Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI DASAR
‘‘Pengecetan Gram dan Pengujian KOH Pada Bakteri’’

OLEH:

NAMA : LA ODE MUHAMMAD SYAIFUL


NIM : D1F121024
KELAS : PTP-B
ASISTEN : ANDI HIQMAWATI AF., S.P.

JURUSAN PROTEKSI TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah salah satu teknik pewarnaan yang

paling penting dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri. Dalam proses

ini, bakteri dikenai larutan-larutan berikut, zat pewarna kristal violet, larutan yodium,

larutan alkohol (bahan pemucat), dan zat pewarna tandingannya berupa zat warna

safranin atau air fuchsin.

Bakteri yang terwarnai dengan metode ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu

bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. Bakteri Gram positif akan

mempertahankan zat pewarna kristal violet dan karenannya akan tampak berwarna

ungu tua di bawah mikroskop. Adapun bakteri Gram negatif akan kehilangan zat

pewarna putih setelah dicuci dengan alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna

tandingannya yaitu dengan zat pewarna air fuchsin atau safranin akan tampak

berwarna merah. Perbedaan warna ini disebabkan oleh perbedaan dalam struktur

kimiawi dinding selnya.

Sel-sel Gram positif memiliki lapisan peptidoglikan yang tebal, sedangkan

lapisan peptidoglikan pada sel Gram jauh lebih tipis dan dikelilingi oleh lapisan

negative yang mengandung lemak di bagian luaarnya.

Selain pewarnaan Gram, penentuan reaksi Gram bakteri dapat dilakukan

dengan menggunakan uji larutan KOH. Pengujian ini lebih sederhana karena hanya

memerlukan koloni bakteri yang dicampur ke dalam larutan KOH 3% di atas


permukaan gelas obyek. Bakteri yang menghasilkan lendir yang kental disebut

bakteri Gram negative (-), sedangkan bakteri yang tidak menghasilkan lendir disebut

bakteri Gram positif (+).

1.2. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk melihat bentuk bakteri dan

mempelajari cara pewarnaan.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Pewarnaan Gram merupakan pewarnaan yang digunakan untuk

mengelompokan bakteri Gram positif dan Gram Negatif. Perbedaan struktur,

komposisi dinding sel bakteri dan permeabilitas diantara kedua kelompok dinding sel

bakteri menyebabkan perbedaan warna pada bakteri Gram positif dan bakteri Gram

negative. Pewarnaan Gram berdasarkan kemampuan bakteri untuk menahan pewarna

primer (kristal ungu) atau kehilangan warna primer dan menerima warna tandingan

(safranin) (Anuar et al., 2014)

Bakteri merupakan salah satu golongan mikroorganisme prokariotik (bersel

tunggal) yang hidup berkoloni dan tidak mempunyai selubung inti namun mampu

hidup dimana saja. Menurut klasifikasinya bakteri dibagi menjadi 2 yaitu bakteri

Gram positif dan bakteri Gram negatif. Beberapa bakteri Gram positif dan bakteri

Gram negatif merupakan flora normal pada tubuh manusia. Flora normal adalah

mikroorganisme yang menempati suati daerah tanpa menimbulkan penyakit pada

inang yang ditempatinya (Holderman et al., 2017).

Salah satu metode yang yang dapat mengidentifikasi suatu bakteri ialah

pewarnaan gram. Pewarnaan gram merupakan pewarnaan differensial yang sangat

berguna dan paling banyak digunakan di laboratorium (Rahayu et al., 2017).

Beberapa parameter morfologi yang dapat digunakan adalah morfologi koloni

yang tumbuh dalam medium pertumbuhan dan morfologi sel yang dapat diamati

menggunakan mikroskop dengan perbesaran tertentu. Parameter morfologi koloni sel


dalam medium pertumbuhan yang diamati berupa warna, bentuk, ukuran dan letak

koloni dalam medium. Salah satu cara yang masih diperlukan dalam taksonomi

bakteri adalah pewarnaan gram. Cara ini digunakan untuk memisahkan anggota-

anggota domain bakteria kedalam dua kelompok berdasarkan dinding selnya. Bakteri

gram-positif memiliki dinding sel yang lebih sederhana, dengan jumlah peptidoglikan

yang relative banyak. Dinding sel bakteri gram negative memiliki peptidoglikan yang

lebih sedikit dan secara structural lebih kompleks (Sabdaningsih et al., 2013).

Mikroorganisme sulit dilihat dengan mikroskop cahaya, karena tidak

mengadsorbsi atau pun membiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat

warna digunakan untuk mewarnai mikroorganisme karena zat warna mengadsorbsi

dan membiaskan cahaya sehingga kontras mikroorganisme dengan lingkungannya

ditingkatkan. Karakterisasi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk

mengobservasi bakteri maupun kapang hasil isolasi (isolat). Kegiatan karakterisasi

dapat dilakukan berdasarkan sifat sitologi (bentuk sel, gerak atau motilitas, sifat Gram

dan endospora), sifat morfologi dan sifat fisiologi. Uji sifat morfologi mencakup

sifat-sifat koloni, seperti ukuran, bentuk, warna dan tepian, sedangkan uji sifat

fisiologi diantaranya uji hidrolisis pati, hidrolisis lemak, hidrolisis protein dan uji

katalase (Subandi, 2009).

Bakteri gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna

metil ungu pada metode pewarnaan gram. Bakteri gram-positif akan mempertahankan

warna ungu gelap setelah dicuci dengan alcohol sementara bakteri gram negative

tidak. Bakteri gram negative mempunyai struktur dinding sel berlapis 3 dengan
ketebalan yang tipis berkisar antara 10-15 nm. Komposisi dinding sel bakteri gram

negative ini terdiri dari lipid dan ppeptidoglikan. Konsentrasi lipid pada dinding sel

bakteri gram negative berkisar antara 11-22 % (Ampou et al., 2015).

Staphylococus aureus merupakan bakteri gram positif yang infeksinya

disebabkan oleh kontaminasi langsung pada luka. Bakteri ini dapat tumbuh dengan

baik dan mampu memefermentasi mannitol pada media mannitol salt agar. Koloni

berwarna kuning emas dan kemampuan memefermentasi mannitol terlihat pada

perubahan warna media menjadi kuning (Jamaluddin et al., 2016).


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Praktikum Pengecetan Gram dan Pengujian KOH Pada Bakteri dilaksanakan

di Laboratorium Proteksi Tanaman Unit Pendidikan Fakultas Pertanian Universitas

Halu Oleo pada hari Kamis, 2 Desember 2021 pukul 13.00 WITA sampai selesai.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu isolate bakteri, larutan KOH

dan alkohol

Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu kaca preparat, jarum ose, pipet

tetes, dan lampu bunsen.

3.3. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum Pengecetan Gram Pengujian KOH pada

Bakteri adalah sebagai berikut:

1. Siapkan kaca preparat bersihkan dengan allkohol

2. Siapkan bakteri yang mau diuji

3. Panasi jarum ose didiamkan terlebih dahulu setelah itu mengambil bakteri pada

isolate

4. Mencampurkan cairan KOH


5. Mengaduk secara merata dengan jarum ose, tarik jarum ose ke atas gelas objek

dan amati pembentukannya. Jika terbentuk lender mengindikasikan bakteri Gram

negative (-), jika tidak berlendir mengindikasikan bakteri Gram positif (+).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Adapun hasil dari pengamatan Pengecetan Gram dan Pengujian KOH pada

Bakteri dapat dilihat pada gambar di bawah.

Tabel 4.1 Hasil Pengecatan dan Pengujian KOH pada Bakteri

No. Kode Isolat Gambar Keterangan


1. Tanah (-) Merupakan bakteri gram

negatif karena berlendir

setelah diuji KOH.

2. Jeruk (+) Merupakan bakteri gram

positif karena tidak

berlendir setelah diuji

KOH.

3 Jeruk (-)

Merupakan bakteri gram

negatif karena berlendir

setelah diuji KOH.


4 Padi TSA (-) Merupakan bakteri gram

negatif karena berlendir

setelah diuji KOH.

5. Padi PDA (-)

Merupakan bakteri gram

negative karena berlendir

setelah diuji KOH.

4.2. Pembahasan

Pewarnaan Gram ini sering kali digunakan dalam laboratorium mikrobiologi

karena merupakan tahapan penting dalam langkah awal identifikasi. Pewarnaan ini

didasarkan pada tebal atau tipisnya lapisan peptidolgikan dinding sel dan banyak

sedikitnya lapisan lemak pada membrane sel bakteri. Pengujian dengan pengecatan

Gram ini dapat diketahui perbedaan yang mendasar antara bakteri Gram positif dan

negative yaitu dari warnanya apabila berwarna ungu maka menunjukkan bakteri

Gram positif.

Bakteri Gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat waarna kristal

violet sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan berwarna biru atau ungu di

bawah mikroskop. Sedangkan jika berwarna merah, kuning atau jingga maka
menunjukkan bakteri Gram negative. Bakteri Gram negative adalah bakteri yang

dinding selnya menyerap warna merah, dan memiliki lapisan peptidoglikan yang

tipis. Cara lain yang dapat dilakukan yaitu dengan pengujian KOH apabila terbentuk

lendir, maka menunjukkan bahwa bakteri tersebut negative (-), sedangkan apabila

tidak terbentuk lendir maka bakteri tersebut positif (+).

Berdasarkan hasil dari praktikum pengecatan Gram dan pengujian KOH

diketahui pada pengecatan Gram menggunakan isolat padi, jeruk, dan tanah. pada

pengujian KOH didapatkan hasil yaitu ada yang berlendir dan ada juga yang tidak

berlendir yang berarti bakteri berlendir yaitu negative dan yang tidak berlendir itu

positif. Bakteri Gram positif memiliki membrane tunggal yang dilapisi peptidoglikan

yang memiliki tebal (25-50nm) sedangkan bakteri negative lapisan peptidoglikan

memiliki lapisan tipis (1-3nm).

Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya.

Oleh karena itu, pengecatan Gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang

tidak mempunyai dinding sel seperti Mycomplasma sp contoh bakteri yang tergolong

bakteri tahan asam, yaitu dari jenis Mycobacterium dan beberapa spesies tertentu dari

jenis Nocardia. Bakteri-bakteri dari kedua jenis ini memiliki sejumlah besar zat

lipodial (berlemak ) di dalam dinding selnya sehingga menyebabkan dinding sel

tersebut relative tidak permeabel terhadap zat-zat yang umum sehingga sel bakteri

tersebut tidak terwarnai oleh metode pewarnaan biasa, seperti pewarnaan sederhana

atau Gram. Dari uraian tersebut, dapat dinyatakan bahwa penentuan sifat Gram

dengan KOH 3% memiliki hasil yang sama dengan pewarnaan Gram.


V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan pada praktikum kali ini yaitu bahwa bakteri dibedakan menjadi

bakteri Gram positif dan bakteri Gram negative. Yang dimana pada saat pengujian

KOH bakteri Gram positif tidak menghasilkan lendir karena memiliki dinding sel

yang tebal sedangkan, pada saat pengujian KOH bakteri negative menghasilkan lendir

dikarenakan bakteri Gram negative berlemak tebal dan berdinding sel tipis yang

berada di ruang periplasma.

Bakteri Gram positif memiliki membrane tunggal yang dilapisi peptidoglikan

yang memiliki tebal (25-50nm) sedangkan bakteri negative lapisan peptidoglikan

memiliki lapisan tipis (1-3nm).

5.2. Saran

Saran saya yaitu sebelum melakukan praktikum diharapkan tetap berhati-hati

dalam menggunakan alat-alat yang bersifat gelas dan pengelola laboratorium agar

menyediakan bahan praktikum yang lengkap, sehingga praktikum dapat berjalan

dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Anuar, W., A, Dahliaty J. 2014. Isolasi Bakteri Selulolitik dari Perairan Dumai.
Jurnal Of Mipa.

Ampou E E., Triyulianti I dan Nugroho S C. 2015. Bakteri Asosiasi Pada Karang
Scleractinia Kaitannya Dengan Fenomena La-Nina Di Pulau Bunaken. Jurnal
Kelautan Nasional. 10(2): 55-63.

Holderman MV. Queljoe E de dan Rondonuwu SB. 2017. Identifikasi Bakteri pada
Pegangan Eskalator di Salah Satu Pusat Perbelanjaan di Kota Manado. Jurnal
Ilmiah Sains. 17(1): 13-18
Rahayu SA., Gumilar MH. 2017. Uji Cemara Air Minum Masyarakat Sekitar
Margahayu Raya Bandung Identifikasi Bakteri Escherichia coli. Jurnal
Pendidikan Sain Teknologi. 4(2): 50-56.
Sabdaningsih A., Budiharjo A., Kusdiyantini E. 2013. Isolasi dan Karakteristik
Morfologi Koloni Bakteri Asosiasi Alga Merah (Rhodophyta) Dari Perairan
Kutuh Bali. Jurnal Biologi. 2(2): 1-7.
Subandi, U. 2009. Mikrobiologi dasar Dalam Praktek. Gramedia. Jakarta.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai