Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIUM BOTANI

“Mengenal Struktur Sel dan Jaringan Daun Tumbuhan”

Oleh:

FILIEN
NIM.D1F121020

PROGRAM STUDI PROTEKSI TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Daun adalah salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari ranting, biasanya
berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai
penangkap energi dari cahaya matahari untuk fotosintesis. Daun merupakan organ
penting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah
organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri
melalui konversi energi cahaya matahari menjadi energi kimia.
Daun tidak selamanya berbentuk helaian pipih serta melebar dan berfungsi
untuk proses fotosintesis, respirasi, dan transpirasi. Daun dapat berubah bentuk
maupun fungsinya, antara lain daun berbentuk benangbenang dan fungsinya untuk
memanjat, atau berupa sisik berdaging pada umbi lapis, berupa daun tajam pada
tanaman kaktus. Daun yang mengalami perubahan bentuk dan fungsinya tadi
dinamakan daun metamorfosa (modifikasi daun), misalnya daun pembelit (sulur)
pada daun kembang sungsang (Gloria superba) dan pada daun kacang polong
(Pisum sativum). Daun dibedakan menjadi daun tunggal dan daun majemuk.
Daun tunggal adalah daun yang hanya mempunyai satu helai daun pada satu
tangkai daun, 1.4 Praktikum Biologi 1  sedang daun majemuk merupakan daun
yang jumlahnya lebih dari satu helai daun pada satu tangkai daun. Daun dikatakan
sebagai daun lengkap apabila mempunyai bagian-bagian petiolus (tangkai daun),
lamina (helaian daun), dan vagina (upih daun), misalnya daun pohon pinang
(Areca cathecu), daun bambu (Bambusa sp.), daun pisang (Musa paradisiaca),
dan lain-lain. Apabila daun suatu tumbuhan tidak mempunyai salah satu dari tiga
bagian pokok daun seperti di atas, daun yang demikian, dinamakan daun tidak
lengkap. Daun yang hanya terdiri atas tangkai daun dan helaian daun saja disebut
daun bertangkai, contohnya pada daun nangka (Artocarpus integra), mangga
(Mangifera indica), dan lain-lain. Apabila daun hanya terdiri dari upih dan helaian
daun saja disebut daun berupih atau daun berpelepah, dan apabila suatu daun
hanya terdiri dari tangkai daun yang bermodifikasi menjadi helaian daun maka hal
yang demikian disebut helaian daun semu atau disebut pula dengan filodia,
contohnya pada daun Acacia (Acacia auriculiformis).

