Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri.


Dalam hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesame serta
dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam
kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.

Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan


kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling
menghormati & menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga.
Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan &
menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.
Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik,
kehidupan social manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk
itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber
daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya
sendiri.
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri,
kelompok & lingkungan dengan baik. Khususnya dalam
penanggulangan masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut
kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar
masalah dapat terselesaikan dengan baik.
Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari
ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan
dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia
(Moejiono, 2002). Ada banyak definisi kepemimpinan yang
dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-
masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa
kesamaan.

Definisi Kepemimpinan menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam


Kartono, 2003) adalah kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain
agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang
tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-
tujuan yang diinginkan kelompok. Kepemimpinan menurut Young
(dalam Kartono, 2003) lebih terarah dan terperinci dari definisi
sebelumnya. Menurutnya kepemimpinan adalah bentuk dominasi
yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong
atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan
penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang
tepat bagi situasi yang khusus.

1.2 Rumusan masalah

1. Pengertian leadership (Kepemimpinan) secara luas dan menurut


para ahli
2. Gaya leadership (kepemimpinan)
3. Model leadership (Kepemimpinan)
4. Managemen
5. Apa syarat dan Teori Kepemimpinan
6. Ciri-Ciri Pemimpin yang baik
7. Cara menjadi Pemimpin yang Sejati

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulis adalah unutk memberikan pengetahuan


terhadap pembaca terutama pada diri saya agar tahu bagamana
cara menjadi seorang pemimpin yang baik dan bisa mengispirasi
kita semua. Si samping itu juga makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas yang di berikan oleh dosen.
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian dan Sejarah Leadeship secara luas dan Menurut para
ahli

Seiring perkembangan zaman, kepemimpinan secara ilmiah


mulai berkembang bersamaan dengan pertumbuhan manajemen
ilmiah yang lebih dikenal dengan ilmu tentang memimpin. Hal ini
terlihat dari banyaknya literatur yang mengkaji tentang
kepemimpinan dengan berbagai sudut pandang atau perspektifnya.
Kepemimpinan tidak hanya dilihat dari bak saja, akan tetapi dapat
dilihat dari penyiapan sesuatu secara berencana dan dapat melatih
calon-calon pemimpin.

Sejarah timbulnya kepemimpinan, sejak nenek moyang dahulu


kala, kerjasama dan saling melindungi telah muncul bersama-sama
dengan peradapan manusia. Kerjasama tersebut muncul pada tata
kehidupan sosial masyarakat atau kelompok-kelompok manusia
dalam rangka untuk mempertahankan hidupnya menentang
kebuasan binatang dan menghadapi alam sekitarnya. Berangkat
dari kebutuhan bersama tersebut, terjadi kerjasama antar manusia
dan mulai unsur-unsur kepemimpinan. Orang yang ditunjuk sebagai
pemimpin dari kelompok tersebut ialah orang-orang yang paling
kuat dan pemberani, sehingga ada aturan yang disepakati secara
bersama-sama misalnya seorang pemimpin harus lahir dari
keturunan bangsawan, sehat, kuat, berani, ulet, pandai, mempunyai
pengaruh dan lain-lain. Hingga sampai sekarang seorang pemimpin
harus memiliki syarat-syarat yang tidak ringan, karena pemimpin
sebagai ujung tombak kelompok.

Banyak sekali definisi mengenai kepemimpinan. Hal ini

dikarenakan banyak sekali orang yang telah mencoba

mendefinisikan konsep kepemimpinan tersebut. Namun demikian,

semua definisi kepemimpinan yang ada mempunyai beberapa unsur

yang sama. Menurut Hersey dan Blanchard, pimpinan adalah


seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain atau kelompok

untuk melakukan unjuk kerja maksimum yang telah ditetapkan

sesuai dengan tujuan organisasi. Organisasi akan berjalan dengan

baik jika pimpinan mempunyai kecakapan dalam bidangnya, dan

setiap pimpinan mempunyai keahlian. Sarros dan

Butchatsky menyatakan ”kepemimpinan dapat didefinisikan

sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi

aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama

yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi”.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, kepemimpinan memiliki

beberapa implikasi. Antara lain: Pertama, kepemimpinan berarti

melibatkan orang atau pihak lain, yaitu para karyawan atau

bawahan (followers). Kedua, seorang pemimpin yang efektif adalah

seseorang yang dengan kekuasaannya (his or herpower) mampu

menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan.

Ketiga, Kepemimpinan harus memiliki kejujuran terhadap diri

sendiri (integrity), sikap bertanggungjawab yang tulus (compassion),

pengetahuan (cognizance), keberanian bertindak sesuai dengan

keyakinan (commitment), kepercayaan pada diri sendiri dan orang

lain (confidence) dan kemampuan untuk meyakinkan orang lain

(communication) dalam membangun organisasi.

Walaupun kepemimpinan (leadership) seringkali disamakan

dengan manajemen (management), kedua konsep tersebut berbeda.

Perbedaan antara pemimpin dan manajer dinyatakan secara jelas

oleh Bennis and Nanus (1995). Pemimpin berfokus pada

mengerjakan yang benar sedangkan manajer memusatkan perhatian

pada mengerjakan secara tepat ("managers are people who do


things right and leaders are people who do the right thing ") .

Kepemimpinan memastikan tangga yang kita daki bersandar pada

tembok secara tepat, sedangkan manajemen mengusahakan agar

kita mendaki tangga seefisien mungkin.

Beberapa ahli berpandapat tentang Pemimpin, beberapa


diantaranya :
· Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang
dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya
untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai
tujuan.
· Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang
menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan,
mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab,
supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan
perusahaan.
· Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang
mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik
dalam diri para bawahannya. Pemimpin yang baik untuk masa kini
adalah orang yang religius, dalam artian menerima kepercayaan
etnis dan moral dari berbagai agama secara kumulatif, kendatipun
ia sendiri mungkin menolak ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang
berlainan.
· Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang
membantu mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka
tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu.
· Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang
menduduki suatu posisi manajemen atau seseorang yang
melakukan suatu pekerjaan memimpin.
· Sedangakn menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai
pengasuh yang mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya.
Dengan kata lain, beberapa asas utama dari kepemimpinan
Pancasila adalah :
v Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat dan
perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang
– orang yang dipimpinnya.
v Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu membangkitkan
semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang
dibimbingnya.
v Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang –
orang yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup
bertanggung jawab.

Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang


lain untuk mau melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya.
Ketiga kata yaitu pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan yang
dijelaskan sebelumnya tersebut memiliki keterikatan yang tak
dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya
berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor.
Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang
tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan,
apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya,
atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat
berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan
diterapkan.

Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah


merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan
dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi
kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
– Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan
administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
– Fungsi sebagai Top Mnajemen, yakni mengadakan planning,
organizing, staffing, directing, commanding, controling, dsb.

1.2 Gaya dan Tipe Leadership (Kepemimpinan)

Gaya kepemimpinan, pada dasarnya mengandung pengertian

sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin,

yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan

tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu. Ada

dua teori tentang gaya kepemimpinan, yaitu teori genetis dan teori

sosial. Teori Genetis (Keturunan). adalah teori yang menyatakan

bahwa “Leader are born and nor made” (pemimpin itu dilahirkan

(bakat) bukannya dibuat).

Sementara Teori Sosial ialah teori yang menyatakan bahwa “Leader


are made and not born” (pemimpin itu dibuat atau dididik bukannya

kodrati). Jadi teori ini merupakan kebalikan inti teori genetika. Para

penganut teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan

bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin apabila diberikan

pendidikan dan pengalaman yang cukup.

Selain pendapat-pendapat yang menyatakan tentang timbulnya

gaya kepemimpinan tersebut, Hersey dan Blanchard (1992)

berpendapat bahwa gaya kepemimpinan pada dasarnya merupakan

perwujudan dari tiga komponen, yaitu pemimpin itu sendiri,

bawahan, serta situasi di mana proses kepemimpinan tersebut

diwujudkan.

Kartini Kartono menjelaskan bahwa tipe kepemimpinan terbagi


atas:
1. Tipe Kharismatik
Tipe ini mempunyai daya tarik dan pembawaan yang luar
biasa, sehingga mereka mempunyai pengikut yang jumlahnya besar.
Kesetiaan dan kepatuhan pengikutnya timbul dari kepercayaan
terhadap pemimpin itu. Pemimpin dianggap mempunyai kemampuan
yang diperoleh dari kekuatan Yang Maha Kuasa.

2. Tipe Paternalistik

Tipe Kepemimpinan dengan sifat-sifat antara lain;


a. Menganggap bawahannya belum dewasa
b. bersikap terlalu melindungi
c. Jarang memberi kesempatan bawahan untuk mengambil
keputusan
d. Selalu bersikap maha tahu dan maha benar.

3. Tipe Otoriter

Pemimpin tipe otoriter mempunyai sifat sebagai berikut:


a. Pemimipin organisasi sebagai miliknnya
b. Pemimpin bertindak sebagai dictator
c. Cara menggerakkan bawahan dengan paksaan dan ancaman.

4. Tipe Militeristik

Dalam tipe ini pemimpin mempunyai siafat sifat:


a. menuntut kedisiplinan yang keras dan kaku
b. lebih banyak menggunakan system perintah
c. menghendaki keputusan mutlak dari bawahan
d. Formalitas yang berlebih-lebihan
e. Tidak menerima saran dan kritik dari bawahan
f. Sifat komunikasi hanya sepihak

5. Tipe Demokrasi

Tipe demokrasi mengutamkan masalah kerja sama sehingga


terdapat koordinasi pekerjaan dari semua bawahan. Kepemimpinan
demokrasi menghadapi potensi sikap individu, mau mendengarkan
saran dan kritik yang sifatnya membangun. Jadi pemimpin menitik
beratkan pada aktifitas setiap anggota kelompok, sehingga semua
unsure organisasi dilibatkan dalam akatifitas, yang dimulai
penentuan tujuan,, pembuatan rencana keputusan, disiplin.

1.3 Model Leadership (Kepemimpinan)

dalam praktiknya, dari ketiga gaya kepemimpinan tersebut

berkembang beberapa tipe kepemimpinan; di antaranya adalah

sebagian berikut:

Pertama, Tipe Otokratis. Seorang pemimpin yang otokratis ialah

pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut:

Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi; Mengidentikkan

tujuan pribadi dengan tujuan organisasi; Menganggap bawahan

sebagai alat semata-mata; Tidak mau menerima kritik, saran dan

pendapat; Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya; Dalam

tindakan pengge-rakkannya sering memperguna-kan pendekatan

yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.


Kedua, Tipe Militeristis. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis

ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut : Dalam

menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering

dipergunakan; Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung

kepada pangkat dan jabatannya; Senang pada formalitas yang

berlebih-lebihan; Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari

bawahan; Sukar menerima kritikan dari bawahannya; Menggemari

upacara-upacara untuk berbagai keadaan.

Ketiga, Tipe Paternalistis. Seorang pemimpin yang tergolong

sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki

ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia

yang tidak dewasa; bersikap terlalu melindungi ( overly protective);

jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk

mengambil keputusan; jarang memberikan kesempatan kepada

bawahannya untuk mengambil inisiatif; jarang memberikan

kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya

kreasi dan fantasinya; dan sering bersikap maha tahu.

Keempat, Tipe Karismatik. Hingga sekarang ini para ahli belum

berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seorang pemimpin

memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang

demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya

pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar,

meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan

mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya

pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin

yang karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin

yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib ( supra natural


powers).

Kelima, Tipe Demokratis. Pengetahuan tentang kepemimpinan telah

membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling

tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe

kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam

proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat

bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia; selalu

berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi

dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya;

senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari

bawahannya; selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan

teamwork dalam usaha mencapai tujuan; ikhlas memberikan

kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat

kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi

berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat

kesalahan yang lain; selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya

lebih sukses daripadanya; dan berusaha mengembangkan kapasitas

diri pribadinya sebagai pemimpin.

Keenam, Model Kepemimpinan Kontingensi. Model

kepemimpinan kontingensi dikembang-kan oleh Fielder yang

berpendapat bahwa gaya kepemimpinan yang paling sesuai bagi

sebuah organisasi bergantung pada situasi di mana pemimpin

bekerja. Menurut model kepemimpinan ini, terdapat tiga variabel

utama yang cenderung menentukan apakah situasi menguntukang

bagi pemimpin atau tidak. Ketiga variabel utama tersebut adalah :

hubungan pribadi pemimpin dengan para anggota kelompok

(hubungan pemimpin-anggota); kadar struktur tugas yang


ditugaskan kepada kelompok untuk dilaksanakan (struktur tugas);

dan kekuasaan dan kewenangan posisi yang dimiliki (kuasa posisi).

Ketujuh, Model Kepemimpinan Tiga Dimensi. Model

kepemimpinan ini dikembangkan oleh Redin. Model tiga dimensi ini,

pada dasarnya merupakan pengembangan dari model yang

dikembangkan oleh Universitas Ohio dan model Managerial Grid.

Perbedaan utama dari dua model ini adalah adanya penambahan

satu dimensi pada model tiga dimensi, yaitu dimensi efektivitas,

sedangkan dua dimensi lainnya yaitu dimensi perilaku hubungan

dan dimensi perilaku tugas tetap sama. Kedelapan, Model

kepemimpinan kendali bebas. Pemimpin memberikan kekuasan

penuh terhadap bawahan, struktur organisasi bersifat longgar dan

pemimpin bersifat pasif.

