Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN

DISUSUN OLEH :

Dinarta Tarigan NPM 2215300095

Sara Karunia Delfia Situmorang NPM 2215300101

Romulus Desyanto Gultom NPM 2215300099

Dewi Sartika Sitepu NPM 2215300087

Bastian Simanjuntak NPM 2215300088

Haekal Nurseha NPM 2215300096

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ 2

BAB I ................................................................................................................................................... 3

PENDAHULUAN ................................................................................................................................ 3

A. Latar Belakang ............................................................................................................................. 3

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................................ 4

C. Tujuan Masalah ............................................................................................................................ 4

BAB II .................................................................................................................................................. 5

PEMBAHASAN .................................................................................................................................. 5

A. Defenisi Kepemimpinan .............................................................................................................. 5

B. Teori-Teori Kepemimpinan ......................................................................................................... 6

C. Gaya Kepemimpinan ................................................................................................................... 8

D. Tipe Kepemimpinan .................................................................................................................. 10

E. Fungsi Kepemimpinan ............................................................................................................... 12

BAB III............................................................................................................................................... 15

PENUTUP .......................................................................................................................................... 15

A. Kesimpulan ................................................................................................................................ 15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan suatu topik bahasan yang klasik, namun tetap sangat menarik
untuk diteliti karena sangat menentukan berlangsungnya suatu organisasi. Kepemimpinan itu
esensinya adalah pertanggungjawaban. Masalah kepemimpinan masih sangat baik untuk diteliti
karena tiada habisnya untuk dibahas di sepanjang peradaban umat manusia. Terlebih pada zaman
sekarang ini yang semakin buruk saja moral dan mentalnya. Ibaratnya, semakin sulit mencari
pemimpin yang baik (good leader).

Kepemimpinan yang kuat diperlukan agar organisasi dapat mencapai sasarannya.


Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi orang lain untuk melakukan pekerjaannya sesuai
dengan sasaran yang diharapkan . Kepemimpinan adalah sebuah alat/sarana atau suatu proses dalam
organisasi untuk membujuk orang lain agar bersedia melakukan sesuatu secara sukarela/sukacita
dalam mencapai sasaran organisasi.

Kepemimpinan terkadang dipahami sebagai sekedar kekuasaan untuk menggerakkan dan


mempengaruhi orang lain. Ada beberapa faktor yang dapat menggerakkan orang yaitu ancaman,
penghargaan, otoritas dan bujukan. Dengan adanya ancaman, maka bawahan akan takut dan
mematuhi semua perintah atasan. Kepemimpinan itu pengertiannya lebih luas daripada kekuasaan
karena kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi orang bukan sekedar melakukan apa yang atasan
inginkan tapi juga untuk mencapai tujuan / sasaran organisasi .

Kalau ditelusuri lebih lanjut, betapa pentingnya pemimpin dan kepemimpinan dalam suatu
kelompok organisasi. Contohnya bila terjadi suatu konflik atau perselisihan antara orang-orang
dalam kelompok tersebut, maka pemimpin organisasi mencari alternative pemecahannya supaya
terjadi kesepakatan dan aturan untuk dapat ditaati bersama.

Pendidikan memiliki posisi penting dalam kehidupan manusia.Mengingat pentingnya


pendidikan bagi kehidupan manusia, maka Is- lam sebagai agama yang rahmatan lil alamin,
memberikan perhatian serius terhadap perkembangan pendidikan bagi kelangsungan hidup manusia.

Pendidikan merupakan ladang investasi terbesar dalam membangun dan membentuk


manusia seutuhnya (insanul kamil). Sentuhan pendidikan di- yakini mampu membentuk sumberdaya
manusia (human resources) yang beradab dan berkualitas. Keluarga sebagai lembaga pendidikan
pertama dan utama bagi anak, memiliki peran yang cukup besar dalam mewujud- kan cita-cita
tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa latar belakang dari kepemimpinan?

2. Apa teori-teori dari kepemimpinan?

C. Tujuan Masalah

Adapun yang menjadi tujuan dalam latar belakang masalah diatas adalah supaya mengetahui
latar belakang dari kepemimpinan dan supaya mengetahui teori-teori kepemimpinan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Kepemimpinan

Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang kompleks dimana seorang
pemimpin mempengaruhi bawahannya dalam melaksanakan dan mencapai visi, misi, dan tugas, atau
objektif-objektif yang dengan itu membawa organisasi menjadi lebih maju dan bersatu. Seorang
pemimpin itu melakukan proses ini dengan mengaplikasikan sifat-sifat kepemimpinan dirinya yaitu
kepercayaan, nilai, etika, perwatakan, pengetahuan, dan kemahiran kemahiran yang dimilikinya.

Kepemimpinan merupakan suatu interaksi antara anggota suatu kelompok sehingga


pemimpin merupakan agen pembaharu, agen perubahan, orang yang perilakunya akan lebih
mempengaruhi orang lain daripada perilaku orang lain yang mempengaruhi mereka, dan
kepemimpinan itu sendiri timbul ketika satu anggota kelompok mengubah motivasi kepentingan
anggota lainnya dalam kelompok (Jusmawati, Satriawati, dan Imran 2018).

Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin,
mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan
yang diinginkan. Kepemimpinan adalah suatu proses bagaimana menata dan mencapai kinerja untuk
mencapai keputusan seperti bagaimana yang diinginkannya. Kepemimpinan adalah suatu rangkaian
bagaimana mendistribusikan pengaturan dan situasi pada suatu waktu tertentu.

Harbani mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi


pihak lain, melalui komunikasi baik langsung maupun tidak langsung dengan maksud untuk
menggerakkan orang-orang agar dengan penuh pengertian, kesadaran dan senang hati bersedia
mengikuti kehendak pimpinan itu. Kepemimpinan diartikan sebagai proses mempengaruhi dan
mengarahkan berbagai tugas yang berhubungan dengan aktivitas anggota kelompok. Kepemimpinan
juga diartikan sebagai kemampuan mempengaruhi berbagai strategi dan tujuan, kemampuan
mempengaruhi komitmen dan ketaatan terhadap tugas untuk mencapai tujuan bersama, dan
kemampuan mempengaruhi kelompok agar mengidentifikasi, memelihara, dan mengembangkan
budaya organisasi.

Faktor kepemimpinan, meliputi aspek kualitas manajer dan team leader dalam memberikan
dorongan, semangat, arahan dan dukungan kerja pada bawahannya

Kepemimpinan dalam organisasi memiliki peran yang sangat besar dalam membangun
hubungan antar individu dan pembentuk nilai organisasi yang dijadikan sebagai pondasi dasar bagi
pencapaian tujuan organisasi.

Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar mereka mau
diaserahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan
menggerakkan atau memotivasi sejumlah orang agar secara serentak melakukan kegiatan yang sama
dan terarah pada pencapaian tujuannya. Kepemimpinan juga merupakan proses menggerakkan grup
atau kelompok dalam arah yang sama tanpa paksaan.

B. Teori-Teori Kepemimpinan

1. Teori Sifat

Seseorg dpt menjadi pemimpin apabila memiliki sifat yang dibutuhkan oleh
seorang pemimpin. Titik tolak teori : keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh
sifat kepribadian baik secara fisik maupun psikologis. Keefektifan pemimpin
ditentukan oleh sifat, perangai atau ciri kepribadian yang bukan saja bersumber dari
bakat, tapi dari pengalaman dan hasil belajar.
Tahun 1940-an kajian tentang kepemimpinan didasarkan pada teori sifat.
Teori sifat adalah teori yang mencari sifat sifat kepribadian, sosial, fisik, atau
intelektual yang membedakan antara pemimpin dan bukan pemimpin. Berdasarkan
teori ini kepemimpinan itu dibawa sejak lahir atau merupakan bakat bawaan.
Misalnya ditemukan adanya enam macam sifat yang membedakan antara pemimpin
dan bukan pemimpin yaitu ambisi dan energi, keinginan untuk memimpin, kejujuran
dan integritas, rasa percaya diri, inteligensi, dan pengetahuan yang relevan dengan
pekerjaan. Namun demikian teori sifat ini tidak memberikan bukti dan adanya
indikasi kesuksesan seorang pemimpin.
2. Teori Great Man

Kepemimpinan merupakan bakat atau bawaan sejak seseorang lahir. Bennis &
Nanus menjelaskan bahwa teori ini berasumsi pemimpin dilahirkan bukan diciptakan.
Kekuasaan berada pada sejumlah orang tertentu, yang melalui proses pewarisan
memiliki kemampuan memimpin atau karena keberuntungan memiliki bakat untuk
menempati posisi sebagai pemimpin. “Asal Raja Menjadi Raja” ( Anak raja pasti
memiliki bakat untuk menjadi raja sebagai pemimpin rakyatnya.8
3. Teori Big Bang

Suatu peristiwa besar menciptakan seseorang menjadi pemimpin.


Mengintegrasikan antara situasi dan pengikut. Situasi merupakan peristiwa besar
seperti revolusi, kekacauan/kerusuhan, pemberontakan, reformasi. Pengikut adalah
orang yang mengokohkan seseorang dan bersedia patuh dan taat.
4. Tingkah Laku

Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung pada perilakunya dalam


melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan. Gaya atau perilaku kepemimpinan
tampak dari cara melakukan pengambilan keputusan, cara memerintah (instruksi),
cara memberikan tugas, cara berkomunikasi, cara mendorong semangat bawahan,
cara membimbing dan mengarahkan, cara menegakkan disiplin, cara memimpin
rapat, cara menegur dan memberikan sanksi.
Antara tahun 1940-an hingga 1960-an muncul teori kepemimpinan tingkah laku .
Teori kepemimpinan tingkah laku ini mengacu pada tingkah laku tertentu yang
membedakan antara pemimpin dan bukan pemimpin.Berdasarkan teori ini
kepemimpinan itu dapat diajarkan, maka untuk melahirkan pemimpin yang efektif
bisa dengan mendesain sebuah program khusus.
5. Teori personal situasional

Kepemimpinan dihasilkan dari rangkaian tiga faktor, yaitu sifat kepribadian


pemimpin, sifat dasar kelompok dan anggotanya serta peristiwa yang diharapkan
kepada kelompok. Resistensi atas teori kepemimpinan yang telah diuraikan
sebelumnya memberlakukan asas-asas umum untuk semua situasi.
Respon atau reaksi yang timbul berfokus pada pendapat bahwa dalam
menghadapi situasi yang berbeda diperlukan gaya kepemimpin yg berbeda-
beda pula. Selanjutnya antara tahun 1960-an hingga 1970-an berkembang
kajian kajian kepemimpinan yang mendasarkan pada teori kemungkinan.
Teori kemungkinan atau situasional mendasarkan bukan pada sifat atau
tingkah laku seorang pemimpin akan tetapi efektivitas kepemimpinan
dipengaruhi oleh situasi tertentu. Dalam situasi tertentu diperlukan gaya
kepemimpinan tertentu, demikian pula pada situasi yang lain memerlukan gaya
kepemimpinan yang lain pula.

C. Gaya Kepemimpinan
Gaya artinya sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak-gerik yang bagus,
kekuatan, kesanggupan untuk berbuat baik. Gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi,
sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan
seorang pemimpin ketika mencoba memengaruhi kinerja bawahannya.

Sedangkan menurut Robbins mengidentifikasi empat jenis gaya kepemimpinana


diantaranya: (1) gaya kepemimpinan karismatik; (2) gaya kepemimpinan transaksional; (3)
gaya kepemimpinan transformasional; dan (4) gaya kepemimpinan visioner. Gaya
kepemimpinan yang baik adalah gaya kepemimpinan yang dapat memberikan motivasi kerja
pada bawahannya. Ivancevich (dalam Widyatmini & Hakim, 2008, hlm. 169) mengatakan
seorang pemimpin harus menyatukan berbagai keahlian, pengalaman, kepribadian dan
motivasi setiap individu yang dipimpinnya.

Teori Behavior menjelaskan bahwa, dalam batasan-batasan tertentu inner personality


seseorang, pada dasarnya mempunyai kemampuan dalam mengembangkan kebiasaan-
kebiasaan perilakunya yang akan dapat mengoptimalkan pengaruhnya kepada orang lain,
asalkan yang bersangkutan mau (by act of will!). Oleh karena itu, dengan dilandasi oleh
kemauan maka dapat mempelajari dan memperaktikan kebaisaan yang konstruktif dalam
beramah tamah, pengontrolan diri, menjalankan komunikasi dua arah, melaksanakan
pendelegasian wewenang, menghargai pendapat orang lain, serta mau memperhatikan
persoalan yang dihadapi oleh orang lain. Terdapat lima gaya kepemimpinan sebagai berikut:

1. Gaya Kepemimpinan Autrokratis


Pemimpin dengan gaya autoktatis yakni memiliki wewenang (authority) dari
sesuatu sumber pengetahuan, kekuatan, atau kekuasaan untuk memberikan
penghargaan ataupun menghukum. Adapun yang dilakukan oleh seorang pemimpin
dengan gaya ini hanyalah memberitahukan apa tugas-tugas orang serta menuntut
kepatuhan orang secara penuh (tanpa bertanya-tanya). Kelebihan dalam
kepemimpinan ini apabila diterapkan secara tepat maka dapat meningkatkan efesiensi,
menghemat waktu, dan dapat mencapai hasil-hasil secara cepat, terutama dalam
situasi krisis atau darurat. Sedangkan kelemahannya yakni adanya komunikasi satu
arah tanpa adanya umpan balik akan menimbulkan kesenjangan-kesenjangan ataupun
kesalah fahaman dalam proses komunikasi (communication breakdown)

2. Gaya Kepemimpinan Birokratis

Gaya kepemimpinan birokratis merupakan seorang pemimpin yang sangat


memegang teguh aturan-aturan yang telah ditetapkan (menurut atutan yang tercantum
dalam buku). Artinya seorang yang birokratis berpandangan bahwa semua
aturan/ketentuan organisasi itu adalah absolute. Kelebihannya yakni dapat menjamin
terjaganya kekonsistensian kebijakan dan prosedur-prosedur kegiatan yang memang
dapat menjadi faktor-faktor yang kritis dalam subuah organisasi yang selalu
berpegang teguh pada parameterparameter legal pada umumnya. Sedangkan
kelemahannya dalam gaya kepemimpinan birokrasi yakni mengandungnya rasa
kaku/kekakuan (inflexibility) dalam situasi-situasi dimana diperlukannya kelonggaran
terhadap aturan-aturan yang telah ditetakan.

3. Gaya Kepemimpinan Diplomatis

Kepemimpinan dengan gaya diplomatis yakni seorang pemimpin yang lebih


cenderung lebih bayak berinteraksi dengan bawahan dengan cara memotivasi mereka
dalam menjalankan tugas/pekerjaannya dengan baik. Keuntungan dalam gaya
kepemimpinan diplomasi ini bersifat persuasif serta adanya kebebasan, sekalipun
terbatas, pada para bawahan ataupun orang yang diajak bekerja sama, maka bawahan
akan sangat lebih bergairah dalam bekerja. Sedangkan kelemahan yang dimiliki oleh
seorang pemimpin dipolasi yakni kurang dihargai (lose respect) oleh bawahannya
ataupun orang lain yang diajak bekerjasama.

4. Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Pemimpin yang menjalankan kepemimpinan dengan daya partisipatif


(participative leader) selalu mengajak bermusyawarah kepada para anggotanya untuk
berpartisifasi dalam pengambilan keputusan, perumusan kebijakan, dan metode-
metode operasional lainnya yang artinya gaya kepemimpinan ini lebih bersifat
demokratis yang meampu mengajak bawahannya untuk merembukan suatu masalah
secara bersama-sama. Keuntungan dalam gaya kepemimpinan ini yakni para anggota
akan sangat lebih menghargai pekerjaannya serta memiliki tanggung jawab penuh
dalam pekerjaannya, karena itu merupakan ide dan gagasan mereka yang kini telah
menjadi bagian dari tanggung jawab mereka bersama. Sedangkan kelemahan dari
kepemimpinan ini yakni banyak memakan waktu banyak sekali sehingga dapat
dikatakan kurang efesien.

5. Gaya Kepemimpinan Free Rein Leader

Pemimpin dengan gaya free rein leader adalah pemimpin dengan gaya
menarik dimana pemimpin membiarkan anggotanya bekerja sesukanya baik dalam
mengatur schedule pekerjaan, dana yang dibutuhkan, dan kebijakankebijakan tertentu,
hal tersebut di bebaskan kepada para bawahan dalam menjalankan tugas tanpa
pengarahan ataupun kontrol lebih lanjut terkecuali bila mereka memintanya.
Kelebihan yang dimiliki seorang pemimpin dengan gaya ini merupakan pendelegasian
manajerial dengan keuntunga-keuntunga yang diharapkan berupa pendaya gunaan
waktu dan resources secara optimal. Sedangkan kelemahan dalam gaya
kepemimpinan ini yakni gaya kepemimpinan ini akan mengadapi suatu kehancuran
jika seorang pemimpin tidak/kurang mengenal tingkat kompetensi dan integritas
bawahannya serta kemampuan mereka dalam memanfaatkan kebebasan yang
diberikan. Dengan demikian, gaya kepemimpinan merupakan perilaku dan strategi
sebagai hasil kombinasi dari keterampilan, kepribadian, dan sikap yang sering
diterapkan oleh seorang pemimpina kepada bawahannya.

D. Tipe Kepemimpinan

Kepemimpinan yang di dalamnya diimplementasikan satu atau lebih, perilaku atau


gaya kepemimpinan sebagai pendukungnya disebut sebagai tipe kepemimpinan, diantaranya
ialah :

1. Tipe Kepemimpinan otokratis


Yaitu proses kepemimpinan yang dikendalikan oleh seorang pimpinan yang
menentukan sendiri kebijakan dan menugaskan seorang staf tanpa bekonsultasi
dengan mereka pemimpin juga mengarahkan secara rinci dan harus dilaksanakan
tanpa pertanyaan. Pimpinan dengan tipe okokratis dapat memberikan kepastian pada
bahwa tanpa terbebani dengan urusan pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan.

2. Tipe Kepemimpinan Permisif laissez faire

Pada tipe ini, pemimpin menerapakan pandangan bahwa tidak ada aturan untuk semua
orang, ini di dasari atas alasan bahwa setiap orang terlahir bertanggung jawab dan
memiliki kemampuan untuk melaksanakan kewajibannya. Dalam tipe ini sebenarnya
pemimpin tidak memberikan kepemimpinannya, namun memberikan bawahannya
berbuat sekehendaknnya

3. Tipe Partisipasif

Menurut Likert pemimpin yang bergaya kelompok yang partisipasif (partisipasive


group) pimpinan mempunyai kepercayaan yang sempurna terhadap bawahan dan
dalam setiap persoalan selalu mengandalkan bawahan untuk mendapat ide-ide dan
pendapatpendapat lainnya dari bawahan, dan mempunyai niatan untuk
mempergunakan pendapat-pendapat bawahan secara kontruktif, memberikan
penghargaan yang bersifat ekonomis dengan berdasarkan pertisipasif kelompok dan
keterlibatannya dalam semua urusan.

4. Tipe Situasional

Yaitu gaya kepemimpinan yang tergantungan pada situasi dan keadaan. Situasi adalah
gelanggang yang di perlukan bagi pemimpin untuk beroperasi. Bagi sebagian kepala
sekolah, situasi bisa menetukan keberhasilan atau kegagalan, tetapi adalah keliru
untuk menyalahkan situasi. Dalam menerapkan teori kepemimpinan situasioanl,
seorang pemimpin harus didasarkan pada analisis terhadap situasi yang dihadapi pada
suatu saat tertentu dan mengidentifikasikan kondisi anggota atau anak buah yang
dipimpinnya. Kondisi bawahan merupakan faktor yang penting pada kepemimpinan
situasional karena bawahan selain sebagai individu merupakan kelompok yang
kenyataannya dapat menentukan kekuatan pribadi yang dipunyai pemimpin.

5. Tipe Demokratis
Kepemimpinan demokratis beroriemtasi pada manusia, dan memberikan bimbingan
yang efesien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua
bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal atau pada diri sendiri
dan kerja sama yang baik. Kekautan kepemimpinan demokratis terleatak pada
“Person atau individu pemimpin“, akan tetapi kekeuatan justru terletak pada
partisipasi aktif dari setiap warga kelompok. Kepemimpinan demokratis menghargai
potensi setiap individu mau mendengarkan nasihat dan sugesti bawahan, juga bersedia
mengaju keahlian para spesialis dengan bidangnnya masing-masing mampu
memanfaatkan kapasitas setiap anggota se efektif mungkin pada saat – saat dan
kondisi yang tepat. Kepemimpinan domkratis juga sering disebut sebagai
kepemimpianan group developer

E. Fungsi Kepemimpinan

Tugas pokok kepemimpinan yang berupa mengantarkan, mengelompokkan, memberi


petunjuk, mendidik, membimbing dan sebagainya agar para bawahan mengikuti jejak
pemimpin mencapai tujuan organisasi, hanya dapat dilaksanakan secara baik bila seorang
pemimpin menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya. Di antara fungsi kepemimpinan
antara lain:

1. Fungsi Perencanaan

Fungsi Perencanaan, yaitu seorang pemimpin perlu membuat perencanaan


yang menyeluruh bagi organisasi dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab
tercapainya tujuan organisasi. Menurut Aynul (2009) diuraikan bahwa manfaat-
manfaat tersebut antara lain: (1) Perencanaan merupakan hasil pemikiran dan analisa
situasi dalam pekerjaan untuk memutuskan apa yang akan dilakukan; (b) Perencanaan
berarti pemikiran jauh ke depan disertai keputusan-keputusan yang berdasarkan atas
fakta-fakta yang diketahui; (c) Perencanaan berarti proyeksi atau penempatan diri ke
situasi pekerjaan yang akan dilakukan dan tujuan atau target yang akan dicapai.

Perencanaan meliputi dua hal, yaitu : (1) Perencanaan tidak tertulis yang akan
digunakan dalam jangka pendek, pada keadaan darurat, dan kegiatan yang bersifat
terus menerus; (2) Perencanaan tertulis yang akan digunakan untuk menentukan
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan atas dasar jangka panjang dan menentukan
prosedur-prosedur yang diperlukan.

2. Fungsi Memandang ke Depan

Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan mampu


mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap kemungkinan. Hal ini
memberikan jaminan bahwa jalannya proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat
berlangsung terus menerus tanpa mengalami hambatan dan penyimpangan yang
merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin harus peka terhadap perkembangan situasi
baik di dalam maupun di luar organisasi sehingga mampu mendeteksi hambatan-
hambatan yang muncul, baik yang kecil maupun yang besar.

3. Fungsi Pengembangan Loyalitas

Pengembangan kesetiaan ini tidak saja di antara pengikut, tetapi juga untuk
para pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisasi. Untuk mencapai
kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus memberi teladan baik dalam
pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari-hari yang menunjukkan kepada
anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari dan menyeleweng dari
loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya.

4. Fungsi Pengawasan

Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti


kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatan-
hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan
kembali berlangsung menurut rel yang telah ditetapkan dalam rencana.

5. Fungsi Mengambil Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah


dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan
pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang berani mengambil
keputusan. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individu,
kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul tertulis dan
lain sebagainya

6. Fungsi Memberi Motivasi

Seorang pemimpin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak


buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat, membesarkan hati,
mempengaruhi anak buahnya agar rajin bekerja dan menunjukkan prestasi yang baik
terhadap organisasi yang dipimpinnya. Pemberian anugerah yang berupa ganjaran,
hadiah, pujian atau ucapan terima kasih sangat diperlukan oleh anak buah sebab
mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya diperhatikan dan dihargai oleh
pemimpinnya. Di lain pihak, seorang pemimpin harus berani dan mampu mengambil
tindakan terhadap anak buahnya yang menyeleweng, yang malas dan yang telah
berbuat salah sehingga merugikan organisasi, dengan jalan memberi celaan, teguran,
dan hukuman yang setimpal dengan kesalahannya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemimpin atau lender adalah orang yang mempunyai bawahan atau orang yang
mengendalikan jalannya organisasi. Kepemimpinan adalah kepribadian (personality) se
seorang yang mendatangkan keinginan pada sekelompok orang untuk mencontohnya atau
mengikutinya, atau seseorang yang memancarkan pengaruh tertentu, kekuatan atau wibawa,
sedemikian rupa sehingga membuat sekelompok orang bersedia melakukan apa yang
dikehendakinya.

Kepemimpinan diartikan sebagai proses mempengaruhi dan mengarahkan berbagai


tugas yang berhubungan dengan aktivitas anggota kelompok. Kepemimpinan juga diartikan
sebagai kemampuan mempengaruhi berbagai strategi dan tujuan, kemampuan mempengaruhi
komitmen dan ketaatan terhadap tugas untuk mencapai tujuan bersama, dan kemampuan
mempengaruhi kelompok agar mengidentifikasi, memelihara, dan mengembangkan budaya
organisasi.

Teori kepemimpinan dapat dikategorikan menjadi 4 bagian, yaitu:

1. Teori Great Man dan Teori Big Bang

2. Teori Sifat (Karakteristik) Kepribadian

3. Teori Perilaku (Behavior Theories)

4. Teori Kontingensi atau Teori Situasional

Anda mungkin juga menyukai