Anda di halaman 1dari 6

Aldestin Nabella Putri

221710301068
TIP A

3. Dasar Teori

3.1 Identifikasi mikroba

Diluar maupun diruangan merupakan faktor ditemukannya bakteri. Hal


tersebut dikarenkan bakteri dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan, seperti
bahan organic, udara, hewan, dan manusia (Welkriana dkk., 2019). Untuk
mengetahui karakteristik dari bakteri yang tumbuh dilakukan proses identifikasi.
Pada proses identifikasi ini digunakan isolat biakan murni. Pengamatan morfologi
koloni dilakukan secara mikroskopik. Secara mikroskopik meliputi bentuk koloni,
warna koloni, batas koloni, dan elevasi koloni (Putri dan Kusdiyantini, 2018).

3.2 Bakteri Gram Positif dan Negatif

Bakteri merupakan mikroorganisme yang tersering menyebabkan infeksi.


Bakteri dapat dibedakan mejadi bakteri gram negative dan gram positif. Bakteri
yang dapat mempertahankan warna ungu violet pada saat proses pencucian
dengan alkohol adalah bakteri gram positif. Jika diamati dengan mikroskop
bakteri gram positif akan menghasilkan warna ungu (Syahrurachman dkk., 2014).
Bakteri gram positif memiliki susunan struktur dinding sel bakteri yang lebih
sederhana terdiri dari dua lapis namun memiliki lapisan peptidoglikan yang tebal.
Contoh dari bakteri gram positif adalah staphylococcus aureus. Bakteri gram
negative akan berwarna merah muda karena warna ungu akan luntur pada proses
pencucian menggunakan alkohol. Bakteri gram negative memiliki dinding sel
yang lebih kompleks terdiri dari tiga lapis tapi memiliki lapisan peptidoglikan
tipis. Contoh bakteri gram inegative adalah Escherichia coli. (Syahrurachman
dkk., 2014).

3.3 Pewarnaan diferensial

Pewarnaan bakteri dapat dibedakan menjadi empat macam teknik pewarnaan


yaitu pewarnaan sederhana, pewarnaan negatif, pewarnaan diferensial dan
pewarnaan structural (Jiwintarum dkk., 2016). Pewarnaan diferensial adalah
pewarnaan bakteri yang menggunakan beberapa pewarnaan, seperti pewarnaan
gram dan pewarnaan tahan asam. Bakteri diklasifikasikan menjadi dua jenis,
Aldestin Nabella Putri
221710301068
TIP A

bakteri gram-negatif dan bakteri gram-positif, berdasarkan pewarnaan gram dan


ditentukan oleh rekasi pewarnaan dan jenis bakteri. Respon dan jenis bakteri
ditentukan oleh komposisi dinding sel. Bakteri gram positif untuk sementara
mempertahankan pigmen metil ungu tua setelah dicuci dengan alkohol.
Pewarnaan tahan asam adalah untuk bakteri yang mengandung konsentrasu lemak
tinggi, yang membuatnya sulit untuk menyerap pewarna, tetapi jika bakteri
menerima pewarna khusus saat dipanaskan, seperti kabrolfuksin, pewarna cepat
diserap dan dapat berubah warna oleh zat pemutih yang kuat seperti asam. Oleh
karena itu, bakteri ini disebut bakteri tahan asam (BTA). Pewarnaan diferensial
juga dapat dikatakan sebagai pewarnaan yang menunjukkan perbedaan sel bakteri
atau bagian dari sel bakteri (Jiwintarum dkk., 2016).

3.4 Kristal Violet

Kristal violet merupakan pewarna pertama, yang dapat masuk ke dalam


sitoplasma baik bakteri gram positif, maupun gram negative, dan memberikan
warna ungu sel (Muwani, 2015). Jika mikroba dapat mempertahankan warna ungu
dari kristal violet-iodin dibawah mikroskop maka dapat dikategorikan sebagai
bakteri gram positif jika mikroorganisme menghasilkan warna merah maka
dikategorikan sebagai bakteri gram negatif (Husain dan Wardhani, 2021).
Kandungan lipid pada bakteri gram negatif akan meluruh akibat dari perlakuan
alkohol, hal ini menyebabkan meluruhnya larutan kristal-violet. Berbeda dengan
bakteri gram positif, kandungan lipid yang tipis dapat mempertahankan warna
kristal violet yang menghasilkan warna ungu dibawah mikroskop (Husain dan
Wardhani, 2021).

3.5 Safranin

Safranin merupakan pewarna yang digunakan dalam beberapa pewarnaan


preparate untuk memberikan warna merah (Saroh, 2011). Zat warna safranin tidak
mengakibatkan adanya transformasi pada bakteri gram positif, karena dinding sel
bakteri tetap terikat pada persenyawaan kompleks kristal violet. Sedangkan pada
bakteri gram negatif, dinding sel bakteri mengikat zat warna kedua yaitu kristal
Aldestin Nabella Putri
221710301068
TIP A

violet yang menghasilkan sel bakteri berwarna merah. Zat safranin berfungsi
sebagai pembeda terhadap zat kristal-violet (Hidayat dan Alhadi, 2012).

3.6 Larutan lugol

Reagen lugol adalah reagen yang biasa digunakan untuk penentuan


karbohidrat dan fiksasi untuk mikroskop. Bagian lugol terdiri dari rasio spesifik
kalium dan yodium. Dalam mikroskop lugol bertindak sebagai fiksatif untuk
memperlambat pergerakan mikroorganisme dan digunakan sebagai pewarna untuk
membersihkan sel (Hastuti, 2009). Pewarna mordan atau lugol, pewarna yang
digunakan diserap oleh mikroorganisme yang digunakan selama fiksasi pewarna
primer, meningkatkan warna primer. Lugol juga digunakan untuk memperkuat
pengikatan warna bakteri. Zat lugol terjebak di antara dinding sel dan membran
bakteri gram positif (Fardiaz, 1989).

3.7 Alkohol

Alkohol merupakan senyawa organic yang bergugus hidroksil (-OH) dan


umumnya berbentuk ethyl alcohol dan etanol (Atmaningsih, 2020). Alkohol ini
berfungsi untuk melunturkan warna dari bakteri. Jika setelah pencucian alkohol
bakteri masih terdapat warna ungu maka bakteri tersebut merupakan bakteri gram-
positif, sedangkan pada bakteri gram-negatif tidak mempertahankan warna ungu
gelapnya setelah dicuci dengan alcohol (Ampou dkk., 2015).

3.8 Prinsip kerja mikroskop

Mikroskop adalah instrument paling khas di laboratorium mikrobiologi yang


digunakan untuk memperbesar struktur yang digunakan untuk mengamati
mikroorganisme yang tidak terlihat oleh mata telanjang. Prinsip kerja mikroskop
adalah memantulkan cahayta melalui cermin kemudian meneruskannya ke lensa
objektif. Pada lensa bayangan yang dihasilkan adalah bayangan maya, terbalik,
terbalik, dan diperbesar. Gambar kemudian akan maju dan menciptakan gambar
yang tegak realistis yang diperbesar oleh mata pengamat (Andriani, 2016).

6. Pembahasan
Aldestin Nabella Putri
221710301068
TIP A

6.1 Identifikasi mikroba dari yoghurt

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil pada sampel


yoghurt berwarna kecoklatan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ampou
dkk (2015) didapatkan hasil pada sampel A mengindikasikan bakteri gram positif
dan dari gambar yang diambil dari mikroskop pada penelitian tersebut sesuai
dengan hasil dari praktikum yang telah dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat bakteri gram positif karena bakteri mempertahankan warna dari kristal
violet dimana menurut Husain dan Wardhani (2021) jika mikroorgamisme dapat
mempertahankan kompleks kristal violet yang berwarna ungu-coklat pada
pemeriksaan mikroskopis, mikroorgamisme tersebut dapat diklasifikasikan
sebagai bakteri gram positif namun bakteri yang tidak dapat memperlihatkan
warna ungu dibawah mikroskopis dikategorikan sebagai bakteri gram negatif.
Umumnya fermentasi pada yoghurt melibatkan bakteri Lactobacillus bulgaricus
yang dikategorikan sebagai kelompok Bakteri Asam Laktat (BAL). Bakteri asam
laktat merupakan kategori bakteri gram positif yang dinding selnya hampir
sepenuhnya tersusun oleh peptidoglikon. Peptidogliken yang terbentuk dari ikatan
tiga dimensi dapat mempertahankan warna ungu dari kristal violet dikarenakan
kekuatan mekanik yang dimiliki dinding sel lebih kuat dibandingkan dengan
bakteri gram negatif (Hamidah dkk., 2019).

6.2 Identifikasi mikroba dari yakult

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dengan sampel yakult pada
mikroskop menghasilakan warna ungu kecoklatan. Pada yakult umumnya
mengandung bakteri Lactobacillus casei dimana bakteri tersebut merupakan jenis
mikroba kelompok Bakteri Asam Laktat (BAL) (Khikmah, 2015). Jika ditinjau
dari warna yang dihasilakan pada sampel yakult maka termasuk pada bakteri gram
positif. Bakteri dengan gram positif akan menghasilkan warna ungu kecoklatan
ketika diamati menggunakan mikroskop. Hal tersebut dikarenakan tebalnya
dinding sel pada bakteri gram positif yang tersusun atas peptidogliken jika
dibandingkan dengan bakteri gram negatif yang memiliki dinding sel lebih tipis
(Hamidah dkk., 2019). Peptidogliken yang tebal akan mempertaahnkan warna dari
Aldestin Nabella Putri
221710301068
TIP A

kristal violet meskiput telah diberi larutan pemucat. Kompisis yang berbeda dari
dinding sel bakteri gram positif akan menyebabkan terdehidrasi saat pencucian
alkohol, sehingga permeabilisanya kompelks CV-I menurun dan tidaka dapat
mengekstraksi, yang hasilnya akan mempertahankan warna ungu dari kristal
violet (Pelczar dkk., 1968).

6.3 Identifikasi mikroba dari media NA

Berdasarkan hasil praktikum menggunakan sampel media NA dengan lensa


100/ 1,25 menunjukkan warna merah kecoklatan. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Rahmatullah dkk (2021) pada cawan petri media Nutrient Agar (NA)
terdapat dua jenis bakteri yaitu basil dan kokus, yang disebabkan oleh peletakan
cawan petri. Jika dibandingkan dengan hasil praktikum hanya terdapat serpihan
serpihan yang diduga hal tersebut merupakan serpihan dari media yang
digunakan. Banyak faktor yang mempengaruhi proses pewarnaan gram pada
bakteri menurut Dwidjoseputro (2005) Faktor yang umumnya berpengaruh
terhadap hasil pewarnaan bakteri yaitu proses fiksasi, peluntur yang digunakan,
substrat, intensifikasi pewarnaan, Zat warna penutup yang digunakan dan alat
yang digunakan. Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Aprihayanthi dkk
(2022) pada media NA diduga adalah Escherichia coli yang kemudian dilakukan
pewarnaan gram dan warnanya merah, menandakan bahwa bakteri tersebut
diklasifikasikan sebagai bakteri gram-negatif. Bakteri gram-negatif menghasilkan
warna merah, tidak seprti bakteri gram positif yang dapat menmperlihatkan warna
ungu (kristal violet) setelah dibersihkan dengan alkohol, bakteri gram negatif
cenderung tidak menghasilkan pigmen ungu (Putri dan Kusdiyantini, 2018).
Spesies bakteri gram negatif banyak yang bersifat pathogen, bakteri pathogen
termasuk bakteri yang berbahaya bagi organisme, sedangkan pada bakteri gram
positif umumnya bersifat tidak berbahaya. Sifat pathogen yang dimiliki oleh
bakteri gram negatif ini dipengaruhi oleh dinding sel bakteri gram negatif (Ampou
dkk., 2015).
Aldestin Nabella Putri
221710301068
TIP A

6.4 identifikasi bakteri dari media EMBA

Berdasarkan hasil praktikum menggunakan sampel media EMBA dengan lensa


100/ 1,25 menunjukkan warna ungu kemerahan dan terdapat serpihan serpihan
yang diduga adalah serpihan dari media EMBA dan lensa dari mikroskop yang
kotor. Praktikum tersebut menghasilkan tidak ada mikroba yang terdeteksi
dikarneakan adanya beberapa faktor menurut Dwidjoseputro (2005) Faktor yang
umumnya berpengaruh terhadap hasil pewarnaan bakteri yaitu proses fiksasi,
peluntur yang digunakan, substrat, intensifikasi pewarnaan, Zat warna penutup
yang digunakan dan alat yang digunakan. EMBA adalah media yang selektif dan
diferensial. Media EMBA memiliki kandungan eosin dan methylene blue yang
dapat menahan pertumbuhan bakteri gram positif. Oleh karena itu, media EMBA
umumnya menghasilkan bakteri gram negatif (Jamilatun dan Aminah, 2016). Pada
bakteri gram negatif menghasilkan warna merah karena zat safranin dapat
menembus membrane sel bakteri dan zat warna kristal violet yang ikut larut pada
proses pencucian menggunakan alkohol (Ginting dkk., 2018). Pada bakteri gram
positif, zat penghilang mendegredasi dinding sel yang berperan sebagai
penghalang osmotic sehingga mempertahankan warna pada sel bakteri.
Sebaliknya, pelarut alkohol dapat merusak membrane luar bakteri gram positif
yang mempunyai lapisan tipis peptidogliken maka tidak dapat menjagaW warna
kristal violetnya (Nester dkk., 2007).

Anda mungkin juga menyukai