1.4 Managemen

Berbicara mengenai kepemimpinan, maka tidak bisa lepas

dari istilah managemen, Kata Manajemen berasal dari bahasa

Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan

dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan

diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya,

mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan

melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer

bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai

tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen

sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,

pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai

sasaran (goals) secara efektif dan efesien.


Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan

selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan

dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk

mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan

oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal

abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen,

yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan

mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah

diringkas menjadi empat, yaitu:

1. Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan

dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan

untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara

terbaik untuk memenuhi tujuan itu.

2. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi

suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.

Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan

pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk

melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.

3. Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan

agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran

sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi.

Jadi actuating artinya adalah menggerakkan orang-orang agar mau

bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-

sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif.

Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership).

4. Pengevaluasian (evaluating) adalah proses pengawasan dan


pengendalian performa perusahaan untuk memastikan bahwa

jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Seorang manajer dituntut untuk menemukan masalah yang ada

dalam operasional perusahaan, kemudian memecahkannya sebelum

masalah itu menjadi semakin besar.

1.5 Syarat Dan Teori Kepemimpinan

Ada tiga hal penting dalam konsepsi kepemimpinan antara lain:


1. Kekuasaan

Kekuasaaan adalah otorisasi dan legalitas yang memberikan


wewenang kepada pemimpin untuk mempengaruhi dan
menggerakkan bawahan untuk berbuat sesuatu dalam rangka
penyelesaian tugas tertentu.

2. Kewibawaan

Kewibawaan merupakan keunggulan, kelebihan, keutamaan


sehingga pemimpin mampu mengatur orang lain dan patuh padanya.

3. Kemampuan

Kemampuan adalah sumber daya kekuatan, kesanggupan dan


kecakapan secara teknis maupun social, yang melebihi dari anggota
biasa. Sementara itu Stodgill yang dikutip James A. Lee
menyatakan pemimpin itu harus mempunyai kelebihan sebagai
persyaratan, antara lain:
1. Kepastian, kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara,
kemampuan menilai.
2. Prestasi, gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan dalam bidang
tertentu.
3. Tangggung jawab, berani, tekun, mandiri, kreatif, ulet, percaya
diri, agresif.
4. Partisipasi aktif, memiliki stabilitas tinmggi, kooperatif, mampu
bergaul.
5. Status, kedudukan social ekonomi cukup tinggidan tenar.

Dan juga ada syarat pemimpin dalam agama adalah sebagai berikut

*Di dalam Islam seorang pemimpin haruslah mempunyai sifat:


1. S1DDIQ artinya jujur, benar, berintegritas tinggi dan terjaga dari
kesalahan
2. FATHONAH artinya jerdas, memiliki intelektualitas tinggi dan
professional
3. AMANAH artinya dapat dipercaya, memiliki legitimasi dan akuntabel
4. TABLIGH artinya senantiasa menyammpaikan risalah kebenaran, tidak
pernah menyembunyikan apa yang wajib disampaikan, dan komunikatif.
Di dalam Alkitab peminipin harus mempunya sifat dasar :
Bertanggung jawab, Berorientasi pada sasaran, Tegas, Cakap, Bertumbuh,
Memberi Teladan, Dapat membangkitkan semangat, Jujur, Setia, Murah
hati, Rendah hati, Efisien, Memperhatikan, Mampu berkomunikasi, Dapat
mempersatukan, serta Dapat mengajak.

*ada ajaran Budha di kenal dengan DASA RAJA DHAMMA yang terdiri dari :
• DHANA (suka menolong, tidak kikir dan ramah tamah),
• SILA (bermoralitas tinggi),
• PARICAGA Imengorban segala sesuatu demi rakyat),
• AJJAVA (jujur dan bersih),
• MADDAVA (ramah tamah dan sopan santun),
• TAPA (sederhana dalam penghidupan),
• AKKHODA (bebas dari kebencian dan permusuhan),
• AVIHIMSA (tanpa kekerasan)
• KHANTI (sabar, rendah hati, dan pemaaf),
• AVIRODHA (tidak menentang dan tidak menghalang-halangi).

* Pada ajaran Hindu, falsafah kepemimpinan dijelaskan dengan istilah-


istilah:
• PANCA STITI DHARMENG PRABHU yang artinya lima ajaran seorang
pemimpin,
• CATUR KOTAMANING NREPATI yang artinya empat sifat utama seorang
pemimpin
• ASTA BRATlA yang artinya delapan sifat mulia para dewa,
CATUR NAYA SANDHI yang artinya empat tindakan seorang pemimpin,
Dalam
Catur Naya Shandi pemimpin harus mempunyai sifat yaitu :
– SAMA /dapat menandingi kekuatan musuh
– BHEDA /dapat melaksanakan tata tertib dan disiplin kerja
– DHANA /dapat mengutamakan sandang dan papan untuk rakyat
– DANDHA / dapat menghukum dengan adil mereka yang bersalah.
* Trait Theory (Keith Davis)
Ciri Utama Pemimpin Yang Berhasil
• Intelegensia
• Kematangan Sosial
• Inner Motivation
• Human Relation Attitude
Ciri-Ciri Pemimpin Sukses ( Stogdill; 1974)
• Adaptable To Situations
• Alert To Social Environment
• Ambitious And Achievement Oriented
• Assertive
• Cooperative
• Decisive
• Dependable
• Dominant (Desire To Influence Others)
• Energetic (High Activity Level)
• Persistent
. Self-Confident
• Tolerant Of Stress
• Willing To Assujne Responsibility
Skills Pemimpin Sukses (Stogdill; 1974)
. Clever
. Conceptually Skilled
• Creative
• Diplomatic And Tactful
• Fluent In Speaking
• Knowledgeable About Group Task
• Organized (Administrative Ability)
• Persuasive
• Socially Skilled

1.6 Ciri-Ciri Pemimpin yang baik

WA. Gerungan menjelaskan bahwa seorang pemimpin paling tidak


harus memiliki tiga ciri, yaitu:
1. Penglihatan Sosial
Artinya suatu kemampuan untuk melihat dan mengerti gejala-
gejala yang timbul dalam masyarakat sehari-hari.

2. Kecakapan Berfikir Abstrak


Dalam arti seorang pemimpin harus mempunyai otak yang
cerdas, intelegensi yang tingggi. Jadi seorang pemimpin harus
dapat menganalisa dan mumutuskan adanya gejala yang terjadi
dalam kelompoknya, sehingga bermanfaat dalam tujuan organisasi.

3. Keseimbangan Emosi
Orang yang mudah naik darah, membuat ribut menandakan
emosinya belum mantap dan tidak memililki keseimbangan emosi.
Orang yang demikian tidak bisa jadi pemimpin sebab seorang
pemimpin harus mampu membuat suasana tenang dan senang.
Maka seorang pemimpin harus mempunyai keseimbangan emosi.

1. Kepemimpinan Pancasila
Dalam rangka menjalankan tugas kewajibannya seorang
pemimpin harus dapat menjaga kewibawaannya. Lebih-lebih dalam
kemerdekaan dan pembangunan. Berhasilnya pembangunan
nasional tergantung peran aktif rakyat Indonesia, dengan sikap
mental, tekad semangat, ketaatan dan disiplin nasional dalam
menjalankan tugas kewajibannya. Dengan demikian perlu
dikembangkan motivasi membangun dikalangan masyarakat luas
dan motivasi pengorbanan pengabdian pada unsur
kepemimpinannya. Norma-norma yang tercakup dalam Pancasila itu
sekaligus merupakan sistem nilai yang harus dihayati dan
diamalkan oleh setiap warga Negara, khususnya para pemimpin.
Kepemimpinan Pancasila adalah bentuk kepemimpinan yang selalu
menggambarkan nilai-nilai dan norma-norma Pancasila.
Sumber-sumber kepemimpinan Pancasila:
a. Nilai-nilai positif dan modernisme
b. Refleksi hakekat hidup dan tujuan hidup bangsa pada era
pembangunan dan zaman modern.
c. Intisari warisan pusaka berupa nilai-nilai dan norma-norma
kepemimpinan yang ditulis para nenek moyang, pujangga, raja.

Ada beberapa azas kepemimpinan Pancasila yang digali dari nilai-


nilai
kepemimpinan Indonesia:
a. Ing ngarsa sung tulada
b. Ing madya mangun karsa
c. Tut wuri Handayani
d. Taqwa kepada Tuhan Ynag Maha Esa
e. Waspada purwa wasesa
f. Ambeg para marta
g. Prasaja
h. Satya
i. Gemi nastiti
j. Blaka
k. Legawa

2. Kepemimpinan Pembangunan
Dalam pembangunan nasional pada hakekatnya adalah
pembangunan manusia seutuhnya dan membangun seluruh rakyat
Indonesia, yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Hakekat
pembangunan adalah rangkaian upaya pembangunan dan perubahan
yang dilangsungkan secara sadar, sengaja, berencana yang menuju
kepada modernitas dan taraf hidup yang lebih tinggi. Untuk
mewujudkan pembangunan tersebut diperlukan tipe kepimimpinan
yang mampu mengelola pembangunan yaitu tipe kepemimpinan
“Administrator dan Sosio teknokrat”. Pemimpin Administrator
pembangunan bertugas untuk melakukan rentetan usaha bersama
dengan rakyat untuk mengadakan perbaikan, peningkatan
tata kehidupan dan sarana kehidupan sosial demi pencapaian
kesejahteraan manusia, kebaikan serta keadilan yang merata. Sosio
teknokrat adalah seorang yang bertugas mengelola aspek-aspek
teknik administratif dan mahir membimbing dan membangun
manusianya.

