Nim. : 1903010065
Kelas : V B
Kepemimpinan adalah proses di mana seseorang bisa mempengaruhi orang lain untuk
meraih tujuan dan mengarahkan organisasi dengan lebih berkesinambungan, terhubung,
efektif dan koheren. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang
lain agar mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan diartikan
sebagai kemampuan menggerakkan atau memotivasi sejumlah orang agar secara serentak
melakukan kegiatan yang sama dan terarah pada pencapaian tujuannya. Kepemimpinan
juga merupakan proses menggerakkan grup atau kelompok dalam arah yang sama tanpa
paksaan.Berikut merupakan beberapa definisi atau pengertian populer mengenai konsep
kepemimpinan:
Kepemimpinan pada hakikatnya adalah suatu yang melekat pada diri seorang
pemimpin yang berupa sifat-sifat tertentu seperti: kepribadian (personality),
kemampuan (ability) dan kesanggupan (capability). Kepemimpinan juga sebagai
rangkaian kegiatan (activity) pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan
kedudukan (posisi) serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri. Kepemimpinan
adalah proses antar hubungan atau interaksi antara pemimpin, pengikut, dan
situasi.
Fungsi Kepemimpinan
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi merupakan sesuatu fungsi yang sangat
penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada
dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
Trait Theory
Trait Theory atau yang sering kita sebut sebagai teori sifat kepribadian
ini meyakini bahwa orang yang dilahirkan atau dilatih dengan
kepribadian tertentu, akan menjadikan mereka unggul dalam peran
kepemimpinan. Hal ini dapat diartikan sebagai, kualitas kepribadian
tertentu seperti keberanian, kecerdasan, pengetahuan, kecakapan, daya
tanggap, imajinasi, fisik, kreativitas, rasa tanggung jawab, disiplin dan
nila-nilainya lainnya dapat membuat seseorang menjadi pemimpin
yang baik.Teori kepemimpinan ini fokus terhadap analisis karakteristik
mental, fisik dan sosial guna mendapatkan lebih banyak pemahaman
dan pengetahuan tentang karakteristik dan kombinasi karakteristik
yang umum di antara para pemimpin.
Contingency Theory
Teori ini juga menyebutkan, seseorang dapat belajar dan berlatih untuk
menjadi pemimpin melalui ajaran, pengalaman, dan pengamatan yang
baik. Teori ini menunjukkan bahwa kepemimpinan yang efektif
merupakan hasil dari tiga keterampilan utama yang dimiliki oleh
individu yaitu keterampilan yang berupa keterampilan teknis,
manusiawi, dan konseptual.
Behavioral Theories
Teori Servant
Teori kepemimpinan servant atau dalam Bahasa Indonesia disebut
sebagai pelayan pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an.
Teori ini meyakini, bahwa seorang pemimpin yang baik adalah
pemimpin yang bertugas untuk melayani, menjaga, dan memelihara
kesejahteraan fisik serta mental pengikut atau anggotanya. Gaya
kepemimpinan ini cenderung fokus untuk memenuhi kebutuhan
pengikut dan membantu mereka menjadi untuk lebih mandiri dan
berwawasan lebih luas.
Pada teori ini, pemimpin yang baik juga diharuskan bisa bersimpati
dan dapat meredakan kecemasan yang berlebih dari para pengikutnya.
Maka itu, fungsi kepemimpinan diberikan pada seseorang yang pada
dasarnya memiliki jiwa pelayan atau melayani. Teori ini menunjukkan
bahwa tugas seorang pemimpin adalah untuk berkontribusi pada
kesejahteraan orang lain sebagai bentuk pertanggungjawaban sosial.
Teori transaksional
Berasal dari kata dasar transaksi, teori ini menggambarkan suatu gaya
kepemimpinan yang berdasar pada perjanjian atau kesepakatan yang
dibuat seseorang dengan orang lain. Dalam hal ini, tentunya yang
menjadi pelaksana adalah pemimpin dan staf atau pengikutnya
Perjanjian ini dibuat dengan tujuan mendapat pertukaran (transaksi)
yang sepadan atau saling menguntungkan antara pemimpin dengan
staf.
Teori transformasional
5) Struktur organisasi
Formalisasi
Formalisasi berasal dari kata dasar formal, yang berarti sesuai dengan
peraturan yang sah, menurut adat kebiasaan yang berlaku, atau sesuatu
yang dianggap resmi. Formalisasi merupakan proses, dimana seorang
pemimpin suatu organisasi, menjalankan roda aktivitas organisasinya
dengan prosedur dan aturan yang diatur dalam suatu syarat dan
ketentuan yang telah dirumuskan.Derajat dimana segala harapan
mengenai cara dan tujuan pekerjaan dirumuskan, ditulis dan
diberlakukan. Maka berjalannya aktivitas ini harus sesuai dengan
aturan formal yang telah diberlakukan. Formalisasi juga merupakan
hasil dari kekhasan kinerja yang tinggi, pendelegasian tugas dan
kewenangan yang tinggi, pembagian deskripsi tugas berdasarkan
berdasarkan fungsi, dan luasnya wilayah kendali.
Sentralisasi
Kerumitan
Kerumitan atau kompleksitas, merupakan suatu struktur organisasi
yang menggunakan acuan terhadap jumlah pekerjaan atau unit yang
berbeda dalam organisasi.