Anda di halaman 1dari 9

BAB 6

Teori Kepemimpinan dan pengambilan keputusan

 Pegertian kepemimpinan

Beberapa definisi kepemimpinan yang dikemukakan para ahli antara lain :


1. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin
kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi . Kepemimpinan
(leadership) merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial sebab rumusan dan prinsip
- prinsipnya diharapkan mampu mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan
manusia.
2. Kepemimpinan adalah masalah relasi yang pengaruh antara pemimpianan dan yang
dipimpin . Kepemimpinan tersebut muncul dan berkembang sebagai hasil dari
interaksi otomatis diantara pemimpin dan individu - individu yang dipimpin ( ada
relasi interpersonal )

3. Kepemimpinan adalah suatu proses memengaruhi orang lain agar dapat memahami
dan menyetujui apa yang perlu dilaksanakan atau dikerjakan dan bagaimana
melaksanakannya, dimana proses mefasilitasi individu dan usaha kolektif untuk
dapat menyelesaikan tujuan atau target sasaran bersama. (yuki, 2010)

4. Kepemimpinan adalah memengaruhi, memotivasi agar orang lain memberikan


kontribusi pada efektivitas dan keberhasilan sebuah organisasi dimana mereka
menjadi anggota organisasi tersebut. (McShane dan Von Glinow, 2010).

5. Kepemimpinan adalah proses memengaruhi pemimpin dan yang dipimpin untuk


mencapai sasaran atau tujuan suatu organisasi melalui perubahan, dimana terdapat
elemen leaders followers, influence, organizational objectives, change, dan people
(Achua dan Lussier, 2010)

6. Kepemimpinan adalah sebuah kemampuan yang dapat memengaruhi suatu atau


beberapa kelompok yang akan menuju pada pencapaian visi atau serangkaian
tujuan di mana sumber dari pengaruhnya mungkin formal seperti diberikan oleh
jenjang manajerial dalam sebuah organisasi Robbins dan Judge, 2011)

7. Kepemimpinan adalah upaya untuk memengaruhi banyak orang memengaruhi


komunikasi untuk mencapai tujuan dengan cara memengaruhi orang dengan
perintah dan petunjuk atau tindakan yang menyebabkan orang lain bertindak atau
merespon serta menimbulkan perubahan yang positif, kekuatan dinamis yang
penting untuk memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dalam rangka
mencapai tujuan (Dubrin, 2005).

8. kepemimpinan adalah proses memengaruhi dan mendukung orang lain untuk


bekerja secara antusias guna mencapai sasaran atau tujuan (Newstrom, 2011).
9. Kepemimpinan adalah penggunaan kekuasaan dan pengaruh untuk mengarahkan
aktivitas orang atau sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan, dimana
pengarahan dapat memengaruhi interpretasi pengikut terhadap kejadian, organisasi
dari aktivitas kerja mereka, komitmen terhadap tujuan utama, hubungan dengan
pengikut lain dan akses pada kerja sama dan dukungan dari unit kerja lain (Colquitt,
Lepine dan Wesson, 2015).

10. kepemimpinan sebagai suatu proses dimana satu individu dapat memengaruhi
anggota kelompok lain guna menuju pencapaian tujuan suatu kelompok atau
organisasional yang didefinisikan, yang mana pemimpin adalah individu dalam
kelompok atau organisasi yang paling berpengaruh terhadap kelompok (Greenberg
dan Baron, 2003).

11. Kepemimpinan adalah proses dan property serta influence, dimana proses
kepemimpinan menyangkut penggunaan pengaruh tidak memaksa dan property
kepemimpinan menyangkut serangkaian karakteristik sifat pada seseorang yang
menggunakan pengaruh dengan sukses, sedangkan influence kepemimpinan adalah
kemampuan untuk memengaruhi persepsi, keyakinan, sikap, motivasi, dan atau
perilaku orang lain (Griffin dan Moorhead, 2014).