Dan saya juga mengambil dari sebuah sumber yang mengatakan

ciri-ciri pemimpin yang baik yaitu sbb:

1. Mereka Membuat Orang Lain Menjadi Lebih Baik

Seorang pemimpin baik tidak hanya fokus untuk terus menjadi


atasan dari bawahan mereka. Sebaliknya, mereka ingin
menciptakan lebih banyak pemimpin yang baik. Mereka menyadari
bahwa menjadi seorang pemimpin itu ada batasnya, dan setiap
orang berhak untuk menjadi pemimpin. Yang terpenting bukan siapa
yang menjadi pemimpin tetapi apa yang dihasilkan oleh seorang
pemimpin.
2. Mereka Memberdayakan Orang
Kepemimpinan bukanlah posisi yang istimewa atau kekuasaan.
Sebagai seorang pemimpin yang baik seharusnya membantu dan
membimbing pengikutnya agar bisa mencapai tujuan. Bukan
semata-mata membuat orang lain tunduk pada keinginan dan
agenda mereka sendiri.
3. Mereka Memiliki Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional adalah satu hal paling penting yang harus
dimiliki oleh seorang pemimpin yang baik. Tanpa adanya
kecerdasan emosional, orang-orang yang paling cerdas, terampil
atau ambisius sekalipun. Mereka akan sulit mencapai kesuksesan.
4. Mereka Menggunakan Logika
Logika adalah prinsip-prinsip untuk menalar berbagai hal. Logika
sering di abaikan oleh kebanyakan pemimpin karena perasaan
intuisi, yang artinya; mereka lebih memahami sesuatu tanpa
menggunakan penalaran rasional dan intelektualitas. Meskipun
intuisi itu penting, namun memahami dan menciptakan sesuatu
melalui proses logis juga jauh lebih penting karena itu adalah
landasan kinerja untuk menuju keberhasilan.
5. Mereka Fokus Pada Solusi Bukan Masalah
Seorang pemimpin memang akan selalu dihadapkan dengan
berbagai masalah dan tekanan. Dan yang membedakan antara
pemimpin baik dan tidak; seorang pemimpin yang baik selalu fokus
pada solusi bukan masalah. Setiap mereka menghadapi berbagai
masalah, mereka akan menganalisa untuk menemukan solusi yang
terbaik.
6. Mereka Tidak Berhenti Untuk Belajar
Ketika sudah menjadi pemimpin bukan berarti mereka harus
berhenti untuk belajar. Seorang pemimpin yang baik, mereka tidak
akan berhenti untuk belajar. Baik belajar melalui kegagalannya,
keberhasilannya, orang-orang disekitarnya maupun bawahannya.
7. Mereka Lebih Banyak Mendengarkan Dari Pada Berbicara
Kepemimpinan adalah pelajaran seumur hidup, terlebih untuk
memimpin diri sendiri. Dan di dunia ini tak seorangpun dapat belajar
dari berbicara. Bisa dibilang orang-orang yang pernah menjadi
pemimpin sukses, mereka memiliki kebiasaan lebih banyak
mendengar dari pada berbicara.

