Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Organisasi
Dosen Pengampu : Riza Gusti Rahayu S.I.Kom.,M.I.Kom.
Disusun Oleh :
PEMBAHASAN
A. Definisi Kepemimpinan
Menurut C. Turney (1992) dalam Martinis Yamin dan Maisah (2010: 74)
mandefinisikan kepemimpinan sebagai suatu group proses yang dilakukan oleh sescorang
dalam mengelola dan menginspirasikan sejumlah pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi
melalui aplikasi teknik-teknik manajemen.
Sedangkan George R. Terry (Miftah Thoha, 2010: 5), mengartikan bahwa Kepemimpinan
adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan
organisasi. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku
Kepemimpinan itu sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang kompleks
dimana seorang pemimpin mempengaruhi bawahannya dalam melaksanakan dan mencapai
visi, misi, dan tugas, atau objektif-objektif yang dengan itu membawa organisasi menjadi
lebih maju dan bersatu. Seorang pemimpin itu melakukan proses ini dengan mengaplikasikan
sifat-sifat kepemimpinan dirinya yaitu kepercayaan, nilai, etika, perwatakan, pengetahuan,
dan kemahiran-kemahiran yang dimilikinya.
Secara singkatnya kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang
atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kepemimpinan adalah suatu proses bagaimana
menata dan mencapai kinerja untuk mencapai keputusan seperti bagaimana yang
diinginkannya. Kepemimpinan adalah suatu rangkaian bagaimana mendistribusikan
pengaturan dan situasi pada suatu waktu tertentu.
1. TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN
1. Teori Sifat
Teori sifat disebut juga teori genetik, karena menganggap bahwa pemimpin itu
dilahirkan bukan dibentuk. Teori ini menjelaskan bahwa eksistensi seorang pemimpin dapat
dilihat dan dinilai berdasarkan sifat-sifat sejak lahir sebagai sesuatu yang diwariskan.
2. Teori Perilaku
Teori ini berusaha menjelaskan apa yang dilakukan oleh seorang pemimpin yang
efektif, bagaimana mereka mendelegasikan tugas, berkomunikasi dan memotivasi bawahan.
Menurut teori ini, seseorang bisa belajar dan mengembangkan diri menjadi seorang
pemimpin yang efektif, tidak tergantung pada sifat-sifat yang sudah melekat padanya. Jadi
seorang pemimpin bukan dilahirkan untuk menjadi pemimpin, namun untuk menjadi seorang
pemimpin dapat dipelajari dari apa yang dilakukan oleh pemimpin yang efektif ataupun dari
pengalaman.
Teori ini mengutarakan bahwa pemimpin harus dipandang sebagai hubungan diantara
orang-orang, bukan sifat-sifat atau ciri-ciri. Oleh karena itu, keberhasilan seorang pemimpin
sangat ditentukan oleh kemampuan pemimpin dalam hubungannya dan berinteraksi dengan
segenap anggotanya.
3. Teori Lingkungan
Teori ini secara garis besar menjelaskan bahwa keberhasilan seorang pemimpin dalam
menjalankan tugasnya sangat tergantung terhadap situasi dan gaya kepemimpinan yang
dipakainya. Untuk situasi yang berbeda, maka dipakai gaya yang berbeda pula.
Tingkah laku dalam gaya kepemimpinan ini dapat dipelajari dari proses belajar dan
pengalaman pemimpin tersebut, sehingga seorang pemimpin untuk menghadapi situasi yang
berbeda akan memakai gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi yang dialami.
4. Teori Implisit
Tujuan utamanya bisa untuk membedakan para pemimpin diantara berbagai jenis
pemimpin (misalnya manajer, politikus, perwira militer).
Teori ini dikembangkan dan dimurnikan seiring waktu sebagai hasil dari pengalaman
aktual dengan para pemimpin, keterpaparan terhadap literatur tentang pemimpin yang efektif,
dan pengaruh sosial budaya lainnya.
5. Teori Great Man
Menurut teori ini seorang pemimpin besar terlahir sebagai pemimpin yang memiliki
berbagai ciri-ciri individu yang sangat berbeda dengan kebanyakan manusia lainnya. Ciri-ciri
individu tersebut mencakup karisma, intelegensi, kebijaksanaan, dan dapat menggunakan
kekuasaan yang dimilikinya untuk membuat berbagai keputusan yang memberi dampak besar
bagi sejarah manusia. Karisma sendiri menunjukkan kepribadian seseorang yang dicirikan
oleh pesona pribadi, daya tarik, yang disertai dengan kemampuan komunikasi interpersonal
dan persuasi yang luar biasa. Menurut Carlyle, pemimpin besar akan lahir saat dibutuhkan
oleh situasi sehingga para pemimpin ini tidak bisa dibuat.
6. Teori Transformasi
Teori ini didasari oleh hasil penelitian mengenai adanya perilaku kepemimpinan
dimana para pemimpin yang kemudian dikategorikan sebagai pemimpin transformasi
( transformational leader ) memberikan inspirasi kepada sumber daya manusia yang lain
dalam organisasi untuk mencapai sesuatu melebihi apa yang direncanakan oleh organisasi.
Pemimpin transformasi juga merupakan pemimpin visioner yang mengajak sumber daya
manusia organisasi bergerak menuju visi yang dimiliki oleh pemimpin. Para pemimpin
transformasi lebih mengandalkan kharisma dan kewibawaan dalam menjalankan
kepemimpinannya.
7. Teori Neokharismatik
Teori ini mengemukakan bahwa para pengikut membuat atribut dari kemampuan
kepemimpinan yang heroik bila
2. DEFINISI MOTIVASI
Motivasi mempersoalkan bagaimana cara mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka
mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilan untuk
mewujudkan tujuan perusahaan.
Pengertian motivasi yang dikemukakan oleh Wexley & Yukl (1997), adalah pemberian
atau penimbulan motif atau dapat pula diartikan sebagai hal atau keadaan menjadi motif. Jadi,
motivasi adalah sesuatu yang menim-bulkan semangat atau dorongan kerja.
Ada beberapa tujuan yang dapat diperoleh dari pemberian motivasi menurut Hasibuan
(2007:161) yaitu :
Motivasi adalah bagaimana cara mengarahkan sumber daya dan potensi bawahan agar mau
bekerjasama secara produktif, guna mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.
Husien Umar (2007:37) mengemukakan bahwa teori motivasi dikelompokkan menjadi 2
kelompok
yaitu :
Teori ini mendasarkan pada faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu sehingga
mereka mau bertindak dan berprilaku dengan cara tertentu. Teori ini mencoba memberi tahu
tentang kebutuhan apa yang memuaskan dan yang dapat mendorong semangat kerja
seseorang, semakin standar kebutuhan dan kepuasan yang diinginkan maka semakin giat
seseorang untuk bekerja.
a) Teori Hirarki kebutuhan dari Abraham Maslow (Hasibuan 2007:153), menurut teori
ini kebutuhan biologis dan psikologis
yaitu berupa material maupun non material. Dasar teori ini adalah bahwa manusia
merupakan mahluk yang keinginannya tak terbatas atau tanpa henti.
b) Teori Motivasi Klasik dari Taylor, menurut teori ini motivasi pekerja hanya untuk
dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan biologis saja, yaitu hanya untuk
mempertahankan hidup.
c) Teori dua faktor dari Frederich Herzberg, pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya
dipengaruhi oleh dua faktor utama
a. Faktor Motivasi
Faktor ini yang menyangkut kebutuhan psikologis yang
berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi yang secara langsung berkaitan dengan
pekerjaan, misalnya ruangan yang nyaman, penempatan kerja yang sesuai dan lainnya.
b. Faktor Pemeliharaan
Merupakan faktor yang berhubungan dengan hakikat pekerja yang ingin memperoleh
ketentraman badaniah. Kebutuhan ini akan berlangsung terus-menerus seperti lapar, kenyang,
dan sebagainnya. Dalam bekerja kebutuhan seperti gaji, kepastian pekerjaan dan supervisi
yang baik. Jadi faktor ini bukanlah sebagai motivasi tetapi merupakan keharusan bagi
perusahaan.
Teori ini berusaha agar setiap pekerja mau bekerja giat sesuai dengan harapan.Daya
penggerak yang memotivasi semangat kerja terkandung dari harapan yang akan diperolehnya.
Jika harapan menjadi kenyataan, maka pekerja akan cenderung akan meningkatkan kualitas
kerjanya, begitu pula sebaliknya.
Ada tiga macam teori motivasi proses yang terkenal (Hasibuan 2007:165) yaitu :
1. Teori Harapan (Expectancy Theory), teori ini dikemukakan oleh Victor H. Vroom
yang menyatakan bahwa seorang bekerja didasarkan kepada tiga komponen yaitu :
a. Harapan adalah suatu kesempatan yang disediakan dan akan terjadi karena
prilaku.
b. Nilai (value) adalah nilai yang diakibatkan oleh prilaku tertentu. Misalnya nilai
positif pada peristiwa terpilihnya seorang karena memang ingin dipilih, nilai
negatif bila seorang kecewa karena sebenarnya tidak ingin dipilih serta acuh tak
acuh jika bernilai nol.
c. Pertautan (Instrumentality) adalah besarnya probabilitas jika bekerja secara efektif
apakah akan terpenuhi keinginan dan kebutuhan tertentu yang diharapkan.
Jadi kepemimpinan didefinisikan sebagai suatu proses yang kompleks dimana seorang
pemimpin mempengaruhi bawahannya dalam melaksanakan dan mencapai visi, misi, dan
tugas, atau objektif-objektif yang dengan itu membawa organisasi menjadi lebih maju dan
bersatu. Seorang pemimpin itu melakukan proses ini dengan mengaplikasikan sifat-sifat
kepemimpinan dirinya yaitu kepercayaan, nilai, etika, perwatakan, pengetahuan, dan
kemahiran-kemahiran yang dimilikinya.
Jadi motivasi itu sendiri merupakan dorongan atau menggerakkan. Motivasi atau
motivation hanya ditunjukkan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya.
Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan bawahan, agar mau bekerja sama
secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.
Dan pentingnya motivasi sendiri karena motivasi merupakan sebuah hal yang
menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan
antusias mencapai hasil yang optimal. Motivasi semakin penting disebuah perusahaan karena
manajer membagikan pekerjaan pada bawahannya untuk dijadikan dengan baik dan
terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan. Beberapa istilah motivasi atau motif antara lain
“kebutuhan (need), desakan (urge), keinginan (wish), dan dorongan (drive)”.
DAFTAR PUSTAKA
(1) https://jurnal.uai.ac.id/index.php/SPS/article/view/34/32
(2) https://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/riayah/article/view/1883/1471
(3) https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=4DTeDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR3&dq=info:DpYxbTaWHwcJ
:scholar.google.com/&ots=i0EbfAKtOO&sig=sgIMz04yGxIhKYcAZYkqPZ_H-
ts&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false
(4) http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/707/5/128320036_file5.pdf