I.2. Tujuan dan kegunaan


Tujuan dari pratikum kali ini adalah memberi pengalaman pada pratikan
dalam menyiapkan preparat untuk pengamatan struktur sel dan jaringan daun
tumbuhan.
Kegunaannya mahasiswa bisa terampil dalam meyiapkan preparate untuk
pengamatan struktur sel dan jaringan daun tumbuhan.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Hawar daun bakteri (BLB) merupakan salah satu penyakit utama tanaman
padi terutama pada lahan sawah irigasi yang disebabkan oleh bakteri patogen
Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo). Morfologi daun menjadi karakter yang
menarik untuk diteliti karena hubungannya dengan intensitas penyakit BLB,
karena daun merupakan bagian tanaman yang terinfeksi bakteri. Penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh informasi tentang variabilitas morfologi daun dan
hubungannya dengan penyakit BLB, untuk mendukung program pemuliaan
tanaman varietas padi tahan penyakit BLB (Ratna. W.R., Yuliana. D., 2019).
Bentuk sel epidermis daun dari ke-4 spesies terdiri atas selapis sel dengan
bentuk  yang bervariasi antara satu sel dengan sel lainnya, demikian pula pada tipe
stomatanya. Tipe stomata pada ke-4 species tanaman jeruk adalah tipe parasitik
yaitu setiap sel penjaga bergabung dengan satu atau lebih sel tetangga dengan
sumbu membujurnya sejajar dengan sumbu sel penjaga dan apertur.  Sebaliknya
kesamaan bentuk sel epidermis dan tipe stomata berbeda dengan hasil analisis
kerapatan dan indeks stomata pada ke-4 spesies tanaman jeruk.  Kerapatan dan
indeks stomata pada ke-4 spesies tanaman jeruk berbeda nyata antar species
bedasarkan hasil uji statistik. Karakteristik anataomi dari bentuk sel epidermis dan
tipe stomata inilah yang kemungkinan digunakan dalam sistem taksonomi untuk
mengelompokan berbagai species tanaman jeruk dalam takson yang sama
(Tuasamu. Y., 2018).
Tanaman hias dedaunan merupakan salah satu tanaman outdoor dan indoor
yang populer, salah satunya adalah Begonia (Begoniaceae). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui potensi koleksi Begonia Kebun Raya Indonesia.
Penelitian dilakukan dengan metode observasi visual dengan mengkarakterisasi
morfologi daun dari 73 spesies spesies asli di Bogor dan Bali Botanic
Greenhouses (Siregar. M., Wahyuni. S., I Made. A., 2019).
Cendana (Santalum album Linn.) merupakan salah satu spesies
yang digunakan sebagai tanaman rehabilitasi, dikenal mampu tumbuh di
lahan dengan keterbatasan hara, dan memiliki nilai ekonomi tinggi
dari kandungan minyak santalol yang wangi. Cendana merupakan spesies asli di
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) namun dijumpai permudaan alami di
beberapa kawasan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),
salah satunya di Desa Petir, Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul
(Arifriana. R., Indrioko. S., Syahbudin. A.,2017).
Penelitian yang mengkaji keanekaragaman tipe morfologi daun Sansevieria
telah dilaksanakan pada Bulan Mei sampai Desember 2016, bertujuan untuk
menganalisis tipe morfologi daun tanaman Sansevieria yang tersebar di kota
Palembang. Penelitian menggunakan survey deskriptif. Pengambilan data
dilakukan secara purpossive sampling, di setiap 13 kecamatan di kota Palembang.
Data yang diperoleh dianalisis terhadap tipe morfologi daunnya, sebagai
karakteristik species Sansevieria. Hasil penelitian diperoleh 40 species
Sansevieria, dengan  tipe daun berbentuk bulat, setengah bulat, kaku seperti
pedang, pendek melengkung dan  cekung berdaging.       Warna daun  bertipe
hijau polos, hijau bertotol  dan  hijau bergaris (cross banding). Tepi daun rata dan
bergelombang. Ujung daun meruncing, runcing dan tumpul (Rosanti. D., 2017).
Kultur jaringan dalm bahasa Inggris disebut sebagai Tissue Culture. Kultur
adalah budidaya, sedangkan jaringan adalah sekelompok sel yang memounyai
bentuk dan fungsi yang sama. Maka kultur jaringan arinya suatu teknik
membudidayakan jaringan tanaman menjadi tanaman baru yang lengkap dan
mempunyai sifat seperti induknya (IE. Sandra, Msi 2019).
Indonesia dikenal dengan negara yang memiliki keanekaragaman hayati
berlimpah, dan salah satu diantaranya yang sangat melimpah adalah jenis
tumbuhan rendah, yaitu lumut (Bryophyta). Kelompok khas tanaman darat hijau
ini adalah salah satu tanaman berhabitat di tempat lembab, hidup secara
berkelompok, dan sangat mudah dijumpai disekitar lingkungan. Keanekaragaman
lumut sebagai salah satu keragaman hayati perlu diketahui untuk dipelajari ciri
kususnya di daerah tropis. Beraneka ragam jenis lumut, menjadikan tumuhan
tersebut dikelomokkan agar mudah untuk dikenal (Lukitsari 2018).
Ekologi adalah studi tentang interaksi organisme hidup dengan linkungannya.
Tujuannya untuk memahami pesebaran dan keragaman makhluk hidup
dilingkungan fisik. Tujuan ini dapat dicapai dengan adanya intgrasi disiplin ilmu
di dalam dan di luar biologi, seperti biokimia, fisiologi, evolusi, keanekaragaman
hayati, biologi molekuler, geologi, dan klimatologi (Wahju.IN., Busono. W.,
Irsyammawati. A., Hazana. PN., Widodo. E., Ciptadi. G., Isnaini. N., Nurul. AH.,
Anugrah. APY., Wahjuningsi. S., 2020).
Perbedaan tumbuhan monokotil dan dikotil yang pertama dari biji. Monokotil
hanya memiliki satu kotiledon atau tunggal. Mono sendiri merupakan nama latin
dari satu. Sehingga, nama monokotil berarti tumbuhan berkotiledon satu. Contoh
biji monokotil adalah biji jagung dan kelapa.  Dikotil memiliki dua kotiledon atau
berkeping. Saat tumbuhan dikotil tumbuh, tunas akan membelah biji menjadi dua
(Kontan.co.id. 2020).
Semua makhluk hidup di bumi termasuk tumbuhan, memiliki
struktur jaringan yang berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Pada
tumbuhan, terdapat bagian-bagian tumbuhan yang masing-masing memiliki
struktur jaringan. Organ-organ tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu organ
generatif tumbuhan dan organ vegetatif tumbuhan (Bobo.id. 2021). 
III. METODE PRAKTIKUM

