SKRIPSI
OLEH
1904060246
KUPANG 2021
PENGARUH MULSA DAN DOSIS PUPUKORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN HASILTANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) DI DESA
TESBATAN KECAMATAN AMARASI KABUPATEN KUPANG
SKRIPSI
OLEH
1904060246
Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada
Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana Kupang
KUPANG 2021
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL
NPM: 1904060246
Disetujuai Oleh
Pembimbing I Pembimbing II
……………..
Dr. Ir. Damianus Adar, M.Ec Ir. Agnes V. Simamora, MCP., Ph.D
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh mulsa dan pemberian dosis pupuk organik terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman tomat serta nyata tidaknya interaksi kedua faktor
tersebut
1.3 Hipotesis
1) Mulsa berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat
2) Dosis pupuk organik berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
tomat
3) Terdapat interaksi antara jenis mulsa dan dosis pupuk organik terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman tomat.
II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Sistematika
Menurut Tugiyono (1999), kedudukan tanaman tomat dalam sistematika tanaman dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiosspermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Tubiflorae
Family : Solanaceae
Genus : Lycopersicum
Spesies : Lycopersicum esculentum Mill
2.1.2. Morfologi
a) Akar
Tanaman tomat berakar pancar, namun relatif tidak dalam akar datarnya halus dan
cukup tebal.Tanaman tomat memiliki akar tunggang yang tumbuh menembus ke dalam
tanah dan akar-akar cabang yang tumbuh menyebar kesemua arah pada kedalaman 60-
70 cm (Rukmana,1999 ).Akar tanaman tomat berbentuk serabut yang menyebar ke
segala arah (Wiryanta,2002).
b) Batang
Batang tanaman tomat berbentuk bulat dan membengkak pada buku- buku. Bagian yang
masih muda berambut biasa dan ada yang bekelenjar. Mudah patah, dapat naik
bersandar pada turus atau merambat pada tali, namun harus 6 dibantu dengan beberapa
ikatan dibiarkan melata cukup rimbun dan menutupi tanah(Rukmana 1994). Batang
tanaman tomat berbentuk bulat,bercabang banyak sehingga secara keseluruhannya
berbentuk perdu dan teksturnya lunak,tetapi setelah tua batangnya berubah menjadi
bersudut berstektur keras dan berkayu. Tinggi tanaman tomat mencapai 2-3 m
(Wiryanta,2002). Batang tanaman tomat berfungsi sebagai organ lintasan air dan
mineral dari akar ke daun dan lintasan zat makanan hasil fotosintesis dari daun
keseluruh bagian tumbuhan (Purwati, 2007).
c) Daun
Daun tomat berwarna hijau dan berbulu. Panjangnya sekitar 20-30 cm. Daun tomat ini
tumbuh didekat ujung dahan atau cabang. Sementara itu tangkai daunnya berbentuk
bulat memanjang sekitar 7-10 cm dan ketebalan 0,3-0,5 cm (Wiryanta,2002). Daun
merupakan organ pada tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat fotosintesis, transpirasi
dan sebagai alat pernapasan. Hasil fotosintesis berupa gula (glukosa) dan oksigen.
Glukosa hasil-hasil fotosintesis akan diangkut oleh pembuluh tapis dan diedarkan
keseluruh bagian tumbuhan. Oksigen dikeluarkan melalui stomata daun dan sebagian
digunakan untuk respirasi sel-sel didaun. Daun juga berperan penting dalam transpirasi
yang merupakan peristiwa penguapan pada tumbuhan. Transpirasi dapat pula melalui
batang, tetapi umumnya berlangsung melalui daun. Melalui transpirasi, air dari
tumbuhan dalam bentuk uap air akan dikeluarkan melalui stomata ke udara. Adanya
transpirasi menyebabkan aliran dan mineral dari akar, batang dan tangkai daun terjadi
secara terus-menerus (Purwati, 2007). 7
d) Bunga
Bunga tanaman tomat berwarna kuning dan tersusun dalam dompolan dengan jumlah 5-
10 bunga perdompolan atau tergantung varietasnya. Kuntum bunganya terdiri dari lima
helai daun kelopak dan lima helai mahkota. Pada serbuk sari bunga terdapat kantong
yang letaknya menjadi satu dan membentuk bumbung yang mengelilingi tangkai kepala
putik.Bunga tomat dapat melakukan penyerbukan sendiri karena tipe bunganya berumah
satu. meskipun demikian tidak menutup kemungkinan terjadi penyerbukan silang
(Wiryanta, 2002).Bunga tumbuh dari batang (cabang) yang masih muda membentuk
jurai yang terdiri atas dua baris bunga.Mahkota bunganya berwarna kuning muda,
bentuk bakal buahnya ada yang bulat panjang berbentuk bola atau jorong melintang,
(Rismundar, 1995)
e) Buah Buah tomat berbentuk bulat,bulat lonjong,bulat pipih atau oval. Buah yang masih
muda berwarna hijau muda sampai hijau tua. Sementara itu buah yang sudah tua
berwarna merah cerah atau merah gelap, merah kekuning-kuningan atau merah
kehitaman. Buah tomat ada juga berwarna kuning tergantung jenis dan varietasnya
(Wiryanta,2002).
1) Iklim Tanaman Tomat dapat tumbuh dalam musim hujan ataupun musim kemarau
namun dalam musim yang basah tidak akan terjamin baik hasilnya, iklim yang basah
akan membentuk tanaman yang rimbun, tetapi bunganya berkurang. Musim kemarau
yang terik dengan angin yang kencang akan menghambat pertumbuhan bunga
(Mengering dan Berguguran). walaupun tomat tahan terhadap 8 kekeringan namun tidak
berarti tomat dapat tumbuh dengan subur dalam keadaan kering tanpa pengairan oleh
karena itu didataran tinggi maupun dataran rendah pada musim kemarau tomat
memerlukan penyiraman atau pengairan demi kelangsungan hidup dan produksinya.
Untuk pertumbuhan tanaman tomat yang memuaskan dalam bentuk vegetatif
maupun generatif diperlukan :
Curah hujan yang cukup tidak deras dalam masa pertumbuhan bunga dan
buahnya.
Suhu udara rata-rata 20-300 C pada siang hari, 10-200 C pada malam hari untuk
menjamin perairan yang baik
Angin yang tidak kering dan kecepatan yang sedang.
Persyaratan iklim lain yang dikehendaki tanaman tomat adalah memerlukan sinar
matahari minimal 8 jam perhari dan curah hujan pada kisaran 750 - 1,250 mm
pertahun.
2) Tanah
Tanaman tomat dapat tumbuh dan berproduksi baik pada berbagai jenis tanah tetapi
paling baik adalah pada tanah liat yang mengandung pasir, hal yang paling penting
keadaan tanah tersebut subur, gembur banyak mengandung bahan organik (Humus)
sirkulasi udara dan tata air dalam tanah baik serta memiliki pH antara 3-6 dan dapat
menahan air dengan baik.
Kesesuaian tanah untuk bercocok tanam tomat ditentukan oleh sifat-sifat fisik tanah,
kimia tanah dan biologi tanah.
Pupuk organik merupakan bahan yang ditambahkan kedalam tanah untuk memenuhi
tersedianya unsur hara bagi pertubuhan dan produksi tanaman sehingga sangat jelas lahan yang
tidak menggunakan pupuk organik akan mengalami kerusakan yang hebat. jadi pupuk organik
merupakan satu-satunya jawaban pertanian kita kedepan.
Pupuk organik merupakan hasil akhir atau hasil dari perubahan peruraian bagian dari
sisa tanaman dan hewan misalnya bungkil, guano dan tepung tulang. Pupuk organik berasal dari
bahan organik yang mengandung berbagai macam unsur meskipun ketersedian dalam jumlah
sedikit (Samekto,2006 ).Pupuk organik tidak lain adalah bahan yang dihasilkan dari pelapukan
sisa-sisa tanaman,hewan,dan manusia.Ada beberapa macam kelebihan dari pupuk organik ini
sehingga ia sangat disukai petani, diantaranya sebagai berikut.
Memperbaiki struktur tanah.ini dapat terjadi karena organisme tanah saat penguraian bahan
organik dalam pupuk bersifat sebagai perekat dan dapat mengikat butir-butir tanah menjadi
butiran yang lebih besar.Menaikkan daya serap tanah terhadap air.Bahan organik memiliki daya
serap yang besar terhadap air tanah. itulah sebabnya pupuk organik sering berpengaruh positif
terhadap hasil tanaman,terutama pada musim kering.Menaikkan kondisi kehidupan di dalam
tanah. Hal ini terutama disebabkan oleh organisme dalam tanah yang memanfaatkan bahan
organik menjadi makanan.oleh karena itu,pupuk organik seperti pupuk kandang yang diberikan
pada tanah harus diuraikan terlebih dahulu oleh jasad renik melalui proses pembusukan atau
peragian sebelum diisap oleh akar tanaman.
Dari proses pembusukan ini,jasad renik memperoleh makanan dan sumber tenaga.
Semakin banyak pula jasad renik dalam tanah.sebagai sumber zat makanan.Pupuk organik
mengandung zat makanan yang lengkap meskipun kadarnya tidak setinggi pupuk
anorganik.selain itu,caranya diakui memang agak lambat dibanding pupuk anorganik. itulah
sebabnya untuk mencapai hasil maksimal,pemakaian pupuk organik hendaknya diimbangi
dengan pupuk anorganik agar keduanya saling melengkapi. dengan demikian,akan tercipta tanah
pertanian yang kaya zat hara,strukturnya gembur atau remahdan berwarna coklat kehitaman.
Jenis pupuk organik yang digunakan adalah pupuk kandang.pupuk kandang adalah pupuk yang
berasal dari kandang ternak,baik berupa kotoran padat(feses) yang bercampur sisa makanan
maupun(urine). itulah sebabnya pupuk kandang terdiri dari dua jenis,yaitu padat dan
cair(Lingga,2008) Pupuk kandang adalah pupuk alam yang berasal dari kotoran ternak yang
bercampur dengan sisa makanan yang membusuk dan urine (Tim Penyusun Kamus PS, 2003
dalam Nova, 2012). Kandungan unsur hara yang terkandung dalam pupuk kandang kotoran sapi
adalah Air (H2O) 85%, N 0,40%, P2O5 0,20% dan K2O 0,10% (Sutejo, 2002). Penggunaan
pupuk kandang organik dapat memperbaiki kesuburan tanah dan meningkatkan efesien
penggunaan pupuk anorganik sehingga mempercepat pertumbuhan tanaman. Kandungan N, P, K
dalam pupuk kandang tidak terlalu tinggi dapat memperbaikipermeabilitas tanah, porositas,
struktur tanah, daya menahan air dan kandungan kation tanah. Pemberian pupuk kandang pada
tanaman dapat membantu menetralkan pH tanah, meningkatkan kesuburan tanah dan
memperbaiki struktur tanah menjadi lebih gembur (Samekto, 2006).
Secara umum nitrogen berperan dalam memacu pertumbuhan tanaman terutama pada fase
vegetatif, berperan dalam pembentukan klorofil serta 14 komponen pembentuk lemak, protein
dan persenyawaan lain (Marsono dan Sigit, 2001). Parker (2004) menambahkan bahwa nitrogen
berperan dalam proses pertumbuhan, sintesis asam amino dan protein serta merupakan
pembentuk struktur klorofil. Nitrogen sebagai pembentuk struktur klorofil, nitrogen akan
mempengaruhi warna daun. ketika tanaman tidak mendapatkan cukup nitrogen, warna hijau daun
akan memudar dan akhirnya menguning. Kekurangan nitrogen akan menyebabkan pertumbuhan
terhambat, daun berwarna kuning, tangkai tinggi kurus dan warna hijau daun menjadi pucat.
Pemberian unsur hara nitrogen dapat dilakukan melalui pemupukan. Pupuk nitrogen termasuk
pupuk kimia buatan tunggal. Jenis pupuk ini termasuk pupuk makro. sesuai dengan namanya
pupuk-pupuk dalam kelompok ini didominasikan oleh unsur nitrogen. Adanya unsur lain
didalamnya lebih bersifat sebagai pengikat atau juga sebagai katalisator. Salah satu jenis pupuk
nitrogen yang sering digunakan adalah urea. Urea adalah pupuk buatan hasil persenyawaan
NH4(ammonium) dengan CO2. Bahan dasarnya biasanya berupa gas alam dan merupakan hasil
ikutan tambang minyak bumi. Kandungan N berkisar antara 45 – 46 % (Marsono dan Sigit,
2001).
Phosfor disebut sebagai kunci kehidupan bagi tanaman karena unsur ini terlibat lansung dalam
proses hidup tumbuhan. Unsur P adalah hara kedua setelah nitrogen dalam frekuensi atau
kegunaanya sebagai pupuk. Keperluan P kadang- kadang lebih kritik dari pada N pada tanah-
tanah tertentu. Nitrogen dapat ditambat oleh mikroba dari udara, tetapi unsur P hanya berasal
dari batuan. Tanpa kecukupan P sebagai proses didalam tanaman akan terhambat sehingga
pertumbuhan dan perkembangan tanaman tidak berlangsung secara optimal (Balai Penelitian
Tanaman Pangan Bogor, 1991). Phosfor berperan dalam meransang pertumbuhan dan
perkembangan akar, sebagai bahan dasar (ATP dan ADP), membantu asimilasi dan respirasi,
mempercepat proses penbungaan dan pembuahan, serta pemasakan biji dan buah (Marsono dan
Sigit, 2001). Parker (2004) menambahkan phosfor berperan dalam mestimulasi pertumbuhan
akar, membantu pembentukan benih, berperan dalam proses fotosintesis dan respirasi.
Kekurangan unsur phosfor akan menyebabkan warna keunguan pada daun dan batang serta
bintik hitam pada daun dan buah. Menurut Tan (1996) phosfor merupakakan hara tanaman
esensial dan diambil oleh tanaman dalam bentuk ion anaorganik :H2 PO4. phosfor diperlukan
dalam perkembangan akar untuk mempertahankan vigor tanaman, untuk pembentuk benih, dan
pengontrolan kematangan tanaman. Phosfor juga merupakan komponen esensial ADP
(Adenosine Di Phospate) dan ATP (Adenosine Th Phospate), yang bersama-sama memerankan
bagian penting dalam fotosintesis dan penyerapan ion serta sebagai transportasi dalam tanaman.
Phosfor juga merupakan bagian esensial dari asam nukleat (DNA dan RNA).
2.5.3. Kalium
Kalium berperan dalam membantu pembentukan protein dan karbohidrat, memperkuat jaringan
tanaman, berperan membentuk antibody tanaman terhadap penyakit serta kekeringan (Marsono
dan Sigit, 2001). Kalium tidak disintensis menjadi senyawa organik oleh tumbuhan, sehingga
unsur ini tetap sebagai ion didalam tumbuhan. Kalium berperan sebagai aktivator dari berbagai
enzim yang esensial dalam reaksi-reaksi fotosintesis dan respirasi, serta untuk enzim yang
terlibat dalam sintensis protein dan pati. Kalium juga merupakan ion yang berperan dalam
mengatur potensi osmotik sel, dengan demikian akan berperan dalam mengatur tekanan turgor
sel. berkaitan dengan pengaturan turgor sel ini, peran yang penting dalam proses membuka dan
menutupnya stomata (Lakitan, 2004). Tanaman yang kekurangan kalium akan lebih peka
terhadap penyakit dan kualitas produksi biasanya rendah baik daun, buah maupun biji seperti
pada tanaman kedelai (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004). Kebutuhan tanaman akan unsur K
dapat diperoleh dari pemupukan. Salah satu jenis pupuk kalium yang dikenal adalah KCl
(Marsono dan Sigit, 2001). Upaya pemupukan kalium harus memperhatikan asas efektifitas
karena selain mudah larut dan tercuci bersama air perlokasi, unsur kalium juga mudah terikat
dalam tanah. Efektifitas pemupukan kalium dapat dicapai antara lain dengan memperhatikan
waktu dan cara pemupukan yang tepat. Pemberian pupuk kalium secara bertahap diperlukan
untuk mencegah penyerapan berlebihan oleh tanaman “luxury Consumption”. Pada tanah yang
mengandung kalium cukup tersedia pemberian pupuk kalium dapat dikurangi. dibandingkan
tanaman pangan, tanaman perkebunan dan industri lebih banyak menggunakan pupuk kalium
anorganik (Runhayat, 1995)
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
1. Benih
Benih tomat yang digunakan dalam penelitian iniadalah varietas hibrida montero
disediakan sebanyak 10 grm.
2. Mulsa
Mulsa yang digunakan dalam penelitian ini adalah mulsa jerami padi diambil dari desa
Pulo Ie kecamatan Kuala,Kabupaten Nagan Raya danmulsa serbuk gergajidiambil dari
desa Suak Puntong.
3. Kapur
Kapur pertanian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dolomit.
4. Pupuk
Pupuk organik yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk kandang dari kotoran
sapi yang telah terdekomposisidiambil dari desa Suak Puntong kecamatan Kuala Pesisir
Kabupaten Nagan Raya dan pupuk Urea, KCl dan SP-36. 18
5. Polybag
Polibag yang digunakan dalam penelitian ini adalah polybag kecil atau babybag untuk
persemaian.
6. Pestisida
Pestisida yang digunakan dalam penelitian ini adalah furadan, selvin dithane M-45
dansynbus. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : Cangkul, garu,
Parang, Pisau, ajir, tali rapia, timbangananalitik, hand spayer, jangka sorong,papan nama,
cat, gembor, ember, sekop, ayakan pasir, meteran dan alat-alat tulis.
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak
Kelompok (RAK) pola faktorial 3 x 3 dengan 3 ulangan maka terdapat 9 kombinasi perlakuan
sehingga terdapat 27 unit satuan percobaan. Faktor yang di teliti meliputi mulsa dan dosis pupuk
kandang.
M0 = Tanpa Mulsa
M1 = Mulsa Jerami
N
O Kombinasi perlakuan mulsa Dosis pupuk organik
(ton/ha)
1. M0P1 Kontrol 10
2. M0P2 Kontrol 20
3. M0P3 Kontro 30
4. M1P1 Jerami 10
5. M1P2 Jerami 20
6. M1P3 Jerami 30
7. M2P1 Sebuk gergaji 10
8. M2P2 Sebuk gergaji 20
9. M2P3 Sebuk gergaj 30
Model matematis yang akan digunakan adalah :
Keterangan :
Yijk = Nilai pengamatan untuk faktor mulsa taraf ke – j, faktor dosis pupuk organik taraf
ke- k dan ulangan ke-k
µ = Nilai tengah umum
βi = Pengaruh ulangan ke-i (i =1,2,3)
Mj = Pengaruh faktor mulsa ke-j(j=1,2,3)
Pk = Pengaruh faktor dosis pupuk organik ke-k (k=1,2,3)
(MP)jk = Interaksi mulsa pada taraf mulsa ke –j, taraf dosis pupuk organik ke-k
εijk = Galat percobaan untuk ulangan ke-i, faktor mulsa taraf ke-j, faktor pupuk organik
taraf ke-k.
Apabila Hasil uji F menunjukkan pengaruh yang nyata maka dilanjutkan dengan Uji Beda
Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. Dengan rumus sebagai berikut: BNT0,0,5 = t0,0 5 (;dbg)
Dimana : BNT0,0 5 = Beda Nyata Terkecil pada taraf 5% t0,0 5 (;dbg ) = Nilai baku t pada taraf
5% KTg = Kuadrat Tengah Galat r = Jumlah ulangan
3.5 Pengamatan
Adapun perubah – perubah yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Daftar pustaka
BPS Kabupaten Kupang. Kecamatan Amarasi Dalam Angka 2016. Badan Pusat Statistik. Provinsi Nusa
Tenggara timur . Ilmu Usahatani. Penerbit Swadaya, Jakarta Hernanto, F. 1994. Membangun Pertanian.
Karya Grafindo Persada, Jakarta Mosher, A. T. 1991. Menggerakan dan Analisis Usaha Tani UI. Jakarta
Soekartawi, 1995. Analisis Usaha Tani UI. Jakarta