Karena memiliki otoritas formal maka manajer memiliki kekuasaan yang merupakan
kekuasaan resmi. Kekuasaan resmi seorang manajer karena kedudukannya dalam organisasi.
Pengarahan ataupun perintah yang diberikan oleh manajer harus dipatuhi. Kekuasaan dan
wewenang seorang manajer dalam suatu organisasi karena posisinya dan bukan karena sifat-
sifatnya atau kemampuan pribadinya. Sehingga seorang manajer belum tentu merupakan
sosok pemimpin yang baik dalam suatu organisasi.
Nurkolis (2006: 160) menyimpulkan beberapa hal yang membedakan pemimpin dengan
manajer, yaitu:
a) Pemimpin tidak selalu berada dalam sebuah organisasi, sedangkan manajer selalu
berada dalam organisasi tertentu baik formal maupun nonformal
b) Pemimpin bisa ditunjuk atau diangkat oleh anggotanya, sedangkan manajer selalu
ditunjuk
c) Pengaruh yang dimiliki pemimpin karena dimiliki kemampuan pribadi yang lebih
dibandingkan dengan yang lain, sedangkan pengaruh yang dimiliki manajer karena
otoritas formal
d) Pemimpin memikirkan organisasi secara lebih luas dan jangka panjang, sedangkan
manajer berpikir jangka pendek dan sebatas tugas dan tanggung jawabnya.
e) Pemimpin memiliki keterampilan politik dalam menyelesaikan konflik, sementara
manajer menggunakan pendekatan formal-legal
f) Pemimpin berpikir untuk kemajuan dan perbaikan organisasi secara luas, sedangkan
manajer berpikir untuk kepentingan diri dan kelompoknya secara sempit, dan
g) Pemimpin memiliki kekuasaan secara luas, sedangkan manajer hanya memiliki
wewenang saja.
Saat terjun ke dunia kerja termasuk pada dunia pendidikan kita sering mempertanyakan
seperti apa kriteria kepemimpinan dan manajerial yang baik. Pemimpin yang berhasil
memiliki beberapa kriteria tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan,
seperti sifat, keterampilan, kepribadian, sikap, atau kewenangan yang dimilikinya. Pemimpin
dipandang dari teori kepemimpinan sifat mengacu pada sifat yang dimiliki pemimpin dalam
Dalam MBS kepala sekolah harus memiliki bakat dalam memimpin sekolahnya. Tanpa
memiliki bakat pemimpin seorang tidak akan mampu menjadi kepala sekolah yang baik.
Kepala sekolah yang tidak memiliki bakat memimpin tidak akan mampu membawa
perubahan yang baik pada sekolahnya dan tentunya tujuan sekolah tidak akan mampu dicapai
sesuai harapan. Menurut Natajaya (2014:78) kepala sekolah harus memiliki sifat
kepemimipinan yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia yaitu kepemipinan
Pancasila. Terdapat tiga semboyan yang khas dari kepemimpinan Pancasila yaitu ing ngarso
sung tulodo, ing madio mangun karso, tut wuri handayani. Sifat kepemimpinan tersebut
dijelaskan sebagai berikut, ing ngarso sung tulodo yang artinya sebagai kepala sekolah yang
berdiri tegak paling depan harus mampu memberi contoh atau teladan kepada bawahannya.
Ing madio mangun karso artinya sebagai kepala sekolah yang ideal, apabila ada di tengah-
tengah lingkungan tugasnya dan bijaksana, yaitu mampu memberikan motivasi terhadap
Kepala sekolah dalam MBS sebagai pemimpin sekolah tersebut harus memiliki
kompetensi yang baik. Kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah agar dapat
melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin secara efektif yaitu: (1) perilaku yang berorientasi
pada tugas dengan memfokuskan pada kegiatan penyusunan, perencanaan, mengatur
pekerjaan, melakukan koordinasi kegiatan anggota, dan menyediakan peralatan dan bantuan
teknis yang diperlukan, (2) perilaku yang berorientasi hubungan kepala sekolah sebagai
manajer harus mendukung dan membantu guru, konselor, dan karyawan sekolah dalam
memahami dan memecahkan masalah, (3) perilaku partisipatif, kepala sekolah melakukan
pertemuan kelompok yang memudahkan partisipasi, pengambilan keputusan, memperbaiki
komunikasi, mendorong kerjasama, dan memudahkan pemecahan konflik. Kepala sekolah
juga harus memiliki pandangan ke depan. Kepala sekolah hendaknya mampu melakukan
perubahan untuk orientasi masa depan. Kepala sekolah harus memiliki kualitas dalam
memimpin para bawahannya baik itu guru dan staf pegawai sekolah. Kemampuan kepala
sekolah dalam menggerakkan dan mempengaruhi bawahannya sangat penting untuk
mencapai tujuan sekolah yang manajerialnya baik. Kompeten kepala sekolah juga sangat
berpengaruh terhadap kepemimpinan dalam MBS. Kualitas dari kompetensi kepala sekolah
sangat dibutuhkan sehingga tujuan dari sekolah dapat tercapai. Kepemimpinan yang baik
dalam MBS tidak hanya pada kepala sekolah, namun juga kepemimpinan oleh semua
stakeholder sekolah.
Yulk (dalam Nurkolis, 2003: 164) mengemukakan kriteria manajerial terdiri atas ciri
efektivitas manajerial dan keterampilan manajerial.
a) Compromiser, gaya ini memberi perhatian yang tinggi pada tugas maupun hubungan
kerja. Pemimpin yang menganut gaya ini merupakan pembuat keputusan yang tidak
efektif dan sering menemui hambatan dan masalah.
b) Missionary, gaya ini memberi perhatian yang tinggi pada hubungan kerja dan rendah
pada tugas. Pemimpin gaya ini hanya tertarik pada keharmonisan dan tidak bersedia
mengontrol hubungan meskipun tujuannya tidak tercapai.
c) Autocrat, gaya ini memberikan perhatian tinggi pada tugas dan rendah pada hubungan.
Pemimpin yang menganut gaya ini selalu menetapkan kebijaksanaan dan keputusan
sendiri.
Menurut Nurkolis (2003: 169) kemampuan yang harus dimiliki seorang pemimpin
adalah memiliki visi kreatif untuk organisasinya, memiliki kematangan emosional, memiliki
pemahaman teknologi yang mantap dan implikasinya pada masyarakat, bekerja dalam tim
dan ia mampu mendelegasikan dan memungkinkan anggota tim lain untuk melebihinya,
disiplin dan fair, mencapai prestasi kerja atau keseimbangan hidup, terbuka pada pandangan
luas walaupun tegas, menghargai waktu dan perubahan ekstrem, mampu menghadapi tekanan
dan ketidakpastian, dan menceritakan kebenaran.
Pada umumnya pemimpin memiliki persamaan karakteristik, yaitu (Nurkolis, 2003: 171) :
1) Pemimpin memiliki visi, artinya seorang pemimpin memiliki visi yang jelas di masa
depan untuk dijalankan, memiliki kepercayaan terhadap visinya, serta percaya pada
dirinya untuk menjalankan visi tersebut.
2) Pemimpin memiliki nilai, yaitu seorang pemimpin memiliki kode etik yang jelas serta
memiliki pandangan mana yang benar dan mana yang salah. Pemimpin itu
mempromosikan dan melindungi nilai-nilainya.
3) Pemimpin itu terfokus, yaitu pemimpin berorientasi pada tujuan dengan berfokus pada
gambaran yang besar dan tugas-tugas untuk mencapainya. Pemimpin mengarahkan pada
tujuan, bersikap positif, serta ambisius.
4) Pemimpin itu dinamis, yaitu pemimpin yang enerjik, antusias, percaya diri, dan
petualang. Pemimpin bersedia untuk menerima ide-ide baru. Pemimpin tidak harus orang
yang paling cakap, namun pemimpin adalah orang yang mampu menggunakan semua
kecakapannya.
5) Dalam organisasi kelas dunia yang sesungguhnya, pemimpin perusahaan akan memiliki
visi yang jelas, partisipasi setiap orang, mengarah pada tujuan umum, nilai-nilai umum
yang membimbing perilaku tiap orang, fokus, dan berjuang untuk mencapai tujuan secara
ambisius.
Kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan sekolah, yang
menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan pada umumnya direalisasikan.
Sehubungan dengan MBS, kepala sekolah dituntut untuk dapat meningkatkan efektivitas