Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KASCING TERHADAP

PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG ( Zea Mays L. )

PAPER

OLEH :
ROSHENA ORYZA KARO SEKALI
190301265
AGROTEKNOLOGI 5

LABORATORIUM BUDIDAYA TANAMAN PANGAN A

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2021
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KASCING TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG ( Zea Mays L. )

PAPER

OLEH :
ROSHENA ORYZA KARO SEKALI
190301265
AGROTEKNOLOGI 5

Paper Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memenuhi Komponen Penilaian di
Laboratorium Budidaya Tanaman Pangan A Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Diketahui oleh : Diketahui oleh :


Asisten Korektor I Asisten Korektor II

LABORATORIUM BUDIDAYA TANAMAN PANGAN A

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa

kareberkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan paper ini tepat pada

waktunya.

Adapun judul paper ini adalah “Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing

terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung ( Zea Mays L. )” yang merupakan

salah satu komponen penilaian di Laboratorium Budidaya Tanaman Pangan A

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah

Budidaya Tanaman Pangan A: Padi Jagung Kedelai Ubi Kayu

Dr. Ir., Jonatan Ginting., MS., Dr. Nini Rahmawati SP., M.Si.,

Dr. Ir. Yaya Hasanah, M.Si., serta abang dan kakak asisten Laboratorium

Budidaya Tanaman Pangan A yang telah membantu penulis menyelesaikan paper

ini tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kata sempurna. Maka

dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dimasa yang akan

datang.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga paper ini

bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

PENDAHULUAN
Latar Belakang................................................................................................1
Tujuan Pratikum.............................................................................................2
Kegunaan Penulisan........................................................................................2

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Jagung ( Zea Mays L. ) ......................................................3
Syarat Tumbuh Tanaman Jagung ( Zea Mays L. ) .......................................5
Iklim...........................................................................................................5
Tanah..........................................................................................................6

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KASCING TERHADAP


PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG ( Zea Mays L. )
Pengertian Pupuk …………………………………………………………...7
Manfaat Pupuk Organik Kascing…...............................................................8
Kelebihan dan Kekurangan Pupuk Organik Kascing….................................9
Kandungan Pupuk Organik Kascing…..........................................................9
Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing terhadap
Tanaman Jagung ( Zea Mays L.) ................................................................11

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

ii
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Jagung banyak dibudidayakan di dunia. Hal itu dikarenakan jagung

memiliki nilai gizi yang baik serta kegunaan yang cukup beragam. Nilai gizi

jagung yaitu 10,3% protein, 4,8% lemak, 1,4% abu, 71,5% pati, dan 2% gula

(Inglett, 2007). Kegunaan jagung sangat bervariasi tergantung tingkat kemasakan

saat panen. Jagung yang dipanen saat masak lunak berguna untuk sayur, jagung

rebus, atau jagung bakar. Jagung yang dipanen tua digunakan untuk berbagai

keperluan konsumsi seperti bahan pangan pokok, tepung jagung, pakan ternak dan

lainnya (Adisarwanto dan Widyastuti, 2009).

Jagung selain untuk keperluan pangan, juga digunakan untuk bahan baku

industri pakan ternak, maupun ekspor. Teknologi produksi jagung sudah banyak

di hasilkan oleh lembaga penelitian dan pengkajian lingkup Badan Litbang

Pertanian maupun Perguruan Tinggi, namun belum banyak diterapkan di

lapangan. Penggunaan pupuk urea misalnya ada yang sampai 600 kg/ha jauh

lebih tinggi dari kisaran yang seharusnya diberikan yaitu 350-400 kg/ha.

Teknologi pasca panen yang masih sederhana mengakibatkan kualitas jagung di

tingkat petani tergolong rendah sehingga harganya menjadi rendah. hal ini

dikarenakan petani pada umumnya menjual jagungnya segera setelah

panen. (Balai Besar Pengkajian dan Perkembangan Teknologi Pertanian, 2008)

Pemberian pupuk yang tepat merupakan salah satu usaha yang penting

untuk meningkatkan produksi unggul jagung. pemupupuk kandang yang efektif

membutuhkan persyaratan kuantitatif yang memiliki beberapa hal seperti waktu

pemupupuk kandang dan penempatan pupuk dengan tepat, sehingga unsur hara
2

yang diberikan pada tanaman dapat diserap dan digunakan oleh tanaman untuk

meningkatkan kualitas produksi (Novizan, 2010).