12. kepemimpinan adalah proses dimana seorang individu memengaruhi sekelompok


individu guna mencapai tujuan bersama, kepemimpinan adalah suatu proses antara
leader dan follower, kepemimpinan melibatkan pengaruh sosial, kepemimpinan
terjadi pada berbagai tingkatan dalam organisasi, dan kepemimpinan memfokuskan
diri pada penyelesaian suatu tujuan (kreitner dan kinicki, 2010).

 Teori Kepemimpinan

Teori kepemimpinan adalah penggeneralisasian suatu seni pelaku pemimpin beserta


konsep konsep kepemimpina dengan menerapkan latar belakang.
Teori kepemimpinan dapat d bagi menjadi 2 kelompok Yaitu : teori kepemimpinan klasik dan
teori kepemimpinan modern :
1. Teori kepemimpinan klasik,
dimana yang termaksud dalam kelompok kepemimpinan klasik antara lain :

A. Kepemimpinan model Taylor (1911)


Teori kepemimpinan model Taylor yang menemukan gaya kepemimpinan dalam memimpin
perusahaan yaitu di mana :
1. Cara terbaik untuk meningkatkan hasil kerja adalah dengan meningkatkan metode atau
tenaga kerja.
2. Manusia untuk manajemen bukan manusia untuk manusia
3. fungsi manajemen adalah untuk menetapkan kriteria prestasi guna mencapat tujuan ;
Fokus pimpinan adalah berada pada pertumbuhan perusahaan
B. Kepemimpinan model mayo (1920)
Teori kepemimpinan model Mayo dikenal dengan gerakan hubungan manusiawi yang
merupakan reaksi dan revisi kepemimpinan taylor yang memperlakukan manusia sebagai
mesin.
Mayo berpendapat bahwa :
1. Selain mencari teknik atau metode kerja terbaik, pemimpin juga harus memperhatikan
perasaan dan hubungan manusiawi yang baik
2.Pusat-pusat kekuasaan adalah hubungan pribadi dalam unit-unit kerja
3. Fungsi pemimpin dalam memudahkan pencapaian tujuan kelompok secara kooperatif dan
pengembangan kepribadian.

C. studi lowa (1930)


Studi lowa yang dilakukan oleh Lewin, Lippit, dan White (1930) dari universitas lowa mereka
meneliti tentang tiga gaya kepemimpinan yaitu otoriter, Demokratis dan Bebas (Laize
Faire).Kesimpulan bahwa pemimpin yang otoriter bertindak sangat direktif yang selalu
mengarahkan dan tidak memberikan kesempatan bertanya apa lagi membantah, bawahan
harus patuh pada perintah atasan tanpa harus membantah. Demokratis mendorong
kelompok untuk berdiskusi berpartisipasi menghargai pendapat orang lain yang berbeda dan
tidak untuk di pertentangan namun dijadikan sebagai hikmah. Bebas (Laize Faire)
memberikan kebebasan mutlak kepada kelompoknya.

D. studi ohio (1945)


Studi Ohio yang dilakukan oleh biro penelitian bisnis Universitas Negeri Ohio. Mereka
melakukan penelitian di bidang kepemimpinan, mereka merumuskan struktur pembuatan
inisiatif (Initiativr structure) menunjukkan bahwa pelaku pemimpinan berorientasi pada
pencapaian tugas sedangkan perhatian (consideration) menunjukkan perilaku pemimpin
yang beredar dan ciri-ciri pada hubungan manusia kepada bawahannya.

E. studi michigan (1947)


Penelitian dari studi Michigan yang dilakukan oleh pusat penelitian survei University of
Michigan mengajukan dua gaya kepemimpinan yaitu:
1. Pemimpin yang berorientasi pada bawahan dan
2. Pemimpin yang berorientasi pada produksi.
2. Teori kepemimpinan modern,
dimana yang termaksud dalam kelompok kepemimpinan modern antara lain :

A. Teori sifat ( Traits theori )


Teori sifat (traits theory) berasumsi bahwa seseorang yang dilakukan sebagai pemimpin
karena memiliki sifat-sifat sebagai pemimpin

B. Teori kelompok ( category theory )


Teori kelompok (category theory) beranggapan bahwa suatu kelompok dapat mencapai
tujuan-tujuannya harus terdapat suatu pertukaran yang positif di antara pemimpin dan
pengikutnya

