Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI DASAR
“Morfologi Mikroba Selain Bakteri”

OLEH :

NAMA : LA ODE MUHAMMAD SYAIFUL


NIM : D1F121024
KELAS : PTP-B
ASISTEN : ANDI HIQMAWATI AF., S.P.

JURUSAN PROTEKSI TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
2021
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, karena

selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Selain itu

bakteri yang hidup akan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut

disuspensikan. Sedangkan untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan

suatu teknik pewarnaan sel bakteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah

diamati. Oleh karena itu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu

cara paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi. Praktikum persiapan

pembuatan apusan dan teknik pewarnaan Gram sangat penting dilakukan karena

untuk pengamatan biakan dari koloni mikroba dan biakan jamur dapat dilakukan

dengan mudah dan baik.

Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat

kecil. Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk

melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat mengalami pertumbuhan,

menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya. Dunia

mikroorganisme terdiri dari berbagai kelompok jasad renik. Kebanyakan bersel

satu atau uniseluler. Ciri utama yang membedakan kelompok organisme tertentu

dari mikroba lain adalah organisasi bahan selulernya.

Dunia mikroba terdiri dari monera (virus dan sianobakteri), protista, dan

fungi. Mikroorganisme tersebut diantaranya adalah bakteri, jamur, dan virus.

Secara umum, bakteri, jamur, dan virus mempunyai morfologi dan struktur

anatomi yang berbeda.


Bakteri mempunyai beragam karakteristik yang berbeda, oleh karenaa itu

di dalam proses mempelajari dan memahami bakteri dalam suatu kelompok

tertentu diperlukan identifikasi. Identifikasi dilakukan dengan mencari ciri pada

oraganisme yang belum diketahui kemudiaan dibandingkan dengan organisme

yang telah diketahui. Identifikasi bakteri dapat dilakukan dengan dua cara baik

secara morfologi ataupun secara fisiolgi, identifikasi yang dilakukan secara

morfologi dapat meliputi bentuk koloni, struktur koloni, bentuk sel, ukuran sel,

dan pewarnaan bakteri. Pengamatan morfologi kemudian dapat dibagi lagi

menjadi dua yaitu pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis.

1.2. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengetahui

berbagai macam fungi yang ada di alam serta mengetahui morfologinya.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Ada beberapa cara bakteri untuk menghambat serangan cendawan,

diantaranya bakteri memiliki senyawa bioaktif yang mampu mendegradasi

dinding sel cendawan, bakteri mampu mengganggu permeabilitas membran sel

cendawan, dan bakteri berfungsi sebagai inhibitor terhadap suatu enzim yang

dihasilkan oleh cendawan (Malinda et al., 2015).

Dunia fungi atau jamur merupaakan salah satu kekayaan hayati yang juga

merupakan hasil hutan non kayu yang kini memberi peluang ekonomi yang

berarti bagi masyarakat. Jamur memiliki keunikan yang memperkaya

keanekaragaman jrnis makhluk hidup dalam dunia tumbuhan. Sifatnya yang

tidak berklorofil menjadikannya tergantung kepada makhluk hidup lain, baik

yang masih hidup maupun yang sudah mati (Erosa et al., 2021).

Jamur Aspergillus sp. merupakan salah satu jenis mikroorganisme jamur

eukariotik dalam kelas ascomycetes. Aspergillus sp. memiliki ciri-ciri hifa

bersepta dan bercabang, konidiofora muncul dari dari foot cell atau (misellium

yang bengkak atau berdinding tebal) membawa sterigma, konidia tumbuh

membentuk rantai berwarna hijau, coklat, atau hitam. Aspergillus sp. merupakan

jamur yang mampu hiddup pada media dengan derajat keasaman dan kandungan

gula yang tinggi. Jamur ini dapat menyebabkan pembusukan pada buah-buahan

atau sayuran (Subowo, 2015).

Pemeriksaan dengan pewarnaan Gram adalah salah satu pemeriksaan

yang dapat dilakukan untuk menentukan adanya jamur. Kelebihan dari

pewarnaan ini yaitu dapat melihat jamur berdasarkan morfologinya, kelemahan


dari pewarnaan Gram yaitu tidak dapat mengidentifikasi spesisesnya dan sedikit

membutuhkan waktu dibandingkan dengan pemeriksaan langsung (Mutiawati,

2016).

Jamur merupakan organisme eukariotik, berspora, tidak berklorofil,

berproduksi secara seksual dan aseksual, jamur berdasarkan ukuran ukuran

tubuhnya ada yang makroskopis yaitu jamur yang berukuran besar, sehingga

dapat dilihat dengan mata telanjang dan ada juga jamur yang mikroskopis yaitu

jamur yang berukuran kecil dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan alat

bantu mikroskop (Darwis, 2011).


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Proteksi Tanaman Unit

Pendidikan Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo, pada hari Kamis, 2

Desember 2021, pukul 10:00 WITA sampai selesai.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah, Mikroskop cahaya, Jarum

ose, kaca preparate, penutup kaca preparate dan lampu Bunsen.

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah jamur yang berasal dari

tumbuhan kayu gamal.

3.3. Prosedur Kerja

1. Membersihkan kaca benda dengan alcohol sampai bebas lemak dan debu

2. Mengambil sedikit Jamur atau fungi secara aseptik dan letakkan diatas kaca

preparate

3. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah lalu dengan perbesaran

sedang

4. Menggambar dan beri Keterangan bagian-bagian Jamur.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Hasil pada praktikum ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

a b

Gambar 4.1 : a. Fungi pada kayu mati; b. Pengamatan fungi dibawah mikroskop
c. Bagian-bagian fungi.

4.2. Pembahasan

Jamur merupakan organisme eukariotik yang bersel tunggal atau banyak

dengan tidak memiliki klorofil. Sel jamur memiliki dinding sel yang tersusun
atas kitin. Karena sifat-sifatnya tersebut dalam klasifikasi makhluk hidup, jamur

dipisahkan dalam kingdomnya tersendiri, ia tidak termasuk dalam kingdom

prostista, kingdom, monera, maupun plantae. Karena tidak berklorofil, jamur

termasuk ke dalam makhluk hidup heterotof, dalam hal ini jamur hidup dengan

menguraikan bahan-bahan organik yang ada di lingkungannya.

Umumnya jamur hidup secara saprofit dan ada juga jamur yang hidup

secara parasit, adapula yang hidup dengan simbiosis mutualisme. Dari hasil di

atas dapat dilihat jamur memiliki bagian-bagian tudung, lamela, cincin/annulus,

stipc, akar jamur.

Hifa dapat dengan mudah dilihat dengan mata bila telah membentuk

massa yang rapat dan membentuk koloni-koloni pada bagian tubuh organisme

inang atau sia-sia organisme atau makanan, dikenal sebagai miselium. Dapat

dikatakan, hifa adalah bentuk tubuh jaamur yang sesungguhnya. Struktur

berbentuk mirip payung yang biasa dikenal orang sebagai jamur tidak lain adalah

alat reproduksi yang dikenal sebagai tubuh buah, yang muncul hanya sewaktu-

waktu.

Bagi fungi, hifa memiliki peran yang sedikit banyak seperti akar dan

daun pada tumbuhan sekaligus. Hifa tumbuh menyebar ke dalam tubuh atau

semua bagian organisme. Hifa kemudian melepaskan enzim atau substansi lain

pada substarat agar kemudian dihasilkan senyawa-senyawa kimia tertentu. Hifa

kemudian menyerap senyawa-senyawa kimia ini untuk dimanfaatkannya dalam

metabolisme internal.
V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil kegiatan praktikum bahwa jamur memiliki dinding sel

yang tersusun atas kitin. Karena sifat-sifatnya tersebut dalam klasifikasi makhluk

hidup, jamur dipisahkan dalam kingdomnya tersendiri, ia tidak termasuk dalam

kingdom prostista, kingdom, monera, maupun plantae. Dan jamur tersusun atas

benang-benang hifa yang membentuk sebuah koloni yang disebut miselium.

Miselium memiliki dua fungsi yaitu sebagai penyerap makanan dan sebagai alat

reproduksi.

5.2. Saran

Saran saya pada praktikum kali ini adalah agar terlaksanannya praktikum

dengan lancar praktikan diharapkan memperhatikan asisten saat menjelaskan

kalau perlu difoto penjelasannya agar pas pembuatan laporan tidak banyak yang

copas.

DAFTAR PUSTAKA
Darwis, W. 2011. Inventarisasi Jamur Yang Dapat Dikonsumsi dan Beracun Yang
Terdapaat di Hutan dan Sekitar Desa Tanjung Kemuning Kaur Bengkulu.
Konsevasi Hayati. 7(2): 1-8.
Malinda N, Soekarno BPW, Yuliani TS. 2015. Penghambatan Fusarium
Oxysporum Oleh Kultur Filtrat Bakteri Endofit dari Tanaman Kedelai
secara In Vitro. Jurnal Fitopatologi Indonesia. 11(6): 196-204.
Mutiawati, V. K. 2016. Pemeriksaan Mikrobiologi Pada Candida Albicans. Jurnal
Kedokteran Syiah Kuala. 16(1): 57-58.
Putir EP, Penyang, Fetriasie. 2021. Jamur Makro Basidiomycetes di Hutan Rawa
Gambut Taman Nasional Sebangau Kabupaten Katingan Kalimantan
Tengah. Jurnal Hutan Tropika. 16(2): 175-185.
Subowo, Y. B. 2015. Isolasi dan Seleksi Jamur Tanah Pengurai Selulosa Dari
Berbagai Lingkungan. Pros Semnas Masybiodivindon. 1(3): 423-427.
LAMPIRAN

1. Gambar Funngi

2. Lampiran Foto

Anda mungkin juga menyukai