Dengan lebih banyak mendengar dari pada berbicara, kita akan


mendapatkan banyak gambaran dan keuntungan ketika mencoba
untuk mengatasi masalah.
8. Mereka Berkomunikasi Secara Efektif
Setiap pemimpin pasti tidak akan lepas dari yang namanya
berkomunikasi. Pemimpin yang baik sebagian kegiatannya
dihabiskan untuk berinteraksi dengan orang lain. Entah itu akan
mempengaruhi atau menginspirasi orang penting, bawahannya atau
orang-orang disekitarnya, Sorang pemimpin yang tidak bisa
berkomunikasi secara efektif, mereka tidak akan bisa menjadi
pemimpin yang baik.
9. Mereka Percaya Diri & Tanggung Jawab
Salah satu atribut terpenting dari seorang pemimpin besar adalah
integritas. Sebagai seorang pemimpin yang baik, dia akan percaya
dengan keyakinan mereka, bahkan ketika saran yang mereka
berikan tidak di dengar oleh siapapun. Mereka siap untuk
bertanggung jawab penuh dan menanggung resiko apapun termasuk
mengeluarkan biaya sendiri.
10. Mereka Penuh Kasih
Sebagai pemimpin yang baik, mereka harus tahu kesejahteraan
orang di sekitar mereka. Kita ambil contoh yang mudah, dan ini
mungkin akan terjadi di perusahaan manapun. Ketika seorang bos
mampu berbuat penuh kasih pada anak buahnya, bisa dipastikan
mereka akan menjadi karyawan yang loyal dan itu akan sangat
berpengaruh pada perusahaan.
Begitupun dengan pemimpin yang baik, mereka akan mampu
menghasilkan pengikut yang setia karena mereka telah melakukan
pendekatan dengan penuh kasih pada hubungan mereka.
11. Mereka Berani Mengakui Kesalahan & Minta Maaf
Saya sangat setuju dengan ucapan "kebenaran itu hanya milik tuhan
& nabi-pun pernah berbuat salah". Jadi di dunia ini tak ada
seorangpun yang tidak pernah berbuat salah termasuk pemimpin
besar sekalipun. Jadi pemimpin yang baik adalah pemimpin yang
mau mengaku kesalahan dan berani untuk meminta maaf atas
kesalahan yang telah mereka perbuat.
12. Mereka Tidak Takut Untuk Mengambil Keputusan Yang Besar
Suatu keputusan yang besar memang selalu ada keterkaitan dengan
resiko yang besar. Yang jelas, seorang pemimpin yang baik tidak
akan takut untuk mengambil keputusan yang besar, namun mereka
juga tidak akan ceroboh. Mereka benar-benar menimbang resiko
sebelum mereka mengambil keputusan. Mereka sangat memahami
bahwa kegagalan dalam mengambil keputusan itu lebih buruk dari
pada melakukan perbuatan yang buruk.
1.7. Cara menjadi Pemimpin yang Sejati

Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan


hasil dari proses perubahan karakter atau tranformasi internal
dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar,
melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam
diri seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi
hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri (inner peace) dan
membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan
dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada
lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan
dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi
pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan
yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan
berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari
proses internal (leadership from the inside out ).
Kepemimpinan sesungguhnya tidak ditentukan oleh pangkat
atau jabatan seseorang. Kepemimpinan adalah sesuatu yang
muncul dari dalam dan merupakan buah dari keputusan seseorang
untuk mau menjadi pemimpin, baik bagi dirinya sendiri, bagi
keluarga, bagi lingkungan pekerjaan, maupun bagi lingkungan sosial
dan bahkan bagi negerinya. ” I don’t think you have to be waering
stars on your shoulders or a title to be leadar. Anybody who want to
raise his hand can be a leader any time”,dikatakan dengan lugas
oleh General Ronal Fogleman,Jenderal Angkatan Udara Amerika
Serikat yang artinya Saya tidak berpikir anda menggunakan bintang
di bahu anda atau sebuah gelar pemimpin. Orang lainnya yang ingin
mengangkat tangan dapat menjadi pemimpin di lain waktu.
Sering kali seorang pemimpin sejati tidak diketahui
keberadaannya oleh mereka yang dipimpinnya. Bahkan ketika misi
atau tugas terselesaikan, maka seluruh anggota tim akan
mengatakan bahwa merekalah yang melakukannya sendiri.
Pemimpin sejati adalah seorang pemberi semangat (encourager),
motivator, inspirator, dam maximizer.
Konsep pemikiran seperti ini adalah sesuatu yang baru dan
mungkin tidak bisa diterima oleh para pemimpin konvensional yang
justru mengharapkan penghormatan dan pujian (honor & praise) dari
mereka yang dipimpinnya. Semakin dipuji bahkan dikultuskan,
semakin tinggi hati dan lupa dirilah seorang pemimpin. Justru
kepemimpinan sejati adalah kepemimpinan yang didasarkan pada
kerendahan hati (humble).
Pelajaran mengenai kerendahan hati dan kepemimpinan sejati
dapat kita peroleh dari kisah hidup Nelson Mandela. Seorang
pemimpin besar Afrika Selatan, yang membawa bangsanya dari
negara yang rasialis menjadi negara yang demokratis dan
merdeka.Selama penderitaan 27 tahun penjara pemerintah
Apartheid, justru melahirkan perubahan dalam diri Beliau. Sehingga
Beliau menjadi manusia yang rendah hati dan mau memaafkan
mereka yang telah membuatnya menderita selam bertahun – tahun.
Seperti yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth
Blanchard, bahwa kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar
untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Perubahan karakter
adalah segala – galanya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa
perubahan dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati,
tanpa adanya integritas yang kokoh, daya tahan menghadapi
kesulitan dan tantangan, dan visi serta misi yang jelas, seseorang
tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati.