Upaya yang dapat untuk meningkatkan produksi jagung dengan

pemupukan dapat dilakukan dengan penggunaan pupuk organik. Tujuan

diperlukan bahan organik guna memperbaiki daya olah dan sebagai sumber

makanan bagi jasad renik yang akhirnya akan membebaskan unsur hara untuk

pertumbuhan tanaman. Adanya pemberian pupuk organik kedalam tanah sangat

diperlukan oleh tanaman karena dapat mensuplai unsur hara makro dan mikro

yang dibutuhkan tanaman. (Purnawati, 2004).

Kascing merupakan kotoran cacing yang dapat berguna untuk pupuk.

Kascing ini mengandung partikel- partikel kecil dari bahan organik yang dimakan

cacing dan kemudian dikeluarkan lagi. Kandungan casting tergantung pada bahan

organik dan jenis cacingnya. Namun casting mengandung unsur hara seperti

nitrogen, fosfor, mineral, vitamin(Simanungkalit et al, 2006)

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk mengetahui pengaruh

pemberian pupuk kascing terhadap pertumbuhan jagung ( Zea Mays L. )

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan dari penulisan paper ini adalah untuk memenuhi komponen

penilaian di Laboratorium Budidaya Tanaman Pangan A Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai sumber informasi bagi pihak

yang membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Jagung ( Zea Mays L. )

Jagung (Zea mays L.) termasuk tanaman semusim dari jenis graminae

yang memiliki batang tunggal dan monoceous. Siklus hidup tanaman ini terdiri

dari fase vegetatif dan generatif.Secara lengkap tanaman jagung dapat

diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan) Divisio :

Spermatophyta (tumbuhan berbiji) Subdivisio : Angiospermae (berbiji tertutup)

Class : Monocotyledone (berkeping satu) Ordo : Graminae (rumput-rumputan)

Family : Graminacea Genus : Zea Spesies : Zea mays L.( Pratama ,2015)

Daun terbentuk pada buku, dan membungkus rapat-rapat panjang batang

utama, sering menyungkupi hingga buku berikutnya.Pada lidah daun (ligula)

setiap pelepah daun kemudian membengkok menjauhi batang sebagai daun yang

panjang, luas dan melengkung.Lembar daun berselang-seling dan bentuknya

lirrumput. Daun panjang ini memiliki lebar agak seragam, dan tulang daunnya

terlihat jelas dengan banyak tulang daun kecil sejajar dengan panjang

daun. (Subekti et,al, 2008).

Tongkol jagung merupakan gudang penyimpanan cadangan

makanan.Tongkol ini bukan hanya tempat pembentukan lembaga tetapi juga

merupakan tempat menyimpan pati, protein, minyak/lemak dan hasil-hasil lain

untuk persediaan makanan dan pertumbuhan biji.Panjang tongkol bervariasi

antara 8-42 cm dan biasanya dalam satu tongkol mengandung sekitar 300-1000

biji jagung.Biji jagung berbentuk bulat-bulat atau gigi kuda bergantung

varietasnya. Warna biji jagung juga bervariasi dari putih sampai dengan kuning.
4

Jagung kuning lebih banyak ditemukan .( Koswara, 2009)

Tipe biji jagung berhubungan dengan letak pati lunak atau soft starch dan

pati keras atau hony starch dalam endosperm biji jagung. Pati lunak yaitu pati

yang tercampur dengan protein dalam bentuk matriks dan terpecah selama

pengeringan sehingga membentuk rongga-rongga kosong, sedangkan pati keras

yaitu pati yang bercampur dengan protein tersusun secara matriks tebal dan tidak

terpecah selama pengeringan (Koswara, 2009).

