Anda di halaman 1dari 12

Tanggung Jawab Kepemimpinan

Pipih Nurasiah Jamil

Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Pipihnurasiahj08@gmail.com

Abstract

Leaders in a organization have an important role in directing and influencing their

subordinates.Without the person who regulates and directs an organization,it is certain that the

organization can achieve its objectives in accordance with is vision and mission.Therefore,a

leader figure is needed to be able to manage and regulate the organization to achieve its

objectives.This study aims to examins the important of leadership in organizations with a literary

approach.This type of reseach is a study with a literature study approach which is carried out by

finding a theoretical reference in accordance with the case obtained.The leader is a positive and

confident person who has a high vision,mission and ethical values, with the ability to convery

ideas and be able to encourage and relate well to others.Leadership will be a determining factor

for success in an organization.This is because leadership is a central point for significant changes

in organizations,leadership has a personality that has an impact and leadership is an art in

creating organizational suitability and stability.

Keywords

Leadership,organisasi

Abstrak
Pemimpin adalah sebuah organisasi memiliki peranan penting dalam mengarahkan dan

mempengaruhi para bawahannya.Tanpa adanya orang yang mengatur dan mengarahkan suatu

organisasi niscaya organisasi tersebut dapat mencapai tujuannya sesuai dengan visi dan

misinya.Oleh sebab itu,diperlukan figurseorang pemimpin untuk dapat mengelola dan mengatur

organisasi untuk mencapai tujuan-tujuannya.Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pentingnya

kepemimpinan dalam organisasi dengan pendekatan literatur.Jenis penelitian ini ialah penelitian

dengan pendekatan studi literatur dimana dilakukan dengan menemukan referensi teori yang

sesuai dengan kasus yang diperoleh. Pemimpin merupakan seorang yang positif dan penuh

percaya diri yang memiliki visi,misi dan nilai etika yang tinggi,dengan kemampuan

menyampaikan gagasan dan mampu dalam rangka mendorong dan berhubungan baik dengan

orang lain. Kepemimpinan akan menjadi fakor penentu keberhasilan dalam suatu organisasi.Hal

ini dikarenakan kepemimpinan menjadi titik pusat adanya perubahan signifikan dalam

organisasi,kepemimpinan menjadi kepribadian yang memiliki dampak dan kepemimpinan

merupakan seni dalam menciptakan kesesuaian dan kestabilan organisasi.

Kata kunci

Kepemimpinan,organisasi

I.Pendahuluan

Kepemimpinan bukanlah tentang hirarki atau sebutan atau juga status melainkan hal tersebut

memiliki pengaruh dan menguasai untuk berubah.Kepemimpinan bukanlah sekitar membuat hal-

hal atau pertempuran atau bahkan untuk mengakumulasi kekayaan:melainkan untuk

menghubungkan dan melibatkan sejumlah orang pada tingkatan-tingkatan yang sesuai.Para

pemimpin tidak bisa lagi memandang strategi dan eksekusi menjadi hal yang dipentingkan ketika
hanya mampu mengandalkan konsep-konsep yang abstrak.Akan tetapi,seorang pemimpin

diharapkan mampu menyadari bahwa kedua unsur tersebut pada akhirnya hanya membicarakan

tentang orang-orang (Carly Fiorina).Berdasarkan pada konteks pernyataan tersebut maka

keberadaan seorang pemimpin sangat dibutuhkan sekali guna menetapkan dan memutuskan

tentang hakikat tujuan yang ingin dicapai.

Posisi kepemimpinan ditetapkan dalam pengaturan kerja untuk membantu organisasi submit

untuk mencapai tujuan keberadaannya dalam sistem yang lebih besar.Tujuan organisasi

operasionalkan sebagai arah untuk kegiatan kolektif.Proses kepemimpinan diarahkan dalam

mendefinisikan,menetapkan,mengidentifikasi,atau menerjemahkan arahan untuk pengikut

mereka dan memfasilitasi atau memungkinkan proses organisasi yang seharusnya menghasilkan

pencapaian tujuan.Tujuan dan arah organisasi menjadi jelas dalam banyak hal,termasuk melalui

misi,visi,strategi,tujuan,rencana,dan tugas.(Zaccaro,2001:453).1

Mendefinisikan arti kepemimpinan (leadership)sebagai suatu keahlian dalam memberikan

pengaruh pada individu atau sekelompok orang untuk memproleh visi atau tujuan.Seperti halnya

pada organisasi formal,dampak ini dapat menjadi bersifat formal yang diberikan oleh pimpinan

yang memegang sebuah jabatan pada organisasi sehingga harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh

bawahannya

II.Pembahasan
1.Zaccaro.The Nature of Organizational Leadrership.Journal of George Mason University.2001.hlm.453
1.Pengertian Tanggung jawab kepemimpinan

