PAPER
OLEH:
SALSALINA ITA BR PINEM
170301001
AGROTEKNOLOGI 1
LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2017
PERTUMBUHAN PADA PRODUKSI BENIH TANAMAN KENTANG
(Solanum tuberosum L.) HIDROPONIK TERHADAP SUHU PENDINGINAN
PAPER
OLEH:
SALSALINA ITA BR PINEM
170301001
AGROTEKNOLOGI 1
Paper sebagai salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian di
LaboratoriumAgroklimatologi Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2017
Judul : PERTUMBUHAN PADA PRODUKSI BENIH TANAMAN
KENTANG (Solanum tuberosum L.) HIDROPONIK TERHADAP
SUHU PENDINGINAN
Nama : SALSALINA ITA BR PINEM
NIM : 170301001
Program Studi : Agroteknologi
Diketahui Oleh :
Asisten Koordinator
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Pendahuluan
Latar Belakang
Tinjauan Penulisan
Kegunaan Penulisan
Tinjauan Pustaka
Botani Tanaman
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanah
Kesimpulan
Daftar Pustaka
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu pangan
utama dunia setelah padi, gandum, dan jagung dan di Indonesia kentang termasuk
salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai perdagangan domestik dan
potensi ekspor yang cukup baik. Umbi kentang mengandung karbohidrat, vitamin
dan mineral yang cukup tinggi. Komposisi utama umbi kentang adalah protein, air
dan karbohidrat, serta mengandung kalsium, fosfor, natrium, kalium, zat besi,
vitamin C dan vitamin B. Tingginya kandungan karbohidrat menyebabkan umbi
kentang dikenal sebagai bahan yang dapat menggantikan bahan pangan penghasil
karbohidrat lain seperti beras, gandum, dan jagung. Selain itu, umbi kentang lebih
tahan lama disimpan dibandingkan dengan sayuran lainnya. Kentang juga
merupakan komoditas ekspor yang memiliki daya jual yang lumayan tinggi
(Basuki, RS, 2009)
Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) menghasilkan umbi sebagai
komoditas sayuran dan bahan makanan olahan. Umbi kentang kultivar Atlantic
yang merupakan salah satu kultivar kentang terseleksi di Amerika Serikat,
mempunyai beberapa keunggulan seperti produktivitas tinggi, kadar air rendah,
mudah dalam pengolahan hasil umbi, tidak mengalami perubahan setelah diproses
dan mempunyai kualitas umbi chip and fried walaupun juga mengandung
kelemahan, yaitu tidak tahan terhadap penyakit dan hama
(Basuki, RS, Moekasan, 2013)
Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) adalah termasuk tanaman
sayuran yang berumur pendek (semusim). Saat ini kegunaan umbinya semakin
banyak dan mempunyai peran penting bagi perekonomian Indonesia. Kebutuhan
kentang semakin meningkat akibat pertumbuhan jumlah penduduk, juga akibat
perubahan konsumsi di beberapa negara berkembang. (Mailangkay,dkk. 2012)
Kentang merupakan salah satu jenis sayuran yang mendapat prioritas
dikembangkan di Indonesia. Berdasarkan volumenya kentang merupakan bahan
pangan keempat di dunia setelah padi, jagung, dan gandum. Kentang hanya dapat
hidup di daerah dataran tinggi sekitar 1000-3000 meter di atas permukaan laut.
Sentra produksi kentang di Indonesia tersebar di daerah Sumatera Utara, Sumatera
Barat, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
(Bayong. 2004.)
Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan komoditas sayuran bernilai
ekonomi yang banyak diusahakan petani setelah cabai dan bawang merah.
Kentang selain digunakan sebagai bahan makanan juga digunakan sebagai bahan
industri dan berpotensi untuk biofarmaka. Salah satu sentra produksi kentang di
Indonesia untuk daerah Jawa Barat adalah Pangalengan. Di Pangalengan terdapat
beberapa pertanian kentang, hal ini didukung oleh keadaan iklim yang sesuai
untuk pertumbuhan dan perkembangan kentang. ()
Tujuan Penulisan
Untuk Mengetahui Pertumbuhan Pada Produksi Benih Kentang (Solanum
tuberosum L.) Hodroponik Terhadap Suhu Udara
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan paper ini adalah sebagai salah satu syarat
untuk dapat memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Agroklimatologi
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,
Medan
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Tanaman kentang berasal dari daerah dataran tinggi Andes, Amerika
Selatan . International Potato Centre (CIP) (2010) menyebutkan bahwa daerah
tersebut merupakan pusat konservasi keanekaragaman hayati kentang. Wilayah
tersebut berada pada ketinggian antara 1500-4000 meter. Tanaman kentang dapat
dibudidayakan di beberapa negara beriklim sedang, tropis dan subtropis
(Ma’rufatin. 2011).
Kentang merupakan tanaman semusim yang berasal dari wilayah
pegunungan Andes di Peru dan Bolivia yang memiliki daun berbentuk menyirip
majemuk dan lembar daun bertungkai dan berfungsi sebagai tempat melakukan
proses fotosintesis yang kemudian hasil fotosintesis tersebut digunakan untuk
pertumbuhan vegetatif, generatif, respirasi dan sebagian disimpan dan ditimbun
pada bagian tanaman sehingga membentuk umbi. (Handayani,dkk.2013)
Menurut Rukmana (1997), dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan
kentang diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (Tumbuh – tumbuhan)
Divisio : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
Subdivisio : Angiospermae (Berbiji tertutup)
Clasis : Dicotyledonae (Biji berkeping dua)
Ordo : Solanales(Tumbuhan berumbi)
Familia : Solanaceae(Tumbuhan berbunga terompet)
Genus : Solanum
Spesies : Solanum tuberosum Linn
Tanaman kentang umumnya berdaun rimbun. Helaian daun berbentuk
poling atau bulat lonjong, dengan ujung meruncing, memiliki anak daun primer
dan sekunder, tersusun dalam tangkai daun secara berhadap-hadapan (daun
mejemuk) yang menyirip ganjil. Warna daun hijau keputih–putihan. Posisi
tangkai utama terhadap batang tanaman membentuk sudut kurang dari 45o atau
lebih besar 45o. Pada dasar tangkai daun terdapat tunas ketiak yang dapat
berkembang menjadi cabang sekunder (Rukmana, 1997). Daun berkerut–kerut
dan permukaan bagian bawah daun berbulu. Daun tanaman berfungsi sebagai
tempat proses asimilasi untuk pembentukan karbohidrat, lemak, protein dan
vitamin yang digunakan untuk pertumbuhan vegetatif, respirasi dan persediaan
tanaman. (Putro, 2010)
Tanaman kentang memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar
tunggang dapat menembus tanah sampai kedalaman 45 cm, sedangkan akar
serabut umumnya tumbuh menyebar (menjalar) ke samping dan menembus tanah
dangkal. Akar tanaman berwarna keputih– putihan dan halus berukuran sangat
kecil. Di antara akar–akar tersebut ada yang akan berubah bentuk dan fungsinya
menjadi umbi (stolon) yang selanjutnya akan menjadi umbi kentang. Akar
tanaman berfungsi menyerap zat–zat yang diperlukan tanaman dan untuk
memperkokoh berdirinya tanaman (Putri, 2003).
Lovatt (1997) menyebutkan bahwa terdapat empat fase pertumbuhan
tanaman kentang, yaitu pertumbuhan vegetatif, inisiasi, pembesaran dan
pemasakan umbi. Fase vegetatif memerlukan waktu 2-4 minggu dari muncul
tunas sampai inisiasi umbi. Fase inisiasi dan pembesaran umbi dimulai dengan
pembentukan stolon kemudian pembesarannya. Waktu yang dibutuhkan sekitar 7-
8 minggu. Fase pemasakan umbi memerlukan waktu 2-3 minggu. Perubahan yang
terjadi pada fase ini yaitu kulit umbi mulai terbentuk, berat kering umbi
maksimum, bagian atas tanaman berwarna kekuningan dan mati. Jumlah waktu
yang dibutuhkan tanaman kentang untuk tumbuh dan berkembang sekitar 13-20
minggu atau 90-140 hari. (Ma’rufatin. 2011)
Syarat Tumbuh
Iklim
Keadaan iklim yang ideal untuk tanaman kentang adalah suhu rendah
(dingin) dengan suhu rata–rata harian antara 15–20o C. Kelembaban udara 8090%
cukup mendapat sinar matahari (moderat) dan curah hujan antara 200– 300 mm
per bulan atau rata–rata 1000 mm selama pertumbuhan. Suhu tanah optimum
untuk pembentukan umbi yang normal berkisar antara 15–18o C. Pertumbuhan
umbi akan sangat terhambat apabila suhu tanah kurang dari 10o C dan lebih dari
30o C (Rukmana, 1997 dan Samadi, 1997 dalam Putro, 2010).
Tanah
Tanaman kentang membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak
mengandung bahan organik, bersolum dalam, aerasi dan drainasenya baik dengan
reaksi tanah (pH) 5–6,5. Jenis tanah yang paling baik adalah Andosol dengan ciri–
ciri solum tanah agak tebal antara 1–2 m, berwarna hitam atau kelabu sampai
coklat tua, bertekstur debu atau lempung berdebu sampai lempung dan bertekstur
remah. Jenis tanah Andosol memiliki kandungan unsur hara sedang sampai tinggi,
produktivitas sedang sampai tinggi dan reaksi tanah masam sampai netral. Daerah
yang berangin kencang harus dilakukan pengairan yang cukup dan sering
dilakukan pengontrolan keadaan tanah karena angin kencang yang berkelanjutan
berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap pertumbuhan
tanaman dan penularan bibit penyakit ke tanaman dan ke areal pertanaman yang
lain(Rukmana, 1997 dalam Putro, 2010)
PERTUMBUHAN PADA PRODUKSI BENIH TANAMAN KENTANG
(Solanum tuberosum L.) HIDROPONIK TERHADAP SUHU PENDINGINAN