Anda di halaman 1dari 12

KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Organisasi
Dosen Pengampu : Riza Gusti Rahayu S.I.Kom.,M.I.Kom.

Disusun Oleh :

Aisyah Fitri 2101030037

Caroline Dwi Zahra 2101030017

Winartania Lusiana Dewi 2101030033

Resi Ramadanti Aulia 2101030007

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM SYEKH YUSUF
2022
DAFTAR ISI
BAB I

PEMBAHASAN

A. Definisi Kepemimpinan

Menurut Wahjosumidio (2005: 17) kepemimpinan di terjemahkan kedalam istilah


sifat-sifat, perilaku pribadi, pengaruh terhadap orang lain, pola-pola, interaksi, hubungan
kerja sama antarperan, kedudukan dari satu jabatan administratif, dan persuasif, dan persepsi
dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh.

Miftah Thoha (2010: 9) kepemimpinan adalah kegiatan untuk memengaruhi perilaku


orang lain, atau seni memengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok.
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu organisai
karena sebagian besar keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi ditentu-kan oleh
kepemimpinan dalam organisasi tersebut.

Menurut C. Turney (1992) dalam Martinis Yamin dan Maisah (2010: 74)
mandefinisikan kepemimpinan sebagai suatu group proses yang dilakukan oleh sescorang
dalam mengelola dan menginspirasikan sejumlah pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi
melalui aplikasi teknik-teknik manajemen.

Sedangkan George R. Terry (Miftah Thoha, 2010: 5), mengartikan bahwa Kepemimpinan
adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan
organisasi. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku

Kepemimpinan itu sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang kompleks
dimana seorang pemimpin mempengaruhi bawahannya dalam melaksanakan dan mencapai
visi, misi, dan tugas, atau objektif-objektif yang dengan itu membawa organisasi menjadi
lebih maju dan bersatu. Seorang pemimpin itu melakukan proses ini dengan mengaplikasikan
sifat-sifat kepemimpinan dirinya yaitu kepercayaan, nilai, etika, perwatakan, pengetahuan,
dan kemahiran-kemahiran yang dimilikinya.

Secara singkatnya kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang
atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kepemimpinan adalah suatu proses bagaimana
menata dan mencapai kinerja untuk mencapai keputusan seperti bagaimana yang
diinginkannya. Kepemimpinan adalah suatu rangkaian bagaimana mendistribusikan
pengaturan dan situasi pada suatu waktu tertentu.

1. TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN

Adapun macam-macam teori teori kepemimpinan, sebagai berikut:

1. Teori Sifat

Teori sifat disebut juga teori genetik, karena menganggap bahwa pemimpin itu
dilahirkan bukan dibentuk. Teori ini menjelaskan bahwa eksistensi seorang pemimpin dapat
dilihat dan dinilai berdasarkan sifat-sifat sejak lahir sebagai sesuatu yang diwariskan.

Teori ini mengatakan bahwa kepemimpinan diidentifikasikan berdasarkan atas sifat


atau ciri yang dimiliki oleh para pemimpin. Pendekatan ini mengemukakan bahwa ada
karakteristik tertentu seperti fisik, sosialisasi, dan intelegensi (kecenderungan) yang esensial
bagi kepemimpinan yang efektif, yang merupakan kualitas bawaan seseorang.

Berdasarkan teori kepemimpinan ini, asumsi dasar yang dimunculkan adalah


kepemimpinan memerlukan serangkaian sifat, ciri, atau perangai tertentu yang menjamin
keberhasilan setiap situasi. Keberhasilan seorang pemimpin diletakkan pada kepribadian
pemimpin itu sendiri.

2. Teori Perilaku

Teori ini berusaha menjelaskan apa yang dilakukan oleh seorang pemimpin yang
efektif, bagaimana mereka mendelegasikan tugas, berkomunikasi dan memotivasi bawahan.
Menurut teori ini, seseorang bisa belajar dan mengembangkan diri menjadi seorang
pemimpin yang efektif, tidak tergantung pada sifat-sifat yang sudah melekat padanya. Jadi
seorang pemimpin bukan dilahirkan untuk menjadi pemimpin, namun untuk menjadi seorang
pemimpin dapat dipelajari dari apa yang dilakukan oleh pemimpin yang efektif ataupun dari
pengalaman.

Teori ini mengutarakan bahwa pemimpin harus dipandang sebagai hubungan diantara
orang-orang, bukan sifat-sifat atau ciri-ciri. Oleh karena itu, keberhasilan seorang pemimpin
sangat ditentukan oleh kemampuan pemimpin dalam hubungannya dan berinteraksi dengan
segenap anggotanya.

3. Teori Lingkungan

Teori ini beranggapan bahwa munculnya pemimpin-pemimpin itu merupakan hasil


dari waktu, tempat dan keadaan. Kepemimpinan dalam perspektif teori lingkungan adalah
mengacu pada pendekatan situasional yang berusaha memberikan model normatif.

Teori ini secara garis besar menjelaskan bahwa keberhasilan seorang pemimpin dalam
menjalankan tugasnya sangat tergantung terhadap situasi dan gaya kepemimpinan yang
dipakainya. Untuk situasi yang berbeda, maka dipakai gaya yang berbeda pula.

Berdasarkan teori lingkungan, seorang harus mampu mengubah model gaya


kepemimpinannya sesuai dengan tuntutan dan situasi zaman. Oleh karena itu, situasi dan
kondisi yang berubah menghendaki gaya dan model kepemimpinan yang berubah. Sebab jika
pemimpin tidak melakukan perubahan yang sesuai dengan kebutuhan zaman,
kepemimpinannya tidak akan berhasil secara maksimal.

Tingkah laku dalam gaya kepemimpinan ini dapat dipelajari dari proses belajar dan
pengalaman pemimpin tersebut, sehingga seorang pemimpin untuk menghadapi situasi yang
berbeda akan memakai gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi yang dialami.

4. Teori Implisit

Teori kepemimpinan implisit merupakan keyakinan dan asumsi tentang karakteristik


dari pemimpin yang efektif. Teori implisit biasanya melibatkan stereotipe dan prototipe
tentang ciri, keterampilan atau perilaku yang relevan.

Tujuan utamanya bisa untuk membedakan para pemimpin diantara berbagai jenis
pemimpin (misalnya manajer, politikus, perwira militer).

Teori ini dikembangkan dan dimurnikan seiring waktu sebagai hasil dari pengalaman
aktual dengan para pemimpin, keterpaparan terhadap literatur tentang pemimpin yang efektif,
dan pengaruh sosial budaya lainnya.
5. Teori Great Man

Menurut teori ini seorang pemimpin besar terlahir sebagai pemimpin yang memiliki
berbagai ciri-ciri individu yang sangat berbeda dengan kebanyakan manusia lainnya. Ciri-ciri
individu tersebut mencakup karisma, intelegensi, kebijaksanaan, dan dapat menggunakan
kekuasaan yang dimilikinya untuk membuat berbagai keputusan yang memberi dampak besar
bagi sejarah manusia. Karisma sendiri menunjukkan kepribadian seseorang yang dicirikan
oleh pesona pribadi, daya tarik, yang disertai dengan kemampuan komunikasi interpersonal
dan persuasi yang luar biasa. Menurut Carlyle, pemimpin besar akan lahir saat dibutuhkan
oleh situasi sehingga para pemimpin ini tidak bisa dibuat.

6. Teori Transformasi

Teori ini didasari oleh hasil penelitian mengenai adanya perilaku kepemimpinan
dimana para pemimpin yang kemudian dikategorikan sebagai pemimpin transformasi
( transformational leader ) memberikan inspirasi kepada sumber daya manusia yang lain
dalam organisasi untuk mencapai sesuatu melebihi apa yang direncanakan oleh organisasi.
Pemimpin transformasi juga merupakan pemimpin visioner yang mengajak sumber daya
manusia organisasi bergerak menuju visi yang dimiliki oleh pemimpin. Para pemimpin
transformasi lebih mengandalkan kharisma dan kewibawaan dalam menjalankan
kepemimpinannya.

7. Teori Neokharismatik

Teori kepemimpinan yang menekankan simbolisme daya tarik emosional dan


komitmen pengikut yang luar biasa.

8. Teori kepemimpinan kharismatik

Teori ini mengemukakan bahwa para pengikut membuat atribut dari kemampuan
kepemimpinan yang heroik bila

2. DEFINISI MOTIVASI
Motivasi mempersoalkan bagaimana cara mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka
mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilan untuk
mewujudkan tujuan perusahaan.

Motivasi seringkali disamakan dengan dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut


merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat, shingga motif tersebut merupakan suatu
driving force yang menggerakan manusia untuk bertingkah laku dan perbuatan itu
mempunyai tujuan tertentu. Pendapat tersebut didukung oleh Jones (1997) mengatakan
motivasi mempunyai kaitan dengan suatu proses yang membangun dan memelihara perilaku
ke arah suatu tujuan.

Pengertian motivasi yang dikemukakan oleh Wexley & Yukl (1997), adalah pemberian
atau penimbulan motif atau dapat pula diartikan sebagai hal atau keadaan menjadi motif. Jadi,
motivasi adalah sesuatu yang menim-bulkan semangat atau dorongan kerja.

Motivasi merupakan dorongan atau menggerakkan. Motivasi atau motivation hanya


ditunjukkan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi
mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan bawahan, agar mau bekerja sama secara
produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.

Pentingnya motivasi sendiri karena motivasi merupakan sebuah hal yang


menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan
antusias mencapai hasil yang optimal. Motivasi semakin penting disebuah perusahaan karena
manajer membagikan pekerjaan pada bawahannya untuk dijadikan dengan baik dan
terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan. Beberapa istilah motivasi atau motif antara lain
“kebutuhan (need), desakan (urge), keinginan (wish), dan dorongan (drive)”.

Ada beberapa tujuan yang dapat diperoleh dari pemberian motivasi menurut Hasibuan
(2007:161) yaitu :

a. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.

b. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

c. Meningkatkan kedisiplinan karyawan.

d. Mempertahankan kestabilan perusahaan.

e. Mengefektifkan pengadaan karyawan.


f. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.

g. Meningkatkan loyalitas, kreatifitas dan partisipasi.

h. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.

i. Meningkatkan rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas.

j. Meningkatkan efisiensi pengunaan alat-alat dan bahan baku.

Motivasi adalah bagaimana cara mengarahkan sumber daya dan potensi bawahan agar mau
bekerjasama secara produktif, guna mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.
Husien Umar (2007:37) mengemukakan bahwa teori motivasi dikelompokkan menjadi 2
kelompok

yaitu :

1. Teori Kepuasan (Content Theory).

Teori ini mendasarkan pada faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu sehingga
mereka mau bertindak dan berprilaku dengan cara tertentu. Teori ini mencoba memberi tahu
tentang kebutuhan apa yang memuaskan dan yang dapat mendorong semangat kerja
seseorang, semakin standar kebutuhan dan kepuasan yang diinginkan maka semakin giat
seseorang untuk bekerja.

Teori kepuasan ini dikenal antara lain:

a) Teori Hirarki kebutuhan dari Abraham Maslow (Hasibuan 2007:153), menurut teori
ini kebutuhan biologis dan psikologis

yaitu berupa material maupun non material. Dasar teori ini adalah bahwa manusia
merupakan mahluk yang keinginannya tak terbatas atau tanpa henti.

b) Teori Motivasi Klasik dari Taylor, menurut teori ini motivasi pekerja hanya untuk
dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan biologis saja, yaitu hanya untuk
mempertahankan hidup.
c) Teori dua faktor dari Frederich Herzberg, pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya
dipengaruhi oleh dua faktor utama

yang merupakan kebutuhan yaitu :

a. Faktor Motivasi
Faktor ini yang menyangkut kebutuhan psikologis yang

berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi yang secara langsung berkaitan dengan
pekerjaan, misalnya ruangan yang nyaman, penempatan kerja yang sesuai dan lainnya.

b. Faktor Pemeliharaan

Merupakan faktor yang berhubungan dengan hakikat pekerja yang ingin memperoleh
ketentraman badaniah. Kebutuhan ini akan berlangsung terus-menerus seperti lapar, kenyang,
dan sebagainnya. Dalam bekerja kebutuhan seperti gaji, kepastian pekerjaan dan supervisi
yang baik. Jadi faktor ini bukanlah sebagai motivasi tetapi merupakan keharusan bagi
perusahaan.

2. Teori Proses (Process Theory).

Teori ini berusaha agar setiap pekerja mau bekerja giat sesuai dengan harapan.Daya
penggerak yang memotivasi semangat kerja terkandung dari harapan yang akan diperolehnya.
Jika harapan menjadi kenyataan, maka pekerja akan cenderung akan meningkatkan kualitas
kerjanya, begitu pula sebaliknya.

Ada tiga macam teori motivasi proses yang terkenal (Hasibuan 2007:165) yaitu :

1. Teori Harapan (Expectancy Theory), teori ini dikemukakan oleh Victor H. Vroom
yang menyatakan bahwa seorang bekerja didasarkan kepada tiga komponen yaitu :

a. Harapan adalah suatu kesempatan yang disediakan dan akan terjadi karena
prilaku.
b. Nilai (value) adalah nilai yang diakibatkan oleh prilaku tertentu. Misalnya nilai
positif pada peristiwa terpilihnya seorang karena memang ingin dipilih, nilai
negatif bila seorang kecewa karena sebenarnya tidak ingin dipilih serta acuh tak
acuh jika bernilai nol.
c. Pertautan (Instrumentality) adalah besarnya probabilitas jika bekerja secara efektif
apakah akan terpenuhi keinginan dan kebutuhan tertentu yang diharapkan.

2. Teori keadilan (Equity Theory) Keadilan merupakan daya penggerak yang


memotivasi semangat kerja karyawan, jadi atasan harus bertindak adil terhadap semua
bawahannya serta objektif. Jika prinsip ini diterapkan dengan baik maka semangat
pekerja akan cenderung meningkat.
3. Teori pengukuran (Reinforcement Theory)
Teori ini didasarkan atas hubungan sebab-akibat perilaku dengan pemberian
kompensasi.
KESIMPULAN

Jadi kepemimpinan didefinisikan sebagai suatu proses yang kompleks dimana seorang
pemimpin mempengaruhi bawahannya dalam melaksanakan dan mencapai visi, misi, dan
tugas, atau objektif-objektif yang dengan itu membawa organisasi menjadi lebih maju dan
bersatu. Seorang pemimpin itu melakukan proses ini dengan mengaplikasikan sifat-sifat
kepemimpinan dirinya yaitu kepercayaan, nilai, etika, perwatakan, pengetahuan, dan
kemahiran-kemahiran yang dimilikinya.

Jadi motivasi itu sendiri merupakan dorongan atau menggerakkan. Motivasi atau
motivation hanya ditunjukkan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya.
Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan bawahan, agar mau bekerja sama
secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.

Dan pentingnya motivasi sendiri karena motivasi merupakan sebuah hal yang
menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan
antusias mencapai hasil yang optimal. Motivasi semakin penting disebuah perusahaan karena
manajer membagikan pekerjaan pada bawahannya untuk dijadikan dengan baik dan
terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan. Beberapa istilah motivasi atau motif antara lain
“kebutuhan (need), desakan (urge), keinginan (wish), dan dorongan (drive)”.
DAFTAR PUSTAKA

(1) https://jurnal.uai.ac.id/index.php/SPS/article/view/34/32
(2) https://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/riayah/article/view/1883/1471
(3) https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=4DTeDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR3&dq=info:DpYxbTaWHwcJ
:scholar.google.com/&ots=i0EbfAKtOO&sig=sgIMz04yGxIhKYcAZYkqPZ_H-
ts&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false
(4) http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/707/5/128320036_file5.pdf

Anda mungkin juga menyukai