Anda di halaman 1dari 8

PEWARNAAN SECARA GRAM

LAPORAN PRAKTIKUM

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Mikrobiologi yang dibimbing oleh ibu
Prof. Dr. Dra Utami Sri Hastuti, M.pd

Oleh :
Kelompok 6
Offering H/2015

1) Ainul Fitria Mahmudah (150342603333)


2) Monica Feby Zelvia (150342604927)
3) Rendika Farah A.P (150342605471)
4) Zauhara F. Wuriana (150342605971)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
BIOLOGI
Februari 2017
PEWARNAAN SECARA GRAM
7 Februari 2017

TUJUAN
1. Memperoleh keterampilan pewarnaan sel bakteri secara Gram.
2. Untuk menentukan sifat Gram dari bakteri yang diperiksa.

DASAR TEORI
Bakteri merupakan uniseluler, mempunyai ukuran sel kecil dimana setiap
selnya hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Bakteri pada umumnya
mempunyai ukuran sel 0,5-1,0 m kali 2,0-5,0 m, dan terdiri dari tiga bentuk
dasar yaitu bentuk bulat atau kokus, bentuk batang atau Bacillus bentuk spiral.
(Dwidjoseputro,1994)
Untuk mengidentifikasi jenis dan bentuk bakteri, sebelum pengamatan
perlu dilakukan pewarnaan. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya bakteri tidak
berwarna (transparan). Perwarnaan ini selain fungsinya untuk mengamati bentuk
dan jenis, dapat juga untuk mengetahui ukuran, sifat-sifat sifat fisik dan kimia dari
bakteri .(Pelezar & Chan. 2007). Teknik pewarnaan yang paling banyak dan
paling penting digunakan untuk klasifikasi bakteri adalah pewarnaan secara gram.
Bakteri yang diwarnai dengan teknik pewarnaan Gram terbagi dua
golongan, yaitu: Gram positif , bila warna zat pewarna pertama (karbol gentian
violet) tetap bertahan, dengan demikian warna sel bakteri tampak ungu tua; dan
Gram negatif, bila warna zat pewarna pertama tidak bertahan (luntur) kemudian
tercat oleh zat pewarna selanjutnya, misal: air fuchsin, safranin, dan oleh zat
pewarna lainnya. (Razali, 1987)
Bakteri gram negatif adalah bakteri yang tidak dapat mempertahankan zat
warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri Gram positif akan
mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan alcohol. (Aditya,2010)

ALAT DAN BAHAN


Alat :Mikroskop Pipet
Kaca Benda Lampu spiritus
Mangkuk pewarna jarung inokulasi ujung berkolong
Kawat Penyangga botol penyemprot
Bahan :Aquades steril Alkohol 95%
Biakan murni bakteri Lisol
Kertas Penghisap Sabun cuci
Korek api Larutan Safranin
Larutam Iodium
Larutan Amonium Oksalat Kristal violet

PROSEDUR KERJA
DATA

No. Bentuk sel Warna sel Sifat Gram


bakteri
1. Tetrabasil Merah Gram Negatif

2. Diplobasil Ungu Gram positif

ANALISIS DATA
Percobaan kali ini menggunakan 2 biakan murni bakteri yang berbeda.
Setelah diberi beberapa perlakuan yaitu penambahan larutan Amonnium oksalat
Kristal violet yang ditunggu selama 1 menit, lalu ditambahkan iodium yang
ditunggu selama 2 menit, ditambahkan alcohol 95% yang ditunggu selama 1
menit dan ditambahkan larutan safranin yang ditunggu selama 30 detik
menunjukkan bahwa biakan murni bakteri pertama yang kami amati merupakan
bakteri Gram negative yang ditandai dengan warna merah pada sel bakteri dan
untuk bentuk bakteri menunjukkan tetrabasil, sedangkan pada biakan murni
bakteri kedua merupakan bakteri Gram positif yang ditandai dengan warna ungu
pada sel bakteri dan untuk bentuk bakteri menunjukkan diplobasil.

PEMBAHASAN
Pewarnaan Gram merupakan suatu metode atau teknik pewarnaan
diferensial yang penting untuk membedakan atau mencirikan bakteri. Dalam
proses ini olesan bakteri yang terfiksasi diberi larutan tertentu yaitu ungu kristal,
iodium, alkohol dan safranin (Volk, 1984). Crystal Violet bersifat basa sehingga
mampu berikatan dengan sel mikroorganisme yang bersifat asam, dengan begitu
sel mikroorganisme yang transparan akan terlihat berwarna (ungu). Iodium
merupakan pewarna mordan, yaitu pewarna yang berfungsi memfiksasi pewarna
primer yang diserap mikroorganisme target. Pemberian yodium pada pengecatan
Gram dimaksudkan untuk memperkuat pengikatan warna oleh bakteri. Alkohol
merupakan solven organik yang berfungsi untuk membilas atau melunturkan
kelebihan zat warna pada sel bakteri (mikroorganisme). Safranin merupakan
pewarna tandingan atau pewarna sekunder. Zat ini berfungsi untuk mewarnai
kembali sel-sel yang telah kehilangan pewarna utama setelah perlakuan dengan
alkohol. Dengan kata lain, memberikan warna pada mikroorganisme non target.
(Wahyuningsih , 2008). Adanya teknik pewarnaan dengan Gram ini membagi
bakteri menjadi 2 sifat yaitu bakteri Gram positif dan Gram negative.
Hasil dari praktikum kami, pada biakan murni bakteri yang pertama
mengindikasikan bahwa bakteri bersifat Gram negatif hal itu ditandai dengan
warna merah pada sel bakteri. Sedangkan pada biakan murni bakteri yang kedua
mengindikasikan bahwa bakteri bersifat Gram positif yang ditandai dengan warna
ungu pada sel bakteri. Adanya Gram negatif maupun Gram positif ini berkaitan
dengan perbedaan struktur dan komposisi dinding sel dari bakteri. Hal ini
didukung oleh pernyataan Willey et al (2008) Ketika biakan murni bakteri
dilarutkan dengan kristal violet kemudian diberi iodin, warna ungu dari larutan
kristal violet ini akan ditahan oleh struktur peptidoglikan dinding sel bakteri.
Pemberian alcohol juga dapat menghapus zat warna kristal violet, karena dinding
bakteri Gram positif terdapat satu jenis lapisan, yakni peptidoglikan yang relatif
tebal (tersusun oleh banyak lapisan polimer peptidoglikan) serta pori-pori
peptidoglikan bakteri Gram positif yang sempit ditambah lagi dengan adanya
iodin (sebagai pengikat zat warna) maka zat warna ungu tersebut sulit untuk
terhapus oleh alkohol sehingga akan tetap terlihat berwarna ungu. Sementara pada
bakteri gram negatif, dinding selnya tersusun oleh 2 lapisan, yakni lapisan luar
yang tersusun oleh lipopolisakarida dan protein serta lapisan dalam yang tersusun
oleh peptidoglikan (hanya tersusun oleh 1 lapisan molekul) ditambah lagi struktur
pori peptidoglikan dari dinding sel bakteri Gram negatif yang lebih besar, maka
akan lebih mudah bagi larutan alkohol untuk menetralisir atau menghapus zat
warna ungu yang ada di peptidoglikan sehingga akan terlihat warna merah setelah
pemberian safranin.

DISKUSI
1) Mengapa terjadi perbedaan reaksi dan hasil warna antara bakteri Gram
positif dan Gram negatif? Jelaskan proses kimiawi yang terjadi dalam
proses pewarnaan Gram !
Perbedaan yang dihasilkan pada proses pewanaan bakteri Gram positif dan
Gram negatif disebabkan karena adanya perbedaan struktur dan komposisi
dinding sel dari masing-masing bakteri. Pada bakteri Gram positif, struktur
dinding selnya relatif tebal karena tersusun oleh banyak molekul
peptidoglikan, selain itu pori yang terdapat dalam peptidoglikan relatif
kecil. sehingga ketika diteteskan zat warna dan ditambahh iodin (sebagai
pengikat warna) tidak dapat dihapuskan ketika diteteskan alkohol.
Sedangkan pada Gram negatif struktur dinding selnya hanya terdiri dari
lipopolisakarida, protein dan hanya tersusun 1 molekul peptidoglikan serta
pori dalam peptidoglikan relatif tebal, sehingga ketika diteteskan zat warna
dan ditambahh iodin (sebagai pengikat warna) dapat dihapuskan ketika
diteteskan alcohol.

KESIMPULAN
1) Teknik pewarnaan secara gram menggunakan ammonium oksalat Kristal
violet sebagai zat warna, larutan iodine sebagai pengikat warna, alcohol
untuk membilas atau melunturkan kelebihan zat warna dan safranin
sebagai zat warna.
2) Hasil praktikum menunjukkan bakteri A memiliki sifat Gram negative
ditandai dengan warna merah dan bakteri B memiliki sifat Gram positif
ditandai dengan warna ungu.
DAFTAR RUJUKAN
Dwidjoseputro. 1994. Mikrobiologi untuk Universitas. Ganesha Expect. Bandung.
Pelczar, M. J., Chan, E.C.S, 2007, Elements of Microbiology. Mc Graw Hill Book
Razali, U., 1987, Mikrobiologi Dasar, Jatinangor: FMIPA UNPAD.
Volk & Wheeler, 1993, Mikrobiologi Dasar. Penerbit Erlangga : Jakarta
Wahyuningsih. 2008. Pengecatan Gram. Universitas Jenderal Soedirman, Fakultas
Pertanian : Purwokerto
Willey, J.M., L.M. Sherwood,. & C.J. Woolverton. 2008. Prescott, Harley, and
Kleins Microbiology. Seventh Edition. The McGraw-Hill Companies, Inc.
New York,

Anda mungkin juga menyukai