Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MANAJEMEN RISIKO

“MANAJEMEN RISIKO DALAM KONTEKSNYA DAN TATA KELOLA


ASPEKNYA”
Disusun guna memenuhi tugas perkuliahan
Mata Kuliah: Manajemen Risiko
Dosen Pengampuh: Yusran Daeng Matta S.Si., M.M.

Disusun Oleh: Kelompok 1


Akhmad Saeroji 191010504005
Alda Anita 191010505154
Anjar Prayogo 191010505636
Aprizal Baihaqi 191010505296
Arif Waliyudin 191010501132
Dahlan 191010500855
Dara Damayanti 191010500095
Dede Setiawan 191010505640
Deni Diniati 191010505246

KELAS 07SMJE023

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Surya Kencana No.1 Pamulang Tlpn (021)7412566, Fax (021)7412566
Tangerang Selatan – Banten
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, bimbingan dan hidayah-Nya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Adapun judul dari makalah ini adalah “Manajemen Risiko Dalam Konteksnya dan
Tata Kelola Aspeknya”.

Makalah ini merupakan hasil kerja yang maksimal sesuai dengan tenaga dan kemampuan
yang kami miliki, namun kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan dan kelemahannya. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas dari bapak Yusran Daeng
Matta S.Si., M.M. dan juga agar pembaca dan penulis dapat menambah ilmu dan wawasan
tentang Manajemen Risiko yang kami sajikan berdasarkan pengetahuan yang kami dapatakan
dari sumber E-learning dan juga pengetahuan yang kami miliki.

Kami sebagai penyusun makalah mengucapakan Terima Kasih kepada bapak Yusran
Daeng Matta S.Si., M.M. selaku dosen Manajemen Risiko yang sudah memberikan tugas ini
sehingga menambah ilmu pengetahuan dan juga wawasan kami. Kiranya yang Maha Kuasa
tetap menyertai kita sekalian, dengan harapan pula agar makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkannya.

Pamulang, 15 September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2

C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3

A. Pengertian Manajemen Risiko........................................................................................3

B. Tujuan Manajemen Risiko..............................................................................................3

C. Manfaat Manajemen Risiko............................................................................................4

D. Peraturan dan Pedoman Terkait Manajemen Risiko.......................................................5

E. Aspek Penerapan Manajemen Risiko..............................................................................5

F. Tata Kelola Risiko...........................................................................................................6

BAB III PENUTUP..................................................................................................................8

A. Kesimpulan.....................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen risiko adalah salah satu disiplin yang menjadi popular menjelang akhir
abad ke dua puluh. Disiplin ini mengajak kita untuk secara logis, konsisten, dan
sistematis untuk melakukan pendekatan terhadap ketidakpastian di masa depan.
Dengan demikian, kita dapat lebih berhati-hati dan produktif menghindari hal-hal
yang tidak perlu dan mencegah hal-hal yang merugikan atau tidak bermanfaat.
Kegiatan ini dilakukan tidak hanya berdasarkan keyakinan dan keberuntungan, namun
juga dengan mempelajari kemungkinan terjadinya suatu peristiwa serta bagaimana
cara mengatasi dampaknya. Hal tersebut juga didukung dengan kemampuan untuk
mempelajari dan memahami penyebab suatu terjadinya peristiwa (source of risk).
Sesuatu hal yang hanya didasarkan atas keberuntungan membuat pelaksanaan
manajemen risiko menjadi tidak efektif, bahkan dapat mengaburkan kebenaran dari
penyebab terjadinya suatu peristiwa.
Manajemen risiko merupakan salah satu elemen penting dalam menjalankan bisnis
perusahaan karena semakin berkembangnya dunia perusahaan serta meningkatnya
kompleksitas aktivitas perusahaan mengakibatkan meningkatnya tingkat risiko yang
dihadapi perusahaan. Sasaran utama dari implementasi manajemen risiko adalah
melindungi perusahaan terhadap kerugian yang mungkin timbul. Manajemen risiko
juga digunakan untuk memberikan informasi yang mendasar mengenai konsep
manajemen risiko serta perlunya penerapan manajemen risiko dalam suatu
perusahaan. Risiko secara umum didefinisikan sebagai potensi terjadinya suatu
peristiwa baik yang diperkirakan maupun yang tidak dapat diperkirakan dan dapat
menimbulkan dampak bagi pencapaian tujuan. Dalam melakukan suatu aktivitas
usaha, akan selalu dihadapi oleh suatu tantangan risiko, karena apa yang akan terjadi
di masa akan datang tidak dapat diketahui secara pasti. Besarnya tingkat kerugian
karena risiko yang dihadapi sangat bervariasi bergantung penyebab dan efek
pengaruhnya. Jika saja suatu risiko sudah dapat diketahui secara pasti bentuk dan
besarannya maka tentu saja ini dapat diperlakukan seperti biaya karena risiko
merupakan suatu ketidakpastian maka akan menjadi suatu masalah penting bagi
semua pihak (Mc Neil, 1999). Namun suatu usaha untuk mengurangi atau

1
2

memperkecil risiko tetap dapat dilakukan dengan melakukan suatu pengendalian


risiko terhadap ketidakpastian seperti kecelakaan kerja, bencana alam, perampokan,
pencurian dan kebangkrutan (Muslich, 2007).

B. Rumusan Masalah

a. Apakah yang dimaksud dengan manajemen risiko ?


b. Apa saja tujuan manajemen risiko ?
c. Apa saja manfaat manajemen risiko ?
d. Apa saja peraturan dan pedoman terkait manajemen risiko ?
e. Apa saja aspek penerapan manajemen risiko ?
f. Apa saja tata kelola risiko ?

C. Tujuan Penulisan

a. Mendeskripsikan pengertian manajemen risiko


b. Memaparkan tujuan manajemen risiko
c. Memaparkan manfaat manajemen risiko
d. Memaparkan peraturan dan pedoman terkait manajemen risiko
e. Memaparkan aspek penerapan manajemen risiko
f. Memaparkan tata kelola risiko
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Risiko

Menurut Wikipedia bahasa Indonesia menyebutkan bahwa manajemen risiko


adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang
berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: penilaian
risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan
menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumber daya. Strategi yang dapat diambil
antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko,
mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi
risiko tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko- risiko yang timbul
oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, dan
tuntutan hukum).
Manajemen risiko adalah bagian penting dari strategi manajemen semua
perusahaan. Proses di mana suatu organisasi yang sesuai metodenya dapat
menunjukkan risiko yang terjadi pada suatu aktivitas menuju keberhasilan di dalam
masing-masing aktivitas dari semua aktivitas. Fokus dari manajemen risiko yang baik
adalah identifikasi dan cara mengatasi risiko. Sasarannya untuk menambah nilai
maksimum berkesinambungan (sustainable) organisasi. Tujuan utama untuk
memahami potensi upside dan downside dari semua faktor yang dapat memberikan
dampak bagi organisasi. Manajemen risiko meningkatkan kemungkinan sukses,
mengurangi kemungkinan kegagalan dan ketidakpastian dalam memimpin
keseluruhan sasaran organisasi. Manajemen risiko seharusnya bersifat berkelanjutan
dan mengembangkan proses yang bekerja dalam keseluruhan strategi organisasi dan
strategi dalam mengimplementasikan. Manajemen risiko seharusnya ditujukan untuk
menanggulangi suatu permasalahan sesuai dengan metode yang digunakan dalam
melaksanakan aktifitas dalam suatu organisasi di masa lalu, masa kini dan masa
depan.

B. Tujuan Manajemen Risiko

Tujuan manajemen risiko dalam suatu organisasi sebagai berikut :

3
4

a. Meningkatkan kemungkinan pencapaian sasaran organisasi dan peningkatan


kinerja. Melindungi organisasi dari tingkat risiko signifikan yang dapat
menghambat pencapaian tujuan organisasi.
b. Mendorong manajemen yang proaktif dan antisipatif. Mendorong menajemen
untuk bertindak proaktif mengurangi risiko kerugian, menjadikan pengelolaan
risiko sebagai sumber keunggulan bersaing, dan keunggulan kinerja organisasi.
c. Memberikan dasar yang kuat dalam pengambilan keputusan dan perencanaan. ;
d. Meningkatkan efektivitas alokasi dan efisiensi penggunaan sumber daya
organisasi. Mendorong setiap insan organisasi untuk bertindak hati-hati dalam
menghadapi risiko organisasi, sebagai upaya memaksimalkan nilai organisasi
demi mencapai tujuan yang diinginkan bersama.
e. Meningkatkan kepatuhan kepada regulasi;
f. Meningkatkan kepentingan dan kepercayaan para pemangku kepentingan;
g. Meningkatkan ketahanan organisasi.
h. Membangun kemampuan mensosialisasikan pemahaman mengenai risiko dan
pentingnya pengelolaan risiko.
i. Meningkatkan kinerja organisasi melalui penyediaan informasi tingkat risiko
yang dituangkan dalam peta risiko/risk map yang berguna bagi manajemen dalam
pengembangan strategi dan perbaikan proses manajemen risiko secara
berkesinambungan dan terus-menerus.

C. Manfaat Manajemen Risiko

Secara umum, dengan diterapkannya manajemen risiko di suatu organisasi terdapat


beberapa manfaat yang diperoleh organisasi, yaitu:
a. Organisasi memiliki ukuran kuat sebagai pijakan dalam mengambil setiap
keputusan, sehingga para manajer lebih berhati-hati dan selalu menempatkan
ukuran-ukuran dalam berbagai keputusan.
b. Mampu memberi arah bagi suatu perorganisasian dalam melihat pengaruh-
pengaruh yang mungkin timbul baik secara jangka pendek maupun jangka
panjang.
c. Mendorong para manajer dalam mengambil keputusan untuk selalu menghindari
risiko dan menghindari dari pengaruh terjadinya kerugian khususnya kerugian
finansial.
d. Memungkinkan perorganisasian memperoleh risiko kerugian yang minimum.
5

e. Dengan adanya konsep manajemen risiko yang dirancang secara detail maka
perorganisasian telah membangun arah dan mekanisme secara sustainable.

D. Peraturan dan Pedoman Terkait Manajemen Risiko

Peraturan dan Pedoman Terkait Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan


penerapan manajemen risiko antara lain :
a. Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal;
b. Undang-Undang No.19 tahun 1995 tentang badan Usaha Milik Negara;
c. Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;
d. Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 2008 tentang Pengendaliann intern
Pemerintah;
e. Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009 tentang Penerapan Manajemen
Risiko bagi Bank Umum; dan
f. Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-117/M-MBU/2002 tentang Praktik
Penerapan Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara.

Pedoman Komite Nasional Kebijakan Governance yang juga terkait dengan


penerapan manajemen risiko adalah sebagai berikut :

a. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia (2006);


b. Pedoman Umum Good Public Governance Indonesia (2008);
c. Pedoman Sistem Pelaporan Pelanggaran – SPP/WBS (2008); dan
d. Pedoman Etika Bisnis Perusahaan (2010)

E. Aspek Penerapan Manajemen Risiko

Tata kelola manajemen risiko yang baik terdiri dari tiga aspek, yaitu struktural,
operasional, dan perawatan.
Aspek struktural adalah sejumlah tindakan yang harus diambil untuk membentuk
kebijakan dan struktur untuk melaksanakan tata kelola manajemen risiko.
Aspek operasional adalah sejumlah prosedur, teknik, dan metoda yang harus disusun
dalam melaksanakan proses manajemen risiko.
Sedangkan aspek perawatan adalah sejumlah kegiatan yang harus dilaksanakan untuk
menunjang dan meningkatkan pelaksanaan tata kelola manajemen risiko secara
berkesinambungan.
Secara lebih rinci, ketiga aspek tersebut memuat unsur-unsur sebagai berikut :
6

a. Aspek struktural dari tata kelola manajemen risiko antara lain terdiri dari :
1. Komitmen;
2. Kebijakan manajemen risiko;
3. Akuntabilitas dan kepemimpinan;
4. Pembentukan unit kerja manajemen risiko;
5. Administrator manajemen risiko pada masing‐masing unit kerja; serta
6. Penyediaan sumber daya yang diperlukan untuk pelaksana manajemen risiko.
b. Aspek operasional dari tata kelola manajemen risiko antara lain terdiri dari :
1. Penyusunan buku panduan manajemen risiko;
2. Peluncuran, sosialisasi, dan pelatihan manajemen risiko;
3. Teknik dan metode implementasi proses manajemen risiko;
4. Sistem pelaporan internal dan eksternal;
5. Monitoring dan pengukuran kinerja; serta
6. Tata organisasi dan administrasi data serta informasi manajemen risiko.
c. Aspek perawatan dari tata kelola manajemen risiko antara lain terdiri dari :
1. Pendidikan dan pelatihan berlanjut;
2. Komunikasi dan publikasi;
3. Reviu dan audit tata kelola manajemen risiko; serta
4. Benchmarking.

F. Tata Kelola Risiko

Tata kelola risiko ini meliputi unsur-unsur kebijakan manajemen risiko, akuntabilitas
pelaksanaan, perencanaan manajemen risiko terpadu, penyediaan sumber daya yang
memadai, dan mekanisme komunikasi serta pelaporan pelaksanaan manajemen risiko,
baik internal maupun eksternal. Satu hal lagi yang biasanya penting dalam tata kelola
manajemen risiko adalah “kesamaan bahasa”, yaitu penggunaan istilah-istilah dalam
penerapan manajemen risiko. Hal ini diatasi dengan menggunakan istilah dan definisi
yang ditentukan dalam ISO Guide 173:2009 – Risk Management Vocabulary.
a. Kebijakan Manajemen Risiko
Kebijakan manajemen risiko merupakan pernyataan komitmen secara tertulis oleh
Direksi dan Dewan Komisaris untuk menerapkan manajemen risiko dalam
organisasi. Hal penting terkait Kebijakan ini dinyatakan secara singkat dan jelas
yang meliputi antara lain :
1. Alasan mengapa harus menerapkan manajemen risiko;
7

2. Penjelasan keterkaitan antara pencapaian sasaran organisasi dan kebijakan


manajemen risiko;
3. Kejelasan akuntabilitas pelaksanaan manajemen risiko, termasuk infrastruktur
pelaksanaannya;
4. Penyediaan sumber daya untuk menerapkan manajemen risiko;
5. Penentuan standar atau metode manajemen risiko yang akan digunakan;
6. Komitmen untuk melakukan review dan verifikasi secara berkala terhadap
efektivitas penerapan manajemen risiko.

Penetapan komitmen manajemen ini harus diikuti dengan langkah-langkah nyata


untuk lebih mempertegas bahwa komitmen tersebut tidak hanya di atas kertas.
Secara keseluruhan, langkah nyata tersebut adalah penyusunan tata kelola
manajemen risiko yang akan mengawali proses penerapan manajemen risiko ke
seluruh organisasi.

b. Akuntabilitas Penerapan Manajemen Risiko


Akuntabilitas tertinggi untuk penerapan manajemen risiko pada dasarnya berada
pada Direksi, secara lebih khusus pada Direktur Utama atau anggota Direksi
lainnya yang ditunjuk. Secara umum, hal penting yang perlu diperhatikan antara
lain :
1. Penunjukan Champion yang bertanggung jawab untuk mendorong
pelaksanaan penerapan manajemen risiko secara meluas ke seluruh organisasi
(enterprise wide risk management). Champion ini dapat berupa penunjukan
fungsi Manajemen Risiko tersendiri dan juga para individu pada setiap divisi
dengan penugasan khusus untuk menjadi fasilitator penerapan manajemen
risiko pada divisinya;
2. Penetapan secara jelas bahwa akuntabilitas pengelolaan risiko tetap berada
pada para pemangku risiko (risk owner) dan bukan ke para Champion. Untuk
itu maka pada setiap kepala divisi merupakan pemangku risiko pada divisi
tersebut dan juga menjadi Penanggung Jawab dalam melakukan pengelolaan
risiko pada divisinya. Demikian secara berjenjang hingga sampai pada
penanggungjawab proses. Tugas para Champion lebih sebagai fasilitator untuk
penerapan manajemen risiko;
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Risiko berhubungan dengan ketidakpastian terjadi karena kurang atau tidak tersedianya
cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Secara umum risiko dapat diartikan
sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat
kemungkinan yang merugikan.
Manajemen risiko didefinisikan sebagai proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol
keuangan dari sebuah risiko yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah
perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada
perusahaan tersebut. Dengan kata lain, manajemen risiko adalah suatu cara dalam
mengorganisir suatu risiko yang akan dihadapi baik itu sudah diketahui maupun yang
belum diketahui atau yang tak terpikirkan yaitu dengan cara memindahkan risiko kepada
pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian
atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko juga bisa disebut suatu
pendekatan terstruktur dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman.

8
DAFTAR PUSTAKA

Nizar, D. (2019). Makalah Manajemen Risiko BAB 123. Diakses pada 14 September
2022,dari
https://www.academia.edu/8811578/Makalah_Manajemen_Risiko_BAB123
Komite Nasional Kebijakan Governance. (2011). Pedoman Penerapan Manajemen
Risiko Berbasis Governance. Tersedia dari SCRIBD
Dr.Elly, F. (2020). Manajemen Risiko. Diakses dari
https://www.studocu.com/id/document/universitas-persada-indonesia

Anda mungkin juga menyukai