Anda di halaman 1dari 6

CIRI-CIRI JAMUR

NAMA: SYAHIDIL FIKRI ILHAM

NPM: 23021126

Fakultas Pertanian

Agroteknologi

Universitas asahan

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan karunianya saya
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah

"Ciri-ciri Jamur".

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
mata kuliah Mikrobiologi Pertanian yang telah memberikan tugas terhadap saya.Saya juga
ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan
makalah ini.

Saya jauh dari sempurna.Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan saya, maka kritik dan
saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi
saya pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Jamur merupakan organisme yang tidak mempunyai klorofil, memiliki bentuk, ukuran
serta warna yang bervariasi serta berperan penting dalam kehidupan. Jamur termasuk
kedalam organisme heterotrof karena tidak dapat menghasilkan makanan sendiri dengan
melakukan fotosintesis. Jamur memperoleh nutrisi dengan cara menyerap zat-zat sisa dari
bahan organik di sekitar tempat tumbuhnya (inang) yang akan diubah menjadi molekul-
molekul sederhana

. Menurut Zuraidah, dkk., (2016:120) jamur adalah organisme eukariotik, berspora dan
memiliki sel-sel yang bersekat yang disebut hifa. Jamur bersifat heterotrop dan hanya hidup
sebagai pengurai zat-zat organik yang ada disekitar tempat tumbuhnya. Jamur disebutkan
sebagai cendawan, yaitu karna makrofungi yang mempunyai bentuk tubuh buah makroskopis.
Warna yang dimiliki jamur makroskopik tersebut bervairasi dan menarik, yaitu putih, coklat
cerah, merah, kuning sitron, jingga dan hitam, yang dapat dilihat langsung secara kasat mata,
dan memiliki bentuk yang beragam serta sebagian jamur ada yang bersifat edible (dapat
dikonsumsi).

Jamur merupakan salah satu organisme yang berperan dalam mendekomposisi bahan-
bahan organik dan kemampuannya dalam menghasilkan enzim selulase untuk menguraikan
sisa-sisa makhluk hidup.Jamur dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan ukurannya
yaitu jamur mikroskopis dan jamur makroskopis. Jamur mikroskopis adalah jamur yang
memiliki ukuran kecil (mikro) dan hanya dapat diihat dengan mikroskop, dan untuk
mengetahui jenis dan jumlah jamurnya diperlukan identifikasi jamur. Sedangkan jamur
makroskopis adalah jamur yang ukuran tubuhnya besar sehingga dapat dilihat oleh mata
telanjang, serta jamur makroskopis memiliki tubuh buah yang khas dan ditemukan di
permukaan tanah, di kayu-kayu yang lapuk, dinding dan sebagainya.

2. TUJUAN

Tujuan makalah dari mencari ciri-ciri jamur adalah untuk mengidentifikasi dan
menggambarkan karakteristik fisik, morfologi, dan perilaku jamur secara lengkap dan akurat.
Hal ini penting untuk mempelajari dan memahami jamur serta perannya dalam ekologi dan
kesehatan manusia. Dengan mengetahui ciri-ciri jamur, kita dapat mengidentifikasi jenis-
jenis jamur yang berbeda, mempelajari interaksi mereka dengan lingkungan dan organisme
lain, serta mengkategorikan mereka ke dalam kelompok dan keluarga yang tepat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

3. PENJELASAN KONSEPTUAL

A. PENGENALAN TENTANG JAMUR


Jamur adalah organisme eukariotik yang termasuk dalam kerajaan Fungi. Mereka
bervariasi dalam ukuran dan bentuk, tetapi umumnya memiliki tubuh yang terdiri dari
serabut-serabut yang disebut hifa yang saling berhubungan membentuk jaringan yang disebut
miselium. Jamur biasanya hidup dan berkembang biak di lingkungan yang lembab dan gelap,
seperti di dalam tanah, di atas permukaan tanah, atau di dalam bahan organik yang
membusuk. Jumlah spesies jamur yang diketahui sangat luas, diperkirakan mencapai jutaan,
namun hanya sebagian kecil yang telah diidentifikasi dan diteliti secara menyeluruh.

Jamur termasuk dalam kelompok organisme heterotrofik, yang berarti mereka tidak dapat
membuat makanan mereka sendiri melalui proses fotosintesis seperti tumbuhan hijau.
Sebaliknya, jamur memperoleh nutrisi dengan cara menguraikan dan mencerna bahan
organik dari lingkungan sekitarnya. Mereka menggunakan enzim dan asam organik untuk
menghancurkan bahan organik tersebut menjadi molekul-molekul kecil yang dapat diserap
oleh hifa mereka. Proses ini penting dalam daur ulang nutrisi dalam ekosistem, karena jamur
berperan dalam penguraian materi organik yang mati dan mengubahnya menjadi nutrisi yang
dapat digunakan kembali oleh organisme lain.

Salah satu contoh jamur yang paling terkenal adalah yang dikategorikan sebagai jamur yang
memiliki struktur seperti payung yang disebut sporofora. Sporofora ini berfungsi sebagai alat
reproduksi untuk menghasilkan spora, yang merupakan unit reproduksi jamur yang mirip
dengan biji pada tumbuhan. Beberapa spora dapat tersebar melalui udara atau air, sedangkan
yang lainnya dapat dibawa oleh hewan atau manusia, berkontribusi pada penyebaran dan
kolonisasi yang lebih luas dari jamur tersebut. Kebanyakan jamur menghasilkan spora secara
seksual dan aseksual, dan kemampuan mereka untuk menghasilkan dan menyebar spora
dengan efektif membantu mereka bertahan dan berkembang biak dalam berbagai kondisi
lingkungan.

Jamur memiliki peran yang penting dalam ekosistem. Selain berkontribusi dalam siklus
nutrisi, jamur juga dapat membantu dalam penyehatan lingkungan. Sebagai misal, beberapa
spesies jamur diketahui memiliki kemampuan untuk mendekomposisi bahan-bahan beracun
seperti polutan industri, pestisida, logam berat, dan limbah organik lainnya, membantu
membersihkan lingkungan dari zat-zat berbahaya.
Namun, meskipun banyak manfaat jamur, ada beberapa yang juga dapat menjadi patogen
bagi manusia, hewan, atau tanaman. Beberapa jamur dapat menyebabkan infeksi kulit, paru-
paru, atau organ internal lainnya pada manusia dan hewan. Dalam budidaya tanaman, jamur
dapat menjadi penyakit yang merusak dan menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan.
Oleh karena itu, penting untuk mempelajari dan memahami jamur dengan lebih mendalam
agar dapat mengidentifikasi dan mengelola risiko yang mungkin terkait dengan mereka

A. KLASIFIKASI JAMUR
Jamur diklasifikasikan menjadi empat kelas utama, yaitu Phycomycetes,
Ascomycetes, Basidiomycetes, dan Deuteromycetes (Pratiwi, 2008).
a. Phycomycetes
Kelas ini umumnya tidak mempunyai septa (dinding penyekat) yang teratur
pada benang hifanya, sehingga mengakibatkan terdapat banyak nukleus (inti) di
setiap sel benang hifa.
b. Ascomycetes
Ascomycetes atau fungi berkantung, membentuk satu atau lebih spora seksual
(askospora) dalam sel berbentuk kantung yang disebut askus. Spora aseksual yang
diproduksi Ascomycetes sering kali berupa mikrokonidia bersel tunggal.
Mikrokonidia mungkin diproduksi dalam rantai panjang yang menjalar dari hifa
udara yang disebut konidiofor (pembawa konidia), atau sebagai mikroaleurospora.
Beberapa Ascomycetes membentuk tubuh buah atau askokarp yang mengelilingi
askus bersama askosporanya.
c. Basidiomycetes
Basidiomycetes membentuk spora seksual (basidiospora) secara eksternal
pada sel berbentuk gada (basidia). Reproduksi seksual mungkin terjadi melalui
pertunasan, mikrokonidia, ataupun dengan fragmentasi benang hifa. Umumnya hifa
Basidiomycetes bersepta. Basidiomycetes membentuk tubuh buah atau basidiokarp,
yang mengandung basidia dan basidiospora.
d. Deuteromycetes
Deuteromycetes adalah jamur yang status seksualnya belum diketahui secara
pasti. Akan tetapi karena konidiumnya jelas, banyak spesies masih dianggap
tergolong ke dalam kelas ini meskipun tingkat seksualnya saat ini telah diketahui
dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai