PENDAHULUAN
P a g e 1 | PENGANTAR MANAJEMEN
antar manusia dan mulai unsur-unsur kepemimpinan. Orang yang ditunjuk
sebagai pemimpin dari kelompok tersebut ialah orang-orang yang paling kuat
dan pemberani, sehingga ada aturan yang disepakati secara bersama-sama
misalnya seorang pemimpin harus lahir dari keturunan bangsawan, sehat, kuat,
berani, ulet, pandai, mempunyai pengaruh dan lain-lain. Hingga sampai
sekarang seorang pemimpin harus memiliki syarat-syarat yang tidak ringan,
karena pemimpin sebagai ujung tombak kelompok.
Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu
social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan
manfaat bagi kesejahteraan manusia (Moejiono, 2002). Ada banyak definisi
kepemimpinan yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang
masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa
kesamaan.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang penulis uraikan, banyak permasalahan yang
penulis dapatkan. Permasalahan tersebut antara lain :
a. Definisi Pemimpin Menurut Para Ahli dan Dalam Beberapa Kamus
Modern
b. Teori Kepemimpinan
c. Tipe dan Gaya Kepemimpinan
d. Syarat-syarat Kepemimpinan
e. Pemimpin dan Pimpinan Indonesia
f. Kepemimpinan Yang Melayani
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah:
Agar lebih memahami dan mendalami pokok bahasan khususnya tentang
kepemimpinan untuk memberikan pengetahuan kepada para pembaca tentang
kepemimpinan baik itu pengertian kepemimpinan, teori-teori kepemimpinan,
tipe dan gaya kepemimpinan, syarat-syarat kepemimpinan dan ciri-ciri
kepemimpinan yang baik itu seperti apa.
P a g e 2 | PENGANTAR MANAJEMEN
BAB II
PEMBAHASAN
P a g e 3 | PENGANTAR MANAJEMEN
f. Modern Dictionary Of Sociology (1996). Pemimpin (leader) adalah
seseorang yang menempati peranan sentral atau posisi dominan dan
pengaruh dalam kelompok (a person who occupies a central role or
position of dominance and influence in a group).
g. Ensiklopedia Administrasi (disusun oleh Staf Dosen Balai Pembinaan
Administrasi Universitas Gadjah Mada). Pemimpin (Leader) adalah orang
yang melakukan kegiatan atau proses mempengaruhi orang lain dalam
situasi tertentu, melalui proses komunikasi, yang diarahkan guna
mencapai tujuan tertentu.
Atas dasar itu dapatlah kiranya disusun definisi kepemimpinan yang mudah
dipahami, yaitu rangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan mempengaruhi
perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerjasama untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
B. Teori Kepemimpinan
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji
sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan
secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara
keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya
kepemimpinan.
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya
mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori
tentang kepemimpinan antara lain :
a. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang
beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang
kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam
perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir
psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak
seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan
dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan
kepribadian.
P a g e 4 | PENGANTAR MANAJEMEN
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap
keberhasilan kepemimpinan , antaralain :
Kecerdasan
Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Sikap Hubungan Kemanusiaan
P a g e 5 | PENGANTAR MANAJEMEN
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan
harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat
kedewasaan bawahan.
e. Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran
yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.
Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori
kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan
(Leadership Style), yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya
dengan segenap filsafat, keterampilan dan sikapnya. Gaya kepemimpinan adalah
cara seorang pemimpan bersikap, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang
lain dalam mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu. Gaya tersebut bisa
berbeda – beda atas dasar motivasi , kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau
orang tertentu. Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang
positif dan negatif, dimana perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka
memotivasi karyawan. Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan
pada imbalan atau reward (baik ekonomis maupun nonekonomis) berarti telah
digunakan gaya kepemimpinan yang positif. Sebaliknya jika pendekatannya
menekankan pada hukuman atau punishment, berarti dia menerapkan gaya
kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat menghasilakan prestasi yang
diterima dalam banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi.
P a g e 6 | PENGANTAR MANAJEMEN
umumnya negatif, yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman. Meskipun
demikian, ada juga beberapa manfaatnya antaranya memungkinkan
pengambilan keputusan dengan cepat serta memungkinkan pendayagunaan
pegawai yang kurang kompeten.
b. Partisipasif
Lebih banyak mendesentrelisasikan wewenang yang dimilikinya sehingga
keputusan yang diambil tidak bersifat sepihak.
c. Demokrasi
Ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan
pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan
pemimpin yang demokrasis cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama,
mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.
d. Kendali Bebas
Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur
organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu Pemimpin
menghindari kuasa dan tanggung – jawab, kemudian menggantungkannya
kepada kelompok baik dalam menetapkan tujuan dan menanggulangi
masalahnya sendiri.
Dilihat dari orientasi si pemimpin, terdapat dua gaya kepemimpinan yang
diterapkan, yaitu gaya konsideral dan struktur, atau dikenal juga sebagai orientasi
pegawai dan orientasi tugas. Beberapa hasil penelitian para ahli menunjukkan
bahwa prestasi dan kepuasan kerja pegawai dapat ditingkatkan apabila konsiderasi
merupakan gaya kepemimpinan yang dominan. Sebaliknya, para pemimpin yang
berorientasi tugas yang terstruktur, percaya bahwa mereka memperoleh hasil
dengan tetap membuat orang – orang sibuk dan mendesak mereka untuk
berproduksi. Pemimpin yang positif, partisipatif dan berorientasi konsiderasi,tidak
selamanya merupakan pemimpinyan terbaik.
Ditengah-tengah dinamika organisasi (yang antara lain diindikasikan oleh
adanya perilaku staf atau individu yang berbeda – beda), maka untuk mencapai
efektivitas organisasi, penerapan keempat gaya kepemimpinan diatas perlu
P a g e 7 | PENGANTAR MANAJEMEN
disesuaikan dengan tuntutan keadaan. Inilah yang dimaksud dengan situasional
lesdership, sebagaimana telah disinggung di atas. Yang perlu diperhatikan adalah
bahwa untuk dapat mengembangkan gaya kepemimpinan situasional ini,
seseorang perlu memiliki tiga kemampuan khusus yakni :
a. Kemampuan analitis (analytical skills) yakni kemampuan untuk menilai
tingkat pengalaman dan motivasi bawahan dalam melaksanakan tugas.
b. Kemampuan untuk fleksibel (flexibility atau adaptability skills) yaitu
kemampuan untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang paling tepat
berdasarkan analisa terhadap situasi.
c. Kemampuan berkomunikasi (communication skills) yakni kemampuan untuk
menjelaskan kepada bawahan tentang perubahan gaya kepemimpinan yang
kita terapkan.
Ketiga kemampuan di atas sangat dibutuhkan bagi seorang pemimpin,
sebab seorang pemimpin harus dapat melaksanakan tiga peran utamanya yakni
peran interpersonal, peran pengolah informasi, serta peran pengambilan
keputusan.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin
bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya.
Maka jika ingin menjadi pemimpin yang baik jangan pikirkan orang lain,
pikirkanlah diri sendiri dulu. Tidak akan bisa mengubah orang lain dengan efektif
sebelum merubah diri sendiri. Bangunan akan bagus, kokoh, megah, karena ada
pondasinya. Maka sibuk memikirkan membangun umat, membangun masyarakat,
merubah dunia akan menjadi omong kosong jika tidak diawali dengan diri sendiri.
Merubah orang lain tanpa merubah diri sendiri adalah mimpi mengendalikan
orang lain tanpa mengendalikan diri.
P a g e 8 | PENGANTAR MANAJEMEN
Pemimpin dianggap mempunyai kemampuan yang diperoleh dari kekuatan
Yang Maha Kuasa.
b. Tipe Paternalistik
Tipe Kepemimpinan dengan sifat-sifat ini antara lain;
1. Menganggap bawahannya belum dewasa
2. Bersikap terlalu melindungi
3. Jarang memberi kesempatan bawahan untuk mengambil keputusan
4. Selalu bersikap maha tahu dan maha benar.
c. Tipe Otoriter
Pemimpin tipe otoriter mempunyai sifat sebagai berikut:
1. Pemimipin organisasi sebagai miliknnya
2. Pemimpin bertindak sebagai dictator
3. Cara menggerakkan bawahan dengan paksaan dan ancaman.
d. Tipe Militeristik
Dalam tipe ini pemimpin mempunyai siafat sifat:
1. Menuntut kedisiplinan yang keras dan kaku
2. Lebih banyak menggunakan system perintah
3. Menghendaki keputusan mutlak dari bawahan
4. Formalitas yang berlebih-lebihan
5. Tidak menerima saran dan kritik dari bawahan
6. Sifat komunikasi hanya sepihak
e. Tipe Demokrasi
Tipe demokrasi mengutamakan masalah kerja sama sehingga terdapat
koordinasi pekerjaan dari semua bawahan. Kepemimpinan demokrasi
menghadapi potensi sikap individu, mau mendengarkan saran dan kritik
yang sifatnya membangun. Jadi pemimpin menitik beratkan pada aktifitas
setiap anggota kelompok, sehingga semua unsur organisasi dilibatkan
dalam akatifitas, yang dimulai penentuan tujuan, pembuatan rencana
keputusan, disiplin.
D. Syarat-Syarat Kepemimpinan
Ada tiga hal penting dalam konsepsi kepemimpinan antara lain:
P a g e 9 | PENGANTAR MANAJEMEN
a. Kekuasaan
Kekuasaaan adalah otorisasi dan legalitas yang memberikan wewenang
kepada pemimpin untuk mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk
berbuat sesuatu dalam rangka penyelesaian tugas tertentu.
b. Kewibawaan
Kewibawaan merupakan keunggulan, kelebihan, keutamaan sehingga
pemimpin mampu mengatur orang lain dan patuh padanya.
c. Kemampuan
Kemampuan adalah sumber daya kekuatan, kesanggupan dan kecakapan
secara teknis maupun social, yang melebihi dari anggota biasa. Sementara
itu Stodgill yang dikutip James A. Lee menyatakan pemimpin itu harus
mempunyai kelebihan sebagai persyaratan, antara lain:
1. Kepastian, kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara,
kemampuan menilai.
2. Prestasi, gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan dalam bidang tertentu.
3. Tangggung jawab, berani, tekun, mandiri, kreatif, ulet, percaya diri,
agresif.
4. Partisipasi aktif, memiliki stabilitas tinggi, kooperatif, mampu bergaul.
5. Status, kedudukan social ekonomi cukup tinggi dan tenar.
P a g e 10 | PENGANTAR MANAJEMEN
b. Fungsi memandang ke depan
Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan
mampu mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap
kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya proses
pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat berlangusng terus menerus tanpa
mengalami hambatan dan penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab
seorang pemimpin harus peka terhadap perkembangan situasi baik di
dalam maupun diluar organisasi sehingga mampu mendeteksi hambatan-
hambatan yang muncul, baik yang kecil maupun yang besar.
c. Fungsi pengembangan loyalitas
Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi juga unutk
para pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisai. Untuk
mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus memberi
teladan baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari – hari
yang menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah
mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan
dapat berjalan sebagaimana mestinya.
d. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti
kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka
hambatan – hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan
sehingga semua kegiatan kembali berlangsung menurut rel yang telah
ditetapkan dalam rencana .
e. Fungsi mengambil keputusan
Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak
mudah dilakukan. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara
individu, kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum,
mengajukan usul tertulis dan lain sebagainya.
f. Fungsi memberi motivasi
Seorang pemipin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak
buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat dan mempengaruhi
anak buahnya agar rajin bekerja dan menunjukkan prestasi yang baik
P a g e 11 | PENGANTAR MANAJEMEN
terhadap organisasi yang dipimpinnya. Pemberian hadiah, pujian atau
ucapan terima kasih sangat diperlukan oleh anak buah sebab mereka
merasa bahwa hasil jerih payahnya diperhatikan dan dihargai oleh
pemimpinnya.
P a g e 12 | PENGANTAR MANAJEMEN
c. Sifat jujur dan memegang amanah
Kejujuran yang dimiliki seorang pemimpin merupakan simpati umat
terhadapnya yang dapat membuahkan kepercayaan dari seluruh amanat
yang telah diamanahkan. Pemimpin yang konsisten dengan
amanat umat menjadi kunci dari sebuah kemajuan dan perbaikan.
d. Sifat berlaku adil
Keadilan adalah konteks real yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.
Keadilan bagi manusia tidak ada yang relatif. Islam meletakkan soal
penegakan keadilan itu sebagai sikap yang esensial. Seorang pemimpin
harus mampu menimbang dan memperlakukan sesuatu dengan seadil-
adilnya bukan sebaliknya berpihak pada seorang saja atau berat sebelah.
e. Komitmen dalam perjuangan.
Sifat pantang menyerah dan konsisten pada konstitusi bersama bagi
seorang pemimpin adalah penting. Teguh dan terus Istiqamah dalam
menegakkan kebenaran dan keadilan. Pantang tergoda oleh rayuan dan
semangat menjadi orang yang pertama di depan apabila ada yang hendak
mengganggu kelancaran jalannya organisasi.
f. Bersikap Musyawarah
Dalam term ini pemimpin tidak sembarang memutuskan sebelum adanya
musyawarah diantara orang-orang disekelilingnya dan umat. Sebab dengan
keterlibatan umat terhadap pemimpinnya dari sebuah kesepakatan bersama
akan memberikan kepuasan, sehingga apapun yang akan terjadi baik
buruknya bisa ditanggung bersama sama.
g. Berbakti dan mengabdi kepada Tuhan
Dalam hidup ini segala sesuatunya takkan terlepas dari pandangan Tuhan,
manusia bisa berusaha semampunya dan sehebat hebatnya namun yang
menentukannya adalah Tuhan. Hubungan seorang pemimpin dengan
Tuhannya tak kalah pentingnya yaitu dengan berbakti dan mengabdi
kepada-Nya. Semua ini dalam rangka memohon pertolongan dan ridho-
Nya. Dengan senantiasa berbakti kepada-Nya terutama dalam menegakkan
sholat lima waktu. Contohnya, seorang pemimpin akan mendapat hidayah
untuk
P a g e 13 | PENGANTAR MANAJEMEN
menghindari perbuatan-perbuatan yang keji dan tercela.
P a g e 14 | PENGANTAR MANAJEMEN
bagaimana pun seorang ditempatkan pada suatu waktu ia akan menjadi
pemimpin karena ia dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah menetapkan
ia menjadi pemimpin.
h. Teori sosial
Jika teori genetis mengatakan bahwa "leaders are born and not made",
maka penganut-penganut sosial mengatakan sebaliknya yaitu "Leaders are
made and not born". Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa
setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan
kesempatan untuk itu.
i. Teori Ekologis
Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori
sosial. Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya
dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah
memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat mana kemudian dikembangkan
melalui pendidikan yang teratur dan pangalaman-pengalaman yang
memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang
memang telah dimilikinya itu.
Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori genetis dan
teori sosial dan dapat dikatakan teori yang paling baik dari teori- teori
kepemimpinan. Namun demikian penyelidikan yang jauh yang lebih
mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa
faktor-faktor yang menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin yang
baik.
P a g e 15 | PENGANTAR MANAJEMEN
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan
memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,
mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Seorang
pemimpin yang baik harus memiliki integritas (kepribadian), intelektual
(pengetahuan), intelegensi (spiritual), skill atau kemampuan/keahlian, memiliki
power atau dapat mempengaruhi orang lain, mau belajar, mendengar dan siap
dikritik. Apabila ketujuh isi dari esensi/hakikat kepemimpinan tersebut telah
dimiliki oleh seorang pemimpin maka pemimpin tersebut akan arif dan
bijaksana.
Kata pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang
tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya
berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang
berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut
pandang atau pendekatan yang digunakan. Rahasia utama kepemimpinan
adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan
P a g e 16 | PENGANTAR MANAJEMEN
kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu
bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain.
Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan
sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri
seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside
out).
B. Saran
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa
kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk
memimpin diri sendiri. Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat
tangguh tentu akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung
pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin
sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau
lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita.
Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.
P a g e 17 | PENGANTAR MANAJEMEN