Akar jagung tergolong akar serabut yang sebagian besar berada pada

kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari

buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman

(Purwono dan Hartono , 2007).

Batang tanaman jagung beruas-ruas dengan jumlah ruas antara 10-40 ruas.

Tanaman jagung umumnnya tidak bercabang. Tinggi tanaman jagung berkisar

antara 1,5-2,5 m dan terbungkus pelepah daun yang berselang-seling yang berasal

dari setiap buku, dan buku batang tersebut mudah dilihat. Ruas bagian atas batang

berbentuk silindris dan ruas bagian bawah batang berbentuk bulat agak pipih

Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin. Batang

jagung berwarna hijau sampai keunguan, berbentuk bulat dengan penampang

melintang selebar 125-250 cm (Dongoran, 2009).

Penyerbukan pada jagung terjadi bila serbuk sari dari bunga jantan jatuh

dan menempel pada rambut tongkol (bunga betina). Pada jagung umumnya terjadi

penyerbukan silang (Cross pollinated crop). Penyerbukan terjadi dari serbuk sari
5

tanaman lain. Sangat jarang penyerbukn yang serbuk sarinya dari tanaman sendiri

(Purwono dan Hartono, 2007)

Syarat Tumbuh Tanaman Jagung ( Zea Mays L. )

Iklim

Iklim yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung adalah

daerah-daerah beriklim sedang hingga daerah beriklim subtropis/tropis yang

basah. Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 0o -50o LU hingga 0 o

-40o LS. Jagung bisa ditanam di daerah dataran rendah sampai di daerah

pegunungan yang memiliki ketinggian tempat antara 1000-1800 meter dari

permukaan laut. Jagung yang ditanam di dataran rendah di bawah 800 meter dari

permukaan laut dapat berproduksi dengan baik (AAK, 2006).

Tanaman jagung berasal dari daerah tropis. Jagung dapat tumbuh di daerah

yang terletak antara 0o -50o LU hingga 0o -40o LS. Jagung tidak beradaptasi

dengan baik pada kondisi tropika basah. Maka, apabila ditanam di daerah beriklim

tropis dengan perawatan yang baik, jagung akan menghasilkan produksi yang

maksimal. Pertumbuhan jagung paling baik pada musim panas. Kondisi pH tanah

yang paling cocok untuk pertumbuhan jagung yaitu berkisar antara

6,0-6,5 (Syukur dan Rifianto, 2014).

Tanaman jagung memiliki ketinggian tempat daerah penyebaran yang

cukup luas karena mampu beradaptasi dengan baik pada berbagai lingkungan

mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi dengan ketinggian 0-1.500 m di

atas permukaan laut (Syukur dan Rifianto, 2014).


6

Tanah

Dalam proses budidayanya, tanaman jagung tidak membutuhkan

persyaratan yang khusus karena tanaman ini tumbuh hampir pada semua jenis

tanah, dengan kriteria umum tanah tersebut harus subur, gembur, kaya akan bahan

organik dan drainase maupun aerase baik. Kemasaman tanah (pH) yang

diperlukan untuk pertumbuhan optimal tanaman jagung antara pH

5,6-7,5 (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).

Tanah sebagai tempat tumbuh tanaman jagung harus mempunyai

kandungan hara yang cukup. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang

khusus, hampir berbagai macam tanah dapat diusahakan untuk pertanaman

jagung. Tanah yang gembur, subur, dan kaya akan humus dapat memberi hasil

yang baik. Drainase dan aerasi yang baik serta pengelolaan yang bagus akan

membantu keberhasilan usaha pertanaman jagung. Jenis tanah yang dapat

ditanami jagung adalah tanah andosol, tanah latosol, tanah grumosol, dan tanah

berpasir (AAK, 2006).

Bentuk pengolahan tanah yang dapat diterapkan pada proses budidaya

tanaman jagung ialah pengolahan tanah minimum. Cara pengolahan tanah

minimum adalah tanah harus di bajak atau dicangkul kemudian di gemburkan.

Tanah yang digemburkan harus mencapai kedalaman 15-25 cm atau sedalam mata

cangkul hingga tanah menjadi gembur. Cara ini pun mempunyai keuntungan,

antaralain dapat menekan biaya pengolahan tanah dan mempercepat waktu

penanaman, terutama menjelang musim kemarau tiba (Tim Karya Tani Mandiri,

2010).
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KASCING TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG ( Zea Mays L. )

Pengertian Pupuk

Salah satu pupuk organik yang digunakan adalah bahan organik kascing.

Kascing adalah pupuk organik yang menggunakan cacing tanah dalam

dekomposisinya. Kehadiran cacing memperlancar proses dekomposisi, karena

bahan yang akan diurai oleh jasad renik pengurai, telah diurai lebih dulu oleh

cacing, dan hasil akhirnya disebut kascing atau bekas cacing ( Mashur, 2001 )

Pupuk kascing adalah pupuk yang diambil dari media tempat hidup

cacing. Media tempat hidup cacing bermacam-macam, diantaranya sampah

organik, serbuk gergaji, kotoran ternak, jerami, dan lain-lain. Dalam proses

pengomposan juga dapat melibatkan organisme makro seperti cacing tanah.

Kerjasama antara cacing tanah dengan mikroorganisme memberi dampak proses

penguraian yang berjalan dengan baik. Selain itu kualitas kascing juga ditentukan

oleh pakan dari cacing yang tinggal di habitat tersebut. Pakan cacing tersebut akan

menentukan jumlah dan kualitas kascing yang dihasilkan (Arifah, 2014)

Teknik vermikompos atau kascing adalah kompos yang diperoleh dari

hasil perombakan bahan-bahan organik yang dilakukan oleh cacing tanah.

Kascing merupakan campuran kotoran cacing tanah dengan sisa media atau pakan

dalam budidaya cacing tanah. Oleh karena itu, kascing merupakan pupuk organik

yang ramah lingkungan dan memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan dengan

kompos lain (Mashur, 2001)

Pupuk kascing adalah pupuk yang diambil dari media tempat hidup

cacing. Media tempat hidup cacing bermacam macam diantaranya sampah


8

organik, serbuk gergaji, kotoran ternak, jerami, dan lain-lain. Kompos cacing

tanah atau terkenal dengan casting yaitu proses pengomposan juga dapat

melibatkan organisme makro seperti cacing tanah. Kerjasama antara cacing tanah

dengan mikro organisme memberi dampak proses penguraian yang berjalan

dengan baik (Sinha, 2009)

Manfaat Pupuk

Kascing berperan memperbaiki kemampuan menahan air, memperbaiki

struktur tanah dan menetralkan pH tanah. Bahan organik juga bertugas sebagai

pengagregatan tanah sehingga akan memperbaiki sifat fisik kimia dan biologi

pada tanah jenis Ultisol, juga memudahkan penambatan dan dapat membentuk

penggabungan dengan unsur hara mikro. Masnur (2001)

Pemberian kascing pada tanah dapat memperbaiki sifat tanah seperti

memperbaiki struktur, porositas, permeabilitas, meningkatkan kemampuan untuk

menahan air. Di samping itu kascing dapat memperbaiki sifat kimia tanah seperti

meningkatkan kemampuan untuk menyerap kation sebagai sumber hara makro

dan mikro serta meningkatkan pH pada tanah asam. Pemakaian kascing

diharapkan mampu mengurangi penggunaan pupuk kimia dan meningkatkan

penggunaan pupuk sehingga mengurangi pencemaran lingkungan (Luh, 2005)

Kascing juga dapat memperbaiki sifat biologi tanah karena

kascingmengandung banyak mikroba dan hormon perangsang pertumbuhan

tanaman, seperti giberelin 2.75%, sitokinin 1.05% dan auksin. Jumlah mikroba

yang banyak dan aktivitasnya yang tinggi bisa mempercepat mineralisasi atau

pelepasan unsur hara dari kotoran cacing menjadi bentuk yang tersedia bagi

tanaman (Mulat, 2003)


9

Kelebihan dan Kekurangan Pupuk Kascing

Pupuk kascing dapat digunakan pada jenis tanaman apapun dan tidak

meninggalkan efek negatif terhadap tanah dan tanaman. Pupuk kascing juga

merupakan salah satu pupuk organik yang mudah didapat dengan harga yang

cukup terjangkau yaitu Rp 10.000,00 – Rp 15.000,00 per kg. Oleh karena itu,

dapat dikatakan bahwa pupuk kascing ini layak digunakan oleh petani sebagai

pupuk dasar untuk jenis tanaman apapun. (Simanjuntak, 2004)

Selain mengandung hampir semua unsur hara yang dibutuhkan oleh

tanaman dalam jumlah yang tersedia, kascing juga mengandung hormon tumbuh

tanaman. Hormon tersebut akan memacu pertumbuhan tanaman, akar tanaman di

dalam tanah, memacu pertunasan rantingranting baru pada batang dan cabang

pohon, serta memacu pertumbuhan daun (Yuwono, 2006).

Disamping itu karena selain dapat meningkatkan kandungan bahan

organik, juga meningkatkan kemampuan tanah mengikat lengas, menyediakan

hormon pertumbuhan tanaman, menekan resiko akibat infeksi patogen, sinergis

dengan organisme lain yang menguntungkan tanaman serta sebagai penyangga

pengaruh negatif tanah ( Sutanto dan Rachmat, 2002)

Kandungan Pupuk Organik Kascing

Unsur hara yang terkandung dalam kascing antara lain kandungan bahan

organik 32,45%, total nitrogen 2,82%, total fosfor 1,14% dan total kalium 0,45%.

Disamping itu kascing mengandung banyak mikroba dan mengandung hormon

perangsang pertumbuhan tanaman, seperti giberelin, auksin,dan sitokinin (Buhaira

dan Swari, 2013).

Kascing ini mengandung partikel- partikel kecil dari bahan organik yang
10

dimakan cacing dan kemudian dikeluarkan lagi. Kandungan casting tergantung

pada bahan organik dan jenis cacingnya. Namun casting mengandung unsur hara

yang dibutuhkan tanaman seperti nitrogen, fosfor, mineral, vitamin. Karena

mengandung unsur yang lengkap, apalagi nilai C/N nya kurang dari 20 maka

dapat digunakan sebagai pupuk (Simanungkalit et al, 2006)

Kascing mengandung berbagai bahan yang bersifat biologis dan kimiawi

antara lain hormon auksin, sitokinin dan giberelin, serta enzim-enzim penting

seperti protease, amilase, lipase, selulase juga terdapat bakteri, actinomy¬cetes

dan jamur (Sinha, dkk. 2002)

Kascing mengandung unsur hara makro dan mikro. Kascing biasanya

mengandung nitrogen (N) 0.63%, fosfor (P) 0.35%, kalium (K) 0.2%, kalsium

(Ca) 0.23%, mangan (Mn) 0.003%, magnesium (Mg) 0.26%, tembaga (Cu)

17,58%, seng (Zn) 0.007%, besi (Fe) 0.79%, molibdenum (Mo) 14.48%, bahan

organik 0.21%, KTK 35.80 %, kapasitas menyimpan air 41.23% dan asam humat

13.88% (Mulat, 2003)

Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing terhadap Pertumbuhan Tanaman

Jagung ( Zea Mays L. )

Tanaman jagung untuk dapat tumbuh dan berproduksi secaraoptimal

memerlukan cukup hara utamanya N, P, K. Penggunaan kascing bisa

memperbaiki pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis. Secara umum,

dapat dikatakan bahwa semakin tinggi dosis kascing, semakin tinggi perubahan

pertumbuhan dan produksi yang dicapai. Berat tongkol jagung tanpa kascing

hanya 12,67 gram, sedangkan dengan menggunakan kascing 300 gram/m2 berat

tongkol 64,64 gram (Mulat, 2003)


11

Kascing, merupakan pupuk yang berasal dari cacing tanah, cacing tanah

adalah hewan yang potensial menguraikan bahan organik termasuk

sampahsampah sehingga mampu menyuburkan tanah. Menurut Sutanto (2002)

bahan kascing yang terdiri atas campuran bahan organik yang halus, mampu

meningkatkan ketersediaan P, 4-10 kali lipat dari tanah di sekitarnya. Sidar (2010)

menyatakan bahwa unsur P sangat dibutuhkan tanaman jagung pada fase generatif

dalam pembentukan tongkol.

Pemberian Kascing dengan penambahan dosis anorganik anjuran 75%

mampu meningkatkan serapan hara N, P dan K serta kadar gula jagung manis

(Libra et al., 2018). Penelitian Tarigan dkk (2002) tentang dosis dan macam

pupuk organik pada pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis

mengungkapkan bahwa penggunaan kompos kascing memberikan respon yang

lebih baik dibandingkan pupuk kandang dari kotoran ayam

Pupuk kascing merupakan salah satu pupuk organik yang memiliki

kelebihan dari pupuk organik yang lain (Lun, 2005). Kascing mengandung unsur

hara makro dan mikro yang berguna bagi pertumbuhan tanaman. Pemberian

kascing 4,5 ton/ha dapatmempercepat waktu muncul bunga jantan tanaman jagung

(51,11 HST) dibanding tanpa pemberian kascing (53,55 HST).

Kascing juga mengandung hormon perangsang pertumbuhan bagi tanaman

,seperti giberelin2,75%,sitokinin1,05%danauksin 3,80%. Pemberian kascing

dinilai lebih meningkatkan beberapa kandungan unsur hara dalam tanah,seperti

N,P2O5,K2O,CaO,MgO dan Mn dibanding denganpupuk kandang ayam

(Mulat, 2003).
KESIMPULAN

1. Kascing adalah pupuk organik yang menggunakan cacing tanah dalam

dekomposisinya. Dalam proses dekomposisinya juga dapat melibatkan organisme

makro seperti cacing tanah. Kerjasama antara cacing tanah dengan

mikroorganisme memberi dampak proses penguraian yang berjalan dengan baik.

2. Manfaat pupuk kascing pada tanah dapat memperbaiki sifat tanah, menahan air,

memperbaiki struktur tanah dan menetralkan pH tanah.

3. Kelebihan pupuk kascing adaalah mengandung hampir semua unsur hara yang

dibutuhkan oleh tanaman, kascing juga mengandung hormon tumbuh tanaman

yang akan memacu pertumbuhan tanaman.

4. Unsur hara yang terkandung dalam kascing antara lain kandungan bahan

organik 32,45%, total nitrogen 2,82%, total fosfor 1,14% dan total kalium 0,45%.

Disamping itu kascing mengandung banyak mikroba dan mengandung hormon

perangsang pertumbuhan tanaman seperti akusin giberelin dan sitokinin.

5. Penggunaan kascing bisa memperbaiki pertumbuhan dan produksi tanaman

jagung. Secara umum, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi dosis kascing,

semakin tinggi perubahan pertumbuhan dan produksi yang dicapai.


DAFTAR PUSTAKA

AAK. 2006. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Yogyakarta: Kanisius.

Adisarwanto, T., dan Y. E. Widyastuti, 2009. Meningkatkan Produksi Jagung di

Lahan Kering, Sawah dan Pasang Surut. Penebar swadaya Jakarta. 86 hal

Arifah, S. M. 2014. Analisis Komposisi Pakan Cacing Lumbricus sp. Terhadap

Kualitas Kascing dan Aplikasinya pada Tanaman Sawi. Jurnal Gamma

9(2) : 63-72.

Balai Besar Pengkajian dan Perkembangan Teknologi Pertanian, 2008. Teknologi

Budidaya Jagung. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor

Buhaira, dan E. I. Swari. 2013. Pertumbuhan dan Hasil Jagung Muda (Baby Corn)

pada Perbedaan Dosis Kascing. Jurnal Bioplantae 2(3) : 132-137

Dongoran, D. 2009. Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung (Zea

mays L.) Terhadap Pemberian Pupuk Cair TNF dan Pupuk Kandang

Ayam. Universitas Sumatra Utara. Medan

Koswara S. 2009. Teknologi Pengolahan Jagung (Teori dan Praktek).

Libra, N. I., 2018. Pengaruh Aplikasi Vermikompos dan Pupuk Anorganik

Terhadap Serapan Hara dan Kualitas Hasil Jagung Manis (Zea mays

saccharata Sturt) Jurnal Folium Vol. 1 No. 2, 43-53 EISSN 2599-3070

Lun. 2005. Pupuk Kascing Kurangi Pencemaran Lingkungan. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Masnur, 2001. Vermikompos (Kompos Cacing Tanah). Istalasi Penelitian dan

Pengkajian Teknologi Pertanian (IPPTP) Mataram.

Mulat, T. 2003. Membuat dan Memanfaatkan Kascing Pupuk Organik

Berkualitas. Agromedia Pustaka, Jakarta


Novizan.2010. Petunjuk Pemupukan Pupuk Kandang yang Efektif. Agro Media

Pustaka, Jakarta

Pratama, Y. 2015. Respon Tanaman Jagung (Zea mays L.) Terhadap Kombinasi

Pupuk Anorganik dan Pupuk Bio-Slurry Padat. [Skripsi]. Fakultas

Pertanian, Universitas Lampung. Lampung.

Purnawati, Iis. 2004. Pertumbuhan dan Hasil Tanman Jagung Pada Berbagai

Dosis Pupuk Organik dan Jarak Tanam. Skripsi. Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa (Tidak dipublikasikan).

Purwono, M.S. dan Hartono, R. 2007. Bertanam Jagung Unggul. Penebar

Swadaya. Jakarta.

Sidar. 2010. Pengaruh Kompos sampah Kota dan Pupuk Kandang Ayam

Terhadap Beberapa Sifat Kimia Tanah dan Hasil Tanaman Jagung Manis

(Zea mays Saccharata) Pada Fluventic JOM Faperta Vol. 2 No. 2 Oktober

2015 Eutrupdepts asal Jatinangor kabupaten Sumedang..

Simanjuntak, Dahlia. 2004. Manfaat Pupuk Organik Kascing dan Cendawan

Mikoriza Arbuskula (CMA) pada Tanah dan Tanaman. Jurnal Penelitian

Bidang Ilmu Pertanian 2(1) : 5-9.

Simanungkalit et al, 2006 “Organic Fertilizer and Biofertilizer”, Balai Besar

Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian

Sinha, R.K; S. Herat, S. Agarwal, R. Asadi and E. Carretero. 2002. Vermiculture

and Waste Management : Study of Action of Earthworms Elsinia Foetida,

Eudrilus Euginae and Perionyx Excavatus on Biodegradation of Some


Community Wastes in India and Australia. The Environmentalist : Vol 22

(3)

Sinha. R. K., 2009, “Earthworms Vermicompost: A Powerful Crop Nutrient over

the Conventional Compost & Protective Soil Conditioner against the

Destructive Chemical Fertilizers for Food Safety and Security”, Am-

Euras. J. Agric. & Environ. Sci., Vol. 5, (01-55)

Subekti N.A., Syafruddin R. Efendi., dan S. Sunarti.2008. Morfologi Tanaman

dan Fase Pertumbuhan Jagung. Balai Penelitian Serealia, Maros.

Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius, Yogakarta.

Syukur dan A. Rifianto. 2014. Jagung Manis. Penebar Swadaya. Jakarta.

Tarigan, T; Sudiarso dan Respatijarti. 2002. Studi tentang Dosis dan Macam

Pupuk Organik pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea

mays)

Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman Bertanam Jagung. Nuansa Aulia.

Bandung.

Yuwono, D. 2006. Kompos, Seri Agritekno. Penebar Swadaya. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai