Pegertian kepemimpinan
3. Kepemimpinan adalah suatu proses memengaruhi orang lain agar dapat memahami
dan menyetujui apa yang perlu dilaksanakan atau dikerjakan dan bagaimana
melaksanakannya, dimana proses mefasilitasi individu dan usaha kolektif untuk
dapat menyelesaikan tujuan atau target sasaran bersama. (yuki, 2010)
10. kepemimpinan sebagai suatu proses dimana satu individu dapat memengaruhi
anggota kelompok lain guna menuju pencapaian tujuan suatu kelompok atau
organisasional yang didefinisikan, yang mana pemimpin adalah individu dalam
kelompok atau organisasi yang paling berpengaruh terhadap kelompok (Greenberg
dan Baron, 2003).
11. Kepemimpinan adalah proses dan property serta influence, dimana proses
kepemimpinan menyangkut penggunaan pengaruh tidak memaksa dan property
kepemimpinan menyangkut serangkaian karakteristik sifat pada seseorang yang
menggunakan pengaruh dengan sukses, sedangkan influence kepemimpinan adalah
kemampuan untuk memengaruhi persepsi, keyakinan, sikap, motivasi, dan atau
perilaku orang lain (Griffin dan Moorhead, 2014).
Teori Kepemimpinan
Islam memandang kepemimpinan sebagai sala satu sifat yang di miliki oleh setiap manusia
yang hidup di muka bumi ini,di mana masing masing mereka mempunyai hak untuk dapat
memimpin dan mengendalikan satu sama lain.
1. Beriman dan Bertaqwa Kepada Allah SWT
Seorang pemimpin harus beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dan berbudi pekerti
yang luhur, di mana sifat baik dan luhur diartikan sebagai sesuatu yang tetap harus
berlandaskan pada dasar-dasar agamanya termasuk mengenai iman dan ketaqwaannya
kepada Allah SWT.
Apabila seorang pemimpin ingin rakyatnya atau seseorang yang dipimpinnya mempunyai
sifat yang baik dan memiliki iman dan takwa kepada Allah SWT. Maka diapun harus memiliki
sifat yang sama agar apa yang dilakukannya menjadi seni tauladan yang baik bagi
rakyatnya.
2. Memenuhi Hak Rakyat
Seorang pemimpin harus mampu memenuhi setiap hak dari rakyatnya. Apabila hak rakyat
telah dirampas oleh orang lain yang tidak bertanggung jawab, maka seorang pemimpin
berkewajiban untuk mengembalikan hak tersebut kepada orang yang bersangkutan.
3. Siddiq (Jujur) Selain dapat menegakkan Imamah dan Imaroh, seorang pemimpin juga
harus memiliki sifat yang ditanamkannya melalui jiwa kepemimpinannya. Di sini sifat
seorang pemimpin haruslah jujur (As Siddiq).
4. Tabligh (Aktif dan Aspiratif)
Seorang pemimpin diharapkan memiliki keaktifan serta aspiratif yang bisa menanamkan jiwa
kepemimpinannya secara benar dan adil. Di dalam Islam, seorang pemimpin harus
menyampaikan apa yang benar dan apa yang salah, tidak memihak satu sama lain
melainkan harus dinyatakan dengan kebenaran. Hal ini seperti halnya penerapan kebenaran
prakmatis dalam ajaran Islam. Tabligh berarti menyampaikan.
5. Amanah (Terpercaya)
Amanah dalam Islam dapat diartikan sebagai kepercayaan yang diembannya sebagai
pemuka atau seorang pemimpin. Di dalam Islam, kepercayaan seorang pemimpin harus
benar-benar dijaganya.
6. Fathonah (Cerdas)
Fathonah berarti cerdas, pintar, berwawasan maju, punya motivasi yang tinggi, selalu
berinovasi untuk kemajuan, serta punya pemikiran cemerlang untuk memajukan dan
menyejahterakan yang dipimpin.
7.Otoriter
adalah sifat untuk memaksakan kehendak kepada orang lain. Sifat ini, sama seperti egois
atau hanya mementingkan dirinya sendiri dan tidak mau mendengarkan nasehat atau saran
dan masukan dari orang lain.
8. Memiliki Integritas Tinggi
Sebagai seorang pemimpin, integritas sangat penting untuk diterapkan, di mana Islam
memandang seorang pemimpin sebagai orang yang disegani dan ditiru tingkah laku dan
perbuatannya untuk tujuan yang lebih baik.
9. Menjalin Kerja Sama
Menjalin sebuah kerja sama dengan pihak atau orang lain memang bisa membantu
sebagaian besar pekerjaan atau dihadapi. Untuk itu, seorang pemimpin diharapkan mampu
memenuhi semua tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dengan baik dan
selesai masalah tepat waktu.Hal ini sesuai dengan ketentuan Allah SWT yang berfirman:
"Tolong-menolonglah kami dalm hal kebaikan (ketaqwaan) dan jangan tolong- menolonglah
kamu dalam hai dosa atau kemaksiatan." (QS. Al-Maidah: 2).
10. Memberantas Kezaliman
Dalam Islam, kezaliman merupakan sebuah sikap dan tindakan yang sangat dilarang di
mana sikap dan tindakan seperti ini sangat merugikan orang lain dan dapat meruntuhkan
pondasi sebuah bangsa dan negara. Untuk itu, Islam menganjurkan pemimpin untuk
menjauhkan dirinya dari sikap dan tindakan tercela seperti ini. Pemimpin harus memiliki
tugas dan
Dari penjelasan mengenai model kepemimpinan dalam perspektif islam di atas, maka dapat
diartikan bahwa seorang pemimpin harus menerapkan hal-hal yang baik dalam masa
kepemimpinannya. Pemimpin dilarang menggunakan jabatan atau kedudukannya untuk hal-
hal yang justru merugikan orang lain. Hal ini telah dijelaskan dalam firman Allah SWT yang
berbunyi "Dan Kami jadikan diantara mereka adalah pemimpin-pemimpin yang dapat
memberikan petunjuk dengan perintah Kami. Dan mereka telah menyakini ayat-ayat Kami."
(QS. As-Sajadah: 24).
Teori Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan sesuatu yang paling penting dari kegiatan
kepemimpinan, di mana pengambilan keputusan merupakan pusat dari kegiatan organisasi,
dan pengambilan keputusan merupakan kunci kepemimpinan. Teori pengambilan keputusan
adalah teori-teori atau teknik-teknik atau pendekatan pendekatan yang digunakan dalam
suatu proses pengambilan keputusan.
Terry (1989) menyebutkan ada lima dasar dari masalah dalam pengambilan
keputusan yang berlaku secara umum, yaitu:
1. Insting, yaitu pengambilan keputusan yang dilakukan berdasarkan atas insting yang
bersifat subjektif, sehingga dengan mudah akan terkena oleh beberapa pengaruh.
2. Pengalaman, yaitu pengambilan keputusan yang dilakukan dengan berdasarkan
pengalaman, di mana dengan pengalaman seseorang dapat memprediksi keadaan sesuatu
didasarkan pada pengalaman yang pernah dialami.
3. Fakta, yaitu pengambilan keputusan didasarkan pada fakta, di mana keputusan yang
didasarkan pada fakta akan dapat melahirkan sebuah keputusan yang baik karena dengan
didukung fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambil keputusan dapat lebih tinggi.
4. Wewenang, yaitu pengambilan berdasarkan wewenang pimpinan bawahannya atau orang
yang lebih tinggi jabatannya terhadap kepada orang yang lebih rendah kedudukannya.
5. Rasional, yaitu pengambilan keputusan berdasarkan rasional, di mana keputusan yang
dihasilkan bersifat objektif dan logis sehingga dapat dikatakan sebuah keputusan yang
diperoleh mendekati kebenaran atau sesuai dengan ekspektasi.
H.A. Simon (1947) menjelaskan ada tiga proses dalam pengambilan keputusan,
yaitu:
1. Inteligence activity, yaitu proses penelitian situasi dan kondisi dengan wawasan yang
intelligent.
2. Design activity, yaitu proses menemukan masalah, mengembangkan pemahaman dan
menganalisis kemungkinan pemecahan masalah serta tindakan lebih lanjut atau dengan
kata lain adanya perencanaan pola kegiatan.
3. Choice activity, yaitu memilih salah satu tindakan dari sekian banyak alternatif atau
kemungkinan pemecahannya.
4. Kondisi. Kondisi adalah keseluruhan dari factor faktor yang secara bersama-sama dapat
menentukan daya gerak, daya berbuat atau dengan kata lair kemampuan kita.
5. Tujuan. Pada umumnya, tujuan yang hendak dicapai baik tujuan perorangan, tujuan unit,
tujuan bidang maupun tujuan organisasi telah ditentukan. Tujuan yang telah ditentukan
dalam pengambilan keputusan merupakan tujuan objektif
Perilaku Keorganisasian
Disusun oleh :
Kelompok V
5. Juwita (202128286)
UNIVERSITAS PATTIMURA