III.1. Tempat dan Waktu


Kegiatan praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi Unit
Agronomi, pada hari Minggu, 21 November 2021, pukul 13:00 sampai selesai.

III.2. Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah padi (Oryza sativa),
jangung (Zea mays), kacang tanah (Arachis hypogeae), tumbuhan adam & hawa
(Rhoe discolor) dan tomat (Lycopersicum esculentum).
  Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah buku penuntun praktikum,
mikroskop, pipet tetes, buku catatan, pensil, balpoint, tisu lensa, air aquades, dan
silet.

III.3. Proedur Kerja

1. Mencuci besih bahan-bahan yang akan diamati (padi (Oryza sativa),


jangung (Zea mays), kacang tanah (Arachis hypogeae), daun adam & hawa
(Rhoe discolor) dan tomat (Lycopersicum esculentum))
2. Membuat sayatan melintang dari daun padi (Oryza sativa), jangung (Zea
mays), kacang tanah (Arachis hypogeae), tumbuhan adam & hawa (Rhoe
discolor) dan tomat (Lycopersicum esculentum) menggunakan silet.
3. Meletakkan sayatan pada permukaan kaca preparat bersih yang telah ditetesi
air, lalu tutup dengan kaca penutup dan usahakan tidak ada gelembung dan
udara didalamnya.
4. Mengamati sampel pengamatan tersebut dibawah mikroskop menggunakan
perbesaran 10X10.
5. Mengabil gambar pengamatan menggunakan kamera Hp.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil
Hasil dari pengamatan pada praktikum kali ini dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Tabel 4.1.1 hasil pengamatan jaringan dauan tumbuhan
No Nama Gambar Literatur Keterangan
1. Padi (oryza 1 1. Epidermis
sativa) 1
2. Phloem
5
2 2 3. Xylem
4. Endodermis
3 3

4
5
4 5. Stomata

2. Kacang 1 1. Kloroplas
2
3
2. Tulang daun
6
4 3. Sel palisade
5
4. Sel spons
1 2 3 4 5 6 5. Stomata
6. Epidermis
1

3. Jagung 1 1 2
3
1. Xylem
2
2. Stomata
3. Kutikula
4
4
3

1
6 5 4. Epidermis
5 5. Mesofil
7
6. Phloem
9 6

4. Tomat 1. Epidermis
7 1 2. Mesofil
6
5
2
3
1
2 3. Spons
4

4
3 4. Endodermis
5 5. Jarigan
pengangkut
6 7

6. Sel penutup
7. Stomata
5. Adam Hawa 2
3 1. Phloem
(Rheo 1
2
2. Epidermis
discolor) 3
1
3. Stomata
4
4. Xylem
4
4.2. Pembahasan
Daun memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung perkembngan
tumbuhan. Daun sangat berperan penting dalam proses fitosintesis. Dengan
susunan anatomi daun yang sangat unik. Anatomi potongan daun semacam
sandwich. Salah satu bagian sisi dalam daun adalah lapisan epidermis, dan bagian
tengah sel (mesofil) mengandung kloroplas tempat terlaksananya fotosintesis.
Mesofil terbagi dua bagian, pertama, sel palisade tersusun secara langsung
dibawah epidermis bagian atas, yang berguna menangkap cahaya saat masuk
kedalam daun. Kedua, spogy cell terletak di mesofil bagian bawah yang
memungkinkan karbondioksida, oksigen, dan uap air bergerak bebas antar spongy
cell. Kloroplas dalam lapisan spongy menangkap beberapa cahaya yang masuk
melalui palisade. Mesofil mengandung xylem dan phloem untuk memasukkan air
ke mesofil dan menyisihkan makanan yang baru dibuat oleh mesofil.
Lapisan kutikula pada permukaan epidermis atas dan bawah merupakan
penyanggah untuk mencegah kehilangan air dari daun. Beberapa spesies tanaman
memiliki lapisan lilin pada permukaan epidermis dan rambut-rambut halus
berwarna perak-keabuan yang berperan mencegah kehilangan air dari daun.
Karbondioksida masuk ke dalam daun melalui ribuan lubang-lubang mikroskopik
yang terletak pada permukaan epidermis, yang disebut stomata. Jumlah stomata
paling banyak ditemukan pada epidermis bagian bawah permukaan daun. Tiap
stomata dikelilingi dua pasangan guard cell yang mengatur ukuran pembukaan
stomata.
Daun sempurna tersusun dari tiga bagian: pelepah, tangkai (petiolus)
dan helai daun. Pelepah daun mendudukkan daun pada batang. Tangkai daun
menghubungkan pelepah atau batang dengan helai daun. Helai daun merupakan
bagian terpenting dari kebanyakan daun karena di sinilah fungsi utama daun
sebagai organ fotosintetik paling dominan bekerja. Bentuk helai daun sangat
beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal. Gambaran dua
dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar
daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan
memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang.
Perhiasan daun bermacam-macam. Permukaan daun dapat ditumbuhi oleh
rambut-rambut kecil. Di antara pangkal daun atau tangkai daun sering kali dihiasi
dengan daun penumpu. Pada daun rumput-rumputan, di bagian perbatasan helai
dan pelepah sering kali dihiasi lidah-lidah (ligula). Daun juga bisa bermodifikasi
menjadi duri (misalnya pada kaktus) dan berakibat daun kehilangan fungsinya
sebagai organ fotosintetik. Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat
mengalami peralihan fungsi menjadi organ penyimpan air. Daun segar (kiri) dan
tua. Daun tua telah kehilangan klorofil sebagai bagian dari penuaan. Warna hijau
pada daun berasal dari kandungan klorofil pada daun.
Klorofil adalah senyawa pigmen yang berperan dalam menyeleksi panjang
gelombang cahaya yang energinya diambil dalam fotosintesis. Sebenarnya daun
juga memiliki pigmen lain, misalnya karoten (berwarna
jingga), xantofil (berwarna kuning), dan antosianin (berwarna merah, biru, atau
ungu, tergantung derajat keasaman). Daun tua kehilangan klorofil sehingga
warnanya berubah menjadi kuning atau merah (dapat dilihat dengan jelas pada
daun yang gugur).
V. KESIMPULAN DAN SARAN

V.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil pada praktikum ini maka dapat di simpilkan bahwa setiap
tanaman pasti mempunyai sistem perakaran berhubungan dengan jenis tanaman
tersebut serta sel dan jaringan masing-masing. Misalkan pada tumbuhan
dikotil mempunyai sistem perakaran tunggang seperti tanaman (kacang
tanah, tomat ) sedangkan pada tumbuhan monokotil mempunyai sistem perakaran
serabut seperti pada tanaman ( jagung, padi, dan rheo discolor).
V.2.Saran
Untuk para praktikan adalah dalam melaksanakan praktikum diharapkan
agar para praktikan benar-benar memperhatikan prosedur kerja, mendengarkan
arahan asisten, dan berhati-hati dalam mengoperasikan alat dan bahan yang
digunakan agar tidak terjadi kekecelakaan keraj, seperti teriris silet pada saat
mengiris akar, batang dan daun tumbuhan yang akan di amati. Atau, kerusakan
alat seperti kaca preparat pecah, dan sebagainya.
Untuk asisten supaya mengarahkan prakrikan agar tidak asal-asalan dalam
melakukan pengamatan, agar pada saat pembuatan lopran praktikan tidak
kebingungan.
DAFTAR PUSTAKA

Ratna. W.R., Yuliana. D.2019. “Keragaman Morfologi Daun Padi Lokal


Indonesia dan Korelasinya dengan Ketahanan Penyakit Hawar Daun
Bakteri.” Jurnal Pertanian Indonesia (Indonesian Jurnal of Agikultural
Sciences). 24(3):258.
Tuasamu. Y. 2018. “Karakterisasi Morfologi Daun dan Anatomi Stomata pada
Beberapa Species Tanaman Jeruk (Citrus sp).” Agrikan: Jurnal
Agribisnis Perikanan. 11(2):95-80.

Siregar. M., Wahyuni. S., I Made. A. 2019. “Karakterisasi Morfologi Daun


Begonia Alam (Begoniaceae): Prospek Pengembangan Koleksi
Tanaman Hias Daun di Kebun Raya Indonesia.” Jurnal Biolofi
Indonesia 14(2):2255-2809.

Arifriana. R., Indrioko. S., Syahbudin. A. 2017. “Variasi Cendana (Santalum


album Linn.) Berdasarkan Morfologi Daun dan Bunga di Desa
Petir, Rongkop, Gunungkidul.” Jurnal Ilmu Kehutanan. 11(1):6204.

Rosanti. D. 2017. “Keanekaragaman Morfologi Daun Sansevieria (Lidah Mertua)


yang Tersebar di Kota Palembang.” Sainmatika: Jurnal Ilmiah
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Umum. 14(02):1829-2581.
Sandra, IE, 2019. “Cara Mudah Memahami dan Menguasai Kultur Jaringan Skala
Rumah Tangga”. IPB Press. Bogor.

Lukitasari, M., 2018. “Mengenal Tumbuhan Lumut (Bryophyta) Deskripsi,


Klasifikasi, Potensi dan Cara Mempelajarinya.” CV. AE MEDIA
GRAFIKA. Solo.

Wahju.IN., Busono. W., Irsyammawati. A., Hazana. PN., Widodo. E., Ciptadi. G.,
Isnaini. N., Nurul. AH., Anugrah. APY., Wahjuningsi. S., 2020. “Biologi
Peternakan.” UB Press. Malang.

Kontan.co.id. “Perbedaan Tumbuhan Monokotil dan Dikotil, dari Bunga hingga


Daun Tumbuhan.” <https://lifestyle.kontan.co.id/news/perbedaan-
tumbuhan-monokotil-dan-dikotil-dari-bunga-hingga-daun-tumbuhan?
page=all> (diakses pada tanggal 23 november 2021).

Bobo.id. “Struktur dan Fungsi Jaringan pada Akar, dari Epidermis hingga Stele.”
<https://bobo.grid.id/read/082870927/struktur-dan-fungsi-jaringan-pada-
akar-dari-epidermis-hingga-stele?page=all> (diakses pada tanggal 23
noevmber 2021).

LAMPIRAN
Lampiran 1. Kesan dan pesan

Terimakasih buat kakak-kakak asistensi yang telah sabar dalam membimbing


dan mengarahkan kami selama pelaksanaan praktikum. Walaupun kami sering
melakukan kesalahan, seperti datang terlambat, laporan tidak karu-karuan, bahan
dan alat praktikum yang kami siapkan kurang, kadang tidak serius ketika
praktium, dan hal-hal tersebut bisa mengakibatkan kami mendapat nilai “E”.
Tetapi, kakak-kakak asisten tetap membimbing kami bahkan memberikan kami
kesemptan agar kami mempunyai peluang untuk tidak mendapat nilai “E”.
Kadang-kadang kami harus di berikan sanksi, namun itu wajar karena kami harus
menerima konsekwensi dari kesalahan yang kami lakukan. Sekali lagi
terimakasih.

Sekian….

Lampiran 2. jurnal
Lampiran 3. Documentasi

Anda mungkin juga menyukai