PAPER
OLEH:
170301015
AGROTEKNOLOGI-IA
FAKULTAS PERTANIAN
2017
STRUKTUR FUNGSI SEL SEL JAMUR (Rhizopus sp.)
PAPER
OLEH:
I MADE JOSUA
170301030
AGROTEKNOLOGI-IA
Paper sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikum di Laboratorium
Nim:130301115 Nim:140301061
FAKULTAS PERTANIAN
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan paper ini tepat pada waktunya.
Adapun judul laporan ini adalah STRUKTUR FUNGSI SEL SEL JAMUR
(Rhizopus sp.) yang merupakan salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikum
Utara, Medan.
Irda Safni, SP, M.Si serta abang dan kakak asisten yang telah membantu penulis dalam
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan sangat dibutuhkan demi
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Praktikum
Kegunaan Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
Reproduksi Jamur
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
Latar Belakang
yang bersifat mikroskopik yang disebut mikroorganisme atau jasad renik, yaitu
makhluk yang mempunyai ukuran sel sangat kecil dimana setiap selnya hanya dapat
sanitasi, pengawasan mutu pangan, dan sebagainya. Adanya jasad renik di dalam
makanan mungkin tidak diinginkan jika jasad renik tersebut dapat menyebabkan
Mikroba merupakan organisme yang sangat kecil. Mikroba ialah jasad renik
yang mempunyai kemampuan sangat baik untuk bertahan hidup. Jasad tersebut
beradaptasi dengan lingkungan yang sangat dingin hingga lingkungan yang relative
panas, dari lingkungan yang asam hingga basa. Berdasarkan peranannya, mikroba
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu mikroba menguntungkan dan mikroba
sumber daya alam sedang mikroorganisme yang bersifat merugikan dapat merusak
tanah dan merupakan bagian integral dari terestrial ekosistem. Mereka berkontribusi
terhadap fungsi biologis utama seperti nutrisi dan gas, proses biogeokimia dan
dekomposisi dan transformasi organik materi. Jamur juga sangat melimpah di tanah
dan dapat mewakili sampai 80% dari biomassa mikroba tanah. Mikroorganisme
dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia ( Dwinusa, dkk,
2013 ).
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan paper ini adalah untuk dapat mengetahui dan
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisaan paper ini adalah sebagai salah satu syarat
protozoa, virus, algae, dan cendawan mikroskopis. Dalam bidang mikrobiologi kita
mempelajari banyak segi mengenai jasad-jasad renik ini (juga dinamakan mikroba
Ruang lingkup yang dipelajari dalam biologi sangat luas, agar mudah
yang dipelajari seperti mikologi, dimana mikologi yaitu ilmu yang mempelajari
tentang jamur serta peranannya bagi kehidupan manusia. Kata jamur atau fungi
mungkin akan selalu kita maknai sebagai cendawan, yaitu organisme yang pendek,
seperti serbuk atau spons, tubuhnya berwarna-warni, dan tumbuh di atas tanah
seperti tumbuhan. Meskipun cendawan adalah organisme yang umum kita sebut
sebagai jamur (jamur yang sebenarnya), dan sebagian besar jamur tersebut terlihat
hidup di atas tanah, tetapi kata fungi memiliki makna yang lebih luas
(Masytah,2013)
sel dari glukan, mannan, dan kitin, tidak berklorofi l, memperoleh nutrien dengan
menyerap senyawa organik, serta berkembang biak secara seksual dan aseksual.Jamur
hidup sebagai pemakan sampah (saprofit) maupun sebagai penumpang yang mencuri
makanan dari inangnya (parasit). Jamur saprofit adalah jamur yang makanannya
berupa senyawa organik yang telah diuraikan. Jamur ini memiliki enzim-enzim
tertentu yang dapat merombak senyawa-senyawa organik. Biasanya jamur ini hidup
kedelai menjadi bentuk padat dengan anyaman misellium. Selain itu, peranan penting
menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga mudah diserap oleh tubuh, yaitu
mengandung semua asam amino esensial, kalsium, asam lemak, vitamin, isoflavon,
serta menurunkan kandungan zat-zat anti gantia asam fitat ( Virgianti, 2015 ).
makanan jamur mikroskopis dibagi dua, yakni kapang dan khamir. Kapang mempunyai
(tunggal disebut hifa). Hifa ada yang bersepta dan ada yang tidak. Dan mengandung
satu, dua atau banyak inti tergantung atas jenis dan stadia pertumbuhan kapang. Hifa
yang tidak bersepta merupakan sel yang sangat panjang, bercabang-cabang berisi
sitoplasma dengan inti yang benyak, disebut soenosistik. Hifa dibedakan atas dua yaitu
hifa fertile, membentuk sel reproduktif dan pertumbuhan ke atas sebagai hifa udara
serta hifa vegetated, adalah hifa yang mencari makanan ke dalam substrat (Nawir, dkk,
2012).
Kapang (mold), yaitu jamur yang berbentuk filamen. kapang yang ditemukan
pada tempe, misalnya Rhizopus oryzae. Contoh lainnya adalah Mucor, Absidia,
spora. Spora kapang terdiri dari dua jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual. Spora
aseksual dihasilkan lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan
spora seksual. Spora aseksual memiliki ukuran yang kecil (diameter 1-10 m) dan
Kapang dapat menggunakan berbagai komponen makanan, dari yang sederhana sampai
yang kompleks, kapang mampu memproduksi enzim hidrolitik. Maka dari itu kapang
mampu tumbuh pada bahan yang mengandung pati, pectin, protein atau lipid
(Amrin.2012).
STRUKTUR dan FUNGSI SEL JAMUR (Rhizopus sp.)
Berdasarkan ada tidaknya sekat atau septa dikenal adanya hifa aseptat, hifa
septat uninukleus, dan hifa septat multinukleus. Beberapa jenis jamur memiliki hifa
yang tidak bersekat. Didalam hifa tersebut terdapat banyak intisel (multinukleus)
yang menyebar didalam sito- plasmanya. Bentuk hifa yang demikian disebut
makanan) dan miselium generatif (berfungsi sebagai alat reproduksi). (1) Hifa aseptat
atau hifa tidak bersepta yaitu hifa yang tidak mempunyai sekat atau septum. Istilah
lain dari hifa tipe ini adalah soenositik. Hifa tersebut dapat dijumpai misalnya pada
Rhizopus oryzae dan Mucor mucedo. (2) Hifa septat uninukleus atau hifa bersepta
berinti tunggal yaitu hifa yang disusun oleh sel-sel berinti tunggal dan memiliki sekat
yang membagi hifa menjadi ruang-ruang, dan setiap ruang memiliki satu inti sel.
Meskipun demikian, inti sel dan sitoplasma dari ruang yang satu dapat berpindah ke
ruang lainnya. Hal ini dimungkinkan oleh adanya pori pada sekat-sekat tersebut. Hifa
tipe ini dapat dijumpai misalnya pada Puccinia graminis. (3) Hifa septat multinukleus
atau hifa bersepta berinti banyak yaitu hifa yang disusun oleh sel-sel berinti banyak
dan memiliki sekat yang membagi hifa menjadi ruang-ruang, dan setiap ruang
memiliki inti sel lebih dari satu. Nectria cinnabarina merupakan contoh jamur yang
jamur terdiri dari berbagai bentuk dan cara pembentukannya ada berbagai macam:
bergerak. Pembentukan sporangium ini terjadi pada ujung hifa dengan jalan
sporangium yang ujungnya rnasuk agak kesebelah dalam sporangium dan disebut
kolumela. (2) Konidium : Spora yang dibentuk dalam ujung hifa khusus yang disebut
konidiospore. Spora tersebut dibentuk oleh hifa dengan cara segmentasi. Jika tidak
terlihat banyak perbedaan antara bentuk spora dan struktur hifa, yang membentuknya,
disebut oidium. Konidium dapat pula terjadi pada sporangium yang berspora tunggal.
Bentuk dan warna konidium. beraneka ragam, ada yang bersel satu ada pula yang
bersel banyak, begitu pula ada yang berwarna gelap dan ada pula yang berwarna
bening. (3) Klamidospora : Bagian hifa yang membengkak berdinding tebal, bulat
dan dapat terpisah sebagai sel resisten yang dibentuk dari sel-sel tertentu dari hifa,
atau spora dan tidak mempunyai tangkai spora khusus. Klamidospora dibentuk
diujung atau ditengah hifa atau spora biasa. Reproduksi seksual Spora yang dibentuk
secara seksual mempunyai nama yang berbeda antara lain: (1) Oospora: merupakan
hasil percampuran antara anteridiurn dan oogonium dimana sel jantan menyatu
dengan inti oogonium. (2) Zigospora : merupakan hasil percampuran menyeluruh
percampuran antara nuklei dalam sel induk askus yang masing-masing berasal dari
Rhizopus. Rhizopus ialah kapang yang banyak ditemukan di alam karena hidupnya
sebagai saprofit dan beberapa spesiesnya banyak digunakan dalam pembuatan tempe
senositik), septa atau sekat antar hifa hanya ditemukan pada saat sel reproduksi
terbentuk, dinding selnya tersusun dari kitin, koloni berwarna putih berangsur-angsur
menjadi abu-abu, spora bulat, oval atau berbentuk elips atau silinder, sporangia
berwarna coklat gelap sampai hitam bila telah masak sifat-sifat jamur; stolon halus
atau sedikit kasar dan tidak berwarna hingga kuning kecoklatan; sporangiofora
tumbuh dari stolon dan mengarah ke udara, baik tunggal atau dalam kelompok
(hingga 5 sporangiofora); rhizoid tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang
sama dengan sporangiofora; sporangia globus atau sub globus dengan dinding
minimal 5-70C dan maksimal 440C. Berdasarkan asam laktat yang dihasilkan
pembuatan tempe . Jamur Rhizopus sp. aman dikonsumsi karena tidak menghasilkan
toksin dan mampu menghasilkan asam laktat. Jamur Rhizopus oryzae mempunyai
kemampuan mengurai lemak kompleks menjadi trigliserida dan asam amino. Selain
itu jamur Rhizopus sp. mampu menghasilkan protease. Jamur ini sering digunakan
sebagai starter dalam pembuatan berbagai jenis keju. Agar tumbuh pada susu, kultur
dari proses proteolisis. Peran utama jamur dalam pembuatan keju adalah
mempertajam cita rasa dan aroma, serta sedikit memodifikasi penampakan tekstur
2. Mikologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang jamur serta peranannya bagi
kehidupan manusia
memiliki dinding sel dari glukan, mannan, dan kitin, tidak berklorofi ,
reproduksi)
pembuatan tempe
DAFTAR PUSTAKA
EGC. Jakarta.
Indralaya
Nugroho, B,A, Sansista Mega S, Mohammad Ridwan Setiyono, Masudi, dan Wahyu
Dwinusa, K,S, Tya Arbianti Andini, Devina Andayani, Dinari Ayu Listika, dan
Purwokerto
Puspitasari, D. 2011. Tugas Mata Kuliah Keanekaragaman Dan Klasifikasi
Tumbuhan. Yogyakarta
Firmansyah R. 2007. Isolasi, Identifikasi dan Produksi Miselia Rhizopus sp. Berkadar
Virgianti, D,P. 2015. Uji Antagonis Jamur Tempe(Rhizopus sp.) terhadap Bakteri