KEPEMIMPINAN BIROKRASI
Dosen Pengampu: Imran Ilyas, M.M
Disusun Oleh:
CINTIA LUXMANA (20612092)
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui pengertian Pemimpin
2. Mengetahui Ciri-ciri pemimpin
3. Mengetahui Kelebihan Pemimpin
4. Mengetahui pengertian Kepemimpinan
5. Mengetahui teori-teori Kepemimpinan
6. Mengetahui Fungsi Kepemimpinan
7. Mengetahui karakteristik Kepemimpinan
8. Mengetahui Gaya Kepemimpinan Birokrasi
9. Mengetahui Gaya Kepemimpinan Birokrasi Transaksional
10. Mengetahui Gaya Kepemimpinan Birokrasi Transformasional
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pemimpin
2.1.1 Pengertian Kepemimpinan
Dilihat dari sisi bahasa Indonesia “pemimpin” sering disebut penghulu, pemuka,
pelopor, pembina, pemantau, pembimbing, pengguru, penegak, ketua, kepala, penuntut, raja,
tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan istilah pemimpin digunakan dalam konteks hasil
penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya memengaruhi orang lain
dengan berbagai cara. Istilah pemimpin dan memimpin pada mulanya berasal dari kata dasar
yang sama “pimpin” dan berikut ini dikemukakan beberapa pengertian pemimpin:
1. Pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai
kemampun memengaruhi pendirian atau pendapat orang atau sekelompok orang tanpa
menanyakan alasan-alasannya.
2. Pemimpin adalah suatu lakon atau peran dalam sistem tertentu, karenanya seseorang
dalam peran formal belum tentuMengutip sebuah mutiara hadits dalam agama yang
penulis yakini. Sudah menjadi ketetapan-Nya bahwa kita adalah seorang pemimpin. Hal
ini tidak mempedulikan apa jabatannya sekarang, berapa jumlah bawahannya, strata
pendidikannya, darimana sukunya berasal, dan berapa penghasilannya per bulannya.
3. mempunyai keterampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin. Istilah
kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan keterampilan, kecakapan, idan
pengaruh yang dimiliki seseorang; oleh sebab itu, kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang
yang bukan “pemimpin”.
4. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya
kecakapan/kelebihan di suatu bidang sehingga dia mampu memengaruhi orang lain untuk
bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa
tujuan.
5. Pemimpin merupakan faktor penentu dalam sukses atau gagalnya suatu lembaga. Baik
lembaga formal maupun non formal keberhasilan suatu lembaga ditentukan dari kualitas
pemimpinnya. Sebab pemimpin yang berkualitas akan mampu mengelola lembaga yang
dipimpinnya.
Kita murni terlahir sebagai pemimpin di dunia ini, entah itu di lingkup organisasi
maupun lingkup kecil keluarga tersayang atau dalam lingkup yang lebih kecil lagi, diri kita
pribadi. Kita selalu dituntut tampil dengan baik sebagai seorang pemimpin. Pemimpin yang
bisa mengayomi, pemimpin yang bisa melindungi dan menjadi teladan bagi pengikut atau
orang yang dipimpinnya. Sebenarnya, pemimpin dan kepemimpinan merupakan suatu
kesatuan kata yang tidak dapat dipisahkan secara struktural maupun fungsional. Seperti
organisasi, juga terdapat banyak pengertian-pengertian mengenai pemimpin dan
kepemimpinan.
Suradinata (1997:11) berpendapat bahwa pemimpin adalah orang yang memimpin
kelompok dua orang atau lebih, baik organisasi maupun keluarga. Sedangkan kepemimpinan
adalah kemampuan seorang pemimpin untuk mengendalikan, memimpin, mempengaruhi
fikiran, perasaan atau tingkah laku orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.
Pimpinan yang tidak adil sama dengan pemimpin yang melakukan kedzaliman.
Kezaliman merupakan sikap dan tindakan yang merugikan masyarakat dan meruntuhkan
kekuatan suatu kelompok, bangsa dan negara. Oleh karena itu, para pemimpin tidak
membiarkan kezaliman terus berlangsung. Apalagi melakukan kezaliman, ketidak adilan,
meunda hak rakyat, mengurangi atau merugikan rakyatnya,ini berarti, seorang pemimpin
bukan hanya tidak boleh bertindak zaklim kepada rakyatnya, tetapi justru kezaliman yang
dilakukan oleh orang lain kepadanya pun menjadi tanggung jawabnya untuk diberantas,
pemimpin punya kewajiban untuk melindungi rakyatnya bukan untuk menzalimi rakyatnya.
Sedangkan dalam bahasa inggris Kepemimpinan adalah Leadership. dalam bahasa
Indonesia memiliki arti luas, yaitu meliputi ilmu tentang kepemimpinan, teknik
kepemimpinan, seni memimpin, ciri kepemimpinan serta sejarah kepemimpinan. Leadership
memiliki kata dasar “Leader” yang berarti “pemimpin”. kata “pemimpin” sendiri dalam
bahasa Indonesia memiliki banyak arti misalnya pimpinan, ketua, atau komandan. Namun,
dalam arti yang lebih dalam, pemimpin yang dimaksudkan di dalam „Leadership‟ harus
diartikan sebagai seseorang yang memimpin sebuah organisasi atau institusi dan terlibat di
dalamnya. “Pemimpin adalah seseorang yang mampu menggerakan pengikut untuk mencapai
tujuan organisasi”.
Jadi dapat disimpulkan bahwasanya menjadi pemimpin adalah amanah yang harus
dilaksanakan dan dijalankan dengan baik oleh seorang pemimpin tersebut, karena kelak Allah
akan meminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya itu. Akan tetapi apabila seorang
pemimpin yang zalim terhadap rakyatnya maka rakyatnya mempunyai hak untuk
memberantas seorang pemimpin yang zalim tersebut. Untuk itu harus diperhatikan syarat
menjadi seorang pemimpin, hal ini dilakukan untuk mendapatkan pemimpin sesuai dengan
harapan yaitu pemimpin yang amanah, bijaksana, adil terhadap rakyatnya serta bisa menjadi
suritauladan bagi rakyatnya.
2.1.2 Ciri-ciri pemimpin yang baik berdasarkan sifatnya
Kemudian, dalam Islam seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang
memiliki sekurang-kurangnya 4 (empat) sifat dalam menjalankan kepemimpinannya, yakni;
1. Siddiq (jujur) sehingga ia dapat dipercaya;
2. Tabligh (penyampai) atau kemampuan berkomunikasi dan bernegosiasi;
3. Amanah (bertanggung jawab) dalam menjalankan tugasnya;
4. Fathanah (cerdas) dalam membuat perencanaan, visi, misi, strategi dan
mengimplementasikannya.
2.1.3 Kelebihan Pemimpin
Menurut Stogdill dalam Lee (1989), menyatakan bahwa pemimpin itu harus memiliki
beberapa kelebihan, yaitu :
1. Kapasitas: kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara atau verbal facility, keaslian,
kemampuan menilai.
2. Prestasi (Achievement) : gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan, perolehan dalam olah raga,
dan atletik, dan sebagainya.
3. Tanggung Jawab : mandiri, berinisiatif, tekun, ulet, percaya diri, agresif, dan punya hasrat
untuk unggul.
4. Partisipasi : aktif, memiliki sosiabilitas tinggi, mampu bergaul, kooperatif atau suka
bekerjasama, mudah menyesuaikan diri, punya rasa humor.
5. Status : meliputi kedudukan sosial ekonomi yang cukup tinggi, populer, tenar.
2.2 Kepemimpinan
2.2.1 pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses untuk mempengaruhi orang lain, baik di dalam
organisasi maupun di luar organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam suatu
situasi dan kondisi tertentu (Rivai, 2008)”. Menurut Hasibuan (2003: 170) “Kepemimpinan
adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan
bekerja secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi”.
kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang melekat pada diri seorang yang
memimpin yang tergantung dari macam-macam faktor, baik faktor intern maupun faktor
ekstern. Pemimpin jika dialihbahasakan ke bahasa Inggris menjadi "LEADER", yang
mempunyai tugas untuk LEAD anggota di sekitarnya. Sedangkan makna LEAD adalah:
1. Loyality, seorang pemimpin harus mampu membangkitkan loyalitas rekan kerjanya dan
memberikan loyalitasnya dalam kebaikan..
2. Educate, seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya dan mewariskan
pada rekan-rekannya.
3. Advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada.
4. Discipline, memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan
dalam setiap aktivitasnya.
2.2.2 Teori Kepemimpinan
Tiga teori yang menjelaskan muncul pemimpin adalah sebagai berikut (Kartono, 1998:29) :
1. Teori Genetis menyatakan sebagai berikut :
a. Pemimpin itu tidak dibuat, akan tetapi lahir jadi pemimpin oleh bakat-bakat alami yang
luar biasa sejak lahirnya.
b. Dia ditakdirkan lahir menjadi pemimpin dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun
juga, yang khusus.
2. Teori Sosial (lawan Teori Genetis) menyatakan sebagai berikut :
a. Pemimpin itu harus disiapkan, dididik, dan dibentuk, tidak terlahirkan begitu saja.
b. Setiap orang bisa menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta
didorong oleh kemauan sendiri.
3. Teori Ekologis atau Sintetis (muncul sebagai reaksi dari kedua teori tersebut lebih dahulu)
menyatakan sebagai berikut: Seseorang akan sukses menjadi pemimpin bila sejak lahirnya
dia telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, dan bakat-bakat ini sempat dikembangkan
melalui pengalaman dan usaha pendidikan; juga sesuai dengan tuntutan
lingkungan/ekologisnya.
2.2.3 Fungsi-fungsi Kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan berhubungan dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok
atau organisasi di mana fungsi kepemimpinan harus diwujudkan dalam interaksi antar
individu. Menurut Rivai (2005: 53) secara operasional fungsi pokok kepemimpinan dapat
dibedakan sebagai berikut:
1. Fungsi Instruktif
Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan
pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana dan di mana perintah itu dikerjakan agar
keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif memerlukan
kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan
perintah.
2. Fungsi Konsultatif
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan
keputusan, pemimpin kerap kali memerlukan bahan pertimbangan yang mengharuskannya
berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan
informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari
pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan
sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa
umpan balik (feedback) untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang
telah ditetapkan dan dilaksanakan. Dengan menjalankan fungsi konsultatif dapat diharapkan
keputusan-keputusan pimpinan, akan mendapat dukungan dan lebih mudah
menginstruksikannya sehingga kepemimpinan berlangsung efektif.
3. Fungsi Partisipasi
Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang
dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam
melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas berbuat semaunya, tetapi dilakukan secara
terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas
pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan
bukan pelaksana.
4. Fungsi Delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat atau
menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan pimpinan. Fungsi
delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan. Orang-orang penerima delegasi itu harus
diyakini merupakan pembantu pemimpin yang memiliki kesamaan prinsip, persepsi dan
aspirasi.
5. Fungsi Pengendalian
Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses dan efektif
mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif,
sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Fungsi pengendalian
ini dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi dan pengawasan.
2.2.4 Karakteristik Kepemimpinan
Stephen R. Coney menjelaskan bahwa karakteristik seorang pemimpin adalah:
1. Seorang yang Belajar Seumur Hidup
Tidak hanya melalui pendidikan formal, Pemimpin adalah sebuah proses, dan proses
pembelajaran untuk mendapatkan pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber
belajar.
2. Berorientasi pada Pelayanan
Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan
prinsip melayani berdasarkan karier sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan,
pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.
3. Membawa Energi yang Positif
Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif
didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu
dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat
dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena
itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti:
a. Percaya pada Orang Lain
Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk anak buah sehingga
mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena
itu, kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.
b. Keseimbangan dalam Kehidupan
Seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi
kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara kerja dan olah raga,
istirahat dan rekreasi. Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia
dan akhirat.
c. Melihat Kehidupan sebagai Tantangan
Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan segala
konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu tantangan yang dibutuhkan,
mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung
pada inisiatif, ketrampilan, kreativitas, kemauan, keberanian, dinamisasi, dan
kebebasan.
Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa kendala
dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya kemauan dan keinginan sepihak, kebanggaan dan
penolakan, dan ambisi pribadi. Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan
pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan pengalaman sangat penting untuk mendapatkan
perspektif baru yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.
BAB III
SIMPULAN
Analisis kepemimpinan birokrasi yang telah dilakukan menghasilkan suatu kesimpulan
bahwa pada umumnya model kepemimpinan yang selama ini diterapkan di organsasi-
organisasi pemerintah adalah model transaksional. Model kepemimpinan ini dianggap sesuai
dengan konsep birokrasi Weber yang dikembangkan seabad yang lalu. Dengan semakin
luasnya perkembangan orientasi dan tingginya tuntutan reformasi birokrasi, konsep birokrasi
dan model kepemimpinan transaksional Weberian dianggap tidak mampu lagi mengatasi
kompleksitas permasalahan pemerintahan yang ada. Salah satu solusi terhadap permasalahan
ini adalah merubah model kepemimpinan transaksional me njadi transformasional.
Transformasi kepemimpinan dilakukan melalui pengembangan kompetensi dalam bentuk
kemampuan dan sikap kepemimpinan unggulan yang sesuai dengan kebutuhan zaman.
Dengan memiliki kompetensi ini, para pemimpin birokrasi diharapkan mampu melaksanakan
tugas kepemimpinannya secara proporsional dan mengatasi setiap permasalahan yang muncul
dalam organisasinya. Karakteristik kepemimpinan birokrasi unggulan dapat dimiliki oleh
setiap orang melalui upaya yang keras dan komitmen yang tinggi. Pengembangan diri secara
terus menerus diperlukan melalui berbagai media pembelajaran dan pengalaman empirik.
Demikian juga konsistensi terhadap komitmen dibutuhkan untuk keberhasilan proses
pengembangan model kepemimpinan birokrasi ini. Hanya dengan upaya ini seorang
pemimpin birokrasi akan mampu melaksanakan tugas kepemimpinannya dan menciptakan
kondisi yang lebih baik bagi lingkungannya.
DAFTAR PUSTAKA