Tanggung jawab kepemimpinan adalah mengurus dan melayani bukan mengeruk harta rakyat

sebagai rakyat biasa,tentunya kami amat berharap kepada pemerintahan yang baru ini agar

membawa Indonesia menjadi lebih baik.Termasuk mampu melahirkan kebijakan-kebijakan yang

berpihak pada kepentingan rakyat.

A.pengertian kepemimpinan

Kepemimpinan adalah merupakan sebuah bidang riset dan juga suatu keterampilan praktis yang

mencakup kemampuan seseorang atau sebuah organisasi untuk”memimpin”atau membimbing

orang lain,tim,atau seluruh organisasi.Literatur para speasialis saling beradu

pandang,membandingkan antara pendekatan Timur dan Barat dalam kepemimpinan,dan juga (di

Barat sendiri)antara pendekatan Amerika Serikat dengan Eropa.Civitas akademika di

A.S.mengartikan kepemimpinan sebagai sebuah proses pengaruh sosial yang di dalamnya

seseorang dapat melibatkan bantuan dan dukungan selainnya dalam usaha mencapai suatu tugas

bersama.kajian tentang kepemimpinan telah menghasilkan berbagai teori yang meliputi sifat-

sifat,interaksi situasional,fungsi,perilaku,kekuasaan,visi dan misi,nilai-nilai,kharisma,dan

kecerdasan,di antaranya.

B.Setiap muslim adalah pemimpin

‫ َفاَأْل ِمْيُر اَّلِذ ى‬,‫ ُك ُّلُك ْم َر اٍع َو َم ْسُئْو ٌل َعْن َر ِع َّيِتِه‬: ‫َأَّن َر ُسْو َل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل‬, ‫َح ِدْيُث َع ْبِد ا ِهللا ْبِن ُع َم َر َر ِض َي هللا َع ْنُه‬

‫ َو اْلَم ْر َأُة َر ا ِعَيٌة َع َلى َبْيِت َبْعِلَها َوَو َلِدِه‬, ‫ َو الَّر ُج ُل َر اٍع َع َلى َأْه َل َبْيِتِه َو ُهَو َم ْسُئْو ٌل َع ْنُهْم‬, ‫َع َلى الَّناِس َر اٍع َو ُهَو َم ْسُئْو ٌل َع ْنُهْم‬
‫ (اخرجه البخارى‬.‫ َأاَل َفُك ُّلُك ْم َر اٍع َو ُك ُّلُك ْم َم ْسُئْو ٌل َعْن َر ِع َّيِتِه‬, ‫ َو اْلَعْبُد َر اٍع َع َلى َم اَل َسِّيِدِه َو ُهَو َم ْسُئْو ٌل َع ْنُه‬, ‫َوِهَي َم ْسُئْو َلٌة َع ْنُهْم‬
]1[)‫فى كتاب العتق‬

‘’Hadits dari Abdullah bin Umar r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Semua kamu adalah
pemimpin dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang imam (amir) pemimpin dan
bertanggung jawab atas rakyatnya. Seorang suami pemimpin dalam keluarganya dan
bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang isteri pemimpin dan bertanggung jawab atas
penggunaan harta suaminya. Seorang pelayan (karyawan) bertanggung jawab atas harta
majikannya. Seorang anak bertanggung jawab atas penggunaan harta ayahnya.’’ (HR. Bukhari).
[2]

‘’hadist ini menjelaskan bagaimana peran seorang pemimpin’’

Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam sistem tertentu; karenanya seseorang dalam
peran formal belum tentu memiliki ketrampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu
memimpin

Hadist di atas sangat jelas menerangkan tentang kepemimpinan setiap orang muslim
dalam berbagai posisis dan tingkatnya. Mulai dari tingkatan pemimpin rakyat sampai ke tingkat
penggembala, bahkan sebernarnya tersirat sampai tingkatan memimpin diri sendiri. Semua orang
pasti memiliki tangung jawab dan akan di mintai pertanggungjawabannya oleh ALLAH SWT.
Atas kepemimpinannya kelak di akhirat.
Dengan demikian, setiap orang islam harus berusaha untuk menjadi pemimpin yang paling baik
dan segala tindakannya tanpa di didasari kepentngan sendiri dan kelompok tertentu. Akan tetapi,
pemimpin yang adil dan betul-betul memperhatikan dan berbuet dengan aspirasi rakyatnya,
sebagai mana di perintakan oleh ALLAH SWT.
Perihal mengenai kepemimpinan dalam islam merupakan suatu wacana yang selalu
menarik untuk didiskusikan, wacana dalam islam sudah ada dan berkembang, tepatnya pasca
Rasulullah SAW wafat. Wacana kepemimpinan ini timbul kerena Rasulullah SAW wafat.

seorang pemimpin harus memberikan suri tauladan yang baik kepada pihak-pihak yang
dipimpinnya. Suri tauladan ini tentunya harus diwujudkan dalam bentuk kebijakan-kebijakan
atau keputusan-keputusan pemimpin yang tidak menipu dan melukai hati rakyatnya.

Bagi siapa yang meminta jabatan pemerintahan maka ia tidak boleh diberi jabatan itu.
Islam tidak memberikan jabatan kekuasaan kepada orang yang memintanya, menginginkannya
dan berambisi untuk mendapatkannya. Orang yang paling berhak mendapatkan jabatan
kekuasaan adalah orang yang menjauhkan diri dan tidak suka menerimanya.

Kriteria pemimpin yang wajib kita taati :

1. Mengikuti perintah ALLAh dan Rasulnya

2. Menyuruh berbuat baik dan mencegah beebuat munkar

3. Tidak mementingkan diri sendiri

4. Tidak menzalimi umat Islam

5. Memberi teladan
C.Pemimpin Adalah Pelayan Masyarakat

Pemimpin adalah imam yang patut diteladani. Seorang pemimpin atau imam harus
mampu menjalankan amanah yang diembannya. Sebagai seorang pemimpin harus mampu dan
mau menjadi pelayan masyarakat, karena pemimpin adalah pelayan masyarakat yang telah
dipilih oleh rakyatnya. Orang yang memegang jabatan, berarti telah bersedia menjadi pelayan
masyarakat.
Bila dalam tugas melayani masyarakat yang berhubungan dengan jabatan tersebut tidak
dilaksanakan sebagaimana mestinya (tidak profesional), sehingga masyarakat merasa dirugikan,
atau didzalimi, maka hukuman bagi orang tersebut adalah penghuni neraka kelak. Melaksanakan
pelayanan baik terhadap apa yang telah dipimpinnya merupakan tuntutan ajaran Islam, sebab jika
tidak dilaksanakan akan mendapatkan ancaman dan siksaan Allah SWT.[5] Hadis nabi SAW :

‫ ِإِّنْي ُمَح ِّد ُثَك‬:‫ َفَقاَل َل ُه َم ْع َق ٌل‬،‫َحِد ْيُث َم ْع َقِل ْبِن َيَس اٍر َع ِن اْلَح َس ِن َأَّن ُع َبْيَد ِهللا ْبِن ِزَياٍد َعاَد َم ْع َقَل ْبَن َيَس اٍر ِفى َم َر ِضِه اَّلِذ ْي َم اَت ِفْيِه‬
‫ َم ْن ِم ْن َع ْب ٍد ِاْس َتْر َعاُه ُهللا َرِع َّي ًة َفَلْم‬:‫َحِد ْيًثا َسِم ْع ُتُه ِم ْن َر ُسْو ِل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َس ِم ْع ُت الَّنِبَّي َص َّلى ُهللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم َيُق ْو ُل‬
)‫ باب من استرعى رعية فلم ينصح‬:‫كتاب األحكام‬-93 ‫ (أخرجه البخاري فى‬.‫َيُح ْطَها ِبَنِص ْيَحٍة ِإَّال َلْم َيِج ْد َر اِئَح َة اْلَج َّنِة‬

