Anda di halaman 1dari 10

Nama : Yohanes Nyomansa Nggani

Nim. : 1903010065

Kelas : V B

A. Konsep dan Teori kepemimpinan

Kepemimpinan adalah proses di mana seseorang bisa mempengaruhi orang lain untuk
meraih tujuan dan mengarahkan organisasi dengan lebih berkesinambungan, terhubung,
efektif dan koheren. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang
lain agar mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan diartikan
sebagai kemampuan menggerakkan atau memotivasi sejumlah orang agar secara serentak
melakukan kegiatan yang sama dan terarah pada pencapaian tujuannya. Kepemimpinan
juga merupakan proses menggerakkan grup atau kelompok dalam arah yang sama tanpa
paksaan.Berikut merupakan beberapa definisi atau pengertian populer mengenai konsep
kepemimpinan:

1) Menurut Wahjosumidjo (1987:11)

Kepemimpinan pada hakikatnya adalah suatu yang melekat pada diri seorang
pemimpin yang berupa sifat-sifat tertentu seperti: kepribadian (personality),
kemampuan (ability) dan kesanggupan (capability). Kepemimpinan juga sebagai
rangkaian kegiatan (activity) pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan
kedudukan (posisi) serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri. Kepemimpinan
adalah proses antar hubungan atau interaksi antara pemimpin, pengikut, dan
situasi.

2) Menurut Moejiono (2002)

Memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu


arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang
membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance
induction theorist) cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau
pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk
kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).

3) Menurut Fiedler (1967)

Kepemimpinan pada dasarnya merupakan pola hubungan antara individu-individu


yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap kelompok orang agar
bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan.

4) Menurut Ott (1996)

Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses hubungan antar pribadi yang di


dalamnya seseorang mempengaruhi sikap, kepercayaan, dan khususnya perilaku
orang lain.Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
pada hakikatnya merupakan seorang yang mempunyai kemampuan untuk
menggerakkan orang lain sekaligus mampu mempengaruhi orang tersebut untuk
melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

Fungsi Kepemimpinan

Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi merupakan sesuatu fungsi yang sangat
penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada
dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :

 Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijakan administrasi


dan menyediakan fasilitasnya.

 Fungsi sebagai Top Manajemen, yakni mengadakan planning, organizing,


staffing, directing, commanding, controling.

Macam Teori kepemimpinan

Sebagai pengetahuan, bagi yang sedang belajar menjadi pemimpin, ada


beberapa teori yang dapat dipergunakan untuk memperdalam konsep
kepemimpinan dalam diri kita.

 Great Man Theory


Great Man Theory atau dikenal sebagai teori orang hebat, membuat
asumsi, bahwa sifat kepemimpinan dan bakat-bakat kepemimpinan,
dibawa seseorang semenjak orang tersebut dilahirkan. Teori ini
berkembang sejak abad ke-19.Meski tidak dapat diidentifikasi dengan
suatu kajian ilmiah mengenai karakteristik dan kombinasi manusia
seperti apa yang dapat dikatakan sebagai pemimpin hebat, tetapi
banyak orang mengakui bahwa hanya satu orang diantara banyaknya
individu, pasti memiliki ciri khas sebagai pemimpin yang hebat.

 Trait Theory

Trait Theory atau yang sering kita sebut sebagai teori sifat kepribadian
ini meyakini bahwa orang yang dilahirkan atau dilatih dengan
kepribadian tertentu, akan menjadikan mereka unggul dalam peran
kepemimpinan. Hal ini dapat diartikan sebagai, kualitas kepribadian
tertentu seperti keberanian, kecerdasan, pengetahuan, kecakapan, daya
tanggap, imajinasi, fisik, kreativitas, rasa tanggung jawab, disiplin dan
nila-nilainya lainnya dapat membuat seseorang menjadi pemimpin
yang baik.Teori kepemimpinan ini fokus terhadap analisis karakteristik
mental, fisik dan sosial guna mendapatkan lebih banyak pemahaman
dan pengetahuan tentang karakteristik dan kombinasi karakteristik
yang umum di antara para pemimpin.

 Contingency Theory

Teori kontingensi atau yang berasal dari kata Contingency Theory


menganggap, bahwa tidak ada cara yang paling baik untuk memimpin
dan menyatakan, bahwa setiap gaya kepemimpinan harus didasarkan
pada situasi dan kondisi tertentu.

Atas dasar teori kontingensi ini, seseorang mungkin dapat berhasil


tampil dan memimpin dengan sangat efektif pada suatu kondisi, situasi
dan tempat tertentu, namun kinerja kepemimpinannya berubah sesuai
dengan situasi dan kondisi yang ada, apabila pemimpin tersebut
dipindahkan ke situasi dan kondisi lain atau ketika faktor di sekitarnya
telah berubah pula.Teori kontingensi atau Contingency Theory juga
sering disebut dengan teori kepemimpinan situasional.

 Teori gaya dan perilaku

Teori kepemimpinan yang berdasar gaya dan perilaku disebut sebagai


kebalikan dari The Great Man Theory.Teori berdasar gaya dan
perilaku menyatakan, pemimpin hebat dibuat, bukan dilahirkan. Teori
kepemimpinan ini fokus pada tindakan seorang pemimpin. Bukan pada
kualitas mental atau sifat atau karakter bawaan dari orang tersebut.

Teori ini juga menyebutkan, seseorang dapat belajar dan berlatih untuk
menjadi pemimpin melalui ajaran, pengalaman, dan pengamatan yang
baik. Teori ini menunjukkan bahwa kepemimpinan yang efektif
merupakan hasil dari tiga keterampilan utama yang dimiliki oleh
individu yaitu keterampilan yang berupa keterampilan teknis,
manusiawi, dan konseptual.

 Behavioral Theories

Behavioral theories merupakan reaksi atas Trait Theory, Teori perilaku


atau Behavioral Theories ini menghadirkan sudut pandang baru
mengenai kepemimpinan. Teori ini memberikan perhatian kepada
perilaku para pemimpin itu sendiri, daripada karakteristik mental,
fisik, dan sosial pemimpin tersebut. Teori ini menganggap, bahwa
keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh perilakunya dalam
melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan dan perilaku tersebut dapat
dipelajari atau dilatih. Selain itu, teori ini menganggap bahwa
kepemimpinan yang sukses adalah kepemimpinan yang didasarkan
pada perilaku yang dapat dipelajari.

 Teori Servant
Teori kepemimpinan servant atau dalam Bahasa Indonesia disebut
sebagai pelayan pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an.
Teori ini meyakini, bahwa seorang pemimpin yang baik adalah
pemimpin yang bertugas untuk melayani, menjaga, dan memelihara
kesejahteraan fisik serta mental pengikut atau anggotanya. Gaya
kepemimpinan ini cenderung fokus untuk memenuhi kebutuhan
pengikut dan membantu mereka menjadi untuk lebih mandiri dan
berwawasan lebih luas.

Pada teori ini, pemimpin yang baik juga diharuskan bisa bersimpati
dan dapat meredakan kecemasan yang berlebih dari para pengikutnya.
Maka itu, fungsi kepemimpinan diberikan pada seseorang yang pada
dasarnya memiliki jiwa pelayan atau melayani. Teori ini menunjukkan
bahwa tugas seorang pemimpin adalah untuk berkontribusi pada
kesejahteraan orang lain sebagai bentuk pertanggungjawaban sosial.

 Teori transaksional

Berasal dari kata dasar transaksi, teori ini menggambarkan suatu gaya
kepemimpinan yang berdasar pada perjanjian atau kesepakatan yang
dibuat seseorang dengan orang lain. Dalam hal ini, tentunya yang
menjadi pelaksana adalah pemimpin dan staf atau pengikutnya
Perjanjian ini dibuat dengan tujuan mendapat pertukaran (transaksi)
yang sepadan atau saling menguntungkan antara pemimpin dengan
staf.

Seorang staf yang dapat melaksanakan tugas dari seorang pemimpin


dengan baik, merupakan nilai lebih bagi staf dan juga bagi pimpinan
yang memberikan tugas. Ketika tugas tersebut dapat diselesaikan
dengan baik, seorang pemimpin akan memberi apresiasi berupa
tunjangan, bonus, kenaikan gaji, kenaikan posisi, dan lain sebagainya.
Pemberian apresiasi berupa uang atau tanda mata yang lain,
merupakan bentuk penghargaan atas kinerja seseorang, yang membuat
seseorang tersebut merasa kerja kerasnya dihargai. Penghargaan ini
pula merupakan suatu bentuk hal yang telah disepakati bersama
sebelumnya.

 Teori transformasional

Mengacu pada kata transformasi, yang memiliki arti umum perubahan.


Teori kepemimpinan transformasional merupakan sebuah teori yang
mengarah pada istilah memanusiakan manusia. Teori ini
mengedepankan pendekatan personal pemimpin terhadap staf atau
bawahan, dapat juga organisasi, dalam rangka membangun semangat,
mengubah kesadaran, serta memberi inspirasi, demi mencapai tujuan
bersama tanpa merasa ditekan maupun tertekan, bahkan mampu
memotivasi setiap anggotanya. Gaya pemimpin transformasional
selalu ingin mengelola lembaga atau organisasi yang dipercayakan
kepadanya dengan lebih efektif dan efisien.Pengorganisasian Pada
umumnya, individu dikatakan sebagai pemimpin, karena individu
tersebut berada dalam suatu organisasi atau lembaga, dalam organisasi
atau lembaga tersebut terdapat struktur kepengurusan pemegang
amanah pelayanan dalam suatu organisasi. Para pengurus ini terbagi
dalam berbagai bidang tugas sesuai dengan potensi masing-masing
pengurus, dan kepercayaan ini diberikan oleh pimpinan beserta seluruh
anggota, bukan tanpa dasar, tetapi para anggota bersama pimpinan
telah melakukan uji kelayakan dan kepatutan terhadap calon pengurus
suatu organisasi.

5) Struktur organisasi

Dalam menjalankan amanahnya, seorang pemimpin diharapkan memiliki


kemampuan untuk mengorganisir suatu lembaga, atau organisasi, tempat seorang
pemimpin tersebut menjalankan amanahnya. Beberapa peneliti serta praktisi
manajemen, mengembangkan suatu pemahaman mengenai hubungan antar
struktur dan kinerja seorang pemimpin dalam sebuah struktur. Secara umum,
gambaran mengenai struktur meliputi beberapa variabel, diantaranya adalah
formalisasi, sentralisasi, dan kerumitan. Agar lebih paham, mari kita simak ulasan
berikut ini.

 Formalisasi

Formalisasi berasal dari kata dasar formal, yang berarti sesuai dengan
peraturan yang sah, menurut adat kebiasaan yang berlaku, atau sesuatu
yang dianggap resmi. Formalisasi merupakan proses, dimana seorang
pemimpin suatu organisasi, menjalankan roda aktivitas organisasinya
dengan prosedur dan aturan yang diatur dalam suatu syarat dan
ketentuan yang telah dirumuskan.Derajat dimana segala harapan
mengenai cara dan tujuan pekerjaan dirumuskan, ditulis dan
diberlakukan. Maka berjalannya aktivitas ini harus sesuai dengan
aturan formal yang telah diberlakukan. Formalisasi juga merupakan
hasil dari kekhasan kinerja yang tinggi, pendelegasian tugas dan
kewenangan yang tinggi, pembagian deskripsi tugas berdasarkan
berdasarkan fungsi, dan luasnya wilayah kendali.

 Sentralisasi

Sentralisasi yang berasal dari kata sentral yang berarti pusat,


merupakan parameter dari struktur suatu organisasi dimana wewenang
untuk mengambil sebuah keputusan berada pada pimpinan.

Struktur kewenangan pimpinan dalam organisasi dengan karakteristik


seperti ini, jika kekhasan kinerja tinggi, maka sentralisasinya akan
semakin besar pula. Tugas dan kewenangan yang didelegasikan
semakin sedikit, karena ditentukan oleh kewenangan pimpinan.
Semakin besar dipakainya departemen berdasarkan fungsi, maka
sentralisasi juga semakin besar. Semakin luas wilayah kendali,
sentralisasinya juga semakin luas.

 Kerumitan
Kerumitan atau kompleksitas, merupakan suatu struktur organisasi
yang menggunakan acuan terhadap jumlah pekerjaan atau unit yang
berbeda dalam organisasi.

Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk


membuat orang lain dengan penuh pengertian, keyakinan mengikuti
diri kita dalam mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini diperlukan
suatu kemampuan human relation yang baik untuk dapat melakukan
komunikasi dan motivasi sehingga seseorang atau kelompok akan
terpengaruh dengan rencana yang akan kita lakukan. Dalam
kepemimpinan kita tidak memerlukan orang yang memiliki keahlian
khusus tetapi kita membutuhkan orang yang mampu merangkai dari
keahlian banyak orang dan dia (pemimpin) tersebut dapat melakukan
perintahnya untuk dikerjakan oleh orang yang ahli dalam bidang
tersebut, jadi kepemimpinan adalah seseorang yang mampu
mengkonstruksikan kemampuan banyak orang untuk mendukungnya
memimpin dalam lingkungan organisasinya dengan tujuan yang jelas.

Dalam ilmu administrasi publik kepemimpinan adalah kemampuan


untuk melakukan pendekatan psikologis dengan orang orang yang di
pimpin, ada pendapat dari Nigro and Nigro (1984:241) dalam
pendekatan ini dengan istilah Human Motivation, kepemimpinan
dengan melihat tingkat kepuasan dari orang-orang yang di pimpinnya,
sehingga mekanisme struktur informal lebih banyak dilihat dari pada
struktur formal. Sedangkan dalam Mc Gregory (1977:4) konsep moral
leadership memiliki 3 karakteristik yaitu mempengaruhi orang
berdasarkan pada power atau kekuasaan, untuk kepentingan bersama,
adanya pemahaman yang baik dari orang-orang yang dipimpin
terhadap pemimpin serta program-programnya dan seorang pemimpin
memiliki komitmen yang kuat dan tanggungjawab yang tinggi.

Kepemimpinan sektor publik adalah seseorang yang memiliki


kapasitas melakukan efisiensi, melakukan perintah, mengkreate
tindakan dan memiliki komitmen dalam lingkungan kerja. Dalam
publik sektor seorang pemimpin harus memiliki kapasitas dan
kemampuan dalam melakukan adaptasi terhadap lingkungan termasuk
di dalamnya adalah setiap permasalahan yang berkembang, seorang
pemimpin juga harus mampu melakukan inovasi dalam organisasi
yang dipimpinnya apakah inovasi tersebut impak akhirnya pada
penguatan SDM ataupun sistem yang ada dalam organisasi tersebut.
Seorang pemimpin juga harus mampu merancang dan memilih semua
tindakannya yang dilakukan oleh bawahannya dengan sangat efektif
dan akan menghasilkan efisiensi dalam banyak hal yaitu, waktu, uang
dan jumlah orang yang melaksanakannya.

Dalam publik sektor fokus utama dalam kepemimpinan adalah


bagaimana memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat yang
dipimpinnya, sehingga karena konsepnya pada pelayanan keluaran
yang didapat adalah pelayanan sebagai jasa dan seni. Dalam bentuk
jasa, seorang pemimpin harus mampu memberikan pelayanan yang
meliputi komoditi yang diperjual belikan di pasar (layanan publik
dengan tarif semurah mungkin dan dapat diprivatisasikan) dan layanan
yang tidak dapat diprivatisasikan (layanan masyarakat , no price)
seperti akte kelahiran, KTP, lisensi dan perijinan. Sedangkan
pelayanan sebagai seni merupakan upaya penyelenggaraan pelayanan
antara pimpinan organisasi dan karyawan untuk mengefektifkan
aktivitas pelayanan sesuai kondisi dan situasi dalam organisasi tersebut
atau situasi dan kondisi diluar organisasi yaitu yang di layani.

Kepemimpinan dalam Organisasi adalah sebuah proses dimana


seorang pemimpin mempengaruhi dan memberikan contoh kepada
pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan
menjadi salah satu faktor penting bagi keberhasilan sebuah organisasi.
Kepemimpinan dalam organisasi akan menjadi lebih efektif jika
seorang pemimpin telah mendapat respek dari anak buah.
Kepemimpinan dalam organisasi sektor publik selalu memiliki
tantangan. Ada kesamaan dan perbedaan dengan kepemimpinan dalam
sektor lain, khususnya tingkat visibilitas publik, pengawasan dan
akuntabilitas, sertakonteks politik. Pemimpin eksekutif selalu
menghadapi tantangan besar dan beberapapilihan yang sulit.

Tantangan yang munculadalah meningkatnya permintaan untuk


berbagai layanan publik, tidak mempertimbangkan biaya pelayanan
publik, tantangan global dan domestik, serta meningkatnya ekspektasi
masyarakat terhadap kepemimpan sektor publik. Pemikiran mengenai
kepemimpinan berawal dari pandangan bahwa pemimpin publik harus
mengenali secara tepat dan utuh baik mengenai dirinya maupun
mengenai kondisi dan aspirasi masyarakat yang dipimpinnya,
perkembangan dan permasalahan lingkungan stratejik yang dihadapi
dalam berbagai bidang kehidupan utamanya dalam bidang yang
digelutinya, serta paradigma manajemen dan sistem organisasi.
Tanggung jawab pemimpin adalah memberikan jawaban secara arif,
efektif, dan produktif atas berbagai permasalahan dan tantangan yang
dihadapi bersama dengan orang-orang yang dipimpinnya. Untuk itu
setiap pemimpin perlu memenuhi kompetensi dan kualifikasi tertentu.
Leadership sektor publik jauh lebih spesifik dibanding leadership
secara general.

Anda mungkin juga menyukai