Sebuah jenis kepemimpinan yaitu Q Leader memiliki 4 makna


terkait dengan kepemimpinan sejati, yaitu :
Ø Q berarti kecerdasan atau intelligence. Seperti dalam IQ berarti
kecerdasan intelektual,EQ berarti kecerdasan emosional, dan SQ
berarti kecerdasan spiritual. Q leader berarti seorang pemimpin
yang memiliki kecerdasan IQ,EQ,SQ yang cukup tinggi.
Ø Q leader berarti kepemimpinan yang memiliki kualitas(quality), baik
dari aspek visioner maupun aspek manajerial.
Ø Q leader berarti seorang pemimpin yang memiliki qi ( dibaca ‘chi’
dalam bahasa Mandarin yang berarti kehidupan).
Ø Q keempat adalah qolbu atau inner self. Seorang pemimpin sejati
adalah seseorang yang sungguh – sungguh mengenali dirinya
(qolbunya) dan dapat mengelola dan mengendalikannya (self
management atau qolbu management).

Menjadi seorang pemimpin Q berarti menjadi seorang


pemimpin yang selalu belajar dan bertumbuh senantiasa untuk
mencapai tingkat atau kadar Q (intelligence-quality-qi-qolbu) yang
lebih tinggi dalam upaya pencapaian misi dan tujuan organisasi
maupun pencapaian makna kehidupan setiap pribadi seorang
pemimpin.

Rangkuman kepemimpinan Q dalam 3 aspek penting yang


disingkat menajadi 3C, yaitu :
· Perubahan karakter dari dalam diri (character chage).
· Visi yang jelas (clear vision).
· Kemampuan atau kompetensi yang tinggi (competence).
Ketiga hal tersebut dilandasi oleh suatu sikap disiplin yang tinggi
untuk senantiasa bertumbuh, belajar dan berkembang baik secara
internal (pengembangan kemampuan intrapersonal, kemampuan
teknis, pengatahuan,dll) maupun dalam hubungannya dengan orang
lain (pengembangan kemampuan interpersonal dan metode
kepemimpinan). Seperti yang dikatakan oleh John Maxwell, ” The
only way that I can keep leading is to keep growing. The the day I
stop growing, somebody else takes the leadership baton. That is
way it always it.” Satu-satunya cara agar saya tetap menjadi
pemimpin adalah saya harus senantiasa bertumbuh. Ketika saya
berhenti bertumbuh, orang lain akan mengambil alih kepemimpinan
tsb.
BAB III
Simpulan dan saran

1. Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain

agar orang tersebut mau bekerjasama untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

2. Unsur-unsur dalam kepemimpinan antara lain : Mempengaruhi

orang lain agar mau melakukan sesuatu, Memperoleh konsensus

atau suatu pekerjaan., Untuk mencapai tujuan organisasi dan Untuk

memperoleh manfaat bersama.

3. Bicara kepemimpinan, maka tidak akan lepas dari pemimpin,

yang secara umum berfungsi sebagai berikut : Mengambil

keputusan, Mengembangkan informasi, Memelihara dan

mengembangkan loyalitas anggota, Memberi dorongan dan

semangat pada anggota, Bertanggungjawab atas semua aktivitas

kegiatan, Melakukan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan,

Memberikan penghargaan pada anggota yang berprestasi

4. Gaya kepemimpinan, pada dasarnya mengandung pengertian

sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin,

yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin.

5. Dalam praktiknya, berkembang beberapa tipe kepemimpinan; di

antaranya adalah sebagian berikut: tipe otokratis, tipe militeristis,

tipe paternalistis, tipe demokratis dan tipe karismatik..

6. Berbicara mengenai kepemimpinan, maka tidak bisa lepas dari

istilah managemen, Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis


kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan

mengatur.

7. Fungsi manajemen: Perencanaan (planning), Pengorganisasian

(organizing), Pengarahan (directing), dan Pengevaluasian

(evaluating)

Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi


manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan
dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri.
Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh
tentu akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung
pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika
pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah
pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita
tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin
maka makin kuat pula yang dipimpin.

Daftar Pustaka
*google.co.id
*wikipedia.co.id
*http://www.izwie.com/2015/11/ketahui-12-ciri-ciri-pemimpin-yang-
baik.html
*https://greenkonsep.wordpress.com/2011/12/22/makalah-tentang-
pemimpin-atau-leadership/
*https://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-tentang-
kepemimpinan/
*http://jokosungsang.blogspot.co.id/2014/04/makalah-kepemimpinan-
leadership.html
*http://awasadaanwar.blogspot.co.id/2015/02/makalah-
kepemimpinan-leadership.html

Anda mungkin juga menyukai