Hadist ma’qil bin Yasar, dari hasan bahwasannya Ubaidillah bin yazid mengunjungi Ma’qal bin
Yasar ra., ketika ia sakit yang menyebabkan kematiannya, maka Ma’qal berkata kepada
Ubaidillah bin Ziyad, “Aku akan menyampaikan kepadamu sebuah hadits yang telah dengar
dari Rasulullah saw., aku telah mendengar Nabi saw. bersabda, “Tiada seorang hamba yang
diberi amanat rakyat oleh Allah lalu ia tidak memeliharanya dengan baik, melainkan Allah tidak
akan merasakan padanya harumnya surga (melainkan tidak mendapat bau surga)” (dikeluarkan
oleh Imam Bukhari dalam kitab “Hukum-hukum,” bab: Orang yang diberi amanat
Kepemimpinan)[6]

Dalam pandangan islam, seorang pemimpin adalah orang yang diberi amanat oleh Allah
SWT, untuk memimpin rakyat, yang diakhirat kelak akan dimintai pertanggungjawabannya oleh
Allah SWT sebagaimana telah dijelaskan diatas. Dengan demikian, bagi pemimpin yang sengaja
meloloskan diri dari tuntutan rakyatnya selama didunia, maka ia tidak mampu meloloskan diri
dari tuntutan Allah diakhirat.[7]

Oleh karena itu seorang pemimpin hendaknya tidak memposisikan diri sebagai orang
yang paling berkuasa, karena hakikatnya manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang semuanya
hanya amanat dari Allah Yang Maha Esa, maka tidak boleh bersikap sewenang-wenang terhadap
rakyatnya. Sebagimana firman Allah dalam Al-qur’an:

(٢١٥) ‫َو اْح ِفْض َج َنا َح َك ِلَمِن اَّتَبَع َك ِم َن اْلُم ْؤ ِمِنْيَن‬.

Artinya: “Rendahkanlah sikapmu terhadap pengikutmu dari kaum mukminin”

(QS. Asy-Syu’ara: 215)

Oleh karena itu, agar kaum muslimin terhindar dari pemimpin yang dzalim, berhati-
hatilah dalam memilih seorang pemimpin. Pemilihan pemimpin harus betul-betul didasarkan
pada kualitas, integritas, loyalitas, dan yang paling penting adalah perilaku keagamaannya.
Jangan memilih seorang pemimpin yang didasarkan pada rasa emosional, baik karena ras, suku
bangsa, ataupun keturunan. Karena jika mereka menjadi pemimpin belum pasti bisa memimpin
rakyatnya dengan baik, hal yang semacam itu yang akan mengakibatkan kerugian pada rakyat.

Allah dan Rasul-Nya sangat peduli terhadap hambanya agar terjaga dari kedzaliman para
pemimpin yang kejam dan tidak bertanggungjawab. Pemerintahan yang kejam dikategorikan
sebagai sejahat-jahatnya pemerintahan, hadist Nabi SAW:

‫ ِاَّن َشَّر‬: ‫ َيُقْو ُل‬.‫م‬.‫ َيا ُبَنَّي ِاّنِي َسِم ْع ُت َر ُسْو َل هللا ص‬: ‫َو َع ْن َعا ِئِد ْبِن َع ْم ٍر و َر ِض َي هللا َع ْنُه َاَّنُه َد َخ َل َع َل ُع َبْيِد هللا ْبِن ِزَياٍد َقاَل‬
)‫ (متفق عليه‬. ‫ َفاِء َّياَك َاْن اَل َتُك ْو ُن ِم ْنُهْم‬, ‫الُّر َعاِء اْلُح َطَم ُة‬

Artinya: “A’idz bin amru r.a. ketika memasuki rumah Ubaidillah bin Ziyad, ia berkata,
hai anakku saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda. ‘Sesungguhnya sejahat-jahatnya
pemerintahan yaitu yang paling kejam, maka janganlah kau tergolong dari mereka.” (H.R.
Bukhori dan Muslim)[8]

Pemimpin adalah sebagai pelayan dan rakyat adalah sebagai tuan. Pengertian tersebut
juga tidak boleh serta merta diterjemahkan secara tekstual saja, melainkan maksud yang
terkandung. Bahwa agama islam memandang seorang pemimpin tidak lebih tinggi statusnya dari
rakyat, karena sekali lagi hakikat pemimpin adalah melayani kepentigan rakyat.

Apabila seorang pemimpin dapat melaksanakan tugasnya, maka sebagai rakyat juga
harus taat dan patuh kepada pemimpin tersebut, rakyat wajib mendengar dan patuh kepada
perintah pemimpinnya, selama yang diperintahkan itu tidak merupakan perbuatan maksiat.[9]

D.Batas ketaatan kepada pemimpin

Teks Hadits

‫َح َّد َثَنا ُمَس َّدٌد َح َّد َثَنا َيْح َيى ْبُن َسِع يٍد َع ْن ُع َبْيِد ِهَّللا َح َّد َثِني َناِفٌع َع ْن َع ْبِد ِهَّللا َرِض َي ُهَّللا َع ْنُه َع ْن الَّنِبِّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل الَّسْم ُع‬
‫َو الَّطاَع ُة َع َلى اْلَم ْر ِء اْلُم ْس ِلِم ِفيَم ا َأَح َّب َو َك ِر َه َم ا َلْم ُيْؤ َم ْر ِبَم ْع ِصَيٍة َفِإَذ ا ُأِمَر ِبَم ْع ِصَيٍة َفاَل َسْمَع َو اَل َطاَع َة‬

Terjemah ;

Dari Abdullah Bin Umar, Dari Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam, berkata, “(keharusan)
mendengar dan taat atas orang muslim itu bergantung terhadap apa yang ia senangi dan benci,
selama belum diperintahkan berbuat maksiat, bila kemudian diperintahkan untuk berbuat maksiat
maka tidak ada lagi (keharusan untuk) mendengar taat”. (HR BUKHARI)[1].

Allah SWT berfirman ,


59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di
antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia
kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah
dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.(QS An-
nissa 59)

Lewat ayat ini Allah memerintahkan kepada hamba-hambanya untuk menaatiNya, RasulNya
dan ulil amri, yang berarti tidak ada perintah untuk taat kepada sesame makhluk yang berlaku
durhaka kepada sang khaliq. Karena bila perintah untuk mentaati kemaksiatan itu dilaksanakan
akan mengurangi bobot ketaatan kepada Allah dan RasulNya. Ayat ini menjadi bukti penguat
apa yang di sabdakan Rasulullah bahwa tidak ada keharusan untuk taat kepada ulil amri yang
mengingkari Allah dan RasulNya.

Ulil amri adalah orang-orang yang diserahi kewenangan untuk mengemban kepentingan
masyarakat banyak dan mashlahat-mashlahat penting. Maka yang nasuk dalam kategori ini; raja,
menteri, kepala departemen, direktur, lurah, pejabat sipil, hakim, wakilnya, polisi maupun
tentara. Rasulullah telah memerintahkan kepada setiap muslim mendengarkan perintah mereka
ini dan untuk menindaklanjutinya baik perintah itu ia senangi atau tidak. “ boleh jadi kamu
membenci sesuatu , padahal ia amat baik bagimu”. Yakni ketika ulil amri itu menyeru kita
untuk berperang dan mengorbankan harta benda kita dijalan Allah, kita harus menyanggupinya,
ketika mereka meminta kita untuk mengeluarkan pajak yang disyariatkan itu kita harus
memberikannya: ketika mereka menganjurkan kita untuk membantu orang-orang yang tertimpa
bencana maka kita harus memenuhi anjuran mereka itu. Semua itu merupakan sesuatu keharusan
ntuk didengarkan dan dilaksanakan tanpa kita pedulikan apakah itu setuju dengan keinginan kita
atau tidak. Dan satu lagi kita juga tidak bisa memperhitungkan apakah itu menyulitkan kita atau
tidak, selama seruan itu untuk kemashlahatan orang banyak dan halal secara hukum syariat,
maka harus kita lakukan[2].

Dan juga berdasarkan sabda Rasulullah saw. “Barang siapa taatkepadaku, maka berarti ia
telah taatkepada Allah, dan barang siapa mendurhakaiku, maka berarti ia telah
durhaka kepada Allah. Barang siapa taatkepada pimpinannya, maka berarti ia
telah taatkepadaku. Dan barang siapa yang durhaka kepada pimpinannya, maka berarti ia telah
durhaka kepadaku.” (Muttafaq ‘alaih).[3]

Dan sabdanya, “Dengarkan dan taatilah (pimpinanmu)! Walaupun yang berkuasa atas kalian
adalah seorang hamba Habasyi (kulit hitam); yang seakan-akan kepalanya seperti kismis.” (HR.
Al-Bukhari).[4]

Sabdanya pula, “Engkau dengarkan dan taati pemimpin (mu)! Walaupun punggungmu dipukul
dan hartamu dirampas, maka dengarkan dan taatilah!” (HR. Muslim).
III.penutup

A.Kesimpulan

1Pengertian Tanggungjawab Kepemimpinan

a.Tanggung jawab adalah keadaan Wajib menanggung segala sesuatunya (dalam artian terjadi

sesuatu hal, boleh dituntut,dipersalahkan,diperkarakan dsb)(KBBI)

b.Secara etimologi kepemimpinan (imamah)dari kata (memimpin,pemimpin,dan

kepemimpinan).Secara terminologi imamah sebagimana dikemukakan al-mawardi “Imamah

ialah suatu kedudukan atau jabatan yang diadakan untuk mengganti tugas kenabian dalam

memelihara agama dan mengendalikan dunia”.

c.Tanggungjawab Kepemimpinan adalah sikap dari suatu imam atau pemimpin yang menyadari

berbagai tugas dan amanah yang diembannya,sehingga ia melaksanakan berbagai kewajiban

serta berorientasi menjaga dan memberikan kemaslahatan umat di dunia dan di akhirat.

2.Setiap manusia adalah pemimpin,dan bertanggungjawab atas apa yang dipimpinnya.

3.Kriteria seorang pemimpin

a.Beriman dalam artian beragama islam

b.menegakkan shalat

c.tidak penakut

d.Tahan dan tegar ketika dihadapi berbagai ujian.

e.Berilmu luas
f.Ahli dan memang berbakat untuk jabatannya

g.amanah.

h.Adil dalam menetapkan segala sesuatu(hukum)

Daftar Pustaka

Andy PP Undap. 1989. Pengaruh gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap

Penampilan Kerja Guru SPG di Manado dan Minahasa. Tesis PPS IKIP Bandung: tidak

diterbitkan. Garry Yukl, 1989. Managerial Leadership: A Review of Theory and Research.

Journal of Management Volume I/ Nomor 02/ Juli 20 Jurnal Ilmu Akuntansi dan Bisnis

Syariah 273 Usep Deden Suherman Greenberg, Jerald & BaronRobert, A. 2003.Behavior in

Organization : Understanding and

Managing The Human side of work, 5th Ed, Prentice Hall International Kartini Kartono. 2011.

Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT. Rajawaligrafindo

Persada. Kreitner, Robert and Kinicki, Angelo.2005. Perilaku Organisasi edisi 5. Jakarta.

PT.

Salemba empat. th Luthan, Fred. 1998. Organizational Behavior. 8 Ed, Irwin, Mc Graw-Hill

Mc Shane, Stephen L and Von Glinow, Mary Ann. 2005.Organizational Behaviour:

Emerging Realities for the Workplace Revolution, second Ed, Mc Graw Hill, Irwin. Nanjun

deswaraswamy. 2014. Leadership Stlye. Journal Advances in Management Vol. 7(2)

February 2014 Pamudji. 2009. Kepemimpinan Pemerintahan di Indonesia. Jakarta: Bina

Aksara. Robbin, Stephen and Judge, Timothy. 2008. Perilaku Organisasi, edisi 12. Jakarta.

PT. Salemba empat.


Zaccaro. 2001. The Nature of Organizational Leadership. Journal of George Ma

University.

274 Jurnal Ilmu Akuntansi dan Bisnis Syariah

Volume I/ Nomor 02/ Juli 2019

https:Id.m.wikipedia.org

http//setiapmuslim.blogspot.com

http://ahmad-zam-11.blogspot.com/2015/06/pemimpin-adalah-pelayan-masyarakat.html?m=1

https://journal.uinsgd.ac.id

Anda mungkin juga menyukai