan tugasnya. Pemimpin hanyalah
seorang yang memerintah, kewajiban seorang bawahan atau anggota hanyalah menjalankan
tugas yang sudah diperintahkan oleh seorang pemimpin.
b) tipe laissez-faire, gaya kepemimpinan disini ialah dimana seorang pemimpin memberika
hak penuh terhadap bawahan menjalankan tugasnya, tanpa adanya kontrol, semua diserahkan
kepada bawahan.
c) tipe demokrasi, kepemimpinan secara demokrasi berusaha menstimulasi
anggotaanggotanya
agar bekerja secara produktif, disini bentuk hubungan bukanlah sebagai atasan dan bawahan
namun semua anggota termasuk pemimpoin memiliki hak yang sama.3
Profesionalita Kepemimpinan dalam manajemen Pendidikan
Kepemimpinan sangat berperan dalam pencapaian suatu tujuan lembaga atau pun
organisasi. Kepemimpinan yang amanah dan bertanggung jawab dapat membawa lembaga
atau organisasi maju dan berkembang. Kepemimpinan juga sangat erat kaitannya dengan
power atau kekuasaan. Kepemimpinan yang prospektif ditentukan oleh sang pemimpin yang
menjadi top leader dari suatu lembaga atau organisasi.
Pada lembaga pendidikan top leader itu bisa dalam jabatan kepala sekolah, dekan,
rektor dan sebagainya. Top leader pada lembaga pendidikan memerlukan beberapa
persyaratan utama yang merupakan nilai lebih untuk mempengaruihi, mengarahkan dan
memimpin lembaga atau organisasinya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Persyaratan Pemimpin Pendidikan banyak teori yang membahas tentang pemimpin,
kepemimpinan, kekuasaan dan manajerial yang menyorot dari bermacam-macam sudut
pandang, baik dari segi agama, politik, ekonomi, pendidikan, dan sebagainya. Koran SINDO,
Selasa, 12 Agustus 2008, halaman 05, mengemukakan ada 6 kompensasi kepala sekolah yang
harus diperhatikan:
1. Kepemimpinan
2. Kepribadian
3. Sikap sosial
4. Manajerial
5. Supervisi
6. Kewirausahaan
Seorang kepala sekolah disamping persyaratan pendidikan harus menguasai
kepemimpinan secara teoritik dan praktik, juga harus mempunyai kepribadian yang lembut,
tegas, visioner, adil dan berdisiplin. Kepala sekolah memperhatikan kesejahteraan guru dan
pegawai. Peduli kepada sekolah dan komponen-komponen sekolah lainnya. Sebagai orang
nomor 1 di sekolah, seyogyanyalah kepada sekolah seorang yang mengerti manajemen,
sehingga manaemen kinerjanya tertata secara baik.
Kepala sekoah sebagai pemimpin harus melakukan supervise secara terprogram untuk
mengetahui apakah program sekolah telah terimplementasi secara baik atau belum. Hasil
supervise bisa dijadikan tolok ukur keberhasilan sebuah program. Di era global sekarang
seorang kepala sekolah harus mempunyai jiwa kewirausahaan, agar bisa mencari uang untuk
kemajuan sekolah, baik untuk pembangunan fisik sekolah, kesejahteraan guru maupun untuk
meningkatkan mutu akademik sekolah.
Berdasarkan PERMEN DIKNAS No. 16 tahun 2007 tentang Standar Akademik
Kepala Sekolah dan Madrasah adalah bahwa Kepala Sekolah harus memiliki 5 kompetensi :

3
Ririnyonlikarlina, “Manajemen Kepemimpinan Pendidikan”, Universitas negeri padang Indonesia, hal. 4.
1. Kompetensi Kepribadian
2. Kompetensi Manajerial
3. Kompetensi Kewirausahaan
4. Kompetensi Supervisi
5. Kompetensi Sosial

Kemudian diikuti oleh PERMENDIKNAS No. 16 tahun 2007 tentang Standar Akademik
Guru dan Standar Kompetensi paedagogik dan pembelajaran. Untuk guru sekarang harus
bersantar S1 dan untuk Dosen berstanda S2.4

Kesimpulan
Manusia sejak kelahirannya di muka bumi telah membawa peran legitimasi sebagai
seorang pemimpin (khalifah) dengan tanpa mengeliminir peran lainnya selaku hamba Allah
SWT. Pandangan ini dapat dilihat dari kandungan kalam ilahi yang terdapat dalam Q.S Al-
Baqarah: 30. Kepemimpinan merupakan qadrat atau fitrah yang dimiliki oleh setiap individu
manusia. Fitrah kepemimpinan adalah fotensi atau kekuatan yang menopang setiap individu
supaya mampu memanfaatkan dan memberdayakan segala sesuatu yang terdapat di alam
semesta, baik yang berupa sumber daya manusia atau sumber daya alamnya. Bahwa
kesuksesan pemimpin dalam aktivitasnya dipengaruhi oleh factor-faktor yang dapat
menunjang untuk berhasilnya suatu kepemimpinan, oleh sebab itu suatu tujuan akan tercapai
apabila terjadinya keharmonisan dalam hubungan atau interaksi yang baik antara atasan
dengan bawahan, di samping dipengaruhi oleh latar belakang yang dimiliki pemimpin, seperti
motivasi diri untuk berprestasi, kedewasaan dan keleluasaan dalam hubungan social dengan
sikap-sikap hubungan manusiawi.

Daftar Pustaka
Iwan Hermawan, Kepemimpinan Dalam Manajemen Pendidikan (Managing and the Human
Factor, Motivation, Leadership, Communication), hal. 3-4.
Ir. Sere Saghranie Daulay M.Si, Kepemimpinan Dalam Manajemen Pendidikan ,
Widyaiswara Pusdiklat Industri, hal 6-9.
Soleh Subagja, “Paradigma Nilai-Nilai Kepemimpinan Profetik”, Progresiva, Vol.3, No. 1
Januari – Juni 2010, hal. 24.
Clara Prameswari, “Makalah Kepemimpinan Pendidikan”, hal. 3.
lis Prasetyo, “Kepemimpinan di Sekolah dalam Menghadapi Paradigma Baru Pendidikan di
Indonesia”, Manajemen Pendidikan No. 01/Th. Il/April 2006.
Husaini Usman, “Paradigma Baru Kepemimpinan Pendidikan Kejuruan”, Ft Universitas
Negeri Yogyakarta, hal. 3.
4
Ir. Sere Saghranie Daulay M.Si, Kepemimpinan Dalam Manajemen Pendidikan , Widyaiswara Pusdiklat
Industri, hal 6-9.
Ririnyonlikarlina, “Manajemen Kepemimpinan Pendidikan”, Universitas negeri padang
Indonesia, hal. 4.

Anda mungkin juga menyukai