C. Teori situasional atau kontigensi ( situational or contingency theory )


Teori situisonal atau kontigental ( situasional or contingency ) berasumsi bahwa kinerja
suatu kelompok tergantung pada interkasi antar gaya kepemimpinan dan kesesuaian antara
situasi. Kepemimpinan di pandang sebagai hubungan yang di dasarkan atas pengaru dan
kekuasaan,
Ada dua hal yang perlu di timbangan dalam teori situisonal yaitu :
1. Bagaimana seorang pemimpin mempunyai kekuasaan untuk menjadi efektif dan
faktor faktor situasi yang sesuai
2. Sejau mana gaya kepemimpinan seseorang mempengaruhi perilaku dan kinerja
bawahan

D. Teori jalan kecil-Tujuan (path-goal theory )


Teori jalan kecil tujuan (path~goal thory) versi house berasumsi bahwa dengan perilaku
kepemimpinan berpengaruh terhadap kepuasan motivasi dan kinerja para pengikut,
teori ini memasukan empat gaya kepemimpinan yaitu :
1. Kepemimpinan direktif,yaitu bawahan mengetahui dengan pasti apa yang di
harapkan darinya dan pengarahan khusus dari pemimpin.
2. Kepemimpinan yang mendukung,yaitu pemimpin yang mempunyai kesedian untuk
menejelaskan sendiri,humble,muda di dekati,dan mempunyai perhatian yang tinggi
terhadap bawahannya
3. Kepimpinan partisipatif yaitu gaya pemimpin yang berusaha meminta dan memakai
saran saran dari bahwahanya
4. Kepemimpinan yang berorientasi pada hasil yaitu pemimpin yang menetapkan
serangkayan tujuan
E. Teori perilaku ( Bahavior theory )
Teori perilaku ( behavior theory ) bahwa kepimpinan merupakan interaksi antara pemimpin
dengan pengikut. Pendekatan perilaku menghasilkan dua perilaku orientasi pemimpin yaitu
1. Pemimpin yang berorientasi pada tugas ( taks orienration) atau yang mengutamakan
penyelesaian tugas
2. Pemimpin yang berorientasi pada orang ( people orienration)

F. Teory karismatik (charismatik theory )


Teori krismatik ( charismatic theory ) dimana kepemimpinan mempengaruhi pengikut
berdasarkan pada bakat supranatural dan kekutan yang menarik.
Pemimpin krismatik pada umunya dpat di lihat dari ciri ciri :
1. Memiliki visi misi sasaran program program kerja yang jelas serta memiliki tujuan
2. Selalu konsinsten dan fokus terhadap permasalahan
3. Selalu mengkomunikasi visi misi dengan efektiv dan efisien sehingga tujuan yang
hendak di capai jelas

 Model kepemimpinan dalam persepktifi Islam

Islam memandang kepemimpinan sebagai sala satu sifat yang di miliki oleh setiap manusia
yang hidup di muka bumi ini,di mana masing masing mereka mempunyai hak untuk dapat
memimpin dan mengendalikan satu sama lain.
1. Beriman dan Bertaqwa Kepada Allah SWT
Seorang pemimpin harus beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dan berbudi pekerti
yang luhur, di mana sifat baik dan luhur diartikan sebagai sesuatu yang tetap harus
berlandaskan pada dasar-dasar agamanya termasuk mengenai iman dan ketaqwaannya
kepada Allah SWT.
Apabila seorang pemimpin ingin rakyatnya atau seseorang yang dipimpinnya mempunyai
sifat yang baik dan memiliki iman dan takwa kepada Allah SWT. Maka diapun harus memiliki
sifat yang sama agar apa yang dilakukannya menjadi seni tauladan yang baik bagi
rakyatnya.
2. Memenuhi Hak Rakyat
Seorang pemimpin harus mampu memenuhi setiap hak dari rakyatnya. Apabila hak rakyat
telah dirampas oleh orang lain yang tidak bertanggung jawab, maka seorang pemimpin
berkewajiban untuk mengembalikan hak tersebut kepada orang yang bersangkutan.
3. Siddiq (Jujur) Selain dapat menegakkan Imamah dan Imaroh, seorang pemimpin juga
harus memiliki sifat yang ditanamkannya melalui jiwa kepemimpinannya. Di sini sifat
seorang pemimpin haruslah jujur (As Siddiq).
4. Tabligh (Aktif dan Aspiratif)
Seorang pemimpin diharapkan memiliki keaktifan serta aspiratif yang bisa menanamkan jiwa
kepemimpinannya secara benar dan adil. Di dalam Islam, seorang pemimpin harus
menyampaikan apa yang benar dan apa yang salah, tidak memihak satu sama lain
melainkan harus dinyatakan dengan kebenaran. Hal ini seperti halnya penerapan kebenaran
prakmatis dalam ajaran Islam. Tabligh berarti menyampaikan.
5. Amanah (Terpercaya)
Amanah dalam Islam dapat diartikan sebagai kepercayaan yang diembannya sebagai
pemuka atau seorang pemimpin. Di dalam Islam, kepercayaan seorang pemimpin harus
benar-benar dijaganya.
6. Fathonah (Cerdas)
Fathonah berarti cerdas, pintar, berwawasan maju, punya motivasi yang tinggi, selalu
berinovasi untuk kemajuan, serta punya pemikiran cemerlang untuk memajukan dan
menyejahterakan yang dipimpin.
7.Otoriter
adalah sifat untuk memaksakan kehendak kepada orang lain. Sifat ini, sama seperti egois
atau hanya mementingkan dirinya sendiri dan tidak mau mendengarkan nasehat atau saran
dan masukan dari orang lain.
8. Memiliki Integritas Tinggi
Sebagai seorang pemimpin, integritas sangat penting untuk diterapkan, di mana Islam
memandang seorang pemimpin sebagai orang yang disegani dan ditiru tingkah laku dan
perbuatannya untuk tujuan yang lebih baik.
9. Menjalin Kerja Sama
Menjalin sebuah kerja sama dengan pihak atau orang lain memang bisa membantu
sebagaian besar pekerjaan atau dihadapi. Untuk itu, seorang pemimpin diharapkan mampu
memenuhi semua tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dengan baik dan
selesai masalah tepat waktu.Hal ini sesuai dengan ketentuan Allah SWT yang berfirman:
"Tolong-menolonglah kami dalm hal kebaikan (ketaqwaan) dan jangan tolong- menolonglah
kamu dalam hai dosa atau kemaksiatan." (QS. Al-Maidah: 2).
10. Memberantas Kezaliman
Dalam Islam, kezaliman merupakan sebuah sikap dan tindakan yang sangat dilarang di
mana sikap dan tindakan seperti ini sangat merugikan orang lain dan dapat meruntuhkan
pondasi sebuah bangsa dan negara. Untuk itu, Islam menganjurkan pemimpin untuk
menjauhkan dirinya dari sikap dan tindakan tercela seperti ini. Pemimpin harus memiliki
tugas dan
Dari penjelasan mengenai model kepemimpinan dalam perspektif islam di atas, maka dapat
diartikan bahwa seorang pemimpin harus menerapkan hal-hal yang baik dalam masa
kepemimpinannya. Pemimpin dilarang menggunakan jabatan atau kedudukannya untuk hal-
hal yang justru merugikan orang lain. Hal ini telah dijelaskan dalam firman Allah SWT yang
berbunyi "Dan Kami jadikan diantara mereka adalah pemimpin-pemimpin yang dapat
memberikan petunjuk dengan perintah Kami. Dan mereka telah menyakini ayat-ayat Kami."
(QS. As-Sajadah: 24).
Teori Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan sesuatu yang paling penting dari kegiatan
kepemimpinan, di mana pengambilan keputusan merupakan pusat dari kegiatan organisasi,
dan pengambilan keputusan merupakan kunci kepemimpinan. Teori pengambilan keputusan
adalah teori-teori atau teknik-teknik atau pendekatan pendekatan yang digunakan dalam
suatu proses pengambilan keputusan.

 Terry (1989) menyebutkan ada lima dasar dari masalah dalam pengambilan
keputusan yang berlaku secara umum, yaitu:
1. Insting, yaitu pengambilan keputusan yang dilakukan berdasarkan atas insting yang
bersifat subjektif, sehingga dengan mudah akan terkena oleh beberapa pengaruh.
2. Pengalaman, yaitu pengambilan keputusan yang dilakukan dengan berdasarkan
pengalaman, di mana dengan pengalaman seseorang dapat memprediksi keadaan sesuatu
didasarkan pada pengalaman yang pernah dialami.
3. Fakta, yaitu pengambilan keputusan didasarkan pada fakta, di mana keputusan yang
didasarkan pada fakta akan dapat melahirkan sebuah keputusan yang baik karena dengan
didukung fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambil keputusan dapat lebih tinggi.
4. Wewenang, yaitu pengambilan berdasarkan wewenang pimpinan bawahannya atau orang
yang lebih tinggi jabatannya terhadap kepada orang yang lebih rendah kedudukannya.
5. Rasional, yaitu pengambilan keputusan berdasarkan rasional, di mana keputusan yang
dihasilkan bersifat objektif dan logis sehingga dapat dikatakan sebuah keputusan yang
diperoleh mendekati kebenaran atau sesuai dengan ekspektasi.

 H.A. Simon (1947) menjelaskan ada tiga proses dalam pengambilan keputusan,
yaitu:
1. Inteligence activity, yaitu proses penelitian situasi dan kondisi dengan wawasan yang
intelligent.
2. Design activity, yaitu proses menemukan masalah, mengembangkan pemahaman dan
menganalisis kemungkinan pemecahan masalah serta tindakan lebih lanjut atau dengan
kata lain adanya perencanaan pola kegiatan.
3. Choice activity, yaitu memilih salah satu tindakan dari sekian banyak alternatif atau
kemungkinan pemecahannya.

 Ada beberapa faktor yang memengaruhi pengambilan keputusan, yaitu:


1. Posisi. Posisi seseorang dalam pengambilan keputusan dapat dilihat dari dua aspek,
yaitu:
a. Letak posisi, yang mana dalam hal ini apakah sebagai pembuat keputusan (decision
maker) ataukah sebagai penentu keputusan (decision taker) ataukah sebagai staf (staffer)
b. Tingkat posisi, yang mana dalam hal ini apakah sebagai strategi, policy, peraturan,
organisasional, operasional.
2. Masalah. Masalah dapat dibagi dua, yaitu:
a. Masalah rutin, yaitu masalah yang sifatnya sudah tetap yang sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Masalah insidentif, yaitu masalah yang sifatnya tidak tetap yang jarang dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari.

3. Situasi. Situasi merupakan keseluruhan faktor-fak yang memancarkan pengaruh dalam


keadaan yang berkaitan satu sama lain secara bersama-sama terhadap kita dan apa yang
akan kita buat selanjutnya. Faktor-faktor tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Faktor konstan, yaitu faktor yang sifatnya tidak berubah-ubah.
b. Faktor tidak konstan, yaitu faktor-faktor yang sifatnya selalu berubah-ubah.

4. Kondisi. Kondisi adalah keseluruhan dari factor faktor yang secara bersama-sama dapat
menentukan daya gerak, daya berbuat atau dengan kata lair kemampuan kita.

5. Tujuan. Pada umumnya, tujuan yang hendak dicapai baik tujuan perorangan, tujuan unit,
tujuan bidang maupun tujuan organisasi telah ditentukan. Tujuan yang telah ditentukan
dalam pengambilan keputusan merupakan tujuan objektif
Perilaku Keorganisasian

Disusun oleh :

Kelompok V

Nama : 1. Jeanly Anjelika de Fretes (202128350)

2. Nur Fatima Sabban (202128348)

3. Riski Janwar Sardi (202128328)

4. Laras Aini (202128326)

5. Juwita (202128286)

6. Risma samallo (202128284)

7. Della sanggur (202128320)

8. Virginia Theolovia Siahaya (202128324)

9. Yuyun umasugi (202128308)

10. Firjanella makatita (202128264)

11. Debora Putri Teken (202128334)

12. Rianty Evendra Ruspanah (202128316)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PATTIMURA

Anda mungkin juga menyukai