Anda di halaman 1dari 9

V.

Hasil dan Pembahasan

5.1. Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:
No. Gambar Keterangan
1. Endospora

2. Bakteri gram E.coli

3. Bakteri gram B.subtilis

5.2. Pembahasan

Universitas Sriwijaya
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan pengecatan digunakan untuk
memperlihatkan atau untuk memperjelas kontras antara sel dan latar belakangnya
sehingga dapat mempertajam bentuk dari sel-sel mikroba itu sendiri. Dengan cara
mewarnai sel-sel mikroba dengan zat warna. Pewarna yang digunakan untuk
melihat bakteri yang diamati antara lain safranin, mordan lugol iodine dan cat
hucker’s Kristal violet.
Pewarna tersebut bekerja baik dalam mewarnai bakteri karena zat warna
tersebut mengandung fungsional yang membentuk warna. Pada pengamatan ini,
bakteri Escherichia coli terlibat bentuk koloninya, yaitu stereptococus. Menurut
Dwidjoseputro (2001), bakteri Escherichia coli termasuk bakteri gram negatif
dengan warna merah. Sedangkan untuk bakteri Bacillus subtilis, berwarna biru
dan bentuk koloninya Stereptobacillus. Zat-zat warna yang digunakan pada
pengecatan sederhana biasanya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya
bermuatan positif). Pewarna yang biasa dipakai dalam pewarna umum yaitu biru
metilen. Biru metilen memberi warna biru cerah yang bisa bergradasi (biru muda
sampai biru agak tua).
Pewarnaan gram atau metode gram merupakan suatu metode untuk
membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar yakni gram positif dan
gram negatif berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel . Menurut
Irianto (2006), dengan metode pewarnaan gram, bakteri dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu bakteri gram positif dan gram negatif.
Pada pengecatan gram positif bakteri yang digunakan bakteri Bacillus
subtilis. Pengecatan ini menggunakan 4 (empat) jenis larutan yaitu Kristal violet
sebagai cat utama, alcohol asam untuk pencucian dan safranin sebagai zat penutup
dan larutan iodium. Menurut Kurnia (2013), Bacillus subtilis bersifat gram positif
yang berarti bakteri dapat mengikat dengan erat cat utama krystal violet berwarna
ungu, pada saat bakteri gram positif akan mengabsorbsi larutan tersebut hanya
pada dinding sel dengan pemberian lugol maka kristal violet akan masuk sampai
ke inti sel, pemberian alcohol menyebabkan pori-pori dinding sel mengecil
sehingga warna ungu tertahan didalam dinding sel disebabkan oleh rendahnya
komponen lipid.

Universitas Sriwijaya
Pengamatan dengan menggunakan bakteri Bacillus subtilis menghasilkan
warna bakteri ungu dan warna latar ungu dengan bentuk koloni monobacillus,
diplobacillus dan stereptobacillus. Menurut Hafsan (2011), Ilmuwan dari
Denmark bernama Hans Christian Gram pada tahun 1884 mengemukakan bahwa
bakteri gram positif akan mempertahankan zat pewarna kristal violet dan
karenanya akan tampak berwarna ungu tua di bawah mikroskop dan hal ini sama
dengan hasil pengamatan yang telah diamati dibawah mikroskop.
Pengecatan gram negatif digunakan bakteri Escherichia coli, pengecatan ini
juga menggunakan 4 (empat) jenis larutan yaitu Kristal violet, sebagai cat utama,
larutan iodium sebagai pengintensifan, alcohol asam untuk pencucian dan safranin
sebagai cat penutup. Berdasarkan percobaan diperoleh Escherichia coli bersifat
gram negatif karena tidak dapat mengikat kuat cat utama dan dapat diwarnai oleh
cat lawan yakni merah dari pewarna safranin. Menurut Dwidjoseputro (2001),
bakteri gram negatif akan kehilangan zat pewarna kristal violet setelah dicuci
dengan alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna tandingannya yaitu dengan zat
pewarna air fuchsin atau safranin akan tampak berwarna merah.
Lapisan bagian luar spora merupakan lapisan penahan yang baik terhadap
bahan kimia sehingga spora sulit diwarnai. Spora bakteri dapat diwarnai dengan
cara dipanskan. Pemanasan dimaksudkan agar lapisan luar spora mengembang
sehingga zat warna dapat masuk. Menurut Junaidi (2013), pada pengecatan
endospora zat warna yang digunakan yaitu larutan Malacyt green dan larutan
safranin.
Safranin mewarnai sel vegetatif dari bakteri. Sebaiknya dalam percobaan
malacyt green digunakan dalam jumlah yang cukup banyak untuk
pengecatan. Menurut Kurnia (2013), prinsip dari pengecatan spora yaitu
pemanasan akan mengembangkan lapisan luar spora sehingga warna utama dapat
masuk ke dalam spora sehingga berwarna hijau. Melalui pendinginan warna
utama akan terperangkap di dalam spora dengan pencucian zat warna utama yang
ada pada sel vegetatif akan terlepas sehingga pada saat pewarnaan kedua
(safranin), sel vegetatif akan berwarna merah. Zat-zat warna yang digunakan pada
pengecatan sederhana biasanya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya
bermuatan positif).

