Anda di halaman 1dari 19

PERTUMBUHAN PADA PRODUKSI BENIH TANAMAN KENTANG

(Solanum tuberosum L.) HIDROPONIK TERHADAP SUHU PENDINGINAN

PAPER

OLEH:
SALSALINA ITA BR PINEM
170301001
AGROTEKNOLOGI 1

LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2017
PERTUMBUHAN PADA PRODUKSI BENIH TANAMAN KENTANG
(Solanum tuberosum L.) HIDROPONIK TERHADAP SUHU PENDINGINAN

PAPER

OLEH:
SALSALINA ITA BR PINEM
170301001
AGROTEKNOLOGI 1

Paper sebagai salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian di
LaboratoriumAgroklimatologi Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan

LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2017
Judul : PERTUMBUHAN PADA PRODUKSI BENIH TANAMAN
KENTANG (Solanum tuberosum L.) HIDROPONIK TERHADAP
SUHU PENDINGINAN
Nama : SALSALINA ITA BR PINEM

NIM : 170301001
Program Studi : Agroteknologi

Diketahui Oleh :
Asisten Koordinator

(Muhammad Ridho Adha)


NIM : 140301186

Diperiksa Oleh : Diperiksa Oleh :


Asisten Korektor I Asisten Korektor II

(Abdul Razak) (Devi Nurmuharani)


NIM : 130301285 NIM : 140301257
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan paper ini dengan baik dan tepat pada
waktunya
Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Dr. Ir. Chairani Hanum, M.Si., Dr. Ir. Nini Rahmawati,
SP, M.Si., Dr. Yaya Hasanah, M.Si., Ir. Irsal, MP, Ir. T. Irmansyah, MP, Ir. Lisa
Mawarni, MP selaku dosen pengajar mata kuliah Agroklimatologi serta kakak dan
abang asisten Laboratorium Agroklimatologi yang telah memercayai penulis
dalam menyelesaikan paper ini.
Adapun judul dari paper ini adalah “PERTUMBUHAN PADA
PRODUKSI BENIH TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.)
HIDROPONIK TERHADAP SUHU PENDINGINAN
”. Adapaun paper ini merupakan salah satu syarat untuk dapat memenuhi
komponen penilaian di Laboratorium Agroklimatologi Program Studi
Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada dasarnya, penulis berusaha menyajikan paper ini sebaik mungkin.
Penulis memahami paper ini masih jauh dari harapan dan kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran, kritik dan perbaikan untuk dapat
menyempurnakan tulisan ini.
Akhir kata, penulis berharap paper ini dapat diterima dengan baik dan
dapat bermanfaat bagi setiap pembaca. Terimakasih

Medan, November 2017

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Pendahuluan
Latar Belakang
Tinjauan Penulisan
Kegunaan Penulisan
Tinjauan Pustaka
Botani Tanaman
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanah

SUHU UDARA DAN KETERKAITANNYA DENGAN PERTUMBUHAN


TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.)
Pengertian Suhu Udara
Faktor yang Mempengaruhi Suhu Udara
Hubungan Suhu Udara Dengan Sektor Pertanian
(Solanum tuberosum L.)
Klasifikasi Tanaman Kentang ( Solanum tuberosum L.)
Pertumbuhan Pada Produksi Benih kentang (Solanum
tuberosum L.) Hidroponik Terhadap Suhu Pendinginan

Kesimpulan
Daftar Pustaka
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu pangan
utama dunia setelah padi, gandum, dan jagung dan di Indonesia kentang termasuk
salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai perdagangan domestik dan
potensi ekspor yang cukup baik. Umbi kentang mengandung karbohidrat, vitamin
dan mineral yang cukup tinggi. Komposisi utama umbi kentang adalah protein, air
dan karbohidrat, serta mengandung kalsium, fosfor, natrium, kalium, zat besi,
vitamin C dan vitamin B. Tingginya kandungan karbohidrat menyebabkan umbi
kentang dikenal sebagai bahan yang dapat menggantikan bahan pangan penghasil
karbohidrat lain seperti beras, gandum, dan jagung. Selain itu, umbi kentang lebih
tahan lama disimpan dibandingkan dengan sayuran lainnya. Kentang juga
merupakan komoditas ekspor yang memiliki daya jual yang lumayan tinggi
(Basuki, RS, 2009)
Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) menghasilkan umbi sebagai
komoditas sayuran dan bahan makanan olahan. Umbi kentang kultivar Atlantic
yang merupakan salah satu kultivar kentang terseleksi di Amerika Serikat,
mempunyai beberapa keunggulan seperti produktivitas tinggi, kadar air rendah,
mudah dalam pengolahan hasil umbi, tidak mengalami perubahan setelah diproses
dan mempunyai kualitas umbi chip and fried walaupun juga mengandung
kelemahan, yaitu tidak tahan terhadap penyakit dan hama
(Basuki, RS, Moekasan, 2013)
Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) adalah termasuk tanaman
sayuran yang berumur pendek (semusim). Saat ini kegunaan umbinya semakin
banyak dan mempunyai peran penting bagi perekonomian Indonesia. Kebutuhan
kentang semakin meningkat akibat pertumbuhan jumlah penduduk, juga akibat
perubahan konsumsi di beberapa negara berkembang. (Mailangkay,dkk. 2012)
Kentang merupakan salah satu jenis sayuran yang mendapat prioritas
dikembangkan di Indonesia. Berdasarkan volumenya kentang merupakan bahan
pangan keempat di dunia setelah padi, jagung, dan gandum. Kentang hanya dapat
hidup di daerah dataran tinggi sekitar 1000-3000 meter di atas permukaan laut.
Sentra produksi kentang di Indonesia tersebar di daerah Sumatera Utara, Sumatera
Barat, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
(Bayong. 2004.)
Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan komoditas sayuran bernilai
ekonomi yang banyak diusahakan petani setelah cabai dan bawang merah.
Kentang selain digunakan sebagai bahan makanan juga digunakan sebagai bahan
industri dan berpotensi untuk biofarmaka. Salah satu sentra produksi kentang di
Indonesia untuk daerah Jawa Barat adalah Pangalengan. Di Pangalengan terdapat
beberapa pertanian kentang, hal ini didukung oleh keadaan iklim yang sesuai
untuk pertumbuhan dan perkembangan kentang. ()

Tujuan Penulisan
Untuk Mengetahui Pertumbuhan Pada Produksi Benih Kentang (Solanum
tuberosum L.) Hodroponik Terhadap Suhu Udara
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan paper ini adalah sebagai salah satu syarat
untuk dapat memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Agroklimatologi
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,
Medan
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Tanaman kentang berasal dari daerah dataran tinggi Andes, Amerika
Selatan . International Potato Centre (CIP) (2010) menyebutkan bahwa daerah
tersebut merupakan pusat konservasi keanekaragaman hayati kentang. Wilayah
tersebut berada pada ketinggian antara 1500-4000 meter. Tanaman kentang dapat
dibudidayakan di beberapa negara beriklim sedang, tropis dan subtropis
(Ma’rufatin. 2011).
Kentang merupakan tanaman semusim yang berasal dari wilayah
pegunungan Andes di Peru dan Bolivia yang memiliki daun berbentuk menyirip
majemuk dan lembar daun bertungkai dan berfungsi sebagai tempat melakukan
proses fotosintesis yang kemudian hasil fotosintesis tersebut digunakan untuk
pertumbuhan vegetatif, generatif, respirasi dan sebagian disimpan dan ditimbun
pada bagian tanaman sehingga membentuk umbi. (Handayani,dkk.2013)
Menurut Rukmana (1997), dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan
kentang diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (Tumbuh – tumbuhan)
Divisio : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
Subdivisio : Angiospermae (Berbiji tertutup)
Clasis : Dicotyledonae (Biji berkeping dua)
Ordo : Solanales(Tumbuhan berumbi)
Familia : Solanaceae(Tumbuhan berbunga terompet)
Genus : Solanum
Spesies : Solanum tuberosum Linn
Tanaman kentang umumnya berdaun rimbun. Helaian daun berbentuk
poling atau bulat lonjong, dengan ujung meruncing, memiliki anak daun primer
dan sekunder, tersusun dalam tangkai daun secara berhadap-hadapan (daun
mejemuk) yang menyirip ganjil. Warna daun hijau keputih–putihan. Posisi
tangkai utama terhadap batang tanaman membentuk sudut kurang dari 45o atau
lebih besar 45o. Pada dasar tangkai daun terdapat tunas ketiak yang dapat
berkembang menjadi cabang sekunder (Rukmana, 1997). Daun berkerut–kerut
dan permukaan bagian bawah daun berbulu. Daun tanaman berfungsi sebagai
tempat proses asimilasi untuk pembentukan karbohidrat, lemak, protein dan
vitamin yang digunakan untuk pertumbuhan vegetatif, respirasi dan persediaan
tanaman. (Putro, 2010)
Tanaman kentang memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar
tunggang dapat menembus tanah sampai kedalaman 45 cm, sedangkan akar
serabut umumnya tumbuh menyebar (menjalar) ke samping dan menembus tanah
dangkal. Akar tanaman berwarna keputih– putihan dan halus berukuran sangat
kecil. Di antara akar–akar tersebut ada yang akan berubah bentuk dan fungsinya
menjadi umbi (stolon) yang selanjutnya akan menjadi umbi kentang. Akar
tanaman berfungsi menyerap zat–zat yang diperlukan tanaman dan untuk
memperkokoh berdirinya tanaman (Putri, 2003).
Lovatt (1997) menyebutkan bahwa terdapat empat fase pertumbuhan
tanaman kentang, yaitu pertumbuhan vegetatif, inisiasi, pembesaran dan
pemasakan umbi. Fase vegetatif memerlukan waktu 2-4 minggu dari muncul
tunas sampai inisiasi umbi. Fase inisiasi dan pembesaran umbi dimulai dengan
pembentukan stolon kemudian pembesarannya. Waktu yang dibutuhkan sekitar 7-
8 minggu. Fase pemasakan umbi memerlukan waktu 2-3 minggu. Perubahan yang
terjadi pada fase ini yaitu kulit umbi mulai terbentuk, berat kering umbi
maksimum, bagian atas tanaman berwarna kekuningan dan mati. Jumlah waktu
yang dibutuhkan tanaman kentang untuk tumbuh dan berkembang sekitar 13-20
minggu atau 90-140 hari. (Ma’rufatin. 2011)

Syarat Tumbuh
Iklim
Keadaan iklim yang ideal untuk tanaman kentang adalah suhu rendah
(dingin) dengan suhu rata–rata harian antara 15–20o C. Kelembaban udara 8090%
cukup mendapat sinar matahari (moderat) dan curah hujan antara 200– 300 mm
per bulan atau rata–rata 1000 mm selama pertumbuhan. Suhu tanah optimum
untuk pembentukan umbi yang normal berkisar antara 15–18o C. Pertumbuhan
umbi akan sangat terhambat apabila suhu tanah kurang dari 10o C dan lebih dari
30o C (Rukmana, 1997 dan Samadi, 1997 dalam Putro, 2010).
Tanah
Tanaman kentang membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak
mengandung bahan organik, bersolum dalam, aerasi dan drainasenya baik dengan
reaksi tanah (pH) 5–6,5. Jenis tanah yang paling baik adalah Andosol dengan ciri–
ciri solum tanah agak tebal antara 1–2 m, berwarna hitam atau kelabu sampai
coklat tua, bertekstur debu atau lempung berdebu sampai lempung dan bertekstur
remah. Jenis tanah Andosol memiliki kandungan unsur hara sedang sampai tinggi,
produktivitas sedang sampai tinggi dan reaksi tanah masam sampai netral. Daerah
yang berangin kencang harus dilakukan pengairan yang cukup dan sering
dilakukan pengontrolan keadaan tanah karena angin kencang yang berkelanjutan
berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap pertumbuhan
tanaman dan penularan bibit penyakit ke tanaman dan ke areal pertanaman yang
lain(Rukmana, 1997 dalam Putro, 2010)
PERTUMBUHAN PADA PRODUKSI BENIH TANAMAN KENTANG
(Solanum tuberosum L.) HIDROPONIK TERHADAP SUHU PENDINGINAN

Pengertian Suhu Udara


Suhu udara adalah derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala
tertentu dengan menggunakan termometer. Skala suhu adalah oC. Suhu juga bisa
diartikan sebagai suatu sifat fisika dari suatu benda yang menggambarkan energi
rata-rata pergerakan molekul (Debora, 2014).
Suhu dalam pengertian kualitatif merupakan ukuran untuk menyatakan
dingin, panas dan hangat dalam kehidupan sehari-hari. Panas dapat dinyatakan
sebagai energi yang ditransfer dari benda yang satu ke benda yang lain dengan
proses radiasi, konveksi atau konduksi (Kirono, dkk. 2014).
Udara adalah komponen terpenting bagi semua makhluk hidup. Udara juga
merupakan salah satu yang berhubungan dengan suhu. Suhu dapat diukur dengan
alat pengukur suhu. Dalam pengukuran suhu, pengambilan data suhu yang benar
sangatlah penting. Suhu yang sering dipergunakan adalah suhu udara dan suhu
tanah (Bimo, dkk. 2014)
Suhu udara adalah ukuran energi rata-rata dari pergerakan molekul-
molekul. Suhu suatu benda ialah keadaan yang menentukan kemampuan benda
tersebut untuk memindahkan panas ke benda lain atau menerima panas dari benda
lain tersebut. Dalam sistem, benda yang kehilangan panas dikatakan benda
bersuhu tinggi. (Yani. 2009)
Suhu merupakan karakteristik yang dimiliki oleh suatu benda yang
berhubungan dengan panas dan energi. Jika panas dialirkan pada suhu benda,
maka suhu benda tersebut akan turun jika benda yang bersangkutan kehilangan
panas. Akan tetapi hubungan antara satuan panas dengan satuan suhu tidak
merupakan suatu konstanta, karena besarnya peningkatan suhu akibat penerimaan
panas dalam jumlah tertentu akan dipengaruhi oleh daya tampung panas (heat
capacity) yang dimiliki oleh benda penerima tersebut (Lakitan 2002 dalam
Handareni. 2015)
Faktor yang mempengaruhi Suhu Udara
Suhu udara dipermukaan bumi adalah relative, tergantung pada faktor-
faktor yang mempengaruhinya seperti misalnya lamanya penyinaran matahari. Hal
itu dapat berdampak langsung akan adanya perubahan suhu di udara. Suhu udara
bervariasi menurut tempat dan dari waktu ke waktu di permukaan bumi. Menurut
tempat suhu udara bervariasi secara vertikal dan horizontal dan menurut waktu
dari jam ke jam dalam sehari, dan menurut bulanan dalam setahun. (Bimo,dkk.
2014)
Radiasi matahari mempengaruhi suhu rata-rata di masing-masing wilayah,
semakin besar jumlah energi radiasi yang diterima suatu wilayah menyebabkan
semakin tinggi suhu permukaan pada wilayah tersebut. Suhu udara akan
berfluktuasi dengan nyata pada setiap periode24 jam. Suhu udara maksimum
tercapai beberapa saat setelah intensitas cahaya maksimum tercapai pada saat
berkas cahaya jatuh tegak lurus, yakni tengah hari. (Lakitan, 2002)
Keadaan suhu udara pada suatu tempat di permukaan bumi akan
ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut :
o Lamanya Penyinaran Matahari
Semakin lama matahari memancarkan sinarnya disuatu daerah,
makin banyak panas yang diterima. Keadaan atmosfer yang cerah
sepanjang hari akan lebih panas daripada jika hari itu berawan
sejak pagi.
o Kemiringan Sinar Matahari
Suatu tempat yang posisi matahari berada tegak lurus di atasnya,
maka radiasi matahari yang diberikan akan lebih besar dan suhu
ditempat tersebut akan tinggi, dibandingkan dengan tempat yang
posisi mataharinya lebih miring.
o Angin dan Arus Laut
Angin dan arus laut mempunyai pengaruh terhadap temperatur
udara. Misalnya, angin dan arus dari daerah yang dingin, akan
menyebabkan daerah yang dilalui angin tersebut juga akan menjadi
dingin.
o Tinggi Rendahnya Tempat
Semakin tinggi kedudukan suatu tempat, temperatur udara di
tempat tersebut akan semakin rendah, begitu juga sebaliknya
semakin rendah kedudukan suatu tempat, temperatur udara akan
semakin tinggi. Perbedaan temperatur udara yang disebabkan
adanya perbedaan tinggi rendah suatu daerah disebut amplitudo.
Alat yang digunakan untuk mengatur tekanan udara dinamakan
termometer. Garis khayal yang menghubungkan tempat-tempat
yang mempunyai tekanan udara sama disebut Garis isotherm. Salah
satu sifat khas udara yaitu bila kita naik 100 meter, suhu udara akan
turun 0,6 °C. Di Indonesia suhu rata-rata tahunan pada ketinggian 0
meter adalah 26 °C. Misal, suatu daerah dengan ketinggian 5.000 m
di atas permukaan laut suhunya adalah 26 °C × -0,6 °C = -4 °C,
jadi suhu udara di daerah tersebut adalah -4 °C. Perbedaan
temperatur tinggi rendahnya suatu daerah dinamakan derajat
geotermis. Suhu udara rata-rata tahunan pada setiap wilayah di
Indonesia berbeda-beda sesuai dengan tinggi rendahnya tempat
tersebut dari permukaan laut
o Keadaan Awan
Adaya awan di atmosfer akan menyebabkan berkurangnya radiasi
matahari yang diterima di permukaan bumi. Karena radiasi yang
mengenai awan, oleh uap air yang ada di dalam awan akan
dipencarkan, dipantulkan, dan diserap.
o Keadaan Permukaan Bumi
Perbedaan sifat darat dan laut akan mempengaruhi penyerapan dan
pemantulan radiasi matahari. Permukaan darat akan lebih cepat
menerima dan melepaskan panas m energy radiasi matahari yang
diterima dipermukaan bumi dan akibatnya menyebabkan
perbedaan suhu udara di atasnya. (Damanhuri, 2017)
Suhu udara bersifat dinamis dan sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur
cuaca seperti curah hujan, tekanan udara, kelembaban udara dan kecepatan udara.
Suhu udarapun ditentukan oleh peredaran semu matahari dari utara ke selatan dan
sebaliknya. Pergerakan semu matahari ini menyebabkan perbedaan penerimaan
sinaran matahari sehingga terjadi perbedaan suhu udara. Maka terjadilah pola
musim dibelahan utara dan selatan bumi maupun daerah disekitar ekuator. Suhu
udara juga dapat dipengaruhi oleh pergerakan massa udara disekitarnya baik
secara konveksi, adveksi maupun turbulensi. Pergerakan massa udara selain
adveksi, konveksi dan turbulensi juga akan membawa massa, energi dan
momentum (Kayadu. 2015 dalam Handareni. 2015)

Hubungan Suhu Udara Dengan Sektor Pertanian


(Solanum tuberosum L.)
Pengembangan teknologi pemuliaan tanaman pada saat ini telah banyak
menunjukkan kemajuan. Menururt Smith (1968) tanaman kentang diduga telah
ada sekitar 70 varietas pada zaman dulu. Varietas tanaman yang terkenal saat itu
ialah Russet Burbank yang diproduksi di Idaho dan diikuti dengan kemunculan
varietas lain seperti Eigenheimer, Bevelander, Voran, profijit, Marinta, Pinpernal,
Panda dan Intje.
Ada juga kentang varietas Agria¸ kentang introduksi dari Belanda.
Umbinya besar seperti umbi ketelah rambat. Kuning umbi kuning, daging umbi
kuning tua. Kultivar Agria memiliki kandungan pati sebesar 18,3% sehingga
kultivar ini cocok digunakan sebagai bahan baku french friesTanaman ini tahan
penyakit virus PUY, penyakit busuk daun dan umbi juga tanam serangan
nematoda serta keropeng. (Salsabila. 2015)
Seiring dengan perkembangan teknologi genetika, varietas – varietas
tanaman kentang baru banyak bermunculan sesuai dengan ketahanan terhadap
penyakit. Menurut Balitsa (2008) varietas tanaman kentang yang sangat
mendominasi untuk saat ini ialah Granola sebagai kentang sayur dan Atlantis
sebagai kentang olahan. (Djuariah,, 2016)
Atlantis merupakan salah satu varietas tanaman kentang yang dilepaskan
pada 16 Juli tahun 1976 oleh pusat penelitian pertanian United Stated, Florida,
Virginia, dan New Jersey yang memiliki bentuk lonjong hingga bulat, panjang
sekitar 79.1 ± 0.3 mm, lebar sekitar 73.2 ± 0.7 mm, dan tebal sekitar 60.7 ± 0.6
mm. Selain bentuk, varietas ini juga memiliki karakter warna daun yang cerah,
halus dan sangat muda, sedangkan karakter batang batang yang tebal dan hijau
serta pigmen yang berwarna ungu (Webb et al. 1978 dalam Ma’rufatin, 2011).
Varietas Super john yang masih digunakan oleh petani di Sulawesi utara
sejak tahun 1990-an hingga saat ini merupakan varietas hasil seleksi dari populasi
varietas Donata yang dilakukan oleh seorang petani dengan cara memilih individu
tanaman yang masih kekar serta lebih tinggi dari tanaman yang lain dengan
produksi varietas tanaman Super John di sulawesi utara ini mencapai 30 ton/ha
dan memiliki bunga yang berwarna ungu, serta berumur empat bulan (± 120 hari)
(Taulu 2003 dalam Ma’rufatin, 2011).

Klasifikasi Tanaman Kentang ( Solanum tuberosum L.)


Kingdom : Plantae (Tumbuh – tumbuhan)
Divisio : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
Subdivisio : Angiospermae (Berbiji tertutup)
Clasis : Dicotyledonae (Biji berkeping dua)
Ordo : Solanales(Tumbuhan berumbi)
Familia : Solanaceae(Tumbuhan berbunga terompet)
Genus : Solanum
Spesies : Solanum tuberosum Linn

Kondisi Lingkungan Ruang Pertumbuhan Tanaman Kentang


Kondisi ruangan pertumbuhan kentang diatur sedemikian rupa untuk
mendapatkan iklim mikro yang memungkinkan tanaman kentang dapat tumbuh.
Terkadang, ketinggian tempat tidak memungkinkan untuk pertumbuhan tanaman
kentang karena suhu yang terlalu tinggi (20.0 – 33.0 oC). Tanaman kentang
menghendaki suhu antara 15.0 – 25.0˚C (Lovatt 1997). Untuk mengatasi hal ini
digunakan pendingin (Air Conditioner / AC) yang dinyalakan terus menerus
selama penelitian berlangsung. Suhu yang telah diukur selama 24 jam memiliki
rata-rata 22.6˚C. Nilai terendah dari suhu yang terukur yaitu 20.0˚C pada pukul
06.00. Suhu tertinggi yaitu 26.5˚C pada pukul 16.00. Kisaran suhu di dalam
ruangan pertumbuhan tersebut cukup memenuhi kebutuhan suhu untuk
pertumbuhan tanaman kentang. (Handareni. 2015)
Kelembaban udara (RH) yang diukur pada ruangan tersebut berkisar antara
48 - 53%. Nilai RH iklim mikro tergolong kering. Hal tersebut karena keberadaan
AC yang bersifat mengeringkan udara dalam ruang. Udara yang relatif kering
tersebut dapat menyebabkan tanaman kentang layu saat awal pertumbuhan,
sehingga perlu ditutup dengan gelas plastik untuk menjaga kelembaban udara di
sekitar tanaman. (Handoko. 1994)
Pengukuran intensitas cahaya dilakukan untuk mengukur intensitas cahaya
yang diterima oleh semua tanaman. Total lampu yang digunakan pada ruangan ini
adalah delapan lampu untuk pengukuran dan dua lampu untuk tanaman tanpa
perlakuan sebagai tanaman contoh untuk bahan kalibrasi hubungan antara luas
dengan berat daun. Tanaman tanpa perlakukan ini kemudian tidak dapat
digunakan sebagai kalibrasi, dikarenakan semua tanaman mati. Daya lampu yang
digunakan pada pengukuran yaitu 8 x 40 W sehingga total daya lampu 320 W
digunakan untuk area tanam 2 x 1.2 m2 = 2,4 m2 merupakan luasan kedua
perlakuan pencahayaan. (Simangunsong 2011)

Dampak Tinggi Rendah Suhu Udara terhadap Pertumbuhan Kentang


Dampak tinggi rendahnya suhu udara terhadap pertumbuhan kentang
berkaitan dengan syarat tumbuhnya tanaman kentang tersebut. Tanaman kentang
dapat tumbuh dengan baik pada lingkungan dengan suhu rendah yakni 15 sampai
20 0C, cukup sinar matahari dan kelembaban udara sekitar 80–90 %. Hal ini
berarti kndisi cuaca seperti suhu dan kelembaban sangat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman kentang (Debora. 2014).
Menurut Ashandi dan Gunadi (2006) daerah yang memiliki suhu udara
maksimum 30 0C dan suhu udara minimum 15 0C adalah daerah yang sangat baik
untuk pertumbuhan tanaman kentang daripada daerah yang memiliki suhu relatif
konstan rata–rata 24 0C. Peningkatan suhu di lingkungan tumbuh tanaman
kentang akan mempengaruhi aktivasi energi pada reaksi kimia seperti penggunaan
energi hasil proses fotosintesis untuk proses respirasi (Ashandi dan Gunadi,
2006). Respirasi tumbuhan akan meningkat dengan peningkatan suhu dan akan
menurun saat suhu mencapai 400C dan pada suhu tersebut penyusun enzim akan
mulai rusak (Sutcliffe 1977). (Lakitan Benyamin, 1997)
KESIMPULAN
Suhu udara adalah derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala
tertentu dengan menggunakan termometer. Skala suhu adalah oC. Suhu dalam
pengertian kualitatif merupakan ukuran untuk menyatakan dingin, panas dan
hangat dalam kehidupan sehari-hari.
Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu udara antara lain : 1) Lama
penyinaran matahari; 2) Sudut datang sinar matahari; 3) Angin dan arus laut; 4)
Tinggi rendahnya tempat di permukaan bumi; 5) Keadaan permukaan bumi; dan
6) Awan
Suhu udara mempengaruhi pertumbuhan tanaman kentang, sesuai dengan
syarat tumbuh tanaman tersebut. Keadaan iklim yang ideal untuk tanaman
kentang adalah suhu rendah (dingin) dengan suhu rata–rata harian antara 15–20o
C. Perbedaan pertumbuhan kentang juga dipengaruhi oleh varietasnya.
Dampak tinggi rendahnya suhu udara terhadap pertumbuhan kentang
berkaitan dengan syarat tumbuhnya tanaman kentang tersebut. Tanaman kentang
dapat tumbuh dengan baik pada lingkungan dengan suhu rendah yakni 15 sampai
20 0C, cukup sinar matahari dan kelembaban udara sekitar 80–90 %.
DAFTAR PUSTAKA

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Yogyakarta. 2004

Basuki, RS, Kusmana & Sofiari, E 2009, ‘Identifikasi permasalahan dan


peluang perluasan area penanaman kentang di dataran medium’, Prosiding
Seminar Nasional Pekan Kentang 2008, Lembang 20 s.d 21 Agustus 2008, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, Departemen Pertanian, hlm. 376-88.

Basuki, RS, Moekasan, TK & Prabaningrum, L 2013, ‘Analisis kelayakan


teknis dan finansial teknologi pengendalian hama terpadu kentang dataran
medium’, J. Hort., vol. 23, no. 1, hlm. 91-8.

Bimo.W.A, Syifaurrahman, Ramadhan, Listiana. 2014. Analisis


Pengukuran Suhu dan Kelembaban pada Tanah dan Udara. Bogor : IPB

Bayong. 2004. Klimatologi. ITB, Bandung

Damanhuri, Sa’diyyah, Eriansyah. 2017. Adaptasi Pertumbuhan Dua


Varietas Kentang (Solanum tuberosum L.) terhadap Pemberian Naungan : Kajian
Pengembangan Budidaya di Dataran Menengah. Jember : Politeknik Negeri
Jember
Debora. 2014. Suhu Udara dan Suhu Tanah. Bengkulu : Universitas
Bengkulu
Djuariah, Tri Handayani, Sofiari. 2016. Toleransi Tanaman Kentang
(Solanum tuberosum L.) terhadap Suhu Tinggi berdasarkan Kemampuan
Berproduksi di Dataran Medium. Bandung : Balai Penelitian Tanaman Sayuran.

Handareni. 2015. Estimasi Suhu Udara Kabupaten Probolinggo.

Handayani, Basunando, Murti.P, Sofiari. 2013. Perubahan Morfologi dan


Toleransi Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) terhadap Suhu Tinggi.
Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada
Handayani, T, Basunanda, P, Murti, HR & Sofiari, E 2013b, ‘Perubahan
morfologi dan toleransi tanaman kentang terhadap suhu tinggi’, J. Hort., vol. 23,
no. 4, hlm. 318-28.
Handoko. 1994. Klimatologi dasar.Pustaka jaya, Bogor.
Lakitan Benyamin. 1994. Dasar-dasar klimatologi. PT Rajagrafindo
persada, - Tjasyono

Sofiari, E 2015, Perakitan varietas unggul kentang tahan cekaman biotik


dan abiotik, Laporan Rencana Penelitian Tim Peneliti (RPTP) Tahun 2014, Balai
Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang.

Wicaksana, N 2001, ‘Penampilan fenotipik dan beberapa parameter


genetik 16 genotip kentang pada lahan sawah di dataran medium’, Zuriat, vol. 12,
no. 1, hlm. 15-22.

Anda mungkin juga menyukai