DISUSUN OLEH :
BAB I ................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ................................................................................................................................ 3
BAB II .................................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN .................................................................................................................................. 5
BAB III............................................................................................................................................... 15
PENUTUP .......................................................................................................................................... 15
A. Kesimpulan ................................................................................................................................ 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan suatu topik bahasan yang klasik, namun tetap sangat menarik
untuk diteliti karena sangat menentukan berlangsungnya suatu organisasi. Kepemimpinan itu
esensinya adalah pertanggungjawaban. Masalah kepemimpinan masih sangat baik untuk diteliti
karena tiada habisnya untuk dibahas di sepanjang peradaban umat manusia. Terlebih pada zaman
sekarang ini yang semakin buruk saja moral dan mentalnya. Ibaratnya, semakin sulit mencari
pemimpin yang baik (good leader).
Kalau ditelusuri lebih lanjut, betapa pentingnya pemimpin dan kepemimpinan dalam suatu
kelompok organisasi. Contohnya bila terjadi suatu konflik atau perselisihan antara orang-orang
dalam kelompok tersebut, maka pemimpin organisasi mencari alternative pemecahannya supaya
terjadi kesepakatan dan aturan untuk dapat ditaati bersama.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
Adapun yang menjadi tujuan dalam latar belakang masalah diatas adalah supaya mengetahui
latar belakang dari kepemimpinan dan supaya mengetahui teori-teori kepemimpinan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Kepemimpinan
Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang kompleks dimana seorang
pemimpin mempengaruhi bawahannya dalam melaksanakan dan mencapai visi, misi, dan tugas, atau
objektif-objektif yang dengan itu membawa organisasi menjadi lebih maju dan bersatu. Seorang
pemimpin itu melakukan proses ini dengan mengaplikasikan sifat-sifat kepemimpinan dirinya yaitu
kepercayaan, nilai, etika, perwatakan, pengetahuan, dan kemahiran kemahiran yang dimilikinya.
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin,
mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan
yang diinginkan. Kepemimpinan adalah suatu proses bagaimana menata dan mencapai kinerja untuk
mencapai keputusan seperti bagaimana yang diinginkannya. Kepemimpinan adalah suatu rangkaian
bagaimana mendistribusikan pengaturan dan situasi pada suatu waktu tertentu.
Faktor kepemimpinan, meliputi aspek kualitas manajer dan team leader dalam memberikan
dorongan, semangat, arahan dan dukungan kerja pada bawahannya
Kepemimpinan dalam organisasi memiliki peran yang sangat besar dalam membangun
hubungan antar individu dan pembentuk nilai organisasi yang dijadikan sebagai pondasi dasar bagi
pencapaian tujuan organisasi.
Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar mereka mau
diaserahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan
menggerakkan atau memotivasi sejumlah orang agar secara serentak melakukan kegiatan yang sama
dan terarah pada pencapaian tujuannya. Kepemimpinan juga merupakan proses menggerakkan grup
atau kelompok dalam arah yang sama tanpa paksaan.
B. Teori-Teori Kepemimpinan
1. Teori Sifat
Seseorg dpt menjadi pemimpin apabila memiliki sifat yang dibutuhkan oleh
seorang pemimpin. Titik tolak teori : keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh
sifat kepribadian baik secara fisik maupun psikologis. Keefektifan pemimpin
ditentukan oleh sifat, perangai atau ciri kepribadian yang bukan saja bersumber dari
bakat, tapi dari pengalaman dan hasil belajar.
Tahun 1940-an kajian tentang kepemimpinan didasarkan pada teori sifat.
Teori sifat adalah teori yang mencari sifat sifat kepribadian, sosial, fisik, atau
intelektual yang membedakan antara pemimpin dan bukan pemimpin. Berdasarkan
teori ini kepemimpinan itu dibawa sejak lahir atau merupakan bakat bawaan.
Misalnya ditemukan adanya enam macam sifat yang membedakan antara pemimpin
dan bukan pemimpin yaitu ambisi dan energi, keinginan untuk memimpin, kejujuran
dan integritas, rasa percaya diri, inteligensi, dan pengetahuan yang relevan dengan
pekerjaan. Namun demikian teori sifat ini tidak memberikan bukti dan adanya
indikasi kesuksesan seorang pemimpin.
2. Teori Great Man
Kepemimpinan merupakan bakat atau bawaan sejak seseorang lahir. Bennis &
Nanus menjelaskan bahwa teori ini berasumsi pemimpin dilahirkan bukan diciptakan.
Kekuasaan berada pada sejumlah orang tertentu, yang melalui proses pewarisan
memiliki kemampuan memimpin atau karena keberuntungan memiliki bakat untuk
menempati posisi sebagai pemimpin. “Asal Raja Menjadi Raja” ( Anak raja pasti
memiliki bakat untuk menjadi raja sebagai pemimpin rakyatnya.8
3. Teori Big Bang
C. Gaya Kepemimpinan
Gaya artinya sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak-gerik yang bagus,
kekuatan, kesanggupan untuk berbuat baik. Gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi,
sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan
seorang pemimpin ketika mencoba memengaruhi kinerja bawahannya.
Pemimpin dengan gaya free rein leader adalah pemimpin dengan gaya
menarik dimana pemimpin membiarkan anggotanya bekerja sesukanya baik dalam
mengatur schedule pekerjaan, dana yang dibutuhkan, dan kebijakankebijakan tertentu,
hal tersebut di bebaskan kepada para bawahan dalam menjalankan tugas tanpa
pengarahan ataupun kontrol lebih lanjut terkecuali bila mereka memintanya.
Kelebihan yang dimiliki seorang pemimpin dengan gaya ini merupakan pendelegasian
manajerial dengan keuntunga-keuntunga yang diharapkan berupa pendaya gunaan
waktu dan resources secara optimal. Sedangkan kelemahan dalam gaya
kepemimpinan ini yakni gaya kepemimpinan ini akan mengadapi suatu kehancuran
jika seorang pemimpin tidak/kurang mengenal tingkat kompetensi dan integritas
bawahannya serta kemampuan mereka dalam memanfaatkan kebebasan yang
diberikan. Dengan demikian, gaya kepemimpinan merupakan perilaku dan strategi
sebagai hasil kombinasi dari keterampilan, kepribadian, dan sikap yang sering
diterapkan oleh seorang pemimpina kepada bawahannya.
D. Tipe Kepemimpinan
Pada tipe ini, pemimpin menerapakan pandangan bahwa tidak ada aturan untuk semua
orang, ini di dasari atas alasan bahwa setiap orang terlahir bertanggung jawab dan
memiliki kemampuan untuk melaksanakan kewajibannya. Dalam tipe ini sebenarnya
pemimpin tidak memberikan kepemimpinannya, namun memberikan bawahannya
berbuat sekehendaknnya
3. Tipe Partisipasif
4. Tipe Situasional
Yaitu gaya kepemimpinan yang tergantungan pada situasi dan keadaan. Situasi adalah
gelanggang yang di perlukan bagi pemimpin untuk beroperasi. Bagi sebagian kepala
sekolah, situasi bisa menetukan keberhasilan atau kegagalan, tetapi adalah keliru
untuk menyalahkan situasi. Dalam menerapkan teori kepemimpinan situasioanl,
seorang pemimpin harus didasarkan pada analisis terhadap situasi yang dihadapi pada
suatu saat tertentu dan mengidentifikasikan kondisi anggota atau anak buah yang
dipimpinnya. Kondisi bawahan merupakan faktor yang penting pada kepemimpinan
situasional karena bawahan selain sebagai individu merupakan kelompok yang
kenyataannya dapat menentukan kekuatan pribadi yang dipunyai pemimpin.
5. Tipe Demokratis
Kepemimpinan demokratis beroriemtasi pada manusia, dan memberikan bimbingan
yang efesien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua
bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal atau pada diri sendiri
dan kerja sama yang baik. Kekautan kepemimpinan demokratis terleatak pada
“Person atau individu pemimpin“, akan tetapi kekeuatan justru terletak pada
partisipasi aktif dari setiap warga kelompok. Kepemimpinan demokratis menghargai
potensi setiap individu mau mendengarkan nasihat dan sugesti bawahan, juga bersedia
mengaju keahlian para spesialis dengan bidangnnya masing-masing mampu
memanfaatkan kapasitas setiap anggota se efektif mungkin pada saat – saat dan
kondisi yang tepat. Kepemimpinan domkratis juga sering disebut sebagai
kepemimpianan group developer
E. Fungsi Kepemimpinan
1. Fungsi Perencanaan
Perencanaan meliputi dua hal, yaitu : (1) Perencanaan tidak tertulis yang akan
digunakan dalam jangka pendek, pada keadaan darurat, dan kegiatan yang bersifat
terus menerus; (2) Perencanaan tertulis yang akan digunakan untuk menentukan
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan atas dasar jangka panjang dan menentukan
prosedur-prosedur yang diperlukan.
Pengembangan kesetiaan ini tidak saja di antara pengikut, tetapi juga untuk
para pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisasi. Untuk mencapai
kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus memberi teladan baik dalam
pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari-hari yang menunjukkan kepada
anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari dan menyeleweng dari
loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya.
4. Fungsi Pengawasan
A. Kesimpulan
Pemimpin atau lender adalah orang yang mempunyai bawahan atau orang yang
mengendalikan jalannya organisasi. Kepemimpinan adalah kepribadian (personality) se
seorang yang mendatangkan keinginan pada sekelompok orang untuk mencontohnya atau
mengikutinya, atau seseorang yang memancarkan pengaruh tertentu, kekuatan atau wibawa,
sedemikian rupa sehingga membuat sekelompok orang bersedia melakukan apa yang
dikehendakinya.