Universitas Sriwijaya
VI. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan maka diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Bakteri yang termasuk gram positif akan terlihat berwarna ungu, dimana
warna ungu ini sendiri berasal dari warna dari kristal violet.
2. Bakteri gram negatif akan terlihat warna merah, dimana warna merah ini
berasal dari warna dari pewarna safranin.
3. Morfologi yang ditunjukkan koloni kuman dapat diidentifikasi dengan
metode piringan goresan, metode piringan tuangan, metode tusukan agar
tegak, metode agar miring goresan, metode medium cair.
4. Zat warna sebagai senyawa kimia yang berupa garam-garam yang salah
satu ionnya berwarna.
5. Garam terdiri dari ion bermuatan positif dan ion bermuatan negatif.
Senyawa-senyawa kimia ini berguna untuk membedakan bakteri-bakteri
karena reaksinya dengan sel bakeri akan memberikan warna berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Universitas Sriwijaya
Dwidjoseputro. 2001. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Gramedia.
i-245 hlm.

Hafsan. 2011.Mikrobiologi Umum. Makassar : Alauddin University Press.


i-80 hlm.

Irianto, Koes. 2006. Mikrobiologi Jilid 1. Bandung : CV. Yrama Widya.


i-115 hlm.

Junaidi. 2013. Pengecatan Gram Pada Bakteri dan Morfologi Bakteri. Jurnal
FMIPA UNJ. 2(3) : 12-18.

Kurnia. 2010. Pengecatan Gram Negatif dan Gram Positi Pada Bakteri. Jurnal
Biologi. 2(1) : 10-24.

Pelczar, Michael J. Dan E.C.S Chan. 1996 . Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta:


Universitas Indonesia. i-443 hlm.

LAMPIRAN

Universitas Sriwijaya
Endospora
Sumber : Dokumen Pribadi (2016)

Bakteri gram E.coli


Sumber : Dokumen Pribadi (2016)

Bakteri gram B.subtilis


Sumber : Dokumen Pribadi (2016)

LAPORAN AKHIR
ACARA 8

Universitas Sriwijaya
Nama/Nim : Farah N.A /08041381520062 Kelompok :I
Asisten : Lydia Afriani Hari/Tanggal : Rabu, 05-10-2016

I . Judul : Pengecatan dan Morfologi Bakteri


II. Tujuan : Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari kegunaan
pengecatan untuk mempertinggi kontras antara sel dan
sekelilingnya dan mengamati ciri-ciri tertentu mikroba.
III. Dasar Teori
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode empiris untuk
membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram positif dan
gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini
diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram
yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara
pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae (Pelczar,1996).
Bakteri gram negative adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat
warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan
mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan alcohol, sementara
bakteri gram negative tidak. Bakteri gram positif adalah bakteri yang
mempertahankan zat warna metil ungu sewaktu proses pewarnaan Gram.
Perbedaan klasifikasi antara kedua jenis bakteri ini terutama didasarkan pada
perbedaan struktur dinding sel bakteri (Junaidi, 2013) .
Bakteri gram negatif memiliki 3 lapisan dinding sel. Lapisan terluar yaitu
lipoposakarida (lipid) kemungkinan tercuci oleh alkohol, sehingga pada saat
diwarnai dengan safranin akan berwarna merah. Bakteri gram positif memiliki
selapis dinding sel berupa peptidoglikan yang tebal. Setelah pewarnaan dengan
kristal violet, pori-pori dinding sel menyempit akibat dekolorisasi oleh alkohol
sehingga dinding sel tetap menahan warna biru (Kurnia, 2010) .

5.2 Pembahasan

Universitas Sriwijaya
Dari hasil praktikum dapat dilihat bahwa bakteri yang ditumbuhkan pada
medium tegak ada 2 jenis yaitu, Escherichia coli dan Basillus subtilis, morfologi
koloni bakteri pada cawan Petri untuk E. coli berbentuk irregular dengan tepi
irregular, elevasinya flat dan berwarna putih keruh. Sedangkan pada
Basillus subtilis morfologi koloni berbentuk Filamentous dengan tepi irreguler,
elevasinya flat dan warna putih pucat. Morfologi koloni bakteri B.subtilis pada
agar tegak yaitu koloni merata, warna transparan, koloni vilious, sedangkan pada
E,coli, koloni merata warna transparan, berbau, dan koloni echinulate. Menurut
Soetarto (2002), bahwa morfologi koloni pada agar miring untuk E. coli
pertumbuhan koloni bakteri merata, berbau, warna putih atau transparan dan
koloni enchinulate, sedangkan S. aureus pertumbuhan koloni bakteri merata.
Warna transparan berbau dan termasuk filiform.
Koloni bakteri yang ada merupakan koloni yang tumbuh dan berasal dari
satu induk yang dipindahkan walaupun pada kenyataanya lebih dari satu sel induk
yang dipindahkan. Menurut Dwidjosoeputro (1994), mungkin beratus-ratusan
bahkan beribu-ribu sel hal ini dapat terjadi karena pertumbuhan bakteri sangat
cepat dengan memperbanyak diri sedemikian cepat hingga dalam waktu 18-24
jam terbentuk massa sel yang dapat dilihat, sel tersebut yang dinamakan
koloni.E,coli, koloni merata warna transparan, berbau, dan koloni echinulate.
Medium cair pada dasarnya dapat diperoleh dengan tidak mencampurkan
agar-agar atau gelatin kepadahnya didalam medium cair bakteri akan ketahuan
sifatnya terhadap udara. Menururt Soetarto (2002), demikian pula sifat-sifat
koloninya akan kelihatan berbeda-beda permukaan medium dapat memperlihatkan
adanya serabut, cincin, langit-langit atau selaput. Jika bakteri sudah tumbuh
menjadi suatu koloni, maka akan tampaklah koloni tersebut pada bagian
permukaan medium. Bakteri yang pertama kali terlihat adalah bakteri yang
bersifat anaerob karena berada dipermukaan paling atas. Bakteri aerob ini ada
yang bersifat fakultatif dan ada pula yang bersifat obligat.
Pada medium tegak salah satu media yang ditambahkan agar- agar
sehingga bersifat padat, yang dimasukkan kedalam tabung reaksi ditutup dengan
kapas penyumbat yang berfungsi sebagai penguji kebutuhan bakteri terhadap

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Akarim, Nazip, K, M. 2005. Program Studi Pendidikan Biologi FKIP.


Universitas Sriwijaya.i-iv+115 hlm.

Dwidjoseputro. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.


i-vi+245 hlm.

Jawetz. 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : Selemba Medika.


i-iv+455 hlm .

Pelczar, Michael J dan Chan E.C.S. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta :


UI-Press. i-iv+443 hlm.

Soetarto, E. S. 1996. Penuntun Praktikum Mikrobiologi untu Mahasiswa Fakultas


Biologi. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada. i-iv+80 hlm.

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai